HUKUM KONSTITUSI
Oleh:
DR. H. UU NURUL HUDA, S.H., M.H.
NIP. 197511192006041001
HUKUM KONSTITUSI SEBAGAI ILMU
A. Persyaratan suatu Ilmu dari Segi Filsafat Ilmu
1. Ontologi Hukum Konstitusi
2. Epistemologi Hukum Konstitusi
3. Aksiologi Hukum Konstitusi
Van Apeldoorn Grondwet adalah bagian tertulis dari suatu konstitusi, sedangkan
constitution (konstitusi) memuat baik peraturan tertulis maupun tidak
tertulis.
Herman Heller Membagi pengertian konstitusi menjadi tiga, yaitu :
1. Die Politische verfassung als gesellschaftlich wirklichkeit. Konstitusi
adalah mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai
suatu kenyataan. Jadi mengandung pengertian politis dan sosiologis.
2. Die Verselbstandigte rechtsverfassung. Konstitusi merupakan suatu
kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat. Jadi konstitusi
mengandung pengertian yuridis.
3. Die geshereiben verfassung. Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah
sebagai undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu
negara.
F. Lassalle Membagi konstitusi dalam dua pengertian, yaitu :
1. Pengertian sosiologis atau politis (sosiologische atau politische begrip).
Konstitusi adalah sinthese faktor-faktor kekuatan yang nyata (dereele
machtsfactoren) dalam masyarakat. Konstitusi menggambarkan
hubungan antara kekuasaan-kekuasaan yang terdapat dan nyata dalam
suatu negara.
2. Pengertian yuridis (yuridische begrip). Konstitusi adalah suatu naskah
yang memuat semua bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan.
Moh. Kusnardi Konstitusi atau constitution atau verfassung harus dibedakan dari
& Harmaily Undang-Undang Dasar. Penyamaan antara keduanya dipandang sebagai
Ibrahim suatu kekhilafan. Kekhilafan ini disebabkan oleh pengaruh faham
kodifikasi yang menghendaki agar semua peraturan hukum ditulis, demi
mencapai kesatuan hukum, kesederhanaan hukum dan kepastian hukum.
AHLI YANG MENYAMAKAN UUD DENGAN
KONSTITUSI
Nama Ahli Intisari Pendapatnya
MPR
sidang MPR dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3
Khusus mengenai dari jumlah anggota MPR
bentuk Negara Kesatuan [Pasal 37 (3)****]
Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan Putusan dilakukan dengan
[Pasal 37 (5)****] persetujuan sekurang-
kurangnya 50% + 1
anggota dari seluruh
anggota MPR
[Pasal 37 (4)****]
AMANDEMEN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945