Disusun Oleh:
Ivana Lokita/XII IPS 1/15
Nathania Amanda/XII IPS 1/22
Violetta Keiza/XII IPS 1/34
SMAK Penabur Gading Serpong T.P 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
Globalisasi dan kerjasama internasional telah membawa dampak besar bagi perekonomian
di suatu negara. Indonesia sendiri yang sudah terpengaruh dengan arus globalisasi melakukan
kerjasama internasional guna memenuhi kebutuhan sendiri dan membantu negara lain. Indonesia
melakukan kerjasama internasional dalam berbagai aspek seperti, ekonomi, politik, sosial,
budaya, dan lain-lain. Selain itu, Indonesia terlibat dalam perdagangan bebas yang ditandai
dengan terbentuknya WTO (World Trade Organization) atau Organisasi Perdagangan
Internasional. Dengan adanya pasar perdangan bebas, persaingan antar negara semakin
meningkat. Baik dalam memperebutkan sumber daya, merebut pasar baru, dan mudahnya aliran
ekspor impor barang dan jasa antar negara. Mudahnya aliran ekspor impor barang dan jasa antar
negara memicu peningkatan kualitas dan kuantitas barang yang diperdagangkan karena berkaitan
dengan persaingan yang tinggi. Tetapi, pasar bebas ternyata menimbulkan dampak yang tidak
begitu baik bagi negara berkembang. Karena pasar bebas menuntut kondisi perekonomian negara
berkembang untuk mampu menerima arus perdagangan bebas yang bergulir dalam pasar bebas.
Dengan adanya pasar bebas dikhawatirkan produksi atau industri didalam negeri akan mati
karena tergerus oleh masuknya barang dari luar negeri dengan kualitas yang lebih bagus dan
harga yang bersaing.
Salah satu perjanjian perdagangan bebas adalah NAFTA (North America Free Trade
Aggreement). Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang “Dampak NAFTA (North
America Free Trade Agreement) bagi Perekonomian di Indonesia”. NAFTA merupakan suatu
bentuk organisasi kerjasama perdagangan bebas negara-negara Amerika Utara. NAFTA terdiri
dari Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. NAFTA dibentuk pada tahun 1988, lalu memulai
langkah awal melalui kerjasama pedagangan bebas antara Amerika Serikat dan Kanada. Pada
saat itu kerjasama ekonomi antara Kanada dan Amerika tersebut masih bersifat bilateral. Hal ini
dilakukan dalam rangka memperbaiki kondisi perekonomian Kanada yang semakin memburuk
akibat dari meningkatnya pengangguran dan banyaknya perusahaaan-perusahaan Kanada yang
memindahkan investasinya ke Amerika Serikat.
LANDASAN TEORI
Kerjasama merupakan serangkaian hubungan yang tidak didasari oleh kekerasan atau
paksaan dan disahkan secara hukum, seperti pada organisasi internasional. Kerjasama terjadi
karena adanya penyesuaian perilaku oleh para aktor sebagai respon dan antisipasi terhadap
pilihan-pilihan yang diambil oleh aktor lain. Kerjasama dapat dijalankan dalam suatu proses
perundingan yang secara nyata diadakan. Namun apabila masing-masing pihak telah saling
mengetahui, perundingan tidak perlu lagi dilakukan (Dougherty&Pflatzgraff, 1997: 418).
Kerjasama dapat pula timbul dari adanya komitmen individu terhadap kesejahteraan
bersama atau sebagai usaha memenuhi kebutuhan pribadi. Kunci penting dari perilaku
bekerjasama yaitu pada sejauhmana setiap pribadi mempercayai bahwa pihak yang lainnya akan
bekerjasama. Jadi, isu utama dari teori kerjasama adalah pemenuhan kepentingan pribadi,
dimana hasil yang menguntungakan kedua belah pihak akan didapat melalui kerjasama, daripada
berusaha memenuhi kepentingan sendiri dengan cara berusaha sendiri atau dengan berkompetisi
(Dougherty&Pflatzgraff, 1997: 418-419).
Kerjasama merupakan suatu usaha antara orang perorangan atau kelompok manusia
untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.terjadinya kerjasama dilandasi oleh adanya
kepentingan yang asama dimana landasan tersebut menjadi pijakan untuk memecahkan berbagai
permasalahan secara bersama-sama melalui suatu mekanisme kerjasama. Dalam melakukan
suatu kerjasama harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian tugas serta balas jasa
yang akan dibawa” (Soekanto, 1990: 72).
Kerjasama internasional dapat didefinisikan sebagai pola kerjasama yang melintasi batas-
batas negara, dengan didasari struktur yang jelas dan lengkap serta diharapkan akan
diproyeksikan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan
melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang diperlukan serta disepakati
bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesame kelompok non-
pemerintah pada negara yang berbeda (Rudy,1993)
Selain itu, kerjasama internasional juga dapat diartikan sebagai hubungan kerjasama yang
dilakukan oleh dua negara atau lebih guna mencapai pemenuhan kebutuhan dan kepentingan
negara masing-masing. Kerjasama internasional dapat dilakukan dalam berbagai bidang seperti,
ekonomi,politik, sosial, dan budaya.
1. Kerjasama Bilateral
Kerja sama Bilateral merupakan kerjasama yang dilakukan antar 2 negara seperti,
kerja sama antara Indonesia dan Singapura, kerja sama antara Amerika Serikat dan Arab
Saudi, dan lainnya. Bentuk kerjasama bilateral ini memiliki tujuan untuk membina
hubungan yang terjalin sebelumnya dan menjalin hubungan kerja sama dalam bentuk
perdagangan.
2. Kerjasama Regional
Kerjasama regional merupakan bentuk kerja sama yang terjalin antara negara-
negara yang berada dalam satu wilayah atau kawasan. Kerjasama ini biasanya bertujuan
untuk menciptakan perdagangan bebas di negara-negara pada kawasan tertentu.
3. Kerjasama Multilateral
Kerjasama multilateral meurpakan bentuk kerja sama yang dilakukan oleh dua
negara ataupun lebih yang tidak dibatasi dengan kawasan ataupun wilayah. Sehingga
kerja sama ini dapat dilakukan dalam satu kawasan maupun berbeda kawasan.
4. Kerjasama Internasional
Kerjasama internasional merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan antar
negara-negara yang ada diseluruh dunia dalam berbagai bidang seperti, pertahanan &
keamanan, politik, sosial, budaya, dan ekonomi
PEMBAHASAN
NAFTA (North America Free Trade Aggreement) adalah Perjanjian Perdagangan Bebas
Amerika Utara. NAFTA merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari negara-negara Amerika
Utara yaitu, Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Kesepakatan untuk membentuk kawasan
perdagangan bebas ini dilakukan pada tanggal 12 Agustus 1992 di Washington D.C, Amerika
Serikat. Namun, pelaksanaan dari organisasi ini baru dimulai pada awal tahun, yaitu 1 Januari
1994. NAFTA sendiri didirikan oleh tiga tokoh antara lain, Brian Mulroney (Kanada), Carlos
Salinas de Gortari (Meksiko), dan George H.W. Bush (Amerika Serikat). Pada hakekatnya
NAFTA telah terbentuk sejak tahun 1988. Karena sejak tahun 1988 telah dimulai kerjasama
pedagangan bebas antara Amerika Serikat dan Kanada. Pada saat itu, kerjasama ekonomi antara
Kanada dan Amerika tersebut masih bersifat bilateral. Hubungan bilateral tersebut dilakukan
dalam rangka memperbaiki kondisi perekonomian Kanada yang semakin memburuk yang
disebabkan oleh meningkatnya pengangguran dan banyaknya perusahaaan-perusahaan Kanada
yang memindahkan investasi ke Amerika Serikat.
Markas NAFTA tersebar di tiga wilayah, yaitu di Washington D.C., Ottawa, dan
Meksiko City.Tujuan pembentukan NAFTA antara lain adalah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja melalui usaha menghilangakan berbagai hambatan
perdagangan, menciptakan iklim untuk mendorong persaingan yang adil, meningkatkan peluang
investasi di kawasan Amerika Utara, memberikan perlindungan terhadap hak milik intelektual,
dan menciptakan prosedur yang efektif dalam penyelesaian perselisihan perdagangan antara
ketiga anggota negaranya. NAFTA merupakan daerah perdagangan bebas bea yang bertujuan
untuk memacu investasi dan perdagangan negara-negara anggotanya.
Tujuan utama NAFTA adalah menciptakan perdagangan bebas sesama anggota NAFTA,
dengan menghilangkan hambatan perdagangan. Hambatan perdagangan itu dapat berupa
hambatan tarif dan nontarif. Hambatan tarif berupa bea masuk, bea masuk tambahan dan
pungutan negara lainnya terhadap barang-barang yang masuk ke salah satu negara NAFTA, yang
besarnya berbeda satu negara dan lainnya. Sedangkan hambatan nontarif berupa peraturan atau
ketentuan yang berfungsi untuk menghambat perdagangan.
Struktur organisasi NAFTA terdi ri atas sebuah Komisi Trilateral Perdagangan
Bebas dan Sekretariat NAFTA. Komisi perdagangan bebas bertanggung jawab untuk meninjau
reguler hubungan perdagangan ketiga negara anggota NAFTA. Jika diperlukan, komisi ini dapat
menciptakan panel bilateral atau triteral yang melibatakan pihak swasta untuk menyelesaikan
sengketa yang melibatkan interpretasi dan penerapan yang terdapat di dalam NAFTA.
NAFTA tidak hanya memberikan dampak positif bagi perekonomian di Indonesia. Tetapi
juga memberikan dampak negatif karena berlakunya ketentuan terhadap pihak diluar NAFTA
dalam masalah perdagangan dengan memberlakukan ketentuan proteksi untuk memaksimalkan
keuntungan anggota NAFTA. Sehingga produk-produk perdagangan dari negara diluar NAFTA
dikenakan hambatan tarif yang bervariasi dan juga dikenakan hambatan non tarif yang ditujukan
untuk melindungi, memaksimalkan produksi, dan penggunaan tenaga kerja anggota NAFTA.
Kerugian yang dapat dilihat dari berlakunya ketentuan NAFTA yaitu, industri di Indonesia
berupa industry garmen, tekstil, alas kaki, boneka, dan lain-lainnya yang mengalami kesulitan
untuk mendapatkan order dari pembeli. Ada sekitar 124 perusahaan tekstil yang berpotensi
putus, 40 disekitar Jakarta dan 84 di Jawa Tengah.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSAKA
https://rezkiayu.wordpress.com/2013/01/15/nafta/
https://muhammadazzikra15.blogspot.com/2016/08/kerjasama-internasional.html
http://klikbbm.blogspot.com/2013/06/definisi-kerjasama-internasional.html
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-kerjasama-internasional/4622/3
https://materiips.com/bentuk-bentuk-kerjasama-internasional
https://rindaamalia.wordpress.com/2013/08/02/perjanjian-perdagangan-bebas-free-trade-
agreementfta/
http://www.kuttabku.com/2017/07/sejarah-latar-belakang-negara-anggota-dan-tujuan-
berdirinya-organisasi-nafta.html
https://samuelherdian.wordpress.com/2013/02/27/contoh-organisasi-regional-nafta/
http://windifuntravel.blogspot.com/2016/06/nafta-north-american-free-trade.html
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=147708