KELOMPOK 12 :
1. Adelia putri
2. Nabila Umi Kalsum
3. Prima Dinar Ainur Rofiq
4. Nadila Okti
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Makalah Sosiologi Nilai Budaya,
Norma Sosial, dan Penyimpangan Perilaku Sosial.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga tentang Makalah Keperawatan Sosiologi Nilai
Budaya, Norma Sosial, dan Penyimpangan Perilaku Sosialdapat memberikan manfaat.
Penyusun
i
Daftar isi
DAFTAR ISI....................................................................................................................................... ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mempelajari sosiologi karena beraneka ragamnya kebudayaan dan arah
hidup manusia dan masyarakat. Dan membuat ilmu ini dipelajari oleh berbagai profesi
yang mengedepankan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai sebuah sarana untuk
mengenali manusia sebagai klien mereka.
Dalam dunia keperawatan, yang hampir keseluruhannya bertujuan untuk melayani
hidup satu manusia atau lebih. Memerlukan ilmu ini sebagai salah satu pendukung
keahlian dalam profesinya. Sosiologi mempelajari tata cara hidup masyarakat, dan
perawat bertugas memberikan asuhan keperawatan dalam rangka memnuhi kebutuhan
dasar manusia pasiennya. Suatu kajian dalam ilmu sosiologi berupa nilai-nilai budaya
dan norma sosial, perlu dipelajari oleh seorang perawat. Karena saat ia berinteraksi
dan melakukan proses keperawatan kepada pasiennya, ia harus memperhatikan nilai
budaya dan norma yang dipegang pasiennya ataupun dirinya sendiri. Agar pemenuhan
kebutuhan pasiennya dapat terlaksana dengan baik dan tidak terjadi kesalahan presepsi
antara keduanya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan nilai budaya dalam masyarakat?
2. Bagaimana penjelasan norma sosial dalam masyarakat?
3. Bagaimana penjelasan penyimpangan prilaku sosial?
C. Tujuan
1. Mengetahui penjelasan nilai budaya dalam masyarakat.
2. Mengetahui penjelasan norma sosial dalam masyarakat.
3. Mengetahui penjelasan penyimpangan prilaku sosial
BAB II
PEMBAHASAN
i
A. Nilai Budaya
1. Pengertian
Nilai budaya itu sendiri sduah dirmuskan oleh beberapa ahli seperti :
a. Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari
konsepsi – konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar
warga masyarakat mengenai hal – hal yang mereka anggap amat mulia.
Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan
dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang
mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara – cara, alat – alat, dan
tujuan – tujuan pembuatan yang tersedia.
b. Clyde Kluckhohn dlam Pelly
Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai
konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang
berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang
dengan orang dan tentang hal – hal yang diingini dan tidak diingini yang
mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama
manusia.
c. Sumaatmadja dalam Marpaung
Sementara itu Sumaatmadja dalam Marpaung (2000) mengatakan bahwa pada
perkembangan, pengembangan, penerapan budaya dalam kehidupan,
berkembang pula nilai – nilai yang melekat di masyarakat yang mengatur
keserasian, keselarasan, serta keseimbangan. Nilai tersebut dikonsepsikan
sebagai nilai budaya.
Jadi Nilai budaya adalah seperangkat nilai-nilai yang disepakati dan
tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, atau lingkungan
masyarakat, yang telah mengakar pada kebiasaan, kepercayaan (believe), dan
simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang bisa dibedakan satu dan
lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau
sedang terjadi.
Nilai-nilai budaya akan terlihat pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi,
atau sesuatu yang tampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau
organisasi. Ada tiga hal yang berkaiatan dengan nilai-nilai budaya yaitu:
i
1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kasat mata (jelas)
2. Sikap, tingkah laku, gerak gerik yang muncul sebagai akibat adanya slogan atau
moto tersebut
3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang telah mengakar dan menjadi
kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).
i
1. Gagasan atau ide
Gagasan atau ide merupakan wujud kebudayaan yang lahir dari ide-ide atau
pemikiran manusia. Gagasan atau ide inilah yang menjadi cikal bakal
terbentuknya suatu nilai-nilai, norma-norma serta aturan yang berlaku dalam
masyarakat. Gagasan-gagasan tersebut dijumpai dalam bentuk tulisan yang
terkumpul dalam suatu buku.
2. Aktivitas manusia
Aktivitas manusia merupakan bentuk dari kebudayaan yang sebagai aplikasi
dari pemikirannya yang terwujud dalam bentuk perilaku yang berpola dalam
kehidupan bermasyarakat. Aktivitas ini merupakan suatu bentuk sistem sosial
yang berkaitan dengan tingkah laku masyarakat. Aktivitas ini bersifat konkret
karena dapat diperhatikan dan dapat didokumentasikan sebagai bagian dari
kebudayaan.
3. Karya
Karya merupakan kebudayan yang berbentuk fisik. Karya ini lahir dari adanya
gagasaan kreatif yang dimiliki manusia dan dipratikkan hingga menghasilkan
suatu produk yang memiliki nilai. Karya ini merupakan hasil dari aktivitas,
wujudnya berupa yang bersifat konkret. Contoh bentuk kebudayaan ini adalah
artepak , candi-candi, prasasti dan lain-lain.
i
3. Grebekkan Maulud
Jawa Tengah termasuk salah satu wilayah di Indonesia dengan nilai budaya
yang begitu banyak, karena daerahnya terdiri dari banyak kerajaan. Ada ritual
“Grebekkan” dalam kalender Maulud Nabi Muhammad SAW. Upacara
budaya itu untuk merayakan ulang tahun Nabi Muhammad SAW. Upacara ini
bisa kita temukan di daerah Yogyakarta dan Solo.
4. Sedekah Bumi
Ada nilai budaya yang dinamakan “Sedekah Bumi”, konsepnya sama dengan
“Grebekan” tetapi “Sedekah Bumi” adalah upacara untuk merayakan hasil
panen yang didapat masyarakat dari sawah. Itu sebagai bentuk rasa syukur
terhadap Bumi yang memberi kita kehidupan.
Dalam upacara ini, penduduk akan duduk bersama di suatu tempat dan
kemudian membagikan yang mereka miliki seperti nasi, buah, sayuran dan
banyak lauk. Acara “Sedekah Bumi” masih banyak dilaksanakan di desa-desa
yang ada di Indonesia.
Orang Indonesia yang memiliki bayi yang baru lahir, sang ayah akan
mengumandangkan “adzan” di telinga bayi. Sebenarnya ini adalah budaya
muslim yang sudah menjadi nilai budaya Indonesia. “Adzan” sebagai doa
untuk memanggil orang-orang muslim agar datang ke masjid.
6. Menjadi Ramah
Orang Indonesia dikenal ramah. Mereka selalu mengatakan halo jika bertemu
orang lain. Anda bisa bertanya pada turis di beberapa tempat wisata, dan
mereka akan mengatakan bahwa orang Indonesia ramah. Mereka selalu
menyapa dan tersenyum ketika bertemu orang baru. Nilai budaya itu
menggambarkan bahwa orang Indonesia suka memiliki teman baru dan
melakukan sesuatu bersama.
i
7. Mengucap Salam
Orang Indonesia selalu mengatakan salam ketika mereka masuk atau keluar
dari ruangan. Salam, seperti Assalamualaikum (untuk orang muslim), atau
permisi. Anda akan mendengar kalimat itu ketika orang Indonesia masuk dan
keluar dari sebuah ruangan, karena itulah nilai budaya Indonesia.
Salah satu nilai budaya Indonesia terjadi di Idul Fitri. Itu adalah momen
terbesar bagi umat Muslim. Orang Indonesia merayakan Idul Fitri dengan
pergi atau saling berkunjung ke rumah tetangga. Dari pintu ke pintu, mereka
akan berjabat tangan satu sama lain dengan makan bersama beberapa makanan
khusus yang dimasak di Idul Fitri.
9. Saling Toleransi
Beras adalah bagian dari nilai budaya Indonesia. Orang Indonesia selalu
sarapan, makan siang, dan makan malam dengan nasi dan lauk varian.
Sama halnya dengan budaya Eropa yang mengonsumsi roti. Banyak orang
Indonesia merasa bahwa mereka tidak dapat makan tanpa nasi, meskipun
mereka sudah banyak makan-makanan lainnya. Bahkan ada ungkapan “belum
makan” jika yang dimaksud adalah belum makan nasi.
i
B. Norma Sosial
Kaidah atau norma yang ada di masyarakat merupakan perwujudan nilai-nilai yang
dianut oleh masyarakat tersebut. Ada hubungan anatara nilai dan norma. Jika nilai
merupakan sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-citakan oleh masyarakat maka
norma merupakan aturan bertindak yang dibenarkan untuk mewujudkan cita-cita
tersebut.
Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. norma
disebut pula peraturan sosial menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan
dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma di masyarakat bersifat
memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial
yang telah terbentuk sejak lama.
i
3. Tata kelakuan (mores)
Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sikap-sikap
hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna
melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-
anggotanya. Contoh: melarang berbuat kriminal pada setiap anggota
masyarakat dengan disertai adanya sanksi agar masyarakat menjadi teratur
dengan adanya larangan tersebut.
Fungsi tata kelakuan adalah:
a. Memberi batasan-batasan pada perilaku individu dalam kelompok
masyarakat tertentu.
b. Mendorong seseorang agar sanggup menyesuaikan tindakan-tindakan
dengan tata kelakuan yang berlaku dalam kelompoknya.
c. Membentuk solidaritas atas anggota-anggota masyarakat dan sekaligus
memberikan perlindungan terhadap keutuhan dan kerja sama dalam
masyarakat tersebut.
4. Adat istiadat (customs)
Adat istiadat adalah sekumpulan tata kelakuan yang paling tinggi
kedudukannya karena bersifat kekal dan berintegrasi sangat kuat terhadap
masyarakat yang memilikinya. Diantara keempat klasifikasi tersebut, adat
istiadat memiliki konsekuensi yang paling keras bagi pelanggarnya, seperti
dikucilkan dari masyarakat karena dianggap sebagai pangkal masalah dalam
tata kehidupan masyarakat tersebut.
4. Apabila norma dilanggar maka yang melanggar norma harus menghadapi sanksi
i
3. Macam-macam norma sosial
Yaitu patokan atau aturanyang dirumuskan dan diwajibkan dengan tegas oleh
pihak yang berwenang kepada semua anggota masyarakat, bersifat memaksa
bagi semua anggota masyarakat. Contoh: seluruh hukum yang tertulis dan
berlaku di indonesia
Yaitu patokan atau aturan yang dirumuskan secra tidak jelas dan
pelaksanaanya tidak diwajibkan bagi anggota masyarakat. Norma itu tumbuh
dari kebiasaan masyarakat, norma ini bersifat tidak memaksa. Contoh: aturan
makan, minum, berpakaian.
Yaitu peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar
atau diubah karena berasal dari wahyu Tuhan. Contoh: melaksanakan
sembahyang, penyembahan kepada-Nya, tidak berbohong, tidak berjudi, dan
tidak mabuk-mabukan.
3) Norma kesopanan
i
4) Norma kesusilaan
Yaitu peraturan sosial yang berasal dari hati nurani. Norma ini menghasilkan
akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik apa
yang dianggap jelek. Pelanggaran terhadap norma ini, berakibat sanksi
pengucilan secara fisik (diusir) ataupun batin (dijauhi). Contoh: berpegangan
tangan, berpelukan di tempat umum antara laki-laki dan perempuan.
5) Norma kelaziman
Yaitu cara dan gaya dalam melakukan dan membuat sesuatu yang sifatnya
berubah-ubah serta diikuti banyak orang. Contoh: mode pakaian, mode
rambut, dll.
Penyimpangan adalah tindakan atau prilaku yang tidak sesuai dengan norma dan
nilai yang di anut dalam lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun
masyarakat. Penyimpangan terhadap nilai dan norma dalam masyarakat disebut
dengan deviasi (devation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan
penyimpangan disebut divian (deviant).
i
Berikut ini pengertian penyimpangan sosial yang di kemukakan oleh beberapa
tokoh.
1. James W van de Zanden, penyimpangan sosial sebagai perilaku yang oleh
norma dan terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mematuhi patokan
baku
3. Teori Raekasi Sosial, Teori ini umumnya pemberian cap atau stigma
mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, apabila
seseorang melakukan penyimpangan maka lambat laun akan melakukan
penyimpangan sekunder.
i
Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal yang baik ataupun yang
buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya.
a. Berdasarkan sifat
i
2. Penyimpangan bersifat negatif
c. Berdasarkan pelakunya
1. Penyimpangan individual (individual deviation)
Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang
yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan.
Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu
kejahatan. Macam-macam penyimpangan individu:
a. Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang
tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.
b. Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan
orang-orang.
c. Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum
yang berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas
pada saat di jalan raya.
i
d. Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan
norma-norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau
jiwa di lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan
lain-lain.
e. Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata
bohong, berkhianat, dan berlagak membela.
2. Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan
dengan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang
menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.
3. Penyimpangan campuran (combined deviation)
Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang
memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok
didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan
norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, remaja yang putus sekolah dan
pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di bawah
pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam organisasi rahasia
yang menyimpang dari norma umum (geng).
i
yaitu tindakan yang nyata-nyata telah melanggar hukum tertulis dan
mengancam jiwa atau keselamatan orang lain. Misalnya: pencurian,
perampokan, perkosaan, pembunuhan, korupsi dan lain-lain.
i
a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan
Mentalterhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan
masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
1. Keluarga
Upaya pencegahan perilaku penyimpangan sosial di rumah memerlukan
dukungan dari semua anggota keluarga, baik keluarga inti maupun
keluarga luas. Di dalam hal ini, masing-masing anggota keluarga harus
mampu mengembangkan sikap kepedulian, kompak, serta saling
memahami peran dan kedudukannya masing-masing di keluarga.
Meskipun keterlibatan seluruh anggota keluarga sangat dibutuhkan,
namun orang tua memegang peran utama dalam membentuk perwatakan
dan membina sikap anak-anaknya.
i
Hal ini dikarenakan orang tua merupakan figur utama anak yang dijadikan
panutan dan tuntunan, sehingga sudah sepantasnya jika orang tua harus mampu
memberi teladan bagi anak-anaknya. Orang tua dapat melakukan beberapa hal,
seperti berikut ini.
a. Menciptakan suasana harmonis, perhatian, dan penuh rasa kekeluargaan.
b. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
c. Mengembangkan komunikasi dan hubungan yang akrab dengan anak.
d. Selalu meluangkan waktu untuk mendengar dan menghargai pendapat anak,
sekaligus mampumemberikan bimbingan atau solusi jika anak mendapat
kesulitan.
e. Memberikan punnish and reward, artinya bersedia memberikan teguran atau
bahkan hukuman jika anak bersalah dan bersedia memberikan pujian
atau bahkan hadiah jika anak berbuat baik atau memperoleh prestasi
f. Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat umur dan
pendidikannya.
i
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nilai budaya adalah seperangkat nilai-nilai yang disepakati dan tertanam
dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, atau lingkungan masyarakat, yang
telah mengakar pada kebiasaan, kepercayaan (believe), dan simbol-simbol, dengan
karakteristik tertentu yang bisa dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku
dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.
norma disebut pula peraturan sosial menyangkut perilaku-perilaku yang pantas
dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Penyimpangan adalah tindakan atau prilaku yang tidak sesuai dengan norma
dan nilai yang di anut dalam lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun
masyarakat.
i
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmudasar.com/2018/02/Budaya-dan-Kebudayaan-adalah.html
http://dosensosiologi.com/nilai-budaya/
https://id.wikipedia.org/wiki/Norma_sosial
https://www.academia.edu/37810958/MAKALAH_TENTANG_PERILAKU_MENYIMPANG