Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengkonsumsi teh bukanlah suatu hal yang baru bagi masyarakat
Indonesia. Sejak jaman penjajahan Belanda, masyarakat kita telah mengenal
tradisi menikmati teh. Masyarakat kita menyukai teh karena mempercayai bahwa
mengkonsumsi teh dapat merelaksasikan diri dan melepaskan kepenatan.
Masyarakat juga menyukai teh sebab teh memiliki kandungan gizi yang berguna
bagi tubuh manusia.
Namun sayangnya, persiapan penyajian teh memakan waktu yang tidak
sebentar. Dengan mobilitas masyarakat yang kian hari kian meninggi, diperlukan
terobosan baru dalam penyajian teh. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
tersebut Teh Botol Sosro dengan teknologi yang modern menawarkan kepada
masyarakat produk produk varian teh yang siap dikonsumsi.
PT SINAR SOSRO merupakan perusahaan yang berani mengolah dan
menjual teh dalam kemasan untuk dijual kepada masyarakat. Perusahaan ini
semakin berkembang walaupun telah bermunculan perusahaan-perusahaan lain
yang memproduksi produk serupa, hal ini di sebabkan perusahaan ini memiliki
jaringan distribusi yang cukup baik dan terorganisir, dengan membangun pabrik
dan gudang distribusi yang tersebar di berbagai daerah. Tujuannya adalah untuk
lebih mendekatkan diri dengan pelanggan serta mempermudah dalam penyaluran
produk, sehingga dapat memenuhi permintaan dan pencapaian kepuasan
konsumen.
Berdasarkan fakta tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana perusahaan dapat menciptakan produk yang sedemikian rupa sehingga
mendapat tempat di hati para konsumennya, serta bagaimana pula proses
pembuatan produk tersebut sehingga menjadi produk yang berkualitas tinggi.
Oleh karena itu penulis merealisasikannya dalam bentuk Laporan Kunjungan
Industri dengan judul: Proses Produksi Teh Botol di PT. SINAR SOSRO,
Mojokerto, Jawa Timur.
Pratiwi Natalia Utami
221308286 1
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang ditetapkan berdasarkan latar belakang yang
telah dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses produksi Teh Botol Sosro.
2. Hambatan apa yang sering kali terjadi dalam proses produksi dan
bagaimana cara mengatasinya.

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan makalah berdasarkan perumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses produksi Teh Botol Sosro.
2. Mengetahui hambatan apa yang sering kali terjadi dalam proses produksi
dan mengetahui cara mengatasinya.

1.3 Manfaat Penelitian


Penyusunan laporan studi lapangan tentunya memberikan banyak
manfaat baik bagi penulis, maupun bagi perusahaan. Manfaat yang diperoleh
penulis dari penyusunan laporan kerja praktek antara lain:
a) Menambah ilmu pengetahuan, khususnya dalam pembuatan Teh Botol
Sosro dari mulai bahan-bahan, proses pembuatan hingga proses marketing
produk.
b) Menambah dan membuka wawasan penulis terhadap dunia kerja terutama
dalam dunia industri.
c) Mampu mempresentasikan hasil studi lapangan ke dalam sebuah laporan
yang tersusun secara sistematis sesuai dengan masalah yang diteliti serta
mempertanggungjawabkannya.

Sedangkan bagi perusahaan diharapkan dapat menjadi bahan masukan


yang bermanfaat bagi pihak perusahaan untuk terus menyempurnakan proses
produksi barang yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas barang.

Pratiwi Natalia Utami


221308286 2
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Tentang PT. Sinar Sosro


Merek SOSRO yang sudah dikenal di masyarakat, sebenarnya
merupakan singkatan dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo yang mulai merintis
usaha Teh Wangi Melati pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah
bernama Slawi. Teh Wangi Melati yang diperkenalkan pertama kali itu
bermerek Cap Botol
Pada tahun 1965, Teh Wangi Melati merek Cap Botol yang sudah
terkenal di daerah Jawa mulai diperkenalkan di Jakarta. Pada waktu itu, teknik
mempromosikan Teh Wangi Melati merek Cap Botol di Jakarta dinamakan
strategi Promosi Cicip Rasa dimana secara rutin beberapa staf yang dikoordinir
oleh Bapak Soetjipto Sosrodjojo mendatangi tempat-tempat keramaian dengan
menggunakan mobil dan alat-alat propaganda seperti memutar lagu-lagu untuk
menarik perhatian dan mengumpulkan penonton. Setelah berhasil mengumpulkan
penonton cukup banyak, penonton yang ada tersebut dibagikan secara cuma-cuma
contoh Teh Wangi Melati merek Cap Botol (Sekarang disebut teknik Sampling).
Setelah itu, staf yang ada juga mendemokan cara menyeduh Teh Wangi
Melati merek Cap Botol untuk kemudian dibagikan agar dapat dicicipi langsung
oleh penonton sehingga mereka yakin bahwa ramuan Teh Wangi Melati merek
Cap Botol adalah Teh yang memiliki mutu dan kualitas yang baik.
Teknik merebus Teh langsung di tempat keramaian itu ternyata
membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga menimbulkan kendala. Penonton
yang sudah berkumpul menjadi tidak sabar dan banyak yang meninggalkan arena
demo sebelum sempat mencicipi seduhan teh tersebut.
Untuk menanggulangi kendala tersebut maka sebelum dibawa ke tempat
keramaian Teh Wangi Melati merek Cap Botol diseduh terlebih dahulu di kantor
dan dimasukkan ke dalam panci untuk kemudian dibawa dengan kendaraan
menuju tempat-tempat keramaian untuk dipromosikan.

Pratiwi Natalia Utami


221308286 3
Namun ternyata teknik yang kedua ini juga masih mengalami kendala,
yaitu air teh yang dibawa dalam panci banyak yang tertumpah sewaktu dalam
perjalanan karena kondisi kendaraan dan jalan-jalan di Jakarta pada saat itu belum
sebaik sekarang. Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air teh yang telah diseduh
dikantor kemudian ditaruh didalam botol-botol bekas limun/kecap yang telah
dibersihkan terlebih dahulu untuk selanjutnya dibawa ketempat tempat kegiatan
promosi Cicip Rasa berlangsung. Ternyata cara yang ketiga ini berjalan baik dan
terus di pakai selama bertahun tahun.
Setelah bertahun-tahun dilakukan teknik promosi Cicip Rasa, akhirnya
pada tahun 1969 muncul gagasan menjual air teh siap minum dalam kemasan
botol dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng
merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian
dari nama belakang keluarga Sosrodjojo.
Untuk kemunculan desain botol pertama adalah pada tahun 1970 dan
desain botol tidak berubah, lebih dari 2 tahun. Untuk desain botol kedua yaitu
pada tahun 1972 juga bertahan sampai dengan 2 tahun.
Dan pada tahun 1974, dengan didirikan PT. Sinar Sosro di kawasan
Ujung Menteng (waktu itu masuk wilayah Bekasi, tetapi sekarang masuk wilayah
Jakarta), maka desain botol Teh Botol Sosro berubah dan bertahan sampai
sekarang. Pabrik tersebut, merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol
pertama di Indonesia dan pertama di Dunia

2.2 Tanaman Teh


Tanaman teh (Camelia sinensis), pada umumnya tumbuh di daerah yang
beriklim tropis dengan ketinggian antara 200 s/d 2.000 meter di atas permukaan
laut dengan suhu cuaca antara 14 s/d 25 derajat celsius. Ketinggian tanaman dapat
mencapai 9 meter untuk Teh Cina dan Teh Jawa, sedangkan untuk Teh jenis
Assamica dapat mencapai 12 s/d 20 meter. (Suryana, T., 2007). Untuk
mempermudah pemetikan daun-daun teh terutama yang masih muda, ketinggian
pohon teh ini dijaga. Umumnya tinggi pohon teh dipertahankan pada ketinggian 1
meter.

Pratiwi Natalia Utami


221308286 4
Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah,
rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya: teh rosehip,
camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh
herbal.
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan
kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum
terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh. Teh adalah
minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara
menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman
Camellia sinensis dengan air panas.

Terdapat 4 jenis teh berdasarkan proses pengolahannya:


A. Teh Hitam (Black Tea)
Merupakan jenis teh yang mengalami proses fermentasi penuh dan paling
lama sehingga warnanya sangat pekat dan aromanya paling kuat. Teh hitam
merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di dunia.
(Selian, M. N. H., 2009). Masa seduh: 3 5 menit dengan air bersuhu 100 C.

Proses pembuatan teh hitam:


1. Proses Pelayuan
- Menggunakan kotak untuk melayukan daun (withering trough), merupakan
kotak yang diberikan kipas untuk menghembuskan angin ke dalam kotak.
- Pembalikan pucuk 2 - 3 kali untuk meratakan proses pelayuan.
2. Proses Penggilingan
Bertujuan untuk memecah sel-sel daun, agar proses fermentasi dapat
berlangsung secara merata.
3. Proses Pengeringan
- Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) dan Fluid bed drier.
- Kadar air produk yang dihasilkan 3 - 5 %

Pratiwi Natalia Utami


221308286 5
B. Teh Oolong
Teh Oolong adalah gabungan teh hitam dan teh hijau. Teh Oolong adalah
jenis teh yang dalam pengolahannya hanya melalui setengah proses fermentasi.
Teh tersebut difermentasi dengan cepat, sesudah dan sebelum penggulungan.
Karena hanya setengah difermentasi, bagian tepi daunnya berwarna kemerahan
sedang bagian tengah daunnya tetap hijau. Rasa seduhan teh oolong lebih mirip
dengan teh hijau, namun warna dan aromanya kurang kuat dibandingkan teh
hitam. Masa seduh : 5 7 menit

Proses pembuatan teh oolong (teh semi fermentasi):


1. Daun teh segar (kadar air 75 - 80 %)
2. Pelayuan dengan sinar matahari ( 90 menit )
3. Pelayuan dan pengayakan dalam ruangan (4-7 jam )
4. Pengeringan I dengan sistim Panning (proses tersebut dilakukan dengan cara
melewatkan daun pada lorong/silinder panas (suhu permukaan 300 - 350 C
dengan tujuan untuk menghambat proses oksidasi enzimatis.
5. Penggulungan ( 5-12 menit )
6. Pemotongan
7. Pengeringan II.
C. Teh Hijau ( Green Tea )
Teh hijau adalah jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi tetapi
mengalami proses pengeringan dan penguapan daun yang sedikit lebih lama
dibandingkan teh putih. (Suryana, T., 2007). Masa seduh : 1 3 menit, 70 C

Proses pembuatan teh hijau:


1. Proses Pelayuan
- Setelah penerimaan pucuk dari kebun, daun teh ditebar & diaduk-aduk untuk
mengurangi kandungan air yang terbawa pada daun.
- Setelah itu daun teh dilayukan dengan melewatkan daun tersebut pada
silinder panas sekitar 5 menit (system panning) atau dilewatkan beberapa
saat pada uap panas bertekanan tinggi (system steaming), proses pelayuan

Pratiwi Natalia Utami


221308286 6
ini bertujuan untuk mematikan aktivitas enzim sehingga akan menghambat
timbulnya proses fermentasi.
- Menurunkan kadar air menjadi sekitar 60 - 70 %.

2. Proses Pendinginan
Bertujuan untuk mendinginkan daun setelah melalui proses pelayuan.

3. Proses Penggulungan daun


- Menggunakan mesin Jackson, bertujuan untuk memecah sel-sel daun
sehingga teh yang dihasilkan akan mempunyai rasa yang lebih sepet.
- Proses ini hampir sama dengan proses penggilingan pada proses pembuatan
Teh hitam, tetapi untuk proses pembuatan teh hijau daun yang dihasilkan
sedapat mungkin tidak remuk/hanya tergulung dan mempunyai rasa yang
lebih sepet. Proses penggulungan berkisar antara 15 - 30 menit.

4. Proses Pengeringan
- Proses pengeringan yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan
ECP drier, kemudian setelah itu langsung dilanjutkan dengan pengeringan
menggunakan rotary drier.
- Proses pengeringan pertama akan menurunkan kadar air menjadi 30 - 35 %
dan akan memperpekat cairan sel. Proses ini dlakukan pada suhu sekitar
110 - 135 C selama 30 menit.
- Proses pengeringan kedua akan memperbaiki bentuk gulungan daun, suhu
yang dipergunakan berkisar antara 70 - 95 C dengan waktu sekitar 60 - 90
menit.
- Produk teh hijau yang dihasilkan mempunyai kadar air 4 - 6 %.

5. Proses sortasi
Proses ini bertujuan untuk mendapatkan teh hijau dengan berbagai kualitas
mutu :
a. Peko (daun pucuk).

Pratiwi Natalia Utami


221308286 7
b. Jikeng (daun bawah/tua).
c. bubuk/kempring (remukan daun).
d. tulang.

D. Teh Putih
Berasal dari pucuk daun teh paling muda yang masih dipenuhi bulu
halus. Teh putih tidak mengalami proses fermentasi, hanya diuapkan dan
dikeringkan. Daun teh putih setelah dikeringkan tidak berwarna hijau tapi
berwarna putih keperakan dan jika diseduh berwarna lebih pucat dengan aroma
lembut dan segar. Katekin dalam jumlah tinggi.
Ketika dihidangkan, teh putih memiliki warna kuning pucat dan aroma
yang lembut dan segar. Teh ini merupakan yang paling lembut di antara semua
jenis teh. Untuk memproduksi teh putih juga tidak bisa dilakukan sembarangan.
Masa seduh: 5 7 menit, 60 C.

2.3 Teh Botol


Teh Botol adalah merek teh beraroma melati yang dipasarkan oleh PT.
Sinar Sosro. Teh Botol sangat populer di Indonesia dan kini juga dijual di berbagai
negara di luar Indonesia. Teh Botol pertama kali dijual pada tahun 1940 dalam
bentuk kemasan teh kering siap saji. Pada tahun 1969 teh ini mulai dijual dalam
kemasan botol dan merupakan produk teh pertama yang dijual dalam botol di
Indonesia dan di dunia. Bentuk botol yang dikenal saat ini mulai digunakan pada
tahun 1974. Sejak tahun 1990-an Teh Botol juga dikemas dalam kotak 200 ml dan
250 ml.
Bahan baku Teh Sosro dipilih hanya dari pucuk daun Teh terpilih dan
terbaik, yang dipetik dari perkebunan milik sendiri. Untuk Produk Teh Botol
Sosro, bahan baku yang digunakan adalah daun Teh Hijau terbaik kualitas Peko
yang dicampur dengan bunga melati (atau lebih dikenal dengan Jasmine Tea), dan
campuran gula pasir terbaik yang memilik standar warna, rasa dan ukuran yang
dikontrol ketat.

Pratiwi Natalia Utami


221308286 8
Adapun pengolahannya, dengan menggunakan mesin paling modern dari
Jerman yang dilakukan untuk menghasilkan produk terbaik dengan standar
kualitas terjaga.
Untuk mendapatkan bahan baku terbaik dengan kualitas unggul, maka
Sosro memiliki perkebunan Teh affiliasi yang tersebar dibeberapa wilayah di Jawa
Barat, yaitu :
1. Di Garut dengan luas 455 hektar dengan ketinggian 1.000s/d 1.250 meter diatas
permukaan laut.
2. Di Tasikmalaya dengan luas 732 hektar dengan ketinggian 800 s/d 950 meter
diatas permukaan laut.
3. Di Cianjur dengan luas 400 hektar dengan ketinggian 1.000 s/d 1.250 meter
diatas permukaan laut.

Hingga saat ini Sosro memiliki beberapa pabrik yang tersebar dipulau
Jawa dan Sumatera.

2.4 Proses Pembuatan Teh Wangi


Prinsip pengolahan teh wangi adalah proses penyerapan atau absorbsi
aroma bunga ke dalam teh hijau. Tahapan proses pengolahan teh wangi meliputi
penyediaan bahan baku berupa teh hijau, penggosongan, pemilihan bunga,
pelembaban, pewangian dan pengeringan serta pengepakan.

A. Penyediaan Bahan Baku


Syarat teh hijau yang baik untuk proses pengolahan teh wangi
diantaranya adalah mempunyai warna hijau kehitaman yang hidup (bright),
bentuk tergulung dengan baik, rasanya sepet, mudah menyerap bau bunga dan
kandungan airnya maksimal 10%.

B. Penggosongan
Proses ini bertujuan menghasilkan teh hijau gosong yang bersifat porous.
Dengan sifat barunya ini, teh hijau akan mudah menyerap aroma dari melati.

Pratiwi Natalia Utami


221308286 9
Proses ini berlangsung selama 1-2 jam menggunakan Rotary Dryer pada suhu
150-170C.

C. Pemilihan Bunga
Bunga yang dipersyaratkan adalah melati dengan tingkat kematangan
tertentu dan diperkirakan pada malam harinya akan tetap mekar.

D. Pelembaban
Pelembaban dilakukan melalui pemberian air pada teh gosong sampai
keadaan teh menjadi lembab dengan kadar air 30-35%. Proses ini menyebabkan
gulungan teh menjadi terbuka. Dengan demikian kemampuan teh dalam menyerap
aroma bunga menjadi lebih baik. Proses ini biasanya berlansung pada sore hari
sebelum proses pewangian dilakukan.

E. Pewangian
Proses ini merupakan nyawa dari pengolahan teh wangi. Pada tahap ini
terjadi penyerapan aroma bunga oleh teh hijau yang telah digosongkan. Cara yang
lazim digunakan adalah dengan cara mencampur dan mengaduk bunga dengan
teh. Proses ini dilakukan pada malam hari. Alasan inilah yang menyebabkan
mengapa bunga yang dipilih adalah bunga yang pada malam hari masih dapat
mekar dengan baik.

F. Pengeringan dan Pengepakan


Setelah proses pewangian selesai, sisa-sisa bunga dipisahkan dari tehnya.
Namun demikian, sebagian pabrik masih memanfaatkan keberadaan bunga ini
untuk memberi jaminan kewangian teh tersebut. Selanjutnya, teh dikeringkan
pada ECP dengan suhu masuk 100-110C dan suhu keluar 50-55C selama 30
menit sampai diperoleh kadar air sekitar 4%. Setelah proses pengeringan selesai,
teh yang sudah wangi diangin-anginkan sampai dingin untuk dilakukan proses
selanjutnya yaitu pengepakan.
.

Pratiwi Natalia Utami


221308286 10
Pratiwi Natalia Utami
221308286 11
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Proses Pembuatan Teh Botol Sosro


Sosro merupakan pelopor produksi teh siap minum dalam kemasan
pertama di Indonesia. (Selian, M. N. H. 2009) Untuk memenuhi permintaan
masyarakat Indonesia akan konsumsi teh, PT. Sinar Sosro menawarkan beberapa
produk olahan dari teh. Salah satu produknya adalah Teh Botol Sosro.
Inovasi ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat Indonesia,
dan menjadi populer sebagai minuman teh yang praktis dan siap dikonsumsi
langsung. Adapun pengolahannya, dengan menggunakan mesin paling modern
dari Jerman yang dilakukan untuk menghasilkan produk terbaik dengan standar
kualitas terjaga. (Suryana,T. 2007)
Proses Pembuatan dari Teh Botol Sosro, terdiri dari 5 tahapan, yaitu:
penyeduhan teh, pelarutan gula, pencampuran, pemanasan teh cair manis,
pengisian dalam botol

Tahap 1: Penyeduhan Teh


Teh Wangi Melati, diseduh di dalam tangki ekstraksi dengan air mendidih
yang sudah melalui proses filtrasi dan pemanasan. Setelah proses penyeduhan
Teh selesai, maka Teh Cair Pahit (TCP) hasil seduhan tersebut dilewatkan ke
filter cosmos dan ditampung di tangki pencampuran (Mixing Tank).

Tahap 2: Pelarutan Gula


Gula pasir putih, dilarutkan dengan air panas di tangki pelarutan gula
sampai menjadi sirup gula. Sirup Gula ini kemudian difilter dan dipompa kedalam
tangki penampungan.

Tahap 3: Pencampuran

Pratiwi Natalia Utami


221308286 12
Dari tangki penampungan, sirup gula dipompa ke tangki pencampuran
hingga kadar gula untuk Teh Cair Manis (TCM) mencapai standar yang telah
ditentukan.

Tahap 4: Pemanasan Teh Cair Manis


Teh Cair Manis (TCM) adalah hasil pencampuran Teh Cair Pahit (TCP)
dengan sirup gula yang kemudian dipompa ke unit pasteurisasi (Proses
Pemanasan). Pada proses ini TCM dipanaskan dengan Heat Exchanger (Pemanas
Tidak Langsung) hingga mencapai temperatur diatas 90 C.

Tahap 5: Pengisian dalam Botol


Dari unit pasteurisasi ini TCM dipompa ke mesin pengisi botol. Di
stasiun ini, TCM dengan temperatur diatas 90 C diisi kedalam botol panas yang
sudah dicuci dan steril, sehingga bebas dari kuman. Dalam keadaan panas, botol
langsung ditutup, diangkut dan dibiarkan dingin dengan sendirinya. Oleh karena
itu, Teh Botol Sosro tetap segar dan tahan lama walaupun tanpa penambahan
bahan pengawet selama kerapatan botol terjamin.

3.2 Pembotolan (Bottling Line)

3.2.1. Pallet
Krat botol di atas pallet dipindahkan secara manual ke roll konveyor
untuk dikirim menuju De Crater.

3.2.2. Penghilangan kotoran


Krat berisi botol kotor dilewatkan mengikuti roll konveyor, secara
manual diperiksa benda asing yang berada di dalam botol seperti straw, plastic,
dan lainnya. Kotoran dibuang secara manual.

3.2.3. De-Crater

Pratiwi Natalia Utami


221308286 13
Botol dipisahkan dari krat dengan peralatan De-Crater. Botol kotor
dipindahkan ke atas roll koveyor, sekali angkat 3 x 24 botol, selanjutnya botol
dikirim menuju mesin washer, sedangkan krat botol menuju crate washer.

3.2.4. Mesin pencuci krat (Crate Washer)


Krat kotor masuk ke mesin pencuci krat mengikuti konveyor pembawa.
Di dalam mesin pencuci, posisi krat dibuat terbalik, kotoran yang tertinggal dalam
krat akan jatuh. Krat disemprot dari segala arah serta disikat. Pada saat keluar,
posisi krat kembali seperti semula. Krat yang sudah bersih mengikuti konveyor
menuju Crater untuk diisi dengan teh botol sosro.

3.2.5. Mesin pencuci botol


Proses pencucian botol pada mesin pencuci melewati beberapa tahap .
proses pencucian botol adalah sebagai berikut:
Pre Soaking temperature 55 56 C.
Caustic Lye 1 temperatur 70 80 C.
Konsentrasi NaOH 1,0% 1,5%.
Tekanan penyemprotan 0,40-0,75 bar.
Caustic Lye II Temperature 80C - 90 C.
Konsentrasi NaOH 0,5% 1,0%.
Tekanan penyemprotan 0,30 0,60 bar.
Caustic Lye III Temperature 80-90C.
Konsentrasi NaOH 0,0 %-0,5%.
Tekanan penyemprotan 0,30 0,60 bar.
Warm Water temperature 80-90C.
Tekanan Penyemprotan 1,00 1,50
bar.
Cold Water Temperatur 80-90C.
Tekanan Penyemprotan 1,00 1,50
bar.
Fresh Water Temperature 90-100C.

Pratiwi Natalia Utami


221308286 14
Tekanan Penyemproran 0,25-0,55
bar.
Botol keluar dari mesin pencuci harus bersih, bebas caustic dan
temperatunya minimal 78 C.

3.2.6. Optic scan


Secara otomatis botol berisi kotoran tersebut dikeluarkan dari konveyor.
Kotoran yang dapat dideteksi adalah kotoran dengan ukuran lebih besar dari 3 x
3mm. Alat ini bekerja dengan prinsip fotosel dan elektrik. Sinar dipancarkan dari
bawah dasar botol akan ditangkap oleh fotosel yang berputar di bagian atas botol.
Alat ini bekerja dengan 3 buah sel berputar yang mendekati kotoran pada bagian
pinggir, tengah dan pusat dasar botol yang diperiksa.

3.2.7. Light Inspection


Botol diperiksa dengan latar belakang layar yang diterangi cahaya lampu.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan kotoran di sekeliling botol (dinding),
keutuhan, retak mulut botol yang lolos dari optic scan, serta botol asing dan juga
botol buram.

3.2.8. Unit pasteurisasi


Sebelum teh cair masuk ke filler, temperature Teh Cair Manis
distandartkan melalui alat pasteurisasi. Unit pasteurisasi terdiri dari Plat Heat
Exchanger, Pompa dan pipa sirkulasi (Holding pipe). Teh Cair Manis dari mix
tank dipompakan melalui PHE kemudian dialirkan melewati holding pipe menuju
filler. Pada ujung holding pipe terdapat temperature control yang bekerja secara
otomatis.

3.2.9. Mesin Pengisi (Filler)


Pengisian Teh Cair Manis ke dalam botol pada mesin filler dilakukan
berdasarkan perbedaan tekanan di dalam botol dan TCM yang berada di cover
Tank Filler. TCM akan keluar mengisi botol bila terdapat perbedaan tekanan,

Pratiwi Natalia Utami


221308286 15
katup pengisi akan menutup bila perbedaan tekanan diantara keduanya tidak ada.
Proses pengisian dilakukan dalam keadaan panas, yaitu temperature botol minimal
60C dan temperature TCM 90-100C.

3.2.10. Mesin penutup (Crowner)


Botol yang telah berisi TCM kemudian memasuki mesin Crowner yang
mempunyai kecepatan sama dengan mesin filler. Temperature TCM pada waktu
ditutup minimal 80C. Ukuran tutup botol (crown crimp) untuk teh botol sosro
adalah 28.5-28,9 ppm.

3.2.11. Coding
Botol isi selanjutnya diberi kode produksi menggunakan inject printer

3.2.12. Light inspection


Botol isi selanjutnya dilewatkan di depan layar yang diterangi dengan
lampu untuk diperiksa volume teh, botol retak, botol buram, botol isi benda asing,
tidak bertutup dan tutup tidak sempurna/miring. Pemeriksaan ini dilakukan secara
visual.

3.2.13. Mesin crater


Krat yang sudah dicuci di crate washer, melalui konveyor krat sudah
berada di mesin crater. Tiap krat berisi 24 botol isi. Dan disusun diatas pallet
secara manual, tiap pallet berisi 60 krat

Pratiwi Natalia Utami


221308286 16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sosro.com (diakses pada Juni 2014)


Selian, M.N. H. 2009. Analisis Pengaruh Brand Quality Teh Botol Sosro Terhadap
Loyalitas Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. USU.
Suryana,T. 2007. Perusahaan Global Di Indonesia Studi Kasus PT.SOSRO. Stmik
LIKMI Bandung.

Pratiwi Natalia Utami


221308286 17

Anda mungkin juga menyukai