Anda di halaman 1dari 5

Teori keadilan menurut John Stuart Mill

Keadian menurut perspektif utilitarian dengan definisi singkat yang dikemukakan Mill

dalam pernyataan : “kemanfaatan” atau “prinsip” kebahagiaan terbesar menyatakan bahwa

tindakan tertentu benar jika cenderung mempebesar kebahagiaan. Yang dimaksud dengan

kebahagiaan adalah kesenangan dan tidak adanya rasa sakit.

Terdapat dua asumsi yang melandasi pernyataan tersebut.

Pertama, tujuan hidup adalah kebahagiaan. Bentham medefinisikan dalam terminology

kesenangan dan ketidak-hadir-an rasa sakit. Mill mengembangkannya dengan memilah secara

eksplisit perbedaan dari jenis-jenis kesenangan dan rasa sakit tersebut. Kesenangan intelektual

secara intrinsik lebih unggul. Kaum utilitarian dibagi antara mereka yang menganggap

‘kebahagiaan’ terdapat dalam kesenangan dan rasa sakit disebut utilitarian hedonistik, dan

mereka yang menambakan tujuan akhir lain disebut utilitarian ideal.

Kedua, setiap tindakan harus tunduk pada perhitungan kalkulus yang panjang-lebar dan

memakan waktu. Pendekatan lewat penilain ini disebut utilitarianisme ‘ekstrim’ dan

utilitarianisme ‘tindakan’.

Karena itu, bagi mill tidak ada teori keadilan yang bia dipisahkan dari kemanfaatan.

JOHN RAWLS

Kekuatan ultilitariannisme di area keadian ada dua :


1. Menyediakan minimal secara teoritis metode konkret untuk mengambil keputusan-

keputusan yang sulit; dan

2. Menyadari pentingnya kebahagiaan atau kebaikan umum sebagai bagian dari teori

keadilan.

John Rawls berharap dapat merumuskan sebuah teori yang dapat mengakomodasikan

pribadi individu dngaan mempertaruhkan kesejahteraan atau hak-hakny demi kebaikan orang

lain, dan untuk menawarkan sebuah metode untuk membuat keputusan yang konkret. “keadilan

sebagai kesejahteraan” yang berakar dari teori kontrak sosial Locke dan Rousseau, dan deonlogi

Kant. Tujuan Rawls adalah penggunaan konsep kontrak sosial untuk memberik interpretasi

procedural bagi konsep Kant mengenai pilihan otonom yang berbasis prinsip etika.

Pendekatan Rawls ini membayangkan tentang sekelompok orang sedang memiloh prinsip

yang mengevaluasi keadilan sebagai struktur dasar masyarakatnya. Prinsip tersebut harus adil

yang memilih suatu situasi yang didalam dirinya harus adil.

Ketidaktahuan berarti sikap pihak yang memilih prinsip keadilan tidak memiliki jenis

pengetahuan tertentu yang membuat proses tawar menawar berjalan tidak baik. Sedangkan, jenis

pengetahuan khusus memungkinkan seseorang untuk menyimpangkan prinsip-prinsip yang ada.

Maka, yang diketahui setiap orang hanya dua hal. Pertama, masyarakat menjadi focus bagi

kondisi-kondisi keadilan. Artinya dikarakteristikan oleh kerja sama yang harus menguntungkan.

Menurut rawls keadilan tercapai jika pribadi yang sama-sama tidak berkepentingan melakukan

klaim yang bertentangan mengenai pembagian keuntungan sosial. Masalah muncul ketika terjadi

konflik kepentingan. Kedua, tidak memiliki kepentingan tertentu, harus rasional.


sehingga mendapatkan kesimpulan, bahwa john rawls memandang keadilan sebagai kesetaraan.

Melindungi pihak yang kurang beruntung di masyarakat. Kebebasan dasar harus didistribusikan

setara tidak dikorbankan demi pencapaian ekonomi.

ROBERT NOZICK

Keadilan bukan perhatian yang utama bagi Nozick. Lebih kepada pembatasan peran

Negara. Nozick menolak semua prinsip keadilan terpolakan yang mendistribusikan barang

menurut kondisi-akhir. Negara minimal tidak bersifat redistributif, tindakan-tindakannya

dijustikasikan oleh prinsip kompensasi. Keadilan dibatasi hanya pada ruang komutatif pertukaran

individu. Keadilan tidak dapat melakukan klaim yang substantif.

Keadilan ditentukan oleh bagaimana distribusi yang sudah terjadi bukan oleh apa makna

distribusi yang disebut Nozick sebagai teori historis keadilan. Sehingga keadilan tidak terdapat di

dalam propaganda kebaikan. Tidak dalam upaya untuk melindungi pihak-pihak yang tidak

beruntung.

TEORI KEADILAN DALAM KATHOLIKISME

Singkatnya, ketidakadilan ekonomi harus dihubungkan dengan hak-hak politik dan

partisipasi. Sebuah sistem ekonomi yang menghasilkan kuantitas barang-barang dan

mendistribusikan dengan adil dapat menjadi tidak adil jika pengorganisasian dan strukturnya

sedemikian rupa. Untuk menilai keadilan ekonomi, para uskup menjabarkan tradisi katollik

mengenai keadilan komutatif, sosial, dan distributif.

Keadilan komutatif meisyaratkan di dalam kesepakatan dan pertukaran diantara pribadi

dan meisyarakatkan upaya yang adil dan kondisi kerja yang adekuat.
Keadilan sosial mesyaratkan masyarakat untuk berpatisipasi dalam pencipataan untuk

kebaikan bersama. Juga memampukan dirinya untuk bertindak sedemikian.

Keadilan distributif berkaitan dengan pengalokasian produk sosial. Keadilan distribuif

harus member perhatian khusus kepada kebutuhan, melarang diskriminasi dan menyediakan

landasan kesejahteraan minimal.

Keadilan bagi para uskup bukan hasil konsesus sosial, deduksi rasional atau kalkulasi

semata, tetapi berakar pada tradisi iman yang merespon Tuhan yang adil dan penuh kasih. Adil

tidaknya kesengajaan tidak dinilai dengan pengevaluasian kesetaraan pertukarang yang sudah

terjadi dalam sejarah. Kesenjangan kekayaan mengindikasikan situasi dalam beberapa orang

gagal untuk mengingat bahwa sesuatu dibumi diberikan untuk digunakan oleh semua orang.

Dalam tradisi katholik mengajukan kebaikan bersama, sekilas mirip utilitarianisme.

Kebaikan bersama didasarkan pada keperpihakan kepada orang miskin tidak pernah kebaikan

yang lebih besar sejumlah orang, mejustifikasi keburukan orang lain. Karena tradisi katholik

membela hak-hak dari individu yang lebih dulu ada sebelum Negara lahir sehingga tidak dapat

diatur begitu saja oleh Negara, pandangan ini mirip dengan teori Nozick. Namun hak-hak Nozick

merupakan hak-hak negatif yang menentang intervensi maka tradisi katholik memegang hak hak

positif bagi kesejahteraan.

Ruang bagi perlindungan terhadap pihak-pihak yang kurang beruntung memiliki proposi

yang besar bagi para uskup, sekilas mirip dengan teori Rawls keberpihakan orang yang malang

menjadi tongkat pengukur keadilan bagi suatu masyarakat, namun kemiripan yang tampak sama

ternyata mengandung perbedaan yang mendasar, para uskup lebih mengakui secara ekplisit

daripada Rawls, bahwa perbedaan ekonomi dihasilkan oleh ketidaksetaraan politik. Bagi Rawls
perlindungan pihak yang kurang beruntung adalah hasil dari kalkulasi kepentingan diri dibawah

kondisi ketidak-tahuan, bagi para uskup adalah hasil pengakuan terhadap keberadaan dan

kehendak Tuhan.

REINHOLD NIEBUHR

Pengertian keadilan merambat seluruh karir yang panjang dan menyediakan sebuah

alternative protestan yang penting sebagai tandingan terhadap pandangan katholik. Niebuhr

berpikir bahwa mereka seperti kaum liberal melawan mereka di dunia filasafat, tidak cukup

realistik menyoroti pentingnya perjuangan keadilan di dalam sejarah. Dalam kekristenan, Yesus

adalah buah sempurna dari agama profentik, Yesus merepresentasikan keseriusan sejarah

(inkarnasi) dan wilayah normatif yang melampaui sejarah (kerajaan). Keadilan istilah multi-

aspek yang memiliki karakter paradoks. Menyebutnya roh keadilan, aturan dan struktur keadilan,

penghitungan hak-hak , dan yang paling sering menyeimbngkan kekuatan atau kepentingan-

kepentingan yang saling bertentangan.

Keadilan yang sempurna adalah suatu kondisi persaudaraan yang didalamnya tidak

terjadi konflik kepentingan, karena keadilan yang sempurna adalah kasih itu sendiri, sehingga

jika kasih tidak bisa terealisasikan sepenuhnya, maka tidak akan ada keadilan yang sempurna.

Keadilan relaitf melibatkan penghitungan kepentingan yang saling bertentangan. Keadilan relatif

ini memiliki hubungan dialektif dengan kasih. Keadilan adalah harmoni paling memungkinakan

didalam kondisi-kondisi yang diciptakan oleh dosa, namun bukan harmoni yang paling

diimpikan.

Anda mungkin juga menyukai