Disusun oleh :
Kelompok 9
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Filum Mollusca : Bivalvia, Cephalopoda"
dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Avertebrata Air. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Bivalvia (Kerang) dan Cephalopoda
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Drs. Herman Hamdani, M.Si.
selaku dosen Mata Kuliah Avertebrata Air. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
Daftar isi
3
BAB I
Pendahuluan
I. Latar Belakang Masalah
Laut merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, hampir
dari setiap filum hewan dapat ditemukan di laut. Organisme yang hidup di laut dipengaruhi
oleh sifat air laut untuk sekeliling nya, baik berupa tumbuhan ataupun hewan sehingga banyak
bentuk umum yang dijumpai merupakan hasil adaptasi terhadap medium cair dan
penggerakanya.
Bivalvia merupakan salah satu kelas filum moluska terbesar setelah gastropoda
Bivalvia meliputi kerang, tiram, remis dan sebangsanya. Tubuh lateral compresses (pipih pada
salah satu sisi), dan tubuh moluska tertutup oleh cangkang yang berasal dari sekretnya sendiri
dengan dua bagian yang disebut 3 valves. Bivalvia tidak mempunyai kepala dan radula .
Moluska tersebar luas dalam habitat laut, air tawar dan darat, tetapi lebih banyak terdapat di
lautan sedangkan Cephalopoda merupakan salah satu kelompok filum Moluska yang meliputi
Cumi-cumi (Squid), Sotong (Cuttelfish), Gurita (Octopus) dan Nautilus (Nautilus).
Cephalopoda terdiri dari 700 spesies yang telah diketahui hidup tersebar di lapisan permukaan
laut, baik di perairan kutub maupun di perairan tropis. Beberapa Cephalopoda memiliki nilai
komersial dan merupakan salah satu sumberdaya hayati yang penting dalam sektor perikanan
laut, salah satunya adalah Cumi-cumi (Loligo sp) (Roper dkk 1983)
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka telah di ungkapkan bahwa
1. Bagaimana Penjelasan pengertian Bivalvia & Cephalopoda?
2. Bagaimana Penjelasan Morfologi & Anatomi Bivalvia & Cephalopoda ?
3. Bagaimana Penjelasan Klasifikasi Bivalvia & Cephalopoda ?
4. Bagaimana mengetahui Tentang Fisiologi Bivalvia & Cephalopoda ?
5. Bagaimana Mengetahui Habitat Bivalvia & Cephalopoda?
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui Penjelasan Pengertian Bivalvia & Cephalopoda
2. Untuk mengatahui penjelasan Morfologi & Anatomi
3. Untuk mengetahui Penjelasan Klasifikasi
4. Untuk mengetahui Penjelasan Fisiologi
5. Untuk mengetahui Habitat
4
BAB 2
Pembahasan
IV. BIVALVIA
1. Pengertian
Bivalvia merupakan salah satu diantara kelas terbesar dalam filum Mollusca.
Lebih dari 50.000 spesies telah dideskripsi; 35.000 spesies masih hidup dan sebanyak
15.000 spesies telah menjadi fosil.
Bivalvia atau Pelecypoda berasal dari kata bi (dua) dan valve (kutub) berarti
hewan yang memiliki dua belahan cangkok. Pelecypoda berasal dari kata pelekhis
(kapak kecil) dan poda (kaki) berarti hewan yang memiliki kaki pipih seperti kapak
kecil. Bivalvia terdiri atas berbagai jenis kerang, remis dan kijing.
Nama lain Bivalvia adalah Pelecypoda dan Lamellibranchia. Bivalvia disebut
dengan Pelecypoda karena kakinya berbentuk kapak sedangkan disebut
Lamellibranchia karena insangnya yang berbentuk lembaran-lembaran.
5
tersebut. Relief lainnya dapat bergelombang, rusuk meruji (radial ribs), ataupun
kombinasi dari keduanya. Dijumpai pula duri-duri (spine), seperti pada Spondylus.
Bagian tertua dari cangkang dinamakan umbo (Prasad, 1980).
Pada permukaan dalam cangkang dijumpai bekas otot aduktor. Sejajar dengan
tepi cangkang, terdapat palial (Pallial line) yang menghubungkan bekas otot aduktor
atau anterior dan otot aduktor posterior. Garis tersebut menunjukkan daerah bekas
menempelnya mantel. Pada garis palial bagian posterior terdapat lekukan yang disebut
pallial sinus. Lekukan tersebut menunjukkan letak sifon di dalam cangkang. Beberapa
jenis Pelecypoda seperti Pinctada margaritifera mempunyai suatu lapisan mutiara yang
berwarna putih melatik dan pada hewan dewasa sering dijumpai mutiara yang terbentuk
dari benda-benda asing yang terselimuti lendirnya (Prasad, 1980).
Cangkang kerang tersusun atas zat kapur dan terdiri dari 3 (tiga) lapisan yaitu:
• Periostrakum, merupakan lapisan terluar, tipis, gelap dan tersusun atas zat
tanduk.
• Prismatik, merupakan lapisan tengah yang tebal, tersusun atas kristal-kristal
CaCO3 berbentuk prisma.
• Nakreas, merupakan lapisan terdalam disebut juga lapisan mutiara, tersusun atas
kristal CaCOз yang halus dan berbeda dengan kristal-kristal pada lapisan
prismatik.
Pada dasarnya tubuh Pelecypoda pipih secara lateral dan seluruh tubuh tertutup dua
keping cangkang yang berhubungan dibagian dorsal dengan adanya “hinge ligament”
yaitu semacam pita elastik yang terdiri dari bahan organik seperti zat tanduk
(conchiolin) sama dengan periostrakum, bersambungan dengan periostrakum
cangkang. Kedua keping cangkang pada bagian dalamnya juga ditautkan oleh sebuah
otot aduktor anterior dan sebuah otot aduktor posterior, yang bekerja secara antagonis
dengan hinge ligamen terdapat gigi atau tonjolan pada keping yang satu dan lekukan
atau alur pada keping yang lain (Hickman, 1996).
6
Gigi engsel Pelecypoda secara umum digolongkan menjadi 4 tipe yaitu:
taksodon, heterodon, skizodon, dan isodon. Pelecypoda dengan tipe
1. Tipe gigi taksodon mempunyai gigi engsel yang pendek dan berderet di tepi
cangkang, seperti pada suku Nuculidae.
2. Tipe gigi heterodon mempunyai gigi kardinal dengan atau tanpa gigi lateral,
seperti terdapat pada suku Veneridae.
3. Tipe gigi skizodon mempunyai gigi engsel yang ukuran dan bentuknya
bevariasi, contohnya pada marga Anodanta.
4. Tipe gigi isodon mempunyai gigi engsel yang ukuran dan bentuk reliefnya sama
pada masingmasing cangkang, seperti pada suku Pectinidae.
(Hiscock, 1972).
3. Klasifikasi
Menurut Suwignyo dkk. (2005), kerang (Bivalvia) dibagi menjadi 3 sub kelas yaitu:
Sub kelas Protobranchia, Sub kelas Lamellibranchia, Sub kelas Septibranchia.
1. Sub kelas Protobranchia
Umumnya primitif, filamen insang pendek dan tidak melipat, permukaan kaki datar dan
menghadap ke ventral, otot aduktor 2 buah.
a. Ordo Nuculacea
Tidak mempunyai sifon, sebagai deposit feeder mendapatkan makanan menggunakan
proboscides, Nucula. Hidup di hampir semua laut terutama di daerah temperate.
b. Ordo Solenomyacea
Mempunyai sifon, menyaring makanan menggunakan insang, cangkang mempunyai
semacam tirai (awning), Solemya cangkangnya sangat rapuh.
7
2. Sub kelas Lamellibranchia
Filamen insang memanjang dan melipat, seperti huruf W, antara filamen dihubungkan
oleh cilia (fibranchia) atau jaringan (eulamellibranchia).
a. Ordo Taxodonta
Gigi pada hinge banyak dan sama, kedua otot aduktor berukuran kurang lebih sama,
pertautan antara filamen insang tidak ada. Arca, Anadara dan Barbatia. Penyebarannya
luas, umumnya di pantai laut.
b. Ordo Anisomyaria
Otot aduktor anterior kecil atau tidak ada yang posterior ukurannya besar, sifon tidak
ada, terdapat pertautan antara filamen dengan cilia, biasanya sessile, kaki kecil dan
memiliki byssus. Mitylus, Ostrea, Crassostrea, Pecten, Atrina dan Pinctada.
c. Ordo Heterodonta
Gigi pada hinge terdiri atas beberapa gigi kardinal dengan atau tanpa gigi lateral;
insang tipe eulamellibranchia, kedua otot aduktor sama besar, tepi mantel menyatu pada
beberapa tempat, biasanya mempunyai sifon.
d. Ordo Schizondonta
Gigi dan hinge memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi, tipe insang
eulamellibranchia. Kerang air tawar Pseudodon dan Anodonta.
e. Ordo Adapedonta
Cangkang selalu terbuka, ligamen lemah atau tidak ada, gigi pada hinge kecil atau tidak
ada, tipe insang eulamellibranchia, tepi mantel menutup kecuali pada bukaan kaki, sifon
besar, panjang dan menjadi satu, hidup sebagai pengebor pada subtrat keras. Pengebor
tanah liat dan batu karang, Pholas, Mya, Panope mempunyai sifon 4 kali panjang
cangkang, kedalaman lubang lebih dari 1 cm, cacing kapal, Teredo dan Bankia. Umumnya
terdapat di laut seluruh dunia.
f. Ordo Anomalodesmata :
Tidak ada gigi pada hinge, tipe insang eulamellibranchia, tetapi lembaran insang terluar
mengecil dan melengkung ke arah dorsal, bersifat hermaprodit. Lyonsia, cangkang kecil
dan rapuh, terdapat di laut dangkal Atlantik dan Pasifik. Pandora, cangkang kecil, terdapat
di semua samudera terutama pada substrat batu.
3. Sub kelas Septibranchia: Insang termodifikasi menjadi sekat antara rongga inhalat
rongga suprabranchia, yang berfungsi seperti pompa. Umumnya hidup di laut dalam
seperti Cuspidaria dan Poromya.
8
4. Fisiologi
a. Sistem respirasi
Organ respirasi Bivalvia adalah insang (Branchia atau stenidia) yang
menggelantung dalam rongga mantel yang terletak di setiap sisi kaki. Setiap insang
tersusun dari dua lamela dibagian dorsal yang saling berhubungan dengan bantuan
penghubung intermela yang membagi insang bagian dalam menjadi bulu air yang
terletak vertikal. Sedangkan dibagian dorsal buluh air dari setiap insang berhubungan
dengan kamar suprabrankhial yang menuju ke posterior dan bermuara pada sifon dorsal
(Kastawi, 2005).
b. Sistem pencernaan
Organ pencernaan Bivalvia terdiri dari mulut, esofagus, lambung dan
usus.Makanan yang didapatkan dari insang akan diseleksi. Beberapa jasad yang tidak
dikehendaki akan dibuang langsung melalui anus dalam bentuk feses. Jasad yang
diterima akan masuk melalui mulut dan ke kerongkongan dan berlanjut menuju
lambung dan berakhir di usus (Romimohtatrto, 2009).
c. Sistem saraf
Sistem saraf Bivalvia terdiri dari tiga ganglion, yaitu ganglion selebral yang
terletak disisi osefagus, ganglion pedal dibagian kaki dan ganglion viseral pada bawah otot
aduktor posterior. Dan koordinasi dari setiap ganglion dengan menggunakan saraf
penghubung (Kastawi, 2005). Pada mantel terdapat urat-urat yang bisa merespon terhadap
sentuhan halus atau ransangan kimia sentuh (Romimohtarto, 2009). d. Sistem reproduksi
Bivalvia merupakan biota laut yang bersifat diosius yaitu setiap kelamin
memiliki sepasang gonad yang terletak dibagian atas usus dan berlanjut menuju saluran
pendek yang bermuara dekat lubang saluran ginjal. Perkembangan gonad tergantung
pada fase dari daur kelamin saat itu. Kematangan kelamin tercapai pada umur tiga
tahun. Gonad jantan berwarna susu sedangkan gonad betina berwarna oranye dan mulai
berkembang ketika cangkangnya mencapai sekitar 14 cm. Pembuahan terjadi diperairan
terbuka dimana spermatozoa dan sel telur dikeluarkan secara bersamaan
(Romimohtarto, 2009). Spermatozoa akan dikeluarkan melalui sifon dorsal yang
kemudian dimasukkan kedalam tubuh hewan betina melalui sifon ventral. Telur yang
sudah matang akan keluar dari ovari menuju rongga suprabankhial. Spermatozoa yang
sudah masuk ke dalam tubuh hewan betina akan membuahi sel telur dan membentuk
zigot. Zigot melekat pada pembuluh air dari insang yang disebut dengan kamar eram
9
(marsupia). Setiap zigot akan mengalami pembelahan yang tidak sama dan menjadi
larva glokidium dengan dua cangkang yang mengandung otot aduktor dan sebuah
benang panjang (bisus) (Kastawi, 2005).
e. Sistem eksresi
Alat sekresi gastropoda berupa ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil eksresi
gastropoda dikeluarkan dalam rongga mantel. Gastropoda memiliki sepasang ginjal
yang ukurannya tidak sama, ginjal kanan lebih besar dibandingkan ginjal kiri
(Rusayana, 2011). Organ ginjal bagian kiri berfungsi sebagai struktur eksresi.
Sementara ginjal kanan dipertahankan dan berfungsi sebagai gonooduct. Limbah utama
yang dieskresikan gastropoda akuatik adalah ammonia. Urea jarang sekali dihasilkan,
tapi asam aminu dan purin tereliminasi dalam jumlah yang besar bagi beberapa spesies
(Kozloff, 1990).
10
V. CEPHALOPODA
1. Pengertian
Cephalopoda berasal dari kata cephal : kepala, Poda : Kaki, yang berarti
memiliki kaki tentakel dibagian kepala,cephalopoda yaiutu kelompok hewan dengan
tingkat evulusinya tertinggi diantara kelas ynag lain dalam pyhlum Mollusca.
11
3. Klasifikasi Cephalopoda
a. Ordo Tetrabrancia
• Kelas Nutilidae
Nautillidae ciri-ciri lengan tanpa batil isap mencapai 47 pasang, mata sederhana
tanpa lensa,Tidak mempunyai kromo dan kantung tinta organ kelamin jantan berupa 4
tentakel yang termodifikasi si menjadi organ reproduksi yang disebut spadix cangkang
Eksternal hasil sekresi organ mantel biasanya cangkang jantan lebih besar dari betina.
b. Ordo Dibrancia
• Kelas Gurita
12
Gurita memiliki tubuh berbentuk globular yang menyerupai kantong
serta tidak memiliki sirip, mantel berbentuk kantung silindris atau meruncing
dan menyatu dengan kepala baik di bagian dorsal maupun lateral, sehingga
menyebabkan bukaan celah mantel menjadi lebih terbatas. Pada kepala otak,
dua buah mata, mulut berbentuk paruh kakatua, serta rongga berbentuk corong
yang berotot yang menempel di bawah permukaan kepala.
Gurita mengandalkan kemampuan berenang dengan memanfaatkan
sumber daya air, yang kerap disebut zet water, gurita bergerak kembali
menyeret lengannya untuk merayap di atas bebatuan atau substrat dimana
mereka tinggal,Kemampuan gurita dalam berkamuflase disebabkan oleh ribuan
sel kulit yang disebut Chromatophore, yang mengandung pigmen warna
berubah warna tubuh merupakan hasil dari cahaya yang melewati
Chromatophore, kemudian dipantulkan oleh sel Iridocstyle sehingga
menyebabkan warna tubuh semakin atraktif.
• Kelas Cumi- Cumi
13
• Kelas Sotong
b. Sistem Reproduksi
Cephalopoda memiliki sel kelamin yang terpisah saluran gonad terletak di
rongga mantel dekat anus, kebanyakan hewan salah modifikasi Hektokolitus yang
mentransfer kapsul sperma spermatophores Ke rongga mantel hewan betina. pada
beberapa anggota octopoda seperti argonauta sp,hektokolitus dapat mengalami
otonomi, sehingga putus dan terletak di hewan betina.
14
Alat Reproduksi jantan terdiri dari testis, vas deferens,spermatophri, Alat kopulasi
penis, Sedangkan pada reproduksi betina terdiri atas ovarium, oviduk, beberapa kelenjar
Nidamental.
c. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan terdiri atas: rongga mulut,faring,esofagus,lambung
,sekum,intestin,rektum dan anus,kelenjar pencernaannya adalah terdiri atas : kelenjar
ludah,pankreas,hati. jenis makananya berupa udang kecil dan ikan.
d. Sistem Ekskresi
Berupa dua ginjal (nefridia) berbentuk segitiga yang berfungsi menepis cairan
dari ruang perikardium dan membuangnya kedalam rongga mantel melalu lubang yang
terletak di usus.
e. Sistem Peredaran darah
Alat alat sirkulasi terdiri atas jantung dan sejumlah pembuluh darah,jantung
menerima darah dari vena cava anterior dan vena cava posterior kemudian menuju
insang melalui pembuluh affrent ke kapiler dan terjadilah pertukaran O2 dengan CO2.
15
DAFTAR PUSTAKA
Denton, E.J. 1967.On the Buoyancy of spiruka spirula.Journal Marine Biology Association
Of United Kingdom 4 : 181-191
Harahap R.A.2017. Jenis Kerang-kerangan (Bivalvia) di Perairan Belawan Sumatera Utara,
Skripsi : Universitas Medan Area.
Hickman, P.C. 1996. Integrated Principles of Zoology (United States of America: Third
Edition America), h. 23.
Hiscock, I. D. 1972. Phylum Mollusca (London: English Language Book Society), h.614.
Ismi, ANS. 2012. Distribusi Dan Keanekaragaman Bivalvia Di Perairan Puntondo
Kabupaten Takalar. Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas Sains Dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Kozloff, E. N. 1990. Invertebrates. New York : Saunders College Publishing.
Kastawi, Yusuf dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: UM Press
Mardiani M.2014.Keanekaragaman Kelas Bivalvia di Pantai Ujung Pandaran Kecamatan
Teluk Sampit Kabupaten Kabupaten Kotawaringin Timur.Skripsi IAIN
Palangkaraya.
Nontji,A. 2008.Laut Nusantara.Djambatan Jakarta
Prasad, S. N, Life of invertebrates (New Delhi: Vikas Publishing House PVT Ltd,
1980),h.968.
Ritongga,A . 2021.Inverntarisasi spesies kelas cephalopoda dalam pembuatan modul bagi
mahasiswa FKIP USU Medan.Jurnal Pendidikan biologi FKIP Universitas
Islam.Sumatera utara Vol 4 No 2 Hal: 87-93
Setyono, D.J.D. 2006. Karakteristik Biologi dan Produk Kekerangan Laut. Jurnal Oseana,
16
Umarti, B.S. 1990. Taksonomi Vertebrata (Cet. I; Jakarta: Universitas Indonesia press), h.77-
90.
17