Anda di halaman 1dari 4

Istilah negara sendiri diterjemahkan dari kata asing Staat (Belanda dan

Jerman); State (Bahasa Inggris); Etat (Perancis), yang memiliki arti dan definisi
berbeda di setiap negara. Istilah tersebut konon berasal dari kata Lo Stato yang
pertama kali digunakan di Eropa Barat pada abad ke-15. Negara yang paling ideal
mempertimbangkan kenyataan manusia sebagai makhluk politik.
Ciri-ciri umum karakterisitk negara mencakup:
1. Negara adalah gabungan dari beberapa nyawa manusia.
2. Negara ada karena ada hubungan ikatan jiwa antara rakyat dan negara.
3. Negara terdiri dari kesatuan yang mencakup bangsa-bangsa. 

Adapun pengertian negara menurut para ahli, sebagai berikut :


1. Menurut Poulantzas, negara merupakan badan yang dominan, hegemonik,
dan mandiri dalam membuat kebijakan.
2. Menurut Anthony Gidden, negara adalah otoritas yang kuat untuk
mencapai tujuan jangka panjang.
3. Menurut Max Weber, negara adalah suatu masyarakat yang
mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik
secara sah dalam suatu wilayah.
4. Menurut Robert Mac Ive, negara adalah perkumpulan yang
menyelenggarakan tatanan masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan
sistem hukum yang diselenggarakan pemerintah.
5. Menurut Woodrow Wilson, negara merupakan orang-orang
yang diorganisasikan dalam suatu wilayah tertentu.
6. Menurut Miriam Budiardjo, negara merupakan suatu
daerah yang rakyatnya diperintah oleh pejabat yang
menuntut kepatuhan warganya menurut aturan serta melalui
kontrol dan kekuasaan yang sah.

Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian negara
adalah suatu organisasi yang memiliki kekuasaan atau otoritas tertinggi untuk
mengatur masyarakat agar semua perbuatan dan sikap yang dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang –undangan negara.

KONSTITUSI
Setiap negara bagaimanapun tingkat pertumbuhannya, selalu memiliki
seperangkat aturan yang mengatur struktur organisasi negara, yang terdiri dari
organ atau jabatan negara. Aturan ini disebut konstitusi.
Kata konstitusi berasal dari bahasa Inggris constitution dan kata Perancis
constiture serta dari bahasa Belanda constituie yang artinya membentuk. Tujuan
dari istilah konstitusi adalah membentuk suatu negara atau menyusun dan
menyatakan suatu negara. Dalam kepustakaan Belanda, selain istilah constitutie,
juga terdapat istilah grondwet yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi Undang – undang Dasar (grond = dasar, wet = undang-undang). 
Istilah konstitusi juga dikemukkan oleh beberapa para ahli diantaranya
sebagai berikut :
A. Bagir Manan menyatakan bahwa apabila dilihat dari
wujudnya, Konstitusi dapat dibedakan antara :
1. Konstitusi tertulis yaitu tertulis dalam satu dokumen khusus
(misalnya Undang-Undang Dasar 1945, Konstitusi Republik
Indonesia Serikat, Undang-Undang Dasar Amerika Serikat
1787), atau dalam beberapa dokumen yang terkait erat satu
sama lain dan tertulis dalam peraturan perundang-undangan
lain (misalnya Kerajaan Inggris yang kaidah-kaidah Konstitusi
tertulisnya terdapat dalam undang-undang biasa (ordinary law
atau statute).
2. Konstitusi tidak tertulis yang dapat dibedakan dalam tiga golongan
yaitu:
a. Ketentuan Konstitusi terdapat dalam kaidah-kaidah hukum
adat sebagai hukum yang tidak tertulis.
b. Ketentuan-ketentuan Konstitusi yang terdapat dalam
konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan.
c. Adat istiadat yang kemungkinannya pada suatu ketika
berubah menjadi konvensi, sehingga dirasakan sebagai
suatu kewajiban untuk mentaatinya.

B. K.C. Wheare membedakan Konstitusi sebagai


berikut:
1. Konstitusi dalam arti sempit, yaitu sekumpulan aturan hukum
yang mengatur pemerintahan dari suatu negara yang disusun
(terjelma) dalam satu dokumen formal atau suatu naskah.

2. Konstitusi dalam arti luas, yaitu Konstitusi dalam arti sosiologis,


politis, dan yuridis. Konstitusi dalam arti sempit hanya
diartikan Konstitusi dalam arti yuridis saja. Konstitusi dalam
arti luas yaitu sistem pemerintahan dari suatu negara dan
merupakan himpunan peraturan yang mendasari serta
mengatur pemerintahan dalam menyelenggarakan tugas-
tugasnya. Sebagai sistem pemerintahan di dalamnya terdapat
campuran tata peraturan baik yang bersifat hukum (legal)
maupun bukan peraturan hukum (non legal atau ekstra legal).

C. Herman Heller, yang membagi Konstitusi dalam tiga pengertian, yaitu :

1. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat


sebagai suatu kenyataan (Die politische Verfassung
alsgessellschaftliche Wirklichkeit) : dan ia belum merupakan
Konstitusi dalam arti hukum (ein Rechtsverfassung) atau dengan
perkataan lain Konstitusi itu masih merupakan pengertian
sosiologis atau politis, dan belum merupakan pengertian hukum.
2. Konstitusi merupakan suatu kaidah yang hidup dalam masyarakat
yang dijadikan sebagai suatu kesatuan kaidah hukum (Der
verselbstandigte Rechtverfassung).
3. Konstitusi yang ditulis dalam satu naskah sebagai undang-undang
tertinggi yang berlaku dalam suatu negara (Diegeschrieben
Verfassung).

Jadi menurut Herman Heller, jika pengertian Undang-Undang Dasar itu harus
dihubungkan dengan pengertian Konstitusi, maka arti Undang-Undang Dasar itu
baru merupakan sebagian dari pengertian Konstitusi yaitu Konstitusi yang tertulis.
Konstitusi itu sebenarnya tidak hanya bersifat yuridis semata-mata,
tetapi juga sosiologis politis.

Berdasarkan pendapatan para ahli diatas mengenai Konstitusi dapat diambil


kesimpulan bahwa pengertian konstitusi merupakan Undang-undang Dasar atau
konstitusi untuk membatasi kekuasaan pemerintahan sehingga pelaksanaan
kekuasaan bersifat impersonal secara sewenang-wenang Ini untuk melindungi
hak-hak sipil dengan lebih baik. Oleh karena itu, untuk mencegah kemungkinan
penyalahgunaan kekuasaan ini harus membuat dan menetapkan Undang-undang
Dasar untuk mengatur tentang pembatasan kekuasaan negara. Tentu prinsip dan
mekanismenya harus dirumuskan dalam prinsip dan mekanisme pembatasan
kekuasaan pemerintahan dalam praktek konstitusional. 

Anda mungkin juga menyukai