DOSEN PENGAMPU :
EKA SEPTIANTI LAOLI, S.Pd.,M.Pd.E
NIDN. 0112099301
DISUSUN OLEH :
ASRI SARTIKA LASE
(2320030)
UNIVERSITAS NIAS
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Gaya Hidup
Masyarakat” dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
didalam mata kuliah Sosiologi Ekonomi yang mana materi didalam makalah ini digunakan
sebagai acuan presentasi yang dilakukan pada hari yang bersangkutan.
Dalam penyusunan makalah ini, saya merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat saya adalah manusia yang juga memiliki
kelemahan. Untuk itu kritik dan saran dari sangat saya harapkan demi penyempurnaan
makalah ini. Dalam penulisan makalah ini saya sampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak yang membantu dan memberikan dorongan moral didalam penyelesaian susunan
makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang Gaya Hidup Masyarakat.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1
1. LATAR BELAKANG.............................................................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah................................................................................................................................ 1
3. Tujuan Penulisan................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................... 2
A. KESIMPULAN......................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................... 10
1
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Ditengah perkembangan masyarakat modern menuju masyarakat post modern,
selain ditandai dengan munculnya masyarakat informasi dan masyarakat konsumsi, ini
juga ditandai dengan munculnya perkembangan gaya hidup masyarakat yang lebih
banyak dikendalikan oleh kekuatan industri budaya.
Yang dimana gaya hidup ini bagaimana seseorang mampu menampilkan dirinya
dihadapan orang lain, dan bangaimana membangun identitas dihadapan lingkungan
sosialnya dalam banyak hal yang dipengaruhi oleh gaya hidup dan konstruksi dirinya
untuk menyikapi tuntunan masyarakat dan kepentingan yang melatar belakanginya.
Gaya hidup yang seperti apa dan bagaimana cara menampilkanya, semua ini
dipengaruhi oleh ekspansi kekuatan kapital atau industri budaya yang sengaja
dirancang dan mendorong perkembangan gaya hidup untuk kepentingan akumulasi
modal dan keuntungan.
Gaya hidup (Life Style) berbeda dengan cara hidup (Way Of Life). Cara hidup
ditampilkan dengan dengan ciri-ciri (norma, ritual, pola-pola tatanan sosial dll),
sementara gaya hidup diekspresikan melalui apa yang dikenakan seseorang, apa yang ia
konsumsi, dan bagaimana ia bersikap/ berprilaku, ketika dihadapan orang lain.
Gaya hidup bukan sekedar beraktivitas atau mengisi waktu luang, akan tetapi
gaya hidup tumbuh dan berkembang oleh kekuatan kapital untuk membangun
keuntungan pangsa pasar dan menghela agresivitas masyarakat dalam mengonsusmsi
berbagai produk industri. Inilah strategi kaum kapitalisme.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan gaya hidup?
b. Apa yang dimaksud dengan habitat gaya hidup?
c. Bagaiamana Hubungan Gaya hidup dan gender ?
3. Tujuan Penulisan
a. Untuk Mengetahui pengertian gaya hidup
b. Untuk menjelaskan habitat perkembangan gaya hidup
c. Untuk mengetahui hubungan gaya hidup dan gender
2
BAB II PEMBAHASAN
4
2. Masyarakat pesolek (a Dandy Society) yang lebih mementingkan penampilan
dari pada kualitas kompetensi dan pengetahuan yang sebenarnya.
3. Masyarakat estetisasi (a Beauty Society) mementingkan penampilan dari pada
fungsi atau kegunaan barang yang ia miliki.
4. Penampilan luar (Lookism) mengutamakan penampilan luar, dengan persepsi
dengan tampilan yang ia gunakan maka orang lain akan menilai dirinya adalah
ciri orang sukses, kalangan kelas atas, elit dan berdarah biru.
Selain masuk dalam wilayah sakrak gaya hidup kapitalisme juga kini telah
mewabah kepada hal-hal yang sangat privat. Seperti (Gaya Hubungan Intim Suami Isteri,
Memperpanjang Alat Kelamin, Obat Kuat, Pembesar Payudara, Merapatkan Vagina, Obat
Stamina, Kencan Buta, Perselingkuhan, Nikah Kontrak, Pacaran Kontrak, Nikah Online
Dll) dibalut menggunakan media iklan, televisi, koram, majalah dll. Pada hakikatnya
diera post-modern sepertinya tidak ada lagi ruang dan kehidupan yang tanpa penetrasi
atau kontaminasi campur tangan kapitalisme yang menawarkan kemasan gaya hidup
yang serba instan.
Disisi lain modernisme meberikan manfaat terbesar dalam dunia teknologi dan
pergerak dalam kaijan sains. Namun dilain sisi moderitas telah menimbulkan maslah
sosial yang termat dalam, dengan kehadiran gaya hidup, masyarakat menjadi hedon,
sekuler dan individualisme. Terutama dalam “pendangkalan” nilai-nilai dan budaya
ketimuran bagi orang indonesia yang telah berakar dalm tubuh masyarakat.
5
Dimana dunia sosial dibawah dominasi astetisme, sekurelisme, pluralisme, kalim
universalis tentang rasionalitas-instrumental, difernsiasi berbagai lapangan kehidupan
sosial, birokrasi, ekonomi, praktek politik dan militer, serta moneterisasi nilai-nilai yang
sedang berkambang[11]
Selain gaya hidup yang mewabah pada tataran keagamaan, hal yang privat,
tempat perbelanjaan, ada pula gaya hidup yang mewabah pada ranah makanan. Seperti
gaya hidup mengkonsumsi produk barat, seperti (Md, KFC, Hoka-Hoka Bento, Ramen,
CFC, Coca-Cola, Pepsi, Big cola, Makanan Cepat Saji Lainya, Hotdog, Dll).
6
matang dalam pennampilan) ini semua sudah menjadi dari bagian dari identitas sosial.
Bagi kekuatan kapitalis wanita menjadi ladang utama untuk menjadikan target dan
pangsa pasar. Berikut ini tabel perbandingan gaya hidup laki-laki dan perempuan.
Tabel 1
Perbedaan gaya hidup laki-laki dan perempuan
Pakaian 63 40 79
Musik 36 44 27
Jalan-jalan 26 34 19
Penampilan pribadi 16 3 30
Tabungan 14 11 16
Buku 8 7 10
Hobi 8 12 3
Olahraga 8 14 2
Kendaraan 7 12 3
Sumber: BMRB/mintel (mintel: 1988: 98, dalam david chaney, 2004: 70).
Dari tabel diatas sangat tampak perbandinganya, maka tidak heran wanitalah
yang menjadi target pangsa pasar kapitalisme, dan wanita seolah-olah mereka hidup
dalam panggung sandiwara, ibaratnya kaum wanita selalu tampil esklusif di berbagai
moment. Tidak terlepas kaum lelakipun sekarang sekarang ini makin banyak yang
terkena virus gaya hidup, tampil metroseksual. Sepertinya tidak ada satu bagian tubuh
wanita yang tak terkena polesan kosmetik dan aksesoris budaya populer. Apalagi
setelah gencar adanya Operasi Plastik, Pasang Kawat Gigi, Gigi Kelinci, Tempel Kuku,
Rambut Sambung, Softlen, Bulu Mata Palsu, Jambul Palsu, alis palsu, sulam bibir, dll.
Dilihat dalam konteks pemasaran produk, gaya hidup seringkali difahami dalam dua
pengertian:
1. gaya hidup bukan sesuatu yang statis, tetapi mengikuti trend sosial;
2. lebih memfokuskan implikasi (keterlibatan) kultural dari trend sosial.
7
Para kaum kapitalis biasanya menskenario sedemikian rupa bahwa segala sesuatu
akan berubah dan konsumen dipastikan Up To Date, dan terus menguras koceknya
untuk membanjiri pasar pembelanjaan (Mall, Cafe, Restouran, Kedai, Wisata, Dll).
Seperti halnya penomena skarang ini masyarakat indoinesia sedang gencar dengan apa
yang namnya batu mulya (batu akik) berbagai lapisan masyarakat berbaur dalam suatu
perkumpulan yang dimana aktivitas ini memberikan suatu cara pandang yang sangat
jelas. Dengan adanya gaya hidup baru dengan trend batu akik maka, secara tidak sengaja
proses interaksi dari berbagai kalangan telah terjadi tidak adanya pembedaan kelas
maupun jenis kelamin. Yang kaya, sederhana, miskin, laki-laki, perempuan dan
semuanya menyatu. Memberikan suatu korelasi mutualisme simbiosis, ada pertukaran
nilai yang terjadi.
8
Seseorang dalam memilih produk yang ia beli dan konsumsi sesungguhnya
bukan sebagai kebutuhan primer akan tetapi atas dasar dorongan dunia luar yang
menuntut dirnya tampil berbeda dengan yang lian.
Selves, dalam mengembangkan gaya hidup dalam memilih berbagai atribut
budaya yang dianggap sesuai dengan kelas atau kelompok sosial dari mana seseorang
berasal. Kedirian dan identitas seseorang adalah ekspresi individu per individu untuk
memperlihatkan perbedaan dan kekhasan mereka. Kedirian bukanlah sikap egoistis,
dan kedirian adalah bagian penting dari proses seseorang dalam membangun dan
mengembangkan identitas sosialnya.
9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gaya hidup adalah sebuah tindakan yang dilakukan seorang individu untuk
mengekspresikan dirinya dihadapan khalayak umum kemudian ia menunggu berbagai
persepsi orang tentang dirinya. Gaya hidup berbeda dengan cara hidup. Gaya hidup
tumbuh dan berkembang oleh kekautan kapital untuk kepentingan membangun pangsa
pasar, memperbesar keuntungan, dan menghela agresivitas masyarakat dalam
mengonsusmsi berbagai budaya industri.
Gaya hidup kini telah mewabah keberbagai kalangan tidak membedakan kelas sosial
seseorang, akan tetapi ada perbedaan dalam mengaktualisasikan/ melakukanya, antara
kalangan atas dan kalangan bawah atau menengah. Dengan berbagai karakteristik
seseorang untuk mengekpresikan dirinya mulai dari budaya tontonan, masyarakat
pesolek, estetisasi penampilan dan penampilan luar.
Gaya hidup kini bukan monopoli kaum perempuan saja akan tetapi kalangan laki-
lakipun kini telah terkontaminasi dengan apa yang namnya gaya hidup dan kaum
konsumtif.
Secara psikologis gaya hidup merupakan salah satu cara seseorang untuk memenuhi
kebutuhan rohaninya atau kepuasan diri dalam dirinya sednriri melaui penampilan dan
pujian masyarakat luas. Apa yang ia kenakan sesungguhnya ia sedang menanti penilaian
dari orang lian. Ada istilah pertukaran sosial yang terjadi dan mutualisme sismbiosis
dalam melakukan tindakan gaya hidup seseorang.
10
DAFTAR PUSTAKA
11