Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN DATABASE PERUSAHAAN

(STUDI KASUS PT. SINAR SOSRO)

Dosen Pengampu :
LUTHPIYAH JULIANDRA, SE., M.M.

Disusun oleh :
1. Muhammad Trimulyawan (41183402190176)
2. Muhammad Reza Syahrial (41183402190182)
3. Zahrevi Alghifari (41183402190171)
4. Yoga Dwi Putra (41183402190172)
5. Syahditha Ade P (41183402190094)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITA ISLAM “45” BEKASI
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta dalam
tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan
kelak.
Penulisan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya sehingga makalah “PENERAPAN DATABASE PERUSAHAAN ( STUDI
KASUS PT. SINAR SOSRO)” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Konsumen. Penulis berharap makalah tentang
Peubahan perilaku konsumen dalam merespon adanya perubahan pasar online ke
offline ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa lainya.
Penulis menyadari makalah ini masih harus banyak disempurnakan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis sangat terbuka atas kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik. Apanila tedapat banyak kesalahn pada makalah ini, baik
dari penulisan maupun konten, kami ucapkan mohon maaf. Demikian yang dapat
penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat.

Bekasi,18 April
2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kunjungan industri merupakan kegiatan rutin bagi mahasiswa sebagai tuntutan
kurikulum untuk menambah wawasan mahasiswa dengan berbagai pengetahuan
mengenaidunia kerja bisnis dan manajemen sehingga diharapkan dapat menjadi lulus
an yang profesional. Untuk menjadi lulusan yang profesional tentu dibutuhkan banyak
keterampilan terutama yang berkaitan dunia bisnis dan manajemen. Kunjungan industri
juga menjadi salah satu kegiatan yang diadakan setiap tahunnya. Maka dari itu
mahasiswa wajib mengikuti kegiatan ini keuntungan industri hanya sebatas melakukan
obesevasi pada suatu industri saja. Melakukan pengamatan dan tanya jawab kenpada
narasumber.

Tertulis dalam website-nya, PT. Sinar Sosro merupakan perusahaan minuman


teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia, yang berdiri pada
tahun 1974. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni “Sosrodjojo”.
Pada tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama
Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh
kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar
wilayah Jawa Tengah. Kemudian di tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai
memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan
produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di daerah Jawa Tengah. Perjalanan
untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai dengan melakukan strategi
Cicip Rasa (product sampling) ke beberapa pasar di kota Jakarta. Awalnya, datang ke
pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan
menyeduh teh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan
kepada orang-orang yang ada di pasar secara cuma-cuma. Tetapi cara ini kurang
berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau
lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.

Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan ke
dalam panci - panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan
mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil, karena teh yang dibawa, sebagian
besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat
tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.
Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air teh yang telah diseduh dikantor kemudian
ditaruh di dalam botol-botol bekas limun/kecap yang telah dibersihkan terlebih dahulu
untuk selanjutnya dibawa ke tempat-tempat kegiatan promosi Cicip Rasa berlangsung.
Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa
langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.
Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea)
dalam kemasan botol dengan merek “Teh Botol Sosro”. Merek tersebut dipakai untuk
mendompleng merek Teh Seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu populer dan
mengambil bagian dari nama belakang Keluarga Sosrodjojo. Untuk kemunculan desain
botol pertama, adalah pada tahun 1969 dan desain botol tidak berubah, lebih dari 2
tahun. Untuk desain botol kedua yaitu pada tahun 1972 juga bertahan selama 2 tahun.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana menentukan dan menyusun ulang rute distiribusi baru
dengan menggabungkan rute kunjungan harian milik salesman pola
distribusi lokasi makan dan salesman pola distribusi ritel wilayah
distribusi bagian barat sehingga rute distribusi tersebut menjadi lebih
efisien

1.3 Tujuan
1. Melakukan evaluasi terhadap rute distribusi produk minuman kemasan
botol milik salesman ritel dan lokasi makan wilayah Yogyakarta bagian
barat.
2. Menyusun ulang rute distribusi baru yang berasal dari penggabungan 2
(dua) rute distribusi milik salesman ritel dan lokasi makan wilayah
Yogyakarta bagian barat.

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis : Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai
materi sumber daya manusia khususnya yang berkaitan dengan motivasi
dan keadilan kompensasi terhadap kinerja.
2. Manfaat Praktik : Memberikan saran dan masukan kepada perusahaan
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari karyawan PT.
SINAR SOSRO
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


PT. Sinar Sosro didirikan oleh keluarga Sosrodjojo, yang memulai usaha
dengan menjual teh wangi melati Cap Botol pada tahun 1940 di kota Slawi, Jawa
Tengah. Pada tahun 1965, teh melati Cap Botol mulai diperkenalkan di Jakarta dengan
strategi promosi cicip rasa, yaitu dengan mendatangi tempat-tempat keramaian,
memutarkan lagu untuk menarik perhatian, membagikan teh melati secara cuma-cuma
kepada masyarakat, mendemonstrasikan cara penyeduhan teh melati, dan kemudian
hasilnya dicicipi langsung oleh masyarakat. Setelah bertahun-tahun strategi cicip rasa
dilakukan untuk memasarkan produk teh melati Cap Botol, kemudian pada tahun 1969
timbul gagasan untuk menjual teh siap minum ready to drink tea dengan merek Teh
Botol. Pada perkembangannya, Teh Botol ternyata lebih banyak digemari daripada teh
Cap Botol.
Permintaan konsumen yang semakin meningkat terhadap produk Teh Botol
mendorong pihak perusahaan untuk meningkatkan produksi Teh Botol. Pada tahun
1974 didirikanlah pabrik teh botol pertama di Indonesia dan di dunia dengan nama PT.
Sinar Sosro yang memiliki lokasi di kawasan Cakung, Jakarta. PT. Sinar Sosro mulai
berdiri pada tanggal 17 Juli 1974. Sampai dengan bulan Juni 2006, PT. Sinar Sosro
telah memiliki sembilan kantor pabrik dan 11 kantor penjualan wilayah. Bahan baku
produk-produk Sosro dipilih dari pucuk daun teh yang memiliki kualitas terbaik.
Pengolahannya dilakukan dengan menggunakan mesin modern dari Jerman yang
digunakan untuk menghasilkan produk terbaik dengan standar kualitas yang terjaga.
PT. Sinar Sosro memiliki perkebunan teh afiliasi yang tersebar di beberapa
wilayah di Jawa Barat, yaitu :
1. Garut dengan luas 455 hektar dan ketinggian 1.000 meter sampai dengan
1.250 meter di atas permukaan laut.
2. Tasikmalaya dengan luas 732 hektar dan ketinggian 800 meter sampai
dengan 950 meter di atas permukaan laut.
3. Cianjur dengan luas 400 hektar dan ketinggian 1.000 meter sampai dengan
1.250 meter diatas permukaan laut. PT. Sinar Sosro memiliki beberapa
pabrik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Pendirian pabrik tersebut bertujuan untuk memperpendek jalur pemasaran dan


melayani kebutuhan konsumen yang terdapat di berbagai pelosok wilayah Indonesia.
Beberapa pabrik PT. Sinar Sosro yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera, yaitu :
1. 1.Pabrik produk Teh Botol Sosro berada di Cakung Provinsi DKI Jakarta,
Tambun Provinsi Jawa Barat, Cibitung Provinsi Jawa Barat, Pandeglang
Provinsi Jawa Barat, Ungaran Provinsi Jawa Tengah, Surabaya Provinsi
Jawa Timur, Medan Provinsi Sumatera Utara, dan Gianyar Provinsi Bali.
2. Pabrik peracikan teh wangi melati dan pengemasan teh seduh dan teh celup
berada di Slawi Provinsi Jawa Tengah.
3. Pabrik produk kemasan tetra, kaleng, dan air mineral berada di Tambun,
Bekasi Provinsi Jawa Barat.
Selain memiliki pabrik yang memproduksi jenis minuman, PT. Sinar Sosro juga
mendirikan pabrik kemasan plastik, untuk membuat kemasan, krat, dan sedotan. Pabrik
tersebut diberi nama PT. Surya Jati Mulya Gemilang yang berada di daerah Tambun,
Bekasi. PT. Sinar Sosro memiliki sistem distribusi yang canggih, sehingga produk-
produk Sosro berhasil menjangkau konsumen di seluruh pelosok wilayah di Indonesia.
PT. Sinar Sosro memiliki 11 Kantor Penjualan Wilayah KPW, 92 Kantor Penjualan
KP, 48 Kantor Perwakilan Penjualan KPP, dan 15 gudang persediaan. Kantor
Penjualan Wilayah KPW PT. Sinar Sosro per Juni 2006, diantaranya memiliki lokasi
di :
1. Jakarta KPW Jakarta, terdiri dari lima KP.
2. Banten KPW Banten, terdiri dari enam KP dan empat KPP.
3. Bandung KPW Jawa Barat Selatan, terdiri dari 11 KP, lima KPP, dan
satu gudang stockist.
4. Cirebon KPW Jawa Barat Utara, terdiri dari tujuh KP dan empat KPP.
5. Semarang KPW Jawa Tengah, terdiri dari 12 KP dan dua KPP.
6. Surabaya KPW Jawa Timur, terdiri dari 13 KP dan empat KPP.
7. Denpasar KPW Bali dan Nusa Tenggara, terdiri dari 12 KP dan dua
KPP.
8. Medan KPW Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam, terdiri
dari tujuh KP, tujuh KPP, dan lima gudang stockist.
9. Pekanbaru KPW Sumatera Barat dan Kepulauan Riau, terdiri dari lima
KP dan tujuh KPP.
10. Palembang KPW Sumatera bagian selatan dan Bangka Belitung, terdiri
dari delapan KP, delapan KPP, delapan gudang stockist.
11. Makasar KPW Kalimatan dan Sulawesi, terdiri dari enam KP, lima
KPP, dan satu gudang stockist. PT. Sinar Sosro melakukan langkah
sertifikasi produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga
konsumen dapat memperoleh produk terbaik dengan mutu yang tetap
terjaga.
Beberapa sertifikat yang telah berhasil diperoleh PT. Sinar Sosro antara lain :
1. Sertifikat ISO 9001: 2000 yaitu sertifikat sistem manajemen mutu untuk
menjamin kualitas pengolahan dan hasil produksi.
2. Sertifikat ISO 14000 yaitu sertifikat sistem manajemen lingkungan untuk
menjamin keamanan lingkungan.
3. Sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-
obatan dan Kosmetika MUI LPPOM MUI bekerja sama dengan
Departemen Agama, Badan Pengawas Obat dan Makanan BP POM, dan
Balai POM Daerah untuk menjamin kehalalan bahan baku, proses, dan
produk.
4. Sertifikasi SNI Standar Nasional Indonesia dikeluarkan oleh Lembaga
Sertifikasi Produk, Departemen Perindustrian.
5. Sertifikasi HACCP Hazard Analysis Critical Control Point yaitu sertifikat
sistem manajemen keamanan untuk menjamin produk yang aman bagi
konsumen.
6. Sertifikat higiene dan sanitary sebagai salah satu persyaratan untuk ekspor
yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan BP POM.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran, pembahasan dan analisa yang
telah dikemukan pada bab-bab terdahulu mengenai pengaruh ekuitas merek (brand
equity) terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk Teh Botol Sosro di
lingkungan mahasiswa, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Secara simultan, ekuitas merek mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. Ke empat variabel ekuitas merek (kesadaran merek, kesan
kulaitas, loyalitas merek, Aset-aset merek yang lain mempengaruhi
keputusan pembelian sebesar 57,2% dan sisanya 42,8% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain diluar ke empat variabel tersebut
2. Kesadaran merek (brand awareness) mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen di lingkungan mahasiswa sebesar 15,1%.
3. Kesan kualitas (perceived quality) mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen lingkungan mahasiswa sebesar 48,6%. 4.

Anda mungkin juga menyukai