Anda di halaman 1dari 8

CHAPTER I

(A-1)

BAGAIMANA INFORMASI AKUNTANSI MANAGEMEN


MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. APA ITU AKUNTANSI MANAGEMEN?


Akuntansi Managemen adalah mensuplai (membekali) paramanager dan karyawan
dalam suatu organisasi dengan informasi yang relevan, informasi keuangan dan non
keuangan, dalam pengambilan keputusan, mengalokasikan sumber, dan memonitor,
mengevaluasi serta memberikan reward (penghargaan) atas kinerja.
Akuntansi Managemen dan Akuntansi Keuangan
Akuntansi Keuangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Terkait masa dahulu, melaporkan dan menyimpulkan keuangan dengan hasil
keputusan dan transaksi pada masa lalu
- Orientasi utamanya adalah bagi pemilik luar, seperti investor, kreditur, regulator,
dan otoritas pajak
- Akuntansi keuangan harus konsisten dengan peraturan yang diformulasikan
dengan standar yang ditetapkan seperti FASB (Financial Accounting Standard
Board) di Amerika Serikat dan IASB (International Accounting Standard Board)
bagi seluruh dunia, Otoritas yang berwenang dinegara setempat, seperti Komisi
Bursa Efek (SEC) di Amerika Serikat. Standar ini ditetapkan dan otoritas
regulator menspesifikasikan setiap konten dari laporan, aturan bagaimana konten
tersebut dibangun,dan bagaimana konten tersebut dilampirkan.

Secara kontras, informasi akuntansi managemen memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Memiliki informasi terkait masa lalu dan masa depan, menentukan feedback
(timbal balik) mengenai operasi (kegiatan) masa lalu, dan juga masa memberikan
informasi masa depan, menggabungkan perkiraan dan estimasi peristiwa dimasa
depan. Informasi masa lalu merupakan pelaporan sedangkan Informasi dimasa
depan merupakan perencanaan, akuntansi managemen menggunakan kedua
pengukuran berupa keuangan maupun non keuangan.
- Berorientasi dalam pengambilan keputusan yang dibutuhkan karyawan dan
manager dalam suatu organisasi. Idealnya, sistem akuntansi managemen yang baik
bisa menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan.

1
- Dalam akuntansi managemen tidak ditetapkan form atau aturan dalam setiap
kontennya, bagaimana sebuah konten tersebut dibangun, dan bagaimana konten
tersebut dipresentasikan (ditampilkan). Semua hal ini ditentukan oleh pendapat
manager dan keputusan mengenai apa yang terbaik dan dibutuhkan dalam
mengambil informasi dan mendefinisikan sepenuhnya yang dibutuhkan manager
dalam menggunakan informasi tersebut. Tidak terdapat standar dan aturan yang
diterapkan yang secara spesifik mempengaruhi desain sistem informasi akuntansi
managemen

Informasi akuntansi managemen harus relevan dan membantu manager serta


menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi.

Sejarah Ringkas Akuntansi Managemen


Diawal abad ke-19, akuntansi managemen terdiri dari sistem untuk mengukur biaya
dari setiap item produk yang diproduksi, seperti baju/weapon per item nya. Sebagai
perusahaan yang tumbuh dari skala dan lingkupnya, permintaan untuk informasi biaya yang
akurat meningkat. Dipertengahan abad ke-19 manager kereta api telah mengimplementasikan
secara luas, sistem biaya yang kompleks yang menyetujui untuk memperhitungkan biaya
yang berbeda dari berbagai jenis barang seperti batubara (coal) dan baja (steel) dibeberapa
rute. Informasi ini mendukung keputusan perbaikan dan kalkulasi harga. Kereta api
merupakan industri modern yang pertama membangun dan menggunakan kuantitas yang luas
statistik keuangan untuk menilai dan memonitor kinerja organisasi.
Diawal abad ke-20, perusahaan seperti DuPont dan General Motors, memperluas
fokusnya ke akuntansi managemen diluar akuntansi biaya untuk perencanaa dan
pengendalian managemen. Perluasan pasar merubah mekanisme pasar dengan alokasi sumber
internal terhadap barisan yang lebih banyak dari bisnis. Eksekutif membutuhkan informasi
mengenai pendapatan atas investasi (ROI) dalam unit bisnis, untuk mengkoordinasikan dan
mengendalikan jumlah berbagai bisnis. Mereka menggunakan informasi akuntansi
managemen untuk empower (memberdayakan) dan menginformasikan sisi yang terlihat dari
managemen untuk mengganti apa yang disebut Adam Smith sisi yang tidak terlihat dari
kekuatan pasar.

Organisasi ini dicari untuk meningkatkan efisiensi dan dan memberikan keuntungan
secara internal apa yang sebelumnya membuka transaksi pasar dan mengeliminasi biaya
transaksi dengan agen luar. Bangkitnya perusahaan yang berintegrasi diciptakan dengan

2
permintaan sebagai pengukuran kinerja dari individu unit organisasi untuk mengevaluasi
kinerja mereka serta membandingkan dengan organisasinya sendri yang dilaksanakan
merupakan tugas yang sama.

Kesimpulannya, sejarah akuntansi managemen mengilustrasikan bahwa inovasi dalam


praktik akuntansi managemen terus menjadi pengendali (driven) yang informasinya
membutuhkan strategi baru sebagai perusahaan yang sangat kompleks, merubah teknologi,
dan kompetitor baru yang muncul. Ketika pengendalian dan perubahan merupakan sesuatu
yang penting, inovasi dan pembiayaan pun terjadi. Ketika organisasi memperoleh keuntungan
dari skala dan diversifikasi, inovasi eksekutif membangun sistem pegendalian managemen
baru untuk memonitor dan mengatur perusahaan mereka yang kompleks. Ketika keuntungan
kompetitif mengubah untuk bagaimana baiknya sebuah perusahaan dibangun dan mengawasi
intangible asset, hubungan dengan pelanggan, kualitas proses, inovasi, mengkhususkan,
karyawan, sistem baru untuk biaya dan kinerja managemen yang muncul.

B. STRATEGI
Strategi merupakan mengenai sebuah organisasi dalam membuat pilihan tentang apa
yang akan dilakukan dan sama-sama penting, tentang apa yang tidak akan dilakukan. Dalam
tingkatan strategi perencanaan tertinggi melibatkan pemilihan sebuah strategi yang terbaik
antara lingkunga organisasi dan sumber internal dalam tujuan sebuah organisasi.

Siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act)


Siklus PDCA ini juga dikenal dengan nama Deming cycle. Deming mengusulkannya
sebagai cara yang sistematik dan rekursif untuk membangun, mengimplementasikan,
3
memonitor, mengevaluasi, dan ketika dibutuhkan merubah arah aksipelaksanaan. Meskipun
siklus Deming ini fokus dalam meningkatkan produk dan kualitas proses, idenya bisa
diaplikasikan dalam aktivitas pengambilan keputusan.
- Plan
Langkah siklus PDCA yang pertama adalah mendefinisikan tujuan organisasi dan
menyeleksi fokus dan lingkup strateginya. Banyak perusahaan memulai perencanaan dengan
menguatkan kembali atau memperbarui pernyataan misi mereka, yang harus memberikan
pesan yang semangat bagi orang dalam maupun luar dari organisasi mengenai tujuan
organisasi dan nilai dalam menciptakan masyarakat. Perencanaan perusahaan kemudian
mengakumulaiskan informasi mengenai lingkup organisasi luar (politik, ekonomi, sosial,
teknologi, lingkungan, serta hukum) dalam situasi industri dan kekuatan internal dan
kelemahan, relatif terhadap kompetitor (pesaing).
- Do
Langkah PDCA selanjutnya adalah do merupakan melibatkan implementasi
pemilihan arah dari action atau pelaksanaan. Dalam pengaturan ini, informasi akuntansi
managemen mengkomunikan pada individu dibaris depan dan mendukung karyawan untuk
memberikan iformasi setiap keputusan mereka dan aktivitas yang dikerjakan. Karyawan
menggunakan biaya, profit, dan informasi non keuangan untuk beroperasi dan meningkatkan
pemerosesan, pasar, penjualan, dan mengantarkan produk dan pelayanan terhadap konsumen
(pelanggan), dan merespon setiap permintaan konsumen.
- Check

Chek (memeriksa) juga merupakan siklus PDCA, didalamnya mencakup 2 komponen


yaitu : mengukur dan memonitor setiap pelaksanaan dan pengambilan aksi/tindakan dasar
pengukuran kinerja dalam jangka pendek. Akuntansi managemen tradisional terdahulu
berfokus pada pengukuran, evaluasi, dan melaporkan biaya yang terjadi selama operasi.

Informasi non keuangan melaporkan kritikan pengendalian jangka panjang dalam


kinerja keuangan: pelanggan, proses, inovasi, karyawan, sistem, dan budaya. Pengukuran non
keuangan sangat berguna bagi organisasi tertentu yang berdasarkan pada industri dan strategi,
tetapi secara umum termasuk juga pengukuran terhadap pelanggan (customer) seperti :
kesetiaan, kualitas proses, kemampuan dan motivasi karyawan.

4
- Act

Merupakan langkah PDCA yang terakhir, manager mengambil tindakan dengan biaya
yang rendah, merubah sumber alokasi dan meningkatkan kualitas, siklus waktu, dan
fleksibilitas proses, modifikasi produk campuran, merubah hubungan pelanggan, dan
mendesain ulang serta memperkenalkan produk baru. Para karyawan mendapatkan reward
(penghargaan) ataupun punishment berdasarkan kinerja mereka.

C. IMPLIKASI PERILAKU DARI INFORMASI AKUNTANSI MANAGEMEN


Sejauh ini kita menekankan analisis peran yang dimainkan informasi akuntansi
managemen untuk perencanaan, sumber alokasi, pengambilan keputusan, tindakan,
memonitor, dan meningkatkan. Meskipun peran informasi akuntansi managemen begitu
penting untuk mendukung keputusan dan memecahkan masalah, informasi yang tidak pernah
netral.
Begitu pentingnya, ketika pengukuran tidak hanya digunakan sebagai informasi,
perencanaan, dan pengambilan keputusan, tetapi juga sebagai pengendali, mengevaluasi, dan
penghargaan, karyawan dan manager menempatkan penekanan yang terbaik dalam
pengukuran mereka. Manager dan karyawan bisa mengambil tindakan yang tidak terduga dan
tidak diinginkan untuk mempengaruhi skor pengukuran kinerjanya. Sebagai contoh, manager
mencari untuk kenaikan bonus berdasarkan keuntungan yang dilaporkan dan bisa menutupi
(skip) pengeluaran diskresioner seperti pemeliharaan preventif, R&D, dan periklanan yang
meningkatkan kinerja diperiode masa depan.

5
CHAPTER I
(N-1)
PENDAHULUAN

A. AKUNTANSI MANAGEMEN DAN PENGENDALIAN AWAL JEPANG


Produk Jepang merambah pasar internasional di 1980-90an, akuntansi manajemen
Jepang serta produksi baru dan sistem bisnis manajemen, yang diproduksi perusahaan yang
sangat kompetitif melalui integrasi harga murah dan kualitas tinggi, mendapat perhatian di
seluruh dunia. Para pendukung ' Industri Jepang ' menjadi semakin vokal di Inggris, sebagai
negara yang maju (UK) mencoba untuk belajar sesuatu dari teknik manajemen seperti
produksi just-in -time ( JIT ), pengendalian kualitas total, dan manajemen biaya (Oliver dan
Wilkinson, 1992) .
Mengenai akuntansi manajemen Jepang , dengan sebuah artikel oleh Hiromoto (1988)
di Harvard Business menjadi titik balik, peneliti barat mulai berpikir bahwa metode yang juga
telah berkontribusi pada keajaiban pertumbuhan ekonomi Jepang, dan mereka sangat ingin
memahami karakteristik dan perbedaan dari metode Barat. Yoshikawa ( 1996) menunjukkan
bahwa akuntansi manajemen Jepang meningkatkan visibilitas para karyawan, pendekatannya
didasarkan pada analisis yang sama seperti Hiromoto.

B. STUDI BANDING AKUNTANSI MANAGEMEN JEPANG DAN BARAT


Bromwich dan Bhimani (1994) mengambil kesimpulan bahwa akan sulit untuk
mentransfer kerja multi- terampil, pengurangan biaya terhubung dengan subkontrak sistem,
dan aspek lain dari situasi manajemen Jepang ke Inggris. Kesimpulan mereka didasarkan
pada perbandingan luas dari akuntansi manajemen Jepang dengan dengan rekan Amerika
Utara, sebuah investigasi, latar belakang sosial ekonomi mereka dan pemeriksaan kemudahan
pengalihan. Dalam artikel lain, Yoshikawa et al. (1993) mencoba menyusun strategi sistem
akuntansi manajemen, di mana menargetkan biaya, ABC, biaya meja , dan analisis fungsi
disatukan.
Cooper (1996), dalam penelitiannya tentang praktek yang aktual banyak perusahaan
Jepang, secara jelas bahwa banyak karakteristik biaya teknik Jepang terhubung dengan
'produksi ramping' dan difokuskan pada konsumen. Teknik ini terdiri dari integrasi
berkualitas tinggi dan biaya rendah, produksi just-in-time, produksi ekonomis, dan integrasi
organisasi horizontal. Selanjutnya, mereka membentuk menjadi bentuk yang unik: tiga ke
baris depan, terdiri dari target biaya, nilai rekayasa, dan antar-organisasi sistem manajemen
biaya, dikombinasikan dengan tiga masukan - produk biaya, pengendalian operasional, dan

6
pembiayaan Kaizen. Hal ini berkaitan dengan biaya pengelolaan produk masa depan,
sedangkan yang kedua berkaitan dengan produk yang ada. Dengan kata lain, pengurangan
biaya dan peningkatan kualitas pada tahap desain model baru dalam teknik pengendalian
awal kontras dengan pengurangan biaya tradisional pada tahap produksi dalam metode
umpan balik. Menurut Cooper, enam teknik ini terikat satu sama lain, dan mengakibatkan
program manajemen biaya sintetik dengan perusahaan Jepang yang diaktifkan untuk
mengurangi biaya melalui siklus hidup produk.

C. PENGENDALIAN AWAL DAN AKUNTANSIMANAGEMEN SECARA


UMUM
Meskipun pengendalian awal sampai sekarang telah dibahas dalam kaitannya dengan
akuntansi manajemen Jepang, telah lama dipelajari di alam tidak hanya teknik pengendalian
dan ilmu kedokteran , tetapi juga dari akuntansi manajemen pada umumnya. Demski (1969)
menjelaskan pengendalian awal ketika mengembangkan sistem ex post (meneliti peristiwa
terdahulu) yang menjadi awal zaman pembuatan dalam studi manajemen ilmu akuntansi di
abad sebelumnya . Dia menggunakan program metode linier untuk menganalisis varians laba
dan mengenali varians biaya kesempatan. Dia menggambarkan rumus sebagai berikut :

Varians Laba = varians perkiraan + kesempatan biaya


Varians perkiraan = Laba ex ante* - Laba ex post*
Variance kesempatan biaya = Laba ex post - laba yang diamati
* Prediksi dan rekomendasi digunakan sebelum tindakan diambil atau untuk masa datang (ex ante), sedangkan deskripsi
dan evaluasi digunakan setelah tindakan terjadi atau dari masa lalu (ex post).

D. STUDI BANDING AKUNTANSI MANAGEMEN ASIA DAN DAMPAK


TARGET PEMBIAYAAN AKUNTANSI MANAGEMEN ASIA
Hanya sejumlah kecil kertas membahas studi perbandingan Akuntansi Manajemen
Asia. Chow et al. (1991) membandingkan kinerja manufaktur Singapura dengan yang terjadi
di AS dari sudut pandang sistem manajemen kontrol dan kebudayaan nasional. Chang et al.
(1995) juga menganalisis pengendalian anggaran di Jepang dan Taiwan dari sudut pandang
budaya. Meskipun mereka menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan Jepang
menggunakan horizon waktu yang lebih luas, membangun keemahan yang lebih besar ke
dalam proses perencanaan, dan memiliki kinerja evaluasi jangka pendek orang-orang Taiwan
dari individualisme kolektivisme dan ketidakpastian menghindari Hofstede empat dimensi

7
nilai, kesimpulan mereka belum diperiksa, ketika bisnis budaya organisasi dan negara-negara
Barat termasuk sebagai faktor untuk perbandingan dalam model mereka. Baydoun et al.
(1997) pertama kali memberi studi banding fundamental, karena dalam buku mereka
berurusan dengan praktik akuntansi manajemen sebagai sistem akuntansi keuangan banyak
negara Asia.

Anda mungkin juga menyukai