Anda di halaman 1dari 15

Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah

BAB 2
MENYUSUN JENIS DAN BENTUK
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa Mampu dan mengadaptasikan jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintahan daerah dengan
tahapan yang benar berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 (Berbasis Akrual)

A. Jenis Penyusunan Laporan Keuangan SKPD dan PPKD

1. Sistem Akuntansi SKPD

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unit pemerintahan di lingkungan pemda selaku
pengguna anggaran, yang dapat berbentuk dinas, badan, dan kantor ataupun satuan. Sebagai pengguna
anggaran, SKPD harus menyelenggarakan sistem akuntansi guna menghasilkan laporan keuangan sebagai
bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang dikelolanya. Di dalam sistem pengelolaan APBD
mengharuskan seluruh penerimaan uang oleh SKPD disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah dan
pengeluaran dilakukan dari rekening Kas Umum Daerah. Istilah Kas Umum Daerah sering juga disebut Kas
Daerah atau sering disingkat Kasda. Pengelola Kasda adalah PPKD yang secara otomatis adalah BUD.
Dengan demikian, walaupun SKPD telah memiliki dokumen pelaksanaan anggaran (DPA), aliran kas masuk
ke pengguna anggaran yang berasal dari pendapatan daerah harus disetorkan ke Kas Daerah. Demikian juga
untuk setiap pembayaran belanja SKPD, uang yang digunakan adalah uang yang berasal dari Kas Daerah
yang dibayarkan baik dengan cara pembayaran langsung (LS) oleh BUD ke pihak penerima pembayaran
ataupun melalui bendahara pengeluaran SKPD dengan mekanisme uang persediaan/tambah uang persediaan
(UP/GU/TU).
Mekanisme di atas akan menimbulkan hubungan antara SKPD dengan PPKD (selaku BUD). Untuk
tujuan akuntansi, hubungan antara berbagai SKPD dan PPKD selaku BUD dapat dipandang dari dua aspek
berikut :
a. Aspek hubungan keuangan; hubungan antara SKPD dan PPKD dapat dipandang sebagai hubungan
antara kantor pusat dan kantor cabang. PPKD diperlakukan sebagai kantor pusat, sementara itu SKPD-
SKPD diperlakukan sebagai kantor cabang.
b. Aspek pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran; hubungan antara SKPD dan PPKD sebagai entitas
yang mandiri, sehingga SKPD dan PPKD masing-masing mempunyai tanggung jawab untuk menyusun
laporan keuangannya masing-masing.
Hubungan kantor pusat dan cabang yang diaplikasikan pada akuntansi di SKPD dan PPKD ini dapat
dilihat dengan digunakannya akun Rekening Koran PPKD (RK-PPKD) pada setiap SKPD. Sementara itu,
PPKD menggunakan akun Rekening Koran SKPD (RK-SKPD). Dengan demikian, akun RK-SKPD dan
akun RK-PPKD mencerminkan hubungan timbal-balik keuangan antara PPKD (selaku BUD) dan SKPD
(selaku pengguna anggaran). Akuntansi SKPD dan PPKD di dalam bahan ajar ini menggunakan pendekatan
akuntansi kantor pusat dan kantor cabang (Home Office-Branch Accounting) sebagaimana mengacu kepada
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah
referensi yang diterbitkan oleh Ditjen BAKD Kementerian Dalam Negeri. yaitu berdasarkan Surat Edaran
Nomor 900/316/BAKD tanggal 5 April 2007 tentang Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan
Akuntansi Keuangan Daerah, dan Surat Edaran Nomor 900/743/BAKD tanggal 4 September 2007 tentang
Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah, serta permendagri no 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.
Transaksi anggaran apa saja yang akan terjadi di SKPD, hal itu sudah tergambar di dalam anggaran
(DPA) SKPD yang bersangkutan. Dengan adanya pembagian kewenangan yang jelas dalam hal
penganggaran dan pelaksanaannya antara PPKD dan Kepala SKPD, maka tidak akan terjadi tumpeng tindih
(overlap) penganggaran antara PPKD dan SKPD. Penganggaran pendapatan dan belanja yang tidak
dianggarkan di dalam DPA PPKD, akan dianggarkan di dalam DPA SKPD. Sementara itu, penganggaran
pembiayaan seluruhnya merupakan kewenangan PPKD sehingga anggaran pembiayaan tidak akan muncul di
dalam DPA SKPD. Dengan demikian struktur anggaran SKPD sebagaimana tertuang di dalam DPA SKPD
terdiri dari:
a. Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD);
b. Anggaran Belanja Tidak Langsung; dan
c. Anggaran Belanja Langsung
Perlu diingat bahwa tidak semua SKPD memiliki kewenangan untuk memungut PAD. Kewenangan
untuk memungut PAD berupa pajak daerah berada pada SKPKD sedangkan SKPD tertentu memiliki
kewenangan untuk memungut retribusi.

2. Sistem Akuntansi PPKD

Di dalam Pasal 98 Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri No. 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dinyatakan sebagai berikut:

a. Pada SKPKD disusun RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) -SKPD dan RKAPPKD.
b. RKA-SKPD memuat program/kegiatan yang dilaksanakan oleh PPKD selaku SKPD;
c. RKA-PPKD digunakan untuk menampung:
a) pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan hibah;
b) belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja
bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga;
c) dan penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah.
Berdasarkan aturan tersebut di atas, sistem akuntansi yang harus diselenggarakan di SKPKD terdiri
dari:
a. Sistem Akuntansi SKPD (SKPKD dalam kapasitas selaku SKPD), menghasilkan laporan keuangan
SKPD berupa LRA, LO, LPE dan Neraca serta CaLK selaku SKPD pada umumnya.
b. Sistem Akuntansi PPKD terdiri dari:
a) Sistem Akuntansi PPKD sebagai BUD, menghasilkan laporan keuangan PPKD berupa LRA, LO,
LPE, dan Neraca, serta CaLK selaku PPKD.
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah
b) Sistem Akuntansi Konsolidator Pemda, menghasilkan laporan keuangan Pemda (laporan keuangan
gabungan) secara lengkap berupa LRA, Laporan Perubahan SAL, LO, LPE, Neraca, LAK, dan
CaLK.
Akuntansi untuk SKPKD dalam kapasitasnya sebagai SKPD tidak ada perbedaan dengan
akuntansi pada SKPD lainnya, sebagaimana yang telah dibahas pada Bab sebelumnya. Oleh karena itu,
pembahasan di dalam bab ini adalah akuntansi untuk PPKD dalam rangka pelaksanaan DPA-PPKD. Di
samping itu, sebagaimana telah dijelaskan di Bab IV, bahwa di dalam sistem pengelolaan APBD
mengharuskan seluruh penerimaan uang oleh SKPD disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah dan
pengeluaran dilakukan dari rekening Kas Umum Daerah (Kasda). Pengelola Kasda adalah PPKD yang
secara otomatis adalah BUD. Oleh karena itu, di dalam akuntansi PPKD meliputi juga akuntansi
transaksi resiprokal antara PPKD (selaku BUD) dengan SKPD (selaku pengguna anggaran).
 Lengkapilah tabel dibawah ini dan berikan penjelasan singkat untuk masing-masing jawaban
(lisan/tulisan)
Subsistem Akuntansi SKPD Subsistem Akuntansi PPKD

B. Format dan Klasifikasi Laporan Realisasi Anggaran

Unsur yang dicakup dalam laporan realisasi anggaran terdiri dari Pendapatan, Belanja, Transfer, dan
Pembiayaan. Masing-masing unsur tersebut didefinisikan sebagai berikut:

1) Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah, dan tidak perlu dibayar kembali
oleh pemerintah daerah. Pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, Lain-
Lain Pendapatan yang Sah
2) Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi ekuitas dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah.
Belanja terdiri dari Belanja Operasi, Belanja Modal, dan Belanja Tidak Terduga.
3) Transfer penerimaan atau pengeluaran oleh suatu entitas pelaporan lain termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil.
4) Pembiayaan adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih
entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran perintah terutama
dimaksudkan untuk menutup deficit atau memanfaatkan surplus anggaran.
 Kertas Kerja Laporan Realisasi Anggaran

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN
31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian Anggaran Realisasi (%) Realisasi
20x1 20x1 20x0

C. Format Laporan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL) menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan tersebut terdiri dari
Saldo anggaran lebih, dikurangi Penggunaan Saldo Anggaran Lebih sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun
Berjalan dijumlahkan dengan Sisa Lebih atau Kurang Pembiayaan Anggaran, Koreksi Kesalahan
Pembukuan Tahun Sebelumnya, dan Lain-lain.

 Kertas Kerja Laporan Saldo Anggaran Lebih


PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20x1 20x0
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah

D. Format dan Klasifikasi Laporan Operasional (LO)


Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaannya dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam
satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam LO terdiri dari pendapatan-LO, beban,
transfer, dan akun-akun luar biasa. Adapun definisi masing masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam tahun
anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayarkan kembali.
2) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
3) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
4) Akun Luar Biasa adalah pendapatan atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi
bukan merupakan operasi biasa,

 Kertas Kerja Laporan Operasional


PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN OPERASIONAL
Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0 Kenaikan/ (%)
Penurunan
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah
No. Uraian 20X1 20X0 Kenaikan/ (%)
Penurunan

E. Format Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)


Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

 Kertas Kerja Laporan Perubahan Ekuitas


PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Periode yang Berakhir Sampai Dengan
31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah

F. Format dan Klasifikasi Neraca

Neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:

1) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah daerah,
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa
depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
2) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
3) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah daerah.

 Kertas Kerja Neraca


PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah
No. Uraian 20X1 20X0

G. Format Laporan Arus Kas (LAK)

LAK menyajikan informasi kas terkait Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan,
dan Transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah
daerah selama periode tertentu.Unsur LAK terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas daerah dari 4
aktivitas:

1) Aktivitas Operasi
Arus kas dari Akun Operasi menunjukan kemampuan operasional pemerintah dalam
menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya dari sumber pendanaan
sendiri (tidak mengandalkan pihak luar). Misalnya penerimaan pendapatan pemerintah dan
pembayaran belanja operasional pemerintah (pegawai, subsidi dll).
2) Aktivitas Investasi
Arus kas dari Aktivasi Investasi menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas sebagai akibat dari
perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi pemerintah, misalnya aset dan instrumen investasi.

3) Aktivitas Pembiayaan
Arus kas dari Aktivasi Pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sebagai akibat
dari pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan untuk memperkirakan
hak tagih pemerintah terhadap pihak lain dan hak tagih pihak lain terhadap pemerintah dimasa
depan. Misalnya adalah penerimaan dan pembayaran pinjaman.
4) Aktivitas Transitoris
Arus kas dari Aktivasi Transitoris menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
mempengaruhi anggaran pendapatan belanja, dan pembiayaan pemerintah. Misalnya adalah
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan kiriman uang.

 Kertas Kerja Laporan Arus Kas


PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir Sampai dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0
No. Uraian 20X1 20X0
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah
No. Uraian 20X1 20X0

H. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

1) Menyajikan informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal/keuangan dan pencapaian target
perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
2) Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan;
3) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan- kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-ransaksi dan kejadian- kejadian penting
lainnya;
4) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Sistematika Penyajian Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) sebagai berikut:
1. Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi
2. Kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro
3. Ikhtisar pencapaian target keuangan berikut hambatan dan kendalanya
4. Kebijakan akuntansi yang penting:
a. Entitas pelaporan
b. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
c. Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
d. Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan ketentuan- ketentuan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan oleh suatu entitas pelaporan.
e. Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan keuangan
5. Penjelasan pos-pos laporan keuangan:
a. Rincian dan penjelasan masing-masing pos Laporan Keuangan
b. Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka Laporan Keuangan
6. Informasi tambahan lainnya yang diperlukan.
 Kertas Kerja Catatan atas Laporan Keuangan
PEMERINTAH DAERAH
SKPD…..
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PENDAHULUAN
Bab 1 Pendahuluan
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD

Bab IV Kebijakan Akuntansi

Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD

Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi Nonkeuangan SKPD


Bab VII Penutup

I. Latihan Soal
1. Jelaskan mengenai Sistem Akuntansi SKPD dan PPKD?
2. Menurut sepengetahuan anda bagaimanakah hubungan antara Sistem Akuntansi SKPD dan Sistem
Akuntansi PPKD dalam tujuan akuntansi?
3. Sebutkan jenis-jenis laporan keuangan dalam Sistem Akuntansi Pemerintahan?
4. Jelaskan mengenai laporan realisasi anggaran beserta dengan unsur-unsurnya!
5. Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, apa saja hal-hal yang diungkapkan?

J. Tes Formatif
1. Unsur yang terdapat dalam laporan operasional adalah:
a. Pendapatan-LO, Belanja, dan Pembiayaan
b. Pendapatan-LO, Beban, Pembiayaan
c. Pendapatan -LRA, Beban-LRA, Pembiayaan,
d. Pendapatan-LRA, Belanja, Pembiayaan
2. Unsur yang terdapat dalam laporan realisasi anggaran adalah:
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah
a. Pendapatan-LO, Belanja, dan Pembiayaan
b. Pendapatan-LO, Beban, Pembiayaan
c. Pendapatan -LRA, Beban-LRA, Pembiayaan,
d. Pendapatan-LRA, Belanja, Pembiayaan
3. Informasi kas terkait Aktivitas operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan, dan Transitoris
yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah daerah
selama periode tertentu adalah:
a. Laporan Arus Kas
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
c. Laporan Realisasi Anggaran
d. Laporan Operasional
4. Dalam membuat laporan akuntansi keuangan daerah, penyelenggara sistem akuntansi harus mengacu
pada:
a. Petunjuk dari atasan
b. Melihat contoh dari pemerintah daerah yang lain
c. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
d. Jawaban, a, b, dan c tidak ada yang benar
5. Dibawah ini adalah Klasifikasi Laporan Finansial dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah,
Kecuali:
a. Laporan Operasional
b. Neraca
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Realisasi Anggaran

K. Referensi

1. Erlina dan Rasdianto. (2015). Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Jakarta: Salemba Empat
2. Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. (2014). Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan
Daerah. Edisi 4 Jakarta: Salemba Empat
3. Kaligis, Stevie dan Kiet Tumiwa. (2017). Akuntansi Pemerintah Daerah. Manado: Polimdo Press
4. Mutia, Yesi, Desmiyawati, dan Nur Azlina (2019). Praktikum Penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Jakarta: Salemba Empat
5. Ratmono, Dwi dan Mahfud Sholihin. (2015). Akuntansis Keuangan Daerah Berbasis Akrual.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
6. Tanjung, Abdul. (2015). Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual untuk SKPD. Bandung:
Alfabeta
7. Tanjung, Abdul. (2014). Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual Pendekatan Teknis Sesuai
PP Nomor 71 Tahun 2010
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah

BAB 3 MENYAJIKAN SECARA KOMPREHENSIF PENYUSUNAN FORMAT


LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Tujuan Pembelajaran
Mampu menyajikan rangkuman materi mengenai jenis dan bentuk Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010

A. Sistem Pencatatan Akuntansi Pemerintah Daerah

Ada beberapa sistem pencatatan yang dapat digunakan yaitu sistem pencatatan single entry,
double entry, dan triple entry.

1. Single Entry

Sistem Pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku tunggal. Dalam
sistem single entry. Pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali.
Transaksi yang berakibat dengan bertambahnya kas akan dicatat di sisi penerimaan, sedangkan
transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat di sisi pengeluaran di dalam Buku Kas
Umum (BKU). Single entry ini dsebut dengan pembukuan. Sistem pencatatan single entry
memiliki beberapa kelebihan, yaitu sederhana dan mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki
kelemahan, antara lain kurang bagus untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan),
sulit menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi. Di samping itu, sistem ini memiliki
kelemahan karena tidak dapat menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah.

2. Double Entry

Sistem pencatatan double entry sering disebut juga sistem tata buku berpasangan. Di dalam
sistem ini, transaksi ekonomi akan dicatat minimal mempengaruhi dua perkiraan, di sisi debit dan
di sisi kredit. Sisi debit terletak di sebelah kiri, sementara untuk sisi kredit terletak di sebelah
kanan. Dalam melakukan pencatatan, harus terjaga keseimbangan antara sisi kredit dan sisi debit
dari persamaan akuntansi. Pencatatan seperti ini dikenal dengan istilah menjurnal.

3. Triple Entry

Sisttem pencatatan triple entry pada dasarnya adalah sistem pencatatan yang menggunakan
double entry ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran. Pencatatan pada buku anggaran ini
merupakan pencatatan tentang anggaran yang telah digunakan sesuai dengan pencatatan pada
double entry. Dengan adanya pencatatan triple entry ini, maka dapat dilihat sisa anggaran untuk
masing-masing komponen yang ada di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah

B. Siklus Akuntansi
Akuntansi adalah sebuah sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-
subsistem atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan memiliki tujuan
tertentu. Suatu sistem mengolah input (masukan menjadi output (keluaran). Input sistem akuntansi
adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya adalah laporan
keuangan. Dalam proses akuntansi, terdapat beberapa catatan yang dibuat berupa jurnal, buku besar,
dan buku pembantu. Apabila digambarkan, maka sistem akuntansi terlihat seperti dibawah ini:
Gambar 3.1
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Sumber: Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sistem akuntansi keuangan daerah yang telah digambarkan sebelumnya dapat dijelaskan secara
rinci melalui siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan yang ada dalam sistem
akuntansi. Berikut tahapan-tahapan tersebut menurut Sugiri (2001):
a. Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam bukti dan melakukan analisis transaksi
keuangan tersebut
b. Mencatat transaksi keuangan dalam buku jurnal. Tahapan ini disebut menjurnal.
c. Meringkas dalam buku besar, transaksi-transaksi keuangan yang sudah dijurnal. Tahapan ini
disebut memposting dan mengakunkan.
d. Menentukan saldo-saldo buku besar di akhir periode dan memindahkannya ke dalam neraca
saldo.
e. Melakukan penyesuaian buku besar berdasarkan informasi yang paling terbaru.
Menyusun jenis dan bentuk laporan keuangan pemerintah daerah

f. Menentukan saldo-saldo buku besar setelah penyesuaian dan memindahkannya ke dalam neraca
saldo setelah disesuiakan.
g. Menutup buku besar

 “Gambarkan alur sistem penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah SKPD dan PPKD”

C. Latihan Soal

1. Tuliskan perbedaan antara sistem pencatatan single entry dan double entry!
2. Jelaskan Basis Akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah sesuai dengan
PP No.71 Tahun 2010!
3. Berikan contoh basis kas dan basis akrual dalam akuntansi pemerintahan daerah!
4. Jelaskan Siklus Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah!
5. Berikan contoh dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi
akuntansi pemerintah daerah!

Anda mungkin juga menyukai