"Tolong jangan salah paham. Sebenarnya enak juga keluar kantor dan kembali ke lapangan.
Selain itu, Medan merupakan perubahan pemandangan yang menyenangkan. Akan tean.
saya khawatir bahwa saya akan dianggap bertanggung jawab oleh plmpinan puncak atas
semua masalah yang terjadi selama kepergian saya ke Medan. Kantor pusat di Jakarta
tidak memahami bahwa Bandung sangat kekurangan staf manajerial yang terlatih, Den
keberadaan saya di Medan, tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan sava can
efektif di Bandung."
Pengirim dari informasi di atas adalah Tuan X, seorang eksekutif senior de.
perusahaan Grup XYZ. Penerima informasi tersebut adalah Tuan Y, direktur senior das
anggota pendiri Grup XYZ. Pada awalnya Grup XYZ didirikan pada tahun 1972 sebao
perusahaan produsen es krim di Bekasi. Pabrik ini mampu memasok es krim dari Belas
sampai ke beberapa kota besar di Indonesia. Ide membuat pabrik es krim berasal dar
Tuan A, yang dibantu secara aktif oleh adik laki-lakinya, Tuan Z. Pabrik tersebut segera
sukses karena usaha pemasaran dan distribusi yang kreatif. Pada tahun 1975, grun
tersebut mendirikan pabrik es krim kedua di Medan. Pabrik di Medan itu menjadikan
Menjelang tahun 1978, Grup XYZ telah melakukan ekspansi ke dua arah yang
berbeda. Grup tersebut mendirikan pabrik untuk menghasilkan kemasan yang akan
digunakan untuk es krim, sereal, rokok, dan produk-produk lain. Sebagian kecil dari
kapasitas penghasil bahan kemasan yang diperlukan untuk es krim dan sisanya
direncanakan untuk dijual ke luar. Grup tersebut juga mendirikan pabrik es krim lagi
di Jawa Timur. Pada awal tahun 1980-an, pabrik bahan kemasan maupun pabrik es krim
di Jawa Timur dijadwalkan untuk berproduksi. Tuan Z bertanggung jawab atas operasi
di Jawa Timur dan Bekasi, sementara Tuan Y pindah ke Medan untuk mengawasi dai
Percakapan yang digambarkan di atas terjadi pada awal tahun 1980 antara Tuan
A dan Tuan K. Tuan K, seorang insinyur produk susu yang memperoleh keahliannya
melalui pelatihan, telah dipindahkan dari Medan (di mana ia menjabat manajer senior
operasi) untuk membantu instalasi pabrik es krim di Jawa Timur. Tuan K kemudian
dilaporkan di atas.
Ketika Anda berada dalam proses menjelaskan kesulitan saya kepada Tuan 2. er
Anda juga akan menanyakan kepadanya mengapa pabrik bahan kemasan belakangan ini
mengirimkan kepada kami bahan kemasan yang kualitasnya begitu buruk. Kami membayar
dengan harga pasar untuk bahan-bahan mereka, tetapi kualitasnya jauh lebih rendah
dibandingkan dengan apa yang dapat kami beli secara lokal dengan harga yang jauh
lebih rendah. Saya memahami bahwa mereka adalah bagian dari grup, tetapi kualitas can
pengiriman mereka yang buruk telah menimbulkan pengaruh yang merugikan terhacap
Segera setelah percakapan ini, Tuan A duduk bersama dengan penulis untuk
Anda lihat, kami telah menikmati tingkat pertumbuhan yang luar biasa dalam beberapa
tahun terakhir ini. Dalam proses tersebut, kami tidak memiliki cukup waktu untuk memikirkan
diri kami beroperasi sebagai organisasi fungsional, Kami meminjam spesialis fungsioi
seperti Tuan K ketika dibutuhkan, tetapi kami mengharuskan mereka untuk memiliki
tanggung jawab lini secara interim. Organisasi keluarga telah menghasilkan kegagalan untuk
menggambar bagan yang jelas sehingga karyawan puncak merasa kebingungan mengena
garis komunikasi dan pelaporan serta terlalu banyak wewenang yang masih dipegang olen
anggota keluarga. Transaksi antara pabrik bahan kemasan dan pabrik es krim merupakan
sumber perselisihan yang tak kunjung berakhir dan saya tidak mengetahui apa yang
sebaiknya saya lakukan. Memiliki spesialis fungsional seperti Tuan Katau Tuan H, manajer
penjualan kami, yang ada untuk menganalisis masalah ketika dibutuhkan, menghemat biaya
dibandingkan jika kami memiliki orang-orang semacam itu dalam organisasi kami yang
menjalankan fungsi sama. Secara serupa, saya mengetahui bahwa ketika pabrik banan
kemasan beroperasi, pabrik tersebut akan mampu menghasilkan kualitas yang memenuni
syarat pada harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga pasar. Sementara itu, kami
harus menemukan suatu cara untuk menyelesaikan perselisihan ini sehingga pabrik bahan
kemasan tidak akan mati sebelum memperoleh peluang untuk menjadi stabil. Kami juga
membutuhkan suatu sistem untuk mengukur kinerja dari berbagai unit guna mengevaluasi
bagaimana unit-unit tersebut beroperasi. Singkatnya, bentuk organisasi yang jelas sangat
Masalah yang dijelaskan di atas bukan suatu masalah yang hanya dialami oleh Grup
XYZ. Lebih dari satu perusahaan yang bertumbuh telah menghadapi masalah untuk
Salah satu dimensi dari restrukturisasi organisasi yang telah memperoleh perhatian
yang besar adalah dikotomi sentralisasi/desentralisasi. Dalam kebanyakan situasi, hal ini
dipahami sebagai tingkatan hierarki di mana keputusan dibuat dalam suatu organisasi.
Tujuan dari bab ini adalah untuk membahas mengenai persyaratan keperilakuan
yang diperlukan untuk desentralisasi yang berhasil dalam organisasi. Dua tema utama
dikembangkan dalam bab ini. Pertama, desentralisasi adalah sikap filosofis dan respons
anggaran dasar yang menetapkan aturan operasi bagi partisipan dan yang melakukan
tindak lanjut secara periodik dengan ukuran kinerja yang sesuai. Sekelompok pedoman
normatif akan dikembangkan untuk membantu organisasi seperti Grup XYZ untuk
Beberapa pertanyaan khusus yang dibahas dalam bab ini adalah: Apakah vang
dimaksud dengan desentralisasi dalam konteks organisasi bisnis? Kondisi manakah yang
organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan? Apa saja jenis struktur desentralisasi
yang dapat dipilih? Bagaimana seseorang dapat mengembangkan anggaran dasar yang
sesuai dalam mana sub-unit vang terdesentralisasi akan beroperasi? Dengan cara apakah
kantor pusat mengendalikan operasi dari unit yang terdesentralisasi? Bagaimana
Sisa bab ini dibagi menjadi enam bagian. Bagian pertama membahas mengenaj
berbagai cara dengan mana istilah desentralisasi digunakan dan menawarkan definisi
dari istilah tersebut. Bagian berikutnya menyajikan model yang menjelaskan kondie
yang mengarah pada kebutuhan akan desentralisasi. Ketiga bagian berikutnya membaha
dan ukuran. Kesimpulan utama dan beberapa pedoman yang dapat digunakan olek
organisasi untuk melakukan desentralisasi yang efektif ditawarkan dan diterapkan bad
Istilah desentralisasi digunakan dalam sejumlah besar literator yang beragam. Dengan
demikian, istilah ini memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda. Untuk membatasi
lingkup dari bab ini, desentralisasi dibahas hanya dalam konteks perusahaan bisnis
Meskipun demikian, dalam bab ini, desentralisasi mempunyai beberapa arti. Definisi
yang paling populer dari desentralisasi adalah definisi yang diberikan oleh H. A. Simon.
tingkatan yang relatif tinggi dalam organisasi tersebut; terdesentralisasi sejauh keputusan
itu didelegasikan oleh manajemen puncak kepada tingkatan wewenang eksekutif yang
lebih rendah.
Meskipun secara teori, definisi di atas sangat jelas, dalam praktiknya, definisi ini
sulit untuk diterapkan. Hal ini terutama disebabkan karena konsep mengenai keputusan
yang dapat diidentifikasi merupakan suatu konsep yang samar-samar. Misalnya, mungkin
adalah sulit untuk mengidentifikasi tingkat hierarki khusus di mana keputusan dibuat
karena wewenang formal tidak sesuai dengan kenyataan mengenai siapa yang membuat
keputusan. Sebagaimana ditunjukkan oleh March dan Simon, keputusan tidaklah dibuat.
menyajikan pandangan yang serupa mengenai keputusan, sementara March dan Olsen
yang terkait menyatakan bahwa dalam banyak kasus, kemampuan seseorang untuk
Bahkan jika orang harus menerima lokasi pengambilan keputusan sebagai asper
kunci dari desentralisasi, masih terdapat masalah mengenai keputusan manakah yang
keputusan yang akan didelegasikan jika perusahaan akan melakukan desentralisasi. Hal
ini tidak terlalu membantu karena dapat dibuat argumentasi bahwa keputusan yang
produksi dan penjualan cenderung didelegasikan ke tingkatan yang lebih rendah dalam
masalah luas yang bersifat jangka panjang mengenai perolehan dan penggunaan
sumber daya; sementara keputusan operasi berkaitan dengan operasi harian yang
rutin. Akan tetapi, dalam praktiknya, adalah sulit untuk membedakan dengan jelas
strategis mencakup periode waktu yang lebih panjang dan tidak berulang, sementara
mengenai penyusunan anggaran modal dianggap jenis keputusan yang tidak berulang,
strategis, dan umumnya tersentralisasi. Keputusan mengenai produksi dan penjualan
Japangan yang dilakukan oleh L. P. Jennergen pada tahun 1981 menunjukkan bahwa
relatif dari tingkat hierarki dalam pengambilan keputusan; dan 3) partisipasi dalam
pengambilan keputusan tanpa mengacu kepada tingkatan hierarki. Selain itu, istilah
struktur keuangan tertentu seperti pusat laba. Ekonom berbicara mengenai bentuk
organisasi fungsional memberikan wewenang yang cukup besar kepada para manajer
penyebaran geografis sama sekali tidak mengurangi operasi perusahaan tersebut yang
Oleh karena hanya terdapat sedikit kesepakatan mengenai arti dari istilah
desentralisasi, mungkin adalah lebih berguna untuk fokus pada apa yang ingin dicapai
oleh suatu organisasi melalui desentralisasi. Artinya, masalah tersebut sebaiknya adalah
mengenai perilaku apa yang diinginkan oleh organisasi dari manajernya. Oleh karena
Itu, bab ini menggunakan definisi keperilakuan dari desentralisasi sebagai suatu sistem
yang mendorong berbagai manajer dalam suatu hierarki untuk berpikir dan bertindak
secara independen sementara pada saat yang bersamaan merupakan bayian dari tim.
untuk pertukaran pasar yang melibatkan pembuatan kontrak yang berulang dalam
ketidakpastian antara beberapa pihak dan didukung oleh investasi dalam aset khusus.
Dengan demikian, hal tersebut menyediakan struktur pengaturan yang leblh sesual,
yang menjelaskan mengapa pertukaran semacam itu dipindahkan dari pasar dan
terhadap organisasi juga menggunakan bukti Chandler untuk menyatakan bahwa beut
suatu peran utama dalan menjelaskan struktur perusahaan. Perbedaan utama anta
kedua pendekatan ini adalah dalam hal pilihan strategis. Seperti halnya Chandler
ruang untuk pilihan strategis. Ekologi populasi juga tidak peduli dengan organisasi
individual melainkan dengan populasi dari bentuk organisasi. Akan tetapi, dalam kedua
pendekatan ini, lingkungan secara langsung atau melalui pilihan strategis mengarah
kepada desentralisasi.
organisasi. Terdapat banyak pemikiran yang saling bersaing dan pemikiran baru sedang
berkembang, sehingga apa yang ditulis dalam buku ini dapat menjadi usang dengan
cukup cepat. Berdasarkan pendekatan yang digunakan oleh J. Preffer dan G. R. Salancik,
antara organisasi utama dan aktor sosial lainnya. Contohnya adalah pemasok, pelanggan,
kreditor, serikat kerja, dan penyedia sumber daya lainnya. Kelompok lainnya terdiri atas
"komunitas" yang lebih besar yang terdiri atas faktor politik, budaya, dan sosial yang
ketersediaan sumber daya yang langka; saling keterkaitan atau jumlah dan pola dari
hubungan dalam organisasi; dan konsentrasi atau tingkat sampai sejauh mana kekuasaan,
wewenang, dan sumber daya tersebar dalam lingkungan tersebut. Karakteristik ini
menentukan tingkat konflik dan perubahan yang harus dihadapi oleh organisası
utama. "Komunitas" yang lebih besar, yang terdiri atas faktor politik, sosial, dan budaya,
Dengan demikian, kelompok respons yang tersedia bagi organisasi ditentukan olen
interaksi dari perubahan, konflik, dan hambatan yang ditimbulkan oleh lingkungannya.
Pada umumnya, semakin tinggi tingkat konflik dan perubahan dalam lingkungan
respons dengan cepat, dan mendorong perilaku yang mau mengambil risiko dan
inovatif dari pihak anggotanya. Metode untuk mencapai tujuan ini harus konsiste
dengan nilai-nilai dari komunitas yang lebih besar sehingga organisasi tersebut tidak
membahayakan legitimasinya, Ditinjau dari perspektif ini, sekarang adalah mungkin
konflik dan perubahan yang lebih besar untuk mengembangkan informasi khusus,
merespons dengan cepat, dan mendorong pengambilan risiko dan inovasi. Demikian
dalam masyarakat Barat memiliki fungsi simbolis karena desentralisasi sesuai dengan
Berbagai macam alasan untuk desentralisasi yang dikutip pada permulaan bagian
ini agar dapat dikaitkan dalam model yang berbasis lingkungan dari jenis yang disajikan
Gambar 18.1 menunjukkan bahwa karakteristik utama dari lingkungan tugas adalah
kelimpahan sumber daya, saling keterkaitan dari aktor sosial, dan konsentrasi kekuasaan.
Fitur utama komunitas adalah sekelompok nilai dan kepercayaan yang dianutnya.
Lingkungan menentukan konteks dari suatu organisasi. Penyedia sumber daya menentukan
tingkat konflik dan perubahan; serta sistem nilai mendefinisikan sekelompok batasan.
merupakan fungsi dari tingkat konflik dan perubahan dalam lingkungan, sementara cara
pangaturan (demokratis atau otokratis) akan dibentuk oleh preferensi dari komunitas
yang lebih besar. Ditinjau dari perspektif dalam Gambar 18.1, desentralisasi menjadi
suatu respons oleh organisasi untuk mengatasi tuntutan lingkungannya. Respons ini
atau bisa berdampak secara langsung sebagaimana dinyatakan oleh Aldrich dan Mueller.
Gambar 18.1 Modek Respons Lingkungan dari desentralasi
Tugas Tersedianya
(Penyedia sumber/
Mitra pertukaran )
MEMILIH STRUKTUR
terdesentralisasi. Tidak ada satupun struktur yang paling sesuai untuk desentralisasi.
Bagaimana cara untuk memilih satu dari sekian banyak struktur yang dapat meningkatkan
desentralisasi merupakan pokok bahasan dari bagian ini. Pilihan atas struktur
tugas/keputusan dalam suatu organisasi, dan 2) Sistem akuntabilitas seperti apa yang
berbagai tugas/keputusan.
PEMBAGIAN TUGAS/KEPUTUSAN
organisasi sepanjang lini fungsi utama seperti produksi, pemasaran, keuangan, dan
seterusnya. Struktur tersebut adalah sesuai untuk mengeksploitasi skala ekonomi karena
bidang teknis dan/atau memiliki produk yang sedikit dan serupa. Produsen komputer
dan perusahaan penerbangan adalah contoh-contoh yang baik dari perusahaan besar
Struktur divisional biasanya membagi organisasi sepanjang lini produk. Hal ini
terutama sesuai untuk perusahaan dengan banyak produk atau perusahaan yang sangat
dan produksi yang sangat berbeda. Bentuk divisional yang demikian adalah struktur
koordinasi, terutama ketika unit tersebut melewati batas negara. Perusahaan sekarang
harus diatur berdasarkan wilayah, di mana setiap wilayah memiliki organisasi fungsional
atau produk yang lebih lanjut. Masalah yang sulit timbul ketika hanya ada beberapa
produk dari banyak produk perusahaan tersebut yang dijual di berbagai wilayah. Dalam
situasi semacam itu, organisasi dihadapkan pada pilihan yang sulit antara menduplikasi
divisi produknya di semua wilayah atau menggunakan divisi geografis untuk seluruh
produknya.
Misalnya, pada tahun 1950-an dan 1960-an, EMI, suatu perusahaan multinasional
Inggris yang besar, menemukan dirinya sedang menghadapi masalah ini. Divisi produk
utamanya adalah pada industri musik dan diwakili dengan baik di seluruh dunia oleh
jaringan entitas anak. Akan tetapi, produk elektroniknya yang lain, seperti kulkas
setrika listrik, dan pemanggang roti, merupakan divisi yang terpisah di Inggris. Divisi-divisi tersebut
mengalami kesulitan untuk memasarkan produknya melalui entitas
anak divisi musik EMI di seluruh dunia. Masalahnya adalah keahlian pemasaran yang
sangat terspesialisasi dibutuhkan untuk industri musik, sehingga membuat keahlian ini
tidak dapat ditransfer ke produk lain. Hasilnya adalah kegagalan untuk menjual banyak
aroduk domestik yang berhasil ke negara lain. Dengan demikian, geografis menciptakan
kebutuhan akan duplikasi fasilitas atau penciptaan struktur campuran di mana pada
Langkah kedua dalam memilih struktur adalah merencanakan sistem yang sesual
untuk akuntabilitas sumber daya pada berbagai sub-unit fungsional, produk, atau
wilayah. Biasanya, struktur akuntabilitas sumber daya mengikuti logika dari distribusi
fisik aktivitas dan keputusan yang dicapai oleh penciptaan sub-unit. Empat jenis unit
akuntansi sumber daya yang dikenal dalam literator terdiri atas: pusat biaya, pusat
biaya. Demikian pula, karena divisi pada umumnya menggabungkan pemasaran dan
produksi di bawah seorang manajer, maka divisi-divisi tersebut diatur sebagai pusat
laba atau investasi. Hal ini mungkin yang menyebabkan mengapa istilah divisi, pusat
atau dari pusat laba atau investasi. Pusat laba dan pusat investasi adalah unit ekonomi
dasar dalam bisnis manapun dan manajemen sehingga berkepentingan untuk menilai
dengan unit tidak berkaitan dengan kemampuan seorang manajer untuk membuat
keputusan mengenai sumber daya tersebut. Hal ini terutama berlaku untuk fasilitas
umum, yang selalu ada tidak peduli seberapa banyak pemisahan aktivitas yang terdapat
dalam struktur organisasi. Demikian pula, pusat laba adalah properti struktural
perilaku yang diinginkan dari manajer. Hal ini bararti bahwa pusat laba tidak harus
berkaitan dengan aktivitas fisik. Pusat laba dapat dirancang untuk menjadi lebih dari
sekadar atau hanya sebagai batasan yang ditetapkan oleh yurisdiksi formal, wewenang,
dan kendali forma dari seorang manajer unit. Penciptaan pusat laba "artifisial"
semacam ini harus didasari oleh kemampuan para manajer untuk memengaruhi suatu
aktivitas dan bukan berdasarkan apakah manajer tersebut memiliki kendali formal
struktur akuntabilitas sumber daya yang akan diberlakukan pada berbagai sub-unit
dalam organisasi.
struktur organisasi yang diusulkan di sini sering kali diabaikan atau dicampuradukkan
dalam praktik dan teori. Banyak buku teks standar mengenai subjek tersebut biasanya
lawab untuk apa yang disebut dengan "biaya yang tidak dapat dikendalikan." Biaya yang
tidak dapat dikendalikan ini pada umumnya didefinisikan sebagai biaya yang muncul
dari aktivitas di mana seorang manajer tidak memiliki yurisdiksi langsung atau tanggung
jawab lini. Sementara hal ini mungkin merupakan praktik yang baik, kriteria dalan
buku ini menyarankan bahwa dalam beberapa kasus, pelanggaran terhadap pernyataa
diinginkan dan bukan perilaku yang disfungsional. Oleh karena struktur organisasi yane
penciptaan sub-unit fisik dan keuangan harus memfasilitasi tujuan ini. Hal ini bera
terhadap evolusi baru-baru ini dari struktur matriks. Struktur semacam itu adalah umu
dalam banyak perusahaan berteknologi tinggi karena hal itu memungkinkan perusahaan
yang diciptakan oleh struktur fungsional. Struktur matriks biasanya melibatkan produksi
dari proyek besar atau sekelompok aktivitas dalam program. Tanggung jawab untuk
manajer, sementara itu pengendalian atas sumber daya tetap berada di tangan manajer
fungsional.
fungsional dengan desentralisasi divisional. Dualitas ini juga dicerminkan dalam struktur
pusat laba) dan berdasarkan proyek serta program. Oleh karena manajer proyek atau
program biasanya diambil dari eselon tiga, maka hal ini cenderung meningkatkan
desentralisasi dengan memberikan lebih banyak wewenang dan pengaruh pada manajer
Pilihan atas struktur yang sesuai merupakan langkah pertama di jalan yang menuju
dasar-yakni, sekelompok aturan dan prinsip operasi yang akan mengatur hubungan
antara sub-unitdengan kantór pusat (KP) dan antara satu sub-unit dengan sub-unit yang
lain. Hubungan antara sub-unit dan kantor pusat memerlukan penggambaran aktivitas
di mana sub-unit memiliki wewenang dan tanggung jawab utama, serta cara di mana
PENDELEGASIAN AKTIVITAS
Persyaratan penting dari desentralisasi adalah penentuan aktivitas
didelegasikan kepada sub-unit dan aktivitas yang seharusnya dikendalikan secara selntian
Dalam teori, sistem yang terdesentralisasi penuh akan mendelegasikan seluruh aktivitas
yang dapat dipisahkan kepada sub-unit, dengan hanya sedikit atau tidakada sama sekali peran dari
manajemen sentral. Teori produsen automistis dalam ekonomi pasar dengan
persaingan yang sempurna mendekati model ini. Jika pasar semacam itu ada dalam
praktiknya, yang jarang sekali terjadi, maka peran dari otoritas pusat akan menjadi
sekadar peran dari seorang wasit atau sebuah payung. Kebanyakan bisnis tidak pernah
mendekati tingkat desentralisasi semacam ini. Hal itu disebabkan karena manajemen
pusat dari aktivitas tertentu biasanya lebih efisien dibandingkan pelaksanaan secara
terpisah oleh sub-unit. Misalnya, layanan hukum akan lebih ekonomis jika dilaksanakan
praktik saat ini dan dapat berguna bagi organisasi yang sedang dalam proses untuk
untuk melakukan ekspansi ke aktivitas yang memanfaatkan kapasitas saat ini dengan
lebih baik. Aktivitas ini biasanya memerlukan karyawan terlatih yang jarang terdapat dan
biasanya tersedia sebagai aset yang "tidak dapat dibagi." Untuk menghindari kurangnya
pemberdayaan karyawan yang terlatih, yang mungkin terjadi jika aktivitas tersebut
semacam itu.
Pemikiran lainnya yang dikenal mengenai pemanfaatan kapasitas adalah
gagasan mengenai skala ekonomi. Ketika skala ekonomi tersedia, aktivitas cenderung
kas dan pembelian desentralisasi karena tingkat bunga dan harga pembelian yang
lebih baik tersedia ketika organisasi melakukan transaksi dalam kuantitas yang lebih
keduanya dikelola secara sentral karena merupakan keputusan yang bagus dalam situasi
ini. Akan tetapi, skala ekonomi diimbangi oleh peningkatan biaya administratif dari
otoritas sentral yang lebih lambat. Hal ini adalah penyebab utama yang mencegah banyak
penting lainnya untuk mensentralisasikan aktivitas tersebut. Sebuah contoh yang baik
adalah negosiasi serikat kerja karena kebijakan upah dan tunjangan untuk seluruh
organisasi harus seragam. Sistem akuntansi yang harus sesuai dengan kebutuhan
pelaporan internal maupun eksternal, cenderung seragam karena alasan yang sama.
Inempunyai konsekuensi yang bertahan lama bagi organisasi. Pertimbangan utama dalam
kesalahan yang dibuat oleh manajernya. Kebebasan untuk gagal merupakan salah
menginginkan pengambilan risiko oleh pihak manajer sub-unit. Hal ini mungkin
cenderung terdesentralisasi. Kesalahan dalam bidang ini bersifat lokal dan umumnya tidak mempunyai
dampak yang bertahan lama. Keputusan mengenai penyusunan
anggaran modal, di lain pihak, membuat organisasi berkomitmen pada proyek dan
pengeluaran yang, karena ukurannya, memiliki konsekuensi yang bertahan lama dan
material bagi organisasi sehingga keputusan ini menjadi desentralisasi.
Salah satu alasan yang populer untuk desentralisasi adalah kerangka waktu di
sentral yang lamban, yang tidak membuat keputusan secara tepat waktu. Sesungguhnya,
ketika waktu adalah hal yang sangat penting, keputusan tidak dapat didesentralisasi
mana keputusan harus diambil. Hal ini merupakan keluhan populer terhadap birok
ada. Hal ini disebabkan karena komunikasi informasi pada hakikatnya memerlukan
agregasi dan peringkasan di mana "kesimpulan" dan bukan “data" yang dikomunikasikan
Penerima agar dapat beroperasi berdasarkan pada sebagian data dan realitas van
mungkin dimiliki oleh pengirim. Salah satu konsekuensinya adalah bahwa seorane
penerima mungkin harus kembali untuk memperoleh lebih banyak informasi, sehingga
desentralisasi.
eksperimentasi pada tingkatan lokal. Dengan menciptakan sub-unit yang yang memiliki
keterikatan yang longgar antara satu dengan yang lain, ekseprimen dapat dilakukan
dengan hasil yang terbatas pada sebagian kecil segmen dari organisasi. Dengan cara ini,
dampak yang merugikan dari eksperimen menjadi terbatas, sementara dampak yang
menguntungkan dapat diadposi kemudian oleh bagian lainnya dalam organisasi. Produk
baru, metode produksi baru, dan sumber pembelian baru biasanya diperkenalkan di
keperilakuan yang diharapkan oleh kantor pusat dari manajer sub-unit dalam
melaksanakan aktivitas ini. Misalnya, sementara unit mungkin bebas untuk membuat
standardisasi, dan formalisasi. Semua metode ini menyediakan suatu cara di mana
keputusan dan tindakan yang diambil oleh sub-unit sesuai dengan norma perilaku yang
dapat diterima. Sebelum membicarakan bagaimana metode ini dapat digunakan untuk
dasar pemikiran yang mana keputusan dibuat mengalahkan filosofi yang mendorong
manajer independen dan otonom. Dalam meninjau bukti empiris mengenai subjek ini, Jennergen sampai
kepada kesimpulan bahwa spesialisasi, standardisasi, dan
memperkenalkan sentralisasi. Oleh karena itu, penting bahwa kantor pusat hendaknya
dan cerita, serta menggunakan teknik lain semacam itu untuk menginduksi individu ke
dalam sistem nilai perusahaan tersebut. Akhir-akhir ini, banyak tekanan telah diberikan
pada teknik tersebut sebagai cara untuk menciptakan "budaya perusahaan." Gagasan
acar dibalik pemikiran mengenai budaya perusahaan adalah bahwa hal tersebut
merupakan cara yang efektif untuk menanamkan dalam diri manajer pada sistem nilai
yang akan mengarahkan tindakan manajer. Sosialisasi adalah cara yang paling efektif
danat membantu dalam desentralisasi jika kebebasan untuk membuat kesalahan dan
oleh organisasi berarti sosialisasi dalam norma-norma dari profesi mereka sebelum
bergabung dengan organisasi. Para profesional juga cenderung untuk menjadi cukup
otonom dan independen dalam orientasi mereka. Selama nilai organisasi tidak
bahwa perilaku organisasi diatur oleh norma yang dapar diterima dalam unit yang
terdesentralisasi.
harus dibuat perbedaan antara perilaku standar, seperti kode etik, dan perilaku
konsisten hanya jika standar semacam itu bersifat luas dan tidak dapat menspesifikasikan
hasil yang aktual. Misalnya, standar seleksi karyawan, yang harus konsisten dengan
standar yang mendikte kualifikasi, pengalaman, atau gender dari calon karyawan
tidaklah demikian.
esentralisasi karena pedoman yang luas pada umumnya sulit untuk diubah menjadi
pedoman tertulis bersifat luas dan tidak mencoba untuk mengendalikan perilaku
takan dan seberapa besar ruang yang mereka miliki untuk bertindak.