Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

STRUKTUR PASAR DAN DISTORSI PASAR PERSPEKTIF ISLAM

DOSEN PENGAMPU :

Muhammad Fikri Fahrialdie, SE.,MM.

DISUSUN OLEH :

1. Padilah Hasaroh (2006010229)


2. Leoni Dwi Putri (2006010264)
3. Nur Fitria Islami (2006010023)
4. Tryanna Septi Alfati (2006010021)
5. Noval Wahyu Kurniawan (2006010247)
6. Riska Apriyanti (2006010268)
7. Haikal Gibran (2006010123)

Program Studi Manajemen


FakultasEkonomi Dan Bisnis
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF

TANGERANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Reorganisasi,
Restrukturisasi, dan Likuidasi”
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun makalah kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Tangerang, 15 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii

BAB I..........................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................................4

1.1 Latar belakang...........................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4

1.3 Tujuan penulisan.......................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5

2.1 Pengertian Pasar........................................................................................................................5

2.2 Rekayasa Permintaan dan Penawaran..................................................................................13

2.3 Penentuan Penetapan Harga (Ta’sir).....................................................................................17

2.4 Peniupan ( tadlis )....................................................................................................................18

2.4 Taghrir.....................................................................................................................................20

BAB III.....................................................................................................................................................23

PENUTUP................................................................................................................................................23

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara dan individu berada dalam
keseimbangan Iqtishad, tidak boleh ada sub-ordinat, sehingga salah satunya menjadi
dominan dari yang lain. Pasar dijamin kebebasannya dalam islam. Pasar bebas
menentukan cara-cara produksi dan harga, tidak boleh ada gangguan yang
mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar. Dalam konsep Ekonomi Islam, penentuan
harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan
penawaran. Pertemuan antara permintaan dan penawaran tersebut harus taterjadi rela
sama rela, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan dalam melakukan transaksi
barang tertentu Q pada tingkat harga tertentu P. Namun keadaan yang terjadi dilapangan,
tidaklah sesuai dengan pasar yang ideal menurut prinsip islam. Dan gangguan-gangguan
yang terjadi itulah disebut sebagai Distorsi Pasar market distortion.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sturktur pasar ?
2. Apa itu rekayasa permintaan dan penawaran ?
3. Apa itu penipuan (tadlis) ?
4. Apa itu taghir ?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu struktur pasar


2. Untuk mengetahui apa itu rekayasa permintaan dan penawaran
3. Untuk mengetahui ap aitu penipuan (tadlis)
4. Untuk mengetahui apa itu taghir

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pasar
Pasar secara sederhana merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Adapun pasar menurut kajian Ilmu
Ekonomi memiliki pengertian: pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara
permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga
akhirnya dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang
diperdagangkan.
Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli dan penjual, maka akan
membentuk harga yang disepakati antara pembeli dan penjual.
A. Syarat Pasar
a) Ada penjual
b) Ada Pembeli
c) Ada Uang
d) Ada Barang
e) Ada Tempat
B. Fungsi Pasar
Keberadaan pasar mempunyai fungsi yang sangat penting.Bagi konsumen, adanya
pasar akan mempermudah memperoleh barang dan jasa kebutuhan sehari-hari.
Adapun bagi produsen, pasar menjadi tempat untuk mempermudah proses penyaluran
barang hasil produksi. Secara umum, pasar mempunyai tiga fungsi utama yaitu
sebagai sarana distribusi, pembentukan harga, dan sebagai tempat promosi.
a) Pasar sebagai Sarana Distribusi
Pasar sebagai sarana distribusi, berfungsi memperlancar proses penyaluran barang
atau jasa dari produsen ke konsumen. Dengan adanya pasar, produsen dapat
berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan
hasil produksinya kepada konsumen. Pasar dikatakan berfungsi baik jika kegiatan

4
distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen berjalan lancar. Sebaliknya,
pasar dikatakan tidak berfungsi baik jika kegiatan distribusi seringkali macet.
b) Pasar sebagai Pembentuk Harga
Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Di pasar tersebut
penjual menawarkan barang-barang atau jasa kepada pembeli. Pembeli yang
membutuhkan barang atau jasa akan berusaha menawar harga dari barang atau
jasa tersebut, sehingga terjadilah tawar-menawar antara kedua belah pihak.
Setelah terjadi kesepakatan, terbentuklah harga. Dengan demikian, pasar
berfungsi sebagai pembentuk harga.
Harga yang telah menjadi kesepakatan tersebut, tentunya telah diperhitungkan
oleh penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli. Penjual tentu telah
memperhitungkan laba yang diinginkannya, sedangkan pembeli telah
memperhitungkan manfaat barang atau jasa serta keadaan keuangannya. Pasar
sebagai Sarana Promosi
c) Pasar sebagai sarana promosi
artinya pasar menjadi tempat memperkenalkan dan menginformasikan suatu
barang/jasa tentang manfaat. keunggulan, dan kekhasannya pada konsumen.
Promosi dilakukan untuk menarik minat pembeli terhadap barang atau jasa yang
diperkenalkan. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain,
memasang spanduk. menyebarkan brosur, pameran, dan sebagainya. Banyaknya
cara promosi yang dilakukan oleh produsen, membuat konsumen lebih selektif
dalam memilih barang yang akan dibeli. Biasanya produsen yang menawarkan
barang dengan harga murah dan kualitasnya bagus akan menjadi pilihan
C. Struktur Pasar
Struktur pasar dibedakan berdasarkan banyaknya penjual dan pembeli. Secara mudah
dikatakan pasar yang terdiri dari banyak penjual dengan barang yang relatif homogen
disebut pasar bersaing sempurna (perfect competition). Sedangkan pasar yang terdiri
dari banyak penjual dan barangnya berbeda satu dengan yang lainnya (terdiferensiasi)
maka disebut pasar bersaing
Dalam penerapannya sering kali timbul pertanyaan seberapa banyak penjual sehingga
suatu pasar disebut pasar bersaing sempurna, seberapa terdeferensiasinya barang yang

5
dijual sehingga disebut pasar bersaing mopololistik. Secara teknis, alat ukur yang
dipakai untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut adalah rasio penguasaan
pangsa pasar atu sering disebut concentration ratio (CR).
D. Pasar Bersaing Sempurna
Dalam pasar bersaing sempurna, secara teoritis penjual tidak dapat menentukan harga
atau disebut price taker,dimana penjual akan menjual barangnya sesuai harga yang
berlaku di pasar. Dalam kenyataanya, pasar bersaing sempurna juga memiliki derajat
yang berbeda-beda. Derajat yang paling ekstrem memang penjual tidak dapat harga
sama sekali. Derajat akan semakin mendekati keekstreman bila hal-hal ini terpenuhi.
 Ada banyak penjual
 Pembeli memandang barang sama homogeny, tidak terdeferensiasi)
 Ada kelebihan kapasitas produksi. Semakin banyak penjual berarti semakin
banyak pilihan pembeli. Penjual tang harganya lebih tinggi tentu akan
ditinggalkan pembeli. Hal inilah yang mendorong penjual untuk mengikuti
saja harga yang berlaku di pasar (price taker).
Semakin homogen nya barang yang dijual berarti pembeli semakin tidak memiliki
insentif mencari barang di penjual lain. Hal inilah yang mendorong penjual untuk
menjual barangnya sama dengan harga yang berlaku di pasar. Tidak ada alasan bagi
pembeli untuk membayar lebih untuk barang yang sama.
Semakin banyak kelebihan kapasitas produksi berarti setiap kenaikan permintaan
dapat diepenuh tanpa membuat harga-harga naik. Hal inilah yang menahan penjual
untuk tidak menaikkan harganya meskipun ada kenaikan permintaan. Bila ia
menaikkan harga, maka pembeli akan membelinya dari penjual lain yang juga
memiliki kelebihan kapasitas.
E. Pasar Bersaing Monopolistik Bila salah atu asumsi tentang pasar bersaing sempurna
kita lepaskan, dalam hal ini asumsi tentang barang yang homogeny, maka kita akan
mendapatkan jenis pasar lain. yakni pasar bersaing monopolistic. Terdeferensianya
produk yang dijual memberikan peluang pada penjual untuk menjual barangnya
dengan harga lebih tinggi ?berbeda dengann harga barang lain yang ada di pasar.
Secara lebih formal, Edward Chamberlin memperkenalkan istilah monopolistic
competition di tahun 1993 dengan karakteristik sebagai berikut :

6
 Ada banyak penjual, setiap penjual menganggap tindakan yang diambilnya
tidak akan secara signifikan memengaruhi penjual lainnya. Misalnya bila satu
penjual menurunkan harga baju dagangannya, tidak serta merta penjual lain
akan bereaksi dengan menyesuaikan harga baju dagangannya.
 Setiap penjual menjual produk terdeferensiasi. Produk A dikatakan berbeda
dengan produk B bila dengan harga yang sama, ada sebagian pembeli yang
lebih menyukai produk A. da nada sebagian yang lebih menyukai produk B.
Diferensiasi ini dapat berupa vertical differentiation, misalnya keunikan
produk pasta gigi tertentu terhadap merek lain, sehingga pembeli lebih
menyukai produk A. Diferensiasi dapat berupa horizontal differentiation,
misalnya keunikan toko B karena lebih mudah dijangkau, sehingga pembeli
lebih menyukai produk B.
F. Pasar Monopoli
Yaitu suatu bentuk dimana hanya ada satu penjual atau perusahaan saja dan
perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang
sangat dekat. Kata monopoli berasal dari Bahasa Yunani yaitu mono polein yang
artinya berjualan sendiri. Perusahaan atau orang yang menjuak sendirian tersebut
disebut monopolist. Satu kelompok perusahaan meskipun disebut sebagai monopolist
juga dapat pula dinamakan dengan kartel.
Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan oenawaran di
mana hanya ada satu penjual atau produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli
ataukonsumen. Dalam pasar ini tidak ada pesaing yang dapat masuk, penyebabnya
adalah sumber kunci dikuasai oleh suatu perusahaan tunggal. Pemerintah memberikan
hak eksklusif bagi perusahaan tunggal untuk memproduksi atau menjual barang
tertentu dan biaya-biaya produksi lebih efisien jika hanya satu prodiusen yang
membuat produk itu. Contohnya PT Pertamina, PT PLN, PT Telkom da lain-lainnya.
Pandangan islam mengenai keberadaan satu penjual di pasar (pasar monopoli)atau
tidak adanya pesaing, bukanlah suatu hal yang terlarang. Namun perlu diketahui
bahwa islam tidak membolehkan adanya Iktikhar. Iktikhar adalah mengambil
keuntungan diatas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk
harga yang lebih tinggi (menimbun suatu barang). Abu Hurairah telah meriwayatkan

7
hadits Nabi SAW, yang artinya: "Barang siapa yang melakukan iktikhar untuk
merusak harga pasar naik secara tajam, maka ia berdosa "(Riwayat Ibnu Majah dan
Ahmad)
Secara lebih spesifik mazhab Syafawi dan Hambali mendefinisikan iktikhar sebagai
menimbun barang yang telah dibeli pada saat harga bergejolak untuk menjual dengan
harga yang lebih tinggi pada saat dibutuhkan oleh penduduk.
a) Ciri-ciri pasar monopoli
 Tidak ada barang substitusi atau barang pengganti yang mirip Maksudnya
adalah barang yang dihasilkan oleh perusahaan monopoli tidak bisa
digantikan oleh barang lain. Sehingga mau tidak mau masyarakat akan
tetap membeli barang tersebut meskipun harganya mahal.
 Hanya ada satu penjual di pasar Barang atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan monoppli tidak dihasilkan atau dijual ditempat lain.
 Perusahaan sebagai penentu harga (price maker) Perusahaan merupakan
satu-satunya penjual di pasar, maka penentuan harga sepenuhnya menjadi
hak perusahaan, hal itu juga, didasari karena peusahaan adalah satu-
satunya yang memproduksi suatu barang sehingga proses produksi serta
pendistribuasiannya hanya diketahui oleh perushaan itu sendiri.
 Hambatan cukup kuat untuk masuk ke pasar monopoli Hambatan ini
merupakan factor kuat mengapa pasar monopoli terbentuk. Hambatan
dapat berupa legalitas, yaitu dibatasi oleh peraturan atau undang-undang.
hambatan teknologi yang digunakan sangat tinggi sehingga barang sulit
untuk ditiru, atau hambatan modal, yaitu perlunya modal besar dalam
memproduksi barang tersebut.
b) Faktor timbulnya pasar monopoli Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli
menurut Sadono Sukirno, terdapat tiga faktor yaitu:
 Perusahaan monopoli mempunyai sumber daya tertentu yang unik dan
tidak dimiliki oleh perusahaan lain,
 Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala. ekonomi
hingga ketingkat produksi yang sangat tinggi.

8
 Monopoli wujud dan berkembang melalui undang-undang yaitu
pemerintah memberikan hak monopoli kepada perusahaan tersebut.

Di dalam undang-undang pemerintah mengatur kegiatan perusahaan-


perusahaan terdapat beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan
monopoli

G. Kelebihan dan Kelemahan Pasar Monopoli


a) Kelebihan Pasar Monopoli
 Apabila menikmati skala ekonomi, biaya produksi lebih murah daripada di
firma pasar persaingan sempurna, dan tingkat produksi lebih besar.
 Mutu barang semakin meningkat dan harganya semakin murah apabila
perusahaan terus menerus melakukan pengembangan dan inovasi.
 Kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan apabila monopoli dapat terus
menghasilkan barang yang mebih murah dan bermutu.
 Keuntungan penjual cukup tinggi.
b) Kelemahan Pasar Monopoli
 Pembeli tidak ada pilihan lain untuk membeli barang.
 Keuntungan hanya terpusat pada satu perusahaan.
 Terjadi eksploitasi pembeli,
H. Pasar Oligopoli
Oligopoli berasal dari bahasa Yunani yaitu oligos yang artinya beberapa dan polein
yang artinya penjual. Secara sederhana oligopoli adalah pasar yang tediri dari
beberapa penjual. Dalam ilmu ekonomi, pasar oligopoli didefinisikan sebagai bentuk
pasar yang terdiri dari beberapa produsen atau penjua lyang menguasai penawaran.
Penguasaan penawaran dalam apasar oligopoli dapat dilakukan secara independen
atau sendiri-sendiri aaupun secara diam-diam bekerja sama.
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoly dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu:
a) Pasar Oligopoli murni (pure oligopoly) Jenis ini merupakan suatu bentuk praktek
oligopoly dimana barang yang diperdagangkan bersifat identic, misalnya praktek
oligopoly pada produk air mineral.

9
b) Pasar Oligopoli dengan pembedaan(Differentiated Oligopolly) Dalam praktek ini
barang yang diperdagangkan bisa dibedakan, mislnya pasar sepeda motor di
Indonesia yang dikuasai oleh beberapa produk terkanl seperti Honda, Yamaha,
dan Suzuki.
I. Kelebihan dan Kelemahan Pasar Oligopoli
a) Kelebihan pasar oligopoli
 Terdapar sedikit penjual karena dibutuhkan dana investasi yang besar.
 Jumlah penjual yang sedikit membuat penjual dapat mengendalikan harga
dalam tingkat tertentu.
 Bila terjadi perang harga, konsumen akan diuntungkan.
b) Kelemahan pasar oligopoli
 Terdapat rintangan yang kuat untuk masuk ke dalam pasar oligopoli
 Akan terjadi perang harga
 Produsen dapat melakukan kerjasama(kartel) yang pada akhimya akan
merugikan konsumen
J. Mekanisme Pasar Dalam Islam
 Islam tidak melarang adanya monopoli, oligopoli, selama mereka tidak
mengambil keuntungan di atas keuntungan normal.
 Islam mengatur persaingan di pasar dengan melarang aktivitas seperti
mengurangi timbangan, menyembunyikan barang cacat karena penjual
mendapatkan harga yang baik untuk kualitas barang yang buruk, menukar
kurma basah dengan kering, menukar kuma kualitas bagus dengan kualitas
jelek, transaksi najasi, menjual di atas harga pasar.
 Penentuan harga dalam Islam ditentukan dari kekuatan permintaan dan
penawaran.
K. Dasar dan Prinsip Struktur Pasar Dalam Islam
Islam sangat memperhatikan konsep harga dan mekanisme pasar yang sempurna,
maka struktur pasar dalam Islam didasarkan atas prinsip kebebasan, termasuk dalam
melakukan kegiatan ekonomi. Diantaranya yaitu:
a) Kebebasan Ekonomi: Kebebasan ekonomi adalah pilar pertama dalam

10
struktur pasar Islami. Kebebasan ini berdasarkan pada ajaran Islam, yang
meliputi: pertanggungjawaban dan kebebasan. Prinsip pertanggungjawaban
individu merupakan hal yang mendasar dalam ajaran Islam, yang ditekankan oleh
Al-Quran dalam berbagai ayat dan perbuatan dan perkataan Nabi SAW,
b) Kerjasama (Cooperation): Kerjasama Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang
mengedepankan pada kebebasan, tetapi kebebasan tersebut diungkapkan lebih
pada bentuk kerjasama dibandingkan dalam bentuk persaingan.
c) Keterlibatan Pemerintah: Ekonomi Islam memandang pemerintah dalam pasar
merupakan satu kesatuan (co-existing) dengan unit ekonomi lainnya dengan pasar
yang permanen dan stabil. Keterlibatan pemerintah dalam pasar adalah berkaitan
dengan fungsi pengawasan melalui dua mekanisme pasar, (Anto, 2003:322).
yaitu:
 Kesungguhan dalam mewujudkan tujuan Negara.
 Kontrol dilakukan oleh lembaga independent, yaitu Al Hisbah yang
berfungsi untuk menegakan aturan main mekanisme pasar,
d) Aturan Main: Kahf (1992) menawarkan sejumlah aturan main yang harus
dipenuhi untuk menjalankan ekonomi Islam, yaitu;
 Seluruh alam semesta adalah milik Allah swt, yang berkuasa penuh atas
semua Ciptaan-Nya. Manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya
sebagai khalifah, sehingga diberi kekuasaan untuk melaksanakan fungsi
kekhalifahan dan menggali sebanyak-banyaknya keuntungan dan
kegunaan dari semua hal selama manusia dapat mengelolanya.
 Allah swt membebankan kewajiban tertentu pada manusia, agar
masyarakat mengawasi secara keseluruhan aktivitas berdasarkan aturan
Islam, yaitu hak-hak yang seseorang tunjukan kepada Allah swt adalah
dalam hubungannya dengan hubungan sosial.
e) Tidak menyakiti dan tidak merugikan orang lain.
f) Di dalam Islam, bekerja dinilai sebagai suatu kebajikan dan kemalasan dinilai
sebagai suatu sifat buruk.
g) Tingkat minimum kebaikan dibatasi secara jelas. Perilaku tingkat ini dikontrol
oleh lembaga sosial, yang pada akhirnya juga ditentukan oleh kekuatan hukum.

11
Inilah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan dasar untuk memfungsikan pasar
dalam masyarakat Islam

2.2 Rekayasa Permintaan dan Penawaran


Segala praktik transaksi di pasar bisa berdampak pada tidak tercapainya mekanisme pasar
secara efisien dan optimal. Itu disebabkan adanya distorsi yang ikut berperan dalam
pembentukan harga.

2.1 Ba’i Najasy (Distorsi Permintaan)


Ba’i Najsy atau yang dinamakan distrosi permintaan merupakan sebuah transaksi
haram dikarenakan orang yang menjual sudah bekerja sama dengan pihak lain supaya
memberi pujian pada barang- barang yang sedang ditawarkan dengan hargaharga
yang lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan supaya konsumen tertarik
untuk membeli. Pihak lain yang menawar tersebut sebenarnya tidak menginginkan
membeli barang itu, tetapi ia ingin melakukan penipuan pada orag lain yang sangat
ingin membeli barang itu. Sebelumnya orang-orang trsebut sudah mengadakan
sebuah kesepakatan dengan pihak penjual untuk melakukan pembelian dengan harga
yang jauh lebih tinggi supaya mendapatkan pembeli yang sebenarnya deng an harga
tinggi yang maksudnya adalah guna menipu. Lalu mengakibatkan false demand atau
permintaan palsu.
Ilustrasi dari distorsi permintaan adalah suatu ketika Dina adalah seorang penjual
yang menjual pakaian. Dina sudah bekerjasama dan berkompromi dengan Naya
supaya dia berpurapura untuk membeli barang dagangan Dina. Ketika Amel melewati
kios Dina, dan saat itu juga melihat Naya sibuk menawar pakaian maka ia menjadi
tertarik untuk melihat-lihat barang dagangan di kios Dina. Naya juga berpura-pura
memberitahu Amel bahwa bajubajunya bagus dan Naya pura-pura untuk menawarkan
barang itu dengan harga yang jauh lebih tinggi. Amel akhirnya terbujuk dan membeli
dengan harga diatas yang ditawarkan oleh Naya. Produk yang katanya memiliki
kualitas bagus ternyata oleh Amle hanya di pakai berapa minggu baju yang dibeli
sudah kusut dan Amel merasa tertipu.
Ilustrasi lain dari distorsi permintaan ialah, ketika saat itu negara Indonesia yang
sedang mengalami krisis moneter di tahun 1997, dan saat itu pula pangan mengalami

12
kelangkaan. Masyarakat akhirnya banyak yang menyerbu toko untuk membeli beras
dalam junlah banyak, hal tersebut karena masyarakat takut stok beras habis. Dengan
adanya perilaku dari masyarakat luas tersebut akhirnya menimbulkan permintaan
beras meningkat kemudia harga dari beras menjadi naik. Tidak lama hal itu terjadi di
media massa mengungkapkan jika persediaan beras yang ada di gudang Bulog
stoknya masih sangat banyak dan melimpah
grafis mengenai bai' najasy di bawah ini:

Pada awalnya, permintaan terhadap barang X digambarkan dengan kurva D0. Titik
keseimbangan terjadi pada saat Q sebesar Q0 dan P sebesar P0. Kemudian, pelaku bai'
najasy sengaja menciptakan permintaan palsu, misalnya:

1. Menyuruh temannya untuk pura-pura ingin membeli barang X dengan harga


di atas harga P0, sehingga orang-orang tertarik untuk membeli barang X
tersebut.
2. Menciptakan isu seakan-akan ada kalangan barang X, sehingga harga akan
naik di atas harga P0.

Akibatnya, permintaan terhadap barang X seakan-akan meningkat. Oleh karenanya,


kurva demand palsu bergeser ke arah kanan atas dari D0 menjadi DF. Peningkatan
permintaan ini menyebabkan naiknya harga yang tidak alamiah dari P0 menjadi PF.

13
Dengan demikian, pelaku bai' najasy dapat menikmati tambahan profit di
atas normal profit dengan cara rekayasa tersebut yang mana
awalnya P0*Q0 menjadi PF*QF. Nah, tambahan ini merupakan revenue haram.

2.2 Ikhtikar (Distorsi Penawaran)


Sumbernya dari Said bin al -Musayyab dari Ma’ mar bin Abdullah al- Adawi bahwa
Rasulullah SAW. bersabda, yaitu “Tidaklah orang yang melakukan ikhtikar itu
kecuali dia berdosa.” Ikhtikar itu yang sering diartikan penimbunan atau monopoli.
Ikhtikar itu yang sebenarnya tidak selalu sama dengan monopoli. Islam membolehkan
bagi siapapun yang ingin berbisnis dan tidak mempedulikan apakah dia termasuk
satu- satunya pihak penjual yang (monopoli) ataukah ada dari penjual yang lain. Stok
dari barang dagang yang disimpan untuk persediaan juga tidak di larang. Yang tidak
diperbolehkan ialah ikhtikar yang merupakan tindakan pengambilan keuntungan
berada diatas keuntungan yang normal menggunakan carra menjual barang yang lebih
sedikit untuk sebuah harga yang lebih tinggi, dalam istilah ekonomi disebut juga
monopoly ’s rent. Jadi dalam agama Islam memperbolehkan monopoli, tetapi jika
monopoly’s rent tidak diperbolehkan.
Jika ada penjual yang melakukan penimbunan barang yang tujuannya bukan
digunakan sebagai persediaan tetapi malah disalahgunakan untuk memainkan harga
agar menjadi semakin tinggi. Lalu penjual tersebut akan menjual barang sesudah
harganya tinggi supaya dia mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat, hal tersebut
dilarang karena bisa menyebababkan kesengsaraan konsumen. Tetapi jika penjual
menimbun suatu barang dan digunakan sebagai persediaan atau stok untuk
kedepannya, seperti jika saat cuaca tidak menentu dan dapat mengakibatkan
tersendatnya proses dalam distribusi barang, sehingga jika barang ada, maka penjual
langsung melakukan penimbunan barang supaya persediannya cukup pada jangka
waktu yang lama. Dalam Islam hal tersebut diperbolehkan, karena menimbun yang
dilakukan tidak untuk tujuan mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat, tetapi
hanya untuk persediaan barang.
Kesimpulannya, apabila kegiatan masuk pada ketegori ikhtikar, jika salah satu dari
ketiga hal itu terpenuhi:

14
 Penjual menjual harga sesuatu barang dengan harga yang lebih tinggi daripada
harga sebelum barang itu langka.
 Berupaya agar barang langka dengan cara mengenakan hambatan masuk dan
menimbun barang supaya barang-barang tersebut mengalami kelangkaan di
pasar.
 Keuntungan yang diambil tinggi jika dibandingkan tindakan (a) dan (b)
dilakukan.

Gambar di atas menunjukkan perbedaan kurva individu antara pasar persaingan sempurna
dan monopoli. Pada kurva permintaan individu pasar persaingan sempurna, demand sama
dengan average revenue dan marginal revenue (D=AR=MR).

Adapun di pasar monopoli, demand sama dengan marginal revenue tetapi tidak sama


dengan kurva average revenue (D=MR≠AR). Oleh karena itu, kurva permintaan dalam

15
pasar persaingan sempurna berbentuk perfect elastis, sementara di pasar monopoli
berbentuk elastis

Lantas, bagaimana perilaku industri yang melakukan ihtikar? Gambar di atas


menjelaskan lebih lanjut terkait dampak ihtikar terhadap penentuan harga, jumlah
kuantitas, dan keuntungan yang dapat diperoleh produsen.
Hakikat dari ihtikar adalah memproduksi lebih sedikit dari kemampuan produksinya
untuk mendapatkan keuntungan yang lebih. Misalkan kemampuan produksi industri A
adalah Qi, tapi ia memilih tingkat produksinya ketika MC=MR dengan jumlah Q sebesar
Qm dan P sebesar Pm.
Jadi, ia memproduksi lebih sedikit dan menjual pada harga yang lebih tinggi. Dengan
begitu, profit yang akan dinikmatinya sebesar kotak PmXYZ. Hal inilah yang dilarang
karena produsen sebenarnya dapat memproduksi dengan tingkat output yang lebih tinggi,
yaitu S=D atau ketika MC=AR.
Pada tingkat ini, jumlah barang yang diproduksi lebih banyak dan harganya pun lebih
murah. Namun, tentu saja profit yang dihasilkan lebih sedikit yakni sebesar kotak ABCD.
Selisih profit antara kotak PmXYZ dan kotak ABCD inilah yang merupakan monopoly's
rent seeking yang diharamkan.
2.3 Penentuan Penetapan Harga (Ta’sir)
Konsep penetapan harga dalam Islam sesuai dengan Maqashid al-Syariah, yaitu
merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara manusia. Penentuan
harga menjadi suatu keharusan dengan alasan menegakkan kemaslahatan manusia dengan
memerangi distorsi pasar (memerangi mafsadah atau kerusakan yang terjadi di lapangan).
Dalam konsep Islam, yang paling prinsip adalah harga ditentukan oleh keseimbangan
permintaan dan penawaran dan keadilan ekonomi dengan mempertimbangkan
kepentingan para pihak yang terlibat di pasar. Namun ketika terjadi tindakan yang

16
bersifat zhulm sehingga terjadi distorsi pasar atau harga tidak berada paada titik
keseimbangan, pemerintah sangat berperan untuk mengambil kebijakan berupa penetapan
harga dengan melihat faktor- faktor penyebab terjadinya distorsi tersebut dan
mengembalikan harga pada titik keseimbangan.
Ta’sir ialah praktik yang dilarang dalam Islam. Pihak yang mempunyai otoritas ekonomi
atau pemerintah tidak mempunyai wewenang dan hak dalam penentuan harga yang tetap
untuk suatu barang atau produk, kecuali sudah menyediakan kepada para produsen atau
pedagang dengan jumlah yang cukup untuk di jual dan dengan harga yang sudah
ditetapkan, atau suatu pasar dalam keadaan kedzaliman yang dapat mengakibatkan
mekanisme pasar m yang sehat menjadi rusak. Tabi’at atau (tetap) bisa dilihat
sebagaimana sikap Rasulullah tentang masalah ini. Ketika Nabi Muhamad Saw. Di
datangi oleh sahabatnya untuk meminta penetapan harga yang tetap beliau menolaknya.
Dari penjelasan tersebut sudah dijelaskan bahwa intervensi atau kontrol dari manusia
dalam penetapan harga itu tidak diperbolehkan, dan bisa menyebabkan terhambatnya
demand and supply. Hal serupa dengan ta’sir yang sama-sama di larang ialah praktek
sebuah bisnis yang bisa disebut proteksionisme, hal itu adalah suatu bentuk perdagangan
ketika ada sebuah negara memungut pajak baik secara tidak langsung ataupun langsung
kepada para konsumen. Ini merupakan suatu proses dimana negaralah yang memksa
rakyat agar membyar dengan harga yang tinggi kepada produksi lokal dan melaksanakan
sebuah perlindungan kepada pelaku bisnis supaya ter hinder dari sebuah kompetisi
internasional.
Proteksionisme dilarang dikarenakan keuntungan diberikan kepada satu pihak dan jugs
merugikan bagi pihak yang lain, pada hal tersebut maksudnya masyarakat umum.
Proteksi merupakan sebab yang paling utama dari inflasi dan dapat memunculkan sebuah
kejahatan dalam berbisnis yang berbentuk penyelundupan pasar gelap, pengambilan
keuntungan yang berlebih. Menurut Ibnu Qayyim proteksi adalah sebuah bentuk tindakan
yang tidak adil yang paling buruk. Ia mengatakan jika proteksi itu sangat membahayakan
bagi kedua belah pihak baik orang yang di proteksi maupun protektor, alasannya jika hal
tersebut merupakan suatu tindakan peningkatan atas hak kemerdekaana berdagang yang
telah Allah berikan.

17
2.4 Peniupan ( tadlis )
Sebuah pasar dikatakan pada kondisi yang ideal jika antara pembeli dan penjual memiliki
informasi sama berkaitan tentang suatu barang yang di perjual belikan. Jika salah satu
dari pihak ada yang tidak mengetahui informasi seperti yang orang lain miliki, maka
pihak yang salah satu akan di rugikan dan akhirnya menimbulkan penipuan atau
kecurangan pada pasar. Pada ekonomi Islam jika barang yang diperjualbelikan
mengalami ketimpangan informasi dan informasi yang diperoleh tidak lah sama antar
kedua belah pihak, maka unsur..rela sama rela menjadi di langgar. Agar tidak terjadi
penipuan maka setiap pihak seharusnya pihak lain juga mempelajari. Jika dalam ekonomi
konvensional disebut Game Theory.
Bentuk-bentuk tadlis:
a) Tadlis Kuantitas
Peristiwa ini terjadi ketika hanya ada salah satu pihak saja yang mengetahui adanya
penipuan, seperti contoh seorang penjual mengurangi takaran pada barang yang dijual
sedangkan pembeli tidak mengetahuinya. Semisal pembeli mengatahui adanya
penipuan dalam hal takaran tersebut maka pembeli pasti tidak rela. Ketidakjujuran
tersebut pastinya merugikan kedua belah pihak hyaknilkpenjual dan pembeli.
b) Tadlis kualitas
Maksud dari tadlis ini adalah menyembunyikan kualitas barang yang buruk atau cacat
pada suatu barang yang tidak disepakati oleh kedua belah pihak. Misalnya tadlis
kualitas dari penjualan motor beat bekas. Pedagang yang menjual motor bekas merk
beat dengan kualifikasi 85% dengan kondisi yang cukup baik , dengan harga Rp. 10
juta. Pada faktanya, tidak semua dari penjual yang men jual motor bekas merk beat
tersebut dengan kualifikasi yg sama. Sebagian dari penjual motor bekas merk beat
dengan kualifikasi yang lebih rendah, tetapi penjual tersebut menjualnya dengan
harga yang sama. Biasanya pembeli tidak terlalu mengetahui mana motor beat yang
berkualitas rendah dn mana yang berkualitas tinggi, dan hanya penjual yang mengerti
secara pasti kulifikasi pada motor beat yang dijualnya teresebut.
c) Tadlis Harga
Tadlis yang seperti ini adalah kegiatan menjual barang yang harganya lebih rendah
atau lebih tinggi daripada harga normal atau harga pasar dikarenakan pembelimatau

18
penjual tidak mengetahui. Contohnya Alin adalah seseorang yang sedang berziarah
wali ke Sunan Kalijaga dan masih pertama itu dia datang, ketika saat itu dia ingin
naik becak tapi dia tidak tahu harga pasar dari ongkos naik becak berapa karena dia
masih pertama kali. Katakan ongkos naik becak dari parkiran bus menuju ke lokasi
adalah Rp. 10.000,00 tetapi tukang becak menawarkan dengan harga Rp. 30.000,00.
Setelah terjadinya tawar menawar akhirnya hargaitu di sepakati menjadi Rp.
20.000,00. Meskipun dari kedua belah pihak merasa relalsama rela, tetapi hal tersebut
di larang dalam Islam dikarenakan ke relaan Alin bukanlah karena rela yang
sebenarnya, dia rela karena dalam keadaan yang tertipu.
Ketika Alin memutuskan untuk naik becak, tukang becak mempunyai dua pilihan
yakni menggunakan harga tipu atau harga pasar. Jika menggunakan harga tipu pasti
keuntungan yang diperoleh sangat besar. Tetapi jika misalnya Alin mengetahui akan
penipuan tersebut maka Alin akan memberitahu ke teman-teman yang lain supaya
tidak menggunakan jasa becak tetapi bisa memilih menggunakan ojek atau yang lain.
d) Tadlis Waktu Penyerahan
Tadlis ini dilarang karena termasuk penipuan waktu. Seperti contoh jika penjual
sudah mengetahui dan dapat memastikan bahwa barang tidak dapat diserahkan esok
hari, tetapi penjual telah berjanji bahwa barang selsesai esok hari. Ternyata ketika
pembeli mengambil barang tersebut, barangnya belum tersedia. Contoh yang sering
kita jumpai adalah ketika Tasya ingin menjahitkan baju ke penjahit dan sudah
melakukan diskusi bahwa pada tangggal 10 baju tersebut akan diambil karena akan
dipakai untuk acara tertentu, pada saat itu sebenarnya penjahit sudah mengetahui jika
tanggal 10 belum selesai proses pembuatan baju tersebut karena masih banyaknya
antrian. Tetapi penjahit tetap berjanji jika tanggal tersebut baju sudah dapat diambil.
Pada kenyataannya saat Tasya mengambil baju di tanggal 10 ternyata baju tersebut
belum jadi. Akhirnya Tasya merasa tertipu karena tindakan penjahit yang melakukan
tadlis atau penipuan saat penyerahan barang

2.4 Taghrir
Kata Tagrir berasal dari Bahasa Arab gharar, yang artinya bencana, akibat,resiko,
ketidakpastian dan bahaya. Sedangkan istilah Taghrir menurut fiqh muamalah artinya
melakukan sesuatu secara membabi buta dengan tanpa adanya pengetahuan yag cukup

19
atau sebuah tindakan pengambilan resiko dari perbuatan yang ada resikonya tanpa
mengetahui secara persis akibat yang terjadi dan tanpa memikirkan konsekuensinya.
Tadlis atau taghrir keduanya terjadi karena assymetric information. Perbedaanya jika
dalam taghrir, informasi yang tidak jelas dialami kedua pihak yaitu pembeli dan penjual.
Tetapi kalau dalam tadlis informasi yang tidak diketahui secara jelas hanya satu pihak
misalnya penjual atau pembeli saja. Pada ilmu ekonomi taghrir dikenal dengan resiko
atau ketidakpastian.
Sabda Rasulullah saw, tentang keharaman Transaksi jual beli gharar adalah:
‫صا ِة َوع َْن بَي ِْع ْالغ ََر ِر‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن بَي ِْع ْال َح‬
َ ِ ‫نَهَى َرسُو ُل هَّللا‬
Artinya: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli al-hashah dan jual
beli gharar (tipuan). (HR.MUSLIM)
Macam dari Taghrir:
a) Taghrir Kuantitas
Tagrir dalam kuantitas, seperti contoh ketika penjual membeli seluruh hasil panen
mangga pada saat buah manga belum matang atau masih mentah. Saat terjadi
transaksi yang terjadi di awal diantara pembeli dan penjual yang tidak mengetahui
secara pasti jumlah atau kuantitas panen mangga yang diperjualbelikan. Hasil panen
ketika buah mangga matang bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari jual beli perkiraan
di awal. Ketika hasil panen nilainya lebih besar dari nilai yang di sepakati maka yang
merasa diuntungkan adalah pembeli sedangkan yang dirugikan penjual. Tetapi jika
hasil panen mangga lebih rendah dibanding nilai yang disepakati maka yang
dirugikan adalah pembeli.
b) Taghrir Kualitas
Contoh dari taghrir kualitas ialah ada seseorang yang menjual anak sapi yang masih
belum lahir dan juga masih ada di dalam kandungan induknya. Harga yang disepakati
adalah Rp. 3.000.000,00. Harga tersebut adalah harga perkiraan dimana penjual dan
pembeli tidak mengetahui secara pasti kondisi dari anak sapi yang nantinya lahir.
Apakah anak sapi yang baru lahir tersebut kondisinya cacat, normal, atau dalam
keadaan mati. Sehingga, itu termasuk ketidakpastian yang berkaitan tentang kualitas
dari suatu barang yang ditransaksikan.
c) Taghrir Harga

20
Gharar dalam harga contohnya jika penjual mengatakan bahwa harga jual blender
adalah Rp. 200.000,00 jika di bayar secara tunai, atau Rp. 300.000,00 jika di bayar
secara kredit selama 3 bulan, lalu pembeli menyetujui hal itu. Ketidakpastian dalam
transaksi diatas adalah terjadinya dua harga dalam satu akad. Yang berlaku tidak jelas
Rp. 200.000,00 atau Rp.3000.000,00. Ketidakjelasan dan terjadi kerancauan jika
semisal ada pembeli yang pada bulan ke-2 membayar lunas, harus seharga berapa
yang dibayar oleh pembeli atau jika msialnya ada yang membayar secara lunas sehari
setelahnya barang diserahkan. Pada kasus ini, meskipun kualitas dan kuantitasnya
dari suatu barang itu sudah ditentukan, tetapi ketidakpastian tetap terjadi karena harga
dari barang tidak jelas dan antara penjual dan pembeli dalam satu akad tidak
menyepakati satu harga yang ditentukan.
d) Taghrir Waktu Penyerahan
Contohnya adalah Ani kehilangan motor Vario. Dan ternyata Zulfa sudah lama
menyukai motor Vario seperti milik Ani, dan karena itu ia menginginkan untuk
membeli. Akhirnya Ani dan Zulfa sepakat. Ani menjual motor Vario yang hilang itu
kepada Zulfa seharga Rp. 13.000.000,00. Harga pasar motor vario Rp. 15.000.000,00.
Motor vario tersebut akaan segera di serahkan sesudah di temukan. Pada transaksi
yang ini karena terjadi sebuah ke tidakpastian dalam waktu ketika menyerahkan
barang, hal itu karena keberadaan dari barang yang dijual itu tidak diketahui. Bisa
saja motor tersebut ditemukannya masih lama, atau dalam jangka waktu satu bulan
atau lebih atau bahkan bisa jadi motor tersebut tidak ditemukan. Apabila motor Vario
tersebut ditemukan Zulfa untung Rp. 2.000.000,00 karena dia dapat membeli motor di
bawah harga pasar. Namun apabila motor tidak di temukan, Zulfa rugi Rp.
13.000.000,00. Di lain pihak kerugian Ani menjadi berkurang karena yang
seharusnya ia rugi Rp. 15.000.000,00 dengan hilangnya motor vario terseut, maka
kerugian menjadi Rp. 2.000.000,00 karena Zulfa telah membayar sebesar Rp.
13.000.00,00

21
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasar secara sederhana merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Struktur pasar dibedakan berdasarkan
banyaknya penjual dan pembeli. Secara mudah dikatakan pasar yang terdiri dari banyak
penjual dengan barang yang relatif homogen disebut pasar bersaing sempurna (perfect
competition). Sedangkan pasar yang terdiri dari banyak penjual dan barangnya berbeda
satu dengan yang lainnya (terdiferensiasi) maka disebut pasar bersaing. Segala praktik
transaksi di pasar bisa berdampak pada tidak tercapainya mekanisme pasar secara efisien
dan optimal. Itu disebabkan adanya distorsi yang ikut berperan dalam pembentukan
harga. penetapan harga dalam Islam yaitu merealisasikan kemaslahatan dan menghindari
kerusakan di antara manusia. Penentuan harga menjadi suatu keharusan dengan alasan
menegakkan kemaslahatan manusia dengan memerangi distorsi pasar (memerangi
mafsadah atau kerusakan yang terjadi di lapangan).

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/
345967844_TADLIS_DAN_TAGHRIR_DALAM_TRANSAKSI_PADA_E-
MARKETPLACE

http://ejournal.staialazhar.ac.id/index.php/ajie/article/view/30

https://www.situsekonomi.com/2021/03/rekayasa-permintaan-dan-rekayasa.html
file:///C:/Users/HP/Downloads/BAB%20IV.pdf

https://almanhaj.or.id/2649-jual-beli-gharar.html

https://darunnajah.com/tadlis-dalam-perspektif-islam/

https://www.academia.edu/24012838/STRUKTUR_PASAR_DALAM_ISLAM

23

Anda mungkin juga menyukai