Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PASAR
Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ilmu Ekonomi Islam

Dosen Pengampu :Mohammad Shof’an, M.E.

Disusun Oleh :

Choirun Nafiroh 2102110027

Ikke Nurul Fauziah 2102110038

Siti Qorinatul Azizah 2102110039

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL HIDAYAT LASEM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan hidayah Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pasar” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Mohammad

Shof’an, M.E pada mata kuliah Ilmu Ekonomi Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Lasem, 04 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan Makalah ......................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Etika Individual Dalam Praktik Etika Bisnis Islam ......................................................3


B. Etika Sosial Dalam Praktik Etika Bisnis Islam .....................................................5

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................8
B. Saran...................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan
transaksi jual beli barang atau jasa. Pasar merupakan elemen ekonomi yang dapat
mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan hidup manusia. Pasar dalam realitas
bisnis sebagai mekanisme yang dapat mempertemukan penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi atas barang dan jasa, baik dalam bentuk produksi maupun
penentuan harga.1
Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin majunya teknologi, pasar
tidak hanya sebagai tempat terjadinya transaksi jualbeli bagi masyarakat yang ada
disekitar pasar, lebih dari itu pasar telah dijadikan sebagai sarana penggerak roda
perekonomian dalam skala besar. Misalnya sebuah industri yang memproduksi barang
dalam jumlah yang besar, pastinya dana atau modal yang dibutuhkan juga dalam skala
yang besar.
Dengan demikian, tentu dibutuhkan pasar sebagai tempat untuk
mendistribusikan produk hasil industri tersebut agar dapat dikonsumsi oleh
masyarakat banyak. Transaksi jual beli dilakukan di dalam sebuah media yang disebut
dengan pasar. Pasar dalam pengertian ekonomi adalah pertemuan antara permintaan
(demand) dan penawaran (supply), atau mempertemukan penjual dan pembeli suatu
barang. Melalui interaksi diantara penjual dan pembeli, pasar akan menentukan
tingkat harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjual belikan.2

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Pasar dalam Perspektif Islam?
2. Bagaimana Konsep Pasar Menurut Islam?
3. Bagaimana Mekanisme Pasar Menurut Islam?
4. Apa Saja Transaksi yang Dilarang dalam Pasar Menurut Perspektif Islam?

1
Ismail Nawawi, Isu-isu Ekonomi Islam, , (Jakarta : CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2013), 335.
2
Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar, (Jakarta: FEUI, 2006), 8.

1
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Menjelaskan Pengertian Pasar dalam Perspektif Islam.
2. Menjelaskan Konsep Pasar Menurut Islam.
3. Menjelaskan Mekanisme Pasar Menurut Islam.
4. Menjelaskan Transaksi yang Dilarang dalam Pasar Menurut Perspektif Islam.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar dalam Perspektif Islam
Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dan melakukan
transaksi barang atau jasa. Pasar merupakan sebuah mekanisme pertukaran barang
dan jasa yang alamiah dan telah berlangsung sejak awal peradaban manusia. Dalam
Islam pasar sangatlah penting dalam perekonomian. Pasar telah terjadi pada masa
Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin dan menjadi sunatullah yang telah di jalani selama
berabad-abad.
Al-Ghazali dalam kitab ihya’ menjelaskan tentang sebab timbulnya pasar,
“Dapat saja petani hidup di mana alat-alat pertanian tidak tersedia. Sebaliknya, pandai
besi dan tukang kayu hidup di mana lahan pertanian tidak ada. Namun, secara alami
mereka akan saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Dapat saja terjadi tukang
kayu membutuhkan makanan, tetapi petani tidak membutuhkan alat-alat tersebut.
Keadaan ini menimbulkan masalah. Oleh karena itu, secara alami pula orang akan
terdorong untuk menyediakan tempat penyimpanan alat-alat di satu pihak, dan
penyimpanan hasil pertanian di pihak lain. Tempat inilah yang kemudian di datangi
pembeli sesuai kebutuhannya masing-masing sehingga terbentuklah pasar”.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pasar adalah tempat yang menampung
hasil produksi dan menjualnya kepada mereka yang membutuhkan. Pernyataan
tersebut juga menyebutkan bahwa pasar timbul dari adanya double coincidence yang
sulit bertemu. Maka, untuk memudahkan adanya tukar-menukar dalam memenuhi
kebutuhan diciptakanlah pasar.3
Pasar yang selama ini berkembang khususnya di Indonesia hanya tertuju pada
upaya pemaksimalan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya semata dan
cenderung terfokus pada kepentingan sepihak. Sistem tersebut nampaknya kurang
tepat dengan sistem ekonomi syariah yang menekankan konsep manfaat yang lebih
luas pada kegiatan ekonomi termasuk didalamnya mekanisme pasar dan pada setiap
kegiatan ekonomi itu mengacu kepada konsep maslahat dan menjunjung tinggi asas-
asas keadilan. Selain itu pula, menekankan bahwa pelakunya selalu menjunjung tinggi
etika dan norma hukum dalam kegiatan ekonomi. Realisasi dari konsep syariah itu
memiliki tiga ciri yang mendasar yaitu prinsip keadilan, menghindari kegiatan yang

3
Ain Rahmi. 2015. “Mekanisme Pasar dalam Islam”, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 4, No. 2,
hlm.178

3
dilarang dan memperhatikan aspek kemanfaatan. Ketiga prinsip tersebut berorientasi
pada terciptanya sistem ekonomi yang seimbang yaitu keseimbangan antara
memaksimalkan keuntungan dan pemenuhan prinsip syariah yang menjadi hal
mendasar dalam kegiatan pasar.4

B. Konsep Pasar dalam Pandangan Islam


Islam mengatur segenap prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Diantaranya mencakup tentang kegiatan transaksi dipasar yang jujur dan
adil serta beberapa hal dalam bertransaksi di dalam pasar. Dalam kegiatan transaksi,
termasuk mencakup didalamnya Jual beli dipasar dan dalam muamalah semua
kegiatan muamalah itu diperbolehkan selama tidak ada dalil yang melarangnya.5
Dalam berbisnis termasuk jual beli dipasar harus terpenuhi rukun dan syarat,
karena apabila rukun dan syarat dalam jual-beli tidak terpenuhi maka transaksi
tersebut menjadi rusak. Berikut syarat-syarat terbentuknya pasar dalam Islam :
1. Adanya penjual
2. Adanya pembeli
3. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan
4. Adanya Ijab dan Qobul atau terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli6
Dalam konsep pasar yang Islami, harga barang ditentukan berdasarkan prinsip
ard wa ta’ab (penawaran dan permintaan) dengan tetap memantau pengaruh luar.
Pertemuan permintaan dan penawaran tersebut harus terjadi secara rela sama rela
dalam artian an taradhin tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan
transaksi pada tingkat harga tersebut7
Pandangan Islam tentang pasar juga berdasarkan setiap bentuk ketidakadilan
dilarang, yakni semua praktik perdagangan yang tidak sesuai atau menyimpang dari
ketentuan-ketentuan agama. Secara singkat dapat disebutkan bahwa perdagangan
yang Islami, atau yang mempunyai watak yang sesuai dengan ajaran Islam adalah
apabila perdagangan tersebut berlandaskan norma-norma Islam, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Menegakkan perdagangan barang yang tidak haram.
2. Bersikap benar, amanah, dan jujur.
4
Ali, Z. (2008). Hukum Perbankan Syari’âh. Jakarta: Sinar Grafika.
5
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih, (Jakarta : Kencana, Cet.III, 2010), 14.
6
Ahmad Wardi Muslich, Fikih Muamalah, (Jakarta :Amzah, 2010), 179
7
Ismail Nawawi, Isu-isu Ekonomi Islam, 369.

4
3. Menegakkan keadilan dan mengharamkan riba.
4. Menegakkan kasih sayang, nasihat, dan mengharamkan monopoli untuk
melipatgandakan keuntungan pribadi.
5. Menegakkan toleransi dan persaudaran.
6. Berprinsip bahwa perdagangan merupakan bekal untuk akhirat.8
Apabila sektor perdagangan dipasar dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip tersebut, maka antara pedagang dan pembeli akan tercipta keselarasan. Dan
konsep Islam mengatur agar persaingan dipasar dilakukan dengan cara yang adil dan
jujur. Perdagangan yang adil dan jujur adalah perdagangan yang tidak mendzalimi
dan tidak pula didzalimi

C. MEKANISME PASAR DALAM ISLAM


Dalam konsep Islam, perdagangan dipasar harus dilandasi oleh nilai-nilai dan
etika yang bersumber dari nilai-nilai dasar agama yang menjunjung tinggi tentang
kejujuran dan keadilan. Dalam bertransaksi, kedua belah pihak dapat saling menjual
dan membeli barang secara ikhlas artinya tidak ada campur tangan serta intervensi
pihak lain dalam menentukan harga barang. Berikut terdapat prinsip yang melandasi
terciptanya pasar Islami :
1. Dalam konsep perdagangan Islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan
pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Kesepakatan terjadinya
permintaan dan penawaran tersebut, haruslah terjadi secara sukarela, tidak ada
pihak yang merasa terpaksa dalam melakukan transaksi pada tingkat harga
tersebut.
2. Mekanisme pasar dalam konsep Islam melarang adanya sistem kerja sama yang
tidak jujur (kong kalikong). Islam tidak menghendaki adanya koalisi antara
konsumen dengan produsen, meskipun tidak mengesampingkan adanya
konsentrasi produksi.9
3. Dalam Islam duopoli, oligopoly tidak dilarang keberadaanya selama mereka
tidak mengambil untung diatas keuntungan normal. Ini merupakan konsekuensi
dari konsep keseimbangan harga. Produsen yang beroperasi dengan posisi untung
akan mengundang produsen lain untuk masuk kedalam pasar yang sama sehingga
jumlah output yang ditawarkan bertambah, dan harga akan turun. Produsen baru
akan terus memasuki bisnis tersebut sampai dengan harga turun sedemikian
8
Jusmsliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta :Bumi Aksara, 2008),.53.
9
Jusmsliani, Bisnis Berbasis Syariah, 56.

5
sehingga keuntungan habis. Pada keadaan ini produsen yang telah ada di pasar
tidak mempunyai insentif untuk keluar dari pasar, dan produsen yang belum
masuk pasar tidak mempunyai insentif untuk masuk ke pasar.10
4. Kondisi pasar yang kompetetif mendorong segala sesuatunya menjadi terbuka.
Seperti firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 29 yang Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku
dengan suka samasuka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu,
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Suka sama suka semakna dengan sama-sama merelakan keadaan masing-
masing diketahui oleh orang lain, berarti produsen dan konsumen mengetahui
secara langsung kelebihan dan kelemahan barang yang ada di pasar, maka
menjadikan semua pihak mendapatkan kepuasan. Bila produsen menjual
produknya tidak terbuka maka masyarakat akan cenderung merasa kurang puas,
maka ia akan memilih produsen yang lain.

D. Transaksi yang Dilarang dalam Pasar Menurut Perspektif Islam


Bahwa dalam melakukan perdagangan di pasar, Islam telah mengatur agar
persaingan antar pedagang dipasar dilakukan dengan cara yang adil dan jujur. Segala
bentuk transaksi yang menimbulkan ketidakadilan serta yang dapat berakibat terjadi
kecenderungan meningkatnya harga barang- barang secara zalim sangat dilarang
dalam Islam. Berikut jenis-jenis transaksi yang dilarang dalam pasar menurut islam:
1. Haram dzatnya ( haram li dzatihi )
Transaksi dilarang karena objek (barang dan/atau jasa) yang di transaksikan
juga dilarang, misalnya minuman keras, bangkai, daging babi dan sebagainya.
Jadi, transaksi jual beli minuman keras atau barang yang diharamkan dalam
Islam adalah haram, walaupun akad jual belinya sah.
2. Haram selain dzatnya ( lighairi dzatihi)
a. Melanggar prinsip ‘an taradzim minkum yaitu penipuan (tadlis)
Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan
antara kedua belah pihak (sama-sama ridha). Mereka harus mempunyai
informasi yang sama sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangi (ditipu)
karena ada sesuatu yang dimana salah satu pihak tidak mengetahui informasi
10
Adiwarman A Karim, Islamic Microeconomic, ( Jakarta : Muamalat Institute, 2000), 114.

6
yang diketahui pihak lain, maka ini disebut dengan tadlis, dan tadlis dapat
terjadi dalam 4 (empat) hal yaitu dalam hal kuantitas, kualitas, harga dan
waktu penyerahan.
b. Melanggar prinsip la tadzlimu wala tudzlamun
1) Gharar
Artinya keraguan, atau tindakan yang bertujuan untuk merugikan pihak
lain. Suatu akad mengandung unsur Garar, karena tidak ada kepastian,
baik mengenai ada atau tidak ada objek akad, besar kecilnya jumlah
maupun menyerahkan akad tersebut.
2) Ihtikar (penimbunan barang)
Penimbunan adalah sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, kemudian
menyimpannya, sehingga barang tersebut berkurang dipasaran dan
mengakibatkan peningkatan harga. Penimbunan yang seperti ini dilarang
di dalam Islam karena dapat merugikan orang lain karena kelangkahan
barang yang didapat dan harganya yang tinggi dan melonjak dipasaran.
Dengan kata lain penimbunan mendapatkan keuntungan yang besar
dibawah penderitaan orang lain.
3) Bai’ najasyi (rekayasa permintaan)
Bai’an Najasy adalah transaksi jual-beli ketika si penjual menyuruh orang
lain memuji barangnya atau menawar barangnya dengan harga yang tinggi
agar orang lain tertarik pula untuk membelinya. Si penawar sendiri tidak
bermaksud untuk benar-benar membeli barang tersebut. Ia hanya ingin
menipu orang lain yang benarbenar ingin membelinya. Sebelumnya orang
ini telah mengadakan kesepakatan dengan penjual untuk membeli dengan
harga tinggi agar ada pembeli yang sesungguhnya dengan harga yang
tinggi pula dengan maksud untuk menipu. Akibatnya terjadi permintaan
palsu (False Demand).
4) Riba
Riba adalah penyerahan pergantian sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang
tidak dapat terlihat adanya kesamaan menurut timbangan syara’ pada
waktu akad- akad, atau disertai mengkakhirkan dalam tukar menukar atau
hanya salah satunya.
5) Maysir (perjudian)

7
perjudian yang merupakan transaksi yang melibatkan dua pihak atau lebih,
dimana mereka menyerahkan uang/harta kekayaan lainnya, kemudian
mengadakan permainan tertentu, baik dengan kartu, adu ketangkasan,
tebak sekor bola, atau media lainnya. Pihak yang menang berhak atas
hadiah yang dananya dikumpulkan dari kontribusi para pesertanya namun
sebaliknya bila dalam permainan itu kalah, maka uangnya pun harus
direlakan untuk diambil oleh pemenang.
6) Risywah (suap menyuap)
Risywah adalah memberi sesuatu kepada pihak lain untuk mendapatkan
sesuatu yang bukan haknya. Suap dilarang karena suap dapat merusak
system yang ada didalam masyarakat, sehingga menimbulkan ketidak
adilan sosial dan persamaan perlakuan. Pihak yang membayar suap pasti
akan diuntungkan dibandingkan yang tidak membayar.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

9
DAFTAR PUSTAKA

Agustianto. Mekanisne Pasar dalam Perspektif Ekonomi Islam, diakses pada 15 Maret 2012,
dari https://shariaeconomics.wordpress.com/2011/02/26/mekanisme-pasardalam-perspektif-
ekonomi-islam/. Ali, Z. (2008). Hukum Perbankan Syari’âh. Jakarta: Sinar Grafika. Ahmad, M. (2001).
Business Ethnics in Islam, International Institute of Islamic Thought (IIT), Pakistan, terj. Etika Bisnis
dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Al-Mubarakafuri, M. A. R. I. A. R. Tuhfah al-Ahwazy bi
Syarah Jami’ At-Tirmizy, Beirut, Darul Kutub al-Ilmiyah, Nomor Hadits 1310. Karim, A. (2011).
Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Khaf, M. (1978). Ekonomi Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Khaldun, I. (2000). Muqaddimah. Edisi Indonesia, terj. Ahmadi Taha. Jakarta:
Pustaka Firdaus. Islabi, A. A. (1997). Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah. Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset.
Masyhuri. (2007). Ekonomi Mikro. Malang: Sukses Offset. Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam (P3EI). (2011). Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 192 Rahmi Rahman, A.
(1996). Economic Doctrines of Islam (terj.). Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. Shiddiqi, M. The
Economic Entreprise in Islam (terj.). Jakarta: Bumi Aksara Jakarta Pusat. Supriyatno. (2008). Ekonomi
Mikro Perspektif Islam. Malang: UIN Malang Press. Warman, A. (2003). Ekonomi Mikro Islam.
Jakarta: IIT Indonesia. Wiharto, S. (2008). Mekanisme Pasar menurut Ekonomi Islam. Diakses pada
tanggal 15 Maret 2012, dari http://slamet-wiharto.blogspot.com/2008/09/mekanisme-
pasarmenurut-ekonomi-islam.html.

10

Anda mungkin juga menyukai