Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKONOMI ISLAM

“Mekanisme Pasar Dalam Islam”

Oleh Kelompok I

1. Al Fathi Rizki (21031277) 5. Nuraulia Dwiva ( 21031288 )


2. Eka widya Lestari (21031279) 6. Sekar Nawang Sari ( 21031290 )
3. Tiara Divani Sary ( 21031286 ) 7. Handayani ( 21031328 )
4. Nuria Sinta (21031287 ) 8. Anisyah ( 21031329 )

Dosen Pengampu : Normansyah, SE, M.Si

Kelas : 3F - Manajemen

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS ASAHAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang bertema “Mekanisme Pasar Dalam Islam”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Kisaran, 04 Januari 2023


                                                                                                                         

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i

DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3. Tujuan ......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
1.
2.
2.1. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam...........................................................................3
2.2. Pengertian Pasar........................................................................................................3
2.3. Perpektif Islam..........................................................................................................4
2.4. Harga Dan Persaingan Sempurna Pada Pasar Islami................................................5
2.5. Intervensi Pemerintah Dalam Regulasi Harga..........................................................6
2.6. Pasar Pada Masa Rasulullah.....................................................................................8
2.7. Prinsip – prinsip Mekanisme Pasar Dalam Islam....................................................9

BAB III PENUTUP

1.
2.
3.
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna. Hal ini dikarenakan didalamnya dibahas nilai-
nilai, etika, dan pedoman hidup secara komperhensif. Islam pula merupakan agama
penyempurna agama-agama terdahulu dan mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik
persoalan aqidah maupun muamalah. Dalam hal muamalah, Islam mengatur kaitannya
dengan relasi manusia dengan sesama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-
hari termasuk didalamnya dituntun bagaimana cara pengelolaan pasar dan segala bentuk
mekanismenya.

Peranan ekonomi Islam dalam mekanisme pasar menyumbangkan andil yang amat
penting di tengah carut-marut kondisi perekonomian bangsa Indonesia. Praktek pasar
sejatinya harus ditampilkan nilai-nilai yang sesuai dengan norma dan nilai yang dibenarkan.
Dua paham ekonomi yang selama ini menjadi acuan dan barometer dunia, yaitu ekonomi
kapitalis dan ekonomi sosialis ternyata tidak dapat mengatur mekanisme kegiatan pasar saat
ini yang serba tidak menentu dan tidak jelas, malah semakin memperparah keadaan
(Wiharto, 2008).

Menurut ekonomi kapitalis (klasik), pasar memainkan peranan yang sangat penting
dalam sistem perekonomian. Ekonomi kapitalis menghendaki pasar bebas untuk
menyelesaikan permasalahan ekonomi, mulai dari produksi, konsumsi sampai distribusi.
Semboyan kapitalis adalah lassez faire et laissez le monde va de lui meme (biarkan ia
berbuat dan biarkan ia berjalan, dunia akan mengurus diri sendiri). Maksudnya, biarkan
sajalah perekonomian berjalan dengan wajar tanpa intervensi pemerintah, nanti akan ada
suatu tangan tak terlihat (invisible hands) yang akan membawa perekonomian tersebut ke
arah equilibrium. Jika banyak campur tangan pemerintah, maka pasar akan mengalami
distorsi yang akan membawa perekonomian pada ketidakefisienan (inefisiency) dan
ketidakseimbangan (Agustianto, 2011).
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah pemikiran ekonomi Islam
2. Bagaimanakah pengertian pasar
3. Bagaimanakah pengertian pasar dari perspektif islam
4. Bagaimankah harga dan persaingan sempurna pada pasar islami
5. Bagaimanakah intervensi pemerintah dalam regulasi harga
6. Bagaimankah pasar pada masa Rasulullah
7. Bagaimanakah prinsip-prinsip mekanisme pasar dalam islam

1.3. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan dan pemahaman kita mengenai sejarah pemikiran
ekonomi Islam
2. Untuk menambah wawasan dan pemahaman kita mengenai pengertian pasar dari
perspektif islam
3. Untuk menambah wawasan dan pemahaman kita mengenai harga dan persaingan
sempurna pada pasar islami
4. Untuk menambah wawasan dan pemahaman kita mengenai intervensi pemerintah
dalam regulasi harga
5. Untuk menambah wawasan dan pemahaman kita mengenai pasar pada masa
Rasulullah
6. Untuk menambah wawasan dan pemahaman kita mengenai prinsip-prinsip
mekanisme pasar dalam islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.
2.
2.1. Sejarah Pemikiran Ekonomi Dalam Islam
Kontribusi Kaum muslimin yang sangat besar terhadap kelangsungan dan
perkembangan pemikiran ekonomi pada khususnya dan peradaban dunia pada umumnya,
telah diabaikan oleh para ilmuwan Barat.

Berbagai praktik dan kebijakan ekonomi yang berlangsung pada masa Rasulullah
SAW dan Khulafaur Rasyidin merupakan contoh empiris yang dijadikan pijakan bagi para
cendekiawan Muslim dalam melahirkan teori-teori ekonominya. Satu hal yang jelas, fokus
perhatian mereka tertuju pada pemenuhan kebutuhan, keadilan, efisiensi, pertumbuhan dan
kebebasan, yang tidak lain merupakan objek utama yang menginspirasikan pemikiran
ekonomi Islam sejak masa awal.

2.
2.3.
1.
2.
2.1.
2.2. Pengertian Pasar

Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dan melakukan
transaksi barang atau jasa. Pasar merupakan sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa
yang alamiah dan telah berlangsung sejak awal peradaban manusia. Dalam Islam pasar
sangatlah penting dalam perekonomian. Pasar telah terjadi pada masa Rasulullah dan
Khulafaur Rasyidin dan menjadi sunatullah yang telah di jalani selama berabad-abad
(P3EI, 2011).

Al-Ghazali dalam kitab ihya’ menjelaskan tentang sebab timbulnya pasar, “Dapat
saja petani hidup di mana alat-alat pertanian tidak tersedia. Sebaliknya, pandai besi dan
tukang kayu hidup di mana lahan pertanian tidak ada. Namun, secara alami mereka akan
saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Dapat saja terjadi tukang kayu membutuhkan

3
makanan, tetapi petani tidak membutuhkan alat-alat tersebut. Keadaan ini menimbulkan
masalah. Oleh karena itu, secara alami pula orang akan terdorong untuk menyediakan
tempat penyimpanan alat-alat di satu pihak, dan penyimpanan hasil pertanian di pihak lain.
Tempat inilah yang kemudian di datangi pembeli sesuai kebutuhannya masing-masing
sehingga terbentuklah pasar”.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa pasar adalah tempat yang menampung hasil
produksi dan menjualnya kepada mereka yang membutuhkan. Pernyataan tersebut juga
menyebutkan bahwa pasar timbul dari adanya double coincidence yang sulit bertemu.
Maka, untuk memudahkan adanya tukar-menukar dalam memenuhi kebutuhan
diciptakanlah pasar.

1.
2.
2.1.
2.2.
2.3. Perpektif Islam
Pasar yang selama ini berkembang khususnya di Indonesia hanya tertuju pada upaya
pemaksimalan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya semata dan cenderung
terfokus pada kepentingan sepihak. Sistem tersebut nampaknya kurang tepat dengan
sistem ekonomi syariah yang menekankan konsep manfaat yang lebih luas pada kegiatan
ekonomi termasuk didalamnya mekanisme pasar dan pada setiap kegiatan ekonomi itu
mengacu kepada konsep maslahat dan menjunjung tinggi asas-asas keadilan. Selain itu
pula, menekankan bahwa pelakunya selalu menjunjung tinggi etika dan norma hukum
dalam kegiatan ekonomi. Realisasi dari konsep syariah itu memiliki tiga ciri yang
mendasar yaitu prinsip keadilan, menghindari kegiatan yang dilarang dan memperhatikan
aspek kemanfaatan. Ketiga prinsip tersebut berorientasi pada terciptanya sistem ekonomi
yang seimbang yaitu keseimbangan antara memaksimalkan keuntungan dan pemenuhan
prinsip syariah yang menjadi hal mendasar dalam kegiatan pasar (Ali, 2008).
Dalam hal mekanisme pasar dalam konsep Islam akan tercermin prinsip syariah
dalam bentuk nilai-nilai yang secara umum dapat dibagi dalam dua perspektif yaitu makro
dan mikro. Nilai syariah dalam prespektif mikro menekankan aspek kompetensi/
profesionalisme dan sikap amanah, sedangkan dalam prespektif makro nilai-nilai syariah
menekankan aspek distribusi, pelarangan riba dan kegiatan ekonomi yang tidak

4
memberikan manfaat secara nyata kepada sistem perekonomian. Oleh karena itu, dapat
dilihat secara jelas manfaat sistem perekonomian Islam dalam pasar yang ditujukan tidak
hanya kepada warga masyarakat Islam, melainkan kepada seluruh umat manusia
(rahmatan lil’Ālamín) (Ali, 2008). Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Kemaslahatan Bagi Masyarakat Berdasarkan Mekanisme Pasar dalam Islam

Menghindari Aktivitas
Keadilan yang Terlarang Kemanfaatan

Transparansi dan kejujuran Larangan barang, produk Produktif dan tidak spekulatif
jasa dan proses yang
merugikan dan berbahaya

Transaksi yang fair Tidak menggunakan SDM Menghindari barang atau


atau barang ilegal dan penggunaan SDM yang
secara tidak adil tidak efisien

Persaingan yang sehat Akses seluas-luasnya bagi


masyarakat untuk
memperoleh barang, produk
atau SDM

Saling menguntungkan

2.4. Harga Dan Persaingan Sempurna Pada Pasar Islami


Terdapat beberapa Sarjana Muslim memberikan penjelasan mengenai mekanisme
pasar (P3EI, 2011). Pertama, menurut Abu Yusuf, masyarakat luas memahami bahwa
harga suatu barang hanya ditentukan oleh jumlah penawarannya saja. Dengan kata lain,
bila hanya tersedia sedikit barang, maka harga akan mahal. Sebaliknya, jika tersedia

5
banyak barang, maka harga akan turun. Mengenai hal ini Abu Yusuf dalam kitab Al-
Kharaj (1997) mengatakan, “Tidak ada batasan tertentu tentang murah dan mahal yang
dapat dipastikan. Hal tersebut ada yang mengaturnya. Prinsipnya tidak bisa diketahui.
Murah bukan karena melimpahnya makanan, demikian juga mahal bukan karena
kelangkaan makan. Murah dan mahal merupakan ketentuan Allah (sunnatullah)”.
Kedua, menurut Ibn Taimiyah, pasar yang ideal menurut Ibnu Taimiyyah adalah pasar
bebas dalam bingkai nilai dan moralitas Islam, yaitu pasar yang bersaing bebas –
kompetitif dan tidak terdistorsi- antara permintaan dan penawaran. Ibnu Taimiyyah

melarang intervensi pemerintah dalam pasar karena akan menganggu ekuilibrium pasar,
kecuali jika ada yang mendistorsinya, seperti penimbunan. Harga ditentukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran. Naik dan turunnya harga tidak selalu diakibatkan
oleh kezaliman orang-orang tertentu. Hal tersebut bisa disebabkan oleh kekurangan
produksi atau penurunan impor barang-barang yang diminta. Apabila permintaan naik dan
penawaran turun, harga-harga akan naik. Sementara, apabila persediaan barang meningkat
dan permintaan terhadapnya menurun, harga-pun turun.
Terakhir, menurut Ibn Khaldun, dalam bukunya yang monumental Al- Muqoddimah,
ia membagi barang-barang menjadi dua kategori, yaitu barang pokok dan barang mewah.
Jika suatu kota berkembang dan jumlah penduduknya semakin banyak, maka harga
barang-barang pokok akan menurun sementara harga barang mewah akan naik. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya penawaran bahan pangan dan barang pokok lainnya sebab
barang ini sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap orang sehingga pengadaannya akan
diprioritaskan. Sementara itu, harga barang mewah akan naik sejalan dengan
meningkatnya gaya hidup yang mengakibatkan peningkatan permintaan barang mewah
ini.

2.5. Intervensi Pemerintah Dalam Regulasi Harga


Konsep ajaran Islam secara keseluruhan menjunjung tinggi mekanisme pasar yang
bebas. Harga keseimbangan dalam pasar yang bebas (competetive market price)
merupakan harga yang paling baik, sebab mencerminkan kerelaan antara produsen dan
konsumen dalam arti bisa memenuhi persyaratan antaraddim min kum. Meskipun
6
demikian, terkadang harga yang seimbang tersebut tidak sesuai dengan kepentingan
masyarakatsecara keseluruhan, baik karena tingkat harga tersebut terlalu tinggi atau
rendah, atau juga karena proses pembentukan harga tersebut tidak wajar. Dalam dunia
nyata, mekanisme pasar juga seringkali tidak berjalan dengan baik.
Dalam keadaan seperti tersebut perlukah intervensi pemerintah ke dalam pasar agar
harga menuju pada posisi yang diinginkan?Chapra (2001) berpendapat terkait dengan
perlu tidaknya intervensi pemeritah dalam dunia perdagangan yang terlihat dalam
persaingan pasar dan diikuti regulasi harga memanglah sangat penting.Kendati harapan
tersebutternyata belum memadai.Sebagian besar ulama Islam menekankan perlunya peran
nilai-nilai moral bagi semua pelaku bisnis di dalam pasar, guna meraih kebersihan jiwa
dan kejujuran. Sebab tidak seluruh individu sadar dengan tugasnya, andai pun sadar dan
mengetahui mereka pun belum semuanya mau melaksanakannya.Dalam mekanisme pasar,
regulasi harga dan moral harus ada dalam satu kesatuan paket pemikiran, sebab apabila
hanya terwujudkan nilai moral dan harga saja, boleh jadi belum mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang diinginkan masyarakat.Oleh karena itu peran efektif Negara sebagai
mitra, katalisator, dan fasilitator sangat dibutuhkan untuk mewujudkan misi Islam.Ada
beberapa hadis telah menekankan perlunya peran-peran tersebut.Salah satu hadisnya
adalah Barangsiapa telah mendapatkan dari masyarakat tetapi tidak dapat menjalankannya
dengan keikhlasan, maka dia tidak pernah mencium harumnya surga (HR. Bukhari).
Dalam hadis lain beliau juga bersabda Allah lebih banyak mengendalikan melalui
penguasa daripada apa yang la kendalikan melalui Al-Quran (Nasution, 2007). Perhatian
pada pentingnya peranan Negara telah dicerminkan oleh tulisan para ulama terkemuka
sepanjang sejarah.Al-Mawardi (dalam Nu'man, 1985) misalnya, telah mehyatakan bahwa
keberadaan sebuah pemerintah yang efektif sangat diperlukan untuk mencegah kadzaliman
dan pelanggaran.Serrientara itu, Ibnu Taimiyah menekankan Islam dan Negara
mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan.
Sebagaimana juga dikutip Islahi (1988), kebijakan intervensi harga menurut Ibnu
Taimiyah terbagi menjadi dua", yaitu:
1. Intervensi harga yang zaiim dan tidak sah .intervensi harga dipandang sebagal zaiim dan
tidak sah apabila kebijakan tersebut menyebabkan kerugian atau penindasan kepada para
pelaku pasar. Jika harga ditetapkan di atas harga pasar maka tentu akan merugikan
konsumen, sementara jika ditetapkan di bawah harga pasar tentu akan merugikan
produsen.

7
2. Intervensi harga yang adil dan sah Intervensi harga dipandang adil jika kebijakan ini
tidak menimbulkan kerugian atau penindasan kepada para pelaku pasar Untuk itu
intervensi harga yang adil justru akan membawa tingkat harga kepada posisi harga pasar
yang seharusnya atau harga yang wajar. Dalam posisi ini baik penjual maupun pembeli
tidak dirugikan.

1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6. Pasar Pada Masa Rasulullah
Pasar memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat muslim pada
masa Rasulullah saw. serta Khulafaur Rasyidin. Apalagi Nabi Muhammad saw sendiri
pada awal mulanya merupakan seseorang pebisnis, demikian pula Khulafaur Rasyidin
serta para sahabat yang lain. Setelah jadi Rasul, Nabi Muhammad saw tidak lagi jadi
pebisnis secara aktif, sebab suasana serta keadaan pertumbuhan islam di Mekkah yang
tidak memungkinkan, sehingga perjuangan dakwah jadi prioritas beliau. Pada saat beliau
serta kalangan muhajirin berhijrah ke madinah, kedudukan Rasulullah beralih menjadi
pengawas pasar ataupun al- Muhtasib. Beliau mengawasi jalannya mekanisme pasar di
Madinah serta sekitarnya supaya senantiasa berlangsung secara islami.
Pada saat itu mekanisme pasar sangat dihargai. Beliau menolak untuk membuat
kebijakan penetapan harga manakala tingkat harga di Madinah pada saat itu tiba-tiba
naik. Sepanjang kenaikan terjadi karena kekuatan permintaan dan penawaran yang
murni, yang tidak dibarengi dengan dorongan-dorongan monopilistik dan monopsonistik,
maka tidak ada alasan untuk tidak menghormati harga pasar. Dalam suatu Hadits
dijelaskan bahwa pasar merupakan hukum alam (Sunnatullah) yang harus dijunjung

8
tinggi. Tak seorang pun secara individual dapat mempengaruhi pasar, sebab pasar adalah
kekuatan kolektif yang telah menjadi ketentuan Allah SWT4. Pelanggaran terhadap
harga pasar, misalnya penetapan harga dengan cara karena alasan yang tidak tepat,
merupakan suatu ketidak adilan yang akan dituntut pertanggungjawabannya dihadapan
Allah.
Penghargaan islam terhadap mekanisme pasar bersumber pada pada ketentuan Allah
SWT, bahwa perniagaan harus dicoba secara baik dengan rasa suka sama suka dan nilai
moralitas absolut harus ditegakkan. Secara khusus nilai moralitas yang menemukan
atensi penting dalam pasar yakni persaingan yang sehat, kejujuran, keterbukaan serta
keadilan. Konsep mekanisme pasar dalam islam bisa dirujuk kepada hadits Rasulullah
saw. sebagaimana disampaikan oleh Anas RA, sehubungan dengan terdapatnya
peningkatan harga- harga barang di kota madinah, dengan hadits ini nampak dengan jelas
kalau islam jauh lebih dulu mengarahkan konsep mekanisme pasar dari Adam Smith,
dalam ahdits tersebut artinya“ Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-
orang ketika itu mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata “ya Rasulullah
hendaklah engkau menentukan harga”, Rasulullah SAW berkata “sesungguhnya Allah-
lah yang menentukan harga yang menahan, melapangkan dan memberi rezeki. Sangat
aku harapkan bahwa kelak aku menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari
kamu menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun harta “.
Inilah teori ekonomi islam mengenai harga, Rasulullah SAW dalam hadits tersebut
tidak memastikan harga ini menunjukkan kalau syarat harga diserahkan kepada
mekanisme pasar yang alamiah. Jadi teori nabi tentang harga dan pasar, memiliki
penafsiran kalau harga pasar itu sesuai dengan kehendak Allah yang sunnatullah ataupun
hukum supply serta demand. Bagi ahli ekonomi islam kontemporer, teori inilah yang
diadopsi oleh bapak ekonomi barat ialah Adam Smith dengan nama teori invisible hands.
Bagi teori ini, pasar akan diatur oleh tangan- tangan tidak nampak( invisible hands).
Bukankah teori invisible hands itu lebih tepat dikatakan God Hands (tangan-tangan
Allah).
Nabi menghendaki terjadinya persaingan pasar yang adil di Madinah, untuk itu beliau
menerapkan sejumlah aturan agar keadilan bisa berlangsung. Diantara aturan itu adalah :
melarang Tallaqi Rukban, yakni menyongsong khalifah di luar kota, mengurangi
timbangan yang dilarang karena itu berarti barang dijual dengan harga sama tetapi
jumlah sedikit, dan menyembunyikan cacat barang itu dilarang karena itu berarti penjual
mendapat harga baik dari harga yang buruk.
9
2.7. Prinsip – prinsip Mekanisme Pasar Dalam Islam
Konsep mekanisme pasar dalam islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Ar-Ridha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara
masing-masing pihak.
2. Berdasarkan persaingan sehat, mekanisme pasar akan terhambat bekerja jika terjadi
penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli dapat diartikan setiap barang yang
penahanannya akan membahayakan konsumen atau orang banyak.
3. Kejujuran (honesty), merupakan pilar yang sangat penting dalam islam, sebab
kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas melakukan
kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan
berdampak langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan
dan masyarakat secara luas.
4. Keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan prinsip ini adalah
transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam pengungkapan kehendak
dan keadaan yang sesungguhnya.
BAB III
PENUTUP

3.
1.
2.
3.
3.1. Kesimpulan

Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara, dan individu berada dalam
keseimbangan (iqtishad), tidak boleh ada sub-ordinat, sehingga salah satunya menjadi
dominan dari yang lain. Pasar dijamin kebebasannya dalam Islam. Pasar bebas
menentukan cara-cara produksi dan harga, tidak boleh ada gangguan yang
mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar.

Tetapi oleh karena sulitnya ditemukan pasar yang berjalan sendiri secara adil (fair)
dan distorasi pasar sering terjadi, sehingga dapat merugikan para pihak, maka Islam
membolehkan adanya internevsi pasar oleh negara untuk mengembalikan agar pasar
kembali normal.

10
Konsep makanisme pasar dalam Islam dapat dirujuk kepada hadits Rasululllah
SAW. Dengan demikian, Islam jauh mendahului Barat dalam merumuskan konsep
mekanisme pasar. Konsep mekanisme pasar dalam Islam selanjutnya dikembangkan
secara ilmiah oleh ulama sepanjang sejarah, mulai dari Abu Yusuf, Al-Ghazali, Ibnu
Taymiyah, Ibnu Khaldun, dsb. Para ulama tersebut telah membahas konsep mekanisme
pasar secara konprehensif. Mereka telah membahas kekuatan supply and demand. Kajian
mereka juga telah sampai pada faktar-faktor yang mempengaruhi pasar.

Dalam ekonomi Islam harga ditentukan oleh kekuatan supply and demand. Jika
terjadi distorsi pasar maka pemerintah boleh intervensi pasar. Namun, ekonomi Islam
menentang adanya intervensi pemerintah dengan peraturan yang berlebihan saat
kekuatan pasar secara bebas bekerja untuk menentukan harga yang kompetitif.

DAFTAR PUSTAKA

Rahm, Ain. “Mekanisme Pasar dalam Islam.” Jurnal Ekonomi Bisnis dan
Kewirausahaan 4, No. 2 (2015): 177-192.

https://www.academia.edu/41437784/Mekanisme_Pasar_dalam_Islam

https://www.academia.edu/41397261/Mekanisme_Pasar_dalam_Perspektif_Islam

11

Anda mungkin juga menyukai