Anda di halaman 1dari 3

MATERI 1

HAK WAJIB PAJAK BADAN

A. Hak Wajib Pajak Badan


Adapun hak dari Wajib Pajak dalam perpajakan, yaitu:
1. Hak untuk mendapat pembinaan dan pengarahan dari fiskus.
2. Hak untuk membetulkan, memperpanjang waktu penyampaian SPT.
3. Hak untuk mengajukan keberatan, banding dan gugatan serta peninjauan kembali ke
Mahkamah Agung.
4. Hak untuk memperoleh kelebihan pembayaran pajak.
5. Hak dalam hal Wajib Pajak dilakukan pemeriksaan.
6. Hak mengajukan permohonan untuk mengangsur pembayaran pajak, menunda penagihan
pajak, dan memperoleh imbalan bunga dari keterlambatan pembayaran kelebihan pajak
oleh Direktur Jenderal Pajak.
7. Hak untuk melakukan pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.
MATERI 2
PERHITUNGAN PPH BADAN (PEREDARAN BRUTO)

A. Peredaran Bruto
Peredaran Bruto adalah seluruh penghasilan yang diterima, baik orang pribadi maupun
badan. (Untuk wajib pajak yang melakukan pembukuan dengan benar)
Berdasarkan Pasal 17 UU PPh, tarif pajak untuk diterapkan atas Penghasilan Kena
Pajak WP Badan sebesar :

Batas Peredaran Usaha


 s/d 4,8 milyar : (50% x 25%) x PKP
 4,8 milyar s/d 50 milyar : (50% x 25%) x PKP (Fasilitas) + 25% x PKP (Tdk dapat
Fasilitas)
 > 50 milyar : 25% x PKP

Untuk perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau dengan kata
lain berstatus Tbk (terbuka), dapat dikenakan tariff sebesar 20% jika :
1. Minimal 40% saham dimiliki oleh publik
2. Dimiliki paling sedikit 300 pihak
3. Masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham < 5%
4. Kondisi tersebut harus terpenuhi paling singkat 183 hari dalam 1 tahun.

Rumus untuk menentukan PKP yang mendapat fasilitas :


Penghasilan Kena pajak (PKP) fasilitas:
(4.800.000.000 / Peredaran bruto) x PKP/ laba sebelum pajak

 Kompensasi kerugian (-)


 Koreksi fiskal negatif (-)
Contoh: pendapatan deviden, pendapatan jasa giro
 Koreksi fiskal positif (+)
Contoh: beban sumbangan
 Kredit pajak pasal 21-24 (-)

Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki
peredaran bruto tertentu, dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 1%

B. Contoh Peredaran Bruto


PT. Sampurna memiliki Peredaran bruto Rp 6.000.000.000 dengan PKP Rp 610.000.000
Jawaban:
PKP fasilitas:
(4.800.000.000 : 6.000.000.000) x 610.000.000 = 488.000.000
PKP tidak fasilitas:
610.000.000 – 488.000.000 = 122.000.000
PPh terutang:
Fasilitas: (50% x 25%) x 488.000.000 = 61.000.000
Tidak fasilitas: 25% x 122.000.000 = 30.500.000 (+)
91.500.000

Anda mungkin juga menyukai