MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Makro Islam II
Yang Diampu Oleh Bapak Dr. Herlan Firmansyah, S.Pd.,M.Pd.,ME
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
CIANJUR
2023/2024
KATA PENGANTAR
Demikian makalah ini penulis buat semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua, khususnya dalam meningkatkan pemahaman tentang menggunakan akal
kita untuk berpikir. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaannya, sehingga mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.3. Tujuan…...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
masih kurangnya penggunaan uang. Dan saat itu kebijakan moneter kurang
kebijakan diskresioner. Sehingga pada masa itu, keseimbangan pasar uang dan
pasar barang hanya masih bergantung pada transaksi tunai yang ada. Dengan
lain yang berupa judi dan riba akan tetapi hal ini di dalam islam
dipertahankan. Oleh karena itu, perputaran uang dalam periode tertentu sama
dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam jangka waktu yang sama
pula.
Pada saat itu pihak pemerintah menciptakan sebuah sistem yang dimana
sehingga hal tersebut menjadi intsrumen bagi kebijakan moneter. Dan pada
titik lain, sistem ini juga dapat memberikan dukungan bagi keseimbangan
manusia hampir tidak ada yang tidak membutuhkan uang. Akan tetapi peran
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pasar tenaga kerja juga dapat diartikan sebagai suatu pasar yang
mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja
di pasar ini adalah para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan
pembelinya adalah orang-orang / lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Pasar
tenaga kerja disajikan dengan maksud untuk mengkoordinasikan pertemuan antara
para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembag ayang membutuhkan
tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari
perusahaan,maka pasar tenaga kerja ini dirasakan dapat memberikan jalan keluar
bagi perusahaan untuk memenuhinya.Dengan demikian tidak terkesan hanya
pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk
menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yaitu antara penjual
dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua
pihak terkait, penjual yaitu tenaga kerja, pembeli tenaga kerja.
3
Kaum Klasik mengenal tiga macam pengangguran:
Seandainya, pada mulanya kita berada pada posisi E dengan tingkat output
QF yang menyerap seluruh angkatan kerja (yang bersedia bekerja) atau tingkat
output “full-employment”. Kemudian karena sesuatu hal, permintaan agregat tiba-
tiba turun dari Z ke Z1. Reaksi pertama dari perekonomian kita adalah
menurunnya tingkat output ke Q1 (atau gerakan dari E ke G) yang diikuti dengan
adanya pengangguran tenaga kerja.
4
Tetapi pengangguran ini harus bersifat sementara, karena (dengan adanya
harga-harga dan upah yang fleksibel dan reaksi spontan dari pelaku-pelaku
ekonomi) adanya para penganggur atau kelebihan jumlah tenaga kerja yang
menawarkan diri untuk bekerja akan mendorong tingkat upah turun. Menurunnya
tingkat upah berarti menurunnya biaya marginal (Marginal Cost) untuk
menghasilkan output.
Dengan lain perkataan, karena harga salah satu input variabelnya menjadi
lebih murah, maka biaya totalnya (dan juga biaya marginalnya) turun. Akibatnya
kurva penawaran agregat juga bergeser ke bawah. Tingkat upah akan turun terus
selama masih ada yang menganggur, dan kurva penawaran agregat juga terus
bergeser ke bawah.
Proses ini akan berhenti bila semua orang telah bekerja kembali, atau
dengan lain perkataan bila tingkat output “full employment” tercapai kembali. Ini
ditunjukkan oleh gerakan dari G ke F. Posisi keseimbangan baru ini ditandai oleh
(a) tercapainya “full employment”, (b) tingkat harga-harga dan tingkat upah yang
lebih rendah.
5
baru ini. (Ingat bahwa seseorang bertindak hanya apabila ia memperoleh
informasi tertentu yang menunjukkan bahwa untuk kepentingannyalah ia perlu
bertindak lain dari pada apa yang dilakukannya).
Dalam keadaan seperti ini proses Klasik ke arah posisi “full employment”
tidak berjalan. Kalau kita kembali ke gambar 8.1, hal ini berarti bahwa kurva S
tidak turun kebawah, yang berarti bahwa perekonomian kita akan tetap berada
pada posisi G, dengan jumlah penganguran yang tidak akan pernah berkurang.
6
Apakah sasaran tersebut bisa juga dicapai dengan cara meningkatkan
unsur lain dari Z, yaitu C dan I, jawabnya adalah bisa. Hanya saja untuk
meningkatkan C atau I (atau kedua-duanya) pemerintah hanya bisa melalui cara-
cara yang tidak langsung, misalnya, melalui “penurunan pajak dan tingkat bunga”,
sehingga pengaruhnya terhadap Z kurang bisa diandalkan karena tergantung pada
lebih banyak faktor-faktor di luar kekuasaan langsung pemerintah.
Bagaimana dengan keadaan yang sebalikya, yaitu bila Z naik terlalu cepat
(bergeser ke kanan atas)? Ini akan menimbulkan inflasi. Tindakan pemerintah,
tentunya harus sebaliknya daripada tindakan untuk mengatasi depresi. Sekarang G
harus diturunkan melalui misalnya pengurangan pos-pos pengeluaran pemerintah
tertentu dalam APBN. Mungkin pula tindakan tersebut perlu diperkuat dengan
menaikkan pajak dan tingkat bunga dan tindakan-tindakan pengendalian moneter
(pengendalian jumlah uang yang beredar) apabila kecenderungan bagi Z untuk
naik dengan cepat adalah terlalu kuat.
Kita telah bahas satu demi satu bekerjanya ketiga pasar makro dalam
perekonomian tertutup: pasar barang, pasar uang dan pasar tenaga kerja. Kita lihat
pula adanya kait-mengait antara pasar satu dengan yang lain. Adanya kait-mengait
dan saling pengaruh-mempengaruhi (interdepedence) antara pasar satu dengan
yang lain merupakan ciri khas dari tori makro Keynes.
7
Kegiatan produksi (Q) menciptakan penghasilan (Y) bagi para pemilik
faktor produksi, yang selanjutnya akan membelanjakan sebesar Z untuk membeli
barang-barang. Aliran pengeluaran (Z) ini akan diterima oleh sektor produksi
sebagai hasil penjualan outputnya, yang kemudian akan dibayarkan kepada para
pemilik faktor produksi sebagai penghasilan (Y). Demikan seterusnya, proses ini
berjalan tiada hentinya selama ada kegiatan ekonomi.
Sebagai catatan tambahan, bisa disebutkan di sini bahwa bila kita ukur
besarnya masing-masing aliran setiap (misalnya) tahun, kita akan memperoleh
angka statistik yang disebut Pengeluaran Domestik Bruto atau Gross Domestic
Expenditure (GDE) bagi Z, Prduksi Domestik Bruto atau Gross Domestic Product
(GDP) bagi Q, dan Pendapatan Domestik Bruto atau Gross Domestic Income
(GDI) bagi Y.
Jadi Z adalah unsur aktif dari aliran perputaran tersebut, sedang Q dan Y
mengikutinya. Ini adalah esensi dari aspek teori Keynes yang menggarisbawahi
pentingnya pengelolaan permintaan agregat atau aggregate demand management
untuk pengendalian kestabilan makro suatu perekonomian.
8
Selanjutnya, Keynes,mengenal tiga pasar untuk suatu perekonomian
tertutup: pasar barang, pasar uang dan pasar tenaga kerja. Dari ketiga pasar
tersebut yang merupakan unsur aktif dalam proses penyesuaian ke arah
keseimbangan umum adalah pasar barang dan pasar uang, sedangkan pasar tenaga
kerja (setidak- tidaknya dalam rumusan yang sederhana dari teori Keynes)
hanyalah mengikuti apa yang terjadi di pasar barang.
Bila output yang diproduksikan (Q) naik, maka jumlah orang yang
dipekerjakan (N) juga naik. (Ini bisa dikaitkan dengan konsep Fungsi Produksi,
yang menyatakan bahwa menaikkan output hanya bisa dicapai apabila input
(tenaga kerja) ditingkatkan penggunaannya).
Ada cara lain untuk menjelaskan proses keseimbangan umum dalam teori
Keynes. Cara ini disebut “pendekatan IS-LM” dan diperkenalkan untuk pertama
kali oleh ekonom kenamaan inggris, John Hicks, pada tahun 1937. Pendekatan IS-
LM kemudian menjadi sangat populer dan seolah-olah telah menjadi cara standar
untuk menyajikan tori makro Keynes dalam buku-buku teks.
Jadi untuk setiap tingkat r, kita memperoleh suatu tingkat I tertentu dan,
melalui proses multiplier, menentukan suatu tingakat z tertentu. Dengan
diketahuinya tingkat Z ini kita bisa menentukan tingkat P dan Q
keseimbangannya. Kita bisa mencoba proses ini untuk berbagai tingkat r, dan kita
peroleh informasi sebagai berikut:
10
yang diinginkan oleh para investor persis sama dengan jumlah tabungan (S) yang
disisihkan oleh sektor Rumah Tangga.
Sekarang kita melihat di pasar uang.di sini kurva permintaan akan uang
(liquidity preference) bertemu dengan kurva penawaran akan uang dan
menentukan tingkat bunga (r). Ingat bahwa posisi permmintaan akan uang
dipengaruhi oleh nilai P dan Q (karena P dan Q menentukan permintaan akan
uang untuk tujuan transaksi; hal ini terlihat pula dalam gambar 8.4 di atas).
11
Apabila digambar dalam bidang r dan Q kita peroleh kurva yang menaik
(slope positif) sebagai berikut:
Kurva ini disebut kurva LM, untuk mengingatkan kita bahwa titik-titik
pada kurva ini menjamin keseimbangan antara permintaan akan uang (L) dengan
penawaran uang (MS), atau kesinambungan di pasar uang.
12
Untuk perekonomian yang sama seperti yang digambarkan dalam gambar
8.4, maka posisi keseimbangan umum ini haruslah sama dengan apa yang
ditunjukkan oleh gambar 8.6, yaitu r0 dan Q*0. Dalam beberapa buku teks kurva
IS- LM digambar dengan sumbu yang mendatarnya Y, dan bukan Q. Perbedaan
ini sebenarnya bersumber pada penggunaan simbul yang berbeda: sumbu
mendatar Y tersebut diartikan sebagai tingkat pendapatan nasional riil, yaitu yang
diukur dengan harga konstan. Y dalam arti ini tidak berbeda dengan Q yang kita
maksudkan dalam kegiatan belajar ini. Sedangkan Y dalam kegiatan belajar ini
kita gunakan untuk mewakili pendapatan nasional nominal (yang dinyatakan pada
harga yang berlaku). Dalam banyak buku teks, pendapatan nasional (masyarakat)
nominal seringkali tidak dibicarakan, meskipun ini sebenarnya penting bagi
beberapa analisa (misalnya, mengenai inflasi).
13
c. Sebagai sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau
lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.
14
BAB III
KESIMPULAN
16
perekonomian menurut teori Keynes yaitu kegiatan produksi (Q) menciptakan
penghasilan (Y), kemudian dibelanjakan sebesar Z untuk membeli barang dan
jasa Pengeluaran Domestik Bruto (Gross Domestic Expenditure/GDE) bagi Z,
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) bagi Q, dan
Pendapatan Domestik Bruto (Gross Domestic Income/GDI) bagi Y
4. Ada cara lain untuk menjelaskan proses keseimbangan pasar dalam teon
Keynes yaitu berdasarkan pendekatan IS-LM. Pendekatan IS-LM
diperkenalkan pertama kali oleh ekonom Inggris bernama John Hicks pada
tahun 1937. Selanjutnya pendekatan IS-LM menjadi cara standar menjelaskan
teori Keynes Pertama melihat keseimbangan pasar barang, posisi
keseimbangan tercapai apabila permintaan agregat sama dengan penawaran
agregat yaitu keseimbangan pada tingkat harga dan output (P*,Q*) Apabila ada
kenaikan I, maka keseimbangan akan berubah berupa P* dan Q yang baru
melalui proses income multiplier
5. Fungsi pasar tenaga kerja ialah:
a. Sebagai Sarana Penyaluran Tenaga Kerja,
b. Sebagai sarana untuk mendapatkan informasi tentang ketenagakerjaan.
c. Sebagai sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau
lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.
17
DAFTAR PUSAKA
18