Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rafli Setyo Utomo

NIM : 2012311003
Kelas : Akuntansi 5A

BAB 1
Pengantar : Peran, Sejarah, dan Arah Dari Akuntansi Manajemen

Sistem Informasi Akuntansi Manajemen


Inti dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh
aktivitas-aktivitas, seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan
pengelolaan informasi. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terkait oleh kriteria formal
apa pun yang mendefinisikan sifat dari proses, masukan, atau keluarannya. Kriterianya
fleksibel dan berdasarkan pada tujuan manajemen. Sistem akuntansi manajemen mempunyai
tiga tujuan umum yaitu :
1. Menyediakan informasi untuk perhitungan biaya jasa, produk, atau objek lainnya
yang ditentukan oleh manajemen.
2. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan
perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Proses Manajemen
Proses manajemen mendeskripsikan fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh para
manajer dan pekerja yang diberdayakan. Terdapat 3 aktivitas yang berkaitan dengan proses
manajemen, diantaranya yaitu :
 Perencanaan, formulasi terperinci dari kegiatan untuk mencapai suatu tujuan
akhir tertentu.
 Pengendalian, aktivitas manajerial untuk memonitor implementasi rencana
dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan.
 Pengambilan Keputusan, proses pemilihan di antara berbagai alternatif

Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan


Perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan
Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan
Fokus Internal Fokus Eksternal
Tidak ada aturan yang mengikat Harus mengikuti aturan tertentu dari pihak
eksternal
Informasi keuangan dan nonkeuangan, Informasi keuangan yang bersifat objektif
informasi dapat bersifat subjektif
Penekanan pada masa yang akan datang Berorientasi historis
Evaluasi dan keputusan internal didasarkan Informasi mengenai perusahaan secara
atas informasi yang sangat terperinci keseluruhan
Sangat luas dan multidisiplin Lebih independen
Akan tetapi, perlu ditekankan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen dan
akuntansi keuangan ialah bagian dari sistem informasi akuntansi secara keseluruhan. Laporan
akuntansi manajemen dan keuangan sering diambil dari basis data yang sama yang biasanya
dibuat untuk mendukung kebutuhan penyusunan laporan keuangan akuntansi.
Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen
Prosedur biaya produk dan akuntansi manajemen yang digunakan pada abad ke-20
dikembangkan antara tahun 1880 dan 1925. Sebelum tahun 1914, banyak perkembangan
awal yang menekankan pada perkembangan biaya produk – menelusuri tingkat laba perusahaan
ke tiap produk dan menggunakan informasi ini untuk pengambilan keputusan strategis. Akan
tetapi sejak tahun 1925 penekanan pada hal tersebut mulai ditinggalkan seiring dengan
munculnya pendekatan perhitungan biaya persediaan – mengalokasikan biaya manufaktur ke
produk agar biaya persediaan dapat dilaporkan kepada pengguna eksternal laporan keuangan
perusahaan.
Beberapa usaha untuk meningkatkan kegunaan manajerial dari sistem biaya
konvensional dilakukan pada tahun 1950-an dan 1960-an. Akan tetapi, usaha-usaha pada
perbaikan sistem tersebut pada dasarnya terpusat untuk membuat informasi akuntansi
keuangan yang lebih berguna bagi penggunanya daripada untuk menghasilkan seperangkat
informasi dan prosedur baru yang terpisah dari sistem pelaporan eksternal.
Pada tahun 1980-an dan 199-an , praktik-praktik akuntansi tradisional yang sudah tidak
mampu lagi melayani kebutuhan manajerial banyak ditemukan.Sebagai tanggapan terhadap
kelemahan sistem akuntansi manajemen tradisional, berbagai usaha dilakukan untuk
mengembangkan sistem akuntansi manajemen bau yang dapat memenuhi kebutuhan
lingkungan ekonomi dimasa kini.

Tema Baru dalam Akuntansi Manajemen

Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based Management)


Manajemen berdasarkan aktivitas (activity-based management) adalah suatu
pendekatan yang terintegrasi di seluruh sistem yang memfokuskan perhatian manajemen pada
berbagai aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dihasilkan.
Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
(activity-based costing –ABC), dan analisis nilai proses. Perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas berguna untuk meningkatkan keakuratan pengelolaan biaya. Sementara itu, analisis
nilai proses lebih menekankan pada analisis aktivitas, menentukan mengapa dan seberapa baik
aktivitas dilakukan. Tujuannya adalah untuk menemukan cara melakukan aktivitas yang
diperlukan secara lebih efisien dan menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai bagi
pelanggan.

Orientasi pada Pelanggan


Manajemen berdasarkan aktivitas bertujuan meningkatkan nilai pelanggan yang
menjadi fokus utama dengan cara mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan (customer value)
adalah selisih antara apa yang pelanggan terima (realisasi bagi pelanggan) dengan apa yang
pelanggan serahkan (pengorbanan pelanggan). Apa yang diterima disebut dengan produk total.
Produk total (total product) adalah seluruh manfaat, baik berwujud (tangible) maupun tidak
berwujud (untangible), yang diterima pelanggan dari poduk yang dibeli. Meningkatkan nilai
bagi pelanggan berarti meningkatkan realisasi bagi pelanggan, menurunkan pengorbanan
pelanggan, atau keduanya.

Penetapan Posisi Strategis (Strategic Positioning)


Informasi mengenai biaya memainkan peran penting dalam proses ini, dan dilakukan
melalui proses yang disebut sebagai manajemen biaya strategis (strategic cost management).
Manajemen biaya strategis adalah penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan
mengidentifikasikan strategi-strategi superior yang akan menghasilkan keunggulan bersaing
yang berkelanjutan. Perusahaan umumnya memilih suatu posisi strategis yang sesuai dengan
satu dari dua strategi umum berikut : (1) Kepemimpinan biaya (cost leadership), bertujuan
untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan menurunkan pengorbanan. (2) produk
superior melalui diferensiasi, bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan
meningkatkan realisasi.

Kerangka Kerja Rantai Nilai


Aplikasi yang sukses atas strategi kepemimpinan biaya dan atau strategi diferensiasi,
membutuhkan suatu pemahaman atas rantai nilai tingkat internal dan tingkat industri
perusahaan. Manajemen yang efektif atas rantai nilai internal adalah dasar untuk meningkatkan
nilai bagi pelanggan, khususnya jika memaksimalkan realisasi untuk pelanggan dengan biaya
serendah mungkin (bagi perusahaan) merupakan tujuannya. Rantai nilai internal adalah
rangkaian aktivitas dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan, serta mengirimkan produk dan jasa kepada pelanggan. Jadi, penekanan pada nilai
bagi memaksa para manajer untuk memutuskan aktivitas-aktivitas dalam rantai nilai yang
penting bagi para pelanggan.
Rantai nilai industri juga sangat penting dalam manajemen biaya strategis. Rantai
nilai industri (industrial value chain) adalah rangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dan
saling berhubungan, mulai dari bahan baku hingga pemakaian produk akhir oleh pelanggan
akhir. Dasar kerja rantai nilai adalah pemahaman akan pertalian (linkage) yang rumit dn
hubungan antaraktivitas, baik didalam maupun luar perusahaan. Ada dua jenis pertalian, yaitu
internal dan eksternal. Pertalian internal adalah hubungan antara kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam rantai nilai industri perusahaan (rantai nilai internal). Pertalian eksternal
adalah hubungan kegiatan antara perusahaan, pemasok perusahaan, dan pelanggan. Jadi,
pertalian eksternal bisa juga disebut pertalian pemasok dan pertalian pelanggan. Penggunaan
pertalian tersebut untuk mencapai hasil yang saling memenangkan antara pihak perusahaan,
pemasok, dan pelanggan adalah kunci sukses manajemen biaya strategis. Hal ini juga
merupakan karakteristik utama dari manajemen rantai pasokan. Manajemen rantai pasokan
(supply chain management) adalah pengelolaan dari aliran bahan baku, mulai dari pemasok
langsung dan pemasok awal, bergerak menuju transformasi bahan baku menjadi barang jadi,
dan diselesaikan dengan distribusi barang jadi kepada pelanggan langsung dan pelanggan akhir.
Pemahaman rantai industri dan pengjangkauan para pemasok dan pelanggan secara meluas
dapat memberikan berbagai keuntungan yang tersembunyi. Tujuannya tentu agar perusahaan
dapat mengelola pertalian ini secara lebih baik daripada pesaingnya sehingga menciptakan
keunggulan bersaing.

Perspektif Lintas Fungsional


Pengelolaan rantai nilai berarti akutan manajemen harus memahami banyak fungsi
bisnis, mulai dari manufaktur, pemasaran, distribusi hingga pelayanan konsumen. Kebutuhan
ini semakin besar saat perusahaan terlibat dalam perdagangan internasional. Manajemen
berdasarkan aktivitas telah bergerak dari definisi biaya manufaktur tradisional mengenaibiaya
produk ke definisi yang lebih inklusif. Biaya produk ini bisa mencakup biaya desain awal dan
teknik, biaya manufaktur, biaya distribusi, penjualan, dan pelayanan.
Mengapa kita berusaha menghubungkan antara akuntansi manajemen dengan
pemasaran, manajemen, teknik, keuangan, dan fungsi-fungsi bisnis lainnya? Ketika
pendekatan rantai nilai digunakan dan nilai bagi pelanggan diutamakan, kita melihat fungsi-
fungsi tersebut saling berhubungan. Suatu keputusan yang mempengaruhi satu fungsi akan
mempengaruhi fungsi lainnya. Perspektif lintal fungsional memungkinkan kita melihat gambar
yang besar. Pandangan yang lebih luas ini memungkinkan manajer meningkatkan kualitas,
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan internal maupun eksternal, dan
meningkatkan efisiensi.
Manajemen Kualitas Total
Filosofi manajemen kualitas total -di mana perusahaan berusaha menciptakan suatu
lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk yang sempuna (zero
defect)-telah menggantikan sikap “kualitas yang berterima” di masa lalu. Penekanan total pada
kualitas yang telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen
yang menyediakan informasi keuangan dan nonkeuangan tentang kualitas.
Industri jasa juga berusaha meningkatkan kualitasnya, namun perusahaan jasa
menghadapi persoalan khusus karena perbedaan kualitas pekerja yang satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, perusahaan jasa mengutamakan komitmen melalui pengembangan suatu
sistem yang mendukung usaha yang dilakukan oleh para pekerjanya.
Pengukuran dan pelaporan biaya kualitas adalah fitur utama dari sistem akuntansi
manajemen bagi industri manufaktur dan jasa. Sistem akuntansi manajemen harus mampu
menyediakan informasi operasional dan keuangan mengenai kualitas, termasuk informasi
jumlah produk cacat, laporan biaya kualitas, laporan tren biaya kualitas, dan laporan kinerja
biaya kualitas.

Waktu sebagai Elemen Persaingan


Waktu adalah elemen penting dalam semua tahap rantai nilai. Perusahaan-perusahaan
kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara
memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi. Perusahaan-perusahaan ini
mengirim produk atau jasanya dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai
tambah, yaitu waktu yang tidak bernilai bagi pelanggan (misalnya, waktu yang dibutuhkan
untuk memuat produk ke kapal). Menariknya, pengurangan waktu yang tidak bernilai tambah
berjalan seiring dengan peningkatan kualitas. Tujuan keseluruhannya adalah peningkatan
respons terhadap pelanggan.

Efisiensi
Meningkatkan efisiensi juga juga merupakan hal yang penting. Pengukuran efisiensi
finansial dan nonfinansial diperlukan. Sebab biaya adalah ukuran kritikal untuk efisiensi.
Tren dalam biaya sepanjang waktu dan perubahan produktivitas dapat menjadi ukuran penting
atas keefektivan keputusan perbaikan berkelanjutan. Biaya harus ditetapkan, diukur, dan
dialokasikan secara tepat agar pengukuran efisiensi menjadi bernilai.

Bisnis secara Elektronik (E-business)


Bisnis secara elektronik (e-business) adalah transaksi bisnis atau pertukaran informasi
yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Bisnis ini
menyediakan kesempatan bagi perusahaan untuk memperluas penjualannya di seluruh dunia
dan dapat menurunkan biaya secara signifikan jika dibandingkan dengan transaksi
menggunakan kertas.

Peran Akuntan Manajemen

Struktur Perusahaan
Peran akuntan manajemen dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran
pendukung. Mereka membantu orang-orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaantujuan
dasar organisasi. Posisi yang bertanggung jawab langsung pada tujuan dasar organisasidisebut
posisi lini (line position). Posisi yang sifatnya mendukung dan tidak bertanggung jawab secara
langsung terhadap tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi staf (staff position).
Direktur Utama
Fungsi lini Fungsi staf

Wakil Direktur
Wakil Direktur
Bidang
Bidang Produksi
Keuangan

Pengawas
Pengontrol Bendahara
Produksi

Operator
Operator Mesin Audit Internal Biaya Keuangan Sistem Pajak
Perakitan

Bagan organisasi parsial perusahaan manufaktur diatas mengilustrasikan posisi bagian


produksi dan keuangan.
Pengontrol, kepala bagian akuntansi, mengawasi semua departemen akuntansi. Karena
perannya yang penting dalam operasi suatu organisasi, pengontrol sering dipandang sebagai
anggota dari tim manajemen puncak dan diikutsertakan dalam aktivitas perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Bendahara (treasurer) bertanggung jawab terhadap fungsi keuangan. Tepatnya bendahara
mencari dana serta mengelola kas dan investasi. Bendahara dapat juga bertanggung jawab atas
pemberian kredit, penagihan, dan asuransi.

Sarbanes-Oxley Act
Peraturan perundangan ini disahkan pada bulan juni 2002 oleh Congress sebagai respon
dari jatuhnya Enron beserta terungkapnya berbagai kecurangan sekuritas dan penyimpangan
dalam pelaksanaan akuntansi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan, seperti WorldCom,
Adelphia, dan HealthSouth. Sarbanes-Oxley Act (SOX) membentuk pengendalian pemerintah
yang lebih kuat dan merupakan peraturan atas berbagai perusahaan public di Amerika Serikat.
SOX diberlakukan untuk perusahaan yang diperdagangkan secara public, yaitu perusahaan
yang menerbitkan saham untuk diperdagangkan di berbagai pasar saham di Amerika Serikat.
Beberapa bagian terpenting SOX meliputi pembentukan Public Company Accounting
Oversight Board (PCAOB), peningkatan indenpendensi auditor, pengetatan peraturan tata
kelola perusahaan, pengendalian atas manajemen dan penilaian manajemen/auditor atas
pengendalian internal di perusahaan.
Berbagai perusahaan swasta, entitas nirlaba, serta badan pemerintah atau badan entitas
lainnya yang tidak termasuk dalam SOX dan tidak harus diawasi oleh PCAOB. Akan tetapi
berbagai entitas ini akan merasakan dampak dari SOX melalui berbagai transaksi mereka
dengan para konstituen dan dewan komisaris. Secara khusus, pemeriksaan terperinci atas
pengendalian internal yang diatur oleh SOX adalah fitur yang banyak menerima perhatian dari
orang lain untuk diaplikasikan di berbagai lembaga nirlaba. Semua entitas harus
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan pengendalian internal dapat membantu memastikan
terwujudnya hal tersebut.

Akuntansi Manajemen dan Perilaku Etis

Perilaku Etis
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang “benar”, “sesuai” dan
“adil”. Perusahaan dengan kode etik yang kuat dapat menciptakan loyalitas yang tinggi bagi
konsumen dan pekerjanya. Meskipun kebohongan dan kecurangan terkadang dapat
menghasilkan kemenangan, namun kemenangan tersebut kerap hanya bersifat sementara.
Perusahaan yang mampu bertahan dalam jangka panjang menemukan bahwa perlakuan yang
jujur dan loyal terhadap semua klien sangat bermanfaat.

Kode Etik Perusahaan dan SOX


Sarbanes-Oxley Act mewajibkan para pejabat keuangan senior perusahaan untuk menaati suatu
bentuk kode etik atau perusahaan harus mengungkapkan secara public jika mereka tidak
melakukannya. Dalam praktiknya, beberapa perusahaan telah mengembangkan kode etik yang
sering disebut sebagai code of conduct yang dapat diterapkan untuk semua karyawannya. Kode
etik tersebut dapat dan memang berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.
Para akuntan manajemen dan karyawan harus mengetahui kode etik perusahaan mereka.
Mereka harus diberitahukan mengenai berbagai ketentuan untuk bantuan bagi whistle-blower
(orang yang menyampaikan bahwa perusahaannya telah bertindak salah atau tidak legal) SOX
memberikan perlindungan kepada mereka yang menyuarakan penyimpangan keuangan atau
kecurangan dalam pelaporan keuangan. Perusahaan harus membentuk mekanisme di mana para
karyawan dan pemangku kepentingan lainnya dapat melaporkan berbagai kecurigaan atas
penyimpangan. Selanjutnya, perusahaan diminta untuk menindaklanjuti berbagai laporan itu.

Standar Perilaku Etis untuk Akuntan Manajemen


IMA (Institute of Management Accountants) telah membuat standar etika untuk akuntan
manajemen. Pada tahun 2005, IMA mengeluarkan revisi pernyataan yang menguraikan tentang
standar perilaku etis bagi akuntan manajemen. Revisi pernyataan itu disebut “Statement of
Ethical Professional Practice” (Pernyataan Praktik Profesional yang Beretika) yang didesain
agar sesuai dengan yang dinyatakan dalam Sarbanes-Oxley Act 2002 dan untuk memenuhi
kebutuhan global dari para anggota internasional IMA. Revisi penyataan ini didasarkan pada
prinsip kejujuran, keadilan, objektivitas, dan tanggung jawab.
Ada empat standar etika untuk akuntan manajemen yaitu:

1. Kompetensi
Artinya, akuntan harus memelihara pengetahuan dan keahlian yang sepantasnya, mengikuti
hukum, peraturan dan standar teknis, dan membuat laporan yang jelas dan lengkap berdasarkan
informasi yang dapat dipercaya dan relevan.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Mengharuskan seorang akuntan manajemen untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia


kecuali ada otorisasi dan hukum yang mengharuskan untuk melakukan hal tersebut.

3. Integritas (Integrity)
Mengharuskan untuk menghindari “conflicts of interest”, menghindari kegiatan yang dapat
menimbulkan prasangka terhadap kemampuan mereka dalam menjunjung etika.

4. Objektivitas (Objectifity)
Mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara wajar dan objektif,
mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua informasi relevan yang diharapkan dapat
mempengaruhi pemahaman user terhadap pelaporan, komentar dan rekomendasi yang
ditampilkan.

Sertifikasi
CMA
Pada tahun 1974, Institute of Management Accountants (IMA) mensponsori sertifikasi baru
yang disebut Certificate in Management Accounting. Sertifikasi ini dirancang untuk memenuhi
kebutuhan khusus para akuntan manajemen. Seorang akuntan manajemen yang bersertifikasi
(Certified Management Accountants-CMA) telah lulus suatu ujian kualifikasi yang ketat,
memiliki pengalaman yang dibutuhkan, dan berpartisipasi dalam melanjutkan pendidikan.

CPA
Certificate in Public Accounting adalah sertifikasi yang paling tua dan paling dikenal dalam
akuntansi. CPA bertujuan menyediakan kualifikasi minimal professional bagi auditor
eksternal. Akuntan public bersertifikasi (Certified Public Accountant-CPA) diizinkan (oleh
hukum) untuk menjadi auditor eksternal. CPA harus lulus ujian negara dan mendapat lisensi
dari negara tempat dia melakukan praktik.

CIA
Sertifikasi lain yang tersedia untuk akuntan internal adalah Certificate in Internal Accounting.
Faktor pendorong adanya sertifikasi ini pada tahun 1974 adalah sama dengan penyebab
munculnya CMA. Seorang auditor internal bersertifikasi (Certified Internal Aunditor –CIA)
telah lulus ujian komprehensif yang didesain untuk memastikan kompetensi teknis dan
memiliki pengalaman kerja selama dua tahun.

Anda mungkin juga menyukai