Oleh
I. PENDAHULUAN
Sebelumnya mari kita bahas seputar akuntansi terlebih dahulu. Mungkin banyak yang sudah tahu.
Pada tahun 1494 muncul buku “Summa de Aritmatica, Geometrica Proportioni et Propotionalita”
karya dari Lucas Pacioli (sobat bisa sebut bapak Akuntansi). isi bukunya terdapat bab yang berjudul
“Tractatus de Computies et Scriptoris”
yang mengajarkan sistem pembukuan berpasangan atau sering disebut dengan sistem kontinental.
Pengertian Sistem berpasangan adalah sistem pencatatan semua transaksi ke dalam dua bagian yakni
debet dan kredit. Kedua bagian ini diatur sedemikian rupa agar selalu seimbang.
1.
Usaha untuk memperbaiki akuntansi biaya pada saat itu, pada hakikatnya hanya terpusat pada
bagaimana membuat informasi akuntansi keuangan lebih bermanfaat bagi pemakai luar, dan tidak
ditujukan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang khusus diperuntukan bagi kepentingan
manajemen.
Pada tahun 1990-an banyak ditemukan bahwa praktek - praktek akuntansi manajemen tradisional
sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan manajerial. Kalkulasi biaya produk yang lebih akurat
lebih berguna, dan yang menjelaskan secara rinci penggunaan masukan, dibutuhkan untuk bila
memungkinkan manajer meningkatkan kualitas, produktifitas, dan mengurangi biaya.
Sebagai tanggapan terhadap kelemahan akuntansi biaya manajemen tradisional, berbagai usaha
dilakukan untuk mengembangkan sistem akuntansi manajemen baru yang dapat memenuhi kebutuhan
lingkungan ekonomi dewasa ini.
2.
II. PEMBAHASAN
5.
Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik
dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.
e. Pihak lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang mungkin saja
akan menggunakan laporan / informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan,
serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi
lainnya.
1. Dari Faktor Pembatasan Pada Masukan dan Proses
Akuntansi manajemen tidak tergantung pada prinsip-prinsip akuntansi. SEC dan FASB
menetapkan prosedur akuntansi yang harus di dikuti untuk laporan keuangan.masukan dan
prosess dari akuntansi keuangan harus jelas dan terbatas. Hanya kegiatan-kegiatan ekonomi
tertentu yang memenuhi kualifikasi sebagai masukan dan proses, harus mengikuti metode
yang di terima oleh umum. Tidak seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen tidak
mempunyai lembaga khusus yang mengatur format, isi, aturan dalam memilih masukan serta
proses, dan penyusunan laporan keuangan. Manajer bebas memilih informasi yang apa pun
yang mereka inginkan-penyediaanya dapat di benarkan atas dasar analisis biaya-mamfaat
(cost-benefit analysis).
Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai ditinggalkan dan
beralih ke pembebanan biaya berdasarkan aktivitas/activity based costing system (ABC-
system). Dalam perkembangan akuntansi manajemen banyak sekali isu kontemporer dalam
teknik-teknik manajemen mulai diterapkan, seperti metode just in time (JIT), total quality
management (TQM), target costing, dan orientasi pelanggan.
Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami pergeseran. Jika dahulu
menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif keuangan, tetapi sekarang untuk
mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal
dengan istilah balanced scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu
keuangan (financial) dan non financial seperti penilaian pelanggan/ customer, pertumbuhan
dan pembelajaran, serta proses bisnis internal.
Balanced scorecard merupakan isu-isu terbaru dalam akuntansi manajemen. Balanced
scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategic yang menjabarkan misi dan strategi
suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja untuk empat perspektif
yang berbeda, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan.
6.
Kesenjangan yang dihadapi antara teori dan praktik akuntansi manajemen dapat digolongkan
menjadi :
(1) Kesenjangan dalam pengembangan pendekatan ekonomi,
(2) Kesenjangan dalam pengembangan teknik-teknik,
(3) Kemampuan beradaptasi pada teknologi dan lingkungan yang baru, dan
(4) Memperhatikan pengendalian dan kreativitas perilaku sosial
(5) Kritik dan kebijakan (Supriyono, 1997: 18—23).
Masalah-masalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut, yaitu:
1) Pengembangan pendekatan ekonomi
Timbulnya kesenjangan antara teori dan praktik akuntansi manajemen telah mendorong
dilakukannya perubahan terhadap riset akuntansi manajemen berbasis ekonomi. Riset normatif
telah menghasilkan berbagai model-model pembuatan keputusan untuk membantu manajemen
dalam membuat keputusan yang optimal (sinonim dengan maksimumisasi kemakmuran
pemilik). Penggunaan model-model maksimumisasi tersebut, banyak orang menganggap
bahwa aturan-aturan keputusan yang tepat telah diidentifikasikan, selanjutnya para karyawan
tanpa mempertanyakan dan tanpa mempertimbangkan kepentingan dirinya, mereka akan
mengimplementasikan keputusan tersebut.
Dalam praktik, terdapat berbagai rintangan sosial dan ekonomi untuk mencapai
persaingan sempurna. Seringkali pengetahuan yang terbatas terhadap organisasi industri dan
perdagangan mengakibatkan kelambanan dan ketidakefisienan. Dalam analisis "principle-
agent" (PAA), didasarkan anggapan bahwa para karyawan dimotivasi oleh kepentingannya
sendiri daripada sikap mementingkan kepentingan orang lain. Oleh karena itu, para karyawan
berusaha untuk mencapai tujuannya sendiri daripada untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam
kondisi ini, alat untuk melindungi organisasi dari penurunan semangat kebersamaan untuk
mencapai tujuan organisasi atau bahkan timbulnya anarki adalah membuat ikatan perjanjian.
Demikian juga dalam alokasi biaya terdapat perdebatan sejak pertengahan abad 19
sampai sekarang. Sebagian pakar berpendapat bahwa dalam mengalokasikan biaya harus
menggunakan konsep dan metode yang diturunkan dari ilmu atau teori ekonomi. Namun,
dalam praktik, selain dipengaruhi oleh teori ekonomi, alokasi biaya juga dipengaruhi faktor
hukum, politik, dan sosial.
Konsekuensinya para periset harus peka terhadap keadaan organisasi dan sosial untuk
digunakan dalam pengalokasian biaya.
1) Pengembangan teknik-teknik
Kemajuan teknologi (komputer) mempunyai dampak besar pada analisis yang
7.
dilakukan oleh para manajer. Program-program (spreadsheet) memungkinkan untuk menyusun
skenario alternatif pilihan dengan cepat dan program- program klasik yang terstruktur dapat
digunakan untuk menghadapi ketidakpastian masa depan dengan lebih baik. Kesulitan dalam
menggunakan program untuk mengidentifikasikan keputusan optimal karena program tidak
menunjukkan apakah keputusan yang optimal tersebut dapat dicapai. Seringkali alternatif
keputusan nampak terlalu memberi harapan. Namun, jika solusi yang optimal telah diketahui
dengan menggunakan program (linear, analisis sensitivitas) parametrik yang optimal
dipertahankan jika pertanyaan "what if" terjawab.
Komputer dapat digunakan oleh manajemen dalam membantu menyusun peramalan
masa depan, namun peramalan hanya memberi manfaat yang kecil jika tidak dimodifikasi
sehingga dapat digunakan untuk bertindak. Oleh karena itu ha- rus mempertimbangkan akurasi
peramalan dan konsekuensi terjadinya kesalahan. Dalam menyusun peramalan memerlukan
keputusan ekonomik tertentu dalam kondisi organisasi yang nyata. Dalam organisasi nyata,
terdapat pertimbangan subyektif, bias, dan kepentingan pribadi, termasuk peramal yang sudah
mempero- leh pelatihan matematika yang obyektif.
2) Adaptasi teknologi dan lingkungan baru
Seringkali anggaran yang disusun terlalu mencerminkan masa lalu dan menekankan
pada pemantauan kinerja dengan mendasarkan umpan balik antara sesungguhnya
dibandingkan anggaran. Anggaran lebih memperhatikan masalah internal daripada eksternal,
lebih berorientasi masa lalu daripada masa depan. Hal ini dikarenakan akuntansi manajemen
tidak terintegrasi dengan perusahaan dengan perumusan strategi dan pemasaran.
Akuntansi manajemen (tradisional) cenderung mengarah pada tingkat operasional,
padahal strategi merupakan faktor kunci sukses. Oleh karena itu, manajemen memerlukan
sistem akuntansi manajemen strategik untuk meninjau organisasi secara tepat dan mengetahui
posisi persaingannya. Sistem tersebut harus dapat digunakan untuk meninjau dan memeriksa
ke dalam dan ke luar organisasi, pangsa pasar relatif produk yang ada, posisi daur hidup
produk, prospek pasar, bauran produk yang diproduksi, dan menyusun laporan harga pokok
produk dalam satuan kurva beberapa periode. Oleh karena itu analisis yang dilakukan tidak
hanya didasarkan pada organisasi secara individual, namun harus didasarkan pada keunggulan
relatif dibandingkan dengan pesaingnya. Dengan demikian akuntansi manajemen harus dapat
digunakan untuk menganalisis biaya, kinerja pasar, dan pilihan strategi para pesaing
perusahaan di masa lalu maupun di masa depan.
Berdasarkan kondisi tersebut, menunjukkan bahwa saat ini memerlukan akuntansi
8.
manajemen strategik daripada hanya informasi untuk pembuatan keputusan jangka pendek.
Meskipun implikasi dan dampak perubahan dalam proses pemanufakturan terotomasi terhadap
sistem akuntansi manajemen belum dapat dipahami sepenuhnya, namun jelas menimbulkan
tantangan dan masalah bagi para manajer dan para akuntan manajemen.
3) Pengendalian dan kreativitas, perilaku sosial
Metode-metode manajemen Jepang yang dinilai berhasil saat ini mendorong banyak
negara untuk mengadakan riset mengenai relevansi perilaku dalam akuntansi manajemen. Isu-
isu mengenai faktor sosial, kelompok, budaya, dan sistem balas jasa berdampak kinerja mulai
memperoleh perhatian yang besar dari para peneliti. Penelitian sebelumnya banyak yang
mendasarkan sistem pengendalian, sistem pemberian balas jasa pada para karyawan dan para
manajer, dan sistem motivasi berdasar moneter dianggap relatif terlalu sederhana.
Teori motivasi alternatif perlu dikembangkan. Teori tersebut seharusnya
menghubungkan antara sistem pengendalian akuntansi, sistem penilaian kinerja, dan sistem
pemberian balas jasa. Sistem akuntansi tersebut hendaknya merupakan bagian integral
penilaian kinerja, dapat membantu menentukan peran dan harapan berbagai tingkat kinerja,
dan melaporkan pencapaian kinerja pada tingkat manajemen yang lebih tinggi. Kinerja
dipengaruhi oleh motivasi, banyak teori motivasi yang mempengaruhi sistem akuntansi
misalnya teori penghargaan, teori ekuitas, dan teori penentuan tujuan. Dalam merancang
sistem akuntansi harus merupakan bagian integral dan dihubungkan dengan isu-isu dalam
perencanaan organisasi.
4) Kritik dan kebijakan
Salah satu bagian kesenjangan yang dirasakan antara teori dan praktik dan kekurangan-
kekurangan dari akuntansi manajemen, khususnya yang berkaitan dengan teknologi
pemanufakturan baru, peningkatan perhatian pada sejarah akuntansi manajemen, yang hingga
saat ini secara relatif diabaikan. Untuk memahami kondisi yang terjadi sekarang kita
memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi masa lalu, dan beralasan bahwa
pemecahan kontroversi teori saat ini dapat dibantu melalui studi historis.
Nilai pekerjaan historis dapat membantu pertanyaan kita tentang asumsi-asumsi peran
dan sifat-sifat akuntansi manajemen selama ini, oleh karena itu perlu- asan wawasan kita
tentang bagaimana pengendalian dapat dilaksanakan, tidak hanya dari perspektif corporate
tetapi juga dari perspektif perhatian publik. Sebagaimana perhatian pusat kepada diskusi-
diskusi contemporer dalam introduksi teknik-teknik dan filosofi-filosofi akuntansi manajemen
kepada sektor publik.
Humphrey dan Olson menunjukkan bagaimana akuntansi mengukur efisiensi dan
9.
efektivitas secara keseluruhan dan mereka berargumentasi bahwa budaya perusahaan
yang didasarkan pada individualistik dalam filosofi market-based dapat mengurangi kekuatan
organisasi sektor publik dan memperlemah komitmen pada hubungan kolega dan jasa. Metode
akuntansi baru yang digunakan dalam sektor publik secara teknik tidak memadai, contoh :
penekanan pada pengukuran efisiensi financial yang dikaitkan dengan input dari pada output
tidak dapat memenuhi kriteria efektivitas yang dikehendaki, dan oleh karena itu menghasilkan
perilaku yang menyimpang.
II.3 Perbedaan Akuntansi Manajemen Di setiap Tahapan Perkembangannya Menuju
Akuntansi Manajemen Modern
Terdapat Empat Tahapan Perkembangan Akuntansi Manajemen yang sesuai dengan konsep
International federation of Accountants - IFAC (1998), praktek akuntansi manajemen yang
dijalankan organisasi sejak tahun 1950-an sampai dengan sekarang yaitu :
Cost Determination and Financial Control (CDFC) Sebelum Tahun 1950
Tahap pertama sampai tahun 1940-an merupakan era Revolusi industri Plus didominasi
oleh produksi massal, tekanannya pada pengendalian biaya dalam bentuk biaya standard. Ada
dua issue utama dalam kurun waktu itu yaitu penetapan biaya per unit standard serta
penetapan laba yang diinginkan.
Information for Management Planning Tahun 1965
Tahap kedua mulai tahun 1940-an hingga tahun 1980-an dengan dua issue utama
adalah penetapan biaya variabel dan biaya tetap. Pemisahan biaya ini sangat membantu
manajemen dalam proses pengambilan keputusan jangka pendek maupun strategis.
Reduction of Resource Waste in Business Processes (RWR) Tahun 1985
Tahap ketiga tahun 1980-an hingga tahun 1990-an ditandai dengan munculnya
kebutuhan untuk menetapkan harga pokok secara lebih akurat. Muncullah konsep ABC suatu
penetapan harga pokok dengan dasar aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau output.
Creation of Value Through Effective Resources Use Tahun 1995
Tahap keempat terjadi perkembangan akuntansi manajemen yang revolusioner akibat
persaingan bisnis yang makin ketat. Kekuatan pasar mengarahkan paradigma berpikir dan
bekerja, sehingga perusahaan dipaksa untuk menjalankan berbagai inovasi agar tetap dapat
menjaga keberlangsungannya.
Sejarah akuntansi manajemen sesungguhnya dimulai pada awai abad ke 20
dan pada awal perkembangannya masih fokus pada tema akuntansi biaya dan dikenal sebagai
akuntansi manajemen tradisional.
10.
II.4 Akuntansi Manajemen Kini
Memahami akuntansi manajemen masa lalu sangatlah berarti, hal ini karena mungkin
mempunyai relevansi pada akuntansi manajemen masa kini. Akuntansi manajemen masa kini
mungkin mempunyai relevansi pada akuntansi manajemen di masa yang akan datang. Adanya
pemahaman terhadap akuntansi manajemen masa lalu dan masa kini memungkinkan untuk
memprediksikan akuntansi manajemen yang diperlukan di masa yang akan datang.
Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan akuntansi manajemen masa lalu
dan hanya memahami akuntansi manajemen masa kini mengakibatkan akuntansi manajemen
lebih bersifat reaktif tidak proaktif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh dunia bisnis.
Kurangnya kesadaran terhadap pemahaman atas masa lalu, maka sejarah dianggapnya sebagai
sesuatu peristiwa yang mendahului saja. Supriyono (1997) mengatakan bahwa pemahaman
yang relatif rendah terhadap sejarah akuntansi manajemen dikarenakan banyak orang
berpendapat bahwa masa lalu hanyalah peristiwa yang mendahului masa kini, maka orang-
orang tersebut memandang sejarah sebagai "debu" yang tidak mempunyai relevansi dengan
teori dan praktik saat ini.
Saat ini, khususnya di Amerika Serikat, sejarah akuntansi manajemen telah banyak
didiskusikan dan diperdebatkan, khususnya sejak Johnson dan Kaplan dalam tahun 1987
secara proaktif mempublikasikan bukunya yang berjudul Relevance Lost: The Rise and Fall of
Management Accounting (Anne Loft, 1991: 17). Setelah membahas secara rinci mengenai
sejarah akuntansi manajemen di Amerika Serikat, mereka menyimpulkan bahwa sistem yang
efisien bagi pembuatan keputusan dan pengendalian manajemen sesungguhnya telah
dikembangkan dalam abad ke-19 sampai abad ke-20. Namun, sistem tersebut telah terdistorsi,
salah guna, dan terlalu sederhana sehingga "kehilangan relevansi"nya (Supriyono, 1997: 6).
Alasan mengapa buku Johnson dan Kaplan secara serius membahas perkembangan
dekade yang lalu adalah karena sukses industri Jepang mempunyai kesamaan dengan industri di
Amerika yaitu perkembangan teknologi maju di Amerika tidak diikuti oleh komitmen yang
besar dari akuntansi manajemen. Dengan perubahan tersebut, para manajer dan para akademisi
terkejut karena mereka masih menganggap bahwa akuntansi manajemen konvensional masih
diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bisnis. Buku tersebut menganjurkan
agar akuntansi manajemen didasarkan atas budaya tertentu, oleh karena itu budaya Jepang perlu
segera diteliti dengan cermat dalam usaha untuk mengidentifikasikan mengapa Jepang lebih
sukses dengan menggunakan akuntansi manaje- men yang relatif kurang mendalam (Supriyono,
1997: 7).
11.
Akuntansi manajemen yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen, maka akuntansi
manajemen perlu memperhatikan aspek perilaku manusia dalam organisasi dalam pengolahan
informasi keuangan (Mulyadi, 1993: 7). Inilah perlunya aspek budaya suatu negara perlu
mendapat perhatian oleh para akuntan manajemen, sehingga akan memiliki perkembangan yang
mampu menyediakan informasi yang diperlukan
Pada tahun-tahun terakhir ini, lingkungan bisnis yang diwarnai dengan persaingan tingkat
dunia yang tajam telah mengubah sifat ekonomi USA, dan telah menimbulkan respon dari
banyak perusahaan manufaktur di USA, yang secara dramatis mengubah cara perusahaan-
perusahaan tersebut menjalankan bisnis mereka. Dengan perubahan ini, sistem akuntansi
manajemen tradisional tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, sistem akuntansi manajemen yang
baru, kemudian muncul. Trend yang menyebabkan perubahan akuntansi manajemen, adalah :
- Kemajuan teknologi informasi
Dengan teknologi informasi pada tingkat perkembangannya sekarang, manajemen
mampu memproduksi produk yang tidak terbayangkan sebelumnya, dan dengan mudah dapat
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis mereka.
Dilain pihak, akuntan manajemen mampu melakukan rekayasa informasi yang sebelumnya
tidak mungkin dilaksanakan dengan cara manual.
- Implementasi just-in time (JIT) manufacturing
Melalui implementasi filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi atas dasar
permintaan,tanpa memanfaatkan tersedianya sediaan dan tanpa menanggung biaya sediaan.
Setiap operasi hanya memproduksi untuk memenuhi permintaan dari operasi berikutnya. Oleh
karena itu, JIT merupakan usaha untuk mengurangi waktu penyimpanan, serta mempunyai
dampak signifikan terhadap tingkat sediaan, tata letak pabrik dan penyediaan jasa pendukung.
- Meningkatnya tuntutan mutu
JIT manufacturing menuntut ketepatan waktu produksi dan penyerahan produk akhir
kepada customer maupun produk antara dari satu tahap produksi ke tahap produksi berikutnya.
Untuk menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi mutu yang dijanjikan kepada customer
dibutuhkan pengendalian menyeluruh atau Total Quality Control(TQC). TQC merupakan
konsep pengendalian yang meletakan tanggung jawab pengendalian dipundak setiap karyawan
yang terlibat dalam proses pembuatan produk, sejak desain sampai proses produksi, sampai
produk mencapai pembeli.
- Meningkatnya diversifikasi dan kompleksitas produk, serta semakin pendeknya daur hidup
produk
Banyak perusahaan yang memproduksi berbagai macam kelompok produk yang masing-
12.
masing produk mengkonsumsi sumber daya dengan tingkat yang sangat berbeda satu sama
lain, sehingga pembebanan biayaoverhead pabrik tidak mencerminkan keterserapan produk
tersebut. Pemanfaatan komputer untuk memudahkan desain dan pengetesan hasil desain
produk menyebabkan inovasi produk sangat pesat, sehingga daur hidup produk (product life
cycle) menjadi semakin pendek.
- Diperkenalkannya computer-integrated manufacturing (CIM)
Dengan digunakannya CIM dalam pabrik, perusahaan mampu memproduksi produk
berdasarkan order, bukan atas dasar prakiraan. CIM mampu memperpendek lead time dan
mengurangi sediaan secara besar-besaran. CIM juga mengurangi secara signifikan penggunaan
sumber daya manusia dalam proses pengolahan produk.
Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan pengembangan praktik-praktik akuntansi
manajemen yang inovatif dan relevan. Konsekuensinya, sistem akuntansi manajemen
berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) banyak dikembangkan dan
diimplementasikan oleh organisasi dengan fokus yang telah diperluas agar memungkinkan
melayani kebutuhan pelanggan dan mengelola rantai nilai perusahaan. Penekanan waktu,
kualitas dan efisiensi untuk mengamankan dan mempertahankan keunggulan bersaing perlu
dilakukan. Sebagai tambahan, manajer harus memutuskan posisi strategis perusahaan. Posisi
yang dipilih dapat mempengaruhi sifat sistem informasi akuntansi manajemen.
Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) adalah respon yang
inovatif terhadap kebutuhan atas informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan
relevan. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas (activity based costing - ABC). Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dapat
meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, yaitu pertama-tama dengan menelusuri biaya
berbagai aktivitas, kemudian produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas
tersebut (Hansen, 2009:13).
13.
BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN
Akuntansi manajemen merupakan salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang menitikberatkan
permasalahannya pada organisasi serta informasi yang dibutuhkan organisasi tersebut. Laporan dari
bagian akuntansi dalam perusahaan dapat membantu manajer mengambil keputusan dengan lebih
bijak dan terarah, setelah keputusan diambil biasanya bagian akuntansi akan menilai apakah
keputusan itu efektif dan efisien.
Sesuai dengan konsep International federation of Accountants - IFAC (1998), praktek
akuntansi manajemen yang dijalankan organisasi sejak tahun 1950-an sampai dengan sekarang
menyangkut 4 tingkatan perkembangan saling berkaitan yaitu: Cost Determination and Financial
Control (CDFC) Sebelum Tahun 1950, Information for Management Planning Tahun 1965, Reduction
of Resource Waste in Business Processes (RWR) Tahun 1985, Creation of Value Through Effective
Resources Use Tahun 1995
Akuntansi manajemen masa kini mungkin mempunyai relevansi pada akuntansi manajemen di
masa yang akan datang. Adanya pemahaman terhadap akuntansi manajemen masa lalu dan masa kini
memungkinkan untuk memprediksikan akuntansi manajemen yang diperlukan di masa yang akan
datang.
Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan akuntansi manajemen masa lalu dan hanya
memahami akuntansi manajemen masa kini mengakibatkan akuntansi manajemen lebih bersifat
reaktif tidak proaktif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh dunia bisnis.
Kurangnya kesadaran terhadap pemahaman atas masa lalu, maka sejarah dianggapnya sebagai
sesuatu peristiwa yang mendahului saja.
REFERENSI :
- Akuntansi manajemen (Supriyono, 1997: 7).
- Organisasi dalam pengolahan informasi keuangan (Mulyadi, 1993: 7)
- Krisis yang terjadi pada akuntansi manajemen (Bob Eiler dan Tom Cucuzza)
- “Summa de Aritmatica, Geometrica Proportioni et Propotionalita” karya dari Lucas Pacioli (disebut
dengan bapak Akuntansi).
- https://jagoakuntansi.com (17/01/2018)
- https://wwww.academia.edu
- cost Accounting & Akuntansi Manajemen ( Dra. Ec. Soesy Soertardjo,Ak)
14.