Anda di halaman 1dari 2

MATERI 1

AKUNTANSI SATKER/ SKPD

A. Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemda


Pelaksanaan anggaran di pemda dilakukan oleh berbagai SKPD dan Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Entitas akuntansi menyelenggarakan akuntansi
hingga menghasilkan laporan keuangan untuk kemudian disampaikan ke entitas pelaporan.
Disamping sebagai entitas akuntansi SKPKD juga berfungsi sebagai entitas pelaporan.
Sebagai entitas pelaporan SKPKD harus menyusun laporan untuk level pemerintah daerah.
Eentitas pelaporan melakukan penggabungan laporan keuangan seluruh SKPD menjadi
laporan keuangan di tingkat pemerintah daerah.
Pelaksanaan akuntansi pemda terkait dengan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) dalam rangka pelaksanaan urusan-urusan yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah selama satu tahun anggaran. APBD ditetapkan dengan peraturan Daerah
(Perda) dan dijabarkan ke dalam peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
Selanjutnya berdasarkan penjabaran APBD tersebut disusun DPA SKPD dan DPA PPKD.
Berdasarkan Permendagri 59 tahun 2007, DPA untuk SKPKD harus dibedakan menjadi dua
yaitu DPA SKPKD selaku SKPD dan DPA-PPKD selaku BUD.

Adapun DPA-PPKD tersebut digunakan untuk menampung:


1. Pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan hibah
2. Belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil,
belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga
3. Penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah

Sementara, DPA SKPKD selaku SKPD digunakan untuk menampung:


1. Pendapatan asli daerah yang berasal pajak dan retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan
yang sah,
2. Belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal
Dengan demikian baik SKPD maupun SKPKD merupakan entitas akuntansi.

Struktur/sistem akuntansi di Pemda (Provinsi/Kabupaten/kota) terdiri dari :


1. Akuntansi SKPD (termasuk SKPKD selaku SKPD) yaitu unit entitas akuntansi di seluruh
pengguna anggaran untuk melaksanakan program dan kegiatan (Dinas daerah, Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, lembaga teknis daerah, dan SKPD lainnya)
2. Akuntansi PPKD yaitu unit entitas akuntansi di SKPKD selaku PPKD atas pelaksanaan
anggaran sebagaimana tertuang di dalam DPA PPKD.
3. Akuntansi Konsolidator yaitu akuntansi yang dilakukan PPKD untuk memungkinkan
dibuatnya laporan tingkat Pemda. BUD juga melakukan transaksi penerimaan dan
pembayaran kas yang dianggarkan oleh berbagai SKPD. Transaksi-transaksi seperti
penyediaan UP dan penerimaan UP, Penerbitan SP2D LS untuk pembayaran gaji berbagai
SKPD, penerbitan SP2D LS ke rekanan, pengembalian pendapatan yang dianggarkan oleh
SKPD. Penerimaan dan pengeluaran kas yang dianggarkan oleh berbagai SKPD tersebut
akan dicatat oleh PPKD selaku konsolidator dengan menggunakan akun RK-SKPD
Sebagai entitas akuntansi, SKPD harus menyusun laporan keuangan. Menurut pasal 5
ayat 2 PP 8 tahun 2006 Laporan keuangan SKPD setidak-tidaknya terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Catatan atas Laporan Keuangan.

B. Hubungan antara SKPD dan SKPKD selaku Bendahara Umum Daerah (PPKD)
Praktek realisasi APBD telah dilandasi azas bruto. Penerimaan SKPD tidak dapat
digunakan langsung oleh SKPD untuk belanja. Azas ini mengharuskan seluruh penerimaan
uang disetorkan ke Kas Negara atau Kas Umum Daerah dan pengeluaran dilakukan dari Kas
Negara/Kas Daerah baik dengan mekanisme pembayaran langsung dari kasda (mekanisme
LS) atau dengan melalui mekanisme uang persediaan /UP.
Mekanisme di atas akan menimbulkan masalah akuntansi yang dilakukan oleh SKPKD
pada waktu menerima kas atas penerimaan SKPD dan pengeluaran uang dari kasda untuk
belanja yang dianggarkan oleh SKPD. Untuk tujuan akuntansi, hubungan antara berbagai
SKPD dan SKPKD selaku BUD dapat dipandang sebagai :
1. Hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang. BUD diperlakukan sebagai kantor pusat,
sementara itu SKPD-SKPD diperlakukan sebagai Cabang.
2. Hubungan antara dua entitas yang terpisah, sehingga SKPD/Satker pengguna anggaran
dianggap entitas yang terpisah dengan BUD. Wujud hubungan ini terlihat dari
dimunculkannya hubungan hutang-piutang antara SKPD dengan BUD.
Hubungan kantor pusat dan cabang yang diaplikasikan pada akuntansi di SKPD dan
SKPKD-BUD (PPKD) ini dapat dilihat dengan disediakannya akun RK PPKD di seluruh
SKPD. Sementara itu di SKPKD-BUD (PPKD) disediakan akun RK SKPD. Untuk satu
SKPD di kabupaten/kota disediakan satu akun RK SKPD. Misalnya dalam Kabupaten ABC
terdapat SKPD Dinas Pendidikan dan SKPD Dinas Kesehatan dan seterusnya, maka di
pembukuan SKPKD-BUD (PPKD) akan terdapat akun RK-SKPD Dinas Pendidikan dan RK
SKPD Dinas Kesehatan, dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai