Anda di halaman 1dari 13

ASPEK BUDAYA DAN MODAL SOSIAL di PASAR

TRADISIONAL SRIWIJAYA, KOTA CIMAHI

Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Sosiologi Perikanan

Dosen Pengampu :

Dr. Atikah Nurhayati, SP., MP


Dr. Asep Agus HS, S.Pi., MT
Dr. Ir. Iwang Gumilar, M. Si

Disusun Oleh :

Devi Indah Pramesti


230110210037 / Perikanan A

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuania-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan “Aspek Budaya dan Modal Sosial di Pasar Tradisional Sriwijaya, Kota
Cimahi” ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Dr. Atikah Nurhayati, SP.,
MP., Dr. Asep Agus HS, S.Pi., MT., dan Dr. Ir. Iwang Gumilar, M.Si selaku dosen
pengampu dari mata kuliah Sosiologi Perikanan dalam pengerjaan tugas laporan ini
atas waktu, tenaga dan ilmunya yang telah diberikan.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
ini. Oleh karena itu saya mengharapkan kritak dan juga saran yang membangun dari
pembaca untuk perbaikan kedepannya.

Jatinangor, 10 Juni 2023

Devi Indah Pramesti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iv

BAB 1 ................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 2

BAB II................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN................................................................................................................. 3

2.1 Aspek Budaya ........................................................................................................... 3

2.1.1 Wujud Budaya ................................................................................................... 3

2.1.2 Struktuk Sosial ................................................................................................... 4

2.2 Aspek Modal Sosial .................................................................................................. 4

2.2.1 Relation of trust (kepercayaan).......................................................................... 4

2.2.2 Connection (Jaringan) ....................................................................................... 5

2.2.3 Norms or Common Rules (Norma dan Peraturan) ............................................ 5

2.3 Langkah-langkah Penguatan Modal Sosial ............................................................... 6

BAB III............................................................................................................................... 7

PENUTUP........................................................................................................................... 7

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 7

3.2 Saran ......................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................8

ii
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal


1. Gambar 1. 1 Pasar Sriwijaya yang memiliki beberapa kios...................................3

iii
DAFTAR TABEL

No. Judul Hal


1. Tabel 2. 1 Bentuk Kepercayaan..............................................................................5
2. Tabel 2. 2 Bentuk Norma dan Aturan.....................................................................6

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar tradisional Sriwijaya adalah salah satu pasar tradisional yang ada di
Kota Cimahi, hubungan antara pedagang dengan segala komponen yang terdapat
didalam pasar tradisional memiliki ciri khas tersendiri yaitu dimana adanya
jaringan, kepercayaan serta norma yang berperan di dalamnya, yang biasa disebut
sebagai modal sosial. Pedagang ikan segar di Pasar Sriwijaya umumnya memiliki
hubungan yang baik dan saling mendukung juga saling menguntungkan dalam
bidang pekerjaanya, tidak hanya membutuhkan modal financial saja tetapi juga
perlu adanya aspek modal sosial.
Modal sosial memiliki peran penting dalam keberhasilan pembangunan
sosial, budaya, ekonomi dan politik (Fukuyama, 2002). Modal sosial juga berperan
sebagai perekat yang mengikat semua orang dalam masyarakat yang dibentuk.
Modal sosial yang lemah akan mempengaruhi berbagai upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat seperti, menurunnya semangat gotong royong,
kemiskininan yang menjadi lebih parah dan juga kriminalitas. Konsep modal sosial
ini muncul dari pemikiran bahwa anggota masyarakat tidak mungkin dapat secara
individu mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya, oleh karena itu
diperlukannya kebersamaan dan kerja sama yang baik dari anggota masyarakat
(Syahra, 2003).
Aspek budaya adalah aspek yang mengkaji tentang suatu kebudayaan atau
kebiasaan masyarakat yang ada seperti adat istiadat, suku, agama, dan lain
sebagainya. Budaya sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (budi atu akal) (Muhaimin, 2001).
Greenberg dan Baron (2000) mengatakan bahwa budaya memegang peran penting
dalam 2 hal, yaitu: (1). Memberikan sense of identity kepada setiap anggota
masyarakat; (2). Mendorong terwujudnya komitmen terhadap pencapaian tujuan
kelompok.

1
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana kondisi sosial di Pasar tradisional sriwijaya?
2. Apa aspek sosial dan budaya yang ada di Pasar tradisional sriwijaya?
3. Apakah ada aspek sosial dan budaya yang berpengaruh di Pasar tradisional
sriwijaya?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui kondisi sosial yang terjadi di Pasar tradisional sriwijaya.
2. Mengetahui aspek budaya yang ada di Pasar tradisional sriwjaya.
3. Mengetahui langkah – langkah penguatan modal sosial di Pasar tradisional
sriwijaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek Budaya


Aspek budaya adalah aspek yang mengkaji tentang suatu kebudayaan atau
kebiasaan masyarakat yang ada seperti adat istiadat, suku, agama, dan lain
sebagainya. Secara umum unsur-unsur kebudayaan mencakup bahasa, sistem
pengetahuan, organisasi sosial, sistem mata pencaharian hidup dan ekonomi serta
kesenian.
2.1.1 Wujud Budaya
Wujud budaya merupakan suatu aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia di masyarakat/kelompok/komunitas itu. Wujud budaya ini sering disebut
dengan sistem sosial. Sistem sosial sendiri terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia
yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia
lainnya. Dalam penelitian ini pasar tradisional sriwijaya dilihat dalam tiga wujud
budaya yaitu: (1). Eksistensi fisik, dimana bangunan pasar sriwijaya ini memiliki
beberapa kios dan juga lapak: (2). Seperangkat aktivitas, terlihat jelas di pasar
sriwijaya ini terjadi aktivitas jual beli serta interaksi antar pedagang satu dengan
yang lainnya dan interaksi antar pedagang dengan pembeli: (3). Norma-norma dan
peraturan, yakni pedagang ditata sesuai dengan jenis dagangannya, antar pedagang
tidak saling berebut konsumen.

Gambar 1. Pasar Sriwijaya yang memiliki beberapa kios


Sumber: Dokumentasi Pribadi.

3
2.1.2 Struktuk Sosial
Struktur sosial merupakan suatu tingkatan dalam masyarakat atau suatu
tatanan sosial yang ada pada masyarakat dan juga merupakan jaringan dari unsur
unsur sosial yang pokok (Bungin, 2009). Hasil observasi menunjukkan bahwa
bentuk struktur sosial yang ada pada pasar Sriwijaya ini yaitu adanya pola hubungan
sosial yang terjadi melalui pola hubungan kerjasama seperti pola emosional,
menunggak antar pedagang, pembeli, pengelola pasar yang ditandai dengan
aktivitas transaksi jual beli barang dan jasa. Implikasi bentuk hubungan sosial
memberi pengaruh yang baik terhadap pembentukan struktur sosial pasar.
2.2 Aspek Modal Sosial
Secara umum aspek modal sosial terdiri atas empat indikator, yakni relation
of trust (kepercayaan), reciprocity and exchange (pertukaran), norms or common
rules (norma dan aturan), serta connection (jaringan), namun pada pasar Sriwijaya
hanya terlihat tiga indikator modal sosial yaitu kepercayaan, jaringan sosial dan
norma.
2.2.1 Relation of trust (kepercayaan)
Relation of trust atau kepercayaan yakni sebuah hubungan timbal balik antar
masyarakat mengenai rasa saling percaya satu sama lain. Pada pasar Sriwijaya
adanya kepercayaan dapat dilihat dari perilaku pedagang yang dibantu oleh
kerabatnya dalam menjalankan usahanya. Kepercayaan pembeli terhadap barang
yang dijual, kepercayaan pembeli ini terbentuk karena adanya kualitas barang yang
bagus yang diberikan pedagang kepada pembeli dan adanya sikap ramah yang
diberikan pedagang serta harga barang yang ditawarkan sesuai dengan kualitas
barang yang ditawarkan. Kepercayaan pedagang terhadap pembeli, kepercayaan ini
terbentuk karena adanya kedekatan, kejujuran dan saling mengenal antara pedagang
dengan pembeli, kepercayaan ini memberikan keuntungan bagi pedagang karena
dengan adanya kepercayaan ini pedagang memperbolehkan pembeli untuk
berhutang, barang yang dijualnya dapat cepat terjual habis dan dapat
mempertahankan pembeli tersebut.

4
Tabel 2. 1 Bentuk Kepercayaan

Indikator Bentuk Temuan di Lapangan


Kepercayaan Kejujuran - Tidak membohongi pembeli dengan
memberikan barang yang rusak/tidak
layak jual.
- Memberikan harga yang sesuai.
Kemurahan - Pedagang memperbolehkan pembeli
Hati berhutang karena adanya kedekatan.
Sumber: Data Pribadi
2.2.2 Connection (Jaringan)
Jaringan sosial terbentuk karena berasal dari daerah yang sama, kesamaan
kepercayaan politik atau agama. Bentuk dari jaringan sosial di pasar Sriwijaya
dapat dilihat dari interaksi sesama pedagang yang saling bertukar informasi, seperti
pedagang ikan yang saling bertukar informasi terakait jaringan pemasok ikan,
jaringan pelanggan dan jaringan sesama pedagang ikan. Jaringan sosial tersebut ada
karena rasa kekeluargaan dan saling tolong menolong. Rasa tolong menolong
tersebut muncul karena mereka berasal dari daerah yang sama yaitu Kota Cimahi.
Kesamaan darah tersebutlah yang menimbulkan jaringan pertemanan dengan
sesama pedagang dan membuat mereka memiliki kesadaran sendiri untuk
membantu sesama pedagang.
2.2.3 Norms or Common Rules (Norma dan Peraturan)
Adanya aturan yang mengikat yang terbangun sesama pedagang, seperti
penempatan lapak usaha masing-masing, aturan membayar retribusi berupa
membayar lahan parkir kepada petugas parkir, merupakan perilaku jujur dan tertib.
Bentuk norma dan aturan yang terlihat di pasar Sriwijaya yaitu salah satu contohnya
seperti, norma antara pedagang ikan dengan pemasok/agen ikan, dimana pedagang
ikan saat membeli ikan kepada pemasok ikan sangat memperhatikan kualitas ikan
dan harga dari ikan tersebut. Ikan yang berkualitas akan mempengaruhi harga jual

5
seingga pedagang ikan akan sangan memperhatikan kualitas ikan dan harga dari
pemasok ikan tersebut.
Tabel 2. 2 Bentuk Norma dan Aturan

Indikator Bentuk Temuan di Lapangan


Norma dan Aturan-aturan - Mematuhi penempatan lapak sesuai
Aturan dengan usaha dan kesepakatan antar
pedagang.
- Ketaatan dalam membayar retribusi.
Sumber: Data Pribadi
2.3 Langkah-langkah Penguatan Modal Sosial
Pada pasar Sriwijaya penguatan modal sosial dan budaya dilakukan dengan
menjalin hubungan kerjasama yang erat, baik antar pedagang dengan pedagang,
pedagang dengan pembeli dan pedagang dengan pengelola pasar. Hal tersebut
dilakukan agar terciptanya ruang usaha yang aman dan tertib. Kuatnya modal sosial
yang ada di pasar Sriwijaya terbentuk karena didasari oleh aturan dan juga norma
yang ditetapkan oleh pedagang, pembeli dan pengelola pasar, sehingga terbentuk
kerjasama yang baik antar pihak.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bentuk modal sosial yang menonjol di pasar tradisional Sriwijaya, Kota
Cimahi yaitu: (1). Kepercayaan yang diberikan antar pedagang dengan pedagang
dan pedagang dengan pembeli terjadi karena adanya kedekatan, kejujuran dan
saling mengenal; (2). Jaringan sosial yang terbentuk karena adanya kesamaan
tempat tinggal dengan memberikan informasi mengenai agen pemasok ikan segar;
(3). Norma dan aturan yang ditetapkan oleh pedagang, pembeli dan pengelola pasar
ditaati dengan baik, sehingga tercipta ruang usaha yang tertib.
3.2 Saran
Diperlukannya studi lebih lanjut mengenai aspek modal sosial pertukaran,
untuk mengetahui hubungan timbal balik menguntungkan yang ada di pasar
tradisional Sriwijaya, Kota Cimahi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, B. 2009. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: KENCANA PREDANA MEDIA


GROUP.
Fukuyama, Francis. 2002. Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran,
Yogyakarta: Penerbit Qalam.
Greenberg, J., & Baron, R. A. 2000. Behavior in Organizations: Understanding
and Managing the Human Side of Work. New Jersey, USA: Prentice – Hall
International, Inc.
Muhaimin, 2001. Islam dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret dari Cirebon (Jakarta:
Logos), hal. 153.
Syahra, R. (2003). Modal Sosial: Konsep dan Aplikasi. Jurnal Masyarakat dan
Budaya, 5(1), 1-22.

Anda mungkin juga menyukai