Anda di halaman 1dari 146

AKUNTANSI MANAJEMEN

“RANGKUMAN MATERI”

OLEH :

ALIF MUHAMAD SOFIAN

A1B117030

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
perangkum dapat menyelesaikan rangkuman ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan rangkuman
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat konstruktif dari pembaca
terhadap rangkuman ini, agar rangkuman ini nantinya dapat memberi kemudahan
kepada pembaca dan dapat menjadi bahan rangkuman yang relevan dikepenulisan
selanjutnya.

Kendari, April 2020

Perangkum
BAB 1

KONSEP – KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

A. TEORI AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi manajemen (management Accounting) adalah proses


mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi, menyiapkan, menganalisis,
menginterpretasikan dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi yang digunakan oleh
manajemen (orang yang bertanggungjawab atas operasional perusahaan) untuk
melakukan perencanaan (planning) Pengendalian (Controlling), Pengambilan
keputusan (decision-making) dan penilaian kinerja organisasi atau perusahaan. Proses
adalah berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis
pelaporan dan pengelolaan informasi. Proses manajemen adalah memberdayakan
pekerja untuk terlibat dalam proses manajemen. Artinya: Memberikan kesempatan
yang lebih besar untuk berpendapat mengenai cara menjalankan pabrik, sedangkan
pemberdayaan adalah pemberian wewenang pada orangorang operasional untuk
merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan tanpa adanya otorisasi yang
eksplisit dari pihak manajemen tingkat menengah atau yang lebih tinggi.

Hasil dari proses adalah informasi dan dalam akuntansi manajemen mencakup
Laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja dan
bahkan komunikasi personal.

B. FUNGSI, PERAN DAN TUJUAN AKUNTANSI MANAJEMEN


 Tujuan Akuntansi Manajemen

Adapun tujuan dari akuntansi manajemen meliputi :

a. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam penghitungan harga pokok jasa,


produk dan tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen.
b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan.
c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Dari tujuan diatas terlihat tujuan dari akuntansi manajemen adalah


menghasilkan informasi akuntansi yang digunakan untuk keperluan pengembilan
keputusan internal atau manajemen yang mengelolah perusahaan.

 Fungsi Akuntansi Manajemen

Sebuah perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien jika dikelola
dengan cara yang tepat. Para pengelola perusahaan, yaitu dewan komisaris, dewan
direktur,dan para manajer, tergabung ke dalam suatu kelompok yang disebut
manajemen perusahaan. Manajemen inilah yang bertanggungjawab untuk
menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaan.

Proses manajemen dilakukan melalui aktivitas-aktivitas berikut ini:

1. Perencanaan (planning). Manajemen organisasi menentukan tujuan serta


mengidentifikasikan strategi dan metode untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian meliputi pengaturan sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dan strategi yang
ditetapkan, termasuk di dalamnya mengembangkan struktur perusahaan untuk
membagi berbagai tanggungjawab,tugas dan wewenang pada masing-masing
bagian.
3. Pengarahan dan Pemberian Motivasi (directing/leading). Proses ini melibatkan
aktivitas operasional dari hari ke hari untuk menjaga kelancaran aktivitas
organisasi, antara lain melalui pemberian tugas kepada karyawan, penyelesaian
masalah rutin, penyelesaian konflik dan komunikasi efektif.
4. Pengendalian (controlling). Pengendalian berfungsi untuk memastikan tercapainya
tujuan organisasi. Aktivitas manajerial ini memonitor implementasi suatu rencana
dan melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. Pengendalian biasanya dicapai
dengan menggunakan umpan balik, yaitu informasi yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi atau memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan dalam
melaksanakan rencana.
 Peran Akuntansi Manajemen

Peran seorang akuntan manajemen dalam organisasi adalah sebagai pendukung


organisasi. Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengukur, menganalisis, menyiapkan, mengintepretasikan dan
mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk pengambilan
keputusan. Akuntan manajemen biasanya terlibat secara langsung dalam proses
manajemen sebagai anggota penting dalam tim manajemen, misalnya sebagai
kontroler (kepala bagian akuntansi) dan manajer akuntan biaya. Akuntan manajemen
bertugas membantu orang-orang lini (line position), yaitu pihak yang
bertanggungjawab langsung dalam melaksanakan tujuan dasar organisasi, misalnya
manajer bagian produksi. Dalam hal ini, akuntan manajemen berada dalam posisi
staff (staff position), yaitu posisi yang mendukung tugas lini dan tidak
bertanggungjawab langsung terhadap tujuan dasar organisasi.

C. AKUNTANSI KEUANGAN VS AKUNTANSI MANAJEMEN

Sistem akuntansi disebuah organisasi memiliki dua system utama yaitu : Sistem
akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan. Akuntansi keuangan
merupakan akuntansi yang memfokuskan hasil informasinya bagi pihak eksternal
perusahaan seperti pemilik, kreditor, pemerintah dan lain-lain sedangkan akuntansi
manajemen memfokuskan laporannya bagi kepentingan manajemen perusahaan
(internal). Persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan
adalah :
Persamaan :

1. Menyediakan informasi

Akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan sama-sama menyediakan


informasi, akuntansi manajemen menghasilkan informasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan seperti keputusan pembelian asset yang baru contohnya
gedung dan akuntansi keuangan menghasilkan laporan laba rugi yang dapat
digunakan oleh investor untuk memutuskan dalam pembelian saham sebuah
perusahaan.

2. Kegunaan

Metode yang digunakan dalam akuntantasi keuangan juga relevan untuk


dipakai dalam akuntansi manajemen seperti metode penyusutan asset tetap dan
metode penilaian persediaan keduanya dapat digunakan dalam akuntansi keuangan
maupun akuntansi manajemen.

3. Pengolahan data akuntansi

Sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan menggunakan


system informasi yang sama sebagai sumber dalam menghasilkan informasi yang
disajikan kepada penggunanya, contohnya sama-sama menggunakan data transaksi
pembelian, penjualan, pengupahan/penggajian dan lain sebagainya.

Perbedaan:

1. Pemakai Utama

Pemakai utama dalam akuntansi manajemen adalah pihak internal perusahaan,


pihak internal perusahaan adalah manajemen, mulai dari tingkat yang paling bawah
hingga tingkat puncak dan informasi yang digunakan dapat digunakan dalam
menjalankan aktifitas perusahaan seperti perencanaa, pengendalian, penilaian kinerja
dan pengambilan keputusan. Pemakai utama akuntansi keuangan adalah pihak luar
perusahaan seperti investor, kreditor, pemerintah dan informasi keuangan disajikan
dalam bentuk Laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan
perusahaan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan dan laporan yang
dihasilkan oleh akuntansi keuangan digunakan dalam pengambilan keputusan seperti
menentukan apak akan melakukan investasi atau melakukan penarikan atas investasi
yang dilakukan atau bagi bank untuk memutuskan memberikan pinjaman atau tidak
pada sebuah perusahaan.

2. Akuntansi manajemen mencatat dan melaporkan kejadian-kejadian yang telah


terjadi tapi lebih menekankan pada informasi kegiatan dimasa yang akan datang.
3. Pembatasan prosedur dalam akuntansi keuangan cenderung menghasilkan
informasi yang objektif dan dapat diverifikasi, dalam akuntansi manajemen
informasinya dapat berupa informasi keuangan dan non keuangan dan dapat
bersifat objektif.
4. Orientasi waktu : Akuntansi keuangan memiliki orientasi historis fungsinya
mencatat dan melaporkan kegiatan – kegiatan yang telah terjadi

D. .AKUNTANSI MANJEMEN VS AKUNTANSI BIAYA


 Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah suatu cabang akuntansi yang diperuntukan untuk proses
pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan
segala aktivitas suatu perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya
didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konversi
diukur dengan satuan mata uang. Penggunaan kata beban adalah pada saat biaya
sudah habis terpakai.

Menurut Supriyono (2000:12) akuntansi biaya adalah salah satu cabang


akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi
biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan
biaya.

Menurut Mulyadi (2014:7) akuntansi biaya adalah proses pencatatan,


penggolongan, peringkasan dan pengkajian biaya, pembuatan dan penjualan produk
atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud


dengan akuntansi biaya adalah ilmu yang mempelajari tentang seni pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk
atau jasa dalam bentuk laporan keuangan. Bagi manajemen itu sendiri, nantinya
akuntansi biaya dapat dijadikan sebagai alat perencanaan, peramalan, pengawasan
dan pembuat keputusan.

Tujuan akuntansi biaya adalah perencanaan pengendalian biaya. Penentuan


harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan tepat dan teliti.
Pengambilan keputusan manajemen. Menurut Mulyadi (2012:7) Akuntansi biaya
mempunyai tiga tujuan pokok yaitu, penentuan kos produk, pengendalian biaya, dan
pengambilan keputusan khusus. Terdapat tiga tujuan pokok akuntansi menurut
Supriyono (2000:14) Akuntansi bertujuan untuk :

1. Perencanaan dan pengendalian biaya


2. Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan tepat
dan teliti
3. Pengambil keputusan oleh manajemen
 Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen (management Accounting) adalah proses


mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi, menyiapkan, menganalisis,
menginterpretasikan dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi yang digunakan oleh
manajemen (orang yang bertanggungjawab atas operasional perusahaan) untuk
melakukan perencanaan (planning) Pengendalian (Controlling), Pengambilan
keputusan (decision-making) dan penilaian kinerja organisasi atau perusahaan.

Proses adalah berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran,


penyimpanan, analisis pelaporan dan pengelolaan informasi. Proses manajemen
adalah memberdayakan pekerja untuk terlibat dalam proses manajemen. Artinya:

Memberikan kesempatan yang lebih besar untuk berpendapat mengenai cara


menjalankan pabrik, sedangkan pemberdayaan adalah pemberian wewenang pada
orangorang operasional untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat
keputusan tanpa adanya otorisasi yang eksplisit dari pihak manajemen tingkat
menengah atau yang lebih tinggi.

Hasil dari proses adalah informasi dan dalam akuntansi manajemen mencakup
Laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja dan
bahkan komunikasi personal.
BAB 2

ASPEK – ASPEK AKUNTANSI MANAJEMEN

A. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN

Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan dalam semua


lingkup manajemen. Informasi akuntansi manajemen membantu para manajer
menjalankan perannya dalam melakukan aktivitas perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan. Manajer dan karyawan menggunakan informasi akuntansi
manajemen untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah serta mengevaluasi
kinerja.

Informasi akuntansi manajemen dikelola dalam suatu sistem, yaitu sistem


informasi akuntansi manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen adalah
sistem informasi yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan
memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen.Tidak ada suatu kriteria
formal yang menjelaskan sifat dari input atau proses, bahkan ouput dari sistem
informasi akuntansi manajemen. Kriteria tersebut bersifat fleksibel dan tergantung
pada tujuan tertentu yang hendak dicapai manajemen. Sistem akuntansi manajemen
mempunyai tiga tujuan utama:

1. Menyediakan informasi untuk pembiayaan jasa, produk dan obyek lain yang
menjadi kebutuhan/kepentingan manajemen.
2. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan
perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Mengingat pentingnya informasi akuntasi manajemen ini, manajer dan penguna


lainnya harus mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Apapun bentuk
orgasasinya, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa, manajer harus
memiliki kemampuan yang cukup dalam menggunakan informasi akuntansi.
B. PROSPEK HISTORIS AKUNTANSI MANAJEMEN

Jika mengacu ke arti kata accounting atau to account, yang secara harafiah
berarti menghitung, maka akuntansi sebenarnya sudah ada semenjak manusia bisa
menghitung. Masyarakat primitif telah menghitung berapa mereka memiliki kapak
batu, berapa mereka memiliki kulit binatang dan/atau benda-benda lainnya. Pada
masa itu, mereka juga sudah melakukan pertukaran kulit binatang dengan benda-
benda lainnya (transaksi barter), itu semua adalah contoh keberadaan akuntansi.

Bukti lain tentang keberadaan akuntansi adalah ditemukannya catatan pada


lempengan-lempengan tanah lihat oleh bangsa Mesir, dan ditemukannya catatan-
catatan pada daun-daun papirus pada zaman Babilonia kuno. Petanipetani Mesir yang
memanfaatkan sungai Nil melakukan pembayaran berupa padi dan rami untuk
penggunaan air irigasi. Tanda terima diberikan kepada petani dengan cara membuat
suatu tanda gambar yang menunjukkan jumlah padi yang dibayarkan pada dinding-
dinding rumah petani. Para arkeolog meyakini bahwa tanda-tanda tanah liat yang ada
di wilayah Mesir dengan cara yang sama digunakan untuk tujuan akuntansi.

Sistem yang lebih rumit muncul di peradaban Cina pada 2000 tahun sebelum
masehi dan suatu referensi mengindikasikan kesamaan catatan akuntansi ini dengan
double-entry bookkeeping di Roma pada awal masa kekristenan. Bahkan temuan
yang lebih kontroversial adalah bahwa penduduk Roma masa itu sudah mengenal
konsep depresiasi (Hendriksen, 2001: 38). Kemudian, sistem pencatatan mulai
berkembang dan mulai muncul secara bertahap selama abad XIII dan abad XIV
misalnya pada beberapa pusat perdagangan di Italia utara. Catatan pertama tentang
sistem double-entry bookkeeping yang lengkap ditemukan dalam catatan
pemerintahan kota Genoa, Italia pada tahun 1340. Tetapi catatan-catatan yang
ditemukan tidak secara sistematis membahas tentang sistem pencatatan double entry,
oleh karena itu belum cukup kuat untuk mengatakan bahwa catatan tersebut adalah
akuntansi.
Beberapa faktor yang mendorong dan membuka jalan kelahiran dan perkembangan
akuntansi sebagai berikut:

1. Adanya perkembangan peradaban manusia untuk menyatakan ekspresi, yang


mencakup seni menulis, perkembangan aritmatika dan penggunaan uang secara
luas sebagai satuan bilangan dalam sebuah pertukaran ’bisnis'.
2. Munculnya konsep kepemilikan swasta, perkembangan kredit, dan akumulasi
modal.
3. Munculnya bentuk perusahaan join venture dan persekutuan (partnership) sebagai
suatu institusi yang memfasilitasi akumulasi dan penggunaan modal, yang
mempunyai pengaruh paling potensial dalam membentuk kebutuhan konsep
entitas akuntansi dan pentingnya penghitungan laba.
4. Penjelajahan melalui laut oleh bangsa Portugis dan Spanyol ke seluruh dunia
membawa dampak berkembangnya perdagangan. Perdagangan secara individual
digantikan oleh perdagangan besar melalui agensiagensi dan perusahaan
persekutuan (didasari pertimbangan pembagian risiko).
5. Adanya pergolakan politik menyebabkan tatanan sosial pada masa kuno telah
mendorong munculnya akuntansi modern. Akuntansi modern merupakan produk
dari masa Renaissance.
6. Dengan penemuan dunia baru (new world) dan dibukanya rute-rute perdagangan
dunia yang baru, pusat perdagangan beralih ke Spanyol dan Portugis, kemudian ke
Amerika dan Belanda. Hal inilah yang menyebabkan sistem double-entry
bookkeeping dari Italia menyebar ke negara-negara lain.
7. Perkembangan teknologi baik teknologi produksi, teknologi komunikasi dan
teknologi transportasi, telah berpengaruh terhadap lingkungan makro, unit makro,
dan unit mikro ketika akuntansi tersebut diterapkan.

Melihat praktik yang ada saat ini, akuntansi telah berkembang pesat dan
membentuk spesialisasi-spesialisasi baru, seperti akuntansi forensik, akuntansi hijau,
akuntansi syariah, akuntansi sektor publik, akuntansi koperasi, dan sebagainya.
Namun, pada tingkatan yang lebih umum, secara generik, paling tidak dikenal adanya
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
BAB 3

TUJUAN, METODEAKUNTANSI, DAN KONSEP ORGANISASI

A. TUJUAN DAN PENDEKATAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Informasi akuntansi manajemen dikelola dalam suatu sistem, yaitu sistem


informasi akuntansi manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen adalah
sistem informasi yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan
memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen.Tidak ada suatu kriteria
formal yang menjelaskan sifat dari input atau proses, bahkan ouput dari sistem
informasi akuntansi manajemen. Kriteria tersebut bersifat fleksibel dan tergantung
pada tujuan tertentu yang hendak dicapai manajemen. Sistem akuntansi manajemen
mempunyai tiga tujuan utama:

a. Menyediakan informasi untuk pembiayaan jasa, produk dan obyek lain yang
menjadi kebutuhan/kepentingan manajemen.
b. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan
perbaikan berkelanjutan.
c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Mengingat pentingnya informasi akuntasi manajemen ini, manajer dan penguna


lainnya harus mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Apapun bentuk
orgasasinya, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa, manajer harus
memiliki kemampuan yang cukup dalam menggunakan informasi akuntansi.

Penetapan tujuan, suatu perencanaan tidak dapat dibuat tanpa ditetapkan


terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, sebab perencanaan justru dibuat untuk
mencapai tujuan. Tujuan yang ditetapkan terutama adalah tujuan jangka pendek dan
tujuan jangka panjang di mana tujuan jangka pendek harus merupakan batu loncatan
untuk mencapai tujuan jangka panjang. Karena itu dapat terjadi tuju-an jangka
pendek yang ditetapkan tersebut akan dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi,
meskipun sebenarnya tujuan jangka pendek yang ditetapkan tersebut akan menunjang
tujuan jangka panjang untuk mencapai tujuan yaitu mendapatkan keuntungan
maksimal. Penetapan tujuan hendaknya dilakukan secara hati-hati sebab tujuan yang
ditetapkaan harus realistis dan ekonomis. Tujuan yang realistis adalah tujuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dicapai berdasarkan situasi dan kondisi yang dapat
dicapai. Sedangkan tujuan yang ekonomis apabila tujuan yang ditetapkan tersebut
adalah merupakan tujuan yang secara maksimal dengan penggunaan daya dan dana
serta fasilitas dari perusahaan yang telah tersedia semaksimal mungkin. Oleh karena
itulah tujuan yang telah ditetapkan harus realistis dan ekonomis.

B. AKTIVITAS DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


MANAJEMEN

Aktivitas manajemen adalah proses pokok yang dilakukan oleh manajemen


untuk menjalankan perusahaan antara lain:

1. Perencanaan
2. Pengendalian
3. Pengambilan keputusan

Perencanaan (planning) adalah aktivitas yang dilakukan untuk menentukan


tujuan dan metode yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Perencanaan
terdiri dari rencana jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Dalam
dokumen perencanaan dituangkan rincian dan program yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.

Pengendalian (controlling) adalah aktivitas yang dilakukan untuk memonitor


pelaksanaan suatu rencana dan mengambil tindakan yang diperlukan jika terjadi
penyimpangan. Dengan adanya pengendalian diharapkan mampu mengidentifikasi
aktivitas yang berjalan dengan baik maupun yang tidak Pengambilan keputusan
(Decision making) adalah proses pemilihan suatu alternatif terbaik yang tersedia.
Proses pengambilan keputusan dimulai dari identifikasi masalah, identifikasi
alternatif yang tersedia, penentuan manfaat dan biaya setiap alternatif dan penentuan
alternatif yang terbaik.

C. LAPORAN KINERJA

Laporan kinerja merupakaan bentuk akuntabilitas dan pelaksanaan tugas dan


fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran.

Hal yang penting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasilanalisis
terhadap pengukuran kinenrja

tujuan laporan kinerja adalah untuk memeberikan informasi kinerja yang terukur
kepada pembeli mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai

Format Laporankinerja

1. Uraian singkat organisasi


2. Rencana dan target kinerja yang ditetapkan
3. Pengkuran kinerja
4. Evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil
program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud
D. KONSEP ORGANISASI

Organisasi adalah institusi atau wadah tempat orang berinteraksi dan


bekerjasama sebagai suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang atau lebih
yang berfungsi mencapai satu sasaran atau serangkaian sasaran. Organisasi dalam arti
dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian kerja yang akan dilakukan,
pembatasan dan tugas dan kewajiban, otoritas dan tanggung jawab, dan penetapan
hubungan diantara elemen organisasi. Jadi, organisasi dalam arti dinamis lebih
cenderung disebut organisasi sebagai suatu wadah. Karena dalam organisasi terdapat
sekumpulan orang atau kelompok memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk
mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerjasama. Melalui organisasi
memungkinkan masyarakat meraih hasil atau mengejar tujuan yang sebelumnya tidak
bisa tercapai oleh individu-individu secara sendiri-sendiri.

Dengan demikian, orang-orang yang tergantung dalam organisasi dapat


bekerjasama untuk merealisasikan tujuan bersama secara efisien dan efektif. Berbagai
usaha ditempuh untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.

Etzioni (1984) melahirkan teori klasik administrasi dalam pendekatan


organisasi disebut sebagai aliran manajemen ilmiah(scientific management), ditandai
pembagian kerja yang tegas dengan tenaga-tenaga yang memiliki kecakapan,
keterampilan khusus, dan hierarkhi wewenang yang khas melaksanakan kewenangan,
tugas, dan tanggung jawab organisasi. Ciri-ciri organisasi menurut Etzioni (1984)
adalah:

(1)adanya pembagian dalam pekerjaan, kekuasaan, dan tanggung jawab komunikasi


merupakan bentuk-bentuk pembagian yang tidak dipolakan begitu saja atau
disusun menurut cara-cara tradisional, melainkan sengaja direncanakan untuk
dapat lebih meningkatkan usaha mewujudkan tujuan tertentu;
(2)adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan berfungsi mengawasi pengendalian
usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi mencapai tujuannya, pusat
kekuasaan secara kontinu diperlukan menyusun pola-pola baru guna meningkatkan
efisiensi; dan
(3)penggantian tenaga, dimana tenaga yang dianggap tidak bekerja sebagaimana
diharapkan, dapat diganti oleh tenaga lain, dan organisasi dapat mengkobinasikan
anggotanya melalui proses pengalihan maupun promosi. Ciri-ciri organisasi ini
berlaku bagi organisasi baik pada pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan
pendidikan.
E. OTORITAS GARIS DAN STAF

Bentuk otoritas garis dan staf pada dasarnya merupakan kombinasi otoritas
garis dan otoritas garis fungsional. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan
pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada
pimpinan dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan
keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan perusahaan. Dalam membantu
kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya
memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada
pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan
kebijaksanaannya.

Keunggulan

1. Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada dalam
satu tangan saja.
2. Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staff.
3. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staff
dan pelaksana.
4. Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai
seorang atasan tertentu saja.
5. Bawahan hanya mendapat perintah dan memberikan tanggung jawab kepada
seorang atasan tertentu saja.
6. Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan relatif lebih lancar, karena mendapat bantuan
data, informasi, saransaran, dan pemikiran para stafnya.
7. Asas the right man in the right place lebih mudah dilaksanakan.
F. ORGANISASI MANUFAKTUR

Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan


suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk
dijual.
Manufaktur adalah proses fisik dalam produksi barang non jasa. Contoh
manufaktur adalah seperi pembuatan minyak urut di mana jasa pijit yang
menggunakan minyak urut tersebut tidak termasuk dalam perusahaan manufaktur

Teknologi Organisasi Manufaktur

Robbins (1994:194) menyatakan, teknologi merujuk pada informasi, peralatan,


teknik, dan proses yang dibutuhkan untuk mengubah masukan menjadi keluaran
dalam organisasi.  Perrow dalam Husaini (tt:137) tehnologi didefinisikan sebagai
pengetahuan, alat-alat, teknik, dan kegiatan yang digunakan digunakan untuk
mengubah input menjadi output.Teknologi organisasi meliputi seluruh proses
tranformasi yang terjadi dalam organisasi yang menyangkut; Alat-alat yang meliputi
mesin-mesin, dan sarana yg diper-lukan untuk melakukan produksi. Metode yaitu
cara dan prosedur kerja yang digunakan dalam melaksanakan seluruh kegiatan.
Pengetahuan, yang dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan, dan cara
melaksanakan kegiatan untuk meng-hasilkan sesuatu.

Teknologi untuk organisasi manufaktur berbeda dengan teknologi organisasi


yang bersifat pelayanan, demikian pula dengan teknologi yang digunakan oleh unit.
Pembahasan teknologi organisasi dilakukan dengan membedakan tiga tipe teknologi
organisasi, yaitu:

1. Teknologi Organisasi untuk Perusahaan Manufaktur


2. Tipologi Woodward
3. Teknologi Organisasi untuk Perusahaan Non-manufaktur
4. Tipologi Thomson
5. Teknologi organisasi untuk perusahaan Manufaktur dan Non-manufaktur
6. Tipologi Perrow
Bagian Struktur Organisasi Perusahaan Manufaktur

1. Kepala atau pimpinan Ini adalah struktur organisasi perusahaan manufaktur yang
tertinggi. Bagian ini merupakah pihak yang bertanggung jawab terhadap segala
bentuk operasional atau berjalannya roda perusahaan.
2. Bagian penyediaan bahan Sebelum melakukan proses produksi tentu harus
disediakan bahan yang diperlukan. Maka bagian struktur organisasi perusahaan
manufaktur inilah yang bertanggung jawab terhadap tugas ini. Mulai dari bahan
dasar atau pokok serta bahan tambahan untuk melakukan produksi semua di
bawah kendali bagian ini.
3. Bagian alat produksi Ini juga merupakan bagian dari struktur organisasi
perusahaan manufaktur yang cukup penting peranannya. Tugasnya adalah
menyediakan serta memelihara keawetan alat atau mesin yang digunakan untuk
melakukan proses produksi. Dan bukan hanya menyediakan, mereka yang masuk
bagian ini juga punya tanggung jawab bila ada alat produksi yang mengalami
kerusakan atau gangguan.
4. Bagian keuangan Bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur yang satu ini
punya tanggung jawab terhadap keuangan untuk operasional perusahaan.
Tugasnya tentu saja adalah mengatur manajemen keuangan mulai dari belanja
rutin untuk produksi dan keperluan perusahaan yang lain.
5. Bagian produksi Ini merupakan bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur
yang sangat vital. Karena hampir 80% kegiatan dari perusahaan manufaktur
berfokus pada kegiatan produksi. Untuk itulah bagian produksi ini biasanya juga
masih terbagi lagi dalam beberapa sub bagian. 
6. Bagian personalia Seperti pada perusahaan yang lain, bagian struktur organisasi
perusahaan manufaktur ini juga bertugas memanajemen atau mengatur para tenaga
kerja. Tugasnya adalah menempatkan karyawan sesuai dengan keahlian yang
dikuasai atau dimiliki. Selain itu produktifitas tenaga kerja juga menjadi tanggung
jawab dari bagian ini.
7. Bagian penjualan Meski tidak ikut dalam proses produksi, namun bagian dari
struktur organisasi perusahaan manufaktur ini juga punya pengaruh yang besar
terhadap kemajuan perusahaan. Karena dari bagian inilah hasil produksi
perusahaan bisa dijual atau dipasarkan.

G. ORGANISASI OPERASI AKUNTANSI

Aktivitas operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan


laba/rugi pada periode akutansi.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002) Aktivitas operasi didefinisikan


sebagai berikut :

“Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan


perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.”

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang
cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividend dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan
laba atau rugi bersih.

Berikut ini adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi :

 Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;


 Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi,dan pendapatan lain;
 Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
 Pembayaran kas kepada karyawan;
 Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan premi klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya
 Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi
 Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
BAB 4

DASAR – DASAR MASALAH DAN KEPUTUSAN

Pengertian Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.


Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang
harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga
dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang
berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya

Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa
kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan
mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang
berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara
disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan
yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human
relations.

Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan


pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang
pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan
pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah
pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan
melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap
hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang
dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.

Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan
itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan.
Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan
pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.

Tujuan Pengambilan Keputusan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk


mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat
berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap
kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan
masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan
dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry,
yaitu :

1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun
yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. 
2. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi. 
3. Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi. 
4. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah
menjadi tindakan fisik.
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik. 
8. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar. 
9. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata
rantai berikutnya.

Dasar Pengambilan Keputusan;


Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif
yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif
dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan. 


2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan. 

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang


singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya
pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan
tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari
pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif
hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
Pengambilan Keputusan Rasional 

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah –


masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional.
Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.
Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.

A. KONSEP AKUNTANSI MANAJEMEN


a. Pembebanan Biaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya adalah uang yang dikeluarkan
untuk mengadakan sesuatu. Definisi tersebut secara jelas mengartikan bahwa biaya
merupakan sebuah pengobanan atas uang yang dimiliki. Pengartian biaya yang hanya
mendasarkan pada bentuk uang merupakan pengartian biaya dalam arti sempit.
Secara luas, pengertian biaya dapat merujuk kepada segala pengorbanan yang harus
diserahkan atas tindakan atau pilihan yang diambil.
Menurut Hansen dan Mowen (2007) pengertian tersebut memiliki tiga unsur
yang menjadi acuan sebuah hal disebut sebagai biaya (cost). Pertama adalah kas atau
nilai setara kas. Hal tersebut menunjukkan bahwa biaya tidak selalu harus berupa
uang (kas), tetapi bisa juga berupa hal lain yang dapat bernilai uang. Unsur yang
kedua yaitu pengorbanan atas uang atau setaranya untuk mendapatkan barang dan
jasa yang diharapkan, menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh organisasi
harus memberi timbal balik yang diharapkan akan diterima. Organisasi tidak begitu
saja mengeluarkan uang (atau setara uang) tanpa memikirkan hasil dari pengeluaran
tersebut. Unsur yang terakhir adalah manfaat saat ini maupun masa depan yang
diharapkan organisasi dari biaya yang telah dikeluarkan. Organisasi biasanya
memiliki tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Biaya yang ditanggung
atau dikeluarkan organisasi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
diharapkan. Biaya yang diharapkan untuk menghasilkan manfaat jangka panjang
biasanya disebut dengan investasi.
Biaya dapat dibedakan dengan beban, semua beban adalah biaya tetapi tidak
semua biaya menjadi beban. Perbedaan utamanya terletak pada sifat timbal baliknya.
Biaya merupakan pengorbanan yang diharapkan manfaatnya masa kini maupun di
masa mendatang, tetapi beban merupakan biaya yang telah dipakai dan tidak lagi
dapat memberi manfaat di masa yang akan datang. Contoh dari biaya seperti
pembelian bahan baku, sewa dibayar dimuka, pembelian aset, dan lain sebagainya.
Contoh dari beban seperti beban listrik, beban gaji, beban administrasi, dan lain
sebagainya. Perbedaan lain ada pada penyajiannya dalam laporan keuangan. Jika
beban disajikan dalam laporan laba-rugi perusahaan, maka biaya dilaporkan dalam
laporan arus kas.
b. Harga pokok produk jasa

Perusahaan komersial pada dasarnya menghasilkan produk untuk mendapatkan


pemasukan (income). Produk tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar
yang cukup berbeda, yaitu barang (tangible product) dan jasa (intangible product).
Barang atau produk berwujud biasanya dihasilkan dari pengolahan bahan baku
hingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, seperti mobil, alat elektronik,
makanan, furnitur, dan lain-lain. Barang memiliki wujud fisik yang nyata
dibandingkan dengan jasa. Jasa atau produk tak berwujud biasanya berupa aktivitas
pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membantu kepentingan konsumen
dengan menggunakan fasilitas milik perusahaan, contohnya persewaan, jasa audit,
jasa penilai, perbankan, dan lain sebagainya. Perbedaan jasa terhadap barang yang
utama dapat diidentifikasi dalam empat dimensi, antara lain:

1. Intangibility
Jasa merupakan sebuah produk yang tidak berwujud secara fisik. Maksudnya
keberadaan produk tersebut tidak secara nyata dapat diidentifikasi oleh panca indera
manusia, tetapi manfaatnya dapat dinikmati oleh komsumen. Misalnya jasa audit,
konsumen tidak mengetahui bentuk fisik/proses audit tersebut seperti apa, tetapi
merasakan manfaat dari adanya kegiatan audit.
2. Perishability
Jasa merupakan produk yang tidak tahan lama, maksudnya adalah pemanfaatan
produk berupa jasa hanya dilakukan pada saat tertentu saja. Misalnya jasa
pengamanan, produk jasa tersebut hanya bisa dinikmati sepanjang
kontrak/kesepakatan dibuat, lebih dari waktu yang disepakati jasa tersebut sudah
tidak dapat dinikmati lagi secara langsung.
3. Inseparability
Jasa merupakan produk yang tidak dapat memisahkan antara konsumen dan
produsennya. Kedua belah pihak berhubungan secara langsung dalam transaksi jasa
ini.
4. Heterogenity
Produk jasa memiliki variasi yang sifatnya luas menyesuaikan dengan
kepentingan konsumen. Namun, produk jasa hendaknya memiliki sebuah standar
sebagai kontrol atas varian kepentingan konsumen.

c. Penyusunan Laporan Laba Rugi


Pada perusahaan jasa perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya
penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan
awal atau akhir barang jadi karena tidak mungkin perusahaan menyimpan jasa. Jadi,
kaau dibandingkan dengan perusahaan manufaktur biaya penjualan jasa dapat
disamakan dengan harga pokok produksi. Selain itu harga pokok penjualan jasa
selama suatu periode (sama dengan harga pokok produksi) dapat dihitung dengan
format yang sama dengan ilustrasi yang terlihat diatas. Barang dalam proses
merupakan hal yang mungkin bagi produk jasa. Seaai contoh seorang arsitek
mungkin memiliki gambar dalam proses dan seorang dokter gigi memiliki beberapa
pasien dengan berbagai tahap proses pemansangan kawat gigi.
d. Sistem Akuntansi Manajemen
Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan secara umum sebagai
sistem berdasarkan fungsi dan sistem berdasarkan aktivitas. Pendekatan berdasarkan
fungsi danaktivitas dapat ditemukan dalam praktik nyata. Sistem akuntansi
manajemen berdasarkan fungsi (functional based management-FBM) telah dikenal
dari tahun 1900-an dan masih digunakan secara luas dalam sektor manufaktur dan
jasa. Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas (activity based management-
ABM) merupakam sistem yang lebih baru (dikembangkan dalam 30 tahun terakhir).
Sistem biaya berdasarkan aktivitas digunakan secara luas dan pemanfaatanya semakin
tinggi, khususnya di antara organisasi-organisasi yang memiliki beragam produk dan
pelanggan, produk yang lebih rumit, siklus waktu produk yang lebih pendek,
peningkatan prasayarat kualitas, dan tekanan persaingan yang ketat. ABM  digunakan
dalam industri medis, industri keuangan, industri transportasi, dan dalm semua jenis
industri manufaktur.

B. TEKNIK AKUNTANSI MANAJEMEN

Teknik Akuntansi ManajemenTeknik akuntansi manajemen harus diperoleh


dan didukung oleh kerangka konseptualakuntansi manajemen. The AAA
Report of the Committee on Courses dalam akuntansi manajemen mempunyai
struktur sbb:

 Pengantar materi
 Cost determination for asset
 Rencana
 Pengendalian manajemen

Suatu teori perlu didukung dari berbagai riset yang didalamnya terdapat
hipotesa-hipotesa yang di ujikebenaranya. Teori memiliki 3 karakteristik, yaitu:
a. Kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability
to explain).
b. Kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict).
c. Kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena).
Pada dasarnya terdapat 3 tujuan dalam mempelajari teori akutansi, yaitu: Untuk
memahami praktek akuntansi yang ada saat ini; Mempelajari kelemahan dan
kekurangan dari praktek akuntansi yang saat ini di lakukan dan memperbaiki praktek
akuntansi yang akan datang.
Suatu disiplin ilmu dapat di klasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu : ilmu
murni atau abstrak (abstract sciences), ilmu deskriptif (general descriptive sciences),
ilmu derivative (special derivative sciences), ilmu sipnotis (synoptic sciences), dan
ilmu terapan (appliend sciences).

C. COST CAMPURAN
Mixed cost atau biaya campuran adalah jenis biaya yang berisi biaya
tetap dan biaya variabel. Pada tingkat tertentu, perusahaan menanggung biaya tetap;
tetapi setelah melewati level, biaya meningkat variabel. Juga disebut sebagai biaya
semi-variabel.
Misalnya, biaya pengoperasian mobil, yang mencakup biaya tetap seperti
asuransi dan penyusutan; dan biaya variabel seperti bensin karena tergantung pada
jarak tempuh kendaraan.

Untuk kesederhanaan, biaya campuran dapat ditulis dalam persamaan berikut:

Y = T + Bv

di mana Y adalah total biaya campuran, T adalah biaya tetap, V adalah biaya variabel
per unit aktivitas, dan b adalah jumlah aktivitas.

Contoh biaya campuran

Kompensasi untuk karyawan yang dibayar gaji bulanan plus komisi adalah
contoh dari biaya campuran. Struktur kompensasi tersebut adalah umum untuk tenaga
penjualan dan agen penjualan. Mereka biasanya menerima gaji pokok dan komisi
kecil berdasarkan berapa banyak produk yang mereka jual selama periode tersebut.
Gaji bulanan adalah biaya tetap karena tidak bisa dihilangkan. Artinya, jika
mereka tidak berhasil menjual satupun produk, perusahaan masih harus membayar
gaji mereka.

Komisi, di sisi lain, bertindak seperti biaya variabel karena didasarkan pada
produktivitas karyawan. Semakin banyak penjualan yang dihasilkan, semakin besar
komisi yang mereka peroleh.

D. PENGUJIAN SECARA STATISTIK

Secara umum dalam melakukan pengujian statistik ada beberapa


langkah/tahapan yang harus dilalui. Tahapan/langkah dalam melakukan pengujian
statistik adalah sebagai berikut :

A. Menentukan Hipotesa
Terdapat dua jenis hipotesa yakni hipotesa awal ( Ho )dan hipotesa alternative (
H1). Secara matematik, hipotesa awal Ho merupakan hipotesa yang berhubungan
dengan persamaa ( = / sama dengan). Sedang hipotesa alternative merupakan bentuk
hipotesa yang berhubungan dengan pertidak samaan ( ≠, ‹ , › ). Contoh misalkan ingin
diuji apakah terdapat perbedaan rata-rata tinggi badan antara pria dan wanita. Maka
bunyi masing-masing hipotesa, Ho : Tinggi Pria = Tinggi Wanita ( Ц1 = Ц2 ). H1 :
Tinggi Pria ≠ Tinggi Wanita ( Ц1 ≠ Ц2 )

B. Menentukan alat uji


Alat uji dalam statistik berkaitan dengan distribusi yang dimiliki oleh data.
Contoh alat uji yang sering digunakan yakni t-test , F-test , Chi-square dll .

C. Menentukan tingkat kepercayaan / taraf nyata


Dalam pengujian hipotesis dikenal dua jenis kesalahan yaitu kesalahan jenis I
( type I error ) dan kesalahan jenis II ( type II error ). Kesalahan jenis I kesalahan
menolak Ho padahal Ho benar, kesalah type II adalah kesalahan yang terjadi akibat
menerima Ho padahal H1 benar. Peluang terjadinya kesalah type I dilambangkan
dengan α (alpha) yang sering disebut taraf nyata. Dalam pengujian statistik yang
umum kita lakukan, khususnya dalam menyimpulkan hasil pengujian adalah
pengggunaan kesalahan type I . Nilai alpha yang digunakan umumnya sebesar 5%.
Jika kita menggunakan nilai Alpha 5% berarti tingkat kepercayaan (Confident
Interval) dari keputusan yang diambil Ho benar sebesar 95%.

D. Menentukan aturan keputusan


Aturan keputusan yang digunakan bersifat umum untuk seluruh jenis pengujian
statistik, misal nilai Alpha yang digunakan dalam pengujian sebesar 5%, maka aturan
keputusan yang diambil sebagai berikut:

 Alpha hitung / output ≥ Alpha ( 0.05 ) =>Terima Ho

 Alpha hitung / output < alpha ( 0.05) => Tolah Ho


BAB 5

ALAT AKUNTANSI MANAJEMEN DAN KONSEP BIAYA

A. PENYUSUNAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN

Konsep dasar penyusunan informasi Akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Acrual basic dan cash basic

Acrual basic adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa transaksi atau
peristiwalain diakui saat kejadian.

2. Konsep kesatuan usaha

Konsep kesatuan usaha menyatakan bahwa akuntansi yang berlaku


untuksuatu unit ekonomi lainnya.

3. Going concern (kelangsungan usaha)

Konsep kelangsungan usaha adalah konsep yang menyatakan


b a h w a perusahaan akan beroperasi terus menerus sampai waktu yang tidak
ditentukan.

4. Matching concept (pengkaitan)

Matching konsep adalah proses pengkaitan biaya dengan pendapatan.


5. Konsep harga perolehan

Implikasi dari konsep harga perolehan adalah bahwa aktiva tetap


dicatatsebesar harga untuk memperolehnya sehingga informasi yang
disampaikan menjadibenar.

B. PENGKLASIFIKASIAN BIAYA

Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses


pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan
aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa.

Dalam praktek akuntansi biaya mengenal penggolongan biaya menjadi empat


kelompok besar yaitu :

1. Penggolongan biaya sesuai dengan aktivitas perusahaan

Pada prinsipnya aktivitas perusahaan dibagi menjadi empat aktivitas utama


yaitu : aktivitas produksi, aktivitas pemasaran, aktivitas administrasi dan umum serta
aktivitas keuangan. Selanjutnya penggolongan biayanya adalah sebagai berikut :

 Biaya produksi yaitu semua biaya yang terkait dengan aktivitas pengolahan bahan
baku menjadi barang jadi. Biaya produksi selanjutnya akan dibagi menjadi : biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Pamahaman
biaya bahan baku dimulai dari barang yang akan dikonsumsi perusahan
digolongkan ke dalam golongan bahan atau materials yang merupakan barang
yang akan diolah menjadi barang jadi dan bahan non materials yang hanya
dikonsumsi dan bukan merupakan bagian dari produk jadi. Bahan dapat
digolongkan kedalam bahan baku (direct materials) dan bahan baku penolong atau
pembantu (indirect material).
o Biaya bahan baku adalah harga perolehan bahan baku yang terpakai dalam
pengolahan produk, demikian juga pada bahan baku penolong harga
perolehan bahan penolong yang terpakai dalam pengolahan produk.
o Biaya tenga kerja adalah semua karyawan ataupekerja yang memberikan jasa
bagi perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa. Biaya tenaga kerja
akan digolongkan sesuai dengan fungsinya seperti golongan tenaga kerja
pabrik atau produksi, golongan tenaga kerja administrasi dan umum dan
golongan tenaga kerja keuangan. Biaya tenaga kerja akan dibagi menjadi dua
bagian yaitu : biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak
langsung.
o Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi diluar biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung maka penggolongan biayanya
o Biaya pemasaran yaitu biaya yang timbul pada proses penjualan produk jadi
samapai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya pemasaran terdiri
dari biaya dalam aktivitas
o Biaya administrasi dan umum adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan
fungsi administrasi dan umum. Umumnya biaya ini meliputi biaya yang
timbul dari proses manajemen perusahaan secara menyeluruh.
o Biaya keuangan adalah biaya yang timbul akibat proses pelaksanaan fungsi
keuangan, seperti misalnya biaya bunga untuk memperoleh modal atau bunga
pinjaman untuk membeli bahan baku.
2. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi ( pembebanan biaya)

Metode penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya


tersebut dibebankan maka terlebih dahulu biaya digolongkan pada waktu
pengeluarannya yang akan menjadi biaya. Penggolongan pengeluaran tersebut adalah
sebagai berikut :
 Pengeluaran modal atau capital expenditure adalah pengeluaran untuk memperoleh
aktiva dimana akan member manfat pada periode akuntansi saat ini atau di masa
datang. Prosesnya adalah pada saat terjadi pengeluaran akan dikapitalisasi ke
dalam harga perolehan aktiva dan diperlakukan sebagai biaya pada periode
akuntansi yang merasakan manfaatnya
 Pengeluaran penghasilan atau revenue expenditure adalah baiaya yang langsung
bermanfat ketika dikeluarkan menjadi biaya dan tidak dikapitalisasi sebagai aktiva.
Pada bidang usaha manufaktur sering menjumpai kesulitan ketika harus
memisahkan suatu pengeluaran apakah menjadi pengeluaran modal atau
pengeluaran penghasilan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut dapat
menggunakan solusi sebagai berikut 
o Bila terjadi pengeluran untuk membeli mesin maka mesin tidak hanya
bermanfat untuk satu periode akuntnasi saja sehingga pengeluarannya
dikapitalisasi pada harga perolehan aktiva dan diberlakukan biaya penyusutan
pada setiap periode akuntansi yang menikmati manfaaatnya
o Pada pengeluaran yang relative kecil untuk membeli peralatan maka akan
digolongkan pada pengeluaran penghasilan saja dan diberlakukan langsung
sebagai biaya .
o Pengeluaran yang hanya bermanfaat pada periode akuntansi timbulnya
pengeluaran baik untuk jumlah besar maupun kecil akan digolongkan pada
pengeluaran penghasilan.
o Pengeluaran yang relative kecil dan sulit dirasakan manfatnya pada beberapa
periode akuntansi, harus melalui keputusan manajemen perusahaan untuk
penggolongan baiayanya.
3. Penggolongan biaya terhadap perubahan aktivitas

Dalam proses produksi sering terjadi perubahan yang berhubungan dengan tujuan
perencanaan dan pengendalian. Kecenderungan perubahan biaya dapat digolongkan
menjadi :
 Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya tetap yang harus ditanggung perusahaan
yang tidak terpengaruh oleh aktivitas produksi sampai jumlah tertentu, shingga
jika dipandang dari biaya satuan maka berbanding terbalik dengan volume
produksi.
 Biaya variable atau variable cost adalah biaya yang jumlahnya berubah- rubah
sesuai dengan volume produksi, sehingga biaya satuan menjadi konstan
 Biaya semi variable atau semi variable cost adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sesuai dengan volume produksi tetapi perubahannya tidak sebanding.
Pada biaya satuan dimana samapai pada aktivitas tertentu semakin tinggi volume
aktivitas semakin rendah biaya satuannya demikian juga semakin rendah volume
aktivitas maka akan semakin tinggi baiaya satuannya.
4. Penggolonggan biaya sesuai dengan pusat biaya yang dibiayai

Yang dimaksud dengan pusat biaya adalah tempat dari produk atau jasa yang
dihasilkan seperti bagian atau departemen dalam perusahaan dan individu.
Penggolongan pusat biaya dibagi menjadi :

1. Biaya langsung adalah biaya yang manfaatnya dapat teridentifikasi pada obyek


tertentu sebagai pusat biaya
2. Biaya tidak langsung adalah biya yang manfaatnya tidak dapat teridentifikasi pada
obyek tertentu tetapi justru dapat bermanfaat pada beberapa obyek sebai pusat
biaya
C. PENYUSNAN INFORMASI DALAM BENTUK PERSAMAAN

Pencatatan keuangan yang baik, merupakan hal yang diperlukan oleh


perusahaan. Kalau kamu adalah seorang pemilik usaha, atau baru merintis usaha,
maka perlu mengetahui pentingnya laporan keuangan.
Laporan keuangan ada banyak jenis dan tujuan serta fungsinya. Namun, secara
garis besar, tentunya laporan tersebut berfungsi sebagai penyaji informasi keuangan
perusahaan.

Di mana, ruang lingkup dari manajemen ini terdapat satu sistem atau proses
pencatatan informasi keuangan, yang biasa dikenal dengan akuntansi manajemen.

Akuntansi Manajemen merupakan cabang akuntansi yang memasok informasi


yang dibutuhkan oleh para manajer guna menentukan bagaimana sumber daya
diperoleh dan digunakan dalam setiap jenis bisnis, baik berskala kecil maupun besar.

Para manajer merupakan orang-orang dalam di dalam organisasi, dan yang


bertanggung jawab mengarahkan serta mengendalikan kegiatan-kegiatannya.
Akuntansi manajemen berbeda dengan akuntansi keuangan yang berkaitan dengan
penyediaan informasi bagi para pemegang saham, kreditor, investor, dan pihak
lainnya di luar organisasi. Karena berorientasi kepada manajer, maka setiap kajian
atas akuntansi manajemen dan organisasi dimana manajer tsb berkiprah.
BAB 6

SISTEM BIAYA STANDAR DAN KEPUTUSAN

A. CONTOH DAN URAIAN

Sistem biaya standar memberikan panduan kepada manajemen beberapa biaya yang


seharusnya melakukan kegiatan tertentu untuk memungkinkan mereka melakukan
pengendalian biaya dengan meningkatkan metode produksi, memilih tenaga kerja dan
kegiatan lainnya (Mulyadi, 1991: 416).

Sistem biaya standar sama dengan sistem biaya aktual kecuali jika ditambahkan
varian yang diperkirakan. Biaya standar biasanya berbeda dari biaya aktual yang
dikeluarkan dan diperkirakan bahwa varian adalah tempat berlindung untuk
perbedaan ini.

Contoh soal :

1. Jelaskan definisi biaya standar !


2. Sebutkan dan jelaskan berbagai jenis standar !?
3. Akuntansi biaya standar di badi menjadi 2 ; metode ganda dan metode tunggal.
Jelaskan perbedaan diantara keduanya !?
4. Jelaskan manfaat sistem biaya standar !
5. Jelaskan kelemahan biaya standar !

Jawaban :

1. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan biaya
yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai
kegiatan tertentu dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor
lain tertentu.
2. Jenis-jenis standar 
 Standar teoritis : Standar yang ideal yang dalam pelaksanaanya sulit
untuk dapat dicapai
 Rata-rata biaya waktu yang lalu : Rata-rata biaya waktu yang lalu yang
mengandung biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh
dimasukkan sebagai unsur biaya standar
 Standar normal : standar yang didasarkan atas taksiran biaya dimasa yang
akan datang dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal
 Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (Attainable high performance) :
standar yang didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat
dicapai dengan memperhitungkan ketidak efisienan kegiatan yang tidak
dapat dihindari terjadinya

Metode ganda :

 Rekening BDP dicatat 2 macam biaya : biaya sesungguhnya & biaya standar
 Selisih biaya sesungguhnya dan biaya standar baru dapat ditentukan pada
akhir perhitungan akuntansi, karena dalam metode ini selisih dihitung
berdasarkan keluaran

Metode tunggal :

 Rekening BDP dicatat pada 1 macam biaya, yaitu biaya standar


 Selisih biaya sesungguhnya dan biaya standar ditentukan sepanjang periode
akuntansi pada saat selisih tersebut terjadi

Sistem biaya standar bermanfaat untuk :

 Mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang


dan biaya standar yang ditentukan
 Mengendalikan biaya
 Merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan dengan efektif, karena
pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan dan
pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya diaksanakan
 Memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk
melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan
pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga
kerja & kegiatan yang lain

Kelemahan biaya standar sbb :

 Tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara
keseluruhan dengan kekuatan atau kelonggaran yang relatif sama
 Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar
jarang sekali dilakukan (kaku/tidak fleksibel)
 Jika standar sering diperbaiki, hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar
tersebut sebagai alat pengukur pelaksana

B. STANDAR UNIT BAHAN MENTAH, TENAGA KERJA LANGSUNG DAN


OVERHEAD PABRIK

Pengertian Biaya overhead pabrik adalah biaya pabrik selain daripada bahan baku
dan tenaga kerja langsung. Jadi biaya ini tidak dapat diidentifikasikan langsung
dengan barang yang dihasilkan. Contoh Biaya overhead pabrik adalah:
a. Bahan pembantu, sering juga disebut dengan bahan tidak langsung (indirect
materials). Contohnya: perlengkapan pabrik (baut, mur dan dan pelitur dalam
perusahaan mebel)
b. Tenga kerja tidak langsung (indirect labor), adalah tenaga kerja yang tidak dapat
diidentifikasikan langsung dengan barang yang dihasilkan dengan tugas atau
pekerjaannya. Contohnya gaji mandor, listrik, air, telepon dan perbaikan dan
pemeliharaan (repair dan maintenance).

Untuk pencatatan pembelian bahan baku sama dengan perusahaan dagang, yakni


dicatat dalam buku pengeluaran kas (untuk pembelian tunai) dan buku
pembelian (untuk pembelian kredit).  Pelunasan hutang dicatat dalam
buku pengeluaran kas. Pemakaian bahan baku selama satu periode dihitung sebagai
berikut:

Pelunasan gaji tenaga kerja langsung dicatat dalam buku pengeluaran kas.


Perkiraan untuk biaya buruh langsung perlu dibuatkan perkiraan sendiri. Jurnal
penyesuaian dibutuhkan pada akhir periode untuk upah yang masih belum saatnya
dibayar. Untuk pembebanan Biaya buruh langsung bisa dilakukan dengan membuat
jurnal penutup ke rekening ikhtisar Beban pokok produksi.
Pada tahun 2017, PT. Surya Mentari membayar gaji tenaga kerja langsung berjumlah
Rp 150.000,00.  Pada akhir tahun, Gaji yang masih harus dibayar berjumlah Rp
23.000,00. Ayat jurnalnya adalah:

Catatan: “ayat jurnal tersebut adalah gabungan selama satu tahun, gaji yang masih
harus dibayar dicatat sebagai ayat jurnal penyesuaian”

C. STRUKTUR SISTEM AKUNTANSI BIAYA STANDAR

Akuntansi biaya standar

Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dapat dibagi menjadi dua:
metode tunggal (single plan) dan metode ganda (partial plan). Perbedaan antara dua
sistem akuntansi biaya standar tersebut terletak pada waktu penyajian informasi
mengenai terjadinya penyimpangan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya
kepada manajemen.

alam metode tunggal, rekening Barang dalam Proses didebit dengan biaya
standar dan dikredit dengan biaya standar atau dengan kata lain, rekening Barang
dalam Proses didebit dan dikredit dengan angka tunggal, yaitu angka standar. Dalam
sistem ini, penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada saat
masukan dipakai dalam proses produksi, sehingga setiap saat manajemen dapat
mengetahui berapa penyimpangan yang terjadi antara biaya sesungguhnya dengan
biaya standar. Penyimpangan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dicatat
dalam rekening Selisih pada saat terdinya.contoh :

Dalam metode ganda, dalam rekening Barang dalam Proses dicatat angka
ganda, sebelah debit diisi dengan biaya sesungguhnya, dan sebelah kredit diisi dengan
biaya; standar. Dalam metode ini, penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya
standar dihitung pada akhir periode akuntansi

Dalam akuntansi biaya metode ganda atau partial plan mempunyai beberapa
karakteristik yaitu : 

1. Rekening Barang dalam Proses didebit dengan biaya sesungguhnya dan dikredit
dengan biaya standar. Dalam metode ini persediaan bahan baku dicatat pada biaya
sesungguhnya dan persediaan produk jadi dicatat pada harga pokok standar. Harga
pokok penjualan dicatat pada harga pokok standar 
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode
akuntansi, setelah harga pokok persediaan produk dalam proses ditentukan dan
harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang
dalam Proses. 
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar merupakan jumlah total perbedaan
antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap selisih-selisih
tersebut memerlukan bantuan informasi yang tidak tersedia dalam rekening
-rekening buku besar. 
BAB 7

KONSEP BIAYA DAN PENDAPATAN

A. KLASIFIKASI BIAYA

Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses


pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan
aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa.

Dalam praktek akuntansi biaya mengenal penggolongan biaya menjadi empat


kelompok besar yaitu :

5. Penggolongan biaya sesuai dengan aktivitas perusahaan

Pada prinsipnya aktivitas perusahaan dibagi menjadi empat aktivitas utama


yaitu : aktivitas produksi, aktivitas pemasaran, aktivitas administrasi dan umum serta
aktivitas keuangan. Selanjutnya penggolongan biayanya adalah sebagai berikut :

 Biaya produksi yaitu semua biaya yang terkait dengan aktivitas pengolahan bahan
baku menjadi barang jadi. Biaya produksi selanjutnya akan dibagi menjadi : biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Pamahaman
biaya bahan baku dimulai dari barang yang akan dikonsumsi perusahan
digolongkan ke dalam golongan bahan atau materials yang merupakan barang
yang akan diolah menjadi barang jadi dan bahan non materials yang hanya
dikonsumsi dan bukan merupakan bagian dari produk jadi. Bahan dapat
digolongkan kedalam bahan baku (direct materials) dan bahan baku penolong atau
pembantu (indirect material).
o Biaya bahan baku adalah harga perolehan bahan baku yang terpakai dalam
pengolahan produk, demikian juga pada bahan baku penolong harga
perolehan bahan penolong yang terpakai dalam pengolahan produk.
o Biaya tenga kerja adalah semua karyawan ataupekerja yang memberikan jasa
bagi perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa. Biaya tenaga kerja
akan digolongkan sesuai dengan fungsinya seperti golongan tenaga kerja
pabrik atau produksi, golongan tenaga kerja administrasi dan umum dan
golongan tenaga kerja keuangan. Biaya tenaga kerja akan dibagi menjadi dua
bagian yaitu : biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak
langsung.
o Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi diluar biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung maka penggolongan biayanya
o Biaya pemasaran yaitu biaya yang timbul pada proses penjualan produk jadi
samapai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya pemasaran terdiri
dari biaya dalam aktivitas
o Biaya administrasi dan umum adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan
fungsi administrasi dan umum. Umumnya biaya ini meliputi biaya yang
timbul dari proses manajemen perusahaan secara menyeluruh.
o Biaya keuangan adalah biaya yang timbul akibat proses pelaksanaan fungsi
keuangan, seperti misalnya biaya bunga untuk memperoleh modal atau bunga
pinjaman untuk membeli bahan baku.
6. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi ( pembebanan biaya)

Metode penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya


tersebut dibebankan maka terlebih dahulu biaya digolongkan pada waktu
pengeluarannya yang akan menjadi biaya. Penggolongan pengeluaran tersebut adalah
sebagai berikut :
 Pengeluaran modal atau capital expenditure adalah pengeluaran untuk memperoleh
aktiva dimana akan member manfat pada periode akuntansi saat ini atau di masa
datang. Prosesnya adalah pada saat terjadi pengeluaran akan dikapitalisasi ke
dalam harga perolehan aktiva dan diperlakukan sebagai biaya pada periode
akuntansi yang merasakan manfaatnya
 Pengeluaran penghasilan atau revenue expenditure adalah baiaya yang langsung
bermanfat ketika dikeluarkan menjadi biaya dan tidak dikapitalisasi sebagai aktiva.
Pada bidang usaha manufaktur sering menjumpai kesulitan ketika harus
memisahkan suatu pengeluaran apakah menjadi pengeluaran modal atau
pengeluaran penghasilan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut dapat
menggunakan solusi sebagai berikut 
o Bila terjadi pengeluran untuk membeli mesin maka mesin tidak hanya
bermanfat untuk satu periode akuntnasi saja sehingga pengeluarannya
dikapitalisasi pada harga perolehan aktiva dan diberlakukan biaya penyusutan
pada setiap periode akuntansi yang menikmati manfaaatnya
o Pada pengeluaran yang relative kecil untuk membeli peralatan maka akan
digolongkan pada pengeluaran penghasilan saja dan diberlakukan langsung
sebagai biaya .
o Pengeluaran yang hanya bermanfaat pada periode akuntansi timbulnya
pengeluaran baik untuk jumlah besar maupun kecil akan digolongkan pada
pengeluaran penghasilan.
o Pengeluaran yang relative kecil dan sulit dirasakan manfatnya pada beberapa
periode akuntansi, harus melalui keputusan manajemen perusahaan untuk
penggolongan baiayanya.
7. Penggolongan biaya terhadap perubahan aktivitas

Dalam proses produksi sering terjadi perubahan yang berhubungan dengan tujuan
perencanaan dan pengendalian. Kecenderungan perubahan biaya dapat digolongkan
menjadi :
 Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya tetap yang harus ditanggung perusahaan
yang tidak terpengaruh oleh aktivitas produksi sampai jumlah tertentu, shingga
jika dipandang dari biaya satuan maka berbanding terbalik dengan volume
produksi.
 Biaya variable atau variable cost adalah biaya yang jumlahnya berubah- rubah
sesuai dengan volume produksi, sehingga biaya satuan menjadi konstan
 Biaya semi variable atau semi variable cost adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sesuai dengan volume produksi tetapi perubahannya tidak sebanding.
Pada biaya satuan dimana samapai pada aktivitas tertentu semakin tinggi volume
aktivitas semakin rendah biaya satuannya demikian juga semakin rendah volume
aktivitas maka akan semakin tinggi baiaya satuannya.
8. Penggolonggan biaya sesuai dengan pusat biaya yang dibiayai

Yang dimaksud dengan pusat biaya adalah tempat dari produk atau jasa yang
dihasilkan seperti bagian atau departemen dalam perusahaan dan individu.
Penggolongan pusat biaya dibagi menjadi :

3. Biaya langsung adalah biaya yang manfaatnya dapat teridentifikasi pada obyek


tertentu sebagai pusat biaya
4. Biaya tidak langsung adalah biya yang manfaatnya tidak dapat teridentifikasi pada
obyek tertentu tetapi justru dapat bermanfaat pada beberapa obyek sebai pusat
biaya
B. KONSEP BIAYA DIHUBUNGKAN DENGAN TINGKAT PRODUKSI

Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses


produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini
sudah terjadi maupun belum terjadi. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi
dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang
terlihat secara fisik seperti uang. Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya yang
tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya penyusutan barang modal.
Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan
dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang.
Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional
barang / pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi ini harus diakumulasi secara
cermat untuk kemudian dihitung dan dibandingkan dengan laba kotor perusahaan.
Selisih pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan menjadi laba bersih
perusahaan atau total keuntungan yang diperoleh. Biaya produksi ini diperlukan
untuk mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap
dipasarkan kepada konsumen.

Biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan


dalam kegiatan produksi suatu barang. Biaya produksi ini memiliki definisi yang
berbeda dengan biaya operasional. Bedanya dengan biaya operasional adalah biaya
operasional merupakan biaya atau pengeluaran oleh suatu perusahaan untuk
mendukung sistem kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Yang termasuk kedalam biaya operasional adalah seperti biaya perlengkapan


toko, biaya asuransi, biaya tagihan telepon / listrik / air untuk perusahaan, biaya iklan,
biaya pajak, biaya pengiriman, biaya perlengkapan kantor, biaya perawatan alat-alat
kantor / perusahaan atau biaya perawatan mesin, dan lain sebagainya. Dalam
memproduksi suatu barang tentunya diperlukan sebuah proses produksi yang panjang
dan terencana dengan baik demi untuk menciptakan suatu produk yang benar-benar
berkualitas.

C. KOMPONEN BIAYA PENGELOLAAN PRODUK

Komponen biaya pengelolaan produk terdiri dari :

1. Anti produk bagi konsumen


Produk adalah segala sesuatu (meliputi objek benda fisik, jasa, tempat,
organisasi, gagasan atau pribadi) yang dapat atau mampu di tawarkan produsen untuk
diminta, dicari, digunakan dan dikonsumsi oleh konsumen untuk pemenuhan
kebutuhan dan keinginannya

2. Konsep tentang barang dan jasa

Setiap produsen menginginkan barang dan jasa yang diproduksi dapat segera
sampai ketangan konsumen. Mekanisme yang dilakukan adalah melalui pasar, yakni
tempat pertemuan penawaran dan permintaan yang akan menyebabkan terjadinya
harga. Pada situasi perekonomian zaman dulu dikenal dengan istilah economics of
scarcity dimana saat itu jumlah barang kebutuhan yang dihasilkan masih belum
begitu banyak dan jarang (scare) maka setiap barang yang diproduksi selalu terserap
di pasar. Peranan pasar pada situasi tersebut adalah sebatas tempat menjual. Situasi
demikian ini dikenal dengan istilah seller’s market, artinya pasar milik penjual/
produsen karena setiap barang yang dihasilkan selalu laku terjual. Para penjual
berkuasa dan dapat mempermainkan pasar. Adanya revolusi industri di Inggris
menimbulkan berbagai penemuan baru dalam teknik produksi yang dapat
menghasilkan barang dan jasa secara besar-besaran. Kecenderungan produsen adalah
membuat barang sebanyak – banyaknya tanpa memperhatikan konsumen, yang pada
gilirannya pasar dibanjiri oleh barang- barang tersebut. Situasi seperti ini dikenal
dengan istilah economics of relative plenty yakni barang-barang kebutuhan relatif
banyak dibanding dengan konsumen yang memerlukan. Kondisi seperti itu semakin
meruncing dan persaingan antar produsen semakin ketat guna mendapatkan bagian
pasarnya. Keadaan seperti ini disebut buyer’s market artinya pasar milik konsumen.

3. Pendekatan-pendekatan untuk menggolongkan produk

Salah satu strategi untuk menentukan jadwal produksi adalah membuat penggolongan
produk. Pada umumnya penggolongan produk dibagi 3, yaitu:
1. Fast moving
2. Medium moving
3. Slow moving

Penggolongan produk di atas mengacu pada tingkat pergerakan tiap produk


yang dievaluasi pada kurun waktu tertentu, misalnya setiap 6 bulan sekali. Dengan
evaluasi berkala itu maka kita akan tahu produk-produk apa saja yang frekuensi
permintaannya tinggi dalam kurun waktu 6 bulan.

Misalnya rata-rata hasil produksi produk X dalam 6 bulan terakhir adalah 2.000
pcs, produk Y 500 pcs dan produk Z 50 pcs. Dari angka tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa produk X (fast), produk Y (medium) dan produk Z (slow).

Setelah penggolongan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengurutkan


ketersediaan stok ketiga produk tersebut di gudang in proses atau gudang finish
good. Produk yang menjadi prioritas produksi adalah yang kuantitas stok dibawah
buffer stok yang telah ditetapkan.

Namun demikian jika buffer stok produk x, y dan z sama-sama berada di bawah


jumlah buffer yang ditetapkan, kita sebaiknya mendahulukan produk x karena produk
tersebut termasuk fast moving.

4. Strategi pemasaran produk konsumen dan produk industrial

Pemasaran Industri berbeda arti dan fungsinya kalau dibandingkan dengan


pemasaran konsumsi. Pemasaran ini khusus memperbincangkan langkah-langkah dan
strategi yang akan digunakan perusahaan industri untuk memasarkan produk
industrinya.

Produk industri artinya adalah produk yang digunakan untuk proses produksi
selanjutnya dan belum dapat dikonsumsi .Misalnya bahan baku, komponen-
komponen produk industri, mesin-mesin, komponen-komponen mesin dan lain-lain.
Sedangkan produk konsumsi adalah produk yang sudah siap untuk dikonsumsi para
pembeli.

Selama ini, pemasaran industri sering dianggap sama dengan pemasaran


konsumsi. Tetapi kalau kita telusuri lebih dalam ternyata kedua pemasaran ini
mempunyai perbedaan tertentu, terutama didalam strategi pemasaran. Pemasaran
industri sifatnya dinamis dan penuh dengan tantangan. Oleh karena itu, negara-negara
maju sangat mengharapkan tenaga-tenaga ahli pemasaran industri yang ahli dan ulet
untuk menghadapi persaingan di pasar.

5. Pengelolaan produk melalui daur hidup produk

Perkembangan teknologi dan perkembangan kebutuhan manusia atas berbagai


jenis barang dan jasa selalu mengakibatkan perkembangan atas jumlah dan barang
dan jasa yang memasuki pasar.Perkembangn jumlah dan jenis barang atau jasa ini
juga diikuti oleh perkembangn manfaat atau kegunaan yang ditunjukan oleh semakin
beraneka ragamnya barang dan jasa tesebut.

Barang – barang dan jasa – jasa sepuluh tahun yang lalu masih
merupakanbarang yang paling baik , paling berguna dan paling mutakhir ,sebagian
beasr padasaat ini sudah menjadi barang – barang biasa , barang – barang tua ,atau
barang –barang yang dipandang ketinggalan zaman .Ini adalah salah

satu hal yangmebutuhkan perhatian para pengelolaperusahaan – perusahaan


pengolahan .Denganperubahan – perubahan tersebut maka untuk tetap bertahan
saja ,dan belum menjadiunggul dan bukan yang paling mutakhir ,setiap barang dan
jasa haruslah selaluberkembang

Perkembangan ini tentu saja akan semakin dibutuhkan apabila barang –


barangdan jasa – jasa yang bersangkutan diinginkan untuk tetap unggul dipasar.Ini
berartibahwa persoalan utama yang harus selalu diperhatikan adalah bahwa
setiapperusahaan harus selalu berusaha untuk menciptakan sesuatu yang
baru,meninggalkan barang – barang yang sudah lama dan sudah ketinggalan
zaman,ataupun memperbaiki dan menyempurnakan barang – barang dan jasa – jasa
yang saat ini sedang dipasarkan .Tentu saja keberhasilan suatu perusahaan untuk
melaksanakan hal – hal tersebut bergantung pada perncanaan dan pelaksanaan.

6. Pengelolaan bauran produk

Bauran produk adalah sejumlah item produk yang di tawarkan penjual kepada
pembeli.dapat juga dikatakan bahwa bauran produk adalah sekumpulan line produk
yang di kelola oleh sebuah perusahaan (dengan catatan bahwa perusahaan memiliki
beberapa line produk).

Kalau perusahaan memiliki beberapa line produk, maka manajemen bauran


produk berada dibawah direktur pemasaran atau manajer umum pemasaran. Di
bawahnya ada manajer line produk , dibawahnya lagi ada manajer produk ataupun
manajer merek.

D. BIAYA DI HUBUNGKAN DENGAN LAPORAN KINERJA BIAYA

Laporan kinerja adalah laporan berisi hasil dari pelaksanaan suatu kegiatan


atau pekerjaan perseorangan atau perusahaan atas penggunaan anggaran. Laporan
kinerja dibuat untuk mempermudah manajemen dalam melakukan pengendalian
intern, serta untuk menunjukkan bahwa anggaran dibelanjakan secara efisien dan
bermanfaat pada kegiatan operasional perusahaan.

Tujuan Laporan Kinerja

 Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi amanat atas kerja
yang seharusnya dicapai.
 Upaya perbaikan berkesinambungan bagi perusahaan untuk meningkatkan
kinerjanya.
 Memastikan anggaran yang telah disusun digunakan untuk hal yang bermanfaat.
 Memperkirakan kemajuan perusahaan di masa depan.
 Memberikan laporan kepada dewan direksi untuk memutuskan rencana
manajemen untuk masa depan perusahaan.

E. KONSEP BIAYA

Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu


perusahaan atau peorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari
aktivitas yang dilakukan tersebut (Raharjaputra, 2009).

Ada beberapa klasifikasi mengenai biaya. pengertian beserta contoh dari klasifikasi
biaya

1. Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap di pengaruhi oleh
kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi
manajemen. Contoh: pajak bumi dan bangunan, gaji kariyawan dan asuransi.
2. Variable cost (biaya variabel) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan
(tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku,
biaya iklan dan komisi untuk seorang selesman sesuai dengan levelnya.
3. Direct cost (biaya langsung) adalah biaya yang terjadi dimana penyebab satu-
satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Contoh: biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan pengacara.
4. Indirect cost (biaya tak langsung) adalah biaya yang terjadi tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya
tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. Contoh: biaya asuransi
gedung yang dibayar oleh perusahaan dan biaya sewa motor.
5. Operation cost (biaya operasi) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan suatu sistem atau menjalankan sebuah sistem. Contoh: biaya gaji
operator.
6. Maintenance cost (biaya perawatan) adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat
sistem dalam masa operasinya. Contoh: biaya perawatan peralatan dan fasilitas
pabrik.
7. First or Investment cost (biaya investasi) adalah biaya awal yang sebelum sebuah
kegiatan operasional dilakukan. Contoh: biaya investasi lahan, bahan dan mesin
dalam operasional perusahaan.
8. Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau
pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi).
Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu
keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu keputusan.
Oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed. Contoh: penambahan biaya
total produksi karena keputusan manajemen untuk penambahan tenaga kerja dan
bahan baku.
9. Marginal cost adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai
akibat kenaikkan satu output. Perbedaanya dengan incremental cost adalah terletak
pada aspek yang memberi perubahan pada total cost. Jika pada incremental cost
perubahan total cost dipengaruhi oleh perubahan keputusan, pada marginal cost
perubahan total cost dipengaruhi oleh penambahan satu unit produk atau
selanjutnya. Contoh: perusahaan harus menambah anggaran biaya produksi
dikarenakan adanya penambahan permintaan dari orderer yang sebelumnya
memesan.
10. Unit cost adalah biaya per unit produk. Secara matematis unit cost
didefinisikan sebagai nilai dari hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan
dengan jumlah unit produk (barang atau jasa) yang dihasilkan. Contoh, perusahaan
dapat mengetahui informasi mengenai harga biaya per unit piece dari produk yang
diproduksi melalui perhitungan unit cost.
11. Total cost (biaya total) adalah keseluruhan biaya produksi yang digunakan
untuk menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun
variabel. Contoh: perusahaan melakukan pengkalkulasian total biaya produksi
yang dikeluarkan.
12. Recurring cost (biaya terulang) adalah biaya yang besarnya sama yang harus
dibayarkan lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan
produk (output) yang sama. Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang
ditanggung berulang atau bertambah sebesar biaya per unitnya. Contoh, apakah
mesin photo copy digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar uang sewa
mesin photo copy sebesar Rp. 1 juta perbulannya.
13. Unrecurring cost ( biaya tak berulang) adalah biaya yang hanya muncul satu
kali. Artinya, tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini dikeluarkan.
Contoh, biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah.
14. Sunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur keluar, dan tidak relevan lagi
untuk memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Logika dari definisi
biaya ini adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai alternatif keputusan yang
dibuat untuk melapisi pengeluaran yang ada, pengeluaran tersebut akan tetap ada
(keluar). Contoh, saya tertarik untuk membeli motor sport seharga Rp.200 juta.
Saya membayar uang tanda atau down payment sebesar 2 juta kepada si penjual.
Suatu ketika, saya tertarik untuk membeli motor low rider. Saya harus membayar
lunas sebesar Rp.56 juta untuk bisa mendapatkan motor tersebut. Pilihan dari
kedua opsi tersebut, apakah saya membeli motor sport atau membeli motor low
rider, itu tidak akan berpengaruh kepada uang tanda sebesar Rp.2 juta tadi.
15. Past cost memiliki makna sama dengan Sunk cost dimana nilainya tidak dapat
dihindari dan tidak dapat diubah melalui keputusan apapun, tidak peduli akan
tidakan apapun yang diambil.

Perilaku Biaya
Hansen dan Mowen (2006) menyatakan bahwa perilaku biaya adalah istilah
umum yang menggambarkan perubahan biaya ketika tingkat output berubah. Biaya
yang tidak berubah ketika output berubah adalah biaya tetap. Biaya variabel di sisi
lain adalah peningkatan biaya secara total ketika terjadi peningkatan aktivitas output
dan penurunan biaya secara total ketika terjadi penurunan kegiatan output.

F. EMPAT ELEMEN UNTUK ANALISIS

4 elemen untuk melakukan analisis adalah sbb :

 Afeksi. Afeksi merupakan perasaan atau reaksi emosional terhadap objek tertentu
 Kognisi
 Perilaku
 Strategi Pemasaran.
G. MODEL KEMBALI POKOK

Titik pulang pokok (TPP) adalah/ Titik pulang pokok (TPP) yaitu/ Titik pulang
pokok (TPP) merupakan/ yang dimaksud Titik pulang pokok (TPP)/ arti Titik pulang
pokok (TPP)/ definisi Titik pulang pokok (TPP).

Unsur-unsur perhitungan Titip peluang pokok sebagai berikut.


- Penggolongan biaya dalam perusahaan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
- Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah sebanding dengan volume
penjualan.
- Besarnya biaya tetap tidak berubah.

- Analisis harga jual per unit tidak berubah.


- Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk.
Berikut konsep biaya tetap, biaya total dan biaya variabel.
TC = TVC + TFC
Keterangan:
TC = Total biaya (total cost)
TVC = Total biaya variabel
TFC = Total biaya tetap (total fixed cost)
TR = P X Q
Keterangan:
TR = Total pendapatan (total reenue)
P = harga (price)
Q = jumlah unit yang dihasilkan dan dijual (quantity)
Titik pertemuan: TR = TC, maka akan terbentuk rumus:
Q = TFC / (1 – AVC/P)
Keterangan:
TVC = total biaya variabel.
TFC = total biaya tetap.
P = harga jual per unit.
Q = Jumlah unit barang yang dihasilkan dan dijual.
AVC = biaya variabel rata-rata (average variabel cost).
Berikut  2 (dua) cara penghituungan BEP:
a.    Penghitungan BEP atas dasar kuantitatif (unit).
Rumus:
BEP (Q) = FC / P – VC
Keterangan:
BEP (Q) = jumlah unit produk yang dihasilkan/ dijual.
FC = biaya tetap (fixed cost).
VC = biaya variabel (variabel cost).
P = harga jual per unit (price)
Contoh:
PT. Sekawan memproduksi buku mata pelajaran kewirausahaan dengan biaya tetap
Rp. 2.000.000,00. Biaya variabel Rp. 3.000,00 per unit, dan harga jual Rp. 8.000,00
per unit. Hitungalah BEP (Q) nya !
Jawab BEP (Q) = FC / P – VC = Rp.2.000.000,00 / Rp. 8.000,00 – Rp. 3.000,00 =
400 unit.

H. PENGGUNAAN MODAL KEMBALI POKOK

Titik pulang pokok (TPP) adalah/ Titik pulang pokok (TPP) yaitu/ Titik pulang pokok
(TPP) merupakan/ yang dimaksud Titik pulang pokok (TPP)/ arti Titik pulang pokok
(TPP)/ definisi Titik pulang pokok (TPP).

Unsur-unsur perhitungan Titip peluang pokok sebagai berikut.


- Penggolongan biaya dalam perusahaan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
- Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah sebanding dengan volume
penjualan.
- Besarnya biaya tetap tidak berubah.

- Analisis harga jual per unit tidak berubah.


- Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk.
Berikut konsep biaya tetap, biaya total dan biaya variabel.
TC = TVC + TFC
Keterangan:
TC = Total biaya (total cost)
TVC = Total biaya variabel
TFC = Total biaya tetap (total fixed cost)
TR = P X Q
Keterangan:
TR = Total pendapatan (total reenue)
P = harga (price)
Q = jumlah unit yang dihasilkan dan dijual (quantity)
Titik pertemuan: TR = TC, maka akan terbentuk rumus:
Q = TFC / (1 – AVC/P)
Keterangan:
TVC = total biaya variabel.
TFC = total biaya tetap.
P = harga jual per unit.
Q = Jumlah unit barang yang dihasilkan dan dijual.
AVC = biaya variabel rata-rata (average variabel cost).
Berikut  2 (dua) cara penghituungan BEP:
a.    Penghitungan BEP atas dasar kuantitatif (unit).
Rumus:
BEP (Q) = FC / P – VC
Keterangan:
BEP (Q) = jumlah unit produk yang dihasilkan/ dijual.
FC = biaya tetap (fixed cost).
VC = biaya variabel (variabel cost).
P = harga jual per unit (price)
Contoh:
PT. Sekawan memproduksi buku mata pelajaran kewirausahaan dengan biaya tetap
Rp. 2.000.000,00. Biaya variabel Rp. 3.000,00 per unit, dan harga jual Rp. 8.000,00
per unit. Hitungalah BEP (Q) nya !
BAB 8

AKUNTANSI BIAYA DANPROSES ALIRAN BIAYA

A. PENEKANAN BIAYA PROSES

Biaya proses adalah sistem biaya produk yang mengakumulasikan biaya biaya
berdasarkan proses atau departemen dan tugas tugas mereka menjadi jumlah yang
besar dari produk yang hampir sama. Jenis perusahaan yang memakai proses biaya
karyawan yang di standarisasi proses produksi menjadi perusahaan industri dengan
prosuk sama. Biaya proses menyiapkan informasi untuk manajer dalam menganalisa
produk dan keuntungan pelanggan dalam menentukan harga, produk campuran dan
proses perbaikan.

Karakteristik perhitungan biaya menurut proses

Perusahaan yang memiliki produk homogen melalui proses atau departemen


yang hampir mirip menggunakan perhitungan biaya menurut proses.

 Unit ekuivalen

Merupakan jumlah unit selesai yang sama atau serupa yang sudah dapat
dihasilkan berdasarkan jumlah pekerjaan yang benar-benar dilakukan atas unit-unit
produk yang telah selesai maupun yang selesai sebagian. Unit ekuivalen tidak sama
dengan unit-unit secara fisik.

Sebuah perusahaan manufaktur biasanya memiliki produk selesai (barang


dalam proses) pada akhir suatu periode akuntansi. Menurut sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses, unit produk yang baru selesai sebagian ini tidak sulit untuk
ditangani karena biaya pesanan telah tersedia pada kartu biaya pesanan. Namun, pada
sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, biaya produk untuk unit produk yang
selesai sebagian tidak tersedia.
Tahap-tahap Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses

Dokumen utama pada sistem perhitungan biaya berdasarkan proses secara


umum adalah laporan biaya produksi. Laporan biaya produksi meringkas jumlah unit
fisik dan unit ekuivalen dari satu departemen, biaya yang dikeluarkan selama periode
bersangkutan, serta biaya yang dibebankan ke unit yang selesai ditransfer maupun
persediaan akhir barang dalam proses. Penyusunan laporan biaya produksi meliputi
lima tahapan  yaitu :

1. Menganalisis arus fisik dari unit produksi Menentukan jumlah unit di awal proses
pekerjaan, yang jumlah unit mulai ke produksi (atau diterima dari departemen
sebelumnya), jumlah unit selesai, dan jumlah unit dalam mengakhiri persediaan
dalam proses. Analisis unit fisik meliputi akuntansi untuk kedua input dan unit
output. Unit  Masukan termasuk persediaan barang dalam proses dan semua unit
yang masuk departemen produksi selama periode akuntansi. Unit keluaran
termasuk unit yang lengkap dan ditransfer keluar dari bagian produksi dan unit
dalam persediaan barang dalam proses berakhir.
2. Menghitung Unit Ekuivalen untuk Setiap Biaya Produksi Tujuan dari perhitungan
unit setara dengan produksi untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik adalah untuk mengukur kerja total pengeluaran
produksi selama akuntansi periode. Unit fisik sebagian lengkap diubah menjadi
jumlah setara seluruh unit.
3. Menentukan Total Biaya Untuk Setiap Elemen Biaya Produksi Biaya produksi
total untuk setiap elemen biaya (bahan, tenaga kerja, dan overhead) termasuk saat
ini biaya yang dikeluarkan dan biaya persediaan unit dalam proses awal. Besarnya
biaya ini diperoleh dari permintaan resmi materi, kartu waktu kerja, dan lembar
alokasi biaya overhead pabrik. Biaya produksi total untuk setiap elemen biaya juga
disebut total biaya untuk menjelaskan. Total biaya yang ditentukan pada langkah
ketiga harus setuju dengan total biaya ditugaskan pada langkah 5.
4. Menghitung Biaya Per Unit Ekuivalen Untuk Setiap  Elemen Biaya produksi
Tujuan dari komputasi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik per ekuivalen unit produksi adalah untuk memiliki produk yang
tepat biaya dan penentuan pendapatan untuk periode akuntansi, yang meliputi unit
baik lengkap dan tidak lengkap.
5. Membedakan Total Biaya Produksi Ke Unit Yang telah Selesai dan persediaan
Akhir Barang dalam proses

Dengan memperhitungkan unit yang telah selesai dan selesai sebagian, kita
membutuhkan cara untuk mengukur jumlah pekerjaan produksi secara tepat yang
dilakukan selama periode tersebut. Unit ekuivalen merupakan ukuran yang biasa
digunakan.

B. CONTOH PEMAHAMAN AKUNTANSI BIAYA PROSES

Penentuan biaya proses adalah suatu metode dimana bahan baku, tenaga kerja, dan
overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya atau departemen.

Biaya yang dibebankan ke setiap unit produk yang dihasilkan ditentukan dengan
membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya tersebut dengan jumlah unit
yang diproduksi pada pusat biaya yang bersangkutan.

Karakteristik penentuan biaya proses

1. Aktivitas produksi bersifat terus-menerus


2. Produksi bersifat masa, dengan tujuan untuk mengisi persediaan yang siap untuk
dijual
3. Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya relatif homogen
dan berdasarkan standar
4. Biaya dibebankan kesetiap unit dengan membagi total biaya yang dibebankan ke
pusat biaya dengan total unit yang diproduksi
5. Pengumpulan biaya dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu.

Ekuivalen unit dalam penentuan biaya proses

Unit ekuivalen produksi atau ekuivalen produksi adalah penyetaraan produk dalam
proses tersebut menjadi produk jadi.

Terdapat dua metode aliran biaya untuk mengkalkulasi biaya produksi produk dalam
proses, dengan perhitungan unit ekuivalen yaitu:

1. Aliran biaya rata-rata tertimban Rumus: Produk selesai + (PDP Akhir x tingkat
penyelesaian)
2. Aliran biaya FIFO Rumus: Produk selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian) –
(PDP Awal x tingkat penyelesaian)

Contoh:

PT. BERDIKARI mempunyai data sebagai berikut:


Persediaan awal PDP                                                                     = 1.000 unit
(tingkat penyelesaian: 100% bahan baku, dan 80% biaya konversi)
Produk masuk proses                                                                    = 38.200 unit
Produk selesai di transfer                                                            = 38.000 unit
Persediaan akhir PDP                                                                    = 1.200 unit
(tingkat penyelesaian: 80% bahan baku, dan 75% biaya konversi)

Diminta: Hitung unit ekuivalen produksi menggunakan aliran biaya rata-rata


tertimbang dan aliran biaya FIFO
Jawab:
Menggunakan aliran biaya rata-rata:
Rumus : Produk Selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian)
                                                                                Bahan baku                        Biaya
konversi
                                                                                                                               
(Tenaga kerja dan FOH)
                                                                                ------------------                 
--------------------------------
Produk selesai                                                  38.000 unit                          38.000 unit
PDP Akhir:
1.200 x 80%                                                              960 unit
1.200 x 75%                                                                                                              900
unit
                                                                                ------------------                 
--------------------------------
Unit ekuivalen produksi                                               38.960 unit                         
38.900 unit

Atau:
Bahan baku        : 38.000 unit + (1.200 x 80%)        = 38.960 unit
Biaya konversi  : 38.000 unit + (1.200 x 75%)        = 38.900 unit

Menggunakan Aliran biaya FIFO


Rumus : Produk Selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian) – (PDP Awal x tingkat
penyelesaian)

                                                                                Bahan baku                        Biaya


konversi
                                                                                                                               
(Tenaga kerja dan FOH)
                                                                                ------------------                 
--------------------------------
Produk selesai                                                  38.000 unit                          38.000 unit
PDP Akhir:
1.200 x 80%                                                              960 unit
1.200 x 75%                                                                                                              900
unit
PDP Awal:
1.000 x 100%                                                      (1.000 unit)
1.000 x 80%                                                                                                             (800
unit)
                                                                                ------------------                 
--------------------------------
Unit ekuivalen produksi                                               37.960 unit                         
38.100 unit

Atau:
Bahan baku        : 38.000 unit + (1.200 x 80%) – (1.000 X 100%)       = 37.960 unit
Biaya konversi  : 38.000 unit + (1.200 x 75%) -  (1.000 X 80%)         = 38.100 unit
C. AKUNTANSI BIAYA DAN KEPUTUSAN

“Biaya (cost) adalah kas atau nilai setra kas yang dikorbankan untuk memperoleh
barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang atau di masa
depan bagi organisasi.”(Mulyadi,  2003:4)

Dalam buku yang sama, biaya sebagai expense didefinisikan sebagai berikut:

“Biaya (expense) adalah kas sumber daya yang telah atau akan dikorbankan untuk
mewujudkan tujuan tertentu. (Mulyadi, 2003:4).
Manajemen perusahaan harus merencanakan dan mengendalikan dengan baik
penentuan biaya untuk menghasilkan manfaat saat ini dan di masa depan, maka
karena informasi biaya memberikan kerangka berpikir untuk mengelola masukan agar
nilai masukan yang dikorbankan lebih rendah dari nilai keluaran yang diperoleh oleh
perusahaan. Sehingga dapat diketahui bagaimana biaya dan kecenderungannya.
Dengan memahami biaya berarti telah mengetahui berapa biaya yang harus
dikorbankan untuk membuat suatu produk. 

Berdasarkan berbagai definisi biaya sebagai cost dan sebagai expense diatas umumya
mempunyai kesamaan makna, yaitu:

• Cost merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang
yang terjadi atau secara potensial akan terjadi dan pengorbanan tersebut untuk
tujuan tetentu.
• Expense merupakan cost dari orang dan jasa telah menjadi beban (expired) karena
berlalunya waktu baik secara langsung maupun tidak langsung terkait dalam
proses untuk memperoleh pendapatan. 
Pembebanan biaya dapat  terjadi melalui cara berikut ini :

• Penelusuran langsung (Direct Tracing)adalah suatu proses pengidentifikasian dan


pembebanan biaya yan berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek.
• Penelusuran penggerak (Driver Tracing) adalah penggunaan penggerak untuk
membebankan biaya pada objek biaya.
• Alokasi (Allocation).adalah pembebanan tidak langsung ke obyek biaya. Biaya
tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan pada obejek
biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak.

Sehubungan dengan konsep biaya untuk tujuan pengambilan keputusan seorang


manajer harus menggunakan konsep biaya yang berbeda terhadap pengambilan
keputusan yang berbeda. Oleh karena itu konsep sangat penting untuk tujuan
pengambilan keputusan. Biaya relevan telah didefinisikan oleh Mulyadi (1989,
hal.16) yaitu sebagai berikut:

"Biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda
atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai
macam altematif'.

Definisi tersebut menjelaskan bahwa orientasi dari akuntansi manajemen adalah data
yang akan datang. Data historis hanya digunakan untuk merumuskan ramalan
kejadian yang mungkin terjadinya pada masa yang datang. Jadi konsep biaya yang
digunakan dalam proses pengambilan keputusan adalah biaya-biaya relevan. Seorang
akuntan manajemen harus dapat membedakan mana biaya relevan dan mana biaya
yang tidak relevan, sehingga keputusan yang diambil tidak merugikan perusahaan.

Dalam proses pengambilan keputusan peranan akuntan manajemen adalah sebagai


pengumpul dan pengolahan data-data yang relevan termasuk biaya-biaya relevan
yang akan digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Apabila biaya yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang berbeda pada
setiap alternatif yang akan dipilh maka biaya tersebut adalah biaya relevan, tetapi
suatu biaya menjadi tidak relevan apabila biaya itu sama untuk semua alternatif yang
sedang dianalisa.
BAB 9

AKUNTANSI MANUFAKTUR

A. TIGA INVENTARIS MANUFAKTUR

Akuntansi Manufaktur adalah suatu aktifitas ekonomi pada perusahaan


manufaktur, yang kegiatannya berupa penghitungan biaya dengan tujuan untuk
aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta
pembuatan keputusan yang bersifat rutin strategis.

Tigas jenis inventaris manufaktur antara lain :

 Raw Material atau Bahan Mentah. ...


 Work in Progress atau Barang Setengah Jadi. ...
 Finished Goods atau Barang Siap Jual.

B. TIGA SISTEM DALAM AKUNTANSI MANUFAKTUR

Ketiga sistem akuntansi manufaktur tersebut adalah:

1. Sistem Periodik
2. Sistem Pesanan Pekerjaan
3. Sistem Biaya Proses

Dalam sistem periodik, laporan inventaris, masing-masing operasi periodik


inventaris dari bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi. Selanjutnya di
akhir periode, dihitung biaya dari bahan-bahan yang telah di produksi dan biaya
barang-barang yang dijual.
Sistem ini menggunakan metode perpetual. Sistem ini dirancang untuk
mengendalikan biaya perusahaan manufaktur yang melakukan proses produksi
berdasarkan pada pesanan-pesanan dan pekerjaan individual. Jadi, semua pencatatan
biaya individual dihitung untuk tiap pekerjaan atau pesanan. Catatan tersebut
diakumulasikan ke dalam biaya-biaya bahan mentah, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik.

C. LAPORAN MANUFAKTUR

Laporan keuangan adalah yang paling penting dalam sebuah perusahaan, karena
dengan adanya laporan keuangan, management selaku pengambil keputusan bisa
dengan mudah menganalisa serta mengambil keputusan yang tepat yang memang
benar-benar dibutuhkan oleh perusahaan terkait proses bisnis yang ada karena salah
satu fungsi dari laporan keuangan itu sendiri adalah menggambarkan sebuar realita
kondisi perusahaan terutama dalam hal posisi keuangan.
D. MENGHITUNG HARGA POKOK BARANG YANG DIJUAL

Adapun untuk mendapatkan harga penjualan pokok dalam perusahaan dagang


bisa menggunakan tahapan penghitungan di bawah ini:

a. Menghitung Penjualan Bersih

Penjualan Bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan Penjualan)


Ongkos Angkut Penjualan tidak termasuk dalam hitungan HPP dan menjadi biaya
umum.
b.  Menghitung Pembelian Bersih

Pembelian bersih = (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) – (Retur


Pembelian + Potongan Pembelian)

c.  Menghitung Persediaan Barang

Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian Bersih

d.  Menghitung Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang – Persediaan Akhir

Contoh Penghitungan Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan


UD. ANDI
Per 31 Maret 2017

Persediaan barang dagang (Awal) 15.000.000

Pembelian 75.000.000

Beban Angkut Pembelian 1.000.000

Total Pembelian 76.000.000

Retur Pembelian dan PH 1.500.00


0
Potongan Pembelian 2.500.00
0

Total Potongan Pembelian 4.000.000


Total Pembelian Bersih 72.000.000

Barang Tersedia untuk Dijual 87.000.000

Persediaan Barang Dagangan (12.500.000)


(akhir)

Harga Pokok Penjualan 74.500.000

Dari tabel di atas dapat diketahui secara sederhana bahwa harga pokok
penjualan per tanggal 31 Maret 2017 dari usaha UD. ANDI adalah sebesar
Rp74.500.000.

E. PROSEDUR LAIN UNTUK METODE PERIODE

Terdapat beberapa prosedur yang harus ditempuh dalam menganalisis laporan


keuangan setiap periode. Adapun prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut ini:

1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan, mencakup pemahaman


tentang bidang usaha dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh
perusahaan.
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan, mencakup
informasi mengenai tren atau kecenderungan industri di mana perusahaan
beroperasi seperti perubahan teknologi, perubahan selera konsumen dan
perubahan faktor-faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan per kapita,
tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak. Selain itu, perhatikan juga perubahan
yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri seperti perubahan posisi
manajemen kunci.
3. Mempelajari dan mengamati laporan keuangan secara menyeluruh. Tujuan
langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan sudah jelas
dalam menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan.
4. Menganalisis laporan keuangan. Gunakan berbagai metode dan teknik analisis
yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterprestasikan hasil
analisis tersebut.
BAB 10

SISTEM BIAYA PESANAN

A. SISTEM BIAYA PROSES DAN BIAYA PESANAN

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang


menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan , kontrak atau pesanan
pelanggan yang spesifik.

Karakteristik Biaya Pesanan


 Sifat produksi yang dilakukan terputus-putus dan tergantung pada pesanan yang
diterima 
 Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada pemesan 
 Pencatatan biaya produksi masing-masing pesanan dilakukan pada kartu biaya
pesanan secara terperinci untuk masing-masing pesanan 
 Total biaya produksi untuk setiap pesanan dilakukan pada kartu biaya pesanan
secara terperinci untuk masing-masing pesanan 
 Biaya perunit dihitung dengan membagi total biaya produksi yaitu bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead dibebankan dengan
total unit yang dipesan 
 Akumulasi biaya pada umunya menggunakan biaya normal 
 Produk yang sudah selesai dapat disimpan digudang atau langsung diserahkan
kepada pemesan
Perhitungan biaya proses adalah suatu metode dimana bahan baku, tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya atau departemen. Biaya
yang dibebankan ke setiap unit produk yang hasilnya ditentukan dengan membagi
total biaya yang dibebankan ke pusat biaya atau departemen tersebut dengan jumlah
unit yang diproduksi pada pusat biaya yang bersangkutan
Karakteristik Biaya Proses :

 Aktivitas produksi bersifat terus menerus


 Produksi bersifat massal, dengan tujuannya mengisi persediaan yang siap dijual 
 Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya relatif homogen
dan berdasarkan standar
 Biaya dibebankan kesetiap unit dengan membagi total biaya yang dibebankan ke
pusat biaya dengan total unit yang diproduksi 
 Pengumpulan biaya dilakukan pada periode waktu tertentu
B. ILUSTRASI SISTEM AKUNTANSI BIAYA PERTUAL

Arus biaya perusahaan manufaktur yang merupakan sistem perpetual berawal dari:

1. Pembelian bahan, pemakaian bahan, dan pembebanannya ke dalam produksi;


2. Terjadinya dan pembayaran biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung;
3. Pembayaran dan pencatatan terjadinya overhead pabrik, dan pembebanan
overhead pabrik ke dalam produksi;
4. Pencatatan selesainya produksi barang jadi;
5. Penjualan barang jadi dan pembebanan harga pokoknya.
C. CATATAN –CATATAN TRANSAKSI BISNIS

Adapun Langkah – Langkah Dalam Catatan Transaksi Bisnis

1. Transaksi yang terjadi di perusahaan akan dicatat dalam dokumen sumber (a


source document). Contoh dokumen sumber atau bukti transaksi diantaranya
adalah kuitansi pembayaran atau penerimaan kas, faktur pembelian, faktur
penjualan, kartu jam kerja, dan lain-lain.
2. Transaksi yang terjadi dalam suatu periode dicatat menurut urutan kejadiannya
dalam sebuah buku. Pencatatan ini lazimnya disebut dengan membuat jurnal.
Dengan demikian mencatat transaksi sama artinya dengan menjurnal transaksi
Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi atau membuat jurnal ini disebut
dengan buku harian. Disebut buku harian karena pencatatan dalam buku ini harus
dilakukan menurut urutan kejadiannya (kronologisnya) yang umumnya dilakukan
setiap hari.
3. Dengan demikian jurnal dalam buku harian merupakan catatan permanen atas
semua transaksi bisnis perusahaan. Jurnal ini dilakukan atas dasar dokumen
sumber yang disebut dengan bukti transaksi menurut aturan debit kredit
sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya.
4. Langkah berikutnya setelah membuat jurnal adalah memindahkan catatan di buku
harian ke kelompok akun-akun yang disebut dengan buku besar (the ledger).
Proses memindahkan dan mengelompokkan catatan dari buku harian ini ke dalam
buku besar (the ledger) disebut dengan proses posting. Pada akhir periode setelah
semua transaksi dicatat dalam buku harian (jurnal) dan diposting ke akun
seluruhnya dalam buku besar saldo untuk masing-masing akun
dihitung. Saldo adalah perbedaan antara sisi debit dengan sisi kredit untuk setiap
jenis akun.
5. Langkah terakhir adalah menyiapkan daftar semua akun dan saldonya. Daftar ini
disebut dengan neraca saldo (the trial balance). Neraca saldo dipersiapkan untuk
melihat kesamaan debit dan kredit akun-akun yang ada di buku besar (the ledger).
Ringkasan akun beserta saldonya yang terdaftar dalam neraca saldo (the trial
balance) ini digunakan sebagai dasar untuk menyiapkan laporan keuangan.
BAB 11

PENENTUAN COST VARIABEL DAN COST PENUH

A. ELEMEN – ELEMEN COST PRODUK

Untuk menentukan dan mencapai nominal biaya produksi, terdapat tiga unsur
yang saling terkait yang harus diperhatikan. Apa sajakah ketiga unsur tersebut?

Biaya Material Langsung (Direct Material)

Biaya Material Langsung merupakan biaya bahan baku yang bersentuhan langsung
dengan produk yang akan diproduksi dan nominal yang timbul cenderung mudah
ditelusuri. Contoh kecilnya dalam suatu produk kopi di kafe-kafe, harga beli
komposisi utama produk tersebut seperti biji kopi, air, gula dan bahan lainnya bisa
dikategorikan sebagai Biaya Material Langsung.

Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead)

Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya yang secara tidak langsung berkaitan


dengan aktivitas pabrik dan terjadi ketika memproduksi suatu produk.

1. Bahan Material Tidak Langsung (Indirect Material)

Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi namun
cenderung sulit untuk dilacak nominalnya. Contoh seperti lem, minyak, cairan
pembersih dan lain sebagainya diklasifikasikan sebagai bahan tidak langsung karena
biaya barang-barang tersebut cenderung sulit untuk dilacak dalam suatu proses
produksi.

2. Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)


Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pegawai yang tidak terlibat langsung
dalam proses produksi. Contoh petugas keamanan, pengawas dan supervisor quality
control di pabrik. Upah dan tunjangan mereka akan diklasifikasikan sebagai biaya
tenaga kerja tidak langsung.

3. Biaya Overhead Lain

Biaya utilitas pabrik, sewa gedung dan tanah, depresiasi mesin dan asuransi.

B. FULL COSTING DAN VARIABELCOSTING

Full Costing dan Variable Costing

Kedua metode penentuan ini dipakai untuk menentukan harga pokok produksi.
Tentu ada perbedaan mendasar dari  kedua metode ini diantaranya adalah sebagai
berikut :

a. Perhitungan Harga Pokok Produksi Yang berbeda

Menurut perhitungannya kedua metode ini sama-sama mengikutsertakan


bahan baku, beban tenaga kerja langsung dan beban overhead pabrik. Perbedaannya
untuk metode full costing menggunakan beban overhead pabrik tetap dan variable
sedangkan variable costing hanya mengikutsertakan beban overhead variable saja.
Beban overhead pabrik sendiri merupakan biaya produksi yang tidak termasuk
dalam bahan baku dan beban tenaga kerja langsung.

Menurut perilakunya ada dua golongan beban overhead pabrik yakni overhead
pabrik tetap dan variable. Beban overhead pabrik tetap ialah biaya yang tidak
berubah meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi. Contoh dari beban
overhead pabrik tetap ini ialah beban depresiasi mesin. Beban overhead pabrik
variable ialah biaya overhead pabrik  yang berubah sebanding dengan volume
kegiatannya. Salah satu contoh beban overhead pabrik variable ialah  beban untuk
packaging produk, bahan yang melekat langsung pada produk namun hanya
sepersekian persen saja digunakan dalam produk.

b. Pelaporannya Pada Laporan Laba Rugi

Dari segi pelaporannya juga berbeda antara metode full costing dan variable
costing. Jika menggunakan metode full costing biaya overhead akan dilaporkan jika
produk sudah terjual. Untuk metode variable costing baik produk terjual atau tidak
maka biaya overhead akan tetap dilaporkan sehingga pos pendapatan perusahaan
akan berkurang.

c. Perlakukan Biaya Periode

Dalam metode full costing biaya periode dianggap sebagai biaya yang tidak
berhubungan dengan biaya produksi namun tetap mengurangi laba perusahaan.
Biaya periode menurut metode variable costing ikut dibebankan dalam produksi.

Kelemahan dan Kelebihan Metode Full Costing

Ada beberapa kelemahan dan kelebihan yang anda dapatkan jika menggunakan
metode full costing. Untuk kelebihannya sendiri bisa anda simak sebagai berikut :

a. Menampilkan biaya overhead sesungguhnya sebab mengandung dua jenis biaya


overhead yakni tetap dan variable
b. Metode ini mampu menunda pembebanan biaya overhead saat produk belum
laku terjual
c. Pembebanan biaya overhead atas barang yang belum laku bisa dialihkan untuk
mengurangi atau menambah harga pokok dalam persediaan anda.

Selain keunggulan diatas ternyata metode full costing juga punya beberapa
kelemahan. Metode full costing membuat harga jual anda menjadi lebih tinggi
ketimbang memakai variable costing. Pasalnya metode full costing menganggap
konsumen rela membayar berapapun harga barang tersebut. Metode ini cocok untuk
perusahaan yang memang menyediakan bahan pokok masyarakat.

Kelemahan dan Kelebihan Metode Variabel Costing

Metode variable costing juga memiliki manfaatnya sendiri yang wajib anda
ketahui. Beberapa manfaat metode variable costing bisa anda simak berikut ini :

a. Baik untuk anda yang hendak melakukan perencanaan laba jangka pendek.
b. Biasa dipakai untuk pengendalian biaya sebab variable costing membagi biaya
tetap menjadi dua golongan yakni discretionary fixed cost dan committed fixed
cost.
c. Dapat dipakai sebagai referensi pengambilan keputusan untuk order pesanan
khusus yang tidak membutuhkan order banyak seperti full costing.

C. COST PER UNIT DAN COST TOTAL

Biaya per unit adalah total biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi
dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Contohnya, jika sebuah perusahaan
konstruksi membangun 100 rumah dengan ukuran serta kualitas yang sama dengan
total biaya untuk rumah-rumah tersebut adalah $6 juta, maka biaya setiap rumah
adalah $60.000 ($6juta/100 rumah). Sama halnya seperti perusahaan jasa, sebuah
bengkel yang mengkhususkan pada penggantian oli, mengerjakan 400 mobil per
bulan dan total biaya adalah $4.000, maka biaya per mobil adalah $10. 

Total cost (biaya total) adalah keseluruhan biaya produksi yang digunakan


untuk menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun
variabel. Contoh: perusahaan melakukan pengkalkulasian total biaya produksi yang
dikeluarkan.

D. PEMBEBANAN OVERHEAD LEBIH


Pembiayaan overhead atau biaya tak terduga perusahaan menurut sifatnya
terbagi menjadi tiga jenis. Ini dia jenis yang dimaksud:

1. Biaya Penolong

Biaya penolong maksudnya segala pembiayaan yang jumlah dananya lebih kecil
dibandingkan biaya produksi. Biaya ini memang tidak terkait secara langsung dengan
proses produksi yang sedang dijalankan perusahaan.

2. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung

Perusahaan yang mempekerjakan karyawan yang gajinya tidak diambilkan dari


neraca produksi, maka masuk ke dalam kategori ini. Karena mereka tetap harus digaji
oleh perusahaan sehingga secara tidak langsung ini juga menjadi beban usaha. Maka
dari itu, disebut pembiayaan overhead.

3. Biaya Pemeliharaan dan Reparasi

Jenis yang ketiga ini ialah pembiayaan overhead terkait dengan kerusakan alat
produksi. Yang mana pihak perusahaan harus mengeluarkan uang untuk membeli
suku cadang. Dana untuk membayar tukang service juga masuk pada biaya ini.

E. PENYAJIAN DILAPORAN LABA RUGI

Laporan laba rugi adalah laporan finansial perusahaan yang dibuat oleh bidang
keuangan tertentu. Isi dari laporan ini ialah data-data pendapatan sekaligus beban
yang ditanggung oleh perusahaan.

Biasanya laporan ini dibuat untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan


pada periode tertentu. Maka dari itu, sebagian besar laporan dikerjakan pada akhir
tahun atau akhir bulan, sesuai ketentuan di perusahaan tersebut.
Jenis dan contoh

Laporan Laba Rugi Single Step

Pernyataan single step atau langkah tunggal  hanya menunjukkan satu kategori
pendapatan dan satu kategori pengeluaran. Format ini kurang bermanfaat bagi
pengguna eksternal karena mereka tidak dapat menghitung rasio efisiensi dan
profitabilitas dengan lingkup data yang terbatas.

Laporan ini bersifat sederhana, tidak berisi detail perputaran keuangan yang
terjadi pada perusahaan tersebut dan biasanya dipakai oleh perusahaan rintisan atau
UKM. Contoh laporan single step adalah seperti di bawah ini :

Laporan laba rugi Multiple Step


Pada laporan Multiple step atau multi-langkah, akuntan harus memisahkan akun
biaya ke dalam akun lain yang lebih relevan, lebih mendetail dan dapat digunakan
berdasarkan fungsinya. Beban pokok penjualan, biaya operasi dan non-operasional
dipisahkan dan digunakan untuk menghitung laba kotor, laba operasi, dan laba bersih.

Laporan keuangan jenis ini biasanya sudah berdasarkan standar yang digunakan
untuk pelaporan keuangan perusahaan besar atau perusahaan yang memiliki banyak
pemangku kepentingan, seperti kreditor dan investor. Contoh laporan laba rugi
multiple step adalah seperti di bawah ini :
F. LABA PERIODIK

Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan
usaha. Apabila beban lebih besar daripada pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba
atau rugi merupakan hasil perhitungan secara periodic (berkala). Dalam perusahaan
biasanya , perhitungan laba atau rugi dilakukan setiap satu tahun sekali. Penetapan
laba periodik memerlukan perhatian yang serius, sebab kegiatan perusahaan berjalan
terus-menerus tanpa terputus.  Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam penetapan
laba periodik yaitu:

1. Pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama satu periode selama


suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan juga diartikan sebagai
kenaikan modal bruto sehubungan dengan kegiatan perusahaan.
2. Beban adalah penurunan modal bruto apakah itu penurunan aktiva atau kenaikan
kewajiban sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan. Kejadian yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat diakuinya beban sekaligus
sebagai pengakuan beban yaitu pada saat barang atau jasa yang bersangkutan
dipakai atau digunakan dalam proses memperoleh pendapatan.

Pada hakikatnya terdapat dua macam cara untuk mencatat dan melaporkan
beban yang terjadi yaitu:

a. Menghubungkan langsung dengan barang atau jasa yang merupakan sumber


pendapatan.
b. Menghubungkan dengan berlalunya waktu.

Adapun laporan laba rugi harus disajikan sedemikian rupa sehingga:

a. Memuat secara terinci unsur-unsur pendapatan dan beban.


b. Seyogyanya disusun dalam bentuk urutan kebawah (stafel).
c. Harus dipisahkan antara hasil dari bidang usaha utama dengan hasil dari usaha lain
serta pos luar biasa.
BAB 12

PENENTUAN HARGA JUAL

A. TEORI EKONOMIKA

sejarah Perkembangan Teori Ekonomika adalah suatu


pemikiran kapitalisme yang terlebih dahulu yang harus dilacak melalui sejarah
perkembangan pemikiran ekonomi dari era Yunani kuno sampai era
sekarang. Aristoteles adalah yang pertama kali memikirkan tentang transaksi
ekonomi dan membedakan di antaranya antara yang bersifat "natural" atau
"unnatural". Transaksi natural terkait dengan pemuasan kebutuhan dan pengumpulan
kekayaan yang terbatasi jumlahnya oleh tujuan yang dikehendakinya. Transaksi un-
natural bertujuan pada pengumpulan kekayaan yang secara potensial tak terbatas. Dia
menjelaskan bahwa kekayaan unnatural tak berbatas karena dia menjadi akhir dari
dirinya sendiri ketimbang sebagai sarana menuju akhir yang lain yaitu pemenuhan
kebutuhan. Contoh dati transaksi ini disebutkan adalah perdagangan moneter dan
retail yang dia ejek sebagai "unnatural" dan bahkan tidak bermoral. Pandangannya ini
kelak akan banyak dipuji oleh para penulis Kristen pada Abad Pertengahan.

Ekonomika industry

Stigler (1968) menyatakan bahwa ekonomika industri adalah studi yang


bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang struktur dan perilaku industri dalam
perekonomian, khususnya mencakup struktur perusahaan dan faktorfaktor yang
memengaruhinya, pengaruh konsentrasi perusahaan terhadap kondisi persaingan,
pengaruh persaingan terhadap harga, investasi, dan inovasi (Schmalense, 1989).
Selanjutnya, Schmalense mengatakan bahwa ekonomika industri tidak hanya
membahas tentang teori saja, namun juga mengkaji pengukuran dan pengujian
hipotesis mengenai kebijakan publik terkait dunia bisnis. Dia mengajukan definisi
ekonomika industri, yang menurutnya cukup mampu mengakomodasi berbagai aspek
ekonomika industri, yakni disiplin ilmu yang mempelajari sisi penawaran dari
perekonomian, khususnya pasar manakala perusahaan-perusahaan berperan sebagai
penjual. Melengkapi dua definisi di atas, Barthwal (2010) menyatakan bahwa
ekonomika industri adalah sebuah cabang ilmu ekonomi yang membahas masalah-
masalah ekonomi yang terkait dengan perusahaan dan industri serta keterkaitan antara
perusahaan, industri, dan masyarakat

Ekonomika industri juga memiliki beberapa karakteristik yang serupa dengan


ekonomika manajerial. Ekonomika manajerial membahas konsepkonsep dan analisis
terkait perusahaan, seperti analisis permintaan, biaya, laba, kompetisi, dan elemen
lain untuk menunjang pengambilan keputusan. Meskipun demikian, ada dua
perbedaan utama antara ekonomika industri dan ekonomika manajerial. Pertama,
ekonomika manajerial memegang asumsi awal bahwa perusahaan bertujuan untuk
memaksimumkan keuntungan. Selanjutnya, analisis dalam ekonomika manajerial
berupaya untuk membuat skema yang aturanaturan dan prosedur terkait dengan
keputusan perusahaan diatur sedemikian rupa dan diformulasikan sehingga mampu
mencapai tujuan maksimisasi profit.

B. PENETUAN HARGA BERDASARKAN COST

Dalam penentuan ini, penjual atau produsen menetapkan harga jual untuk satu
unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu
jumlah untuk menutup laba yang diinginkan (disebut marjin) pada unit tersebut.

Dalam pengertian yang lebih ringkas bisa dikatakan bahwa cost-plus pricing


method adalah metode penetapan harga jual produk dengan cara menambahkan biaya
total produksi dengan nilai marjinnya.

Adapun formula dari metode cost-plus pricing method adalah sebagai berikut:


BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL
Sebagai contoh:
Seorang kontraktor bangunan meghitung-hitung bahwa untuk membangun dan
menjual lima buah rumah yang sejenis, akan dikeluarkan sejumlah biaya dengan
rincian sebagai berikut:

Biaya material: Rp7.500.000,00


Biaya tenaga kerja: Rp2.500.000,00
Biaya lain (seperti sewa kantor, penyusutan alat-alat, gaji pimpinan, dsb.):
Rp4.000.000,00
Sehingga jumlah total biaya adalah Rp14.000.000,00

Apabila ia menghendaki laba sebesar 10% dari biaya total, maka:


Harga jual total = biaya total + laba
= Rp14.000.000,00 + (10% x Rp14.000.000,00)
=Rp15.400.000,00
Dengan demikian , masing-masing rumah akan dijual seharga Rp3.800.000,00
(Rp15.400.000,00 / 5) dengan laba sebesar Rp280.000,00 (Rp1.400.000,00 / 5). Jika
rumah-rumah tersebut tidak semuanya laku, maka ada kemungkinan laba akan turun,
atau bahkan menderita kerugian.
BAB 13

AKUNTANSI BIAYA PROSES

A. MAKSUD PELAPORAN BIAYA PRODUK

Menurut Abdul Halim (1988:5), biaya produksi yakni biaya-biaya yang


berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan
(dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual.

Menurut Mulyadi (1995:14), biaya produksi merupakan biaya-biaya yang


terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Sedangkan menurut Amin Widjaya Tunggal (1993:1), biaya produksi


merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah
dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang


digunakan dalam proses produksi meliputi biaya  bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan
dengan jenis biaya lain.

Jenis-jenis Biaya Produksi

Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk


menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode
akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang
juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :

1. Biaya bahan baku (direct material Cost)

Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk


mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost) 

Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan


didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara
langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi
dan usaha itu dapat terwujud.

3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) 

Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak


langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau
dibebankan pada pabrik.

Berikut ini rumus menghitung biaya produksi:

Biaya material langsung + biaya tenaga kerja langsung + biaya tenaga kerja
tidak langsung + biaya overhead pabrik

Contoh Menghitung Biaya Produksi

Untuk lebih jelasnya, berikut contoh menghitung biaya produksi. Contohnya adalah
perusahaan ABC yang bergerak di bidang makeup. Dalam satu bulan, mereka
memproduksi 5.000 produk makeup yang dipasarkan di 2 store dan e-commerce
(online).
Untuk memproduksi 5.000 produk makeup, mereka memerlukan:
 Rp70.000.000 untuk bahan baku 
 Rp30.000.000 untuk gaji pegawai
 Rp15.000.000 untuk endorsement
 Rp10.000.000 untuk launching produk mengundang media
 Rp10.000.000 untuk bandwith kuota internet
 Rp5.000.000 untuk transport produk ke 2 store
 Rp15.000.000 untuk packaging
 Rp2.000.000 untuk pengeluaran di gudang penyimpanan 
Artinya, total biaya produksinya adalah Rp 157.000.000. Jika dibagi menjadi 5.000
unit, maka biaya produksi satu buah produk adalah Rp 31.400. Dengan mengetahui
biaya produksi setiap unit yang diproduksi, akan menjadi dasar menghitung harga
pokok penjualan. 

Agar Tak Luput Menghitung Biaya Produksi

Kerap kali, perusahaan hanya berpatokan pada biaya produksi yang terlihat
dan pengeluarannya bersifat pasti. Contohnya, belanja bahan baku dan gaji
karyawan yang biayanya dikeluarkan dalam bentuk uang.
Meski demikian perlu diingat bahwa banyak biaya tidak langsung lain yang
perlu dihitung dalam biaya produksi. Libatkan juga segala hal yang turut menunjang
tuntasnya proses produksi. Hal apapun mulai dari adanya pabrik, gudang
penyimpanan, listrik, transportasi, hingga hal-hal lainnya. Jika kerap terlewat, ajak
semua lini dalam perusahaan untuk duduk bersama dan merumuskan apa saja biaya
tidak langsung yang dikeluarkan.
Selain itu, cara lain untuk memastikan tidak luput menghitung biaya produksi
adalah dengan merunut apa saja tahap yang dilalui hingga barang atau jasa bisa siap
dipasarkan. Setiap tahap memiliki alokasi biaya masing-masing dan perlu
dimasukkan dalam elemen penghitungan biaya produksi.
B. ASUMSI ALIRAN BIAYA

Asumsi arus biaya (cost flow assumption) adalah bagaimana biaya-biaya


mengalir menuju ke akun-akun persediaan, bukan arus kerja atau produk pada lini
produksi. Asumsi arus biaya dapat menggunakan identfikasi spesifik (menurut
job), first in first out, last in first out dan rata-rata tertimbang (weighted average)

 
Asumsi Arus Biaya
Masalah akuntansi utama muncul saat barang yang identik diperoleh dengan biaya
yang berbeda pada periode tertentu. Dalam kasus seperti ini saat suatu barang di jual,
perlu dilakukan penentuan biaya per unit, sehingga ayat jurnal akuntansi yang tepat
dapat di catat. Tujuan utamadari pemilihan asumsi arus biaya adalah untuk memilih
asumsi yang paling mencerminkan laba periodik, sesuai kondisi yang berlaku.
BAB 14

STANDAR DAN PROSES PENGANGGARAN

A. HAKIKAT PENGANGGARAN

Proses penyusunan anggaran merupakan proses penetapan peran (role


setting ) dalam usaha pencapaian tujuan organisasi dan penetapan sumber ekonomi
yang Tersedia bagi pemegang peran tersebut, untuk memungkinkan pelaksanaan
perannya. Sumber ekonomi yang disediakan untuk memungkinkan manajer
berperan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi diukur dengan satuan moneter
standar yang berupa informasi akuntansi. penyusunan anggaran dapat dilakukan
jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mengukur
sumber ekonomi yang tersediabagi setiap manajer dalam usaha pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran.
Dengan demikian,anggaran berisi informasi akuntansi pertanggungjawaban
yang mengukur sumber ekonomi yang tersedia bagi manajer yang diberi peran
untuk mencapai tujuan perusahaan selama tahun anggaran.
Dalam proses penyusunan anggaran, informasi akuntansi pertanggungjawaban
berfungsi sebagai alat pengirim peran (role sending device) kepada manajer yang
diberi peran dalam pencapaian tujuan organisasi. Proses penyusunan anggaran
merupakan proses penetapan peran yang menggunakan informasi akuntansi
pertanggungjawaban untuk menyampaikan nilai sumber ekonomi yang
disediakan bagi setiap manajer pusat pertanggungjawaban guna melaksanakan
perannya masing-masing.
Agar proses penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang dapat
berfungsi sebagai alat pengendalian, maka proses penyusunan anggaran harus
mampu menanamkan “sense of commitment” dalam diri penyusunnya. Proses
penyusunan anggaran yang tidak berhasil menanamkan “sense of commitment
” dalam diri penyusunnya berakibat anggaran yang disusun tidak lebih hanya
sekedar sebagai alat perencanaan; yang jika terjadi penyimpangan antara
realisasi dari anggarannya, tidak satupun manajer yang merasa
bertanggungjawab.
Karakteristik-karekteristik anggaran adalah sebagai berikut:
 Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis.
 Anggaran dinyatakan dalam satuan moneter didukung dengan jumlah non-
moneter (contoh: unit yang terjual atau diproduksi).
 Pada umumnya, anggaran mencakup waktu satu tahun. Dalam bisnis-
bisnis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman, kemungkinan ada dua
anggaran per tahun. Misalnya, perusahaan busana memiliki anggaran musin
panas dan anggaran musim dingin.
 Anggaran merupakan komitmen manajemen. Manajer setuju untuk menerima
tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.
 Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi
wewenangnya dari pembuat anggaran
 Setelah disetujui anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu.
 Secara berkala, kinerja keuangan aktual (sesungguhnya) dibandingkan dengan
anggaran, dan perbedaan yang terjadi dianalisis serta dijelaskan.
Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis tersebut.
 Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin diduk
B. HAKIKAT SISTEM AKUNTANSI BIAYA STANDAR

Sistem biaya standar

Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau
membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-
faktor lain tertentu.
Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dapat dibagi menjadi dua:
metode tunggal (single plan) dan metode ganda (partial plan). Perbedaan antara dua
sistem akuntansi biaya standar tersebut terletak pada waktu penyajian informasi
mengenai terjadinya penyimpangan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya
kepada manajemen.

System biaya standar bermanfaat untuk melakukan perencanaan, pengendalian


operasi, dan memberikan wawasan kepada manajemen dalam membuat keputusan.
Biaya standar dapat digunakan untuk hal-hal berikut ini.

1. Menyederhanakan prosedur penentuan biaya produk


2. Memudahkan pembuatan anggaran
3. Mengendalikan biaya
4. Menentukan harga jual

TUJUAN PENETAPAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA STANDAR

1. Pengendalian biaya (cost control)


2. Penentuan harga pokok produksi (product costing)

Biaya standar bersama-sama analisis varian sangat bermanfaat karena beberapa


alasan:

1. Menyediakan informasi kepada manajemen mengenai kendali suatu sistem


2. Sebagai dasar/basis suatu sistem evaluasi kinerja
3. Meyediakan informasi mengenai opportunity cost berkenaan dengan produksi
suatu produk
4. Penentuan harga produk

TIPE – TIPE BIAYA STANDAR

1. Berdasarkan faktor tingkat harga, terdiri dari :


a. STANDARD IDEAL : tingkat harga yang didasarkan pada anggapan tingkat harga
bahan baku, tenaga kerja, BOP yang paling rendah atau menguntungkan.
b. STANDARD NORMAL : tingkat harga yang didasarkan pada anggapan tingkat
harga normal atau tingkat harga rata-rata yang diharapkan terjadi di dalam siklus
bisnis.
c. STANDARD CURRENT : tingkat harga yang diharapkan akan terjadi di dalam
periode akuntansi pemakai standard.
d. STANDARD DASAR : tingkat harga yang diharapkan didasarkan pada anggaran
tingkat harga yang diharapkan terjadi pada tahun pertama pemakaian standard.
2. Berdasarkan faktor tingkat prestasi, terdiri dari :
a. Standard Teoritis / Standard Ideal : Merupakan standar yang ideal yang dalam
pelaksanaanya sulit untuk dapat dicapai. Asumsi yang mendasari standar teoritis
ini adalah bahwa standar merupakan tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai
oleh para pelaksanaan. Kebaikan standar ini dapat digunakan dalam jangka waktu
yang relatif lama.
b. Rata-rata biaya waktu yang lalu : Rata-rata biaya yang berlaku memandang biaya-
biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh dimasukkan sebagai unsur
biaya standar. Tetapi jenis ini berguna pada saat permulaan perusahaan
menerapkan sistem  biaya standar.
c. Standar lama : Didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan datang di bawah
asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang norma, standar ini berguna agi
manajemen dalam perencanaan jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan
yang bersifat jangka panjang
d. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (attainable high Performance) : standar
jenis ini banyak digunakan dan merupakan criteria yang paling baik untuk menilai
pelaksanaan. Standar ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat
dicapai dengan memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat
dihindari terjadinya.
e.
C. ANGGARAN

Yang dimaksud dengan Bussines Budget atau anggaran (budget) adalah rencana
yang disusun secara sistematis, yang mencakup semua kegiatan perusahaan, yang
dinyatakan dalam satuan moneter dan berlaku untuk periode tertentu ( periode) yang
akan datang. Munandar (2000: 1)

Anggaran yang fleksibel merupakan bentuk anggaran yang dirancang untuk


mencakup berbagai kegiatan dan dapat digunakan untuk membuat anggaran untuk
beberapa tingkat biaya dalam kisaran yang dapat dibandingkan dengan biaya aktual
yang dikeluarkan. Samryn (2001: 226)

Tujuan komisi Anggaran

1. Untuk Menyatakan Harapan / Tujuan Perusahaan Dengan Jelas Dan Formal,


Sehingga Mencegah Kebingungan Dan Memberikan Arahan Terhadap Apa Yang
Ingin Dicapai Manajemen.
2. Untuk Mengkomunikasikan Harapan Manajemen Kepada Pihak Terkait Sehingga
Anggaran Dipahami, Didukung, Dan Diimplementasikan.
3. Untuk Memberikan Rencana Kegiatan Yang Terinci Dengan Tujuan Mengurangi
Ketidakpastian Dan Memberikan Arah Yang Jelas Kepada Individu Dan
Kelompok Dalam Upaya Untuk Mencapai Tujuan Perusahaan.
4. Untuk Mengkoordinasikan Cara / Metode Yang Akan Diambil Untuk
Memaksimalkan Sumber Daya.
5. Untuk Memberikan Pengukuran Dan Pengendalian Kinerja Individu Dan
Kelompok, Dan Memberikan Informasi Yang Mendasari Kebutuhan Tindakan
Korektif.

Manfaat Anggaran
Dengan  penyusunan anggaran usaha-usaha perusahaan akan lebih banyak
berhasil apabila ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan dibantu
oleh perencanaan-perencanaan yang matang. Perusahaan yang berkecenderungan
memandang ke depan, akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada
masa yang akan dating. Sehingga dalam pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini
tinggal berpegangan pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya. Di mana,
bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu mereka
kembangkan dalam kegiatan sehari-hari. Apabila pada suatu kesempatan hal ini
ditanyakan kepada seorang General Manager yang sukses, maka sering didapatkan
jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada waktu mendatang pada umumnya
didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas. Dalam perusahaan-
perusahaan manufatktur ( pabrik) kegiatan akan dilakukan dengan lebih efisien  dan
tingkat keuntungan akan lebih besar apabila management memperhatikan rencana
untuk aktivitas-aktivitasnya di masa depan. Karena itu Heckerts dan Wilson
mengatakan bahwa manfaat utama daripada business budgeting adalah dapat
ditentukannya kegiatan-kegiatan yang paling profitable yang akan dilakukan.

        Sedangkan manfaat lain adalah membantu manajer dalam mengelola


perusahaan. Manajer harus mengambil keputusan-keputusan yang paling
menguntungkan perusahaan, seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan
diproduksi dan dijual, memilih/menseleksi langganan, menentukan tingkat harga,
metode-metode produksi, metode-metode distribusi, termin penjualan.

D. TAHAP 1 ANGGARAN PENDAPATAN

Anggaran Pendapatan adalah rencana keuangan yang biasanya dalam periode


satu tahun yang disetujui oleh pemilik hak kuasa penggunaan suatu dana. Anggaran
Pendapatan dan Belanja penggunaan faktor keuangan dalam setiap usaha kerja
sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan.

Anggaran Pendapatan sendiri adalah rencana perkiraan penerimaan hasil dari


semua faktor produksi yang dimiliki. Bisa dari penerimaan rutin yang dalam periode
akan diterima.

Sedangkan Anggaran Belanja adalah membuat rencana, menentukan lebih dulu


apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Rencana keuangan yang
berisi taksiran atau perkiraan tentang jasa, jumlah biaya, atau uang yang diperlukan
dan tentang sumber-sumber keuangan yang dapat menutup kebutuhan uang tersebut.
Membuat anggaran sendiri menentukan atau mengatur dalam pencapaian suatu tujuan
dan dari mana memperoleh sumber-sumber untuk menutupnya.

Penetapan Anggaran pada Negara adalah meluai peretujuan DPR. Sedangkan


pada perusahaan di setujuai oleh pemilik atau jika perusahaan yang berbentuk PT
adaalah pemegang saham. Sedangkan pada Koperasi adalah ditetapkan oleh anggota
koperasi itu sendiri. Karena keungan merupakan fungsi yang sangat penting, dimana
keuangan menjadi faktor penentu besarnya usaha yang akan dibuat.

Ada beberapa fungsi adanya anggaran dan belanja keungan.

1. Bahwa anggaran keuangam menjadi dasar untuk melaksanaan pendapatan dan


belanja pada periode tersebut.
2. Anggaran harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan organisasi sesuai
dengan ketentuan yang di tetapkan
3. Anggaran harus diarahakan untuk efisiensi dan efektifitas usaha
4. Anggaran harus memperhatikan sisi keadilan
5. Anggaran bisamenjadi alat keseimbangan penerimaan dan pengeluaran dalam
suatu negara.
E. TAHAP 2 ANGGARAN TINGKAT PRODUKSI

Formulasi Menyusun Anggaran Produksi


        Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus
umum sebagai berikut:

Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan).........................XX


Tingkat persediaan akhir ...................................................XX  +
Jumlah………………………………………….........................XX
Tingkat persediaan awal ....................................................XX  -     
Tingkat produksi ...............................................................XX

 Anggaran produksi  merupakan dasar (bisnis) untuk penyusunan anggaran-


anggaran lain seperti anggaran bahan mentah , anggaran tenaga kerja langsung  dan
anggaran biaya overhead pabrik. Sehinngga hubungan antara tingkat
penjualan,tingkat dan tingkat persediaan dapat digambarkan secara diagramatis
seperti berikut ini:

Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:

1. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan
anggaran produksi yang selaras dengan periode yang digunakan dalam
penyusunan anggaran penjualan.
2. Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
3. Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja langsung
dan penggunaan fasilitas.
4. Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
5. Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam bentuk
sederhana setidaknya memuat informasi tentang waktu dan jumlah produksi.
Jumlah produksi dihitung dengan mempertimbangkan persediaan awal dan
persediaan akhir barang jadi. Produksi = Penjualan+ pewrsediaan akhir –
persediaan awal.
6. Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan dengan
prinsip jelas dan informatif

Langkah-Langkah Pelaksanaan Anggaran Produksi


        Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan dalam
rangka menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:

a.    Tahap perencanaan

1. Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar dalam penyusunan
bagian produksi.
2. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.

b.    Tahap pelaksanaan

1. Menentukan kapan barang diprodusir.


2. Menentukan dimana barang akan diprodusir
3. Menentukan urut-urutan prose produksi 
4. Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai
efisiensi
5. Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh, service dan
peralatan.
6. Menyusun standar produksi 
7. Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.

Contoh:
        Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada ditangan perrusahaan pada
awal periode nanti. Penjualan selama satu periode direncanakan 100 unit. Sedangkan
persediaan akhir diperkirakan 40 unit.
Sehingga perusahaan harus memprodusir barang A sebanyak 80 unit, dengan
perhitungan sebagai berikut:

Penjualan                                          100     unit


Persediaan akhir                                 40      unit +
Kebutuhan                                        140     unit
Persediaan awal                                  60     unit -
Produksi                                             80     unit

F. TAHAP 3 ANGGARAN HARGA POKOK

Anggaran Pokok Terbagi Menjadi 2 Yaitu Anggarana Pokok Produksi Dan Anggran
Pokok Penjualan

1. Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah semua biaya langsung dan tidak langsung yang
dikeluarkan perusahaan untuk proses produksi sehingga barang atau jasa tersebut bisa
dijual. Perusahaan harus menghitung harga pokok suatu barang karena sangat penting
untuk pelaporan keuangan perusahaan.

Perhitungan Harga Pokok Produksi

Keterangan Tabel A:

1. Total biaya pabrik sebesar Rp 12.600, biaya pabrik per unit


(Rp. 12.600/10.000unit yang diproduksi) = Rp 1,26 atau disebut harga pokok per
unit.
2. Barang yang selesai diproduksi atau harga pokok produksi (cost
of goods maufactured) 9.500 unit, harga pokok produksi 9.500 x Rp 1,26 = Rp
11.970.
3. Nilai persediaan awal barang dalam proses per unit Rp 1.200/1000 unit =
Rp1,2.Sedangkan nilai persediaan akhir barang dalam proses per unit Rp 1,26.
2. Harga pokok pesanan

Harga pokok pesan adalah perhitungan harga pokok produksi berdasarkan


pesanan. Karakteristik dari harga pokiok pesanan diantaranya (proses pengolahan
produk berlangsung secra terus menerus, prduk yang dihasilkan berdasarkan
spesifikasi dari pembeli ataupun pelanggan, produksi bertujuan untuk memenuhi
pesanan.

Ciri khusus dari harga pokok pesanan itu sendiri diantaranya (tujuan produksi
untuk melayani pesanan pembeli, baiaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan,
biaya produksinya dibagi 2 “biaya langsung dan baiaya tidak langsung”, harga pokok
pesanan dihitung setelah selesai pesanan diproduksi.

Manfaat dari harga pokok pesasn itu sendiri diantaranya

a. Menetukan harga kepada pemesan\


b. Pertimbangan diterima atau tidaknya pesanan
c. Mamantau realisasi produk
d. Perhitungan laba atau rugi
e. Penentuap HPP jadi ataupun dalam pros

G. TAHAP 4 ANGGARAN BIAYA

Anggaran biaya digunakan untuk mengetahui gambaran awal biaya yang akan


dikeluarkan untuk proyek bisnis tertentu. Dengan membuat anggaran biaya,
diharapkan semua proses berjalan sesuai dengan rencana termasuk urusan biaya.

Tujuan Anggaran Biaya

Paling tidak, ada beberapa manfaat atau tujuan yang bisa diperoleh ketika Anda
membuat anggaran biaya dengan benar.
 Anggaran biaya digunakan sebagai barometer semua pihak ketika
melakukan perencanaan keuangan proyek berikutnya.

 Untuk mengetahui seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan


oleh perusahaan untuk proyek tersebut dan dijadikan alat acuan bagi
otoritas keuangan

 Sebagai alat ukur pencapaian target perusahaan


Langkah-Langkah Membuat Anggaran Biaya

Untuk membuat anggaran biaya, dibutuhkan kejeleian dan ketelitian.


Anda bisa menggunakan Microsoft Excel untuk memudahkan
penghitungan rumus-rumus tertentu. Namun, jika Anda ingin instant, kini
sudah tersedia software untuk menghitung anggaran biaya. Anda hanya
tinggal mengisi anggaran biaya sesuai dengan data di lapangan dan
kemudian proses akan berjalan otomotis dengan software tersebut. Namun,
ada hal lain dalam membuat anggaran biaya yang baik dan benar.

Langkah – langkah pembuatan anggaran biaya :

a. Persiapan dan Pengecekan Gambaran Kerja

Gambar Kerja bisa dikatakan sebagai dasar yang digunakan untuk


menentukan pekerjaan atau komponen apa saja yang ada dalam proyek
bisnis tersebut. Dari Gambar Kerja ini, bisa dilihat ukuran, spesifikasi,
bentuk dan lain sebagainya yang berhubungan dengan proyek tersebut.
Pastikan gambar ini mengandung semua komponen termasuk material yang
dibutuhkan. Ini juga yang akan mempermudah untuk penghitungan volume
pekerjaan. Disini, Anda bisa memulai pekerjaan apa saja yang akan
dimasukkan kedalam anggaran biaya.
b. Penghitungan Volume

Langkah awal untuk membuat atau menghitung volume pekerjaan


adalah dengan mengurutkan seluruh item serta komponen yang ada dalam
proyek tersebut. Ini didasarkan pada Gambar Kerja yang sudah dibuat
sebelumnya. Setelah semua item pekerjaan sudah dimasukkan dalam
anggaran, langkah selanjutnya adalah menghitung volume masing-masing
dari volume pekerjaan tersebut. Gunakan Microsoft Excel untuk
memudahkan penghitungan volume pekerjaan ini.

c. Harga Satuan Pekerjaan

Membuat dan menghitung Harga Satuan Pekerjaan harus dilakukan


dengan teliti.

H. TAHAP 5 ANGGARAN LAPORAN FINANSIAL

Anggaran Keuangan (Financial Budget) adalah anggaran yang berisi taksiran-


taksiran tentang kegiatan-kegiatan dan kondisi finansial perusahaan dalam jangka
waktu (periode) tertentu yang akan datang. Dimana Anggaran Keuangan perusahaan
secara terstruktur dituangkan dalam laporan Neraca (Balance Sheet). Oleh sebab itu
Anggaran Keuangan sering juga disebut Budget Neraca (Balance Sheet Budget).

Anggaran Keuangan merupakan bagian yang penting dalam suatu perusahaan,


karena Anggaran Keuangan memperlihatkan ekspektasi arus kas dan posisi keuangan
dengan kegiatan-kegiatan usaha yang terencana. Dalam penyusunan Anggaran
Keuangan harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran,
hasil, dan manfaat yang ingin dicapai. Untuk itu didalam proses penyusunannya
diperlukan personil yang memahami berbagai informasi yang relevan dengan
Anggaran Keuangan.
.LAPORAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN KEUANGAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN 31
DESEMBER 2018 DAN 31 DESEMBER 2017
BAB 15

PENGUKURAN KRITERIA MANAJER LABA PUSAT DAN PUSAT


INVESTASI

A. PENGUKURAN KINERJA DAN DESENTRALISASI


1. Desentralisasi dan tanggung jawab pusat
 Sentralisasi atau desentralisasi. . Dalam pengambilan keputusan terpusat,
keputusandibuat di tingkat paling atas, dan lowerlevel manajer dibebankan de
nganmenerapkan keputusan ini.
 Pengambilan keputusan desentralisasi memungkinkan manajer di tingkat
bawahuntuk membuat dan mengimplementasikan keputusan kunci yang
berkaitan
dengan bidang tanggung jawab mereka. Praktek mendelegasikan otoritas peng
ambilan keputusan

Alasan untuk Desentralisasi


 kemudahan pengumpulan dan menggunakan in"ormasi lokal
 fokus dari manajemen pusat
 Pelatihan dan memotivasi manajer segmen
 Ditingkatkan kompetisi, memperlihatkan segmen kekuatan pasar 
2. Pengukuran kinerja adalah proses di mana organisasi menetapkan parameter
hasil untuk dicapai oleh program, investasi, dan akusisi yang dilakukan.

Bila kemudian tidak dilakukan pengukuran kinerja:

 Bagaimana bisa tahu mana-mana yang perlu dikembangkan?


 Bagaimana bisa tahu di mana harus mengalokasikan uang dan SDM?
 Bagaimana bisa tahu kinerja organisasi kita dengan lainnya?
 Bagaimana bisa tahu apakah kinerja kita sedang menaik atau menurun?
 Bagaimana bisa tahu mana-manakah program, metode, atau karyawan yang
benar-benar menghasilkan yang juga hemat secara biaya dan tepat secara tujuan?

Manfaat pengukuran kinerja

1. Untuk Mengevaluasi

Yakni untuk mengevaluasi seberapa baik suatu organisasi berkinerja. Proses evaluasi
ini terdiri dari dua variabel: data kinerja organisasi dan patokan yang menciptakan
suatu kerangka untuk menganalisis data kinerja tersebut.

2. Untuk Mengendalikan

Manajer memiliki kebutuhan untuk memastikan bahwa bawahan mereka telah


melakukan pekerjaan mereka secara benar. Organisasi pun menciptakan sistem
pengukuran yang menentuan tindakan tertentu apa yang harus dilakukan oleh
karyawan. Setelah itu, mereka pun mengevaluasi apakah sang karyawan betul-betul
telah melakukan apa yang telah ditugaskan kepada mereka dan membandingkannya
dengan standar kinerja.

3. Untuk Menganggarkan

Anggaran adalah perangkat mentah untuk meningkatkan kinerja. Kinerja yang buruk


tidak selalu berubah menjadi baik ketika dilakukan pemotongan anggaran sebagai
tindakan disipliner. Terkadang penaikan anggaran lah yang menjadi jawaban untuk
peningkatan kinerja.

4. Untuk Memotivasi

Para karyawan perlu diberikan target yang signifikan untuk mereka raih dan lalu
menggunakan ukuran kinerja -termasuk target antara- untuk memfokuskan ernergi
para karyawan dan memberikan perasaan telah mencapai sesuatu. Target kinerja juga
bisa mendorong munculnya kreativitas dalam mengembangkan cara-cara yang lebih
baik untuk mencapai suatu tujuan.
5. Untuk Merayakan

Organisasi perlu memperingati prestasi-prestasi yang mereka raih, karena ritual


semacam peringatan ini bisa mengikat orang-orang yang ada di dalam tim,
memberikan mereka perasaan terikat. Perayaan merupakan aktivitas yang
mengeksplisitkan pengakuan atas prestasi dan pencapaian.

6. Untuk Bisa Belajar

Pembelajaran merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh organisasi untuk bisa terus
berkembang. Pembelajaran ini bisa didapat dengan mengevaluasi kinerja sendiri,
semisal dengan mengidentifikasi apa-apa saja yang berhasil dan yang tidak. Dengan
mengevaluasi hal ini, organisasi akan bisa pelajari alasan di balik kinerja baik dan
buruk.

7. Untuk Mengembangkan

Organisasi harus belajar tentang apa-apa yang harus dilakukan secara berbeda untuk
memperbaiki kinerja. Oleh karenanya organisasi membutuhkan umpan balik untuk
menilai kesesuaian rencana dan arahan serta target sehingga bisa didapatkan
pengertian mana-mana saja perihal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan.

B. PUSAT LABA

Pusat laba (profit center) merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki


kewenangan untuk mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan tetapi
tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan tentang investasi.

a. Kondisi-kondisi dalam mendelegasikan tanggung jawab laba.

Banyak keputusan manajemen melibatkan ususlan untuk meningkatkan beban


dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar
dalam pendapatan penjualan. Keputusan semacam ini disebut sebagai pertimbanagan
biaya/pendapatan. Dua kondisi yang harus dipenuhi dalam pusat laba.
1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam
membuat keputusan serupa.
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade-off yang
dibuat manajer.

b. Kelazimaan suatu pusat laba.

Sistem –sistem pengendalian financial juga mendapat banayak kritikan selama


lebih dari 20 tahun. Meskipun demikian, perusahaan-perusahaan tidak mengabaikan
sistem-sistem tersebut melainkan tetap menggunakannya sebagai alat untuk
mengimplementasikan  strategi. Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan
tersebut menyadari kelemahan-kelemahan yang ada, dan banyak diantaranya yang
mulai menggunakan suatu scorecard dengan kombinasi ukuran kinerja financial dan
nonfinansial.

c. Manfaat pusat laba.


1. Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para
manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
2. Kecepatan dari pengambilan keutusan operasional dapat meningkat karena tidak
perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
3. Karena keluaran (output) yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat
responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
4. Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak
mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan.

d. Kesulitan dengan pusat laba.

1. Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak


untuk lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan
pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.
2. Perselisihan dapat meningkat karena adanya argumen-argumen mengenai harga
transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit untuk
pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua atau lebih
unit bisnis.
3. Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan
manajemen, pegawai, dan pembukuan yag dibutuhkan, dan mungkin
mengakibatkan duplikasi tugas diseyiap pusat laba.
4. Tidak ada sistem yang sangat memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi
dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba perusahaan secara
keseluruhan.
C. METODE KAS

pengertian kas adalah harta kekayaan perusahaan yang sifatnya sangat likuid


dan berjangka pendek yang dapat dipergunakan dengan bebas untuk kegiatan
operasional perusahaan.

Karakteristik kas

Adapun beberapa karakteristik kas adalah sebagai berikut:

 Kas merupakan aset perusahaan yang paling likuid.


 Kas dapat digunakan sebagai standar pertukaran yang paling umum.
 Kas dapat digunakan sebagagi basis perhitungan dan pengukuran.
Jenis – jenis kas

1. Petty Cash (Kas Kecil)

Petty cash adalah kas dalam bentuk uang tunai yang disiapkan oleh perusahaan untuk
membayar berbagai pengeluaran yang nilainya relatif kecil dan tidak ekonomis bila
membayarnya dengan cek.
2. Kas di Bank
Kas di Bank adalah uang yang disimpan oleh perusahaan di rekening Bank tertentu
yang jumlahnya relatif besar dan membutuhkan keamanan yang lebih baik. Dalam hal
ini, kas di Bank selalu berhubungan dengan rekening koran perusahaan di Bank
tersebut.

3. Pelaporan Kas
Pelaporan kas dapat dilakukan secara langsung. Namun, pada pelaksanaanya dapat
terjadi beberapa masalah, diantaranya:

 Cash Equivalents; disebut juga dengan setara kas, yaitu kelompok aset
perusahaan yang jangka waktunya kurang dari tiga bulan.
 Restricted Cash; kas yang dipisahkan khusus untuk membayar kewajiban di
masa mendatang yang nilainya cukup besar.
 Bank Overdrafts: rekening negatif yang terjadi karena nasabah menulis cek
yang melebihi jumlah dana yang ada di rekeningnya dan dianggap sebagai
utang sehingga dapat dilaporkan sebagai suatu ekspansi kredit.
BAB 16

PENENTUAN HARGA TRANSFER

A. DAMPAK HARGA TRANSFER

yang dimaksudkan dengan harga transfer (transfer price) adalah nilai atau harga
internal antar divisi dalam suatu perusahaan. Divisi yang menerima dianggap sebagai
pembeli dan divisi yang mengirim dianggap sebagai penjual. Dampak dari harga
transfer terhadap divisi antara lain :

1. Dampak Terhadap Ukuran Kinerja Divisi.

Harga yang dikenakan untuk barang yang ditransfer mempengaruhi biaya divisi
pembeli dan pendapatan divisi penjual. Artinya, laba kedua divisi tersebut
sebagaiman juga evaluasi dan kompensasi para manajer mereka, dipengaruhi oleh
harga transfer.

2. Dampak terhadap Keuntungan Perusahaan.

Meskipun harga transfer actual tidak mempengaruhi perusahaan sebagai


kesatuan, penetapan harga transfer ternyata mampu mempengaruhi tingkat laba yang
dihasilkan oleh perusahaan dengan dua cara yaitu jika ia mempengaruhi perilaku
divisi dan ia mempengaruhi pajak pengahsilan. Divisi-divisi, yang bertindak secara
independent, mungkin menetapkan harga transfer yang memaksimalkan laba devisi
tetapi menimbulkan pengaruh sebaliknya bagi laba perusahaan secara keseluruhan.

3. Dampak terhadap Otonomi.

Karena keputusan penetapan harga transfer dapat mempenearuhi profitabilitas


perusahaan secara keseluruhan, manajemen puncak sering tergoda untuk mencapuri
dan mendikte harga transfer yang mereka inginkan.
B. METODE HARGA TRANSFER

Metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga transfer (transfer pricing)


yang wajar yang dilakukan oleh perusahaan multinasional yang melakukan transfer
pricing, yaitu:

1. Metode perbandingan harga (Comparable Uncontrolled Price/CUP)

Metode ini membandingkan harga transaksi dari pihak yang ada hubungan


istimewa tersebut dengan harga transaksi barang sejenis dengan pihak yang tidak
mempunyai hubungan istimewa (pembanding independen), baik itu internal CUP
maupun eksternal CUP. Metode ini sebenarnya merupakan metode yang paling
akurat, tetapi yang sering menjadi permasalahan adalah mencari barang yang benar-
benar sejenis.

2. Metode Harga Penjualan Kembali (Resale Price Method/RPM)

Metode ini digunakan dalam hal Wajib Pajak bergerak dalam bidang usaha


perdagangan, di mana produk yang telah dibeli dari pihak yang mempunyai hubungan
istimewa dijual kembali (resale) kepada pihak lainnya (yang tidak mempunyai
hubungan istimewa). Harga yang terjadi pada penjualan kembali tersebut dikurangi
dengan laba kotor (mark up) wajar sehingga diperoleh harga beli wajar dari pihak
yang mempunyai hubungan istimewa.

3. Metode Biaya-Plus (Cost Plus Method)

Metode ini dilakukan dengan menambahkan tingkat laba kotor wajar yang


diperoleh perusahaan yang sama dari transaksi dengan pihak yang tidak mempunyai
Hubungan Istimewa atau tingkat laba kotor wajar yang diperoleh perusahaan lain dari
transaksi sebanding dengan pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa.
Umumnya digunakan pada usaha pabrikasi.
4. Metode Pembagian Laba (Profit Split Method/PSM)

Metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi laba gabungan atas transaksi


afiliasi yang akan dibagi oleh pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa
tersebut dengan menggunakan dasar yang dapat diterima secara ekonomi yang
memberikan perkiraan pembagian laba yang selayaknya akan terjadi dan akan
tercermin dari kesepakatan antar pihak-pihak yang tidak mempunyai Hubungan
Istimewa, dengan menggunakan Metode Kontribusi (Contribution Profit Split
Method) atau Metode Sisa Pembagian Laba (Residual Profit Split Method).

5. Metode Laba Bersih Transaksional (Transactional Net Margin Method/TNMM)

Metode ini dilakukan dengan membandingkan persentase laba bersih operasi


terhadap biaya, terhadap penjualan, terhadap aktiva, atau terhadap dasar lainnya atas
transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan persentase
laba bersih operasi yang diperoleh atas transaksi sebanding dengan pihak lain yang
tidak mempunyai Hubungan Istimewa atau persentase laba bersih operasi yang
diperoleh atas transaksi sebanding yang dilakukan oleh pihak yang tidak mempunyai
hubungan istimewa lainnya.

C. METODE KAS

pengertian kas adalah harta kekayaan perusahaan yang sifatnya sangat likuid


dan berjangka pendek yang dapat dipergunakan dengan bebas untuk kegiatan
operasional perusahaan.

Karakteristik kas

Adapun beberapa karakteristik kas adalah sebagai berikut:

 Kas merupakan aset perusahaan yang paling likuid.


 Kas dapat digunakan sebagai standar pertukaran yang paling umum.
 Kas dapat digunakan sebagagi basis perhitungan dan pengukuran.
Jenis – jenis kas

1. Petty Cash (Kas Kecil)

Petty cash adalah kas dalam bentuk uang tunai yang disiapkan oleh perusahaan untuk
membayar berbagai pengeluaran yang nilainya relatif kecil dan tidak ekonomis bila
membayarnya dengan cek.

2. Kas di Bank
Kas di Bank adalah uang yang disimpan oleh perusahaan di rekening Bank tertentu
yang jumlahnya relatif besar dan membutuhkan keamanan yang lebih baik. Dalam hal
ini, kas di Bank selalu berhubungan dengan rekening koran perusahaan di Bank
tersebut.

3. Pelaporan Kas
Pelaporan kas dapat dilakukan secara langsung. Namun, pada pelaksanaanya dapat
terjadi beberapa masalah, diantaranya:

 Cash Equivalents; disebut juga dengan setara kas, yaitu kelompok aset
perusahaan yang jangka waktunya kurang dari tiga bulan.
 Restricted Cash; kas yang dipisahkan khusus untuk membayar kewajiban di
masa mendatang yang nilainya cukup besar.
 Bank Overdrafts: rekening negatif yang terjadi karena nasabah menulis cek
yang melebihi jumlah dana yang ada di rekeningnya dan dianggap sebagai
utang sehingga dapat dilaporkan sebagai suatu ekspansi kredit.
BAB 17

APLIKASI BIAYA DAN PENDAPATAN

A. MEMPROYEKSI PERUBAHAN BIAYA TETAP

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan perubahan tingkat aktifitas


dalam jangka pendek. Jika unit yang diproduksi meningkat, biaya tetap per-unit
menurun begitupun sebaliknya. Sehingga biaya tetap per-unit berbanding terbalik
dengan jumlah output yang dihasilkan.

Biaya variabel merupakan biaya yang nominalnya berubah dan muncul tergantung
dari ada atau tidaknya produksi. Biaya variabel dapat dibedakan menjadi biaya
variabel langsung dan biaya variabel tidak langsung. Biaya variabel cenderung
dipengaruhi oleh fluktuasi pada suatu usaha. Untuk mengetahui lebih dalam tentang
biaya variabel silahkan simak contoh kasus berikut ini :

PT.DFY dalam memproduksi 100 produk membutuhkan 10 liter bensin, 500 gram
perak serta 1 kg timah. Satu liter bensin dihargai sebesar Rp.16.000, 1 gram perak
dibeli dengan harga Rp.9.000 dan 1 kg timah seharga Rp.120.000. untuk
menghitung 1 unit produknya anda bisa menghitungnya dengan cara sebagai berikut
:

a. 10 liter bensin x Rp. 16.000 = Rp. 160.000 : 100 = Rp.1600 Ini artinya dalam
memproduksi satu unit produk diperlukan biaya bensin sebesar Rp.1600
b. 500 gram perak x Rp. 9.000 = Rp 4. 500.000 : 100 = Rp. 45.000 Satu unit produk
yang dibuat oleh PT.DFY membutuhkan biaya perak sebesar Rp.45.000
c. 1 kg timah x Rp. 120.000 = Rp. 120.000 : 100 : Rp. 1200 Setiap unit yang
dihasilkan membutuhkan timah sebesar Rp. 1200 Untuk memperhitungkan
variabel cost unit bisa menggunakan rumus = Total variabel cost / quantity . nilai
dari biaya variabel ini berubah sesuai jumlah produk yang ingin dihasilkan.
Cara Menghitung Biaya Tetap

Diketahui PT. DFY membeli mesin baru untuk produksi seharga Rp.
12.000.000. untuk metode perhitungan penyusutannya digunakan metode garis
lurus. Setelah ditaksir mesin ini bisa digunakan hingga 5 tahun belakang tanpa nilai
residu. Untuk memperhitungkan biaya penyusutannya perbulan bisa dengan
membagi biaya perolehan dengan taksiran pemakaian seperti dibawah ini:

Rp. 12.000.000 : 5 = Rp. 2.400.000 (biaya penyusutan mesin per tahunnya)

Rp. 2.400.000 : 12 = Rp. 200.000 (biaya penyusutan mesin per bulan)

Berapapun produk yang dihasilkan maka akan ditambahkan biaya penyusutan


mesin sebesar Rp. 200.000. Biarpun anda tak memproduksi barang beban
penyusutan sebesar Rp. 200.000 tetap akan timbul.

Dalam biaya tetap terbagi atas dua kelompok yakni Committed fixed cost dan
Discretionary fixed cost. Committed fixed cost ialah biaya tetap yang dikeluarkan
dan tidak dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam tujuan jangka panjang.
Contoh dari Committed fixed cost ialah seperti biaya sewa, asuransi dan depresiasi.
Discretionary fixed cost merupakan biaya rutin yang dikeluarkan perusahaan namun
tidak memiliki hubungan dengan volume kegiatan usaha yang anda jalankan.
Contoh dari Discretionary fixed cost ialah biaya iklan, riset dan pengembangan
hingga pelatihan karyawan.

Penting bagi anda untuk mengelompokkan antara biaya variabel dan biaya
tetap. Dengan mengelompokkannya anda bisa dengan cermat dan teliti dalam
memperhitungkan besaran laba rugi perusahaan. Anda juga bisa menghitung dengan
lebih cermat harga pokok produksi dan menentukan keuntungan yang benar-benar
ingin anda tetapkan pada setiap produk yang anda jual.
B. MEMPROYEKSI PERUBAHAN VARIABEL

Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan aktivitas


bisnis. Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal terhadap semua unit yang
diproduksi. ... Sebagai contoh, biaya overhead variabel produksi adalah biaya
variabel yang merupakan biaya tidak langsung, tidak langsung menjadi suatu biaya.

Contohnya, biaya pemakaian bensin dan oli pada kendaraan yang dihitung dan
tergantung pada jarak yang ditempuh, tapi harga per liter bensin dan oli tetap atau
konstan, tidak terpengaruh jarak tempuh. Contoh detailnya seperti berikut ini:

Harga Pertalite Rp8.000 per liter. Satu liter Pertalite bisa menempuh jarak 20 km.
Bagaimana perhitungan biaya variabel per unit?

Dari contoh soal akuntansi biaya variabel di atas, berarti biaya pertalite per 1 km
adalah : Rp8.000/20 = Rp400,-

Mari kita lihat tabel berikut ini:

biaya per liter jarak yang


total biaya pertalite
pertalite ditempuh

Rp400 500 Rp200.000

Rp400 1000 Rp400.000

Rp400 1500 Rp600.000

Keterangan:

Total biaya variabel dalam hal ini total biaya dari pemakaian pertalite, besar kecilnya
tergantung pada volume aktivitas, dalam hal ini jarak tempuh. Semakin tinggi volume
aktivitas maka total biaya variabel juga semakin naik, dan sebaliknya. Tapi biaya
variabel per unitnya tetap. Dalam contoh di atas, berapapun jarak yang ditempuh
harga pertalitenya Rp400.
Dalam proses produksi, adanya  biaya variabel dan biaya tetap hanya
merupakan sebagian dari program pembiayaan yang harus ditanggung perusahaan.
Masih ada beberapa pembiayaan semacam pembiayaan produksi maupun pembiayaan
pemasaran yang harus dihitung dengan cermat.

Pembiayaan ini statusnya sangat penting dalam soal kelangsungan operasional


suatu perusahaan. Oleh karena itu, sangat penting memahami biaya yang digunakan
dalam memenuhi kebutuhan produksi. Untuk mempermudah penghitungan semua
biaya ini, sebaiknya setiap perusahaan menggunakan bantuan software akuntansi
yang aman dan tepercaya.

Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan Jurnal yaitu software akuntansi
yang sudah terintegrasi dan aman untuk digunakan. Jurnal dapat menghitung setiap
pembiayaan yang digunakan untuk proses produksi suatu perusahaan.

C. MEMPROYEKSI PERUBAHAN VOLUME DAN HARGA PENJUALAN


D. LIMITASI MODAL KEMBALI POKOK

Balik Modal

Saat anda membuka sebuah usaha, anda tentunya menyediakan modal untuk
sewa tempat, membeli peralatan, atau kebutuhan lainnya. Yang dimaksud dengan
balik modal ialah profit yang didapatkan dari usaha, seluruh modal yang sudah
dikeluarkan akhirnya bisa kembali. Dalam istilah keuangan ini disebut dengan ROI
(Return on Investment).

Berbeda dengan ROI, saat anda menjalankan usaha, pastinya akan


mengeluarkan biaya operasional. Ada dua jenis biaya operasional: biaya tetap dan
biaya tidak tetap (variabel). Biaya tidak tetap adalah penghitungan biaya yang
berdasarkan dari penjualan usaha.  Sebagai contoh, dalam menjalankan usaha ini anda
harus menyewa tempat dengan biaya sewa Rp. 400.000/bulan. Maka meskipun tidak
ada penjualan produk yang anda tawarkan, anda tetap harus membayar biaya sewa
tempat ini. Jadi, meskipun usaha anda sepi dan tidak ada pemasukan, tetap ada biaya
yang harus dikeluarkan.

Namun, saat terjadi proses penjualan, ada biaya lain yang ditimbulkan.
Misalnya anda harus mengirim pesanan pelanggan atau harus mengganti barang
pesanan. Biaya yang dikeluarkan ini adalah biaya tidak tetap. Semakin banyak
penjualan, maka biayanya juga meningkat. Dalam proses bisnis ini, yang dimaksud
dengan biaya operasional adalah biaya tetap ditambah dengan biaya variabel.

Untuk memberi gambaran penjelasan diatas, berikut adalah ilustrasi


penghitungan Break Even Point (BEP) usaha mie ayam:
Biaya tidak tetap (misal: bayar listrik, pegawai, sewa tempat)  Rp. 100.000/hari.
Biaya ini harus anda keluarkan sekalipun tidak ada penjualan.  Jika ada penjualan,
untuk tiap porsi terjual biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 5.000 untuk beli mie,
ayam, bumbu dll. Misalnya, terjual 10 porsi, maka biaya variabel yang dikeluarkan
adalah Rp 50.000. Jadi total biaya adalah 150.000. Dari setiap porsi yang terjual, anda
mendapatkan Rp 10.000,  maka kalau menjual 10 porsi, biayanya adalah Rp 150.000
dengan pendapatan Rp 100.000.

Titik Impas

Titik impas anda ialah jika anda dapat menjual 20 porsi, maka Anda akan
mendapatkan penghasilan Rp 200.000 dan biaya (tetap + variabel) Rp 100.000
ditambah Rp 100.000 (dari Rp 5000 x 20), maka total biayanya adalah Rp 200.000.

Ini adalah impas anda dimana anda tidak untung dan tidak rugi. Jika anda
berhasil menjual lebih dari 30 porsi, maka barulah anda mendapatkan untung. Inilah
mengapa pelaku usaha perlu mengetahui Break Even Point (BEP) agar bisa
memasang target minimal penjualan harian atau bulanan. Anda bebas
menentukannya, yang terpenting anda harus tahu berapa banyak penjualan yang harus
dicapai untuk berada pada posisi titik impas. Sehingga Anda bisa menentukan bisnis
anda untung atau rugi
BAB 18

PENENTUAN COST PRODUK

A. METODE COST PESANAN

Metode harga pokok pesanan merupakan metode pengumpulan biaya produksi


untuk menetapkan harga pokok produksi yang dibuat perusahaan berdasarkan
pesanan. Dalam perhitungan biaya job order, setiap pesanan merupakan satuan
akuntansi yang didalamnya dibebankan biaya bahan, upah, dan biaya overhead
dengan menggunakan nomor order dan biaya untuk setiap pesanan pelanggan dicatat
dalam kartu biaya job order.

tujuan dari metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok
produk masing-masing pesanan, baik secara keseluruhan dari setiap pesanan atau
persatuan. Metode ini menghitung biaya-biaya produksi dari pesanan tertentu yang
dikumpulkan dan kemudian kalkulasi harga pokok produksi persatuan dihitung
dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut. Untuk lebih jelas
memahami tentang harga pokok pesanan, di bawah ini akan kita bahas secara
langsung cara menyelesaikan jurnal perhitungan dengan metode harga pokok pesanan

Contoh Soal Menghitung Harga Pokok Pesanan


PT Lestari Jaya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan
dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Pada bulan November 2018
perusahaan mendapat pesanan untuk mencetak brosur sebanyak 5.000 lembar dari
CV Kinanti dengan harga yang dibebankan adalah Rp2.500 per lembar. Pada bulan
yang sama perusahaan juga menerima pesanan sebanyak 50 spanduk dari CV
Lancar dengan harga Rp425.000 per buah. Pesanan dari CV Kinanti diberi kode
pesanan ELANG-0 dan pesanan dari CV Lancar diberi nomor ELANG-02.

Data Kegiatan dan Produksi


a. Pada tanggal 11 November 2014 dibeli bahan baku dan penolong dengan cara
kredit yakni sebagai berikut:

Bahan Baku

Kertas untuk brosur Rp2.150.000

Kain putih 200 meter Rp3.750.000

Bahan Penolong

Bahan Penolong B1 Rp450.000

Bahan Penolong B2 Rp550.000


 

b. Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk memproses pesanan ELANG-
01 dan ELANG-02 diperoleh informasi sebagai berikut:

Bahan baku kertas dan bahan penolong B1 digunakan untuk memproses


pesanan ELANG-01, sedangkan bahan baku kain dan bahan penolong B2
dipakai untuk memproses pesanan ELANG-02.

c. Untuk penentuan Biaya Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi
menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan sebagai
berikut.

– Upah langsung untuk pesanan ELANG-01 240 jam @Rp9.000.

– Upah langsung untuk pesanan ELANG-02 menghabiskan sebanyak 360 jam


@Rp9.000.

– Upah tidak langsung adalah Rp2.500.000.

– Gaji Karyawan Bagian Pemasaran dikeluarkan sebesar Rp4.000.000.


– Gaji Karyawan Bagian Administrasi & Umum sebesar Rp2.250.000.

d. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik. Perusahaan dalam hal ini menggunakan tarif
BOP sebesar 150% dari Biaya Tenaga Kerja Langsung, baik pesanan ELANG-01
dan ELANG-02. Biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya
dengan pesanan di atas, adalah sebagai berikut.

 Biaya pemeliharaan gedung Rp500.000

 Biaya depresiasi gedung pabrik Rp1.000.000

 Biaya depresiasi mesin Rp1.500.000

 Biaya pemeliharaan mesin Rp250.000

 Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp750.000

e. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi. Berdasarkan informasi untuk pesanan


ELANG-01 telah selesai dikerjakan.

f. Pencatatan Harga Pokok Produk Dalam Proses. Berdasarkan informasi diketahui


bahwa untuk pesanan ELANG-02 masih dalam proses penyelesaian. 

g. Pencatatan Harga Pokok Produk yang dijual. Pesanan ELANG-01 telah diserahkan
kepada pemesan. Dan dari penyerahan tersebut pemesan akan membayar dengan
cara kredit.

DIMINTA

Berdasarkan informasi di atas, buatlah jurnal yang diperlukan berdasarkan Metode


Harga Pokok Pesanan.

Jurnal-Jurnal yang diperlukan:

1. Pencatatan Pembelian Bahan Baku & Penolong


Persediaan Bahan Baku 5.900.000 –

Utang Dagang – 5.900.000

Persediaan Bahan 1.000.000 –


Penolong

Utang Dagang – 1.000.000


 

2. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku & Penolong

BDP – Biaya Bahan Baku 5.900.000 –

Persediaan Bahan Baku – 5.900.000

BOP – Sesungguhnya 1.000.000 –

Persediaan Bahan – 1.000.000


Penolong
 

3. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

a. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja yang terutang

Gaji dan Upah 14.150.000 –

Utang Gaji & – 14.150.000


Upah
 
b. Pencatatan Distribusi Biaya TK
 

Biaya TK Langsung     5.400.000 –

Biaya TK Tidak Langsung     2.500.000 –

Biaya Pemasaran 4.000.000 –

 
Biaya Administrasi & Umum 2.250.000

Gaji & Upah – 14.150.000


 

c. Pembayaran Gaji & Upah


 

Utang Gaji & 14.150.000 –


Upah

Kas – 14.150.000
 

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

BDP – Biaya Overhead Pabrik 8. –


100.000

BOP yang Dibebankan – 8.100.000


BOP yang Sesungguhnya 4. –
000.000

Persediaan Bahan Bangunan – 500.000

Akum. Depr. Gedung – 1.000.000


Pabrik

Akum. Depr. Mesin – 1.500.000

Persediaan Suku Cadang – 250.000

Persekot Asuransi   – 750.000

BOP yang Dibebankan 8.100.000 –

BOP yang Sesungguhnya – 8.100.000


 

Selisih BOP:

Untuk menentukan selisih BOP dicari dengan cara membandingkan antara jumlah
BOP yang dibebankan dengan jumlah seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi.
Berdasarkan soal di atas, selisih BOP dapat ditentukan dengan cara :
 

BOP yang Sesungguhnya:

Jurnal No. #2 Rp1.000.000

Jurnal No. #3b Rp2.500.000


Jurnal No. #4 Rp4.000.000

B. METODE COST PROSES

Metode harga pokok proses (Process cost Method)Jumlah total biaya pada


harga pokok proses dihitung setiap akhir periode dengan menjumlah sebuah elemen
biaya yang dinikmati produk dalam satuan waktu yang bersangkutan.

Mulyadi (1993, 24) dalam buku Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan
Pengendalian Biaya, mengemukakan syarat-syarat penggunaan metode harga pokok
pesanan sebagai berikut:

a. Bahwa masing-masing pesanan pekerjaan atau produk dapat dipisahkan


identitasnya secara jelas dan perlu dilakukan penentuan harga pokok pesanan
secara individual. 
2. 2.Bahwa biaya produksi harus dipisahkan kedalam dua golongan, yaitu biaya
produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung
terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, sedangkan biaya produksi
tidak langsung terdiri dari biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
3. Bahwa biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan atau
diperhitungkan secara langsung terhadap pesanan yang bersangkutan, sedangkan
biaya produksi tidak langsung (overhead) dibebankan pada pesanan tertentu atas
dasar tarif yang ditentukan dimuka (Predetermined rate).
4. Bahwa harga pokok tiap-tiap pesanan ditentukan pada  saat pesanan selesai.
5. Bahwa harga pokok persatuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya
produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk
dalam pesanan yang bersangkutan.
BAB 19

TEMA – TEMA BARU DALAM AKUNTANSI

A. ORIENTASI PELANGGAN
Orientasi pelanggan melibatkan pemahaman mengenai
kebutuhan pelanggan dan menggunakan pengetahuan ini untuk membuat semua
fungsi organisasi bekerja ke arah pemenuhan kebutuhan pelanggan (Andreassen,
1994).

Orientasi Pelanggan (X1) Orientasi pelanggan merupakan upaya-upaya yang


dilakukan oleh manajemen hotel untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi kepuasan
pelanggan, yang diukur melalui variabel observasi yang dikembangkan oleh Gustafsson
et al. (2003) sebagai berikut: tujuan utama untuk selalu memenuhi kebutuhan
pelanggan (X11), selalu berusaha menciptakan kepuasan pelanggan (X12), selalu
berusaha menciptakan loyalitas pelanggan (X13), selalu menganalisis keluhan pelanggan
(X14), selalu menganalisis kepuasan pelanggan (X15), hasil analisis kepuasan
pelanggan selalu digunakan sebagai bahan pengembangan selanjutnya (X16).
Tinjauan Terhadap Indikator-indikator Variabel Orientasi Pelanggan (X1)
Adanya temuan bahwa diperoleh nilai lambda yang bervariasi antara 0,505
(indikator pengembangan selanjutnya=X15) sampai dengan 0,771 (indikator
kepuasan pelanggan=X12), yang berarti terdapat kontribusi yang bervariasi dari
indikator-indikator tersebut dalam menjelaskan variabel orientasi pelanggan. Keadaan ini
mengindikasikan bahwa terdapat tingkat perhatian yang bervariasi pula oleh pihak
manajemen hotel terhadap kebutuhan pelanggan, kepuasan pelanggan, loyalitas
pelanggan, keluhan pelanggan, analisis kepuasan pelanggan, dan pengembangan
selanjutnya. Meskipun bervariasi, secara keseluruhan pihak manajemen hotel mempunyai
perhatian yang besar terhadap semua indikator yang ditunjukkan oleh nilai lambda
semua indikator yang tinggi, yaitu berkisar antara 0,505 sampai 0,771.
Selain itu, indikator kepuasan pelanggan (X12) merupakan indikator dengan nilai
lambda terbesar yaitu 0,771, yang berarti bahwa indikator kepuasan pelanggan
merupakan indikator yang paling berperan dalam membentuk variabel orientasi
pelanggan. Temuan ini sesuai dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Adu dan
Singh (1998) bahwa orientasi pelanggan merupakan upaya perusahaan untuk memahami
dan memuaskan kebutuhan pelanggan, serta penegasan Deshpande et al. (1993) dan
Pelham dan Wilson (1996) bahwa customer orientation sebagai konsep yang
menekankan pemahaman kepada pelanggan dan fokus pada kepuasan pelanggan. Temuan
tersebut mengisyaratkan
bahwa kemampuan manajemen hotel dalam memuaskan pelanggan merupakan kunci
sukses dalam mengelola industri hotel berbintang yang akan memberikan kesuksesan
dalam pemasarannya.
Variabel orientasi pelanggan mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap
variabel kinerja bisnis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 (H1) yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara orientasi
pelanggan terhadap kinerja bisnis (orientasi pelanggan  kinerja bisnis) adalah tidak
signifikan atau ditolak.
Indikator kepuasan pelanggan merupakan indikator dengan nilai lambda terbesar,
yang berarti bahwa indikator kepuasan pelanggan merupakan indikator yang paling
berperan dalam membentuk variabel orientasi pelanggan. Meskipun bervariasi, secara
keseluruhan semua indikator mempunyai kontribusi yang besar dalam membentuk
variabel orientasi pelanggan.
B. PRESPEKTIF LINTAS FUNGSIONAL

Penekanan pada rantai nilai berarti bahwa akutan menajemen dewasa ini harus
memahami fungsi-fungsi bisnis, dari manufaktur ke pemasaran ke distribusi hingga
pelayanan konsumen.

Perspektif Lintas Fungsional. Penekanan pada rantai nilai berarti bahwa


akuntan manajemen dewasa ini harus memahami tugas-tugas bisnis, mulai dari
manufaktur, kepemasaran, ke distrubusi sampai pelayanan kepada konsumen.
Kebutuhan tentang ini semakin besar pada saat perusahaan terlibat dalam
perdagangan internasional. Mengapa sekarang harus menghubungkan antara
akuntansi manajemen dengan pemasaran, manajemen. keuangan dan fungsi-
fungsinya lainnya? Hal ini terjadi dengan alasan saat pendekatan nilai rantai
digunakan dan nilai pelanggan diutamakan.

Terlihat bahwa fungsi-fungsi tersebut saling terkait. Suatu keputusan


mempengaruhi satu keputusan akan mempengaruhi keputusan lainnya. Sebagai
contoh, banyak perusahaan manufaktur yang menjalankan praktek frequent trade
loading. Praktek yang merangsang pedagang besar dan pengecer untuk membeli lebih
banyak produk dari yang mampu mereka jual dengan cepat. Akibatnya persediaan
menumpuk dan pedagang besar dan pengecer menghentikan pembelian selama tetapi
waktu tertentu. Ini sepertinya masalah pemasaran, sebenarnya bukan masalah
pemasaran saja, tetapi juga fungsi yang lain. Ketika penjualan terhenti, produksi juga
akan terhenti, sehingga mengalami ketika menentuan dalam produksinya.

C. PERSAINGAN GLOBAL

Persaingan global adalah suatu bentuk kompetisi tingkat dunia dimana setiap


negara berhak untuk ikut bersaing tanpa dibatasi oleh wilayah.

Persaingan global semakin ketat di tengah derasnya perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi di era Revolusi Industri 4.0. Semua negara berlomba-
lomba untuk melahirkan invensi dan inovasi dengan memperkuat riset dan mutu
pendidikan tinggi. Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan daya saing
tinggi menjadi kunci untuk memenangkan kompetisi di era Revolusi Industri 4.0 ini.

Menristekdikti mengatakan bahwa tantangan sebuah negara untuk menjadi


negara yang maju sudah bergeser, tidak lagi di ukur dari jumlah sumber daya alam
yang dimiliki namun dari seberapa banyak jumlah inovasi yang mampu dihasilkan
yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi negara. Untuk menghasilkan
inovasi dibutuhkan kualitas peneliti yang mumpuni, baik di perguruan tinggi maupun
di lembaga penelitian lainnya.
"Untuk meningkatkan kualitas SDM di perguruan tinggi, Kemenristekdikti
telah menyiapkan beasiswa S2 dan S3 baik di dalam maupun di luar negeri. Dosen
Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta dapat mendaftar beasiswa ini.
Kemenristekdikti juga menyiapkan berbagai program untuk meningkatkan
kompetensi peneliti di berbagai lembaga penelitian," tutur Menteri Nasir.

Menristekdikti tidak ingin SDM Indonesia kalah bersaing dengan SDM dari
negara-negara lain. SDM Indonesia diharapkan tidak hanya dapat menjadi tuan rumah
di negara sendiri namun juga dapat berkiprah di dunia Internasional.

D. MANAJEMEN MUTU TOTAL

Total Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem 
manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan
melibatkan semua level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang
berkesinambungan (secara terus-menerus). Total Quality Management atau TQM
menggunakan strategi, data dan komunikasi yang efektif untuk meng-integrasikan
kedisplinan kualitas ke dalam budaya dan kegiatan-kegiatan perusahaan. Singkatnya,
Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen untuk mencapai
keberhasilan jangka panjang melalui Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction).

8 Elemen Pokok TQM

Terdapat 8 Elemen Pokok dalam Sistem Manajemen TQM (Total Quality


Management). Kedelapan elemen pokok tersebut diantaranya adalah :

1. Fokus pada Pelanggan (Customer Focussed)

Pelanggan merupakan pihak yang menentukan apakah kualitas produk maupun jasa
yang dihasilkan perusahaan tersebut memenuhi kebutuhan atau tingkatan kualitas
yang diinginkannya. Apapun yang dilakukan oleh sebuah organisasi/perusahaan
seperti pelatihan karyawan, perbaikan proses, penggunaan mesin canggih ataupun
adopsi teknologi terbaru yang pada akhirnya Pelangganlah yang menentukan apakah
upaya-upaya yang dilakukan tersebut bermanfaat atau tidak.

2. Keterlibatan Karyawan secara keseluruhan (Total Employee Involvement)

Karyawan merupakan sumber daya perusahaan yang penting dalam mencapai tujuan
yang direncanakannya. Oleh karena itu, keterlibatan karyawan secara keseluruhan
dapat mendukung perusahaan dalam melakukan peningkatan proses dan kualitas yang
berkesinambungan yang kemudian menghasilkan produk dan layanan yang terbaik
untuk pelanggannya. Dalam pemberdayaan karyawan, diperlukan pelatihan dan
peningkatan terhadap keterampilan karyawan dalam mengerjakan tugasnya.

3. Pemusatan perhatian pada Proses (Process-centered)

Perhatian pada peningkatan proses merupakan pondasi dasar dalam sistem


manajemen TQM. Proses merupakan serangkaian langkah-langkah yang dimulai dari
penerimaan INPUT dari supplier (internal maupun eksternal) dan meng-transformasi-
nya menjadi OUTPUT yang akan dikirimkan ke pelanggan (internal maupun
Eksternal).

4. Sistem yang Terintegrasi (Integrated System)

Meskipun terdapat banyak keahlian dan ruang lingkup kerja dalam suatu perusahaan
yang membentuk departementalisasi secara vertikal maupun horizontal. Semuanya
memerlukan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik agar visi, misi, strategi,
kebijakan, tujuan dan  sasaran perusahaan dapat dikomunikasikan dengan baik dan
jelas kepada semua karyawan.
5. Pendekatan Strategi dan Sistematik (Strategy and Systematic Approach)

Salah satu bagian yang penting dalam Manajemen Kualitas adalah pendekatan
Strategi dan Sistematik dalam mencapai Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan. Proses
tersebut biasanya disebut dengan Perencanan Strategi ataupun Manajemen Strategi
yang melakukan perumusan dan perencanaan strategi dalam mengintegrasikan
konsep kualitas ke dalam Strategi Perusahaan secara keseluruhan.

6. Peningkatan yang berkesinambungan (Continual Improvement)

Peningkatan yang berkesinambungan mendorong perusahaan untuk melakukan


analisis dan menciptakan cara-cara yang lebih bersaing dan efektif dalam mencapai
tujuan perusahaan dan memenuhi harapan semua pihak yang berkepentingan.

7. Keputusan berdasarkan Fakta (Fact-based decision making)

Untuk mengetahui sejauh mana kinerja suatu perusahaan, diperlukan data untuk
mengukurnya. TQM mewajibkan perusahaan tesebut untuk mengumpulkan dan
melakukan analisis data secara berkesinambungan agar keputusan ataupun kebijakan
yang diambil benar-benar akurat dan tepat sasaran. Dengan adanya data, kita dapat
menarik kesimpulan berdasarkan kejadian ataupun hasil sebelumnya.

8. Komunikasi (Communications)

Dalam operasional sehari-hari, perusahaan pasti akan mengalami perubahan baik


perubahan dalam strategi, kebijakan, jadwal maupun metode pelaksanaan. Perubahan
tersebut perlu dikomunikasikan dengan baik kepada semua karyawan yang
bersangkutan. Komunikasi yang baik juga akan menimbulkan motivasi dan semangat
kerja dalam mencapai tujuan perusahaannya.

E. WAKTU SEBAGAI UNSUR KOMPETITIF


Perusahaan itu mengirim produk atau jasanya dengan cepat melalui
penghapusan waktu yang tidak bernilai tambah (waktu yang tidak
bermanfaat), waktu yang tidak berguna bagi pelanggan (misalnya, waktu yang
dibutuhkan untuk memuat produk ke kapal).

Waktu adalah unsure penting dari semua tahap rantai nilai. Perusahaan bertaraf
dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara
memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi. Perusahaan itu mengirim
produk atau jasanya dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai
tambah (waktu yang tidak bermanfaat), waktu yang tidak berguna bagi pelanggan
(misalnya, waktu yang dibutuhkan untuk memuat produk ke kapal). Menariknya,
pengurangan waktu yang tidak bernilai tambah semakin besar seiring dengan
meningkatnya mutu. Tujuan keseluruhannya adalah peningkatan daya tanggap
terhadap pelanggan (customer responsiveness).

F. KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI

Ada dua kemajuan yang signifikan berhubungan dengan teknologi informasi.


Yang pertama erat kaitannya dengan manufaktur yang terintegrasi dengan computer
(computer-integrated manufacturing = CIM). Kemajuan kedua  menyediakan alat-alat
yang dibutuhkan: ketersediaan computer personal (PC), software kertas kerja, dan
paket-paket grafis.

G. KEMAUAN LINGKUNGAN MANUFAKTUR

Kemajuan di bidang teknologi dan proses produksi berdampak dramatis


terhadap lingkungan manufaktur. Perubahan ini berdampak pada system kalkulasi
biaya produk (Product-costing system), sistem pengendalian (control
system), perilaku dan daya lacak biaya, penganggaran modal, dan banyak praktek
akuntansi manajemen lainnya.
Manufaktur Just-In-Time. Sistem manufaktur tradisional adalah push-through
systems. Artinya  produksi “diteruskan” oleh dan system usaha-usaha selanjutnya
dilakukan untuk menjual sebanyak mungkin unit yang diproduksi. Jika produksi lebih
besar dari permintaan, maka persediaan barang jadi dihasilkan. Sistem tarikan
permintaan (demand-pull) seperti Just-In-Time (JIT) adalah system yang
memproduksi barang hanya ketika produk dibutuhkan dan hanya dalam jumlah yang
diminta konsumen.

CIM (Computer-Integrated Manufacturing) mengaplikasikan beberapa


kemampuan berikut:

a. Produk dirancang melalui pemanfaatan system rancangan computer (CAD).


b. Rancangan diuji dengan menggunakan system rekayasa computer (CAE).
c. Produk dibuat dengan menggunakan system (CAM).
d. Sistem informasi yang menghubungkan berbagai macam komponen terotomasi.

Salah satu ciri khusus CAM adalah sistem manufaktur yang fleksibel.

H. PERTUMBUHAN DAN DEREGULASI DALAM INDUSTRI JASA

Deregulasi dalam bidang jasa (seperti: angkutan udara, jasa keuangan, dan
telekomunikasi) menyebabkan meningkatnya persaingan dalam industry jasa. Isu
utama dari Trend sektor jasa adalah kebutuhan akan meningkatnya kesadaran
terhadap kegunaan akuntansi manajemen. Pemenuhan tujuan ini dapat dicapai
melalui ilustrasi aplikabilitas (applicability) dari jasa.

I. MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS

Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang akurat dan relevan telah
menyebabkan berkembangnya konsep manajemen berdasarkan aktivitas (ABM).

ABM adalah suatu system yang luas, pendekatan terintegrasi yang


memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai
pelanggan dan keuntungan. Tujuannya adalah untuk menemukan cara-cara
melakukan aktivitas dengan lebih efisien dan menghilangkannya apabila tidak
menciptakan nilai pelanggan.  

BAB 20

PROSES AKUNTANSI MANAJEMEN HUBUNGANNYA DENGAN


PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. DEFENISI AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan


menyajikan laporan-laporan untuk tujuan dan kepentingan pihak internal perusahaan
dalam melaksanakan suatu proses manajemen yang terdiri atas sebuah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian.

Sebagai tambahan referensi, pengertian akuntansi manajemen menurut ahli

 Halim dan Supomo [2000 : 3] akuntansi manajemen merupakan kegiatan yang


menghasilkan informasi keuangan untuk manajemen sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam menjalankan fungsi manajemen.
 Mulyadi [2001 : 2] akuntansi manajemen merupakan informasi keuangan
dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan oleh pemakai intern
entitas.

Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang


berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau
manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen
untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih
siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol.

Berbeda dengan Informasi Akuntansi keuangan, Informasi Akuntansi manajemen


adalah:

 Dirancang dan dimaksukan untuk digunakan oleh pihak manajemen dalam


organisasi sedangkan informasi Akuntansi keuangan dimaksudkan dan dirancang
untuk pihak eksternal seperti kreditur dan para pemegang saham;
 Biasanya rahasia dan digunakan oleh pihak manajemen dan bukan untuk
laporan publik;
 memandang ke depan, bukan sejarah;
 Dihitung dengan mengacu pada kebutuhan manajer, sering
menggunakan sistem informasi manajemen, bukan mengacu pada standar
akuntansi keuangan.
Fungsi, Tujuan & Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen
Fungsi, tujuan dan ruang lingkup utama akuntansi manajemen adalah
menyajikan data-data atau informasi penting terkait berdasarkan data historis dalam
rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, dan penilaian kinerja.

Manajer Keuangan membutuhkan informasi terkait dengan aktifitas keuangan


perusahaan seperti pendanaan modal kerja, beban biaya cost of fund terhadap
sejumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, tingkat pengembalian
investasi, tingkat pengembalian modal, rasio keuangan dan lainnya.

B. JENIS INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN

Informasi akuntansi manajemen dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi


keuangan yang disebut akuntansi manajemen, biasanya disajikan kepada pihak
manajemen perusahaan dalam berbagai laporan (seperti laporan penjualan, laporan
biaya menurut pusat pertanggungjawaban, anggaran laporan biaya porduksi, laporan
biaya menurut aktivitas dan lainnya).

Jenis informasi akuntansi manajemen ini terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya:

 Akuntansi biaya penuh (full cost accounting) Akuntansi biaya penuh menjadikan
informasi berkenaan dengan total pendapatan serta biaya dan aktiva, baik itu untuk
masa yang lalu maupun yang akan datang. Selain itu, informasi yang dimaksud
juga bisa jumlah dari keseluruhan biaya langsung yang berhubungan dengan item
ditambah bagian yang pantas serta layak dibebankan pada item tersebut dari biaya
tidak langsung.
 Akuntansi biaya diferensial (differensial accounting) Akuntanasi biaya diferensial
menyajikan informasi yang berkaitan dengan taksiran pendapatan, juga biaya dan
aktiva yang berbeda-beda jika suatu tindakan tertentu dipilih. Mahasiswa jurusan
akuntansi pasti paham betul mengenai jenis informasi akuntansi manajemen satu
ini.
 Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) Akuntansi
pertanggungjawaban menyajikan informasi yang berkaitan dengan pendapatan
serta biaya atau aktiva yang dihibungkan dengan sebuah bagian atau unit dalam
perusahaan, masing-masing unit tersebut dipimpin oleh seorang manajer
perusahaan yang memiliki tanggung jawab terhadap unit yang bersangkutan.
Tujuan dari jenis informasi ini sendiri adalah untuk melakukan pengendalian
biaya.

BAB 21

ANALISIS COST VOLUME LABA

A. MARGIN KONTRIBUSI

Kontribusi margin merupakan analisis biaya-volume-laba bagian dari


manajemen akuntansi terhadap margin keuntungan dalam penjualan per unit dan
berguna dalam melaksanakan berbagai perhitungan ataut digunakan sebagai ukuran
kepengaruhan operasional.

Margin Kontribusi (Contribution Margin) dan Cara Menghitung Margin


Kontribusi – Margin Kontribusi adalah perbedaan antara total pendapatan penjualan
perusahaan dan total biaya variabel. Dengan kata lain, Margin Kontribusi atau dalam
bahasa Inggris disebut dengan Contribution Margin ini adalah total jumlah penjualan
yang melebihi biaya variabel. Margin Kontribusi ini dapat digunakan atau
berkontribusi untuk membayar biaya-biaya tetap dan untuk menghasilkan laba.

Rumus Margin Kontribusi

Contribution Margin atau biasanya juga disingkat dengan CM ini dapat dihitung


dengan mengurangi total biaya variabel dari pendapatan penjualan bersih. Rumus
Margin Kontribusi dapat ditulis seperti persamaan dibawah ini :

Margin Kontribusi = Penjualan Bersih – Biaya Variabel

Dari rumus diatas, dapat kita lihat bahwa ada dua komponen penting dalam
menghitung Margin Kontribusi ini, yaitu Penjualan Bersih dan Biaya Variabel.

B. STRUKTUR BIAYA

Pengertian cost structure. Pengertian cost structure atau struktur


biaya adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan model bisnis tertentu.
Pada waktu kita mengembangkan produk, memasarkan produk, menjaga hubungan
dengan pelanggan maupun layanan purna jual tentu membutuhkan biaya.

Oleh karena itu, biaya pengeluaran yang terdapat pada laporan keuangan
sebuah perusahaan pastinya tergantung dengan produk atau jasa yang dijual, projek
atau kegiatan yang di adakan, pelanggan perusahaan, dan aktivitas bisnis lainnya.
Bahkan dalam suatu perusahaan, struktur biaya dapat bervariasi antara lini produk,
divisi atau unit bisnis, karena jenis kegiatan yang mereka lakukan berbeda. Hal yang
selanjutnya harus dipahami adalah mengenai model bisnis cost structure.

Dalam cost structure terdapat model bisnis yang terdapat didalamnya, dibawah ini


adalah model-model bisnis cost structure antara lain adalah:

Cost-driven

Model bisnis cost-driven berfokus untuk meminimalisir biaya apapun yang


dapat diminimalisasi. Pendekatan ini lebih mementingkan pembuatan dan
pengawasan struktur biaya yang paling murah. Lalu menggunakan value
propositions yang murah, dan juga memaksimalkan otomatisasi,
dan outsourcing yang luas.

Value-driven

Beberapa perusahaan kurang peduli dengan biaya implikasi dari model bisnis
tertentu dan fokus pada pembentukan nilai tambah karena segmen pasar yang dituju
adalah segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga. Value proposition dan tingkat
layanan pribadi yang tinggi biasanya mencirikan model bisnis ini.

Anda mungkin juga menyukai