Anda di halaman 1dari 31

FENOMENA GAYA HIDUP HEDONISME

TERHADAP MAHASISWA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH


(Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi)

PROPOSAL PENELITIAN

Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah metode penelitian kualitatif

Oleh :

DWI AMANDA MUSTIKA WARDANI


NIM. 200240127

Dosen Pengampu :

Dr. Riski Amal .M.Kom.I

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan proposal penelitian yang merupakan Tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Metodelogi Penelitian Kualitatif dengan judul “ Fenomena Gaya

Hidup Hedonisme Terhadap Mahasiswa Universitas Malikussaleh (Studi

Pada Mahasiwa Ilmu Komunikasi)”.

Dalam pembuatan proposal ini, penulis banyak mendapat hambatan dan

tantangan, namun dengan dukungan dari berbagai pihak, tantangan tersebut dapat

teratasi. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Untuk itu penulis

sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuannya, utamanya kepada yang terhormat Dosen Pengampu Mata Kuliah

Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bapak Dr. Riski Amal .M.Kom.I

Penulis tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan

baik segi penyusunan maupun isinya. Kritik dan saran yang konstruktif dari

pembaca sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap proposal ini dapat

bermanfaat terutama bagi penulis, dan sekiranya dapat menjadi bahan referensi

bagi seluruh pembaca.

Lhokseumawe, 4 Juli 2022

DWI AMANDA MUSTIKA WARDANI

(200240127)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang....................................................................................1


1.2. Fokus Penelitian.................................................................................2
1.3. Rumusan Masalah...............................................................................2
1.4. Tujuan Penelitian................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian..............................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu...........................................................................5


2.2. Landasan Teori...................................................................................9
2.2.1 Teori Masyarakat Konsumeris ..................................................9
2.3. Landasan Konseptual..........................................................................11
2.3.1 Mahasiswa ................................................................................11
2.3.2 Pengertian Gaya Hidup Hedonisme..........................................12
2.3.3 Ciri-Ciri Gaya Hidup Hedonisme..............................................12
2.3.4 Faktor Penyebab Gaya Hidup Hedonisme.................................13
2.3.5 Dampak Gaya Hidup Hedonisme..............................................15
2.3.6 Contoh Gaya Hidup Hedonisme ...............................................16
2.4. Kerangka Pemikiran........................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian................................................................................19


3.2. Pendekatan Penelitian.........................................................................19
3.3. Informan Penelitian............................................................................19
3.4. Sumber Data.......................................................................................20
3.5. Teknik Pengumpulan Data.................................................................20
3.6. Teknik Analisis Data..........................................................................21
3.7. Jadwal Kegiatan Penelitian.................................................................23

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu................................................................................. 6


3.1 Jadwal Penelitian...................................................................................... 18
DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi yang terjadi di seluruh dunia telah mendatangkan berbagai hal

yang baru di dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Efek dari adabya

globalisasi ini adalah munculnya modernisasi yang tumbuh di tengah-tengah

masyarakat di seluruh dunia. Adanya modernisasi ini memberikan dampak pada

gaya hidup masyarakat sehingga terciptanya gaya hidup yang berbeda pada

masyrakat perkotaan dengan perdesaan. Gaya hidup seseorang dapat dilihat dari

apa yang di konsumsinya, baik barang ataupun jasa. Konsumsi bukan hanya

membeli barang ( materi ) saja melainkan seperti : pergi ketempat hiburan dan

berbagai kegiatan sosial ( shopping, belanja online ).

Kehidupan manusia sekarang ini dipengaruhi oleh fenomena gaya hidup

mewah atau yang biasa kita sebut hedonisme. Gaya hidup hedonisme sering

muncul disekitar kita, gaya hidup dengan berlebihan memakai barang mewah,

menghambur-hamburkan uang, yang hanya untuk kesenangan semata. Semakin

berkembangnya dunia semakin banyaknya juga anak di Indonesia bergaya hidup

hedonism seperti menongkrong dengan teman teman, berpenampilan sesuai tren,

dan sering berbelanja online terutama pada Mahasiwa Ilmu Komunikasi

Universitas Malikussaleh.

Bergaya hidup dengan tidak mau kalah saing dengan orang lain bahkan

bergaya dengan memaksakan sesuatu hanya untuk terlihat lebih keren dibanding

1
2

yang lain. Seiring dengan berkembangnya waktu, fenomena ini terus terjadi

dikalangan Mahasiswa, dimana semakin berkembangnya dan bertambahnya usia

mahasiwa mulai mencari jati diri nya sendiri. Entah, dari segi penampilan, gaya

hidup nongkrong, membeli barang barang mewah, dan memiliki gadget keluaran

terbaru.

Gaya hidup adalah “ A mode of living that is identified by how people spend

their time (activities), what they consider important in their environment

(interest), and what they think of themselves and the world around them

(opinions)." gaya hidup mencitrakan keberadaan seseorang pada suatu status

sosial tertentu. Misalnya saja pada pilihan mobil, perhiasan, bacaan, rumah,

makanan yang dikomsumsi, tempat hiburan, dan berbagai merek pakaian semua

itu sebenarnya hanyalah simbol dari status sosial tertentu ( Assael, 1984:252 ).

Amatan penulis,gaya hidup hedonisme dinilai sangat merusak kepribadian

Mahasiswa Ilmu Komunikasi karena yang seharusnya menerapkan gaya hidup

sederhana atau mensyukuri apa yang dimiliki malah menjadi gaya hidup boros,

membeli barang mewah. Jika hedonisme terus dilakukan atau terus terjadi pada

Mahasiwa maka kepribadian dan perilaku Mahasiwa akan rusak dan

perkembangan Mahasiwa kedepannya tidak akan meningkat atau berkembang.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti

tertarik dengan permasalahan diatas dan berencana melakukan penelitian dengan

judul “Fenomena Gaya Hidup Hedonisme Terhadap Mahasiswa Universitas


3

Malikussaleh (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi)” guna untuk

mengetahui bagaimana mereke menghabiskan waktu nongkrong bersama teman

teman, dimana mereka menghabiskan waktu di akhir pekan, bagaimana

penampilan mereka ketika pergi kekampus apakah mengikuti tren atau tidak, dan

apakah mereka suka membeli barang barang online atau berbelanja online, dan

sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang

akan di teliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gaya hidup hedonisme Mahasiwa Ilmu Komunikasi

Universitas Malikussaleh

1.3 Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana alasan mahasiswa menjalani gaya hidup hedonisme

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui analisis isi tentang Hedonisme


4

b. Untuk mengetahui dampak Fenomena Gaya Hidup Hedonisme terhadap

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah wawasan baru tentang Gaya Hidup Hedonis

b. Sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa, menjadi bahan masukan dan literasi terhadap

Gaya Hidup Hedonisme

b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

wawasan baru yang berguna bagi peneliti selanjutnya tentang

Hedonisme.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Johan Simamora (2014) dengan

penelitian berjudul Perilaku Hedonisme di Kalangan Mahasiswa bertujuan untuk

menganalisis perilaku dan gaya hidup hedonisme Mahasiswa FISIP USU Medan.

Dengan informan penelitian berjumlah 10 orang dengan metode pengumpulan

data menggunakan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

menurut pandangan mahasiswa yang kuliah sambil kerja, gaya hidup hedonisme

tidak menjadi masalah karena tidak menyusahkan orang lain. Berbeda dengan

pendapat mahasiswa yang belum bekerja, perilaku hedonisme menurut mereka

perilaku tersebut adalah perilaku yang sudah di turunkan dari orang tua. Alasan

utama berperilaku seperti itu karena sudah terbiasa dari kecil sesuai dengan

fasilitas dan kemampuan orang tersebut. Tetapi ada juga yang berpendapat

bahwa perilaku hedonisme terjadi karena terpengaruh perilaku teman agar tidak

di nilai ketinggalan zaman dan tidak kehilangan teman.

Kemudian dilanjutkan dengan penelitian oleh Fatia Nur Azizah dan Endang

Sri Indrawati (2015) dengan penelitian yang berjudul Kontrol Diri dan Gaya

Hidup Hedonis Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara control

diri dengan gaya hidup hedonis pada mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro. Fatia Nur Azizah dan Endang Sri Indrawati

memaparkan hasil penelitiannya, dengan sampel 70 orang dengan menggunakan

5
6

metode penelitian kuantitaif dengan teknik convinience sampling. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji sebuah hipotesis bahwa individu dengan kontrol diri

tinggi akan mampu mengurangi untuk bergaya hidup hedonis begitu sebaliknya

individu dengan kontrol diri lebih rendah maka kemampuan mengontrol

kepuasan dan kesenangan pribadi menjadi lemah sehingga akan bergaya hidup

hedonis.

Adapun penelitian selanjutnya oleh Hikmatu UmaroDewi (2018) dengan

penelitian yang berjudul Gaya Hidup Hedonis Pada Remaja Putri yang bertujuan

untuk memahami dan mendeskripsikan gaya hidup hedonis pada remaja putri

serta faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup hedonisme pada remaja putri.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi remaja berperilaku hedonis yaitu dari dalam diri individu

(internal) agar tidak merasa bosan mereka memiliki keinginan untuk berbelanja,

karaoke, jalan-jalan ke mall dengan sebaya. Faktor dari luar (eksternal) yaitu

individu meniru fashion – fashion jaman sekarang, uang saku, tinggal jauh dari

orang tua dan orang tua yang mendukung untuk berbelanja.

Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan untuk mengetahui fenomena

gaya hidup hedonisme pada mahasiswa ilmu komunikasi dan untuk mengetahui

dampak fenomena gaya hidup hedonism pada mahasiswa ilmu komunikasi

universitas malikussaleh.

Seperti yang peneliti jelaskan bahwa dari penelitian terdahulu ini

dimaksudkan untuk memperjelas posisi penelitian yang peneliti lakukan. Dan


7

penelitian yang dilakukan terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian

terdahulu.

Tabel. 2.1
Penelitian Terdahulu
8

N Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Johan Simamora (2014) Perilaku Hedonisme di Hasil penelitian menunjukkan

Kalangan Mahasiwa bahwa menurut pandangan

mahasiswa yang kuliah sambil

kerja, gaya hidup hedonisme tidak

menjadi masalah karena tidak

menyusahkan orang lain. Berbeda

dengan pendapat mahasiswa yang

belum bekerja, perilaku hedonisme

menurut mereka perilaku tersebut

adalah perilaku yang sudah di

turunkan dari orang tua. Alasan

utama berperilaku seperti itu

karena sudah terbiasa dari kecil

sesuai dengan fasilitas dan

kemampuan orang tersebut. Tetapi

ada juga yang berpendapat bahwa

perilaku hedonisme terjadi karena

terpengaruh perilaku teman agar

tidak di nilai ketinggalan zaman

dan tidak kehilangan teman.

2. Fatia Nur Azizah dan Kontrol Diri dan Gaya Hasil analisis data menunjukkan
9

Endang Sri Indrawati Hidup Hedonis Pada bahwa adanya hubungan negatif

(2015) Mahasiswa Fakultas dan signifikan antara kontrol diri

Ekonomika dan Bisnis dengan gaya hidup hedonis pada

Universitas Diponegoro mahasiswa Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas

Diponegoro. Semakin tinggi

kontrol diri diri mahasiswa maka

semakin rendah gaya hidup

hedonisnya, dan semakin rendah

kontrol dirinya maka semakin

tinggi gaya hidup hedonis yang

dimilikinya.

3. Hikmatu UmaroDewi Gaya Hidup Hedonis Dari hasil penelitian yang

(2018) Pada Remaja Putri dilakukan diketahui bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi

remaja berperilaku hedonis yaitu

dari dalam diri individu (internal)

agar tidak merasa bosan mereka

memiliki keinginan untuk

berbelanja, karaoke, jalan-jalan

ke mall dengan sebaya. Faktor

dari luar (eksternal) yaitu individu

meniru fashion – fashion jaman

sekarang, uang saku, tinggal jauh


10

dari orang tua dan orang tua yang

mendukung untuk berbelanja.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Masyarakat Konsumeris

Gaya Hidup Hedonisme merupakan representasi gaya hidup dari apa yang

dikenal dengan masyarakat konsumeris. Masyarakat konsumeris ini adalah

masyarakat yang senang untuk mengkonsumsi berbagai macam barang dan jasa

dari yang mereka butuhkan hingga yang hanya dikonsumsu karena kebutuhan

eksternal.

Salah satu tokoh postmodernisme dan sosiologi yang terkenal dalam

pembahasannya mengenai masyarakat konsumeris adalah Jean P. Baudrillard.

Baudrillard pada tahun 1998 mengeluarkan buku yang berjudul “ The Consumer

Society : Myths and Structures “ menurutnya bahwa “masyarakat sudah

menggeser nilai suatu objek yang dibelinya. Dari yang awalnya suatu objek dibeli

karena kebutuhan, sampai sekarang orang sudah tidak lagi memikirkan nilai tukar

dan nilai guna objek pada dirinya tetapi lebih ke penanda kelas sosial bagi

individu yang membelinya. Status dan kedudukan sesorang didalam suatu

masyarakat sangat ditentukan oleh barang yang dibeli dan digunakan.”

(Baudrillard, 1998:50-51).
11

Bentuk sosialisasi dan afiliasi masyarakat saat ini terutama pada kampus

sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh pola konsumsi. Keinginan untuk masuk

dalam pergaulan sosial agar dianggap tidak aneh atau berbeda, tidak mengalami

penolakan, bisa bertahan bahkan berupaya menunjukkan eksistensi diri dalam

pergaulan tersebut membuat orang berupaya menjaga conformity (keselarasan)

dalam hidupnya (Sulusi Audia, 2014:18).

Baudrillard menyimpulkan bahwa keadaan yang terjadi dalam masyarakat

konsumeris terkait pada kondisi terkendali yang diatur oleh para pemilik modal.

Sistem kendali yang digunakan adalah dengan kampanye besar-besaran

menyangkut gaya hidup dan prestise. Pengkondisian masyarakat dunia dalam

keadaan seperti ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk memasarkan

produk seluas-luasnya ke seluruh dunia, sehingga mereka mampu membuat

banyak orang bekerja keras demi membeli barang-barang tak masuk akal, namun

memberi prestige dan simbol status sosial yang memiliki makna tersendiri bagi

kehidupan subjek yang bersangkutan. Hal tersebut merupakan bentuk simulasi

dari masyarakat konsumsi yang diartikan sebagai “objek palsu”. Dengan kata lain,

masyarakat tanpa sadar telah menganut ideologi baru, sebuah ideologi yang

mengarahkan masyarakat untuk berlomba-lomba mengonsumsi kehampaan.

Baudrillard menegaskan bahwa dalam dunia yang dikontrol oleh kode,

konsumsi berhenti ketika apa yang kita sebut “kebutuhan” terpuaskan. Ide tentang

“kebutuhan” berasal dari pemisahan yang salah mengenai subjek dan objek, dan

hasil akhirnya adalah kemungkinan subjek objek yang dibatasi oleh istilah satu

sama lain. Jadi konsumsi itu sekaligus sebuah moral (sebuah sistem nilai ideologi)

dan sistem komunikasi, struktur pertukaran. Mengenai hal itu dan kenyataan
12

bahwa fungsi sosial ini dan organisasi struktural jauh melampaui individu dan

memaksa mereka mengikuti paksaan sosial yang tak disadari, yang bisa

disadarkan atas sebuah hipotesis teoritis yang bukan pertunjukan angka-angka

juga tidak metafisis deskriptif (Baudrillard, 2004:87).

2.3 Landasan Konseptual

2.3.1 Mahasiswa

Mahasiswa adalah kategori yang bukan termasuk kategori anak anak. Mereka

adalah remaja akhir yang sudah dapat mengambil keputusan sendiri. Mahasiwa

adalah manusia yang tercipta untuk selalu berpikir yang saling melengkapi

(Siswoyo, 2007:33). Mahasiswa diharapkan mempunyai kerangka berpikir yang

berkembang dibanding siswa siswi di sekolah karena mahasiswa sudah lebih

banyak diskusi dan kajian yang diikuti dan didapati dari perkuliahan yang

mempengaruhi mahasiswa berpikir dan bertindak sehingga banyak dari para

mahasiswa ini menjadi "jembatan” yang menjembatani antara rakyat dengan

pemerintah.

2.3.2 Pengertian Gaya Hidup Hedonisme

Gaya hidup setiap orang memang berbeda-beda, ada yang memiliki gaya

hidup sederhana karena lebih nyaman dengan kesederhanaan ada pula yang lebih

menyukai gaya hidup yang mewah. Ada dua gaya hidup yang familiar, yaitu gaya

hidup minimalis dan gaya hidup hedonisme. Gaya hidup hedonisme merupakan

gaya hidup ketika seseorang membeli barang-barang yang sebenarnya tidak ia

perlukan atau tidak dapat digunakan dengan maksimal. Gaya hidup hedonisme

adalah suatu dorongan individu untuk berperilaku dengan memegang prinsip


13

kesenangan (Benthem dalam Faqih,2003). Hedonisme adalah pandangan yang

menganggap bahwa setiap kesenangan dan ken ikmatan dalam bentuk

materi merupakan tujuan utama dalam hidup seseorang.

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk

mencari kesenangan hidup seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar

rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang

membeli barang mahal yang di senanginya serta selalu ingin menjadi pusat

perhatian (dalam Subandy, 1997:24).

2.3.3 Ciri-Ciri Gaya Hidup Hedonisme

Ada banyak tanda ciri-ciri hedonisme, selama mereka masih menganggap

bahwa materi adalah tujuan akhir untuk mendapatkan kesenangan entah dengan

cara bagaimana baik halal ataupun haram. Adapun ciri-ciri hedonisme menurut

Cicerno dalam Russell (2004) sebagai berikut :

a. Memiliki pandangan gaya hidup instan

b. Melihat perolehan materi dari hasil akhir bukan proses membuat hasil

akhir

c. Menjadi pengejar modernitas fisik

d. Memiliki relativitas kenikmatan tinggi di atas rata-rata tinggi

e. Memenuhi banyak keinginan-keinginan spontan yang muncul

Adapun ciri-ciri hedonisme yang lainnya sebagai berikut :

a. Memiliki tujuan utama dalam hidupnya adalah untuk kenikmatan serta

kesenangan peribadi
14

b. Tidak memperdulikan kepentingan serta kebahagiaan orang lain atau

sering disebut sebagai orang egois

c. Tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki baik harta maupun

keluarga

d. Memiliki sifat konsumtif dan lebih mengutamakan untuk membeli barang-

barang atau apapun itu karena kesenangan di anggap lebih utama

dibanding kebutuhan

e. Cenderung memiliki sifat deskriminatif serta sombong

f. Selalu melihat orang lain bersadarkan harta kekayaan dan merasa dirinya

jauh lebih baik di banding orang lain

2.3.4 Faktor Penyebab Gaya Hidup Hedonisme

Ada dua faktor yang menyebabkan seorang mahasiswa atau masyarakat

menjadi hedonis yaitu faktor eksternal yang meliputi media dan pengaruh

lingkungan sosial dan eksternal yang meliputi keyakinan dalam beragama dan

keluarga, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Faktor Eksternal

Dalam era globalisasi, teknologi semakin maju dan tidak dapat dipungkiri

hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam

kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dan lainnya. Kesempatan ini juga

dimanfaatkan oleh brand smartphone serta tablet murah yang menjamur dan

menjadi trend. Hampir semua orang di Indonesia memiliki smartphone, dengan

semakin majunya internet dan hadirnya smartphone maka media sosial pun ikut

berkembang pesat. Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat


15

membuat web page pribadi dan terhubung dengan setiap orang yang tergabung

dalam media sosial yang sama untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jika

media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media

sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik

untuk berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka, memberi komentar,

serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas (Hanafeberia:

2014).

b. Faktor Internal

Lemahnya keyakinan agama seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku

sebagian masyarakat yang mengagungkan kesenangan dan hura-hura semata.

Binzar Situmorang menyatakan bahwa “kerohanian seseorang menjadi tolak ukur

dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi mereka yang suka mengejar

kesenangan”. Menurut Pervin, kepribadian adalah seluruh karakteristik seseorang

atau sifat umum banyak orang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam

merespon suatu situasi.

2.3.5 Dampak Gaya Hidup Hedonisme

Perilaku gaya hidup hedonis akan memberikan dampak pada pribadi yang

menganut atau melakukan hedonisme di lingkungannya. Dampak dampak yang

ditimbulkan oleh pelaku hedonisme cenderung memberikan dampak negatif

dibanding dampak positif, adapun penjelasannya sebagai berikut :

a. Individualisme
16

Individualisme atau sering menyendiri merupakan dampak yang ditimbulkan

dari tindakan hedonisme, selain menyendiri pelaku tindakan hedonisme sering

menganggap dirinya jauh lebih penting daripada orang lain .

b. Konsumtif

Menurut pandangan orang yang melakukan tindakan hedonisme bahwa lebih

penting mementingkan kesenangan dibanding kebutuhan. Mereka juga

berpendapat bahwa membelanjakan uangnya maka ia kesenangan dan

kebahagiaan,maka dari itu mereka akan terus membeli sesuatu dan

menghamburkan uangnya.

c. Memiliki sifat pemalas

Orang yang melakukan tindakan hedonisme akan menjadi pemalas karena

mereka tidak menghargai waktu dan hanya fokus pada apa saja yang bisa

membuantya merasa senang.

d. Tidak bertanggung jawab

Orang yang menganut hedonisme akan menjadi tidak bertanggung jawab

karena mereka akan sibuk memikirkan diri sendiri dan akan memiliki sifat tidak

bertanggung jawab.

e. Boros

Ketika seseorang memiliki sifat konsumtif maka ia akan menjadi boros karena

ia akan membeli apa saja yang dapat membuat senang dan bahagia bukan yang

menjadi kebutuhan.
17

f. Korupsi

Pada lingkungan sekitar korupsi menjadi dampak hedonisme. Korupsi yang

dimaksud bukan hanya korupsi uang tetapi juga waktu, pekerjaan dan lainnya.

Orang yang melakukan gaya hidup hedonisme akan membuat orang tersebut

melakukan segala cara agar ia mendapatkan hal yang ia inginkan dapat membuat

dirinya merasa senang, walaupun ia harus melakukan hal kotor dan tidak jujur

seperti korupsi.

2.3.6 Contoh Gaya Hidup Hedonisme

Adapun contoh dari gaya hidup hedonisme sebagai berikut :

a. Memiliki sifat gemar berbelanja

Orang yang memiliki gaya hidup hedonisme suka membeli barang yang

sebenarnya tidak terlalu di butuhkan, karena ia memiliki pandangan bahwa

kesenangan lebih penting dibandingkan kebutuhan. Orang yang memiliki sifat

gemar belanja biasanya tidak terlalu memikirkan kegunaan dari barang tersebut

ataupun memikirkan apakah ia membutuhkan barang tersebut ataupun tidak,

karena ia hanya ingin membeli barang tersebut.

b. Mentraktir teman dengan uang hasil berhutang

Tentu tidak masalah apabila ada seorang teman yang ingin mentraktir dan

sedikit menyisihkan uangnya untuk temannya. Walaupun begitu apabila terlalu

sering membelanjakan barang maupun makanan untuk teman, maka budget

pengeluaran akan membengkak dan mengakibatkan orang tersebut membuang-


18

buang uang. Aktivitas satu ini baik apabila dilakukan sewaktu-waktu dan tidak

setiap saat.

c. Memberikan aksesoris berlebihan pada hewan peliharaan

Orang yang memiliki hewan peliharaan tentu memiliki tanggung jawab untuk

merawat hewan tersebut sepenuh hati dengan memberikan makanan yang cukup,

memerhatikan ketika hewan tersebut sakit dan lain sebagainya. Hal tersebut

merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh pemilik hewan, sehingga

apabila pemilik hewan peliharaan memberikan aksesoris berlebihan, maka

perilaku tersebut merupakan bentuk dari gaya hidup hedonisme.

d. Membeli makanan enak setiap hari

Makan merupakan kebutuhan seorang manusia dan harus terpenuhi setiap hari

dengan mempertimbangkan gizi yang seimbang. Oleh karena itu, seseorang tentu

perlu makan. Akan tetapi untuk dapat memenuhi gizi dalam sehari, setiap orang

tidak perlu makan makanan enak atau mahal setiap hari. Terkadang makanan

dengan harga terjangkau seperti sayuran dan tempe lebih bergizi dibandingkan

dengan makanan mahal.

e. Sering nongkrong bersama teman

Tentu nongkrong atau duduk dengan teman adalah hal yang wajar namun

apabila terus dilakukan setiap hari merupakan contoh dari gaya hidup hedonisme,

karena pengeluaran akan lebih banyak dikeluarkan untuk pergi nongkrong atau

duduk dengan teman.


19

2.4 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah kerangka yang menjelaskan tentang peta konsep

penelitian, dengan adanya kerangka ini peneliti dapat mengikuti alur yang pasti.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Fenomena Gaya Hidup Hedonisme

Mahasiswa Prodi Ilmu


Komunikasi Universitas

Baudrillard, 1998
Teori Masyarakat Konsumeris

Memberikan Kepuasan Dan Kesenangan Bagi


Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas
Malikussaleh dalam Berbelanja

Sumber: Interprestasi Peneliti


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian

akan dilakukan. Adapun tempat penelitian oleh penulis berlokasi di Universitas

Malikussaleh Lhokseumawe-Aceh Utara. Adapun yang menjadi objek penelitian

ini adalah Fenomena Gaya Hidup Hedonisme pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi

di Universitas Malikussaleh.

3.2 Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

dimana peneliti adalah instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi(gabungan), analisis, dan bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (sugiyono,

2017:9)

3.3 Informan Penelitian

Peneliti memilih informan yang dianggap melakukan atau menganut apa yang

akan dikaji serta mampu memberikan informasi yang dapat dikembangkan untuk

memperoleh data. Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi

terkait objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek

20
21

penelitian. Adapun ciri-ciri informan yang dipilih dalam kegiatan penelitian ini

sebagai berikut :

a. Mahasiswa yang menganut gaya hidup hedonisme

b. Mahasiswa yang dapat memberikan informasi terhadap dampak gaya

hidup hedonisme

3.4 Sumber Data

Sumber data merupakan sumber rujukan informasi ataupun data penelitian

yang diperlukan peneliti mengenai permasalahan yang ingin di teliti. Dalam

penelitian ini ada dua jenis sumber data yaitu :

a. Data Primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Dalam penelitian ini data primer di peroleh dari hasil

observasi dan wawancara awal yang di lakukan oleh peneliti.

b. Data Sekunder, yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini data sekunder di peroleh

melalui artikel, buku, dan jurnal atau tulisan yang berhubungan dengan

objek yang berkaitan dengan penelitian ini. (Sugiyono,2017).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan.

Hal ini berdasarkan jenis sumber data yang diperoleh meliputi :

a. Observasi
22

Nasution, (1988) dalam Sugiyono, (2017:226) mendefinisikan observasi

adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang di peroleh melalui observasi.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dalam penelitian yang

menggunakan pertanyaan yang telah disiapkan untuk informan oleh peneliti.

Easterbeg (2002) dalam Sugiyono, (2017:231) mengemukakan bebrapa macam

wawancara yaitu wawancara terstruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur.

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk wawancara semistruktur untuk

pengumpulan data. Peneliti membuat pertanyaan yang sudah tersusun secara

sistematis lalu peneliti menanyakan pendapat kepada informan yang terkait objek

penelitian. Peneliti memilih beberapa mahasiswa sebagai narasumber untuk

memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan. Dalam hal ini Nasution

(1998) dalam Sugiyono, (2017:245) menyatakan “analisis telah memulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi

pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang

“grounded”. Proses-proses analisis kualitatif tersebut dapat dijelaskan kedalam

tiga langkah sebagai berikut :


23

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flouchart dan sejenisnya. Dalam hal ini

Mieles and Huberman (1984) dalam Sugiyono, (2017:249) menyatakan “the most

frequent form of display data for qualitative research data in the past has been

narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian data dalam penelitian kualitatif adalah bagian dengan teks yang bersifat

narrative.

c. Verifikasi Data

Verifikasi data atau kritik sumber adalah kegiatan yang dilakukan untuk

memeriksa, menguji dan melakukan penilaian terhadap sesuatu yang pasti

terhadap sumber-sumber sejarah dan kebenaran lapran penelitian tersebut.

3.7 Jadwal Penelitian


24

Rangkaian jadwal penelitian dimulai dari pengajuan judul, bimbingan,

pelaksanaan seminar proposal, penelitian lapangan sampai ujian sidang proposal

berikut ini :

Tabel 2.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4

1. Pengajuan Judul

2. Persetujuan Judul,

Persiapan, dan Pengerjaan

Proposal

3. Perbaikan Proposal

4. Pengumpulan Proposal

Sumber: Interprestasi Peneliti

DAFTAR PUSTAKA

Buku
25

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Baudrillard,J.P. (1970, La Societe de Consummation), penerj. Wahyunto, 2009,

dalam Masyarakat Konsumsi, cet. ke-3. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. 2005. Qualitative Data Analysis

(terjemahan). Jakarta: UI Press.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung:Alfabeta.

Skripsi

Simamora, Johan. 2014. Perilaku Hedonisme di Kalangan Mahasiswa. Medan:

USU Press

UmaroDewi, Hikmatu. 2018. Gaya Hidup Hedonis Pada Remaja Putri.

Surakarta: UMS Press

Jurnal

Assael, H. 1984. Consumer Behavior and Marketing Action (second editions).

Boston: Kent Publishing Company.

Azizah, Fatia Nur dan Endang Sri Indrawati. 2005. Jurnal Empati: Kontrol Diri

dan Gaya Hidup Hedonis pada Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro volume 4. Semarang: UNDIP Press.

Anda mungkin juga menyukai