BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan perubahan lingkungan yang cepat
seperti yang terjadi di Indonesia, menyebabkan perusahaan harus secara terusmenerus memantau pasar dan menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar.
Perusahaan kini harus memikirkan kembali misi bisnis dan strategi pemasaran mereka
secara kritis. Perusahaan masa kini tidak bergerak dalam pasar dengan saingan yang
sudah diketahui dan sudah pasti, atau pilihan pelanggan yang stabil, melainkan perang
antar saingan yang terus berubah, kemajuan teknologi, hukum baru, kebijaksanaan
perdagangan yang terkelola dan turunnya kesetiaan pelanggan. Perusahaan bersaing
dengan perlombaan yang aturan dan rambu-rambunya terus berubah, garis akhirnya
tidak ada dan tidak ada kemenangan permanen. Mereka harus terus berlomba, dan
berharap mereka bergerak searah dengan keinginan masyarakat.
Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk menjalankan
atau membuat strategi-strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif.
strategi yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan perusahaan. Dimana harus
diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan besarnya manfaat yang diperoleh
dari kegiatan strategi yang dijalankan perusahaan.
Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia usaha bersifat dinamis, yang
selalu mengalami perubahan yang terjadi setiap saat dan adanya keterkaitan antara
satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai peranan
yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan umumnya dan pada bidang
pemasaran khususnya. Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan harus
ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar
tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran
yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan
setiap kesempatan atau paduan pada beberapa sasaran pasar.
BAB II
KASUS
STRATEGI PEMASARAN PT.SINAR SOSRO
wilayah
Jawa
Tengah.
.Awal ide perkenalan produk ini dengan pengalaman tes cicip (on place test) di pasar
tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Demonstrasi pertama the langsung diseduh
ditempat dan disajikan pada calon konsumen yang melihat. Namun cara tersebut
memakan waktu lama sehinggu calon konsumen cenderung tidak jadi mencoba karena
tidak sabar.
Pada uji berikutnya teh telah diseduh terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam pancipanci besar untuk dibawa ke pasar menggunakan mobil bak terbuka. Tetapi cara ini
masih gagal karena teh yang dibawa sebagian besar tumpah akibat struktur jalan yang
belum sebaik sekarang.
Akhirnya dicobalah memasukkan teh ke dalam kemasan botol agar praktis dibawa dan
berangkat dari itu mereka berpikir penggunaan kemasan botol adalah alternative paling
praktis untuk menghadirkan kenikmatan teh untuk konsumen.
Tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam
kemasan botol dan pada tahun 1974 didirikan PT. SINAR SOSRO yang merupakan
pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan dunia.Sejak
awal, Sosro memiliki filosofi untuk menjalankan bisnisnya yaitu Niat Baik. Arti dari
filosofi ini adalah memberikan produk yang tidak membahayakan kesehatan, dengan
proses produksinya dilakukan secara aman bagi lingkungan. Oleh sebab itu, setiap
produk Sosro dapat dikonsumsi segala usia sepanjang hari.
Harga terjangkau
Top brand
Produk terbuat dari daun teh pilihan
Produk yang berkualitas
Brand menunjukkan bahwa produk ini asli Indonesia
Memiliki berbagai macam packaging yang menarik
Pengemasannya sangat baik dan mencegah dari global warming
Produk teh botol sosro dan produk lainnya bisa dijumpai di berbagai tempat.
Jalur distribusi luas, mencakup warung dan supermarket.
Adanya kunjungan pabrik bisa meningkatkan kepercayaan konsumen.
Teh botol sosro telah masuk ke pasar internasional.
Weakness Threat
Komposisi gula dalam teh botol sosro sangat banyak sehingga tidak cocok dikonsumsi
penderita diabetes mellitus
Botol yang digunakan kurang fleksibel untuk dibawa dan mudah pecah Banyaknya
kompetitor yang bermain dalam pasar yang sama
Maraknya tempat makan atau kafe yang menyediakan minuman teh lain.
perusahaan induk (holding company) yakni PT Anggada Putra Rekso Mulia (Grup
Rekso).
2.4.1
Target pasar
Target pasar yang diincar oleh sosro adalah orang yang sedang melakukan
perjalanan sehingga butuh penghilang dahaga secara praktis dan mudah didapat. Dari
awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti
supir dan pejalan kaki. Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki
keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan dahaga di tengah kelelahan
dan kondisi panas selama perjalanan.
Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh
dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios sepanjang jalan. Sosro
mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan
botol dan dengan penyajian dingin. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini
disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya
(penggunaan kulkas pada saat itu belum lazim).
2.4.2
putih yang menggambarkan produk asli Indonesia. Penulisan Sosrodjojo juga disingkat
menjadi SOSRO dalam logo bulat merah.
Botol Versi III. Pada tahun 1974, terjadi perubahan design botol yang ke-III. Design
botolnya tidak seperti botol versi I & II. Dengan bentuk botol yang baru dan perubahan
pada penulisan merk TEH BOTOL SOSRO pada kemasannya. Design botol ke-III ini
diperkenalkan seiring dengan didirikannya pabrik PT. SINAR SOSRO yang pertama di
daerah Cakung, Jakarta.
Teh Botol Sosro merupakan sebuah contoh merek yang telah dikembangkan dan
dipertahankan selama puluhan tahun. Bermula sebagai adopsi dari merek teh melati
produksi keluarga Sosrodjojo, yang kemudian dikembangkan sehingga menjadi sebuah
merek yang sangat dekat dengan pelanggan melalui strategi-strategi yang dilakukan.
Hasil dari usaha itu adalah hingga kini Sosro menjadi pemimpin dalam kategori teh
dalam botol, bahkan dapat bersaing dengan perusahaan multinasional yang ikut
bermain dalam kategori ini.
Kekuatan merek yang dimiliki oleh Sosro merupakan hasil dari penerapan
strategi yang baik dalam pembentukan merek. Hal ini dapat kita lihat dari langkahlangkah yang dilakukan PT. Sinar Sosro dalam mengembangkan merek Teh Botol
Sosro, yaitu pertama kali mengenalkan teh siap minum dalam kemasan botol. Sosro
memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan
perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan
menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir pada waktu itu (mengingat target adalah
orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga
memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan
botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak
merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin.
Karena pada awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk
minum teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro
membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan
botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing
dengan kompetitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi
teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini
menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.
Positioning yang dilakukan oleh Sosro juga didukung oleh marketing mix yang
baik. Hal ini ditunjukan dari integrasi yang baik dari komponen-komponen 4P. Contoh
adalah bahwa pengembangan produk berasal dari strategi promosi, hubungan antara
penentuan harga dengan saluran distribusi.
Strategi penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan mengembangkan
saluran distribusi secara luas dan terus menerus. Mengutamakan availability dan
kualitas produk sehingga berbuah pada kesetiaan pelanggan.
Pengembangan
proses
yang
dilakukan
oleh
Sosro
adalah
dengan
mengintegrasikan supply chain, seperti memiliki kebun teh sendiri. Berbeda dengan
proses distribusi produk dilakukan dengan bekerja sama dengan banyak agen
penjualan untuk memperluas cakupan distribusi dari Sosro.
Brand Sosro telah terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro telah berhasil
mengembangkan merek Teh Botol Sosro menjadi merek dengan brand equity yang
kuat. Beberapa hal yang dapat dicermati dalam pembentukan brand equity ini adalah :
Brand Awareness yang dimiliki Teh Botol Sosro dapat dikatakan telah memasuki
tingkatan top of mind. Hal ini dapat dilihat dari Teh Botol Sosro dapat menjadi pemimpin
pasar dalam kategori teh siap minum dalam kemasan botol.
Perceived Quality dari Teh Botol Sosro telah terbukti selama puluhan tahun. PT. Sinar
Sosro telah berhasil menjaga kualitas produk ini sehingga mendapat anggapan baik
dari konsumen.
Brand Association dari Teh Botol Sosro kuat, dapat dilihat bahwa ketika orang menyebut
teh botol kemudian yang menjadi maksud dari teh botol itu sendiri adalah Teh Botol
Sosro.
Brand Loyalty dari Teh Botol Sosro juga kuat. Ini merupakan hasil dari pengembangan
saluran distribusi, menjaga kualitas, dan strategi promosi yang dilakukan dengan jargon
apapun makanannya minumannya teh botol sosro.
Hasil dari brand equity yang kuat ini telah dirasakan oleh Sosro yaitu
memudahkan PT. Sinar Sosro untuk melakukan pengembangan pasar, seperti misalnya
dengan mengenalkan produk Fruit Tea untuk kalangan muda dan Tebs untuk
pengkonsumsi minuman berkarbonasi. Selain itu PT. Sinar Sosro juga menikmati profit
margin yang lebih besar, yang terlihat dari profit margin antara agen dan distributornya.
Kekuatan brand equity perlu dijaga agar jangan menjadi merek generik. Hal
menarik untuk brand Teh Botol Sosro adalah karena justru penggunaan kata Teh Botol
kemudian memberikan asosiasi pada Sosro sendiri, yang menjadi keunggulan dari
brand ini, sehingga tidak menjadi merek generik. Selain itu kekuatan brand equity harus
dijaga agar tetap bisa menghadapi kompetisi yang semakin ketat, karena ketika sebuah
poduk dari sebuah produsen berhasil
maka
mengeluarkan produk serupa. Hal ini terjadi pada munculnya teh dalam botol dari
bermacam-macam produsen. Fenomena ini menjadi menarik, karena sebelum Sosro
mengeluarkan produk teh dalam botol, sebuah perusahaan multinasional telah
melakukan survey tentang potensi penjualan teh dalam kemasan di Indonesia dan hasil
survey menyatakan bahwa potensi yang ada tidak cukup menjanjikan.
Dalam melakukan pengembangan brand PT. Sinar Sosro menerapkan beberapa
strategi. Diantaranya adalah :
v Line Extension dengan mengeluarkan produk Fruit Tea dengan pangsa pasar generasi
muda, dan juga peluncuran produk Tebs untuk menarik minat pelanggan yang
mengkonsumsi minuman berkarbonasi. Kedua produk ini dapat meraih sukses di pasar,
terutama untuk produk Fruit Tea yang kemudian mulai menggerogoti pasar dari
minuman berkarbonasi.
v Brand Extension dengan meluncurkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
dengan merek PRIMA. Walaupun dengan dukungan saluran distribusi yang baik namun
PRIMA tidak dapat merebut pasar AMDK yang sudah dikuasai oleh AQUA.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebuah merek adalah aset yang sangat penting
bagi perusahaan. Dengan memiliki brand equity yang kuat, sebuah perusahaan
mendapatkan banyak keunggulan kompetitif. Untuk menghadapi persaingan di era
perekonomian global peranan merek menjadi semakin penting. Hal ini dapat dilihat dari
pengalaman PT. Sinar Sosro dalam mengambangkan merek Teh Botol Sosro, sehingga
hingga kini masih dapat menjadi market leader dalam kriteria teh dalam kemasan, dan
bahkan melahirkan merek-merek baru yang juga dapat bersaing dan berkompetisi di
pasar bahkan dengan perusahaan multinasional sekalipun.
DA tidak
hanya
menunggu
pembeli
dating
ke
tempatnya,
tapi
juga
datang
ke
tempatnya. Adapun
untuk
level
pengecer, Sinar
Sosro
kantin / kafe, lokasi makan (resto), street market (toko, warung, PKL), supermarket,
hotel dan tempat hiburan, institusi (koperasi), dan end user.
Selain itu, produk PT. SINAR SOSRO sudah merambah pasar Internasional
dengan upaya mengekspor produk-produk dalam kemasan kotak dan kaleng ke
beberapa Negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, sebagian Timur
Tengah, Afrika, Australia, dan Amerika. Sosro dikenal memiliki jaringan distribusi yang
sangat mengakar. Keputusan mengenai pergudangan dan pengendalian persediaan
juga merupakan keputusan distribusi. Ketersediaan (availability) menjadi kunci sukses
pemasaran. Pihak Sosro selalu memantau outlet-outlet Sosro dari pengaruh pesaing
(competitor) yang berniat menggantikan Teh Botol Sosro.
2.4.4 Pengembangan harga
Sesuai dengan target pasar sosro yaitu orang yang sedang melakukan
perjalanan, maka pada waktu itu sosro menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir.
Tetapi, sejak terjadinya krisi ekonomi moneter pada bulan Juli 1997 menimbulkan
berbagai perubahan dalam lingkungan perusahaan. Pada masa ini kondisi ini Sosro
terpaksa menaikkan harga produk teh botol sosro karena komponennya masih
menggunakan bahan baku impor dan untuk mengantisipasi menurunnya daya beli
konsumen akibat munculnya perusahaan pesaing. Saat ini, untuk 1 teh botol sosro
seharga Rp.2.500,00. Dengan adanya perubahan harga ini, konsumen tetap membeli
teh botol sosro karena produk ini sudah terpercaya dan harga masih tetap terjangkau.
2.4.5 Pengembangan pemasaran
Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan
perjalanan seperti supir dan pejalan kaki. Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi
dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di
kios-kios sepanjang jalan.
Kini SOSRO telah menjadi perusahaan minuman yang besar dan otomatis
strategi pemasaran yang dipakai pun semakin besar pula. Promosinya kini bukan
menggunakan metode cicip rasa tetapi kini banyak iklan-iklan sosro yang terlihat di
berbagai stasiun televisi, internet, majalah, surat kabar, radio, dan berbagai acara-acara
besar maupun kecil. Situs websitenya juga dibuat semenarik dan sejelas mungkin untuk
konsumen yang ingin mengetahui tentang PT. Sinar Sosro. Kunjungan pabrik juga
menjadi salah satu cara untuk memasarkan produk dengan memperlihatkan proses
pembuatan teh botol sosro untuk meyakinkan konsumen. Hasilnya dapat terlihat saat
riset media Nielsen mencatat, Teh Botol Sosro menguasai 70 persen pasar minuman
nasional.
Antara tahun 1995-1996, terjadi perubahan peta pasar minuman teh botol. Kala
itu muncul Tekita dari PT Pepsi Cola dan Grup Salim. Kehadirannya cukup
mengguncangkan karena didukung oleh perusahaan-perusahaan besar, punya
diferensiasi kuat isi 300 ml, sementara Teh Botol Sosro cuma 220 ml serta punya
modal besar. Kehadiran Tekita ini pastinya bertujuan untuk menggerogoti Teh Botol
Sosro yang sudah menguasai 70% lebih pangsa pasar minuman teh dalam botol.
Tetapi berbagai keunggulan ini tidak digali lebih intens oleh Sosro. Padahal,
dengan kampanye
pertumbuhan pasar lebih dari 10%, melebihi pertumbuhan industri yang mencapai 6%7%. Jika komunikasinya digarap lebih baik, pasti ada lonjakan yang berarti. Kehadiran
Frestea yang didukung oleh perusahaan multinasional diyakini bakal mengubah peta
pasar minuman teh dalam kemasan. Buktinya, Frestea, menurut data AC Nielsen terus
mengalami lonjakan pertumbuhan. Data tahun 2003, ia tumbuh 12%. Bagaimanapun,
Teh Botol Sosro sudah sangat tua, sementara konsumen baru sudah disergap oleh
produk-produk teh baru.
Langkah yang dilakukan Tehbotol Sosro diantaranya adalah dengan mengubah
tag line menjadi: Apapun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro. Kampaye
baru yang dibuat tahun 2002, terlihat berbeda dan menggeser objek target pasar, bukan
lagi remaja, tapi keluarga.
Selain memperkenalkan tema baru Apapun makannya, minumannya Teh Botol
Sosro, Teh Botol Sosro juga menggencarkan program promosi. Salah satunya yang
terkenal dengan program promosi Struk Rejeki Teh Botol. Kegiatan yang dilangsungkan
September 2004 ini, merupakan bentuk lain strategi kampanye dengan target audiens
konsumen Teh Botol Sosro. Program ini bertujuan mengapresiasi konsumen dengan
undian berhadiah.
Apa yang dilakukan Teh Botol Sosro selama ini sekedar mengakuisisi konsumen.
Sosro terus mencari market share tanpa melakukan edukasi pasar. Sudah
sepantasnya, sebagai pemimpin pasar Sosro berbuat seperti Aqua yang tetap
melakukan edukasi pasar dengan sangat baik. Yang justru melihat yang banyak
mendidik peminum teh adalah Sariwangi (Unilever). Apa yang terjadi, lewat kampanye
komunikasi dari tahun ke tahun, Sosro hanya berorientasi memperbesar pasar. Bahkan,
promo-promo yang dilakukan, juga memperkuat tujuan mendongkrak penjualan.
Seharusnya Sosro melakukan turning into believer. Bahwa Sosro harus bisa
menjadikan pembeli percaya kepadanya. Sebab loyalitas konsumen tidak bisa dibiarkan
begitu saja. Dengan ketatnya persaingan saat ini, peminum Sosro berisiko mudah
diakuisisi merek yang lain.
Strategi pemasaran Sosro saat ini cenderung pada penguasaan channel. Sosro,
misalnya menjalin kerja sama dengan resto dan food court untuk penjualan produknya.
Ia melakukan co-bundling di beberapa resto terkenal, seperti KFC, Hoka-Hoka Bento,
dan lainnya. Tetapi di sisi lain secara merek Sosro berhasil mengukuhkan merek lokal
yang melegenda. Keunggulan komunikasi Teh Botol Sosro adalah kemampuannya
memakai pernyataan yang sangat riil dalam masyarakat. Yang menguntungkan Sosro,
secara riil ia memang pemimpin pasar. Sebelum jargon itu ada, di lapangan memang
demikian kenyataannya. Kekuatan jargon ini bisa menerjemahkan apa yang benarbenar terjadi di dunia nyata. Dan itu semakin memperkuat mereknya.
Ekuitas merek Sosro saat ini sangat baik. Hal itu dicirikan dengan penguasaan
pasar dan popularitasnya. Selain membangun merek, harus juga terus melakukan
regenerasi. Kalau luput menggarap konsumen generasi muda, akan diisi merek lain.
Dan yang tak kalah penting adalah memahami perkembangan zaman, termasuk
kepedulian masyarakat terhadap kesehatan. Konsumen akan mencari tahu apakah
yang dikonsumsinya ini benar-benar aman. Kalau konsumen menemukan sesuatu
diluar dugaan, habislah bisnisnya.
Perlu diperhatikan juga oleh Sosro, masyarakat Indonesia ke depan akan
semakin makmur. Suatu saat akan banyak kalangan konsumen yang mulai
memperhatikan kelebihan kalori. Mereka akan mengurangi konsumsi gula, sehingga
orang akan mulai meninggalkan minum teh yang manis.
BAB III
KAJIAN TEORITIS
3.1 Pemasaran
Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya
dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sedangkan definisi lain,
dikemukakan oleh Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management Analysis,
Planning, and Control, mengartikan pemasaran secara lebih luas, yaitu: Pemasaran
adalah: Suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan, dan mereka inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan
produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. pemasaran adalah suatu
proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian
bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air
dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan
dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya
namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek PRIMA
yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih PRIMA botol yang sesuai
dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah
dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi
konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price),
pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang
bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki
pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat
tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen
yang dituju.
dan
menentukan
harga
sampai
dengan
mempromosikan
dan
mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual
maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari
menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki
tujuan yaitu :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan
perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang
dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan
dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai
dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan
atau
hambatan-hambatan
tersebut.misalnya
deregulasi
otomotif
yang
dapat merupakan peluang untuk mengembangkan usaha, tetapi bagi perusahaan lain
(eksportir mobil sederhana) dapat merupakan ancaman.
Lingkungan Eksternal-Mikro
Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang
langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk
melayani pasar, yaitu:
a. Perusahaan
Yaitu struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Strategi pemasaran yang
diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran harus memperhitungkan kelompok lain
di perusahaan dalam merumuskan rencana pemasarannya.
b. Pemasok (Supplier)
Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan
sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi
barang dan jasa tertentu.
c. Para Perantara Pemasaran
Para perantara pemasaran adalah perusahaan-perusahaan yang membantu
perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa kepada para
konsumen akhir. Para perantara pemasaran ini meliputi :
Perantara, adalah perusahaan atau individu yang membantu perusahaan untuk
menemukan
konsumen. Mereka terbagi dua macam, yaitu agen perantara seperti agen, pialang dan
perwakilan produsen yang mencari dan menemukan para pelanggan dan/atau
mengadakan perjanjian dengan pihak lain, tetapi tidak memiliki barang atau jasa itu
sendiri.
Perusahaan Distribusi Fisik, perusahaan seperti ini membantu perusahaan dalam
penyimpanan dan pemindahan produk dari tempat asalnya ketempat-tempat yang
dituju.
Para Agen Jasa Pemasaran, seperti perusahaan atau lembaga penelitian pemasaran,
agen
periklanan,
perusahaan
media,
dan
perusahaan
konsultan
Lingkungan fisik menunjukkan kelangkaan bahan mentah tertentu yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
Lingkungan Teknologi
Lingkungan teknologi rnenunjukkan peningkatan kecepatan pertumbuhan teknologi,
kesempatan pembaharuan yang tak terbatas, dan semakin banyaknya peraturan yang
berkenaan dengan perubahan teknologi.
Lingkungan sosial/budaya
Lingkungan ini menunjukkan keadaan suatu kelompok masyarakat mengenai aturan
kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
3.4 Mengembangkan Strategi Pemasaran
Menurut McCarthy ddk (1998) setiap langkah yang dilakukan dalam
mempormulasikan strategi pemasaran harus diorientasikan pada upaya untuk
mencapai kepuasan pelanggan.Kepuasan pelanggan merupakan kunci utama dari
konsep pemasaran dan strategi pemasaran. Ini berarti bahwa proses yang ditempuh
oleh setiap pihak boleh jadi bermacam-macam sesuai dengan kesanggupan dan
karakteristik masing-masing tetapi tujuan akhirnya tetap akan bermuara pada
tercapainya kepuasan konsumen atau consumer satisfaction.
Boone and Kurt (1987) berargumentasi bahwa pengembangan a profitable
marketing
planning a marketing mix strategy that will satisfy customers needs and meet
theobjectives and goals of the organisation (merencanakan strategi bauran pemasaran
yangakan memuaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan sesuai dengan tujuan
organisasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Seperti yang telah dijabarkan tentang bagaimana penerapan strategi pemasaran
pada suatu perusahaan. Karena semakin hari,semakin banyak pesaing
yang ikut
,metode
dan
profile
perusahaan,
berkala
tingkatkan
terhadap
pelayanan
pada
kinerja perusahaan,
membuat programprogram yang melibatkan massa, dan lain-lain. Jadi dapat kita
simpulkan,bahwa strategi pemasaran merupakan suatu strategi untuk mempromosikan
barang atau jasa dari perusahaan yang kita kelola,dengan memakai alat promosi
berbagai media.
Seperti kasus di atas tentang strategi pemasaran dan bisnis yang dilakuakan oleh PT.
Sinar Sosro, yang di mulai dari pengamatan-pengamatan yang mendetail.adapun
strategi-starategi
melakukan;
Analisis swot
Pengembangan bisnis
Target pasar
Pengembangan brand dan produk
Pengembangan distribusi
Pengembangan harga, dan
Pengembangan_pemasaran
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian
diatas,
kita
mengambil
kesimpulan
bahwa
sudah
penentuan
strategi
bersaing
hendaknya
dilakukan
dengan