Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FILSAFAT HUKUM D

HUBUNGAN ANTARA MENGAPA ORANG TAAT PADA


HUKUM DENGAN TUJUAN HUKUM

OLEH
YOGI RISWANTO
B11115372

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
A. MENGAPA ORANG MENTAATI HUKUM
Sifat dasar manusia yang ingin hidup tenang dan rukun dengan manusia lainnya
mendorong mereka untuk membuat suatu peraturan hukum yang mengikat semua
pihak yang tidak lain untuk menciptakan keteraturan diantara mereka. Kemudian
dalam pelaksanaan peraturan tersebut diadakan suatu sanksi bagi siapa saja yang
melanggar.Sanksi ini dimaksudkan supaya masyarakat yang ada dapat mentaati
hukum serta loyal atau kesetiaan terhadap aparat hukum.
Menurut Soerjono berpendapat bahwa ada Faktor-faktor yang menyebabkan
warga masyarakat mematuhi hukum, setidak-tidaknya dapat dikembalikan pada
faktor-faktor atau hal-hal sebagai berikut:
1. Compliance
Orang mentaati hukum karena takut terkena hukuman. Ketaatan sebagai
pemenuhan suatu penerimaan terang yang dibujuk oleh harapan penghargaan
dan suatu usaha untuk menghindari kemungkinan hukuman, bukan karena
keinginan yang kuat untuk menaati hukum dari dalam diri. Kekuatan yang
mempengaruhi didasarkan pada ”alat-alat kendali” dan, sebagai
konsekuensinya, orang yang dipengaruhi menyesuaikan diri hanya di bawah
pengawasan.
2. Identification
Ketaatan yang bersifat identification, artinya ketaatan kepada suatu aturan
karena takut hubungan baiknya dengan seseorang menjadi rusak.
Identifikasi, yaitu: suatu penerimaan terhadap aturan bukan karena nilai
hakikinya, dan pendekatan hanyalah sebab keinginan seseorang untuk
memelihara keanggotaan di dalam suatu hubungan atau kelompok dengan
ketaatan itu. Sumber kuasa menjadi daya pikat dari hubungan orang-orang yang
menikmati kebersamaan kelompok itu, dan penyesuaiannya dengan aturan akan
bergantung atas hubungan utama ini
3. Internalization
Ketaatan yang bersifat internalization, artinya ketaatan pada suatu aturan
karena ia benar-benar merasa bahwa aturan itu sesuai dengan nilai instrinsik
yang dianutnya. Internalisasi, adalah penerimaan oleh aturan perorangan atau
perilaku sebab ia temukan isinya yang pada hakekatnya memberi penghargaan
isi adalah sama dan sebangun dengan nilai-nilai seseorang yang manapun, sebab
nilai-nilainya mengubah dan menyesuaikan diri dengan – yang tak bisa
diacuhkan dan ada kesadaran dari dalam diri yang membuatnya mentaati hukum
dengan baik.
A. TEORI DAN ALIRAN SEBAB ORANG MENTAATI HUKUM
Ada beberapa teori atau aliran yang mengemukakan sebab orang mentaati
hukum :
1. Ajaran Hukum Alam Aristoteles
Aristoteles berpendapat bahwa ada dua macam hukum yaitu:
a. Hukum yang berlaku karena penetapan penguasa negara
b. Hukum yang tidak bergantung dari pandangan manusia
Macam hukum yang kedua ini adalah hukum alam yaitu hukum yang tidak
bergantung dari pandangan manusia akan tetapi berlaku untuk semua manusia
kapan saja dan di mana pun dia berada. Menurut Aristoteles, pendapat orang
tentang “keadilan” adalah tidak sama, sehingga seakan-akan tidak ada hukum
alam yang “asli”, namun haruslah diakui bahwa ada hukum yang bersifat
mutlak, yang tidak tergantung pada waktu dan tempat, meskipun tidak dapat
diingkari pula bahwa sesuatu itu ada kekecualiannya. Oleh karena itu bukanlah
syarat mutlak bahwa hukum alam itu berlaku di zaman apa saja dan dimana-
mana, akan tetapi lazimnyam yaitu dalam keadaan biasa, berhubung dengan
sifat keasliannya yang memang selaras dengan kodrat alam. Jadi hukum alam
ialah hukum yang oleh orang-orang berpikir sehat dirasakan sebagai selaras
dengan kodrat manusia.
2. Mahzab Sejarah
Mahzab sejarah dipelopori oleh Fredrich Carl Von Savigny.Mahzab ini
merupakan rekasi terhadap para pemuja hukum alam atau hukum kodrat yang
berpendapat bahwa hukum alam itu bersifat rasionalititas dan berlaku bagi
segala bangsa, untuk semua tempat dan waktu. Mahzab sejarah berpendapat
bahwa tiap-tiap hukum itu ditentukan secara historis, selalu berubah menurut
waktu dan tempat.
Sebagaima halnya bahasa, hukum itu timbul melalui suatu proses yang
perlahan-lahan. Hukum hidup dalam kesadaran bangsa, maka hukum
berpangkal pada kesadaran bangsa.Jadi hukum itu merupakan suatu rangkaian
kesatuan yang tak terpisahkan dengan sejarah bangsa dan oleh karenanya
hukum itu senantiasa berubah menurut tempat dan waktu.Timbulnya hukum
positf tidak terjadi oleh akal manusia yang secara sadar memang menghendaki,
tetapi hukum positif itu tumbuh dan berkembang di dalam kesadaran bangsa
secara organik.Jadi tumbuh dan berkembangnya hukum itu bersama-sama
dengan tumbuh berkembangnya suatu bangsa.
3. Teori Kedaulatan Tuhan
Teori ini menganggap bahwa hukum itu adalah perintah Tuhan, maka pada
hakekatnya manusia mentaati hukum berarti mentaati Tuhan.
4. Teori Kedaulatan Negara
Menurut teori ini, seseorang mentaati hukum karena negara yang
menghendakinya danNegara mempunyai hak kekuasaan sekaligus mempunyai
kekuatan untuk menyelenggarakan hukum.
5. Teori Kedaulatan hukum
Menurut teori ini, bahwa seseorang mentaati hukum karena berasal dari
perasaan bahwa hukum adalah sebagian dari masyarakat. Akibatnya apabila ia
tidak mentaati hokum akan dianggap tidak mengikuti norma-norma yang dianut
oleh masyarakat itu sendiri.
6. Teori Perjanjian masyarakat
Teori ini berpendapat bahwa orang taat dan tunduk pada hukum oleh karena
berjanji untuk menaatinya . Hukum dianggap sebagai kehendak bersama ,suatu
hasil consensus (perjanjian) dari segenap anggota masyarakat .
Berkaitan dengan hal tersebut, menurut saya, ada beberapa alasan mengapa
manusia mematuhi hukum:
1. Manusia mematuhi hukum jelas karena hukum itu merupakan suatu kebutuhan.
2. Manusia mematuhi hukum karena memang dari kesadaran manusia itu sendiri.
3. Manusia mematuhi hukum karena adanya sanksi.
4. Manusia adalah makhluk sosial.
B. TUJUAN HUKUM
Adapun tujuan hukum pada umumnya atau tujuan hukum secara universal,
dapat dilihat dari tiga aliran konvensional :
1. Aliran Etis (Keadilan)
Aliran ini menganggap bahwa pada asasnya tujuan hukum adalah semata-mata
untuk mencapai keadilan. Hukum ditentukan oleh keyakinan yang etis tentang adil
dan yang tidak adil, dengan perkataan lain hukum menurut aliran ini bertujuan
untuk merealisir atau mewujudkan keadilan. Pendukung aliran ini antara lain,
Aristoteles, Gery Mil, Ehrliek, Wartle.
Salah satu pendukung aliran ini adalah Geny. Sedangkan penetang aliran ini
pun cukup banyak, antara lain pakar hukum Sudikno Mertokusumo:
“Kalau dikatakan bahwa hukum itu bertujuan mewujudkan keadilan, itu berarti
bahwa hukum itu identik atau tumbuh dengan keadilan, hukum tidaklah identik
dengan keadilan. Dengan demikian berarti teori etis itu berat sebelah” (Achmad Ali,
1996:86).
Tegasnya keadilan atau apa yang dipandang sebagai adil sifatnya sangat relatif,
abstrak dan subyektif. Ukuran adil bagi tiap-tiap orang bisa berbeda-beda. Olehnya
itu tepat apa yang pernah diungkapkan oleh N.E. Algra bahwa :
“Apakah sesuatu itu adil (rechtvaardig), lebih banyak tergantung pada Rechtmatig
heid (kesesuaian dengan hukum) pandangan pribadi seseorang penilai. Kiranya
lebih baik tidak mengatakan “itu adil”, tetapi itu mengatakan hal ini saya anggap
adil memandang sesuatu itu adil, terutama merupakan sesuatu pendapat mengenai
nilai secara pribadi. Achmad Ali (1990:97).
2. Aliran Utilistis (Kemanfaatan)
Menurut aliran ini mengaggap bahwa pada asasnya tujuan hukum adalah semata-
mata untuk menciptakan kemanfaatan atau kebahagiaan yang sebsar-besarnya bagi
manusia dalam jumlah yang sebanyak-banyaknya. Jadi pada hakekatnya menurut
aliran ini, tujuan hukum adalah manfaat dalam mengahasilkan kesenangan atau
kebahagiaan yang terbesar bagi jumlah orang yang terbanyak.
Aliran utilistis ini mempunyai pandangan bahwa tujuan hukum tidak lain adalah
bagaiamana memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi warga masyarakat
(ajaran moral praktis).
3. Aliran Yuridis Dogmatik (Kepastian)
Menurut aliran ini menganggap bahwa pada asasnya tujuan hukum adalah
semata-mata untuk menciptakan kepastian hukum, karena dengan adanya kepastian
hukum, fungsi hukum dapat berjalan dan mampu mempertahankan ketertiban.
Penganut aliran yuridis dogmatik ini bahwa adanya jaminan hukum yang
tertuang dari rumusan aturan perundang-undangan adalah sebuah kepastian hukum
yang harus diwujudkan. Kepastian hukum adalah syarat mutlak setiap aturan,
persoalan keadilan dan kemanfaatan hukum bukan alasan pokok dari tujuan hukum
tetapi yang penting adalah kepastian hukum.
Bagi penganut aliran ini, janji hukum yang tertuang dalam rumusan aturan tadi
merupakan kepastian yang harus diwujudkan, penganut aliran ini melupakan bahwa
sebenarnya janji hukum itu bukan suatu yang harus, tetapi hanya suatu yang
seharusnya.
Dari ketiga aliran tujuan hukum di atas tidaklah bersifat baku, dalam artian masih
ada pendapat-pendapat lain tentang tujuan hukum yang bisa dilambangkan dengan
melihat latar belakang konteks sosial masyarakat yang selalu berubah. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kita sebagai masyarakat harus mengtahui bahwa
hukum itu dibentuk atau diciptakan intinya adalah untuk mencipatakan ketertiban
sekaligus ketertiban dalam hidup bermasyarakat.

D. HUBUNGAN ANTARA MENGAPA ORANG TAAT PADA HUKUM


DENGAN TUJUAN HUKUM
No. Alasan orang taat pada hukum Tujuan Hukum
Manusia mematuhi hukum jelas karena
1 Kemanfaatan
hukum itu merupakan suatu kebutuhan.
Manusia mematuhi hukum karena memang Kemanfaatan, keadilan,
2
dari kesadaran manusia itu sendiri. kepastian
Manusia mematuhi hukum karena adanya
3 Kepastian
sanksi
4 Manusia adalah makhluk sosial Keadilan
Tabel 1. Hubungan antara mengapa orang taat hukum dengan tujuan hukum
1. Manusia mematuhi hukum jelas karena hukum itu merupakan suatu
kebutuhan.
Dimana ada masyarakat, disitu pasti ada hukum. Semua manusia butuh hukum
untuk kelangsungan hidupnya, karena sejatinya setiap manusia pasti mendambakan
kehidupan yang aman, nyaman, dan tentram, dan dengan adanya hukum itu sendiri,
kehidupan yang aman itupun dapat terwujudkan. Ini berkaitan dengan tujuan hukum
yaitu kemanfaatan. Masyarakat mematuhi hukum karena semua orang
mengharapkan adanya manfaat dalam pelaksanaan penegakan hukum. Jangan
sampai penegakan hukum justru menimbulkan keresahan masyrakat. Jadi dengan
melihat manfaat yang ditimbulkan oleh hukum, timbul rasa kebutuhan terhadap
hukum itu sendiri.
2. Manusia mematuhi hukum karena memang dari kesadaran manusia itu
sendiri.
Kesadaran hukum merupakan cara pandang masyarakat terhadap hukum itu, apa
yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan terhadap hukum, berdasarkan
pengetahuan, pemahamannya tentang tujuan hukum (kemanfaatan, keadilan, dan
kepastian) timbul kesadaran hukum dari dalam diri seseorang yang mengubah nilai-
nilai pribadi seseorang terhadap hukum.
3. Manusia mematuhi hukum karena adanya sanksi
Alasan ini paling banyak dan paling ampuh untuk mendorong manusia
mematuhi hukum. Sanksi merupakan balasan atau ganjaran yang akan diterima
bagi siapa saja yang melanggar hukum, dengan ketentuan - ketentuan tertentu.
Sanksi bersifat memaksa. Berkaitan dengan tujuan hukum yaitu kepastian Karena
dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan tahu kejelasan akan hak dan
kewajiban menurut hukum. Tanpa ada kepastian hukum maka orang akan tidak tahu
apa yang harus diperbuat, tidak mengetahui perbuatanya benar atau salah, dilarang
atau tidak dilarang oleh hukum serta sanksi dari perbuatannya tersebut.
4. Manusia adalah makhluk sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang bersifat Zoon Politicn (Aristoteles)
yang nyata dalam kehidupan bersama sebagai masyarakat itu tidak mudah. Hal itu
disebabkan karena setiap manusia mempunyai kebutuhan dan kepentingan sendiri-
sendiri yang seringkali bertentangan satu sama lainnya. Dari akibat perbedaan itu
sering terjadi ketidakeimbangan /keserasian dalam hubungan bermasyarakat,
disinilah aturan tata kehidupan antarmanusia yang disebut Hukum itu dibutuhkan
ditengah-tengah masyarakat. Maka dari itu erat kaitannya dengan tujuan hukum
yaitu keadilan. Keadilan menyangkut hubungan manusia dengan manusia lain yang
menyangkut hak dan kewajiban. Bagaimana pihak-pihak yang saling berhubungan
mempertimbangkan haknya yang kemudian dihadapkan dengan kewjibanya.
Disitulah berfungsi keadilan.

SUMBER
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung
Tbk, 2002.
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori
Peradilan(Judicialprudence); Termasuk Interprestasi Undang
Undang (Legisprudence) Vol. 1 Pemahaman Awal, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010
https://zuryawanisvandiarzoebir.wordpress.com/2008/05/23/mengapa-orang-
mentaati-hukum-kritisi-terhadap-teori-kedaulatan-hukum-dari-krabbe-ditinjau-
dari-sisi-filsafat-hukum/
http://winandakusuma.blogspot.co.id/2011/05/mengapa-hukum-harus-ditaati.html

Anda mungkin juga menyukai