Anda di halaman 1dari 2

Dalam panggung dunia internasional, membangun hubungan internasional

merupakan suatu keniscayaan yang tak terelakkan bagi setiap negara. Prinsip ini
tertanam dalam Konvensi Montevideo 1933, yang menjadi landasan bagi
pengembangan hubungan antar negara dengan tujuan saling membutuhkan satu
sama lain. Pandangan ini muncul karena diakui bahwa tidak ada negara yang
dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri tanpa adanya bantuan dari negara-
negara lain.¹
Indonesia menjalin kerjasama internasional dengan Amerika Serikat,
sebuah negara yang tak hanya menjadi produsen terbesar di dunia, tetapi juga
konsumen utama dengan nilai transaksi mencapai $11,2 triliun pada tahun 2012.
Amerika Serikat, dengan sektor jasa yang menyumbang 76,9% terhadap GDP-
nya, menunjukkan dominansinya dalam ekonomi global. Kontribusi sektor
industri dan pertanian masing-masing sebesar 21,9% dan 1,2% turut memperkuat
posisinya sebagai kekuatan ekonomi yang tak dapat diabaikan.² Produksi udang
menjadi salah satu sektor non-migas yang mendapat perhatian khusus di
Indonesia. Namun, proses ekspor udang ke Amerika Serikat tidak berjalan lancar
disebabkan oleh berbagai tantangan yang dihadapi. Pada tahun 2012, terjadi
sengketa perdagangan antara Indonesia dan AS terkait ekspor udang ke Amerika
Serikat. Sengketa tersebut mencakup tuduhan bahwa Indonesia memberikan
subsidi terhadap udang beku yang diekspor ke Amerika Serikat, mengakibatkan
produk udang Indonesia menjadi lebih terjangkau secara harga.³
Hukum dan bisnis internasional menjadi landasan penting dalam
mengatasi sengketa impor antara Indonesia dan Amerika terkait udang. Sengketa
semacam ini mencerminkan kompleksitas hubungan internasional dalam konteks
perdagangan global. Pentingnya hukum internasional dalam menangani sengketa
perdagangan tercermin dalam sejumlah perjanjian dan organisasi internasional
yang merangkul kerjasama lintas negara. Sebagai contoh, WTO (World Trade
Organization) berperan sebagai forum utama dalam menyelesaikan sengketa
perdagangan antara negara-negara anggotanya. Dalam konteks ini, keterlibatan
WTO dapat menjadi faktor penentu dalam menilai kepatuhan kebijakan impor
udang Indonesia dan Amerika terhadap standar perdagangan internasional.⁴
Sengketa impor udang tidak hanya melibatkan aspek hukum, tetapi juga
mencerminkan dinamika bisnis internasional. Persaingan ekonomi global dan
kepentingan bisnis menjadi faktor kunci dalam menentukan strategi dan tindakan
masing-masing negara. Sejalan dengan itu, peran perusahaan-perusahaan udang
dan industri terkait di kedua negara menjadi faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan solusi yang adil dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai