Daftar Isi...........................................................................................................................................i
Daftar Tabel......................................................................................................................................v
Daftar Gambar.................................................................................................................................vi
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
BAB II..............................................................................................................................................8
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................................8
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu...................................................................................................8
2.2 Landasan Teoritis.................................................................................................................11
2.21 Minat Beli............................................................................................................................11
2.211 Pengertian Minat Beli...........................................................................................................11
2.212 Aspek - Aspek Minat Beli....................................................................................................13
2.213 Indikator Minat Beli.............................................................................................................13
2.214 Faktor Faktor yang mempengaruhi Minat Beli.....................................................................14
2.22 Harga....................................................................................................................................19
2.221 Pengertian Harga..................................................................................................................19
2.222 Konsep Harga.......................................................................................................................19
2.223 Indikator Harga....................................................................................................................20
2.23 Kualitas................................................................................................................................21
2.231 Pengertian Kualitas...............................................................................................................21
2.232 Manfaat Kualitas..................................................................................................................22
2.24 Inovasi..................................................................................................................................22
2.3 Kerangka konseptual............................................................................................................24
2.4 Hipotesis...............................................................................................................................24
Daftar pustaka.................................................................................................................................25
i
Daftar Tabel
Table 1.1............................................................................................................................................6
Tabel 2.1............................................................................................................................................8
ii
Daftar Gambar
Gambar 2.3.....................................................................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
indonesia terus berkembang, terutama di Kabupaten Asahan yang telah banyak menciptakan
berbagai macam usaha salah satunya UMKM minuman boba. Meskipun minuman boba
sebenarnya sudah hadir di indonesia sejak awal tahun 2000 an yang mana kala itu Hop Hop
the Bubble Drink yang menjadi pelopor tren minuman boba di Indonesia tetapi sampai saat
ini sangat banyak diminati oleh berbagai kalangan dari yang anak-anak sampai yang tua
sekalipun. Berbagai permasalahan pada UMKM boba di Kab Asahan menjadi dasar
penelitian untuk mengetahui sesuai nya kualitas produk dengan harga dan inovasi
Awal mula, boba ini berasal dari gerai the Chun Shui Tang, Taichung, Taiwan. Sang
pendiri gerai tersebut ,yaitu Liu Han Chieh. Beliau menjual teh oolong yang berkualitas,
namun pada suatu hari Liu Han Chieh ingin mengubah cara menikmati sajian teh.Kemudian
beliau bereksperimen pada produk milk tea tradisional nya dengan memasukkan ke dalam
gelas pengocok (cocktail shaker) beserta es di dalamnya.“Saya pikir ini adalah semacam
revolusi dalam sejarah teh (China), karena disajikan dalam keadaan dingin pada waktu itu.
Orang-orang berpikir kami gila, tetapi anak-anak muda sangat menyukainya.” Ucap putri dari
Liu Han Chieh, Angela Liu Yen-Ling.Pada awalnya, produk milk tea Liu Han Chieh tidak
terdapat Boba. Ditahun 1987, munculah boba sebagai topping milk tea nya yang akhirnya
1
populer sampai saat ini.Pada satu waktu, Liu Han Chieh menggelar kompetisi dengan para
staffnya, berinovasi untuk menemukan hal yang kreatif.Suatu waktu, manajer tokonya. Lin
2
3
Hsiu-Hui, sangat suka fen yuan atau bola tapioca. Kemudian Lin menambahkannya sebagai
topping pada milk tea. “Awalnya ia tidak memberi tahu Ayahku. Dia benar-benar menguji
coba langsung pada beberapa pelanggan dan mereka menyukainya,” cerita Angela Liu Yen-
Ling. Kemudian Lin Hsiu-Hui menjual produk mikk tea beserta topping boba selama satu
minggu, setelah itu Lin Hsiu-Hui baru memberi tahu soal hal ini ke Liu Han Chieh. Lalu
mereka memikirkan ide lain untuk mengganti nama “fen yuan” dengan suatu kata yang lebih
baik, dan terciptalah nama “Black Pearl” atau mutiara hitam yang berbentuk bola.
Jones (2018) menyatakan bahwa terdapat dua sejarah berbeda mengenai asal muasal
dari bubble tea. The Hanlin Tea Room Tainan, Taiwan menyatakan bahwa bubble tea
ditemukan pada tahun 1986 saat pemilik rumah teh Tu Tsong-He terinspirasi oleh bola
tapioka putih yang dilihatnya di pasar Ya Mu Liao. Lalu, ia membuat teh menggunakan bola
tapioka, yang lalu disebut sebagai “pearl tea”. Singkat cerita, Hanlin mengubah bola tapioka
putih menjadi versi hitam, yang dicampur dengan brown sugar atau madu, seperti yang biasa
ditemui pada saat ini. Pernyataan lainnya datang dari Chun Shui Tang Tea Room di
menyajikan kopi dingin (saat kunjungan pada tahun 1980an) dan menerapkan metode
tersebut pada penyajian teh. Ragam baru dalam penyajian teh ini mendorong bisnis Han-
Chieh, sehingga menyebar dan memiliki banyak cabang. Banyaknya cabang ini membuat
bubble tea menyebar dengan sangat cepat. Pencipta bubble tea itu sendiri adalah Lin Hsiu
Hui. Pada tahun 1988, manajer pengembangan produk dari Chun Shui Tang Tea Room ini
dengan asal menuang bola tapioka ke dalam teh miliknya pada saat rapat yang membosankan.
Minuman tersebut diterima baik di rapat tersebut, dan berujung pada penambahannya ke
dalam menu. Minuman tersebut akhirnya menjadi minuman terlaris pada bisnis waralaba
tersebut.
4
Produk yang akan diteliti pada saat ini adalah produk minuman yang bermerek
minuman ini dalam rasa yang berbeda dan berkuallitas memberikan peluang bagi pengusaha
UMKM di Sei Kepayang Barat produk salah satunya UMKM Bobagen yang terinspirasi dari
Produk minuman Buble tea yang mana lebih dikenal dengan sebutan Boba Milk Tea.
Bobagen mulai beroprasi pada tahun 2020. Bobagen sendiri menawarkan beragam jenis
minuman yang mengandung boba dengan harga yang sangat terjangkau dimulai dari harga
Rp.5000, dengan tetap memiliki rasa dan kualitas yang baik. Beberapa rasa andalannya antar
lain ,Thai Tea Boba, Tiramisu Boba, Capucino Boba, Taro Boba dll. Yang mana produk
Thaitea dan Taro menjadi Favorit dikarenakan Perpaduan dari rasa minuman tersebut dapat
Kualitas produk sangat penting bagi perusahaan tanpa adanya kualitas, karena produk
perusahaan tidak dapat meningkatkan hasil yang dicapai serta kehilangan kepercayaan
terhadap konsumen sehingga konsumen tidak ada keinginan membeli kembali produk dari
perusahaan tersebut. Karena pada dasarnya konsumen tidak sekedar membeli produk tetapi
juga melihatmanfaat dan kelebihan apakah produk tersebut bisa digunakan atau dikonsumsi
Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah
dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atas jasa. Harga merupakan satu – satu nya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pendapatan atau pemasukan bagi perusahaan serta bersifat
konsumen atau calon konsumen lainnya agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang
atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harga secara tepat. Tjiptono (2003:151). dapat
memberikan masukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan unsur lainnya dapat
Penelitian produk,harga,citra merek dan kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan mobil
suzuki ertiga. Waktu penelitian pada bulan April-Juni 2017. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah inovasi produk,berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap loyalitas
pelanggan. Penelitian mobil Suzuki ertiga adalah di manado. Populasi penelitian adalah 210
rumus Slovin. jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis linier
berganda. Persamaan Elinawati Susi Mentari Sinurat (2017) dan peneliti yang dilakukan oleh
penelitian meneliti topik yang sama yaitu, inovasi produk dan citra merek. Sedangkan
Perbedaan Elinawati Susi Mentari Sinurat (2017) dan peneliti yaitu pada variabel kualitas
pelayanan dan pada objek penelitian. Penelitian terdahulu meneliti tentang Mobil Suzuki
Ertiga sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang Produ Minuman Bobagen
6
kualitas produk dan citra merek terhadap loyalitas pelanggan Sushi Tei cabang mal kelapa
gading Jakarta utara.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas produk Sushi Tei
dimata pelanggan dan mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk dan citra merek
terhadap loyalitas pelanggan Sushi Tei.Peneliti melakukan penelitian pada tahun 2015,
bertempat di Mall kelapa Gading Jakarta dengan 100 responden. Penelii menggunakan alat
stastistik SPSS. Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data yang diperlukan dengan
Inovasi produk Harga Kualitas Pelayanan Citra merek Loyalitas Pelanggan menggunakan
teknik komunikasi yaitu, dengan menyebarkan kuesioner untuk mengumpulkan data primer.
Kuesioner ini ditujukan kepada responden yaitu pelanggan Sushi Tei. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukanbahwa Kualitas Produk Sushi Tei baik, Hasil pengujian pengaruh
Kualitas Produk terhadap Loyalitas Pelanggan adalah tidak terbuktinya Kualitas Produk
Pelanggan. Persamaan Valenciana Utari (2015) dan peneliti yang dilakukan oleh penelitian
meneliti topik yang sama, yaitu tentang kualitas produk, citra merek dan loyalitas pelanggan.
Sedangkan Perbedaan Valenciana Utari (2015) dan peneliti yaitu berada pada objek
penelitian. Penelitian terdahulu meneliti tentang Sushi Tei sedangkan penelitian saat ini
Pembelian yang dilakukan oleh konsumen melalui proses pendekatan masalah yang
terdiri dari berbagai macam pengenalan masalah, mencari informasi, beberapa penilaian
alternatif, membuat keputusan pembelian serta perilaku setelah membeli. Faktor factor yang
keputusan konsumen meliputi keputusan untuk menentukan apakah akan membeli, apa yang
akan dibeli,dimana,kapan,kepada siapa dan seberapa sering membeli barang ata jasa. Perilaku
7
Pembelian konsumen dibentuk dari karakteristik individu yang terdiri dari social, pribadi dan
psikologis.
minuman tersebut sehingga menarik kesimpulan semakin sering pengunjung melewati lokasi
menentukan tempat penjualan Bobagen yang terletak di jalan Besar Titi Panjang Sei
Kepayang barat.
Table 1.1
Banyaknya
No Bulan Target Pencapaian Ket
item terjual
1 Januari 1.500.000 1.550.000 300
2 Februari 1.600.000 1.720.000 344
3 Maret 1.650.000 1.800.000 360
4 April 1.750.000 1.950.000 390
5 Mei 1.800.000 2.000.000 400
6 Juni 1.800.000 2.200.000 440
7 Juli 1.800.000 2.500.000 500
8 Agustus 2.000.000 2.580.000 516
9 September 2.000.000 2.600.000 520
10 Oktober 2.000.000 2.700.000 540
11 Nopember 2.200.000 2.750.000 550
12 Desember 2.200.000 2.850.000 570
Sumber : Data Penjualan Produk Bobagen Tahun 2021
Dari hal tersebut dapat dipastikan semakin baik kualitas dan inovasi serta di imbangi
harga yang terjangkau mka semakin kua daya tarik suatu produk maka penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Harga, Kualitas Dan Inovasi Terhadap Minat
Dari uraian latar belakang di atas, maka muncul beberapa pertanyaan yang terkait
1. Apakah ada pengaruh kualitas produk terhadap Minat Beli produk minuman bobagen
2. Apakah ada pengaruh harga terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di
3. Apakah ada pengaruh inovasi terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di
4. Apakah ada pengaruh Harga dan inovasi terhadap Minat Beli produk minuman
5. Apakah ada pengaruh Kualitas produk dan inovasi terhadap Minat Beli produk
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain:
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk Minat Beli produk minuman bobagen di
2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di
3. Untuk mengetahui pengaruh inovasi terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di
4. Untuk mengetahui pengaruh harga dan inovasi terhadap Minat Beli produk minuman
5. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas dan inovasi terhadap Minat Beli produk
KAJIAN PUSTAKA
Tabel 2.1
10
11
4. Omset
Penjualan
Peningkatan
Penjualan
Sales Return
5. Satria Strategi X1: 1. Faktor Penelitian ini Setelah
Tirtayasa, Pemasar an Produksi produksi menggunakan diadakan
Ira Nadra, Terhadap X2: alami pendekatan penelitian
Hazmanan Peningkatan Distribusi 2. Faktor penelitian dan pengumpula
Khair Kinerja X3: produksi eksplanatori, data dilapangan
UMKM Pemasaran tenaga kerja yang bertujuan hasil jawaban
dimoderasi Langsung 3. Faktor untuk responden,maka
Teknologi Y : Kinerja produksi menjelaskan diperoleh data
pada masa UMKM Modal hubungan tetntang
Pandemi 4. Faktor sebab akibat keaadaan usaha
Covid-19 produksi antara variabel pemilik UMKM
kewirausahaa penelitian dalam kaitannya
n/keterampila dan hipotesis dengan Strategi
n. pengujian Pemasaran Di
Masa Pendemi
Covid-19
Terhadap
Peningkatan
Kinerja yang
dimoderasi oleh
teknologi
pada UMKM
bidang
konstruksi di
daerah
Kecamatan
Medan.
menginginkan suatu produk. Menurut Kotler & Keller (2013:137) minat beli adalah
perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan
keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian. Minat yang muncul dalam melakukan
pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi
suatu kegiatan yang sangat kuat dan yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus
memenuhi kebutuhannya, maka konsumen akan mengaktualisasi apa yang ada dalam
Kotler (Rizky & Yasin, 2014) menyatakan bahwa minat membeli terjadi
sebelum keputusan membeli. Minat membeli ialah suatu respon efektif atau
proses merasa suka terhadap suatu produk namun belum sampai pada tahap
pembelian. Kotler (Hidayat, Elita, & Setiaman, 2012) juga menyatakan minat
membeli muncul setelah melalui proses melihat sehingga muncul keinginan untuk
mencoba suatu produk hingga pada akhirnya ingin membeli agar dimiliki.
Sementara menurut E. Jerome Mc. Carthy (Hidayat, Elita, & Setiaman, 2012)
minat beli adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli
suatu produk agar memenuhi kebutuhannya. Menurut Ferdinand (Hidayat, Elita, &
berikut :
produk.
menjadikan suatu produk pilihan utama. Pilihan utama ini hanya dapat
Lucas dan Britt (2003) berpendapat ada empat aspek minat membeli, yaitu:
a. Perhatian (attention)
dianggap menarik.
b. Ketertarikan (interest)
c. Keinginan (desire)
sebagai berikut :
memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. Minat beli diperoleh
dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi.
Minat beli yang muncul menciptakan suatu motivasi yangterus terekam dalam
Menurut Kotler dan Keller (2007) minat membeli adalah bagian dari
a. Faktor Psikologis
sifat-sifat dalam diri atau sifat kejiwaban yakni kualitas sifat, pembawaan,
b) Persepsi
indera, kemudian dimasukkan ke dalam otak dan terjadi proses berfikikir yang
persepsi. Persepsi konsumen jauh lebih penting dibanding realita suatu produk
c) Motivasi
tidak terpenuhi yang dihasilkan oleh keadaan tertekan. Keadaan ini membuat
individu secara sadar dan tidak sadar bertindak untuk mengurangi ketegangan
d) Pembelajaran
kanuk,2004).
b. Faktor Budaya
kelompok ras, dan wilayah geografis. Pendaapat lain yang dikemukakan oleh
makanan yang haram untuk dimakan. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi
makanan yang haram, tanda halal dicantumkan pada kemasan. Sebagai contoh,
mengenai makanan agama Yahudi. Simbol ini tidak hanya bermanfaat oleh
umat Yahudi, namun juga berpengaruh oleh umat non- Yahudi. Tanda izin
dari Good haose keeping Yahudi ini membuat orang- orang merasa bahwa
c. Faktor Sosial
1. Kelompok Acuan
Kelompok acuan individu terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap ataupun perilaku. Kelompok yang
seperti keluarga, teman, tetangga, rekan kerja, yang berinteraksi terus menerus
profesi dan asosiasi perdagangan yang cenderung lebih formal dan intensitas
dalam memilih produk. Tidak hanya itu, individu juga dipengaruhi oleh
kelompok luar.
2. Keluarga
pertama adalah keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung.
Dari orang tua individu mendapatkan orientasi agama, politik, ekonomi, ambisi
Pribadi, harga diri dan cinta. Perilaku konsumen tetap signifikan meskipun
individu tersebut tidak lagi tinggal bersama orang tua. Kemudian pengaruh
d. Memori
Semua informasi dan pengalaman yang dihadapi akan tersimpan pada memori.
Memori dibagi menjadi dua, yakni memori jangka panjang (long term memory)
dan memori jangka pendek (short term memory). Pemasaran dapat terlihat
suatu produk.
e. Faktor Pribadi
1. Usia dan Tahap Siklus Hidup Individu membeli barang atau jasa berbeda-
beda sepanjang hidupnya sesuai kebutuhannya, dan ini tergantung pada usia.
akan membeli baju dan tas yang mahal. Para direktur membeli tiket pesawat
mempengaruhi pilihan individu dalam membeli barang atau jasa. Untuk itu
3. Gaya Hidup dan Nilai Setiap orang memiliki gaya hidup masing-masing.
Gaya hidup adalah pola hidup yang terungkap dalam aktivitas, minat dan
para artis akan memakai tas yang branded sehingga pemasar memasarkan
tas-tas pada artis atau individu yang memiliki gaya hidup tinggi. Para
2.22 Harga
Harga adalah jumlah rupiah yang bisa dibayarkan oleh pasar terhadap perusahaan dari
sudut pandang pemasaran yang merupakan moneter atau sebagai alat ukur suatu produk yang
akan ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dari suatu produk. Harga adalah sejumlah
uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk, dengan kata laian harga
merupakan sebuah nilai yang harus ditukarkan denga produk yang dikehendaki oleh
Menurut tanggapan dari (Alma, 2015). "yang melampirkan bahwa teori ekonomi,
pengertian harga, nilai dan utility ialah konsep yang berhubungan dengan penetapan
1. Utility, Utility adalah suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang
memuasakan kebutuhan dan keinginan tertentu. Terdapat lima jenis pokok utilitas,
yaitu:
2. Value, Value adalah nilai suatu produk untuk ditukar dengan produk lain, nilai
ini dapat dilihat dalam situasi barter yaitu ditukar dengan produk lain. Nilai ini
dapat dilihat dalam situasi barter yaitu pertukaran barang dengan barang.
Sekarang ini kegiatan perekonomian tidak melakukan barter lagi tetapi telah
menggunakan uang sebagai ukuran yang disebut harga (price) adalah nilai suatu
3. Harga adalah sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain
mendapatkan suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi
utilitas, yaitu
1. Keterjangkauan harga
Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen dalam
memutuskan pembelian. Konsumen akan membandingkan harga dari produk pilihan mereka
dan kemudian mengevaluasi kesesuaian harga tersebut dengan nilai produk atau jasa serta
jumlah uang yang haurs dikeluarkan. Lebih lanjut Kotler dan Amstrong, (2014:452)
berpendapat bahwa indicator yang digunakan dalam penetapan harga antara lain :
1. Keterjangkau harga.
Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Produk
biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek dan harganya juga berbeda dari
termurah dampai termahal. Dengan harga yang ditetapkan para konsumen benyak
Dalam hal ini mahal murahnya harga suatu produk sangat dipertimbangkan oleh
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen orang sering
memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena mereka melihat adanya
perbedaan kualitas. Apabila harga lebih tinggi orang cenderung beranggapan bahwa
lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya.
Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil dari uang yang
2.23 Kualitas
adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan
dengan baik. Menurut Gasperz (1997) menyatakan kualitas adalah totalitas dari fitur-
fitur dan karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh produk yang sanggup untuk
adalah seluruh ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat Ini jelas
kualitas bila produk atau pelayanan yang diberikan dapat memenuhi atau melebihi
harapan konsumen.
2.24 Inovasi
disesuaikan guna mendapat nilai baru suatu produk, proses, atau jasa.
Menurut Luecke (2003) dalam buku Harvard Business School, terdapat beberapa
jenis-jenis inovasi :
1. Incremental innovation
Inovasi yang bertahap adalah inovasi yang dilakukan dengan cara melakukan
pengembagan baik dari bentuk terdahulu atau teknologi terdahulunya ke arah yang lebih baik
26
(contoh : Prosesor komputer, dimulai dari Pentium I, II, III, IV, Dual Core, Core). Hal yang
2. Radical innovation
baru bagi dunia, baik dalam teknologi yang sudah ada maupun dari cara yang
jumlah besar, sehingga hal ini dapat menghemat biaya tenaga kerja sebanyak 70%)
2. Perbaikan dalam fitur kinerja sebesar lima atau tiga kali lebih besar.
HARGA
KEPUTUSAN
KUALITAS PEMBELIAN
INOVASI
27
Gambar 2.3
2.4 Hipotesis
2. Harga berpengaruh terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di Kecamatan Sei
Kepayang Barat.
4. Harga dan inovasi berpengaruh terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di
5. Kualitas produk dan inovasi berpengaruh terhadap Minat Beli produk minuman
Daftar pustaka
Abdullah, T., &, & Tantri, F. (2010). Manajemen Pemasran. Pt Raja Grafindo
Persada.
Alma, B. (2015). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. CV. Alfabeta. Amilia,
S., & Asmara Nst, M. O. (2017). Pengaruh Citra Merek , Harga dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di
Kota Langsa. Jurnal Manajemen Dan Keuangan Unsam , 6(1), 663-664.
Bahar, A., & Sjahruddin, H. (2015). Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Ulang Pada
Konsumen di McDonald’s Alauddin Makassar. Jurnal Organisasi Dan
manajemen, 3(9), 14–34.
28
Bakti, S., & Harun, H. (2011). Pengaruh Orientasi Pasar Dan Nilai Pelanggan
Terhadap Kinerja Pemasaran Maskapai Penerbangan Lion Air.. Jurnal
Manajemen Pemasaran Modern, 3(1), 1–14.
Fadhli. (2021). Pengaruh Digital Marketing, Kualitas Produk, dan Emosional terhadap
Kepuasan Konsumen Poskopi ZIO Jombang. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(2),
603–612.
Farisi, S. (2018). Pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan
pembelian sepatu Adidas pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Publikasi Ilmiah, 689–705. http://hdl.handle.net/11617/9995
Kasmiruddin. (2016). Pengaruh Kualitas Produk Dan Pengembangan Produk
Terhadap Kinerja Pemasaran Industri Kerajinan Kecil Rotan Di Kecamatan
Rumbai Pesisir. Journal Aplikasi Bisnis, 7(1), 27–44.
Kotler, P., &, & Armstrong, G. (2014). Prinsip-Prinsip Pemasaran. PT. Index.
Kotler, P., &, & Keller, K. L. (2016). Manajemen Pemasaran. PT. Index. Kotler,
P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Managemen (15th ed.). Erlangga.
Limakrisna, N., &, & Susilo, W. H. (2012). Manajemen Pemasaran Teori dan
Aplikasi Dalam Bisnis. Mitra Wacana Media.
Maino, G. P.,(2022). Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga Dan promosi
Terhadap Minat beli Pada Verel Bakery and Coffee. Jurnal EMBA, 10(1),
184–190.
Merakati, I., Rusdarti, & Wahyono. (2017). Pengaruh Orientasi Pasar,Inovasi,
Orientansi Kewirausahaan melalui Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja
Pemasaran. Journal of Economic Education, 6(2), 114–123.
Nainggolan. (2019). Pengaruh Merek dan Iklan Terhadap Daya Beli Konsumen di PT.
Inkado Trading Coy Krakatau Medan (Studi Kasus Pada Konsumen Honda
yang Membeli Unit CB 150). Jurnal Mutiara Manajemen, 4(2), 367–378.
Nasution, M. I., Fahmi, M., Jufrizen, Muslih, & Prayogi, M. A. (2020). The Quality of
Small and Medium Enterprises Performance Using the Structural Equation
Model-Part Least Square (SEM-PLS).
Pigome, D. (2013). Pengaruh Harga Pertalite Terhadap Daya Beli Konsumen Pada
Spbu Karang Tumaritis Pt. Tri Tunggal Sakti Cemerlang Di Kabupaten Nabire.
Africa’s Potential for the Ecological Intensification of Agriculture,
53(9), 1689–1699.
Pomantow, R. A. P., (2019).Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Daya
Beli Bahan Bakar Jenis Pertalite ( Studi Pada Konsumen Pt . Pertamina ( Persero
) Manado ). Jurnal EMBA.7(1), 521–530.
Sayekti, T. I., & Soliha, E. (2016). Competitiveness, Marketing Access, and Network
Capability and Its Impacts on Marketing Performance. Jurnal Dinamika
Manajemen, 7(2).1-9.
Sidi, A. P., & Yogatama, A. N. (2019). Mediasi Intellectual Capital atas Pengaruh
29