Anda di halaman 1dari 28

AKUNTANSI MANAJEMEN 1

(SISTEM AKUNTANSI BIAYA PESANAN)

NAMA DOSEN :
Mochammad Reza Adiyanto, S.P., M.M.

KELOMPOK 3 :
1. Ika Nurillah Ati (220211100103)
2. Putri Kusuma Wulandari (220211100100)
3. Siti Masrifah (220211100116)
4. Ryan Restu Prasasongko (220211100096)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang. Penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
mana telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun.
Sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi Manajemen 1
“Sistem Akuntansi Biaya Pesanan”. Makalah ini penyusun susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Makalah ini telah penyusun susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penyusun berterima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bangkalan, 11 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi .............................................................................................................. ii
BAB l PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 GAMBARAN UMUM ................................................................................. 1
BAB ll PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1 FUNGSI MANAJEMEN .............................................................................. 3
2.2 KONSEP MANAJEMEN BIAYA ............................................................... 5
2.3 BIAYA DALAM LAPORAN KEUANGAN .............................................. 8
2.4 IMPLIKASI NILAI-NILAI ETIKA BISNIS QUR’ANI ............................ 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 18
3.1 KESIMPULAN............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 GAMBARAN UMUM


Akuntansi manajemen merupakan bidang yang berbeda dengan akuntansi keuangan
seperti yang dibahas dalam modul-modul sebelumnya. Akuntansi manajemen atau
disebut juga akuntansi manajerial karna bidang akuntansi yang menghasilkan informasi
untuk membantu manajer dalam merencanakan dan mengendalikan operasi suatu
perusahaan. Hal ini mencakup pengelolaan berbagai aset dan sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan. Akuntansi manajemen sering kali harus memberi informasi yang
bersangkutan dengan masa yang akan datang.
Dalam kegiatan bisnis, modal diperoleh dari luar dan dalam perusahaan. Modal dari
luar perusahaan yaitu dari pemilik dan dari kreditur, sedangkan modal yang berasal dari
dalam perusahaan yaitu laba, penyusutan harta tetap dan dari amortisasi biaya-biaya yang
ditangguhkan. Adanya para pemangku-pemangku (stakeholders) perusahaan ,
dibutuhkan tanggung jawab kepada mereka karena banyak pihak memiliki kepentingan
yang berbeda-beda terhadap suatu perusahaan. Hal ini dinamakan akuntabilitas
manajemen. Untuk mendapatkan kepercayaan para pemangku kepentingan, manajer
harus memberi informasi tentang keputusan yang mereka ambil dan hasilkan dari
keputusan-keputusan tersebut. Dengan demikian, akuntabilitas manajemen
membutuhkan dua macam akuntansi, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Di mana akuntansi keuangan menitikberatkan pada pelaporan transaksi bis
Bisnis untuk kepentingan eksternal (pemegang saham, kreditur, pemerintah).
Sedangkan akuntansi manajemen digunakan untuk perencanaan dan pengendalian
internal manajemen perusahaan. Sebagai contoh, penentuan biaya produksi per unit
merupakan bagian dari akuntansi manajemen. Pelaporan biaya produksi total dan harga
pokok penjualan merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
Sistem akuntansi biaya berkaitan dengan pengukuran, perekaman, dan pelaporan
biaya produksi. Sistem akuntansi biaya terdiri atas akun-akun untuk berbagai biaya
produksi. Akun-akun ini terintegrasi dalam buku besar perusahaan. Ciri penting dari
sistem akuntansi biaya adalah penggunaan sistem persediaan perpetual. Sistem ini

1
memberikan informasi mutakhir tentang biaya produksi dari suatu produk. Ada dua tipe
pokok sistem akuntansi biaya yaitu sistem biaya produksi pesanan (job order costing) dan
sistem biaya produksi proses (process costing). Dalam makalah ini akan dikhususkan
membahas sistem ekonomi biaya berdasarkan pesanan (job order costing).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 FUNGSI MANAJEMEN


A. Pengertian Akuntansi Manajemen Dan Akuntansi Keuangan
Akuntansi merumuskan perencanaan dengan bahasa angka-angka yang
berupa anggaran dan merumuskan pengendalian sebagai laporan pelaksanaan dan
memberi umpan balik dengan jalan membandingkan prestasi kerja dengan
anggaran. Perbedaan antara laporan prestasi kerja dengan anggaran itu melahirkan
penyimpangan.
Manajemen dapat didefinisikan sebagai tindakan perencanaan, pengendalian
dan pengambilan keputusan. Pengelolaan menggambarkan fungsi yang dilakukan
oleh para manajer dan karyawan yang berwenang. Butuh perencanaan untuk
menetapkan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan. Pengawasan
sekarang menjadi kegiatan manajemen, Memantau implementasi rencana dan
melakukan perbaikan yang sesuai dengan kebutuhan kontrol biasanya diperoleh
melalui penggunaan reaksi, yaitu informasi yang dapat digunakan mengevaluasi
atau memperbaiki tindakan yang diambil dalam melaksanakan rencana tersebut.
Saran ini bisa berupa informasi keuangan dan lainnya.
Tugas manajemen antara lain adalah menganalisis penyimpangan dan
kemudian memperbaiki program kerja, anggaran, dan memperbaiki perilaku para
pelaksana. Tindakan ini lazim disebut Management By Exception yakni perhatian
dan usaha para eksekutif yang dicurahkan pada analisis penyimpangan dan pada
usaha perbaikan terus- menerus. Tindakan manajemen menganalisis penyimpangan
ini dibantu oleh Akuntan Internal dengan menggunakan Sistem Akuntansi yang
mampu menyoroti bidang-bidang.
Sistem informasi akuntansi manajemen diperlukan karena manajer
membutuhkan informasi sepanjarng waktu mengambil keputusan, baik yang rutin
maupun yang khusus. Keputusane rutin itu sendiri adalah keputusan di bidang
tindakan setiap hari selama keputusan khusus yang terkadang atau tidak setiap hari,
misalnya, keputusan dibuat peningkatan volume produksi, perluasan pabrik,

3
pembelian mesin, dll. Satu informasi yang dibutuhkan untuk tujuan membuat
keputusan ini adalah informasi akuntansi.
Akuntansi keuangan mrupakan bidang akuntansi yang bertujuan menyajikan
informasi keuangan yang terutama di tujukan pada penguna eksternal atau pihak
luar , Bidang ini berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi suatu
perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan keuangan berkala dari
hasil tersebuntut laporan ini di susun untuk kepentingan umum dan biasanya
digunakan perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan dan manajer untuk
bertangung jawab keuangan terhadap para pemegang saham.
Akuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan keluaran bagi penguna
eksternal dengan mengunakan kegiatan ekonomisebagai masukan dan proses
memenuhi aturan dan konvensi tertentu dalan akuntansi keuangan sifat masukan ,
aturan dan konvensi yang mengatur berbagai proses.tujuan umum nya yaitu
Menyusun laporan eksternal (laporan keuangan) bagi investor ,kreditor ,Lembaga
pemerintah dan penguna lainya informasi ini digunakan untuk keperluan seperti
keputusan investasi, evaluasi, aktivasi, pemonitoran dan ketentuan peraturan .

B. Perbedaan Akuntansi Manajemen Dan Akuntansi Keuangan


Ada persamaan dan perbedaan antara akuntansi manajemen dan akuntansi
keuangan Pertama, semua bidang akuntansi berkaitan dengan adian ekonomi dalam
perusahaan oleh karena itu bidang akuntansi ang salu seringkali tumpang-tindih
dengan bidang akuntansi yang lain contoh, penentuan biaya produksi per unit suatu
produk adalah Sebagai bagian dan akuntansi maenajemen Pelaporan total biaya
pokok produksi dan beban pokok penjualan adalah bagian dari akuntansi keuangan
Selain itu, baik akuntansi manajemen mau pun akuntansi keuangan mengharuskan
dalam kejadian ekonomi perusahaan dikuantifikasi dan dikomunikasikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.

Perbedaan antara akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan :

4
- Akuntansi Manajemen
1. Pemakai utama
Internal manajer perusahaan
2. Tujuan informasi
Membantu manajer dalam perencanaan dan pengendalian operasi
3. Fokus dan dimensi waktu Informasi
Revelensi informasi dan focus pada masa datang contoh: budget tahun 2012 di
susun pada tahun 2011
4. Jenis laporan
Laporan internal di batasi hanya pada analisis biaya/manfaat,tidak perlu diauduit
5. Lingkup informasi
Laporan detail tentang bagian -bagian perusahaan (produk, departemen, wilayah)
sering kali secara harian atau mingguan.
6. Perilaku
Bagaimana laporan akan mempengaruhi perilaku pembaca laporan

- Akuntansi keuangan
1. Pemakai utama
Eksternal-investor, kreditur, dan otoritas pemerintah
2. Tujuan informasi
Membantu investor dan ktreditur melakukan investasi dan keputusan kredit
3. Focus dan dimensi waktu informasi
Relevensi dan keandalan informasi dan focus pada masa lalu-contoh:kinerja
sesungguhnya tahun 2011 dilaporkan tahun 2012.
4. Jenis laporan
Laporan keuangan dibatasi oleh standar akutansi keuangan dan harus diaudit oleh
akuntan publik.
5. Lingkup informasi
Laporan merupakan ikhtisar perusahaan sebagai keseluruhan,biasanya secara
kwartalan atau tahunan

5
6. Perilaku
Apakah pengungkapan telah memadai ,implikasi prilaku tidak begitu penting.

C. Tiga Fungsi Utama Akuntansi Manajemen


Fungsi dan tanggung jawab manajemen dapat dikelompokkan menjadi tiga fungsi:
1. Perencanaan
Perencanaan membutuhkan pandangan jauh ke depan dan tekad dari pihak
pemimpin tujuan dan sasaran. Tujuan perusahaan sering kali berbeda dari
perusahaan ke perusahaan. Bisnis adalah bisnis yang bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan dan menghasilkan laba yang memuaskan,
mempertahankan pangsa pasar, mempertahankan komitmen untuk
perlindungan lingkungan, donasi sumbangan untuk program sosial dll. Kunci
untuk tujuan manajemen adalah untuk menambah nilai bagi perusahaan yang
dikendalikannya. Nilai ini sering diukur dengan kenaikan harga pasar saham
perusahaan. Perencanaan dapat dibagi menjadi perencanaan jangka panjang
(formulasi strategis), perencanaan jangka menengah (perencanaan strategis)
dan perencanaan jangka pendek (tujuan).
2. Membimbing dan memotivasi
Kepemimpinan dan motivasi mengacu pada koordinasi yang berbeda
memfasilitasi proses dan sumber daya manusia sedang berlangsung. Kegiatan
ini terkait dengan realisasi tujuan tersebut membentuk dan menetapkan insentif
yang diperlukan, misalnya, PT Garuda harus mengkoordinasikan penjualan
tiket, jadwal penerbangan, makanan, pengisian bahan bakar, manajemen
penumpang di bandara dll. instruksi juga menyangkut pemilihan direktur,
pengangkatan direktur dan pengawas dan staf dan pelatihan. Hampir setiap
perusahaan akan membuat bagan organisasi untuk menampilkan aktivitas
terkait dan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan.
3. Kontrol
Kontrol adalah proses di mana perusahaan terus dipertahankan dalam
perjalanan perencanaan. Dalam kegiatan pengawasan Manajer memutuskan

6
apakah tujuan yang direncanakan telah tercapai?. Jika ada penyimpangan dari
tujuan yang ditetapkan, Manajer harus mengetahui apa yang menyimpang dan
memutuskan perubahan apa yang diperlukan untuk kembali ke jalur semula.

D. Perbedaan Biaya Produksi Dan Biaya Periode


Setiap komponen biaya produksi (biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik) adalah biaya produk (product costs). Sesuai
dengan namanya biaya produk adalah biaya yang diperlukan dan menjadi bagian
yang integral dari produk jadi. Pada saat terjadinya, biaya produk dicatat sebagai
sediaan. Pada prinsip matching, biaya ini tidak menjadi beban (expense) sampai
dengan sediaan produk jadi dijual. Beban atau expense dari biaya produk ini disebut
dengan harga pokok penjualan (cost of goods sold)
Biaya periode (period costs) adalah biaya yang ditandingkan
denganpendapatan untuk periode waktu tertentu. Biaya ini tidak termasuk sebagai
bagian dari biaya produk yang dijual. Biaya ini termasuk biaya non produksi yang
meliputi biaya administrasi, biaya penjualan dan biaya umum. Biaya ini
dikurangkan dari pendapatan dalam periode di waktu biaya tersebut terjadi. Berikut
ini adalah diagram yang menjelaskan hubungan antara biaya produk dan biaya
periode.

7
8
2.2 KONSEP MANAJEMEN BIAYA
A. Pengumpulan Biaya Produksi
1) Akuntansi Biaya Bahan Baku
Pada dasarnya ada dua jenis transaksi utama yang memengaruhi persediaan
bahan, yaitu 1) pembelian dan penerimaan bahan, 2) pengeluaran dan pemakaian
bahan. Pencatatan pembelian dan penerimaan bahan. Setiap pencatatan persediaan
yang biasanya digunakan dalam perusahaan manufaktur adalah sistem perpetual
(perpetual system). Di samping itu, kita kenal sistem yang lainnya, yaitu system
yaitu sistem periodik (perpetual sytem) yang banyak sekali digunakan pada
perusahaan dagang.
Setiap transaksi pembelian dan penerimaan bahan juga dicatat dalam kartu
persediaan bahan untuk masing-masing jenis bahan. Kartu persediaan bahan ini
merupakan buku tambahan dari akun persediaan bahan yang mencatat banyak unit,
biaya per unit, dan jumlah dari masing-masing pembelian.Pencatatan pengeluaran
dan pemakaian bahan. Setiap pengeluaran bahan dari gudang untuk pemakaian di
pabrik, harus didasarkan pada bukti permintaan bahan (BPB) yang dibuat oleh
karyawan bagian produksi. Untuk memudahkan pencatatan secara langsung kepada
kartu-kartu harga pokok dari masing-masing pekerjaan yang bersangkutan, maka
dokumen sumber ini diberi nomor pekerjaan-pekerjaan yang tercantum dalam
kartu-kartu harga pokok tersebut. Di samping itu, dalam dokumen ini juga terdapat
keterangan mengenai jenis dan banyak bahan yang diminta, biaya per unit, dan
jumlah biayanya. Data atau keterangan dari jumlah biaya masing-masing jenis
bahan tersebut banyak, biaya per unit, dan jumlah biaya dari masing-masing jenis
bahan akan dibukukan dalam kartu persediaan bahan.
Pada akhir periode jumlah bahan dari seluruh kartu-kartu persediaan sama
dengan jumlah bahan dalam akun persediaan bahan,dimana semuab transaksi
pembelian dan penerimaan bahan maupun pengeluaran dan pemakain bahan telah
di catat atau di masukan ke akun tersebut,dan kartu-kartu persediaan
bahan,menurut masing-masing elemen bahan dari setiap transaksi tersebut secara
lengkap dan akurat.terhadap pengeluaran dan pemakain bahan,khusunya bahan
baku atau bhajan langsung akan di sortir menurut nomor pekerjaan yang
bersangkutan.

9
2) Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Pencatatan dan pembenahan biaya tenaga kerja untuk penentuan harga pokok
dan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan ,pada dasrarnya dilakukian dalam dula
tahap pencatatan atau penjualan, sebagai berikut:
1. Mencatat total gaji dan upah (payroll) untuk tenaga-tenaga kerja langsung
(direct labor) dan tenaga-tenaga kerja tidak langsung (indirect labor) yang
dihimpun dari kartu-kartu waktu (time cards). Kartu-kartu waktu ini
menyediakan data atau catatan mengenai jumlah jam yang dipekerjakan setiap
hari menurut masing- masing tenaga kerja yang dibayar berdasarkan upah per
jam.
2. Mengalokasikan biaya tenaga kerja, yaitu biaya tenaga kerja langsung
dibebankan ke akun barang dalam proses dan tenaga kerja tidak langsung
dibebankan ke akun biaya overhead pabrik. Data-data ini dapat dikumpulkan
dari kupon-kupon waktu pekerjaan (labor time tickets) dari masing-masing
tenaga kerja untuk berbagai pekerjaan. Jumlah jam dari kupon-kupon waktu
tersebut seharusnya dicocokkan atau direkonsiliasikan dengan jumlah jam
yang dihimpun dari kartu- kartu waktu, sehingga daftar gaji dan upah dapat
ditentukan dengan akurat, demikian pula dengan pajak penghasilan karyawan
dapat di hitung ,di catat, dan dibayarkan semestinya.

3) Akuntansi Biaya Overhead Pabrik


Dalam metode harga pokok pesanan, pembebanan biaya overhead pabrik
pada pekerjaan atau produk tidak menggunakan biaya yang sesungguhnya terjadi
seperti halnya biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung, tetapi dengan
menggunakan suatu tarif biaya overhead yang ditentukan di muka (predetermined
overhead rate). tarif ini diperoleh dengan membagi taksiran total biaya overhead
pabrik dengan basis alokasi tertentu yaitu kapasitas atau volume produksi dalam
bentuk jumlah jam tenaga kerja langsung, jumlah jam mesin, biaya tenaga kerja
langsung, atau dalam satuan lain yang mempunyai hubungan dengan biaya
overhead pabrik. Dengan menggunakan tarif dalam mengalokasikan biaya
overhead pabrik, maka perhitungan harga pokok menjadi lebih mudah. Di samping

10
itu, penggunaan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka juga berguna
dalam meningkatkan pengendalian biaya (cost control).
Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi, kecuali bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke
pesanan. Overhead aktual diakumulasikan dan dicatat dalam akun kontrol overhead
pabrik atau akun overhead pabrik aktual. Contoh biaya overhead pabrik aktual
adalah biaya bahan pembantu, biaya bahan bakar, biaya minyak pelumas, biaya
tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan aset tetap pabrik, biaya perbaikan
dan pemeliharaan mesin dan peralatan pabrik, biaya asuransi aset pabrik, dll. Biaya
overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan dicatat dalam akun barang dalam
proses dan dirinci untuk setiap pesanan pada kartu biaya pesanan. Biaya overhead
pabrik dihitung dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang telah
ditentukan sebelumnya (predetermined overhead rates) seperti ditunjukkan pada
diagram berikut:

Tarif Overhead Anggaran


Taksiran
ditentukan di Overhead
Aktivitas
muka Pabrik

Overhead Tarif Overhead


Aktivitas
Pabrik ditentukan di
Sesungguhnya
dibebankan muka

Hal-hal seperti membebankan bahan langsung aktual dan biaya tenaga kerja
langsung ke pesanan tertentu tidak dapat dilakukan pada biaya overhead pabrik
karena biaya overhead pabrik menyentuh seluruh produksi. Oleh karena itu, biaya
overhead tidak dapat dialokasikan ke urutan tertentu berdasarkan biaya overhead
aktual. Oleh karena itu, perusahaan mengalokasikan biaya overhead pabrik untuk
barang dalam proses dan pesanan tertentu berdasarkan perkiraan dengan
menggunakan tarif biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya.
Beberapa permasalahan yang terjadi menyangkut biaya overhead pabrik
salah satunya adalah waktu terjadinya biaya overhead pabrik yang tidak sama. Ada
biaya overhead pabrik secara musiman, seperti perbaikan dan pemeliharaan mesin.
Ada overhead pabrik yang dicatat di akhir periode, seperti biaya depresiasi dan

11
biaya asuransi. Apa pula biaya overhead yang terjadi akibat dipicu proses produksi,
seperti biaya penolong pabrik dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Permasalahan
lain tentang biaya overhead pabrik adalah perilaku biaya overhead pabrik yang
berbeda-beda.
Biaya overhead terkait dengan aktivitas produksi secara keseluruhan. Untuk
mengetahui berapa "total" itu, pengelola harus menunggu hingga akhir tahun. Pada
saat itu, perusahaan hanya dapat mengetahui biaya overhead sebenarnya untuk
periode yang relevan. Namun, manajer tidak dapat menunggu hingga akhir tahun
untuk mengalokasikan biaya produksi ke produk atau pesanan tertentu. Untuk
menentukan biaya produksi dengan benar, manajemen memerlukan informasi biaya
produksi untuk pesanan yang diajukan selama tahun tersebut. Ini memungkinkan
perusahaan untuk menentukan biaya pesanan produksi dengan menggunakan tarif
overhead yang telah ditentukan sebelumnya. Diagram berikut akan
mengilustrasikan bagaimana overhead pabrik dialokasikan untuk barang dalam
proses:

Barang dalam Proses

Tarif Overhead
Aktivitas
ditentukan di Dibebankan ke
Sesungguhnya
muka

Pesanan 1 Pesanan 2 Pesanan 3

12
Ada beberapa basis alokasi yang digunakan untuk menghitung tarif biaya overhead
pabrik :
1. Jumlah unit produksi
(Taksiran biaya overhead pabrik / taksiran jumlah unit produksi) = Tarif biaya
overhead pabrik per unit. Contoh, anggaplah bahwa biaya overhead pabrik taksiran
Rp100.000.000 dan jumlah produksi yang direncanakan 200.000 unit. Tarif
overhead pabrik per unit adalah Rp500 per unit didapatkan dari Rp100.000.000
dibagi dengan 200.000.
2. Biaya tenaga kerja langsung
(Taksiran biaya overhead pabrik / taksiran biaya tenaga kerja langsung) × 100% =
Persentase biaya overhead pabrik dari biaya tenaga kerja langsung. Apabila biaya
overhead pabrik ditaksir sebesar Rp100.000.000 dan biaya tenaga kerja langsung
sebesar Rp200.000 maka tarif biaya overhead pabrik adalah 50% dari biaya tenaga
kerja langsung. Anggaplah bahwa biaya tenaga kerja langsung untuk menghasilkan
suatu produk sebesar Rp6.000, maka biaya overhead pabrik yang seharusnya
dibebankan kepada produk tersebut adalah Rp3.000.000 (50% × Rp6.000).
3. Biaya bahan langsung
(Taksiran biaya overhead pabrik / taksiran biaya bahan langsung) × 100% =
Persentase biaya overhead pabrik dari biaya bahan langsung.
4. Jumlah jam tenaga kerja langsung
(Taksiran biaya overhead pabrik / taksiran jam tenaga kerja langsung) = Tarif biaya
overhead pabrik per jam tenaga kerja langsung.
5. Basis alokasi jumlah jam mesin
(Taksiran biaya overhead pabrik / taksiran jumlah jam mesin) = Tarif biaya
overhead pabrik taksiran per jam mesin.
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dicatat dalam jurnal setiap hari dan
selanjutnya dipindahkan ke buku besar secara periodik dan buku tambahan secara
kronologis. Hal ini tidak berbeda dengan proses akuntansi yang lazim dan tidak ada
kaitan sama sekali dengan transaksi untuk alokasi dari biaya overhead pabrik
berdasarkan tarif biaya overhead.

13
B. Komponen Dan Pentingnya Job Order Cost System
Pada saat menghitung harga pokok produksi dari produk yang dipesan, harga
beli setiap produk yang dipesan oleh pelanggan atau harga setiap kategori barang
yang akan disimpan dicatat dalam lembar biaya pekerjaan yang lebih dikenal
dengan tabel biaya. Kartu harga pokok barang ini merupakan catatan pendukung
(branch record) sedangkan buku besar/buku besar pengendali merupakan perkiraan
pekerjaan yang sedang berjalan (akun barang dalam proses). Sekalipun pesanan
atau pesanan yang berbeda tiba di pabrik pada waktu yang sama, hal ini tidak
membingungkan karena setiap pesanan terdiri dari lembar biaya yang mencatat
biaya mentah yang dialokasikan, upah langsung, dan biaya pabrik. untuk produk
yang dipesan. Komponen job order cost system seperti halnya dengan biaya
produksi yang meliputi bahan baku, tenaga kerja (dimaksudkan adalah gaji dan
upah tenaga kerjanya), dan overhead pabrik.
1. Bahan baku
Di perusahaan manufaktur, bahan baku dan barang habis pakai (pengiriman)
sering dicatat dalam satu akun kontrol, yaitu akun persediaan bahan baku, meskipun
barang habis pakai biasanya dicatat sebagai biaya overhead manufaktur. Barang
sebagai bagian dari persediaan sering kali ditangani terutama oleh perusahaan
karena investasi barang/persediaan biasanya cukup besar. Selain investasi yang
relatif besar, bahan baku sering kali menjadi sasaran penipuan karyawan. Untuk
menghindari kerugian stok, keamanan administrasi dan fisik harus dijamin.
Ada dua metode pencatatan pembelian barang dagangan yaitu metode fisik
dan metode buku. Ayat jurnal untuk pembelian bahan baku dan pajak masukan bila
menggunakan metode buku besar terlihat seperti ini:
Penyimpanan bahan baku ............................................... 25.000 rupiah
PPN ............................................................................... 2500 centimes
Hutang Dagang/Kas .........................................................27.500 Rp

14
Jika metode fisik digunakan, jurnal berbunyi:
Pembelian bahan baku ....................................................25.000 Rp
PPN .............................................................................. 2500 centimes
Hutang Dagang/Kas ........................................................27.500 Rp
Penjelasan:
Karena perusahaan manufaktur harus menjadi PKP (Pengusaha Kena Pajak),
perusahaan harus membayar PPN dan memungut PPN. Dalam contoh ini, bahan
baku dibeli dari Kontraktor Kena Pajak (PKP), sehingga PPN harus dipungut
sehubungan dengan pembelian/perolehan barang kena pajak dan penjual membuat
faktur pajak. PPN yang dibebankan pada saat perolehan/pembelian disebut pajak
penjualan. PPN ini tidak menaikkan harga pembelian bahan baku karena PPN
menjadi uang muka pajak dan setiap akhir bulan dilunasi PPN. Dengan demikian,
biaya bahan baku tetap sebesar Rp25.000 meskipun kredit atau penghapusan adalah
Rp27.500,00 karena Rp2.500,00 adalah uang muka PPN.
Buku harian akuntansi, di mana penggunaan bahan baku produksi dicatat, berbunyi:
Pekerjaan dalam proses - bahan baku .......................... Rp31.000
Biaya produksi ........................................................... Rp6.000
Bahan baku..................................................................Rp37.000
Penjelasan:
Bahan mentah untuk produksi akan menelan biaya hingga 37.000 rubel, yaitu
hingga 100.000 rupee. Rs.31.000 akan digunakan sebagai bahan baku langsung dan
sisa Rs.6.000 sebagai bahan baku tidak langsung akan dibebankan sebagai biaya
overhead manufaktur. Pada saat perolehan/pembelian bahan baku, jumlah yang
dibeli hanya Rp 25.000,00 padahal yang dikeluarkan Rp 37.000, artinya stok bahan
baku sebelum proses pembelian masih ada.

2. Gaji dan upah


Pengertian upah dan gaji pada dasarnya menunjukkan dua hal yang berbeda.
Perbedaannya terletak pada jenis pembayaran. Gaji adalah gaji yang dibayarkan
kepada penerima upah berdasarkan jam kerja pekerja. Upah dibayarkan mingguan
dan bulanan dan karyawan biasanya memiliki pekerjaan tetap. Upah didefinisikan

15
sebagai pembayaran kepada karyawan berdasarkan jam kerja atau unit yang
diproduksi. Semakin lama pekerja bekerja atau semakin banyak unit diproduksi,
semakin banyak upah yang dibayarkan.
Ada dua kegiatan yang harus diperhatikan saat menghitung upah itu adalah:
1. Pengumpulan data upah dan gaji, perhitungan gaji bersih, perhitungan pajak
penghasilan karyawan (§ 21 PPh) dan pembayaran upah dan gaji.
2. Alokasi dan pembebanan biaya tenaga kerja untuk setiap pekerjaan,
departemen dan klasifikasi biaya lainnya.
Media time register dan time card setiap karyawan biasanya digunakan untuk
mencatat jam kerja. Kartu dimasukkan ke dalam arloji saat masuk dan keluar dari
pabrik. Berdasarkan kartu tersebut, total waktu kerja karyawan diketahui. Untuk
mengetahui besarnya gaji, maka ditentukan jumlah jam kerja total karyawan
dikalikan dengan upah per jam.

3. Biaya overhead
Untuk mengatasi masalah pengendalian dan mempercepat perhitungan biaya
produksi, biaya overhead manufaktur biasanya ditagih pada persentase biaya
overhead yang telah ditentukan sebelumnya, meskipun biaya tersebut masih berupa
perkiraan.

16
2.3 BIAYA PRODUKSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
Menurut sifat operasinya, perusahaan dibagi menjadi tiga yakni perusahaan
jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa hanya
memberikan jasa tanpa memiliki persediaan, kalaupun ada persediaannya hanya
digunakan untuk membantu kelancaran bisnis utama yang dijalankan. Perusahaan
dagang memiliki persediaan yang dinamakan dengan persediaan barang dagangan.
Persediaan barang dagangan ini dimiliki oleh perusahaan dengan cara membeli dan
menjualnya kembali tanpa mengolah menjadi barang baru. Sedangkan perusahaan
manufaktur adalah perusahaan yang mengolah persediaan bahan baku menjadi
barang jadi.
Perbedaan pengelolaan persediaan tersebut menjadi perbedaan utama dalam
perlakuan akuntansi antara perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Untuk
perusahaan dagang, karena tidak memiliki persediaan barang dagangan maka perlu
adanya perlakuan akuntansi untuk persediaan barang dagangan. Demikian pula
dengan perusahaan manufaktur, memerlukan perlakuan akuntansi untuk persediaan
mulai dari persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi.
Perbedaan antara perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur adalah pada sifat
operasinya. Untuk perusahaan dagang dan manufaktur tentunya hal ini akan
membawa pengaruh pada penentuan persediaan dan harga pokok produk. Pada
perusahaan dagang akan lebih sederhana dibanding dengan perusahaan manufaktur
karena perusahaan dagang hanya membeli dan menjualnya kembali sedangkan
perusahaan manufaktur juga harus menggabungkan harga bahan yang dipakai
dengan biaya tenaga kerja dan biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga
pokok barang yang siap untuk dijual.
Pada dasarnya laporan laba rugi antara perusahaan dagang dan manufaktur
sama yakni pendapatan dikurangi beban-beban yang ada. Perbedaan pokoknya
terdapat pada bagian harga pokok penjualan dalam laporan laba rugi dan bagian
aktiva lancar dalam neraca. Karena perusahaan dagang hanya membeli barang dan
menjual kembali, maka harga pokok penjualan yang ada tidak serumit harga pokok
penjualan di perusahaan manufaktur yang harus mengolah bahan langsung menjadi
barang jadi.

17
Perbedaan yang utama pada perhitungan harga pokok penjualan antara
perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur adalah rekening “Pembelian” pada
perusahaan dagang diganti dengan rekening “Harga Pokok Produksi” dan rekening
“Persediaan Barang Dagangan” diganti dengan “Persediaan Barang Akhir”.
1. Laporan Laba Rugi
Dalam sistem persediaan berkala, laporan laba rugi dari perusahaan dagang
dan perusahaan manufaktur berbeda pada bagian harga pokok penjualan. Berikut
adalah perbedaan antara perhitungan harga pokok penjualan antara perusahaan
dagang dengan perusahaan manufaktur:
a. Pada perusahaan dagang, harga pokok penjualan = persediaan awal barang
dagangan + harga pokok pembelian – persediaan akhir barang dagangan +
harga pokok penjualan.
b. Pada perusahaan manufaktur, harga pokok penjualan = persediaan awal
barang jadi + harga pokok produksi – persediaan akhir barang jadi.
Laporan laba rugi untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pabrik pada
dasarnya tidak berbeda dengan usaha dalam bidang perdagangan.

18
Harga pokok produksi tahun 20xx sebesar Rp1.800.000,00 digunakan untuk
menghitung harga pokok penjualan tahun 20xx. Kalau dalam usaha perdagangan
maka harga pokok produksi itu sama dengan harga pokok pembelian.
2. Laporan Harga Pokok Produksi
Laporan harga pokok produksi adalah laporan yang menggambarkan jumlah
seluruh biaya produksi untuk produk atau barang jadi selama satu periode akuntansi
tertentu, umumnya untuk periode satu bulan atau satu tahun. Pada dasarnya laporan
ini berisi secara lengkap biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik. Dalam membuat laporan harga pokok produksi itu perlu
diperhitungkan juga barang-barang belum selesai diproses, baik pada awal periode
maupun pada akhir periode akuntansi. Berikut contoh laporan harga pokok produksi
PT ABC :

19
3. Neraca
Neraca pada perusahaan dagang hanya menunjukkan satu jenis persediaan
saja yaitu persediaan barang dagangan. Sedangkan neraca pada perusahaan
manufaktur menyajikan tiga jenis persediaan yang terdiri atas (1) Persediaan Bahan
Baku, (2) Persediaan Barang Dalam Proses, dan (3) Persediaan Barang Jadi.
Persediaan bahan baku menunjukkan harga pokok bahan baku yang dibeli
dan masih ada di gudang bahan, persediaan barang dalam proses menggambarkan
biaya yang dibebankan pada unit barang yang prosesnya sudah dimulai tetapi baru
sebagian yang diselesaikan, sedangkan barang jadi adalah harga pokok barang yang
telah selesai diproses dan menunggu untuk dijual. Contoh persediaan dalam usaha
percetakan, untuk persediaan bahan dapat berupa kertas, tinta, dan lem, untuk
persediaan barang dalam proses dapat berupa buku yang belum dijilid, dan untuk
persediaan barang jadi berupa buku yang sudah dijilid. Ketiga jenis persediaan pada
perusahaan manufaktur maupun persediaan barang dagangan pada perusahaan
dagang di dalam neraca disajikan sebagai bagian dari aktiva lancar.
Persediaan umum disajikan berdasarkan urutan likuiditasnya, oleh sebab itu
biasanya persediaan barang jadi diurutkan pertama kali, kemudian baru persediaan
barang dalam proses, dan yang paling akhir adalah persediaan bahan baku. Berikut
ini adalah perbandingan penyajian persediaan antara perusahaan dagang dan
perusahaan manufaktur:

20
A. Tujuan Akuntansi Biaya
Dalam tujuan sempit akuntansi biaya hanya mengumpulkan biaya dan
menyiapkan laporan. Hal ini sejalan dengan perkembangan akuntansi uang pajak
itu sendiri, yang awalnya hanya bertindak sebagai kumpulan dan laporan
pengeluaran. Dalam evolusinya, tujuan akuntansi biaya tidak hanya mengumpulkan
dan melaporkan pengeluaran, tetapi juga untuk membantu dalam prosesnya
perencanaan manajemen, pengendalian dan pengambilan keputusan. Di dalam
proses perencanaan, akuntansi biaya membantu manajemen menyiapkan data biaya
perencanaan biaya yang akan terjadi di masa depan, dalam proses pengendalian
akuntansi biaya dapat membantu manajemen menganalisis apakah pelaksanaan
biaya sesuai dengan rencana sebelumnya, untuk tujuan pengambilan keputusan
akuntansi biaya digunakan untuk menentukan harga jual barang dan jasa yang
dihasilkan. Dalam perkembangan terakhir, fokus akuntansi biaya tidak hanya
berubah tentukan saja biaya barang atau jasa tersebut, tetapi lanjutkan ke masalah
perencanaan dan pengendalian. Konsep akuntansi biaya tidak hanya terfokus pada
masalah penentuan harga pokok produksi, tetapi melibatkan keseluruhan aktivitas
bisnis terkait biaya seperti: biaya transaksi penjualan, manajemen umum dan biaya
transaksi, biaya pengadaan aset tetap.
Akuntansi biaya memegang peranan penting kepada pihak manajemen dalam
merencanakan dan mengawasi kegiatan, meningkatkan mutu produk dan efisiensi,
serta dalam pengambilan keputusan baik strategis maupun keputusan rutin.
Pengumpulan, penyajian, dan penganalisisan informasi biaya dapat berperan
membantu manajemen dalam penyusunan anggaran, pengendalian biaya,
penentuan harga, perhitungan laba, pemilihan alternatif dalam pengambilan
keputusan, dan pengendalian biaya dalam lingkungan teknologi maju.
Tujuan akhir dari akuntansi biaya adalah untuk memberikan informasi
tentang biaya manajemen untuk membantu mereka dalam menjalankan bisnis.
Informasi biaya diperlukan untuk menjalankan bisnis atau departemen benar,
karena biaya yang akurat memungkinkan penentuan harga produk utama dengan
hati-hati dan tepat. Untuk menentukan harga pokok barang secara akurat, maka
biaya-biaya tersebut harus diklasifikasikan/dikategorikan sedemikian rupa
sehingga dapat dipisahkan satu sama lain biaya produksi dan biaya non produksi.

21
B. Aliran Biaya Pada Sistem Harga Pokok Pesanan
Dalam sistem harga pokok pesanan, perusahaan membebankan biaya pada
setiap pesanan atau setiap batch barang. Fitur terpenting dalam biaya produksi
pesanan ialah bahwa setiap pesanan atau batch mempunyai karakteristik yang
berbeda dan mempunyai ciri yang berbeda. Pada setiap tahapan dalam proses
menghasilkan produk atau jasa, perusahaan harus mengidentifikasi pesanan dan
biaya produksi yang bersangkutan. Sistem harga pokok pesanan mengukur biaya
untuk setiap pesanan yang telah selesai, bukan mengukur biaya yang dikeluarkan
pada suatu periode.
Kalkulasi biaya pesanan merupakan salah satu sistem perhitungan biaya yang
dapat digunakan oleh perusahaan yang memproduksi produknya berdasarkan
pesanan dari pelanggan. Berikut ini karakteristik penting yang terdapat dalam
sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, adalah :
1. Sistem ini diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan pesanan dalam
bentuk produk atau jasa yang beraneka ragam dan berbeda antara pesanan
yang satu dengan yang lain, atau dengan kata lain produk yang dihasilkan
heterogen.
2. Biaya produksi diakumulasi ke masing-masing pesanan (job). Pesanan dapat
berupa produk atau sekelompok (batch of goods).
3. Biaya per unit produk dihitung dengan cara membagi total biaya pesanan
dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dari pesanan tersebut.
4. Di dalam sistem biaya pesanan terdapat kartu biaya pesanan sebagai dokumen
yang digunakan mengakumulasi biaya ke dalam pesanan tertentu.
Aliran biaya (bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik)
pada akuntansi harga pokok pesanan sejalan dengan aliran fisik bahan (material)
dalam mengubah bahan tersebut menjadi produk. Secara lebih detail, aliran biaya
dalam sistem harga pokok pesanan sebagai berikut :

22
23
BAB lll
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Akuntansi merencanakan dengan anggaran, mengendalikan laporan
pelaksanaan, dan membandingkan prestasi dengan anggaran. Manajemen
mencakup perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Sistem
informasi akuntansi manajemen memberikan informasi untuk pengambilan
keputusan manajerial. Tujuan akuntansi keuangan memberikan laporan eksternal
untuk keputusan investasi, evaluasi, dan kepatuhan peraturan.
Perusahaan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu perusahaan jasa, dagang,
dan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, sedangkan perusahaan
dagang memiliki persediaan barang dagangan yang dibeli dan dijual kembali tanpa
pengolahan. Perusahaan manufaktur mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
Perbedaan ini mempengaruhi perlakuan akuntansi terkait persediaan. Perusahaan
dagang membutuhkan akuntansi persediaan barang dagangan, sedangkan
perusahaan manufaktur membutuhkan akuntansi persediaan bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi. Laporan laba rugi pada kedua jenis perusahaan ini
sama, tetapi terdapat perbedaan pada harga pokok penjualan dan aktiva lancar
dalam neraca.
Dalam sistem harga pokok pesanan, perusahaan mengalokasikan biaya pada
setiap pesanan atau batch barang yang memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda.
Pada setiap tahapan produksi, perusahaan harus mengidentifikasi pesanan dan biaya
produksi yang terkait. Sistem ini mengukur biaya untuk setiap pesanan yang telah
selesai, bukan mengukur biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode.

25
DAFTAR PUSTAKA

Dunia, Firdaus Ahmad dan Abdullah Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi ke Tiga.
Jakarta: Salemba Empat.
Jusup, Al. Haryono. 2011. Dasar – Dasar Akuntansi. Edisi ke Tujuh. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. 2011. Akuntansi Manajerial. Terjemahan
Denny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.
Purwanti, Ari dan Prawironegoro, Darsono. Akuntansi Manajemen. Edisi ke Tiga. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Hermawan, Sigit. 2008. Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Salman, Kautsar Riza. 2016. Akuntansi Biaya Pendekatan Product Costing. Edisi ke Dua.
Jakarta: PT Indeks.
Sugiarto. 2015. Pengantar Akuntansi. Edisi ke Dua. Banten: Universitas Terbuka.
Khaddafi, Muammar, dkk. 2018. Akuntansi Biaya. Edisi ke Dua. Medan: Madenatera.
Artaya, I Putu. 2018. Dasar – Dasar Manajemen Operasi Dan Produksi. Surabaya:
Narotama University Press.
Mulyati, Sri, dkk. 2016. Akuntansi Biaya. Aceh: Sefa Bumi Persada.

26

Anda mungkin juga menyukai