Anda di halaman 1dari 32

Daftar Isi

Daftar Isi...........................................................................................................................................i
Daftar Tabel......................................................................................................................................v
Daftar Gambar.................................................................................................................................vi
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
BAB II..............................................................................................................................................8
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................................8
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu...................................................................................................8
2.2 Landasan Teoritis.................................................................................................................11
2.21 Minat Beli............................................................................................................................11
2.211 Pengertian Minat Beli...........................................................................................................11
2.212 Aspek - Aspek Minat Beli....................................................................................................13
2.213 Indikator Minat Beli.............................................................................................................13
2.214 Faktor Faktor yang mempengaruhi Minat Beli.....................................................................14
2.22 Harga....................................................................................................................................19
2.221 Pengertian Harga..................................................................................................................19
2.222 Konsep Harga.......................................................................................................................19
2.223 Indikator Harga....................................................................................................................20
2.23 Kualitas................................................................................................................................21
2.231 Pengertian Kualitas...............................................................................................................21
2.232 Manfaat Kualitas..................................................................................................................22
2.24 Inovasi..................................................................................................................................22
2.3 Kerangka konseptual............................................................................................................24
2.4 Hipotesis...............................................................................................................................24
Daftar pustaka.................................................................................................................................25

i
Daftar Tabel

Table 1.1............................................................................................................................................6

Tabel 2.1............................................................................................................................................8

ii
Daftar Gambar

Gambar 2.3.....................................................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada saat ini perkembangan usaha-usaha bisnis dan perkembangan ekonomi di

indonesia terus berkembang, terutama di Kabupaten Asahan yang telah banyak menciptakan

berbagai macam usaha salah satunya UMKM minuman boba. Meskipun minuman boba

sebenarnya sudah hadir di indonesia sejak awal tahun 2000 an yang mana kala itu Hop Hop

the Bubble Drink yang menjadi pelopor tren minuman boba di Indonesia tetapi sampai saat

ini sangat banyak diminati oleh berbagai kalangan dari yang anak-anak sampai yang tua

sekalipun. Berbagai permasalahan pada UMKM boba di Kab Asahan menjadi dasar

penelitian untuk mengetahui sesuai nya kualitas produk dengan harga dan inovasi

menggunakan kinerja pemasaran terkait daya beli saat ini.

Awal mula, boba ini berasal dari gerai the Chun Shui Tang, Taichung, Taiwan. Sang

pendiri gerai tersebut ,yaitu Liu Han Chieh. Beliau menjual teh oolong yang berkualitas,

namun pada suatu hari Liu Han Chieh ingin mengubah cara menikmati sajian teh.Kemudian

beliau bereksperimen pada produk milk tea tradisional nya dengan memasukkan ke dalam

gelas pengocok (cocktail shaker) beserta es di dalamnya.“Saya pikir ini adalah semacam

revolusi dalam sejarah teh (China), karena disajikan dalam keadaan dingin pada waktu itu.

Orang-orang berpikir kami gila, tetapi anak-anak muda sangat menyukainya.” Ucap putri dari

Liu Han Chieh, Angela Liu Yen-Ling.Pada awalnya, produk milk tea Liu Han Chieh tidak

terdapat Boba. Ditahun 1987, munculah boba sebagai topping milk tea nya yang akhirnya

1
populer sampai saat ini.Pada satu waktu, Liu Han Chieh menggelar kompetisi dengan para

staffnya, berinovasi untuk menemukan hal yang kreatif.Suatu waktu, manajer tokonya. Lin

2
3

Hsiu-Hui, sangat suka fen yuan atau bola tapioca. Kemudian Lin menambahkannya sebagai

topping pada milk tea. “Awalnya ia tidak memberi tahu Ayahku. Dia benar-benar menguji

coba langsung pada beberapa pelanggan dan mereka menyukainya,” cerita Angela Liu Yen-

Ling. Kemudian Lin Hsiu-Hui menjual produk mikk tea beserta topping boba selama satu

minggu, setelah itu Lin Hsiu-Hui baru memberi tahu soal hal ini ke Liu Han Chieh. Lalu

mereka memikirkan ide lain untuk mengganti nama “fen yuan” dengan suatu kata yang lebih

baik, dan terciptalah nama “Black Pearl” atau mutiara hitam yang berbentuk bola.

Jones (2018) menyatakan bahwa terdapat dua sejarah berbeda mengenai asal muasal

dari bubble tea. The Hanlin Tea Room Tainan, Taiwan menyatakan bahwa bubble tea

ditemukan pada tahun 1986 saat pemilik rumah teh Tu Tsong-He terinspirasi oleh bola

tapioka putih yang dilihatnya di pasar Ya Mu Liao. Lalu, ia membuat teh menggunakan bola

tapioka, yang lalu disebut sebagai “pearl tea”. Singkat cerita, Hanlin mengubah bola tapioka

putih menjadi versi hitam, yang dicampur dengan brown sugar atau madu, seperti yang biasa

ditemui pada saat ini. Pernyataan lainnya datang dari Chun Shui Tang Tea Room di

Taichung, Taiwan. Penemunya, Liu Han-Chieh, mengamati bagaimana orang Jepang

menyajikan kopi dingin (saat kunjungan pada tahun 1980an) dan menerapkan metode

tersebut pada penyajian teh. Ragam baru dalam penyajian teh ini mendorong bisnis Han-

Chieh, sehingga menyebar dan memiliki banyak cabang. Banyaknya cabang ini membuat

bubble tea menyebar dengan sangat cepat. Pencipta bubble tea itu sendiri adalah Lin Hsiu

Hui. Pada tahun 1988, manajer pengembangan produk dari Chun Shui Tang Tea Room ini

dengan asal menuang bola tapioka ke dalam teh miliknya pada saat rapat yang membosankan.

Minuman tersebut diterima baik di rapat tersebut, dan berujung pada penambahannya ke

dalam menu. Minuman tersebut akhirnya menjadi minuman terlaris pada bisnis waralaba

tersebut.
4

Produk yang akan diteliti pada saat ini adalah produk minuman yang bermerek

Bobagen. Yang mana karena banyaknya keinginan masyarakat yang mengkonsumsi

minuman ini dalam rasa yang berbeda dan berkuallitas memberikan peluang bagi pengusaha

UMKM di Sei Kepayang Barat produk salah satunya UMKM Bobagen yang terinspirasi dari

Produk minuman Buble tea yang mana lebih dikenal dengan sebutan Boba Milk Tea.

Bobagen mulai beroprasi pada tahun 2020. Bobagen sendiri menawarkan beragam jenis

minuman yang mengandung boba dengan harga yang sangat terjangkau dimulai dari harga

Rp.5000, dengan tetap memiliki rasa dan kualitas yang baik. Beberapa rasa andalannya antar

lain ,Thai Tea Boba, Tiramisu Boba, Capucino Boba, Taro Boba dll. Yang mana produk

Thaitea dan Taro menjadi Favorit dikarenakan Perpaduan dari rasa minuman tersebut dapat

menyatu dengan tekstur boba yang lembut dan juicy.

Kualitas produk sangat penting bagi perusahaan tanpa adanya kualitas, karena produk

perusahaan tidak dapat meningkatkan hasil yang dicapai serta kehilangan kepercayaan

terhadap konsumen sehingga konsumen tidak ada keinginan membeli kembali produk dari

perusahaan tersebut. Karena pada dasarnya konsumen tidak sekedar membeli produk tetapi

juga melihatmanfaat dan kelebihan apakah produk tersebut bisa digunakan atau dikonsumsi

dalam waktu yang lama. (Fadhli, 2021)

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah

dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atas jasa. Harga merupakan satu – satu nya unsur bauran

pemasaran yang memberikan pendapatan atau pemasukan bagi perusahaan serta bersifat

fleksibel (Effendi M Guntur 2010)


5

Inovasi merupakan suatu proses untuk mewujudkan,mengkombinasikan, atau

mematangkan suatu pengetahuan/gagasan ide, yang kemudian disesuaikan guna mendapat

nilai baru suatu produk, proses, atau jasa. Luecke (2003:2)

Mengingat persaingan usaha terus meningkat, maka pihak UMKM harus

meningkatkan kinerja usahannya untuk membangun hubungan jangka panjang dengan

konsumen atau calon konsumen lainnya agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang

atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harga secara tepat. Tjiptono (2003:151). dapat

disimpulkan bahwa “harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang

memberikan masukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan unsur lainnya dapat

menyebabkan timbulnya biaya pengeluaran” Harga adalah satu-satunya elemen bauran

pemasaran yang menghasilkan pendapatan (Sunarto, 2004:207)

Elinawati Susimentari Sinurat, Bodelumanauw, Ferdy Roring (2017) melakukan

Penelitian produk,harga,citra merek dan kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan mobil

suzuki ertiga. Waktu penelitian pada bulan April-Juni 2017. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah inovasi produk,berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap loyalitas

pelanggan. Penelitian mobil Suzuki ertiga adalah di manado. Populasi penelitian adalah 210

konsumen sedangkan sampel sebanyak 68 orang responden dan dihitung menggunakan

rumus Slovin. jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis linier

berganda. Persamaan Elinawati Susi Mentari Sinurat (2017) dan peneliti yang dilakukan oleh

penelitian meneliti topik yang sama yaitu, inovasi produk dan citra merek. Sedangkan

Perbedaan Elinawati Susi Mentari Sinurat (2017) dan peneliti yaitu pada variabel kualitas

pelayanan dan pada objek penelitian. Penelitian terdahulu meneliti tentang Mobil Suzuki

Ertiga sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang Produ Minuman Bobagen
6

Valenciana Uteri, Tumpal J,R,Stinjak (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh

kualitas produk dan citra merek terhadap loyalitas pelanggan Sushi Tei cabang mal kelapa

gading Jakarta utara.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas produk Sushi Tei

dimata pelanggan dan mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk dan citra merek

terhadap loyalitas pelanggan Sushi Tei.Peneliti melakukan penelitian pada tahun 2015,

bertempat di Mall kelapa Gading Jakarta dengan 100 responden. Penelii menggunakan alat

stastistik SPSS. Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data yang diperlukan dengan

Inovasi produk Harga Kualitas Pelayanan Citra merek Loyalitas Pelanggan menggunakan

teknik komunikasi yaitu, dengan menyebarkan kuesioner untuk mengumpulkan data primer.

Kuesioner ini ditujukan kepada responden yaitu pelanggan Sushi Tei. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukanbahwa Kualitas Produk Sushi Tei baik, Hasil pengujian pengaruh

Kualitas Produk terhadap Loyalitas Pelanggan adalah tidak terbuktinya Kualitas Produk

mempengaruhi Loyalitas Pelanggan. Hasil pengujian pengaruh Citra Merek terhadap

Loyalitas Pelanggan menunjukkan bahwa Citra Merek terbukti mempengaruhi Loyalitas

Pelanggan. Persamaan Valenciana Utari (2015) dan peneliti yang dilakukan oleh penelitian

meneliti topik yang sama, yaitu tentang kualitas produk, citra merek dan loyalitas pelanggan.

Sedangkan Perbedaan Valenciana Utari (2015) dan peneliti yaitu berada pada objek

penelitian. Penelitian terdahulu meneliti tentang Sushi Tei sedangkan penelitian saat ini

meneliti tentang Produk Minuman Bobagen.

Pembelian yang dilakukan oleh konsumen melalui proses pendekatan masalah yang

terdiri dari berbagai macam pengenalan masalah, mencari informasi, beberapa penilaian

alternatif, membuat keputusan pembelian serta perilaku setelah membeli. Faktor factor yang

mempengaruhi keputusan pembalian antara lain harga, promosi dan produk.Kemudian

keputusan konsumen meliputi keputusan untuk menentukan apakah akan membeli, apa yang

akan dibeli,dimana,kapan,kepada siapa dan seberapa sering membeli barang ata jasa. Perilaku
7

Pembelian konsumen dibentuk dari karakteristik individu yang terdiri dari social, pribadi dan

psikologis.

Lokasi yang strategis dapat mendukung kelancaran dalam penjualan Produk

minuman tersebut sehingga menarik kesimpulan semakin sering pengunjung melewati lokasi

penjualan maka semankin memungkinkan menarik pelanggan untuk membeli sehingga

menentukan tempat penjualan Bobagen yang terletak di jalan Besar Titi Panjang Sei

Kepayang barat.

Table 1.1

Data Penjualan Produk Bobagen Tahun 2021

Banyaknya
No Bulan Target Pencapaian Ket
item terjual
1 Januari 1.500.000 1.550.000 300
2 Februari 1.600.000 1.720.000 344
3 Maret 1.650.000 1.800.000 360
4 April 1.750.000 1.950.000 390
5 Mei 1.800.000 2.000.000 400
6 Juni 1.800.000 2.200.000 440
7 Juli 1.800.000 2.500.000 500
8 Agustus 2.000.000 2.580.000 516
9 September 2.000.000 2.600.000 520
10 Oktober 2.000.000 2.700.000 540
11 Nopember 2.200.000 2.750.000 550
12 Desember 2.200.000 2.850.000 570
Sumber : Data Penjualan Produk Bobagen Tahun 2021

Dari hal tersebut dapat dipastikan semakin baik kualitas dan inovasi serta di imbangi

harga yang terjangkau mka semakin kua daya tarik suatu produk maka penulis tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Harga, Kualitas Dan Inovasi Terhadap Minat

Beli Konsumen Pada Usaha Minuman Bobagen Di Sei Kepayang Barat.

1.2 Rumusan Masalah


8

Dari uraian latar belakang di atas, maka muncul beberapa pertanyaan yang terkait

dengan fenomena tersebut antara lain :

1. Apakah ada pengaruh kualitas produk terhadap Minat Beli produk minuman bobagen

di Kecamatan Sei Kepayang Barat?

2. Apakah ada pengaruh harga terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di

Kecamatan Sei Kepayang Barat?

3. Apakah ada pengaruh inovasi terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di

Kecamatan Sei Kepayang Barat?

4. Apakah ada pengaruh Harga dan inovasi terhadap Minat Beli produk minuman

bobagen di Kecamatan Sei Kepayang Barat?

5. Apakah ada pengaruh Kualitas produk dan inovasi terhadap Minat Beli produk

minuman bobagen di Kecamatan Sei Kepayang Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk Minat Beli produk minuman bobagen di

Kecamatan Sei Kepayang Barat

2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di

Kecamatan Sei Kepayang Barat

3. Untuk mengetahui pengaruh inovasi terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di

Kecamatan Sei Kepayang Barat

4. Untuk mengetahui pengaruh harga dan inovasi terhadap Minat Beli produk minuman

bobagen di Kecamatan Sei Kepayang Barat

5. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas dan inovasi terhadap Minat Beli produk

minuman bobagen di Kecamatan Sei Kepayang Barat


9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

No Nama Judul Variabel Indikator Metode data Hasil penelitian


1. Satra Pengaruh X1: Produk 1. Variasi Produk, Jenis Penelitian Hasil Penelitan
Tirtayas A Marketing X2: Harga Kualitas Produk Ini Adalah Menunjukan
& Yeni Mix X3: Promosi Dan Desain Penelitian Bahwa
Ardini Terhadap X4: Lokasi Y: Kualitas Survey Karena Marketing Mix,
Daulay Kinerja Kinerja 2. Keterjangkauan Mengambil (Produk, Harga,
Pemasaran Pemasaran Harga, Sampel Dari Promosi Dan
Industri Kecil Kesesuaian, Satu Populasi Lokasi)
Menegah Harga Dan Daya Menggunakan Berpengaruh
Sektor Saing Harga SEM PLS Yaitu Positif Dan
Kontruksi 3. Promosi Analisis Model Signifikan
Bengkel Las Penjualan, Pengukuran Terhadap Kinerja
Di Moderasi Pemasaran (Outer Model) Pemasaran
Kebijakan Langsung Dan Dan Analisis Industry
Pada Masa Word Of Mounth Model Structural Kecil Menegah
Pandemi 4. Akses, Tempat, (Inner Model) Sektor Kontruksi
Covid Parkir, Lokasi Bengkel
Pesaing Las di Kecamatan
5. Target Penjualan Medan Kota
Tingka Pada Masa
Penjualan Dan Pandemi
Kenaikan Jumlah Covid 19
Pelanggan
6. Pelatihan,
Regulasi
Perpajakan Dan
Permodalan

10
11

2. Andraw Analisis X1:Kualitas 1. Mutu Bahan Metode Hasil


Andiponugro Pengaruh Produk Baku, Tampilan Penelitian Penelitian
ho Kualitas X2: Inovasi Hidangan Ini menggunkan Menunjukan
Produk Dan X3: Daya Menggugah Non Probability Bahwa Kualitas
Kemampuan Tarik Produk Selera, Sampling Produk
Inovasi Y: Minat Beli Kesesuaian Dengan Metode Memeiliki
Terhadap Harapan Accidental Pengaruh Secara
Minat Beli 2. Pelanggan Sampling. Positif Terhadap
Ulang Kreatifitas, Menggunakan MinatBeli Ulang
dengan Daya InovasiTeknik, Analisis SEM Kualitas
Tarik Produk Originalitas (Struktual Produk
Sebagai 3. Daya Tarik Equation Memiliki
Variabel Tampilan, Daya Modeling) Pengaruh
Intervening Tarik Melalui Program SecaraPositif
Keragaman AMOS Terhadap Daya
Menu,Daya Tarik Produk
TarikKeunik an Kemampuan
4. FrekuensiPembel Inovasi
ian, Komitmen Berpengaruh
Pelanggan, Dan Secara
Rekomendasi Positif Terhadap
Positif Minat Beli Ulang
Dan Kualitas
Produk Dan
Daya Tarik
Produk Memiliki
Pengaruh Secara
Positif Terhadap
Minat Beli Ulang
12

3. Kasmirud Pengaruh X1 : 1. Performance, Menggunakan Berdasarkan


din (2016) Kualitas Kualitas Feature, Pendekatan Hasil Yang
Produk Produk Reliability, Kuantitatif Telah Dilakukan
Dan X2: Conformance , Dengan Dinyatakan
Pengemba Pengembanga Durability,Serv Menstranformasi Bahwa Terdapat
ngan Produk n Produk iceability,Aesth Data Hubungan Positif
Terhadap Y:Kinerja etics,Dan Kualitatif Antara Kualitas
Kinerja Pemasaran Perceived Menjadi Produk Dengan
Pemasaran Quality. Data Kuantitatif Kinerja
Industri 2. Teknologi Dalam Bentuk Pemasaran
Kerajinan Baru Diwujud Bobot Skor, Kerajnan rotan,
Kecil Rotan kan; Aplikasi Data Diperoleh Semakin tinggi
Di Pasar Baru; Melalui Kualitas Produk
Kecamatan Inovasi Di Penyebaran Kerajinan
Rumbai Pasar Koesioner Maka Semakin
Pesisir 3. Pertumbuhan Tersrtuktur Tinggi Juga
Pangsa Pasar Metodekepada Kinerja Produk
Keberhasilan Responden Kerajinan
Produk Baru Tersebut
Dan Kinerja
Keseluruhan

4. Sampul Pengaru X:Orientasi 1. Pengambilan Metode Hasil


Haji, Rois Orientasi Kewirausaha Keputusan, Analisis Penelitian
Arifin & M. Kewirausah an Praktek Dan Data Menunjukan
Khairul ABS aan Inovasi X2:Inovasi Metode Yang Bahwa
(2017) Produk,Keu Produk 2. Produk Baru Digunakan Variabel
nggulan X3:Keunggu Bagi Dunia Adalah Orientasi
Bersaing lan Bersaing Lini Produk Kuantitatif Kewirausahaaan
Terhada Y: Kinerja Baru Sedang , Variabel
Kinerja Pemasaran Tambahan Teknik Analisis Inovasi Produk
Pemasaran Pada Produk Menggunakan Dan Variabel
Cengkeh Di Yang Telah Regresi Keunggulan
Bawean Ada Linier Bersaing
Perbaikan Berganda Berpengaruh
Atau Revisi Terhadap
Produk Yang Kinerja
Telah Ada Pemasaran
3. Harga Usaha Cengkeh
Bersaing Di Bawean
Eksplorasi
Peluang
Pertahanan
Ancaman
Bersaing
FleksibelitasH
ubungan
Pelanggan
13

4. Omset
Penjualan
Peningkatan
Penjualan
Sales Return
5. Satria Strategi X1: 1. Faktor Penelitian ini Setelah
Tirtayasa, Pemasar an Produksi produksi menggunakan diadakan
Ira Nadra, Terhadap X2: alami pendekatan penelitian
Hazmanan Peningkatan Distribusi 2. Faktor penelitian dan pengumpula
Khair Kinerja X3: produksi eksplanatori, data dilapangan
UMKM Pemasaran tenaga kerja yang bertujuan hasil jawaban
dimoderasi Langsung 3. Faktor untuk responden,maka
Teknologi Y : Kinerja produksi menjelaskan diperoleh data
pada masa UMKM Modal hubungan tetntang
Pandemi 4. Faktor sebab akibat keaadaan usaha
Covid-19 produksi antara variabel pemilik UMKM
kewirausahaa penelitian dalam kaitannya
n/keterampila dan hipotesis dengan Strategi
n. pengujian Pemasaran Di
Masa Pendemi
Covid-19
Terhadap
Peningkatan
Kinerja yang
dimoderasi oleh
teknologi
pada UMKM
bidang
konstruksi di
daerah
Kecamatan
Medan.

2.2 Landasan Teoritis

2.21 Minat Beli

2.211 Pengertian Minat Beli

Minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana seseorang

mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, bedasarkan

pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan


14

menginginkan suatu produk. Menurut Kotler & Keller (2013:137) minat beli adalah

perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan

keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian. Minat yang muncul dalam melakukan

pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi

suatu kegiatan yang sangat kuat dan yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus

memenuhi kebutuhannya, maka konsumen akan mengaktualisasi apa yang ada dalam

benaknya tersebut (Ferdinand, 2014:189).

Kotler (Rizky & Yasin, 2014) menyatakan bahwa minat membeli terjadi

sebelum keputusan membeli. Minat membeli ialah suatu respon efektif atau

proses merasa suka terhadap suatu produk namun belum sampai pada tahap

pembelian. Kotler (Hidayat, Elita, & Setiaman, 2012) juga menyatakan minat

membeli muncul setelah melalui proses melihat sehingga muncul keinginan untuk

mencoba suatu produk hingga pada akhirnya ingin membeli agar dimiliki.

Sementara menurut E. Jerome Mc. Carthy (Hidayat, Elita, & Setiaman, 2012)

minat beli adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli

suatu produk agar memenuhi kebutuhannya. Menurut Ferdinand (Hidayat, Elita, &

Setiaman, 2012) minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai

berikut :

a. Minat transaksional, yaitu kecenderurang individu untuk membeli suatu

produk.

b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan individu untuk merefrensikan suatu

produk kepada orang lain.


15

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menunjukkan perilaku individu yang

menjadikan suatu produk pilihan utama. Pilihan utama ini hanya dapat

digantikan jika terjadi sesuatu dengan produk tersebut.

d. Minat eksploratif, yaitu minat yang menunjukkan perilaku individu yang

selalu mencari informasi seputar produk yang diminati untuk mendukung

sifat-sifat positif yang ada pada produk tersebut

2.212 Aspek - Aspek Minat Beli

Lucas dan Britt (2003) berpendapat ada empat aspek minat membeli, yaitu:

a. Perhatian (attention)

Perhatian yaitu pemusatan pengamatan konsumen pada suatu produk yang

dianggap menarik.

b. Ketertarikan (interest)

Ketertarikan yaitu munculnya dorongan yang lebih untuk memperhatikan

suatu produk dan ditunjukkan dengan usaha mendekati produk tersebut.

Setelahadanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik.

c. Keinginan (desire)

Keinginan yaitu dorongan untuk memiliki dan mengetahui lebih

mendalam suatu produk. Ketika ada ketertarikan, maka akan muncul

keinginanpada diri konsumen untuk menggunakan

2.213 Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand (2014:189), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator

sebagai berikut :

a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.


16

b) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk

kepada orang lain.

c) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang

memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat

diganti jika terjadi sesuatu dengan produk referensinya.

d) Minat eksploratif, minan ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu

mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi

untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. Minat beli diperoleh

dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi.

Minat beli yang muncul menciptakan suatu motivasi yangterus terekam dalam

benaknya, yang pada akhirnya ketika seseorang konsumen harus memenuhi

kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang terdapat dalam benak

konsumen. Dan minat beli tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

2.214 Faktor Faktor yang mempengaruhi Minat Beli

Menurut Kotler dan Keller (2007) minat membeli adalah bagian dari

proses dalam perilaku konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:

a. Faktor Psikologis

a) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian menjadi faktor utama bagi perusahaan/pemasar. Apa yang dibeli

konsumen, dan kapan serta bagaimana produk tersebut menjadi pilihan,

mungkin dipengaruhi beberapa faktor kepribadian. Tiap-tiap individu

memiliki kepribadian masing-masing. Kepribadian disini ditekankan pada

sifat-sifat dalam diri atau sifat kejiwaban yakni kualitas sifat, pembawaan,

kemampuan mempengaruhi orang, dan perangai khusus yang dapat


17

membedakan antar individu. Sifat-sifat ini cenderung mempengaruhi

seseorang dalam memilih produk. Kotler dan Keller (2007) menjelaskan

kepribadian sebagai ciri bawaan psikologis manusia yang khas dan

menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

rangsangan lingkungannya. Kepribadian menjadi variabel yang sangat berguna

dalam menganalisis pilihan merk konsumen.

b) Persepsi

Persepsi (Sarwono, 2013) merupakan kemampuan untuk membedakan,

mengelompokkan dan memfokuskan yang kemudian diintepretasi. Persepsi

berlangsung ketika seseorang menerima stimulus yang ditangkap oleh alat

indera, kemudian dimasukkan ke dalam otak dan terjadi proses berfikikir yang

akhirnya terwujud sebuah pemahaman. Pemahaman inilah yang disebut

persepsi. Persepsi konsumen jauh lebih penting dibanding realita suatu produk

yang sesungguhnya. Sebab persepsi itulah yang akan mempengaruhi perilaku

aktual konsumen. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik,

akan tetapi juga rangsangan pada lingkungan dan keadaan individu.

c) Motivasi

Motivasi adalah tenaga pendorong dalam diri individu untuk melakukan

tindakan. Tenaga pendorong tersebut timbut sebagai akibat kebutuhan yang

tidak terpenuhi yang dihasilkan oleh keadaan tertekan. Keadaan ini membuat

individu secara sadar dan tidak sadar bertindak untuk mengurangi ketegangan

yang dirasakan melalui perilaku yang diharapkan akan memenuhi

kebutuhan.Schiffman dan kanuk (2004) menyatakan motivasi didasarkan pada

kebutuhan dan saran.


18

d) Pembelajaran

Pembelajaran timbul dari pengalaman yang meliputi perubahan perilaku

individu. Sebagian besar perilaku manusia merupakan hasil dari belajar.

Pembelajaran konsumen akan terus berkembang seiring bertambahnya

pengetahuan yang diperoleh atau pengalaman yang dialami (Schiffman &

kanuk,2004).

b. Faktor Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang mendasar yang

terdiri dari seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku yang

didapatkan sejak kecil dari keluarga dan lingkungan sekitar. Masing-masing

budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang mencakup agama, kebangsaan,

kelompok ras, dan wilayah geografis. Pendaapat lain yang dikemukakan oleh

Schifman dan Kanuk (2004) menjelaskan bahwa sub-budaya agama sangatlah

mempengaruhi keputusan membeli. Contohnya saja agama Yahudi yang

memilih makanan berdasarkan kehalalan. Di dalam agama Yahudi terdapat

makanan yang haram untuk dimakan. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi

makanan yang haram, tanda halal dicantumkan pada kemasan. Sebagai contoh,

di Amerika Serikat (AS) tanda U dan K pada kemasan pada makanan

merupakan simbol bahwa makanan tersebut telah memenuhi peraturan

mengenai makanan agama Yahudi. Simbol ini tidak hanya bermanfaat oleh

umat Yahudi, namun juga berpengaruh oleh umat non- Yahudi. Tanda izin

dari Good haose keeping Yahudi ini membuat orang- orang merasa bahwa

makanan tersebut murni dan sehat.


19

c. Faktor Sosial

1. Kelompok Acuan

Kelompok acuan individu terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap sikap ataupun perilaku. Kelompok yang

memiliki pengaruh langsung dinamakan kelompok keanggotaan, yang

merupakan terdiri dari kelompok premier dan sekunder. Kelompok premier

seperti keluarga, teman, tetangga, rekan kerja, yang berinteraksi terus menerus

secara informal. Sedangkan kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan,

profesi dan asosiasi perdagangan yang cenderung lebih formal dan intensitas

interaksi tidak rutin. Kelompok acuan sangat mempengaruhi individu.

Kelompok acuan membuat individu mempengaruhi perilaku dan gaya hidup

baru serta konsep pribadi individu. Kelompok acuan dapat mempengaruhi

individu untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengarhui

dalam memilih produk. Tidak hanya itu, individu juga dipengaruhi oleh

kelompok luar.

2. Keluarga

Keluarga merupakan peran yang paling penting dalam perilaku mengkonsumsi.

Keluarga dapat dikelompokkan menjadi dua dalam perilaku konsumen. Yang

pertama adalah keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung.

Dari orang tua individu mendapatkan orientasi agama, politik, ekonomi, ambisi

Pribadi, harga diri dan cinta. Perilaku konsumen tetap signifikan meskipun

individu tersebut tidak lagi tinggal bersama orang tua. Kemudian pengaruh

yang lebih langsung terhadap pembelian sehari-hari adalah keluarga prokresi

yakni pasangan dan anak


20

.Peran dan Status

Dalam hidup, individu banyak berpartisipasi dalam kelompok, seperti

organisasi, teman, dan keluarga. Kedudukan individu dalam suatu kelompok

ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang

diharapkan dilakukan. Dan masing-masing peran menghasilkan status.

d. Memori

Semua informasi dan pengalaman yang dihadapi akan tersimpan pada memori.

Memori dibagi menjadi dua, yakni memori jangka panjang (long term memory)

dan memori jangka pendek (short term memory). Pemasaran dapat terlihat

meyakinkan jika individu memiliki pengalaman memori yang baik terhadap

suatu produk.

e. Faktor Pribadi

1. Usia dan Tahap Siklus Hidup Individu membeli barang atau jasa berbeda-

beda sepanjang hidupnya sesuai kebutuhannya, dan ini tergantung pada usia.

Anak-anak akan membeli mainan, sementara orang dewasa memilih untuk

membeli buku, misalnya. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup

keluarga. Para pemasar harus memberi perhatian yang besar bagaimana

peristiwa-peristiwa penting atau masa pealihan yang dialami oleh individu.

2. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi Pekerjaan seseorang juga

mempengaruhi pola individu dalam mengkonsumsi. Misalnya saja, para artis

akan membeli baju dan tas yang mahal. Para direktur membeli tiket pesawat

dengan kelas penerbangan yang excutive. Pilihan produk akan

mempengaruhi pilihan individu dalam membeli barang atau jasa. Untuk itu

para pemasar harus lebih memperhatikan penghasilan masyarakat.


21

3. Gaya Hidup dan Nilai Setiap orang memiliki gaya hidup masing-masing.

Gaya hidup adalah pola hidup yang terungkap dalam aktivitas, minat dan

opini. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dalam diri individu yang

berinteraksi dengan lingkungan. Misalnya para pemasar meyakini bahwa

para artis akan memakai tas yang branded sehingga pemasar memasarkan

tas-tas pada artis atau individu yang memiliki gaya hidup tinggi. Para

pemasar selalu menyiapkan tren terbaru untuk para konsumen.

2.22 Harga

2.221 Pengertian Harga

Harga adalah jumlah rupiah yang bisa dibayarkan oleh pasar terhadap perusahaan dari

sudut pandang pemasaran yang merupakan moneter atau sebagai alat ukur suatu produk yang

akan ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dari suatu produk. Harga adalah sejumlah

uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk, dengan kata laian harga

merupakan sebuah nilai yang harus ditukarkan denga produk yang dikehendaki oleh

konsumen (Swasta dan Handoko, 2011:86).

2.222 Konsep Harga

Menurut tanggapan dari (Alma, 2015). "yang melampirkan bahwa teori ekonomi,

pengertian harga, nilai dan utility ialah konsep yang berhubungan dengan penetapan

harga. Yang dimaksud dengan utility dan value sebagai berikut:

1. Utility, Utility adalah suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang

memungkinkan barang tersebut memenuhi kebutuhan (needs), keinginan, dan


22

memuaskan konsumen. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi

memuasakan kebutuhan dan keinginan tertentu. Terdapat lima jenis pokok utilitas,

yaitu:

1. Utilitas Bentuk (Form Utility)

2. Utilitas Tempat (Place Utility)

3. Utilitas Waktu (Time Utility)

4. Utilitas Informasi (Information Utility)

5. Utilitas Kepemilikan (Ownership Utiliti)

2. Value, Value adalah nilai suatu produk untuk ditukar dengan produk lain, nilai

ini dapat dilihat dalam situasi barter yaitu ditukar dengan produk lain. Nilai ini

dapat dilihat dalam situasi barter yaitu pertukaran barang dengan barang.

Sekarang ini kegiatan perekonomian tidak melakukan barter lagi tetapi telah

menggunakan uang sebagai ukuran yang disebut harga (price) adalah nilai suatu

barang yang dinyatakan dengan uang

3. Harga adalah sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain

(nonmoneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk

mendapatkan suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi

memuasakan kebutuhan dan keinginan tertentu. Terdapat lima jenis pokok

utilitas, yaitu

1) Utilitas Bentuk (Form Utility)

2) Utilitas Tempat (Place Utility)

3) Utilitas Waktu (Time Utility)


23

2.223 Indikator Harga

Menurut Stanton dalam Yusup (2012:27) untuk mengukur variabel harga

menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

3. Daya saing harga

4. Kesesuaian harga dengan manfaat.

Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen dalam

memutuskan pembelian. Konsumen akan membandingkan harga dari produk pilihan mereka

dan kemudian mengevaluasi kesesuaian harga tersebut dengan nilai produk atau jasa serta

jumlah uang yang haurs dikeluarkan. Lebih lanjut Kotler dan Amstrong, (2014:452)

berpendapat bahwa indicator yang digunakan dalam penetapan harga antara lain :

1. Keterjangkau harga.

Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Produk

biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek dan harganya juga berbeda dari

termurah dampai termahal. Dengan harga yang ditetapkan para konsumen benyak

yang membeli produk.

2. Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga

Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk lainnya.

Dalam hal ini mahal murahnya harga suatu produk sangat dipertimbangkan oleh

konsumen pada saat akan membeli produk tersebut.

3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.


24

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen orang sering

memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena mereka melihat adanya

perbedaan kualitas. Apabila harga lebih tinggi orang cenderung beranggapan bahwa

kualitasnya juga lebih baik.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat.

Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan

lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya.

Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil dari uang yang

dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan bahwa produk tersebut mahal..

2.23 Kualitas

2.231 Pengertian Kualitas

Definisi kualitas sangat beranekaragam dan mengandung banyak makna. Kualitas

adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan

dengan baik. Menurut Gasperz (1997) menyatakan kualitas adalah totalitas dari fitur-

fitur dan karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh produk yang sanggup untuk

memuaskan kebutuhan konsumen. Sedangkan definisi kualitas menurut Kotler (1997)

adalah seluruh ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada

kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat Ini jelas

bahwa kualitas berpusat pada konsumen, seorang produsen dapat memberikan

kualitas bila produk atau pelayanan yang diberikan dapat memenuhi atau melebihi

harapan konsumen.

2.232 Manfaat Kualitas

Produktivitas biasanya selalu dikaitkan dengan kualitas dan profitabilitas. Meskipun

demikian, ketiga konsep ini memiliki penekanan yang berbeda-beda.


25

a. Produktivitas menekankan pemanfaatan (utilisasi) sumber daya, yang

seringkali diikuti dengan penekanan biaya dan rasionalisasi modal. Fokus

utamanya terletak pada produksi/operasi.

b. Kualitas lebih menekankan aspek kepuasan pelanggan dan pendapatan. Fokus

utamanya adalah customer utility.

c. Profitabilitas merupakan hasil dari hubungan antara penghasilan (income),

biaya, dan modal yang digunakan.

2.24 Inovasi

2.241 Pengertian Inovasi

Menurut Luecke (2003:2), inovasi merupakan suatu proses untuk mewujudkan,

mengkombinasikan, atau mematangkan suatu pengetahuan/gagasan ide, yang kemudian

disesuaikan guna mendapat nilai baru suatu produk, proses, atau jasa.

Inovasi menurut Zimmerer dalam Suryana (2014:11), diartikan sebagai kemampuan

menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk

meningkatkan atau memperkaya kehidupan (innovation is the ability to apply creativity

solutions to those problems and opportunities to enhance or to enrich peoples live).

2.242 Jenis-jenis Inovasi

Menurut Luecke (2003) dalam buku Harvard Business School, terdapat beberapa

jenis-jenis inovasi :

1. Incremental innovation

Inovasi yang bertahap adalah inovasi yang dilakukan dengan cara melakukan

pengembagan baik dari bentuk terdahulu atau teknologi terdahulunya ke arah yang lebih baik
26

(contoh : Prosesor komputer, dimulai dari Pentium I, II, III, IV, Dual Core, Core). Hal yang

perlu diperhatikan dalam melakukan incremental innovation:

 Menghindari sindrom “more bells and whistles”. Yang dimaksud adalah

menghindari mengeluarkan inovasi sekaligus, karena dalam incremental

innovation harus mengeluarkan inovasi secara bertahap agar produk tidak

langsung mati karena tidak dapat berinovasi lagi.

 Jangan taruh seluruh konsep inovasi di incremental innovation.

2. Radical innovation

Inovasi yang bersifat radikal adalah inovasi yang sifatnya benar-benar

baru bagi dunia, baik dalam teknologi yang sudah ada maupun dari cara yang

sudah ada sebelumnya. (contoh : Perusahaan Alibaba menggunakan robot dalm

jumlah besar, sehingga hal ini dapat menghemat biaya tenaga kerja sebanyak 70%)

Spesifikasi Radical innovation :

1. Seperangkat fitur kinerja yang benar-benar baru

2. Perbaikan dalam fitur kinerja sebesar lima atau tiga kali lebih besar.

3. Pengurangan 30 persen atau lebih besar dalam biaya.

2.3 Kerangka konseptual

HARGA

KEPUTUSAN
KUALITAS PEMBELIAN

INOVASI
27

Gambar 2.3
2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

1. kualitas produk berpengaruh terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di

Kecamatan Sei Kepayang Barat.

2. Harga berpengaruh terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di Kecamatan Sei

Kepayang Barat.

3. Inovasi berpengaruh terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di Kecamatan

Sei Kepayang Barat.

4. Harga dan inovasi berpengaruh terhadap Minat Beli produk minuman bobagen di

Kecamatan Sei Kepayang Barat.

5. Kualitas produk dan inovasi berpengaruh terhadap Minat Beli produk minuman

bobagen di Kecamatan Sei Kepayang Barat.

Daftar pustaka

Abdullah, T., &, & Tantri, F. (2010). Manajemen Pemasran. Pt Raja Grafindo
Persada.
Alma, B. (2015). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. CV. Alfabeta. Amilia,
S., & Asmara Nst, M. O. (2017). Pengaruh Citra Merek , Harga dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di
Kota Langsa. Jurnal Manajemen Dan Keuangan Unsam , 6(1), 663-664.
Bahar, A., & Sjahruddin, H. (2015). Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Ulang Pada
Konsumen di McDonald’s Alauddin Makassar. Jurnal Organisasi Dan
manajemen, 3(9), 14–34.
28

Bakti, S., & Harun, H. (2011). Pengaruh Orientasi Pasar Dan Nilai Pelanggan
Terhadap Kinerja Pemasaran Maskapai Penerbangan Lion Air.. Jurnal
Manajemen Pemasaran Modern, 3(1), 1–14.
Fadhli. (2021). Pengaruh Digital Marketing, Kualitas Produk, dan Emosional terhadap
Kepuasan Konsumen Poskopi ZIO Jombang. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(2),
603–612.
Farisi, S. (2018). Pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan
pembelian sepatu Adidas pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Publikasi Ilmiah, 689–705. http://hdl.handle.net/11617/9995
Kasmiruddin. (2016). Pengaruh Kualitas Produk Dan Pengembangan Produk
Terhadap Kinerja Pemasaran Industri Kerajinan Kecil Rotan Di Kecamatan
Rumbai Pesisir. Journal Aplikasi Bisnis, 7(1), 27–44.
Kotler, P., &, & Armstrong, G. (2014). Prinsip-Prinsip Pemasaran. PT. Index.
Kotler, P., &, & Keller, K. L. (2016). Manajemen Pemasaran. PT. Index. Kotler,
P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Managemen (15th ed.). Erlangga.
Limakrisna, N., &, & Susilo, W. H. (2012). Manajemen Pemasaran Teori dan
Aplikasi Dalam Bisnis. Mitra Wacana Media.
Maino, G. P.,(2022). Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga Dan promosi
Terhadap Minat beli Pada Verel Bakery and Coffee. Jurnal EMBA, 10(1),
184–190.
Merakati, I., Rusdarti, & Wahyono. (2017). Pengaruh Orientasi Pasar,Inovasi,
Orientansi Kewirausahaan melalui Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja
Pemasaran. Journal of Economic Education, 6(2), 114–123.
Nainggolan. (2019). Pengaruh Merek dan Iklan Terhadap Daya Beli Konsumen di PT.
Inkado Trading Coy Krakatau Medan (Studi Kasus Pada Konsumen Honda
yang Membeli Unit CB 150). Jurnal Mutiara Manajemen, 4(2), 367–378.
Nasution, M. I., Fahmi, M., Jufrizen, Muslih, & Prayogi, M. A. (2020). The Quality of
Small and Medium Enterprises Performance Using the Structural Equation
Model-Part Least Square (SEM-PLS).
Pigome, D. (2013). Pengaruh Harga Pertalite Terhadap Daya Beli Konsumen Pada
Spbu Karang Tumaritis Pt. Tri Tunggal Sakti Cemerlang Di Kabupaten Nabire.
Africa’s Potential for the Ecological Intensification of Agriculture,
53(9), 1689–1699.
Pomantow, R. A. P., (2019).Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Daya
Beli Bahan Bakar Jenis Pertalite ( Studi Pada Konsumen Pt . Pertamina ( Persero
) Manado ). Jurnal EMBA.7(1), 521–530.
Sayekti, T. I., & Soliha, E. (2016). Competitiveness, Marketing Access, and Network
Capability and Its Impacts on Marketing Performance. Jurnal Dinamika
Manajemen, 7(2).1-9.
Sidi, A. P., & Yogatama, A. N. (2019). Mediasi Intellectual Capital atas Pengaruh
29

Digital Marketing Terhadap Kinerja Pemasaran. Iqtishoduna, 15(2), 129–


152.
Sijabat. (2017). Penguatan Kinerja Pemasaran Melalui Pengembangan Inovasi
Dan Kreativitas Program Kerja Pada Wirausaha Muda Di Semarang. Jurnal
Sains Pemasaran Indonesia (Indonesian Journal of Marketing Science),
16(1), 26-42.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Bisnis.Bandung : Alfabeta
Suhardi, A., & Herlina. (2010). Pengaruh Daya Beli Masyarakat Terhadap Nilai
Penjualan Ikan Lele Di Desa Ganjaran Kecamatan Pagelaran Kabupaten
Pringsewu. Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 8 No 1(1), 40–47.
Sumiati. (2021). Pengaruh Harga, Brand Image Dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Obat Bermerek Pada Pt. Bernofarm. Jurnal
Manajemen Universitas Bung Hatta, 16(1), 57–67.

Anda mungkin juga menyukai