Anda di halaman 1dari 3

Apa Perbedaan Konstitusi dan UUD?

Konstitusi berasal dari kata “constituer” (bahasa Prancis), “constitution” (bahasa Inggris), dan
“constitutie” (bahasa Belanda) yang artinya membentuk, menyusun, atau menyatakan.
Istilah konstitusi sering diterjemahkan atau disamaartikan dengan UUD. Beberapa istilah dari
UUD seperti gronwet (bahasa Belanda) dan groundgesetz (bahasa Jerman). Namun, L. J.
Apeldoorn mengemukakan bahwa antara konstitusi dan UUD tidak sama artinya. UUD
hanyalah sebatas hukum dasar tertulis, sedangkan konstitusi memuat hukum dasar tertulis
dan tidak tertulis.

Kata ‘konstitusi” yang berarti pembentukan, berasal dari kata “constituer” (Perancis) yang
berarti membentuk. Sedangkan istilah “undang-undang dasar” merupakan terjemahan dari
bahasa Belanda “grondwet”. “Grond” berarti dasar, dan “wet” berarti undang-undang. Jadi
Grondwet sama dengan undang-undang dasar.

Namun dalam kepustakaan Belanda dikenal pula istilah “constitutie” yang artinya juga
undangundang dasar. Dalam kepustakaan hukum di Indonesia juga dijumpai istilah “hukum
dasar”. Hukum memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan undang-undang.
Kaidah hukum bisa tertulis dan bisa tidak tertulis, sedangkan undang-undang menunjuk pada
aturan hukum yang tertulis.

Atas dasar pemahaman tersebut, konstitusi disamakan pengertiannya dengan hukum dasar,
yang berarti sifatnya bisa tertulis dan tidak tertulis. Sedangkan undang-undang dasar adalah
hukum dasar yang tertulis atau yang tertuang dalam suatu naskah/dokumen. Dengan
demikian undang-undang dasar merupakan bagian dari konstitusi. Sedangkan di samping
undang-undang masih ada bagian lain dari hukum dasar yakni yang sifatnya tidak tertulis,
dan biasa disebut dengan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan. Konvensi ini merupakan
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara
walaupun tidak tertulis.

Berikut ini pengertian yang menggambarkan perbedaan antara undang-undang dasar
dan konstitusi. Bahwa undang-undang dasar adalah suatu kitab atau dokumen yang
memuat aturan-aturan hukum dan ketentuan-ketentuan hukum yang pokok-pokok atau
dasar-dasar yang sifatnya tertulis, yang menggambarkan tentang sistem
ketatanegaraan suatu negara. Sedangkan konstitusi adalah dokumen yang memuat
aturan-aturan hukum dan ketentuan-ketentuan hukum yang pokok-pokok atau dasar-
dasar, yang sifatnya tertulis maupun tidak tertulis, yang menggambarkan tentang
sistem ketatanegaraan suatu negara. (Soehino, 1985:182).

Menurut James Bryce, konstitusi adalah suatu kerangka masyarakat politik (negara) yang
diorganisir dengan dan melalui hukum. (Stong, 2008:15). Dengan demikian konstitusi
merupakan kerangka kehidupan negara yang diatur dengan ketentuan hukum.

Pendapat lainnya menyatakan bahwa konstitusi memiliki 2 (dua) pengertian, yaitu pengertian
yang luas dan pengertian yang sempit. Namun hampir semua negara di dunia memberi arti
konstitusi dalam pengertian yang sempit, kecuali di Inggris. (Martosoewignjo, 1981:62).
Dalam pengertian yang sempit konstitusi hanya mengacu pada ketentuan-ketentuan dasar
yang tertuang dalam dokumen tertulis yaitu undang-undang dasar, sehingga muncul sebutan
seperti, Konstitusi Amerika Serikat, Konstitusi Perancis, Konstitusi Swiss, dan sebagainya.
Sedangkan dalam pengertian yang luas, konstitusi juga mencakup kebiasaan ketatanegaraan
sebagai suatu kaidah yang sifatnya tidak tertulis.

Jadi ketika istilah “konstitusi” disamakan pengertiannya dengan “undang-undang dasar”,


istilah tersebut hendaknya dipahami dalam pengertian yang sempit.
Pengertian dan Perbedaan Konstitusi
dengan UUD menurut Para Ahli
Pengertian dan Perbedaan Konstitusi dengan UUD menurut Para Ahli |
Konstitusi berasal dari kata “constituer” (bahasa Prancis), “constitution” (bahasa
Inggris), dan “constitutie” (bahasa Belanda) yang artinya membentuk, menyusun, atau
menyatakan. Istilah konstitusi sering diterjemahkan atau disamaartikan dengan UUD.
Beberapa istilah dari UUD seperti gronwet (bahasa Belanda) dan groundgesetz
(bahasa Jerman). Namun, L. J. Apeldoorn mengemukakan bahwa antara konstitusi
dan UUD tidak sama artinya. UUD hanyalah sebatas hukum dasar tertulis, sedangkan
konstitusi memuat hukum dasar tertulis dan tidak tertulis.

Dalam praktik kenegaraan di Indonesia, konstitusi sering disebut dengan UUD.


Konstitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-undang dasar. Istilah hukum
dasar itu menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara. Namun,
ada beberapa ahli ketatanegaraan yang menyatakan tentang perbedaan konstitusi
dengan UUD, yaitu sebagai berikut.

Herman Heller
Perbedaan konstitusi dengan UUD menurut Herman Heller adalah sebagai berikut

1. Pengertian konstitusi adalah Konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik


di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan. Pengertian ini disebut
pengertian secara sosiologis; Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah yang
hidup dalam masyarakat. Pengertian ini merupakan pengertian secara yuridis;
Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undangundang yang tinggi
dan berlaku dalam suatu negara. Pengertian ini disebut pengertian secara
politis.
2. Pengertian UUD merupakan bagian dari konstitusi tertulis.

F. Lassale
Pengertian konstitusi menurut F. Lassale terbagi dalam dua pengertian sebagai
berikut.

1. Konstitusi dalam pengertian sosiologis adalah sintesis faktorfaktor kekuatan


yang nyata dalam masyarakat sehingga konstitusi menggambarkan hubungan
antara kekuasaan-kekuasaan yang terdapat secara nyata dalam suatu negara.
2. Konstitusi dalam pengertian yuridis disamakan dengan UUD.

Berbeda dengan pendapat di atas, beberapa ahli ketatanegaraan menyatakan bahwa


ada pengertian yang sama antara konstitusi dengan UUD, yaitu sebagai berikut.

Duchacek
Konstitusi pada dasarnya merupakan “power maps”. Dikatakan juga konstitusi
merupakan “the formal distribution of authority within the state”. Artinya, konstitusi
merupakan distribusi formal dari kewenangan yang berada dalam lingkup internal
suatu negara.
K.C. Wheare
K. C. Wheare dalam bukunya “Modern Constitution” menyatakan bahwa konstitusi
dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut.

1. Konstitusi yang semata-mata berbicara sebagai naskah hukum atau suatu


ketentuan yang mengatur “the rule of the constitution”.
2. Konstitusi bukan saja mengatur ketentuan-ketentuan hukum, tetapi juga
mencantumkan ideologi, aspirasi, dan cita-cita politik, “the statement of idea”,
pengakuan kepercayaan.

E.C. Wade
Konstitusi sebagai naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari
badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja
badan-badan tersebut.

Sovernin lohman
Dalam sebuah konstitusi terdapat tiga unsur yang menonjol, yaitu sebagai berikut.

1. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat. Artinya,


konstitusi merupakan hasil dari kesepakatan masyarakat untuk membina
negara dan pemerintahan yang akan mengatur mereka.
2. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak asasi manusia dan warga
negara sekaligus menentukan batas-batas hak dan kewajiban warga negara dan
alat-alat pemerintahannya.
3. Konstitusi sebagai forma regimenis, yaitu kerangka bangunan pemerintahan.

Berdasarkan beberapa pengertian, maka dapat disimpulkan bahwa konstitusi


mengandung dua pengertian, yaitu secara sempit dan luas. Pengertian secara sempit,
konstitusi adalah keseluruhan peraturan negara yang bersifat tertulis. Adapun
pengertian secara luas, konstitusi adalah keseluruhan peraturan negara baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Laporan pertanggungjawaban pemerintah di depan
parlemen diatur dalam konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai