Konstitusi berasal dari bahasa Perancis "constituer" yang berarti membentuk. Maksud dari istilah
tersebut ialah pembentukan, penyusunan, atau pernyataan akan suatu negara. Dalam bahasa latin,
"konstitusi" merupakan gabungan dua kata, yakni cume berarti "bersama dengan...", dan statuere
berarti "membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu". Dengan kata lain,
constitutio (tunggal) berarti menetapkan sesuatu secara bersama-sama, constitutiones berarti segala
sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan Undang-Undang Dasar merupakan terjemahan dari
istilah Belanda "Groundwet". Kata ground berarti tanah atau dasar dan wet berarti berarti
undang-undang
Istilah konstitusi (constitution) dalam bahasa Inggris, memiliki makna yang lebih luas dari pada
Undang-Undang Dasar, yakni konstitusi adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang
tertulis maupun tidak yang mengatur secara mengikat cara-cara bagai mana suatu pemrintahan
diselenggarakan dalam suatu msyarakat. Konstitusi menurut Miriam Budiarjo adalah suatu piagam
yang menyatakan cita-cita suatu bangsa dan merupakan bagian tertulis dalam konstitusi
Dalam perkembangannya, ada beberapa pendapat yang membedakan antara konstitusi dan
undang-undang dasar. Seperti Herman Heler berpandangan bahwa konstitusi lebih luas dari pada
undang-undang dasar. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis melainkan juga bersifat sosiologis dan
politis. Sedangkan undang-undang dasar hanya merupakan sebagian dari pengertian konstitusi,
yakni die geschreiben verfassung atau konstitusi yang tertulis. Pendapat yang sama juga diajukan
oleh F. Laselle, yang membagi pengertian konstitusi menjadi dua, yakni:
1. Sosiologis dan politis. Secara sosiologis dan politis, konstitusi adalah garsintesa faktor-faktor
kekuasaan yang nyata dalam masyarakat
(hubungan antara kekuasaan-kekuasaan dalam suatu negara)Seperti: raja, parlemen, kabinet,
partai politik dan lain-lain.