Anda di halaman 1dari 20

Makalah

Hubungan Budaya dan Sub Budaya Terhadap Perilaku


Konsumen

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Konsumen


Progam Studi Manajemen
Universitas Asahan

Dosen Pengampu:
Tri Andiriani, SE, MM

Oleh
1. Oriza Darma Sivani (20030089)
2. Kesya Rosa Sinaga (20030335)
3. Putri Ramadhani (20030090)
4. Andria Natasya Wahyuni Saragih (20030317)
5. Relita (22031379)
6. Zainuddin (20030240)

FAKULTAS EKONOMI
PROGAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITA ASAHAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah Mata
Prilaku Konsumen yang berjudul Hubungan Budaya dan Sub Budaya terhadap Prilaku
Konsumen.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar –
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
          Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
            Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Kisaran, 23 Desember 2022

Tim Penyusun

i.
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................................................3
A. Pengertian Budaya...............................................................................................................................3
B. Dinamika Kebudayaan.........................................................................................................................4
C. Pengukuran Budaya............................................................................................................................5
D. Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen.................................................................................6
a) Budaya Populer................................................................................................................................6
b) Strategi Pemasaran dengan dan Memperhat ikan Budaya..............................................................8
E. Sub-Budaya Dan Interaksinya..................................................................................................................9
a. Sub-Budaya Agama........................................................................................................................9
b. Sub-Budaya Geografis dan Regional.............................................................................................9
c. Pasar anak dan remaja...................................................................................................................10
d. Pasar Baby Boomer.......................................................................................................................11
e. Pasar Dewasa.................................................................................................................................11
f. Sub-Budaya Usia...........................................................................................................................11
g. Sub-Budaya Jenis Kelamin...........................................................................................................12
BAB III............................................................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................14

ii.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang
yang paling mendasar. Dengan kata lain faktor budaya merupakan faktor
paling utama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku
pembelian. Menurut suatau analisis, lahirnya masyarakat konsumsi
pertama kali muncul di Inggris pada abad ke XVII ketika ada bebarapa
kejadian penting yang berlangsung. pengaruh budaya dapat mempengaruhi
berbagai makna budaya dalam masyarakat dalam suatu proses yang
berkesinambungan dan timbal balik yang hamper mirip dengan analisis
roda konsumen. Budaya konsumsi yang muncul juga dipengaruhi oleh
strategi pemasaran, konsumsi massal meningkat sejalan dengan semakin
banyaknya orang yang memiliki pendapatan. Gambaran singkat kejadian
yang kompleks di awal terbentuknya masyarakat konsumsi modern
menunjukan pentingnya budaya dalam uapaya memahami perilaku
konsumen.
Konsumen adalah makhluk social, yaitu makhluk yang hidup
bersama dengan orang lain, berinteraksi dengan sesamanya. Orang-
orang sekeliling inilah yang disebut sebagai lingkungan sosial konsumen.
Konsumen saling berinteraksi satu sama yang lain, saling
mempengaruhi dalam membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan
dan nilai-nilai yang dianggap penting. Salah satunya unsur lingkungan
sosial adalah budaya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian budaya?
2. Bagaimana dinamika kebudayaan itu?
3. Bagaimana cara mengukur kebudayan terhadap perilaku konsumen?
4. Bagaimana pengaruh kebudayaan terhadap perilaku konsumen?

1
5. Apa saja cakupan sub budaya terhadap perilaku konsumen?

2
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian budaya
2. Mengetahui dinamika kebudayaan
3. Mengetahui cara mengukur kebudayan terhadap perilaku konsumen
4. Mengetahui pengaruh kebudayaan terhadap perilaku konsumen
5. Mengetahui cakupan sub budaya terhadap perilaku konsumen

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya
Pengertian Budaya adalah mengatur agar manusia dapat mengerti
bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya
kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Istilah Budaya berasal
dari kata Culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya
dengan kebudayaan, berasal dari kata latin "colere" yang berarti mengolah
atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau petani.
Pengertian Budaya Menurut Para Ahli
a. E. B Taylor dalam Soekanto (1996:55) memberikan definisi
mengenai kebudayaan ialah: "kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan kepercyaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan lain kemampuan-kemampuan yang didapatkan
oleh manusia sebagai anggota masyarakat".
b. Selo Soemardjan dan Soelaeman Somardi dalam
Soekanto (1996:55) merumuskan "kebudayaan sebagai semua
hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
c. Koentjaraningrat Dari asal arti tersebut yaitu " colere"
kemudian " culture" diartikan sebagai segala daya dan
kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam
(Koentjaraningrat dalam Soekanto, 1969: 55).
d. Linton, Budaya adalah keseluruhan sikap & pola perilaku
serta
pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan
&
dimilik oleh suatu anggota masyarakat tertentu.
e. KBBI, Budaya adalah sebuah pemikiran, adat istiadat atau
akal budi. Secara tata bahasa, arti dari kebudayaan diturunkan
dari kata budaya dimana cenderung menunjuk kepada cara pikir
manusia.

4
f. Effat Al-Syarqawi mendefinisikan bahwa pengertian budaya
dari pandangan agama islam, adalah khzanah sejarah sekelompok
masyarakat yang tercermin didalam kesaksian & berbagai
nilai

5
yang menggariskan bahwa suatu kehidupan harus
mempunyai makna dan tujuan rohaniah.
Engel, Blackwell dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan
perilaku yang sangat dipengaruhi oleh budaya, yaitu :
a. Kesadaran diri dan ruang (sense of self and
space). b. Komunikasi dan bahasa.
c. Pakaian dan penampilan.
d. Makanan dan kebiasaan makan.
e. Waktu dan kesadaran akan waktu.
f. Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga
pemerintah. g. Nilai dan norma.
h. Kepercayaan dan sikap.
i. Proses mental dan
belajar. j. Kebiasaan kerja.
k. Pembelajaran Berbasis Budaya
Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan
lingkungan belajar dan perencangan pengalaman belajar
mengintregasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap
budaya sebagai bagian yang fundamental (mendasar dan penting)
bagi pendidikan, ekspresi dan komunikasi suatu gagasin, dan
perkembangan pengetahuan.
Pembelajaran berbasis budaya sebagai strategi pembelajaran
mendorong terjadinya proses imaginative, metaforik, berpikir kreatif,
dan juga sadar budaya. Pembelajaran berbasis budaya dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu belajar tentang budaya, belajar
dengan budaya, dan belajar
melalui budaya.
B. Dinamika Kebudayaan
Yang dinamakan kebudayaan sesungguhnya adalah dinamika
manusia yang hidup di dalam masyarakat yang menjadi wadah
kebudayaan. Dinamika ini terjadi karena manusia mengadakan hubungan
dengan manusia lainnya.

6
Dinamika kebudayaan juga sering disebut dengan perubahan kebudayaan.
Setiap masyarakat pasti akan mengalami perubahan,betapapun
kecilnya perubahan itu dapat berupa perubahan nilai-nilai sosial,norma-
norma,sosial,pola-pola perilaku,organisasi dan interaksi sosial.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat
adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda keadaan yang
tidak serasi.
Faktor-faktor penyebab dinamika
kebudayaan a. Faktor Ekstern
1) Adanya bencana alam,terjadinya gempa bumi,taupan,banjir bandang
dan
yang lainnya.
2) Terjadinya peperangan
3) Adanya kontak dengan masyarakat
lain a) Akulturasi
b) Difusi
Difusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan tertentu yang
dihadapkan dengan unsur kebudayaan dari satu tempat ke
tempat lain
c) Penetrasi
d) Invasi
e) Asimilasi
f) Hibridasi
b. Faktor intern
1) Adanya penemuan-penemuan baru yang diterima oleh masyarakat
2) Bertambah atau berkurangnya penduduk
3) Terjadinya konflik atau pertentangan dalam masyarakat
4) Terjadinya revolusi dalam tubuh masyarakat itu sendiri

C. Pengukuran Budaya
Pemasar dapat menggunakan berbagai prosedur untuk
mengukur kandungan budaya yaitu melalui analisis kandungan
budaya, penelitian etnografis dan pengukuran nilai. Pendekatan yang
umum dipakai adalah dengan penelitian konsumen melalui

7
wawancara, survei, telepon bahkan fokus group). Analisis kandungan
budaya dapat dilakukan dengan mengamati obyek material yang ada
dalam kelompok sosial, misalnya komik yang beredar di kalangan
anak-anak sering berisi tentang nilai-nilai persahabatan, nilai agama,
bahkan ini dapat diamati selama periode waktu tertentu, seperti
perubahan peran wanita yang bekerja dalam puluhan tahun terakhir
sehingga iklan dapat disentuhkan dengan keberadaan mereka.
Pengukuran nilai cenderung dilakukan secara langsung untuk melihat
nilai dominan, dengan alat penilaian tertentu seperti rangking nilai yang
dominan dan menggunakan metode statistik tertentu.
Beberapa perubahan pemasaran yang dapat mempengaruhi
kebudayaan, seperti :
1) Tekanan pada kualitas
2) Peranan wanita yang berubah
3) Perubahan kehidupan keluarga
4) Sikap yang berubah terhadap kerja dan kesenangan
5) Waktu senggang yang meningkat
6) Pembelian secara impulsive

D. Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen


Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting
dalam mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan
makna budaya. Makna budaya akan dipindahkan ke produk dan jasa,
dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen dalam bentuk pemilikan
produk (possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian
(grooming
ritual), dan pembuangan (divestment ritual).

a) Budaya Populer
Mowen dan Minor (1998) mengartikan budaya populer
sebagai budaya masyarakat banyak yang mudah dipahami dan tidak
memerlukan pengetahuan khusus.
a. Iklan
Iklan dalam berbagai bentuknya seperti iklan media cetak
atau pun elektronik. Setiap hari konsumen disajikan
8
beragam iklan produk dan jasa melalu berbagai media.
Konsumen pun bisa menikmati iklan-iklan mancanegara yang
ditayangkan di tanah air, karena iklan telah menjadi budaya
internasional.
b. Televisi
Televisi adalah medium untuk menyampaikan banyak
hal kepada masyarakat : sosial, politik, hiburan, olahraga,
beragam berita, dan iklan komersial. Budaya hiburan seperti
sinetron, film, ruang konsultasi, musik, quis, ceramah agama,
dan kerohanian. Beberapa nama stasiun televisi, sctv, rcti, metro
tv, tv one, trans tv, trans 7 , indosiar, riau tv dll.
c. Musik
Musik telah menjadi budaya populer yang sangat
penting. Musik juga banyak dipakai oleh iklan – iklan produk
dan jasa. Konsumen indonesia sangat terbuka dalam menerima
jenis musik dari mancanegara.
d. Radio
Ada fungsi radio yang tidak bisa digantikan, konsumen bisa
mendengarkan radio sambil bekerja, mengemudi dan
melakukan kegiatan lainnya. Sejak penggunaan telepon
selular, radio meciptakan budaya baru yaitu interaktif
antara pendengar dan penyiar radio, radio bisa menyiarkan
langsung kejadian – kejadian penting di masyarakat.
e. Pakaian dan Asesoris
Pakaian menggambarkan suatu budaya dan bangsa. Konsumen
selalu membutuhkan pakaian dan asesoris berbeda untuk tujuan
yan berbeda. Kebutuhan pakaian dan asesoris yang berbeda antar
waktu dan situasi ini yang menyebabkan permintaan selalu
meningkat.
f. Permainan (Games)
Seiring dengan berkembangnya teknologi alat-alat elektronik
seperti komputer, playstation, nintendo, PSP dll, maka
berkembang pula segala macam jenis permainan. Setiap era
selalu memiliki budaya permainan populer yang berbeda.
9
g. Film
Film telah mewarnai kehidupan masyarakat indonesia
dan dunia. Film bisa di tonton di bioskop televisi, vcd dll dari
anak-anak hingga dwasa. Film menjadi hiburan bagi konsumen.
Semua jenis prosuk, iklan produk di tayangkan pada saat
pemutaran film.
h. Komputer
Komputer, internet dan telepon genggam menjadi ciri budaya
modern suatu bangsa pada dekade ini termasuk ciri budaya
populer yang membawa perubahan pada perilaku konsumen. Dahulu
hanya menggunakan mesin ketik untuk mengolah data, menulis
dokumen. Kehadiran internet konsumen bisa berkomunikasi
dengan dunia luar. Pemakaian telepon genggam juga memiliki
perilaku yang baru bisa mengirim kabar dengan cepat conothnya
penggunaan SMS.

b) Strategi Pemasaran dengan dan Memperhat ikan Budaya


Beberapa strategi pemasaran bisa dilakukan dengan
pemahaman budaya suatau masyarakat, pemasar dapat
merencanakan strategi pemasaran pada penciptaan produk,
segmentasi dan promosi. Pemahaman tentang budaya suatu
masyarakat dan bangsa akan memberikan inspirasi mengenai
produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Contohnya pada masyarakat
indonesia telah mempercayai perawatan kecantikan, menjaga
kebugaran tubuh dan menyembuhkan berbagai penyakit
menggunakan tumbuh-tumbuhan , kewirausahaan pun
memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk membuat
produk tradisional seperti jamu. Produsen jamu Nyonya Meneer
memiliki 3000 karyawan dan mendistribusikan produknya
keseluruh propinsi di indonesia bahkan mengekspor ke jiran
malaysia.
a. Penciptaan Ragam Poduk
Beragamnya budaya dalam berbagai masyarakat bagi pemasar
seharusnya menjadi peluang sangat baik. Dalam suatau

10
budaya tertentu, banyak sekali ritual-ritual budaya yang
membutuhkan barang-barang yang dijadikan sebagai simbol tertentu.
b. Segmentasi Pasar
Ritual budaya yang dijalankan masyarakat dapat merupakan suatu
segmen pasar tersendiri. misalnya, ritual mudik lebaran
dapat dijadikan satu segmen pasar “pasar mudik lebaran”.
c. Promosi
Setelah segmentasi dilakukan, strategi promosi dapat
difokuskan segmen sasaran saja agar efektif dan efisien.
pemahaman budaya bisa dijadikan dasar untuk memposisikan
produk melalui iklan, Iklan dirancang sehingga memposisikan
produk untuk ritual budaya- budaya.

E. Sub-Budaya Dan Interaksinya


Sub-budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai
bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama.

a. Sub-Budaya Agama
Karena bervariasi dan pluraris serta sifatnya yang pribadi
membuat kelompok agama mempunyai pengaruh penting bagi
konsumsi suatu masyarakat, kelompok keagamaan akan
memperlihatkan preferensi dan tabu yang spesifik. Pemasar
hendaknya dapat memperhatikan secara seksama preferensi dan tabu
yang spesifik atas barang yang dihasilkan karena akan mempengaruhi
perilaku pembeli dari sub- budaya kelompok kagamaan yang dimaksud.
Bagi pemasar di Indonesia, dimana mayoritas penduduknya
beragama Islam mengharuskan mereka untuk mendapatkan
sertifikasi halal untuk setiap produk yang berhubungan dengan
makanan. Konsumen yang beragama Islam lebih cenderung
memperhatikan kehalalan suatu produk, sebelum dia membeli produk
tersebut, seperti perusahaan yang memproduksi Ajinomoto yang
beberapa waktu lalu mempromosikan produknya secara gencar

11
mengenai kehalalan produknya Di Bali yang sebagian besar
penduduknya beragama Hindu, mengharuskan seorang pemasar
untuk tidak memasarkan produk makanan yang mengandung
daging sapi. Bagi pemeluk agama Budha dan agama Kristen Advent
yang tidak mengkonsumsi daging merupakan pasar tersendiri
bagi seorang pemasar, misalnya dengan membuka rumah makan/
restoran vegetarian.

b. Sub-Budaya Geografis dan Regional


Daerah geografis suatu negara kadang mengembangkan
budayanya sendiri. Daerah barat daya merika Serikat dikenal
karena gaya hidup kasual yang meninjolkan busana yang nyaman,
hiburan luar rumah, dan olahraga yang aktif dan juga tampak lebih
inovatif ke arah produk baru sperti bedak kosmetisbila dibandingkan
dengan sifat konservatif dan malu- malu yang mencirikan beberapa
daerah negara tersebut. Di Indonesia masyarakat perkotaan/ kota besar
pada umumnya menyukai jenis hiburan yang berhubungan dengan
alam, lain halnya dengan masyarakat yang tinggal di daerah
kabupaten atau kota kecil yang lebih memilih berlibur ke kota. Selain
gaya hidup iklim juga menghasilkan suatu inti dari nilai-nilai di dalam
suatu daerah geografis. Contohnya, Indonesia ada daerah-daerah
tertentu yang iklimnya agak dingin, seperti daerah Jawa barat
(lembang), perusahaan juga harus menyesuaikan produk apa yang
sesuai untuk di pasarkan di daerah tersebut, misalnya baju/ pakaian
hangat(sweater).
Di Indonesia misalnya untuk produk mobil, pada daerah
indonesia bagian barat khususnya daerah Sumatera yang
masyarakatnya yang sebagian besar berusaha di bidang perkebunan
lebih memilih/mengutamakan menggunakan kendaraan jenis “jeep”.
Di kota- kota besar seperti Jakarta dan Bandung saat ini masyarakat
lebih memilih menggunakan mobil dengan ukuran kecil, pemasaran
dalam hal ini Suzuki memasarkan mobil dengan nama Karimun dan
Daihatsu dengan merek Ceria. Untuk wilayah Indonesia bagian
timur khususnya daerah Papua yang masyarakatnya secara ekonomi
12
masih kurang dibandingkan dengan masyarakat daerah lain, maka
jenis kendaraan roda dua akan lebih diminati.

c. Pasar anak dan remaja


Pasar anak dan remaja menjadi sangat penting bukan hanya
karena mereka memilki pengaruh besar dalam pembelian rumah
tangga,tapi juga daya beli mereka yang terpisah. Usia pasar anak dan
remaja antara 7 sampai 19 tahun, selain alasan diatas mereka
dianggap penting karena mereka juga sering ikut melakukan
kegiatan pembelian bahkan ikut membuat/ menentukan daftar
barang belanjaan. Di Indonesia hampir semua iklan melibatkan
anak-anak dan remaja dalam komunitas suatu keluarga. Misalnya
iklan”kecap bango”, iklan “Pasta Gigi Pepsodent”, iklan “Sabun
Cuci Rinso” dan lain-lain.

d. Pasar Baby Boomer


Yang dimaksud dengan Baby Boomer adalah mereka
yang berumur antara 30-an sampai 40-an, dimana mereka memasuki
tahun- tahun puncak penghasilan dan pengeluarannya. Kelompok ini
menekankan arti pentingnya kesehatan dan olahraga serta pendidikan.
Baby boomer memiliki dampak yang kuat pada pasar perumahan,
mobil, panganan, pakaian, kosmetik dan jasa keuangan.
Para boomer yang berstatus orang tua baru adalah pasar
yang paling menarik bagi para pemasar. Pasar untuk produk anak-anak
juga ikut berkembang sejalan dengan perkembangan diatas.
Misalnya, penjualan mainan diharapkan meningkat dua kali
lebih cepat dari populasi anak-anak yang menjadi sasaran mereka.
Pasar lain, seperti jasa perawatan anak dan peranti lunak komputer
untuk anak kecil, dapat meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun
kedepan.

e. Pasar Dewasa

13
Yang termasuk dalam usia pasar dewasa adalah yang berumur
55-
64 disebut lebih dewasa, 65-74 disebut tua, 75-84 disebut tua sekali,
dan renta diatas 85 tahun. Biasanya, pemasar mengabaikan pasar
dewasa, mungkin karena diasumsikan memiliki daya beli yang
rendah. Namun demikian, di samping jumlahnya yang besar,
karakteristik ekonomis pasar ini layak mendapat perhatian penuh.
Walaupun sebagian anggota kelompok ini tidak lagi bekerja, mereka
sering sekali memiliki pendapatan yang dapat dibelanjakan dalam jumlah
yang cukup besar.
Golongan tua merupakan pasar yang cukup besar untuk produk
perawatan kulit, vitamin dan mineral, alat bantu kesehatan dan
kecantikan, dan obat-obatan yang mengurangi rasa sakit, dan
meningkatkan kinerja sehari-hari.

f. Sub-Budaya Usia
Kelompok usia dapat juga dianalisis sebagai sebuah sub-budaya
karena sering memiliki nilai dan perilaku yang berbeda, namun pemasaran
harus berhati-hati dalam mensegmen konsumen jika didasarkan
pada usia mereka yang sebenarnya, karena sebagian konsumen
dewasa merasa mereka masih muda, sebaliknya ada pula
konsumen remaja yang menganggap dirinya sudah dewasa, hal
semacam diatas dapat ditemukan misalnya dalam pernyataan” saya
merasa masih muda”, “ saya tidak menyadari bahwa saya sudah
tua” atau “ saya merasa sudah cukup dewasa”, pernyataan seperti di
atas membuat seorang pemasar harus menganalisis ”usia subjektif” atau
“ usia kognitif” (usia yang dianggap sebagai usia yang dapat bagi
diri pribadi seseorang), namun tetap mengtamakan usia kronologi
atau usia nyata.

g. Sub-Budaya Jenis Kelamin


Untuk beberapa tujuan pemasaran, perbedaan jenis
kelamin mungkin cukup signifikan untuk memandang kedua jenis
kelamin sebagai suatu sub-budaya yang berbeda. Kepemilikan
14
produk dipandang oleh sebagian pria sebagai cara untuk
mendominasi dan mengungkapkan kekuasaan atas orang lain,
membedakan dirinya dari orang lain dan mungkin bentuk
terselubung dari agresi terhadap orang lain. Wanita, sebaliknya,
cenderung menilai tinggi barang milik yang dapat memperkuat
hubungan personal dan sosial. Sebagian pemasar melihat bahwa sangat
bermanfaat untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berbeda
untuk sub-budaya pria dan wanita. Misal: Samsung yang
mengeluarkan produk handphone yang diberi nama Samsung Queen
A-400 yang dkhususkan
untuk wanita dan Samsung Blue Cool yang dikhususkan untuk
pria.

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:
1. Budaya adalah mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya kalau mereka
berhubungan dengan orang lain.
2. Kebudayaan adalah dinamika manusia yang hidup di dalam masyarakat
yang menjadi wadah kebudayaan. Dinamika ini terjadi karena
manusia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya.
3. Pengukuran kebudayaan terhadap perilaku konsumen dapat dilihat
dengan
penelitian konsumen melalui wawancara, survei, telepon bahkan
fokus group). Analisis kandungan budaya dapat dilakukan dengan
mengamati obyek material yang ada dalam kelompok social.
4. Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting
dalam mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan
makna budaya. Makna budaya akan dipindahkan ke produk dan jasa,
dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen dalam bentuk pemilikan
produk (possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian
(grooming ritual), dan pembuangan (divestment ritual).
5. Sub-budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai
bersama
berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. yang terdiri dari:
Sub - Budaya Agama, Sub-Budaya Geografis dan Regional, Pasar anak
dan remaja, Pasar Baby Boomer, Pasar Dewasa, Sub-Budaya Usia, Sub-
Budaya Jenis Kelamin.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-budaya-unsur-ciri-
budaya.html diakses pada 28/03/2018
https://suryanaug.wordpress.com/2015/11/26/pengaruh-budaya-dan-sub-
budaya- pada-perilaku-konsumen/ diakses pada 28/03/2018
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen (Bogor: Ghalia Indinesia)
Setiadi ,Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen (Jakarta: Prenada Media Group)
http://rukmanapsikologi.blogspot.co.id/2014/01/pengaruh-budaya-dan-
subbudaya- terhadap.html diakses pada 29/03/2018

17

Anda mungkin juga menyukai