SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang
pertama di Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya yakni
SOSRODJOJO.
bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual
adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya
memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai dengan melakukan strategi
tersebut siap, teh tersebut dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi
cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses
82
83
Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan
menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh
yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal
ini disebabkan pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor,
dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik
minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu
Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to
drink tea) dalam kemasan botol, dan pada tahun 1974 didirikan PT SINAR
SOSRO yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di
Bisnis SOSRO sampai dengan saat ini sudah dijalankan oleh tiga Generasi
SOSRODJOJO yakni :
Generasi Kedua
Sejak awal tahun 1990, bisnis ini telah mulai dikelola oleh cucu Bapak
perusahaan :
Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A.
Siap Saji. Produk-produknya adalah Teh Celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh
Poci, Teh Terompet, Teh Sadel, Teh Sepatu dan Teh Berko PT. GUNUNG
perusahaan induk (holding company) yakni PT Anggada Putra Rekso Mulia (Grup
Rekso) .
Dasar atau filosofi PT Sinar sosro adalah niat baik yang dijabarkan dalam
3K dan RL yakni :
Kesegaran rasa serta higinitas dari produk menjadi salah satu konsentrasi
A. Visi perusahaan
konsumen, kapan saja,dimana saja, serta memberikan nilai tambah kepada semua
B. Misi perusahaan
1. Membangun merek Sosro sebagai merek teh yang alami, berkualitas, dan
unggul.
2. Melahirkan merek dan produk minuman baru, baik yang berbasis teh
masing-masing.
kelancaran opoersi perusahaan pada PT. Sinar Sosro cabang Bandung sangat
struktur organisasi akan jelas terlihat tugas dan tanggung jawab masing-masing
Untuk kelancaran kerja unit manajer dibantu oleh bagian akuntansi, kepala
bagian Personalia dan umum, Sales Supervaisor dan bagian Pemasaran, dimana
bijaksana.
STRUKTUR OTRGANISASI
PT. Sinar Sosro Cabang Bandung
Bandung. Adapun tugas dan kewajiban dari masing-masing bagian adalah sebagai
berikut:
usaha yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro dengan membawahi kepala
d. Memotivasi bawahan.
administrasi.
denagan rencana
b. Merinci target penjualan dari para salesman sesuai dengan potensi wilayah
masing-masing.
4. Salesman
b. Membuat laporan setoran penjualan atau tagihan secara umum, harus bisa
5. Kepala Administrasi
pendapatan karyawan.
b. Membuat dan mengoreksi laporan harian kas besar kas dan kas kecil serta
6. Kepala Gudang
persediaan.
7. Adminstrasi Penjualan
9. Kasir
pimpinan masing-masing.
90
beralamat di Jl. Soekarno Hatta No. 325 - 327 Bandung, merupakan perusahaan
berikut:
Tebs Can
Tebs Pet
B. Saluran Distribusi
diantaranya:
1. Distributor
6. End User
Ketika suatu produk telah dilepas di pasaran maka tujuan utama pemasaran
agar terjadinya penjualan adalah dengan adanya konsumen. Promosi sendiri dapat
didefinisikan sebagai daya upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
didapatkan hasil yang maksimal pula. Dalam melakukan kegiatan promosi yang
saat ini sedang nge-trend digunakan oleh kebanyakan perusahaan adalah dengan
malakukan kombinasi teknik promosi yang terdiri atas penjualan yang dilakukan
secara pribadi atau sering lebih dikenal dengan istilah personal selling, promosi
93
yang dilakukan dengan cara melalui iklan yang dapat dilakukan baik dengan
media elektronik da media cetak, promosi dengan jalan publikasi yang biasanya
aspek penting dari profil demografi responden adalah sebagai berikut, yaitu : Jenis
tabel beikut :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Kategori Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Pria 45 48,39
Wanita 48 51,61
Total 93 100
48 orang (51,61%). Hal ini menunjukkan bahwa Konsumen Joy Tea di Bandung
lebih banyak berjenis kelamin wanita. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
konsumsi terbesar teh hijau kemasan yang merupakan salah satu teh yang
94
berhasiat bagi kesehatan adalah wanita yang lebih peduli pada kesehatan bagi
tubuhnya.
beikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
15-20 tahun 16 17,20
20-25 tahun 19 20,43
26-30 tahun 37 39,78
> 30 tahun 21 22,58
Total 93 100
Sumber : Hasil Penelitian 2012 (Data Diolah)
30 tahun yaitu 37 orang (39,78%) dan responden yang paling sedikit yaitu dengan
usia 15-20 tahun yaitu 16 orang (17,20%). Dari tabel diatas terlihat bahwa usia
yang mengkonsumsi teh hijau terutama teh hijau kemasan adalah pada usia 26-30
tahun yang merupakan usia dewasa. Dimana hal tersebut berarti bahwa pada usia
tersebut lebih memahami atau membutuhkan produk teh hijau yang merupakan
tabel beikut :
95
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Kategori Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Pelajar 14 15,05
Mahasiswa 22 23,66
Pegawai Swasta 33 35,48
Pegawai Negeri 21 22,58
Lainnya 3 3,23
Total 93 100
Sumber : Hasil Penelitian 2012 (Data Diolah)
pekerjaan Pegawai Swasta yaitu 33 orang (35,48%) dan responden yang paling
sedikit yaitu dengan Jenis pekerjaan lain nya seperti contoh nya berwirausaha
yaitu 3 orang (3,23%). Dapat terlihat dari tabel diatas bahwa teh hijau kemasan
memanfaatkan hasiat teh hijau, hal ini dimungkinkan karena kepadatan aktivitas
pekerjaannya.
penelitian yang diajukan serta semua persyaratan data yang dibutuhkan untuk
kepentingan analisis.
Tabel 4.4
Kriteria Pengklasifikasian Pengaruh Inovasi Produk dan Iklan Media Televisi
Pada Terhadap Daya saing Merek Produk Joy Tea
no % Julah Skor Kriteria Inovasi Produk Kriteria Iklan Media Televisi Kriteria Daya Saing
Hasil analisis deskriptif variabel Inovasi Produk (X1), Iklan Media televisi
Tabel 4.5
Hasil Kategori Jumlah Skor Jawaban Responden Pada Variabel Inovasi Produk
Item Persentase Katagori
Variabel Inovasi Produk Skor
Pertanyaan Penilaiaan Penilaian
Mengembangkan Atribut Produk 3 1047 75,05 Inovatif
Mengembangkan Beragam Tingkat
1 347 74,62 Inovatif
Mutu
Mengembangkan Model dan Ukuran 2 718 77,20 Inovatif
Inovasi Produk 6 2112 75,70 Inovatif
Dari tabel 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa dalam variabel Inovasi
Produk pada Joy Tea terdapat tiga indikator dan 6 pertanyaan kuisioner maka
97
diperoleh skor 2112. Dengan persentase nilai skor sebesar 75,70% berada pada
konsumen mengenai Joy Tea dalam Inovasi produknya dinilai Inovatif oleh para
responden, sehingga dapat dikatakan inovasi produk Joy Tea dapat diterima dan
dirasakan oleh para responden. Dengan nilai jawaban tertinggi pada indikator
Mengembangan Model dan Ukuran yaitu sebesar 77,20% yang dimana terdapat 3
pertanyaan pada kuisioner, dengan rata-rata nilainya berada pada interval kriteria
Beragam Tingkat Mutu yaitu sebesar 74,62% yang dimana hanya terdapat 1
pertanyaan pada kuesioner, dengan nilai masih berada pada interval pada kriteria
berinovasi produk Joy Tea dirasakan seimbang baik dari segi atribut produk,
beragam tingkat mutu maupun model dan ukuran produk dirasakan seimbang
karena baik terendah maupun yang tertinggi nilainya berada pada kriteria
penilaiaan inovatif dengan jarak perbedaan nilai yang tidak terlalu jauh. Namun
inovasi produk paling menonjol dan dapat secara jelas di rasakan dan dinilai oleh
para responden yaitu pada mengembangan model dan ukuran produk dengan
Tabel 4.6
Hasil Kategori Jumlah Skor Jawaban Responden Pada Variabel Iklan Media
Televisi
Item Persentase
Variabel Iklan Media Televisi Skor Katagori Penilaian
Pertanyaan Penilaiaan
Suasana 3 926 66,38 Cukup Menarik
Dialog 3 1004 71,97 Menarik
Personal 1 361 77,63 Menarik
Iklan Media Televisi 7 2291 70,38 Menarik
pada Joy Tea, yang dimana terdapat tiga indikator dan 7 pertanyaan kuisioner
maka diperoleh skor 2291. Dengan persentasevnilai skor sebesar 70,38% berada
jawaban konsumen mengenai Joy Tea dalam Iklan media Televisinya dinilai
Menarik oleh para responden. Dengan nilai jawaban tertinggi pada indikator
Personal yaitu sebesar 77,63% yang dimana terdapat 1 pertanyaan pada kuisioner,
(68,01%-84%). Hal ini dapat diartikan bahwa iklan media televisi yang dapat
khususnya para responden yaitu pada indikator personal yang memberikan simbol
yaitu sebesar 66,38% yang dimana terdapat 3 pertanyaan pada kuesioner, dengan
nilai berada pada interval pada kriteria penilaian Cukup Menarik (52,01%-68%).
Dengan demikian antara nilai terendah dan tertinggi mempunyai jarak cukup
99
melaksanakan iklan pada media televisi produk Joy Tea perlu memperbaiki faktor
suasana, karena dalam beriklan dalam media televisi tidak hanya menonjolkan
personal yang membawa pesan tentang produk namun faktor lainnya juga harus
Tabel 4.7
Hasil Kategori Jumlah Skor Jawaban Responden Pada Variabel daya Saing
Item Persentase Katagori
Variabel Daya Saing Skor
Pertanyaan Penilaiaan Penilaian
Kemampuan Memperkokoh Posisi Pasarnya 1 323 69,46 Tinggi
Kemampuan Menghubungkan Dengan Lingkungannya 1 339 72,90 Tinggi
Kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti 2 660 70,97 Tinggi
Kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan 3 1009 72,33 Tinggi
Daya Saing 7 2331 71,61 Tinggi
Untuk variabel daya saing merek produk Joy Tea terdapat empat indikator
dan 7 pertanyaan kuisioner maka diperoleh skor 2331. Dengan persentase nilai
skor sebesar 71,61% berada pada interval kriteria penilaiaan Tinggi (68,01%-
84%), maka dikatagorikan jawaban konsumen mengenai Joy Tea dalam Daya
Saing produknya dinilai Tinggi oleh para responden. Dengan nilai jawaban
yaitu sebesar 72,33% yang dimana terdapat 3 pertanyaan pada kuisioner, dengan
Memperkokoh Posisi Pasar yaitu sebesar 69,46% yang dimana hanya terdapat 1
pertanyaan pada kuesioner, dengan nilai masih berada pada interval pada kriteria
Saing produk Joy Tea dirasakan seimbang baik dari segi kemampuan
terendah maupun yang tertinggi nilainya berada pada kriteria penilaiaan Tinggi
dengan jarak perbedaan nilai yang tidak terlalu jauh. Namun daya saing merek
produk Joy Tea dirasakan berdaya saing tinggi bila dibandingkan merek produk
teh hijau kemasan lain oleh para konsumen khususnya para responden yaitu pada
Namun dari hasil diatas perlu diperhatikan bahwa seluruh penilaian daya
saing dari para responden terhadap produk Joy Tea sangat dekat sekali dengan
interval bawah pada kriteria penilaiaan tinggi. Dengan demikian daya saing
produk Joy Tea perlu diperkuat lagi, sehingga tidak dapat kalah saing dengan
pasanya sebagai indikator terendah pada daya saing produk Joy Tea yang hampir
Tabel 4.8
Hasil Kategori Jumlah Skor Jawaban Responden Secara Keseluruhan
Variabel Inovasi Produk (X1) Variabel Iklan Media Televisi (X2) Variabel Daya Saing (Y)
Persentase
Indikator Persentase Penilaian Indikator Indikator Persentase Penilaian
Penilaian
1. Pengembangkan 1. Suasana 1. Kemampuan
Atribut Produk Memperkokoh
Posisi Pasarnya
75,27% - Gambaran 71,18% - Memperkuat
- Kualitas
Gaya Hidup Posisi 69,46%
73,98% - Gambaran 62,58%
- Fitur
Fantasi
75,91% - Gambaran 65,38%
- Desain
Citra
Total Skor 75,05% Total Skor Total Skor
66,38% 69,46%
2. Pengembangkan 2. Dialog 2. Kemampuan
Beragam Tingkat Menghubungkan
Mutu Dengan
Lingkungannya
- Pengembangkan 67,74%
- Mengatasi
beragam tingkat - Pesan Musikal
perubahan
mutu 74,62% 72,90%
- Keahlian 70,32%
Teknik Pesan
- Bukti-Bukti 77,85%
Ilmiah
Total Skor 74,62% Total Skor 71,97% Total Skor 72,90%
3. Pengembangkan 3. Personal 3. Kemampuan
Model dan Ukuran Meningkatkan
Kinerja Tanpa Henti
Total Skor
72,33%
Total Skor Variabel X1 75,70% Total Skor Variabel X2 70,38% Total Skor Variabel Y 71,61%
102
Dari tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa 3 Variabel yaitu Inovasi
Produk (X1), Iklan Media Televisi (X2), dan daya Saing (Y) mempunyai
persentase penilaian rata-rata yang seimbang yaitu diatas 70% yang dimana dari
ketiga variabel ini dapat dikatakan baik dari tanggapan para responden. Dari
ketiga variabel tersebut dapat diartikan telah berjalan dengan baik namun perlu
adanya peningkatan sehingga dapat mencapai nilain yang lebih baik lagi, sehingga
4.4.1 Keterkaitan Variabel Inovasi Produk (X1) Dengan Iklan Media Televisi
(X2)
tentang pengolahan data secara bertahap, dan memperoleh hasil yang diharapkan
dari tujuan penilaian tersebut. Analisis data pada penelitian ini bersifat kuantitatif.
Tabel 4.9
Keterkaitan Variabel Independen Inovasi Produk dan Iklan Media Televisi
Collinearity
Statistics
3.167 .002
Inovasi Produk .813 1.230
7.225 .000
Iklan Media Televisi .813 1.230
Dari data hasil di atas (Tabel 4.9) dapat diketahui nilai VIF (Variance
Inflaction Factor) kedua variabel independen (Inovasi Produk dan Iklan Media
televisi) adalah 1,230 lebih kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa antar variabel
disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut (Inovasi Produk dan Iklan Media
Televisi) saling independen. Artinya tidak terdapat hubungan yang linier antara
Dapat diketahui juga bahwa nilai t hitung adalah 3,167 (Inovasi Produk)
dan 7,225 (Iklan Media Televisi). T hitung yang diperoleh dibandingkan dengan t
tabel yang di peroleh dari tabel t dengan df=91 pada taraf signifikansi 0,05,
didapat nilai t tabel sebesar 1,984. Karena nilai T hitung (3,167dan 7,225) lebih
besar dari t tabel (1,984), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan
4.4.2 Pengaruh Inovasi Produk (X1) Dengan Daya Saing (Y) Secara Parsial
Produk dengan variabel Daya Saing digunakan analisis regresi linier sederhana
Tabel 4.10
Analisis Regresi Linier Sederhana Inovasi Produk (X1)
Terhadap Daya Saing (Y)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
nilai koefisien regresi variabel Inovasi Produk sebesar 0,626. Nilai-nilai tersebut
Y= a + bX1
Y= 10,184+ 0,626X1
105
Produk mempunyai nilai nol, maka nilai untuk Daya Saing sebesar 10,184. Jika
nilai Inovasi Produk mengalami peningkatan sebesar 1 nilai maka Daya Saing
akan mengalami peningkatan sebesar 0,626, dan jika nilai Inovasi Produk
mengalami penurunan sebesar -1, maka Daya Saing akan mengalami penurunan
sebesar 0,626. Hal tersebut menunjukkan bahwa koefisien bernilai positif artinya
terjadi hubungan yang positif antara Inovasi Produk Joy Tea dengan tingkat Daya
Saing, semakin naik tingkat Inovasi Produk Joy Tea maka semakin naik pula
Daya Saingnya.
2. Analisis Korelasi
menggunakan SPSS, maka hasilnya secara lengkap dapat disajikan pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.11
Analisis Korelasi Inovasi Produk Terhadap Daya Saing
Daya Saing Inovasi
(Y) Produk (X1)
Pearson Correlation Daya Saing (Y) 1.000 .505
Inovasi Produk (X1) .505 1.000
Sig. (1-tailed) Daya Saing (Y) . .000
terhadap Daya Saing Merek Produk Joy Tea (Suatu Survey Pada Konsumen
3. Analisis Determinasi
0,5052x100% = 25,50%.
digunakan mampu menjelaskan sebesar 25,50% variasi dari variabel Daya Saing.
Sedangkan sisanya sebesar 74,50% tingkat Daya Saing dipengaruhi oleh variabel
lain selain dari Inovasi Produk misalnya, iklan media televisi, distribusi,
4. Pengujian Hipotesis
a) Uji Hipotesis Antara Variabel Inovasi Produk (X1) Dengan Daya Saing (Y)
Dari tabel 4.20 dapat kita lihat bahwa besarnya t hitung untuk variabel ini
adalah sebesar 5,580. Sedangkan t tabel diperoleh dengan mencari pada tabel t
untuk df1=2 dan df2=91 dengan menggunakan taraf signifikasi 0,05, maka
diperoleh t tabel sebesar 1,984. Jika membandingkan t hitung dan t tabel maka
dapat dinyatakan bahwa t hitung (5,580) > t tabel (1,984). Hal itu menunjukkan
-T tabel T tabel
5,58
Gambar 4.2 0
Daerah Penolakan Ho : β1
4.4.3 Pengaruh Iklan Media televisi (X2) Dengan Daya Saing (Y) Secara Parsial
108
Untuk mengetahui pengaruh iklan media televisi terhadap daya saing maka
Untuk mengetahui arah hubungan secara linier antara variabel Iklan Media
Tabel 4.12
Analisis Regresi Linier Sederhana Iklan Media Televisi (X 2)
Terhadap Daya Saing (Y)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
nilai koefisien regresi variabel Iklan Media Televisi sebesar 0,642. Nilai-nilai
Y= a + bX2
Y= 10,689+ 0,642X2
Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa, jika variabel Iklan Media
Televisi mempunyai nilai nol, maka nilai untuk Daya Saing sebesar 10,689. Jika
nilai Iklan Media Televisi mengalami peningkatan sebesar 1 nilai maka Daya
Saing akan mengalami peningkatan sebesar 0,642, dan jika nilai Iklan Media
Televisi mengalami penurunan sebesar -1, maka Daya Saing akan mengalami
109
positif artinya terjadi hubungan yang positif antara Iklan Media Televisi Joy Tea
dengan tingkat Daya Saing, semakin naik tingkat Iklan Media Televisi Joy Tea
2. Analisis Korelasi
menggunakan SPSS, maka hasilnya secara lengkap dapat disajikan pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.13
Analisis Korelasi Iklan Media Televisi Terhadap Daya Saing
Daya Saing Iklan Media
(Y) Televisi (X1)
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara Iklan Media Televisi
terhadap Daya Saing Merek Produk Joy Tea (Suatu Survey Pada Konsumen
3. Analisis Determinasi
110
Determinasi antara variabel Iklan media Televisi dan Daya saing adalah:
0,6902x100% = 47,61%.
Nilai r2 47,61%. Artinya variasi dari variabel Iklan Media Televisi yang
digunakan mampu menjelaskan sebesar 47,61% variasi dari variabel Daya Saing.
Sedangkan sisanya sebesar 52,39% tingkat Daya Saing dipengaruhi oleh variabel
lain selain dari Iklan Media Televisi misalnya, inovasi produk, distribusi,
4. Pengujian Hipotesis
Melakukan uji hipotesis secara parsial untuk Variabel Iklan Media Televisi
Dari tabel 4.22 dapat kita lihat bahwa besarnya t hitung untuk variabel ini
adalah sebesar 9,089. Sedangkan t tabel diperoleh dengan mencari pada tabel t
untuk df1=2 dan df2=91 dengan menggunakan taraf signifikasi 0,05, maka
diperoleh t tabel sebesar 1,984. Jika membandingkan t hitung dan t tabel maka
dapat dinyatakan bahwa t hitung (9,089) > t tabel (1,984). Hal itu menunjukkan
bahwa Iklan Media Televisi secara parsial mempunyai pengaruh secara signifikan
111
-T tabel T tabel
9,089
Gambar 4.3
Daerah Penolakan Ho : β2
4.4.4 Pengaruh Inovasi Produk (X1) dan Iklan Media televisi (X2) Dengan Daya
terhadap daya saing secara simultan maka dilakukan analisis sebagai berikut:
Televisi (X2) secara bersama-sama terhadap Daya Saing (Y) dilakukan analisis
regresi linier ganda. Hasil dari analisis tersebut dapat di lihat dari tabel berikut:
Tabel 4.14
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
112
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Iklan Media Televisi .540 .075 .580 7.225 .000 .813 1.230
(X2)
koefisien regresi variabel Inovasi Produk (X1) sebesar 0,315, dan nilai koefisien
Y= a + b1X1 + b2X2
Jika variabel Inovasi Produk dan variabel Iklan Media Televisi masing-
masing bernilai nol, maka nilai untuk Daya Saing sebesar 5.723.
Jika nilai Inovasi Produk mengalami peningkatan sebesar 1 nilai dan nilai
Iklan Media Televisi tetap maka Daya Saing akan mengalami peningkatan
-1 dan nilai Iklan Media Televisi tetap, maka Daya Saing pun akan
Jika nilai Inovasi Produk tetap dan nilai Iklan Media Televisi mengalami
sebesar 0,504, sebaliknya jika nilai Inovasi Produk tetap dan nilai Iklan
113
Media Televisi mengalami penurunan sebesar -1 maka Daya Saing pun akan
Jika nilai Inovasi Produk mengalami peningkatan sebesar 1 dan nilai Iklan
nilai Inovasi Produk mengalami penurunan sebesar -1 dan nilai Iklan Media
maupun Iklan Media Televisi bernilai positif artinya terjadi hubungan yang
positif antara Inovasi Produk dan Iklan Media Televisi dari Joy Tea dengan
tingkat Daya Saingnya, semakin baik tingkat Inovasi Produk dan Iklan Media
dan Iklan Media Televisi ) terhadap variabel independen (Daya Saing ) secara
bersama-sama, dilakukan analisis korelasi ganda. Hasil dari analisis ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.15
Hasil Analisis Korelasi Ganda
114
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara Inovasi Produk dan Iklan
Media Televisi secara bersama-sama terhadap Daya Saing Merek Produk Joy
(Sugiyono, 2005:216).
regresi linier berganda. Hasil dari analisis determinasi dapat diketahui dari r2 =
0,7272 = 0,528
Produk (X1) dan Iklan Media Televisi (X2) terhadap variabel Daya Saing di
Merek Produk Joy Tea (Suatu Survey Pada Konsumen Indomaret Di Kawasan
(Inovasi Produk dan Iklan Media Televisi ) yang digunakan mampu menjelaskan
sebesar 52,8% variasi dari variabel dependen (Daya Saing ). Sedangkan sisanya
sebesar 47,2% tingkat Daya Saing dipengaruhi oleh variabel lain selain dari
115
Inovasi Produk dan Iklan Media Televisi misalnya, distribusi, penetapan harga,
Inovasi Produk dan Iklan Media Televisi terhadap Daya Saing , dilakukan uji F.
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 923.758 2 461.879 50.421 .000
Total 1748.203 92
a. Predictors: (Constant), Iklan Media Televisi (X2), Inovasi Produk (X1)
b. Dependent Variable: Daya Saing (Y)
tabel diperoleh dengan mencari pada tabel F untuk df1=2 dan df2=91 dengan
menggunakan taraf signifikasi 0,05, maka diperoleh F tabel sebesar 3,10. Jika
(50,421) > F tabel (3,10). Hal itu menunjukkan bahwa Inovasi Produk dan Iklan
Merek Produk Joy Tea (Suatu Survey Pada Konsumen Indomaret Di Kawasan
Ho : β1, β2 = 0, artinya Inovasi Produk dan Iklan Media Televisi Pada Produk
Cicaheum Bandung).
H1 : β1, β2 ≠ 0, artinya Inovasi Produk dan Iklan Media Televisi Pada Produk
Cicaheum Bandung).
3,10
F hitung
50,421
Gambar 4.4
Daerah Penolakan Ho : β1, β2