Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

ETIKA SISTEM EKONOMI


Dosen Pengampu :
M. Ulfatul Akbar Jafar, S.AP., M.IP

4A
Disusun Oleh Kelompok : 4
 Ali Azhari (2021B1B015)
 Siva Ullaeli (2021B1B010)
 Lisa Andriani (2021B1B029)
 Reza Apriani (2021B1B009)
 Akbar Adi Ariyanto (2021B1B017)
 Bilal Asbadil (2021B1B019)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahhirahmannirrahim puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah dan power point mata kuliah ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK”. Kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Dengan
segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari para
pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas
yang lain dan pada waktu mendatang.

Mataram , 20 Februari 2023

penyusun

( Kelompok 4 )

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PEMBAHASAN........................................................................................................1
1.1 Pasar Bebas Ham..............................................................................................................3
1.2 Utilitas Pasar Bebas........................................................................................................11
1.3 Teori Kelas Sistem Ekonomi..........................................................................................14
BAB II PENDAPAT TENTANG ISI PEMBAHASAN..................................................15
2.1 Pendapat Mengenai Isi Pembahasan Pasar Bebas Ham.................................................28
2.2 Pendapat Mengenai Isi Pembahasan Utilitas Pasar Bebas.............................................29
2.3 Pendapat Mengenai Kelas Sistem Ekonomi...................................................................30
BAB III PENUTUP............................................................................................................32
3.1 Keismpulan.....................................................................................................................32
3.2 Saran ..............................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................33

ii
BAB I
PEMBAHASAN
ETIKA SISTEM EKONOMI
Pakar ekonomi Jerman dari Universitas Bochum seorang yang dinilai berhasil
dalam memakai metode verstehennya Weber dalam upaya memahami gagasan Islam
tentang ekonomi dalam suatu seminar di Universitasnya mengemukakan adanya
empat pendekatan yang dianut oleh pakar muslim dalam mengembangkan ekonomi
Islam.
 Pendekatan Pragmatis, yakni dengan melakukan kegiatan konkret dan langsung
untuk menumbuhkan perekonomian dalam masyarakat muslim di seluruh dunia
terutama dengan membentuk sistem kelembagaan yang dapat berfungsi
mengembangkan perekonomian, sesuai dengan Islam.
 Pendekatan Resitatif, yaitu dengan merumuskan berbagai kode etik ekonomi yang
dapat ditarik dari Al-Quran dan Sunnah terutama yang telah dirumuskan dalam
kitab-kitab fiqh.
 Pendekatan Rasionalitis-Idealistis, yang menghasilkan rumusan tentang konsep
rasionalitas ekonomi menurut ajaran Islam. Dari sini dapat dikembangkan
berbagai teori dan modelmodel ekonomi yang bersifat ekonometris dengan
dukungan data-data empiris.
 Pendekatan Adaptif. Sebuah pendekatan yang mencoba mengkaitkan antara
ajaran-ajaran Islam di bidang etika ekonomi dengan doktrin-doktrin atau ideologi
barat yang sudah ada seperti liberalisme dan berbagai ideologi sintesis atau ekletis
yang berkembang akhir-akhir ini.
Pendekatan yang dilakukan oleh Nienhaus ini cukup mewakili variasi
pendekatan yang digunakan sarjana-sarjana muslim dalam menggagas ekonomi
Islam. Tapi pendekatan ini hanya sebatas digali dari kenyataan empirik-
epistemologi-empiris. Nienhaus, sendiri menyatakan bahwa pendekatan

1
rasionalistis-idealistis adalah sebuah pendekatan yang utopis. Ini juga pendapat
yang dipegang oleh Dawam Rahardjo.
Tapi, sebagian sarjana muslim yang belum terbaratkan, dan murni memegang
ajaran Islam, menyatakan bahwa Islam sebagai agama yang mengandung pranata
sosial --sistem kehidupan (way of life atau nidzamu al-hayah) memiliki sistem
perekonomian khas Islam (nidzam al-iqtishad fi al-Islaam) sendiri yang berbeda
dengan sistem ekonomi lainnya . Inilah, pendapat yang paling tepat.
Bila diambil definisi ahli ekonomi neo-klasik, Lord Robbins, ekonomi adalah,
" Suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia sebagai hubungan antara
berbagai tujuan dan alat-alat (untuk mencapai tujuan) yang langka adanya dan
karena itu mengandung alternatif dalam penggunaannya. Kegiatan ekonomi
menurut pandangan Islam tidak diatur oleh keinginankeinginan dan pengalaman
manusia saja, Tuhan melalui wahyu-Nya telah memberikan pedoman yang
kemudian dirumuskan oleh para 'ulama menjadi syari’ah. Kegiatan ekonomi
apapun harus disandarkan kepada wahyu yang tercantum dalam Al Quran dan
Sunnah. Demikianlah, ajaran moral yang berbeda akan menghasilkan pola
perkembangan ekonomi yang berbeda pula. Hal ini merupakan perkara lumrah,
sebab, setiap agama besar pasti memliki pandangan dasar mengenai manusia,
secara eksplisit atau implisit. Ini adalah bukti nyata ketidak mungkinan
membangun ekonomi syari’ah di atas sistem ekonomi yang bercorak kapitalistik.
al-Ghazali, sebagai pelopor pada pembahasan ekonomi yang dikaitkan dengan
politik negara. Dalam bukunya Ihya' 'Ulum al-Diin, juz II, dalam pokok
persoalan, "Halal dan Haram", Al-Ghazali telah meformulakan apa yang disebut
oleh ekonomi modern sebagai konsep kepemilikan (property). Dia mengupas apa
yang disebut dengan state property dalam pasal 7. Pada persoalan etika ekonomi,
al-Ghazali menekankan untuk bersikap zuhud; dianjurkannya agar 'ulama
bersikap non-kooperatif dengan penguasa. Misalnya, 'ulama dilarang menerima
pemberian dari negara.

2
Mencari hubungan antara agama dengan ekonomi pada era modern ini
memang terasa sangat aneh. Ini disebabkan, kultur masyarakat modern telah
tersekulerisasi meminggirkan dan bahkan berupaya untuk melepaskan dari
mitologi-mitologi agama, sehingga mengkaitkan antara agama dengan kehidupan
ekonomi terasa agak ganjil.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang membahas perilaku manusia (morales) dan
berkaitan erat dengan nilai-nilai yang dianut. Thomas Malthus juga berbicara
mengenai pengaruh kendala moral dalam pembahasannya mengenai perilaku
ekonomi dan kependudukan. Karl Mark dan Engels, juga tidak kurang berbicara
mengenai agama Kristen dan Yahudi sebagai faktor yang mempengaruhi sikap-
sikap dan perilaku ekonomi. Perbedaan perspektif tentang model sistem ekonomi
Islam banyak dipengaruhi oleh proses pembelajaran, kultur sosial, sejauh mana
pemahaman terhadap ajaran Islam, dan sejauh mana keterlibatan mereka dengan
sistem-sistem ekonomi bukan Islam.
Tapi tatkala berbicara pada tataran etika masyarakat Indonesia sebagian besar
penduduknya beragama Islam tentunya menganut etika Islam. Padahal etika Islam
berbeda dengan etika Pancasila. Pada saat Pancasila dianggap juga sebagai jiwa
atau moral etika sistem ekonomi Pancasila, maka pada saat yang sama maka
norma agama yakni Islam tentunya akan tersingkir, atau agama (Islam)
diposisikan sekedar sub etika residual yang mendukung Pancasila. Dengan
demikian, signifikansi kontruksi sistem ekonomi Islam tidak hanya ditetapkan
berdasarkan muatan etikanya saja “Islam atau tidak”, tapi harus diarahkan kepada
upaya pembentukan ekonometri dan sistem ekonomi Islam.

1.1 Pasar Bebas HAM


Pasar bebas yaitu sistem pertukaran ekonomi yang pajak, kendali mutu, kuota,
tarif, serta bentuk lain intervensi ekonomi terpusat oleh pemerintah bersifat
minimal bahkan tidak ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar bebas
merupakan perdagangan yang tidak diatur oleh otoritas yang memaksa seperti

3
pemerintah. Pakar ekonomi politik, Herry priyono mengatakan perdagangan
bebas merupakan bentuk dari fundalisme pasar yang mungkin bisa
menghancurkan pelaksanaan hak asasi manusia (HAM) pasar bebas mempunyai
hubungan yang sangat kritis dengan HAM, tetapi antara pasar bebas dengan
HAM tidak terlalu memiliki kontradiksi. fundamentalisme pasar adalah proyek
atau agenda mengatur seluruh tata kehidupan berdasarkan mekanisme pasar.
Kebebsan dalam fundamentalisme bukan lagi mnjadi hak asasi,tetapi menjadi
persoalan, yang memiliki kebebasann adalah yang mampu membeli. Pasar bebas
jika dianggap sebgai instrument tidak akan mengancam HAM, tetapi kalau
dianggap sebagai kondisi permanen akan mengancam HAM..
Selain itu jelang Asean Sumit Forum Asia untuk hak asai manusia
menyuarakan agar kebijakan pasar bebas tidak melulu memikirkan kemajuan
ekonomi Negara. Upaya penggalakan pasar bebas dinegara berkembang
seharusnya dapat diimbangi dengan pembenahan HAM. Kerena bagaimanapun
yang namanya pasar bebas akan mebrikan dampak negative. Kemajuan dan
pembangunan ekonomi selama ini diring dengan meningkatnya pelangran HAM.
Dampak dari upaya intergrasi pasar bebas dinegara-negara berkembang seperti
Indonesia bersinggungan dengan dampak lingkungan,hilangnya mata pencaharian
masyarakat, serta ketidak adilan upah buruh. Namun yang paling mencolok
selama ini adalah penggusuran. Dampak dari kemajuan massif atas nama
kemajuan ekonomi, tentunya pelruasan lahan. Padda praktiknya, tidak sedikit
rakyat yang menjadi korban dari pembangunan yang diinisiasi oleh perusahaan
baikswasta maupun pemerintah. Dampak dari penggusuran bukan hal sepele,
pelanggaran ham yang mengakibatkan penggusuran merupakan salah satu aduan
yang paling banyak dikeluhkan di Negara asen.
Bukan hanya diindonesia tetapi juga dinegara asean lainnya, seperti Myanmar,
kamboja, dan Filipina. Tercatat akibat penggusuran hampir mencapai ratusan
orang. Hal ini mengakibatkan pasar bebas juga membrikan dampak terjadiya

4
pelanggaran HAM. Setidaknya harus adanya regulasi yang mengimbangi anatara
kemajuan ekonomi dengan penekanan pelanggran HAM.
Sistem pasar bebas pertama kali berasal dari bahasa prancis Laissez yang
memiliki arti biarlah mereka menjalankan pekerjaan sesuai dengan keinginan
mereka. Dalam hal ini masyarakat memiliki kesempatan dan juga kebebasan yang
penuh untuk dapat menentukan kegiatan ekonominya yang akan mereka
lakukan. Didalam sistem pasar bebas apa yang diinginkan oleh konsumen
akan langsung dicetuskan ke pasar dan juga sebagai dasar untuk mengalokasikan
sumberdaya yang sangat terbatas. Contohnya jika cenderung konsumen banyak
menginginkan ikan,dan kemudian akan dinaikan harga ikan oleh para pedagang.
Dan jika harga ikan dipasar akan mengalami kenaikan jelas akan mendorong
perusahaan penangkapan dan juga pelelangan ikan akan lebih banyak
menyediakan jam kerja agar dapat menangkap ikan dan juga mengolah ikan
tersebut.(nara,2019)
Dan jika ada yang mau menanamkan modalnya agar dapat memperbanyak
kapal untuk penangkapan ikan, dan selanjutnya penawaran yang akan melebehi
dari pada permintaan konsumen yang akan membuat harga kembali
turun dan secara perlahan permintaan konsumen akan meningkat kembali.
Penyesuaian yang seperti ini lebih sering disebut dengan the invisible hand
(tangan yang tidak terlihat) yang menjadi sebuah mekanisme sistem pasar
bebas didalam mengarahkan keputusan ekonomi. Ungkapan yang sangat terkenal
ini yang diutarakan oleh Bapak ekonomi modern Adam Smith didalam bukunya
yang telah ditulisnya The Wealth Of Nation di tahun 1776.
Adam Smith yang membuat bukunya disaat kondisi dunia intelektual dan
diliputi serta dikuasai dengan idiologi besar. Idiologi besar itu adalah liberalism,
idiologi tersebut pada dasarnya mengajarkan tentang kebebasan dan juga
menjunjung tinggi martabat manusia. Sistem pasar bebas menganut sistem yang
kapitalis sedangkan pengertian dari kapitalis ialah suatu sistem dimana harta
benda yang dimiliki dan juga dikendalikan oleh masyarakat dan setiap laba yang

5
telah dihasilkan yang menggunakan harta milik pribadi akan menjadi hak dari
pemilik harta itu.
Alasan dan juga motifasi untuk mencari laba dan juga mengumpulkan harta
kekayaan kemudian dipercayai sebagai factor pendorong paling besar yang
kemudian menyebabkan keberhasilan dari sistem ini.
1. Pengertian Pasar Bebas Menurut Para Ahli
a) Adam smith, yang sering dijuluki sebagai bapak ekonomi mengatakan
bahwa pasar bebas sudah memberikan kebebasan pada masyarakat luas
untuk bisa membuat dan melakukan kegiatan jual beli barang sesuka hati
mereka. Selain itu, pasar bebas pun mampu membuka pasar hingga keluar
negeri dan melahirkan persaingan ekonomi yang lebih luas yang mana
setiap orang secara alami tentu akan lebih memilih barang dengan harga
murah demi memrkaya dirinya sendiri tanpa adanya campur tangan
pemerintah.
b) David Ricardo menjelaskan bahwa pasar bebas adalah suatu kegiatan
perdagangan luar negeri yang melibatkan lebih dari dua negara yang
masing-masing diantaranya akan melakukan perdagangan tanpa ada
masalah dari pihak pemerintah.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli diatas , bisa kita tarik kesimpulan
bahwa pasar bebas memiliki hubungan yang erat dengan kebijakan
pemerintah tentang suatu perdagangan. Artinya, pemerintah tidak akan
melakukan tindakan deskriminatif atau menghambats proses perdagangan,
teutama kegiatan impor dan ekspor barang.(wijayanti,2016)
2. Tujuan Pasar Bebas
a) Membuka peluang ekonomi
Pasar bebas dapat membuka peluang ekonomi dengan cara memperluas
pasar. Produk yang awalnya diproduksi untuk dijual di dalam negeri,
dapat dijual ke luar negeri dengan mudah. Tidak adanya pajak membuat
pasar menjadi lebih luas karena tidak dibatasi oleh pajak antarnegara yang

6
mahal. Terbukanya pasar membuat produsen dalam negeri dapat
mengekspor barang dalam jumlah besar namun biaya ekspor yang rendah.
Hal ini membuat negara memiliki komoditas ekspor unggulannya yang
dapat meningkatkan perekonomian.
b) Membuka perekonomian
Diselenggarakannya pasar bebas bertujuan meningkatkan pendapatan
negara juga perekonomian penduduknya. Pasar yang luas memberikan
permintaan produk yang lebih besar bagi produsen dalam negeri. Semakin
banyak permintaan pasar, maka akan semakin besar pula peningkatan
ekonomi yang terjadi. Selain itu, terbukanya pasar yang luas mengundang
datangnya para investor asing untuk mendirikan bisnis di dalam negeri.
Pembukaan usaha baru maupun pengembangan usaha menjadi lebih besar
dapat memberikan lapangan pekerjaan. Hal ini dapat mengurangi adanya
pengangguran serta meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat.
c) Meningkatkan teknologi
Pasar bebas memungkinkan teknologi yang lebih maju dari luar negeri
untuk masuk dengan mudah ke dalam negeri. Dengan adanya pasar bebas,
peningkatan teknologi bisa dilakukan dengan mudah dan merata. Selain
meningkatkan teknologi, persaingan ketat pasar bebas juga menuntut
peningkatan sumber daya manusia suatu negara.
d) Memenuhi kebutuhan luar negeri
Pasar bebas membantu pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Tidak semua barang dapat diproduksi di dalam negeri, sebagian
barang harus diimpor untuk dapat memenuhi kebutuhan. Tidak adanya
biaya impor dan persaingan ketat akibat pasar bebas membuat pemerintah
dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan harga yang lebih murah.
3. Pandangan Islam Tentang Konsep Pasar Bebas
Agama islam memiliki ajaran yang menjelaskan secra terperinci
prinsip-prinsip yang meliputi semua aspek kehidupan manusia. Dalam

7
perdagangan internasional, Rasulullah saw te;lah memeberikan contoh tentang
hal tersebut. Selain itu, islam juga mengajarakan umatnya agar melakukan
ekonomi scara adil dan seimbang. Idealism dari perdagangan bebas tidak jauh
dengan ekonomi klasik adapun implementasi aktivitas perdagangan
internasional ttanpa hambatan tariff maupun non tariff akan
meningkatkankesejahteraan masysrakat dunia. Akan tetapi realita telah
menunjukan hal yang sebaliknya, yang mana kesejahteraan yang diraih
masyarakat dunia belum rata. Kesenjangan antar dua kelompok semakin lebar
ketika dunia memasuki era liberalism perdagangan. Fenomena ini digap
antara idealimse dan realitas. Idealimse perdagangan bebas yang dibangun
oleh ekonomi klasik bersandar pasa sumsi yang secara utuh dan tidak sesuai
dengan kenyataan, bahwa diantara sikap Negara yang hendak berdagang telah
memiliki kapasitas ekonomi yang sama.
Dalam ajaran islam menetapkan mengenai perdagangan tolak ukrnya
adalah kejujuran , kepercayaaan, dan ketulusan. Prisip perdagangan tersebut
telah diatur dalam Al-Quran dan sunnah seperti mengenai melakukan sumpah
palsu. Bagaimanapun pandangan islam terhadap perdagangan bebas,
pandangan islam terhadap perdagangan bebas adaalah bukan perdagangan
yang sebas-bebasnya, namun perdagangan yang mencoba
mngoptimalkanhubungan perdagangan dengan luar negeri disatu sisi dan
melarang perdagangan komoditas tertentu yang menganggu kemaslahatan
kaum muslim di sisi lain, criteria bebas artinya bertanggung jawab, etis, benar,
adil dan seiimbang.
Makna bebas menrut pandangan islam adalah:
a) Bertanggung jawab;bebas tanpa pertanggungjawaban adalah sebuah
kesesatan karena kebebasan yang sebbebas-bebasnya bagi manusia
memiliki potensi baik, maupun buruk.

8
b) Etis ,bebas tanpa etika juga akan mendorong penindasan antara sikuat dan
si lemah,sikapaanya terhadap si miskin,serta Negara maju dan Negara
berkmbang.
c) Benar, dalam pandangan islam dengan berbagai kepentingan, maka nilai
benar menjadi sangat realtif bahkan terjaddi pertentangan anatar kebenaran
disatu pihak dengan kebenarandipihak lain.
d) Adil, salah satu sendi utama dalam perdagangan dalam islam adlah sifatnya
yang pertengahan dan berkeadilan.
e) Seimbang, konsep utam akonomi islam adlah keseimbangan. Segala prinsip
dalam industry keuangan islam memiliki tujuan mamberi kesejahteraan
kepada rakyat.
4. Fungsi Pasar Bebas
Pasar bebas memiliki fungsi didalam perekonomian negara diantara nya akan
dibahas dibawah ini.
a) Pasar bebas bisa memberikan informasi dan juga lebih tepat tentang harga dan
juga jumlah permintaan barang.
b) Pasar bebas dapat memberikan perangsang pada para pengusaha agar dapat
mengembangkan usaha mereka.
c) Pasar bebas juga dapat memberikan perangsang pada para pengusaha agar
dapat memperoleh keahlian yang modern.
d) Pasar bebas juga dapat memberikan dan juga merangsang penggunaan barang
dan juga factor produksi dengan cara yang lebih efisien.
e) Pasar bebas dapat memberikan kebebasan dengan sepenuhnya pada
masyarakat agar dapat melakukan kegiatan ekonomi.

5. Kelebihan Dan Kekurnagan Pasar Bebas


a) Kelebihan pasar bebas
 Semua orang bebas untuk memiliki kekayaan serta sumber daya produksi

9
 Masyarakat bisa mengembangkan kreatifitas dan inovasi
 Persaingan antar produsen menciptakan motivasi tinggi untuk
menciptakan
 produk yang berkualitas Kegiatan yang dijalani berdasarkan prinsip
ekonomi, sehingga efisien dan efektif.
b) Kekurangan pasar bebas
 Terjadi eksploitasi terhadap masyarakat berekonomi lemah yang
dilakukan oleh para penguasa yang memiliki ekonomi kuat
 Terjadinya monopoli yang bisa berujung pada kerugian terhadap
masyarakat
 Kesenjangan ekonomi yang signifikan antara golongan ekonomi yang
kuat dan lemah
 Perekonomian cenderung tidak stabil sehingga menimbulkan masalah
dalam pasar.
6. Manfaat pasar bebas
Pasar bebas memiliki manfaat yang bisa dirasakn dalam pertumbuhan
perekonomian sebuah Negara. Manfaat-manfaat yang dirasakan adlaah,setiap
orang menjadi bebass dalam meimiliki kekayaan dan mengolah sumber daya
produksi mereka. Dengan begitu, kreativitas dari masyarakat akan lebih
berkembang. Lalu , Karena pasar bebas menghasilkan persaingan, tiap
produsen menjadi dituntut untuk menciptakan produk-produk yang
berkualitas. Tindakan para pengusaha pun menjadi lebih efisien karena
mereka bergerak atas dasar prinsip ekonomi.

10
1.2 Utilitas pasar bebas
Utilitas adalah istilah ekonomi yang berarti total kepuasan yang didapat dari
kegiatan konsumsi atau pegguna barang maupun jasa. Utilitas berasal dari bahasa
inggris “ utility” yang berarti manfaat . KBBI juga mendefinisikan utilitas sebagai
kata benda yang berarti berfaedah,berguna atau bermanfaat.

Utilitas pasar bebas Adam Smith


Menurut adam smith , pasar bebas sebagai suatu wadah untuk menampung
yang dihasilkan oleh setiap individu yang berpangkal pada paham kebebasan
yang dibserikan kepada pelaku-pelaku ekonomi untuk menjalankann kegiatan
ekonomi sesuai dengan keinginan mereka tanpa ada campur tangan pemerintah.
Menurut Adam Smith, pemerintah mempunyai peran yang terbatas pada
penyediaan dan pengembangan insfrastruktur dan menjalankan administrasi
pemerintahan. Apabila pemerintah terlaluikit campur dalam kegiatan ekonomi
amak akan semakin mengurangi efisiensi kegiatan ekonomi., tetapi apabila
pemerintah tidak secara aktif terlibat dalam kegiatan ekonomi, maka akan tercipta
penagaturan dan penyesuaian perekonomian yang bebas campur tangan
pemerintah dan mewujudkan kegiatan ekonomi yang efisien. Analisi ekonomi
diaatas dikenal dengan pasar bebas.
Dalam sistem pasar bebas dan property pribadi, para pembeli berusaha
mencari apa yang mereka inginkan dengan harga yang paling murah. Pasar bebas
disertai dengan property pribadi menjamin ekonomi akan menghasilkan apa yang
diinginkan konsumen bahwa harga ditetapkan adalah srendah mungkin dan bahwa
sumber daya digunakan seefesien mungkin sehinga utilitas ekonomin para
anggota masyrakat dapat dimaksimalkan.
Adam smith (1723-1790) sang bapak ekonomi modern adalah pencetus
argument utilitarian pasar bebas. Sisitem pasar bebas pertama kali secara resmi
diperkenalkan oleh Adam Smith, menurut beliau, apabila setiap individu
diberikan kebebasan untuk betindak dipasar bebbaas, maka tanpa disadari mereka

11
juga akan menyumbangkan dan diarahkan kepada kesejaheraan social oleh
invisible hand. Adapun makssdunya, dalah kompetisi pasar.
Smith juga berargumen bahwa pasar kompetitip akan mengalokasikan sumbe
daya dengan paling efisien terhadap industry-industri yang ada di masysrakat.
Ketika penawwaran terhdap kurang dari permintaannya, maka harga yang mau
dibayarkan oleh konsumenn lebih tinggi dari apa yang disebut smith sbegai
barang alami. Prodisen dari komod langka tersebut akan meraih keuntungan lebih
dari produsen komoditi lainnya.dan ini akan mendorong produsen lain untuk
turun memproduksi komoditi tersebut. Hasilnya kelangkaan produk taratassi dan
harga turun ke tingkat alamiah. Sebaliknya juga bila penawran melebihi
permintaanya, harganya akan turun, medorong produsen untuk mengurangi
produksi akan barang tersebut dan pindah ke komoditi lain.
Pada akhirnya , pasar mengalokasikan sumber daya dengan scenario seefisien
mungkin untuk memenuhi permintaan konsumen, yang mana memberikan
manfaat sisial (social utility) . impilikasi terhadap pmeerintah adalah , diam,
ridak memlakukan invertensi terhadap pasar. Pada awal abad 20, dua ekonomi
yang bernama Ludwigh Von Mises dan Friedrich A. Hayek memperkuat
pandangan smith ini dengan mngatakan bahwa tidak ada yang mampu mengatur
pasar hingga efisiennya menyamai tingkat efisiensi yang diciptakan oleh pasar
kompetitip. Adapun dalam analisinya, secara tidak langsung smith
mengasumsikan bahwa masyarakat mempnyai system kepemilikan secara pribadi
sehingga pasar kompetitp tidak akan bisa ditemukan pada masyarakat yang yang
tidak mengadopsi ssistem ini. Kritik yang muncul terhadap teori ini yang
memang sudah kuno ini cukup banyak, lima kritik utamanya mencangkup;
argument –argyument smith didasarkan pada asumsi –asumsi yang tidak realistis.
Smith mengatakan bahw akekuatan penawran dan permintaan akan membawa
harga pada tingkatterendah. Hal ini benar jika tidak ada perushaan yang
memiliki kekuatan monopoli sedikitpun. Namun kenyatannya sekarang berbagai
industry dikuasai bermacam-macam perusahaan besar yang mampu mengatur

12
harga dan produksi sekehendak mereka, apabila smith mengatakan setiap
produsen akan meminimasi biaya untuk memaksimalkan profit, maka pada
kenyataanya ada biaya yang tidak dicoba untuk diminimalisi oleh perusahaan
sebab mereka tidak perlu membayar biaya tersebut. Sebagai contohnya adalah
polusi dan limbah, serta berbagai biaya eksternal lainnya, manusia tidak selalu
bertindaak untuk kepuasan dirinya sendiri seperti yang dikatakn smith manusia
secara teratur menunjukan kepedulian terhadap kemanfaatan yang dirasakan
orang lain. Nilai –nilai kejujuran dan keadilaan turut mewarnai kehidupan
pelaku ekonomi dalam menjalankan aktivitas ekonominya, adapun menangapi
argument Von Mises dan Hayek, bahwa manusia tidak mampu mengalokasikan
sumber daya secara efisien pada praktiknya tidak mustahil seperti yang mereka
utarakan. Dengan penyusunan laporan mengenai besar persediaan dan harga
yang mereka pasang yang baik dan berkelanjutan, perencanaaan bisa mengetahui
kapan ia hharus menaikan atau menurunkan harga dari suatu produk.
Kritik dari Keynesian mengatakan bahwa peran pemerintah diperlukan untuk
meyikapi pengangguran. Adapun isu pengangguran ini muncul dari sanggahan
keynas terhadap pendapat adam yang mengatakan bbawhaa mekaanissme pasar
yang efisien akan menciptakan kondisi dimana tidak akn ada pengangguran
sebab semua factor produksi akan terserap untuk memenuhi permintaan dengan
seimbang. Bagaimana bisa? Argument smith yaitu apabila ada sumber
daya/factor produksi yang tak dimanfaatkan aka biaya penggunaannya akan
turun dan mendorong produsen memperbsar produksi dengan menggunakan
sumber daya tadi. Sehingga semua sumber daya termanfaatkan dan permintaan
selalu bertambah menyesuaikan dengaan jumlaah produksi. Keynes mengatakan
bahwa jumlah permintaan mungkin tidak akan cukup tinggi untuk mengimbangi
semua produk yang dihasilkan. Permintaan yang selnjutnya disebut sebgai
permintaan agregant( rumah tangga, pengusaha pemerintah)tidak seimbang
karena ada sebagaian yang alokasikan untuk menabung. Pemerintah menurut
Keynes bisa mempengaruhi kecenderungan menabung masyarakat dnegan

13
mengatur tingkat bunga. Untuk itulah, peran pemerintah diperlukan untuk
memaksimumkan kemanfaatan social.

1.3 Teori Kelas dan Sistem Ekonomi


Arti perdagangan bebas sebenarnya dikuranginya atau ditiadakannya
hambatan perdagangan baik yang bersifat tarif (ekspor dan impor) maupun non
tarif. Kegiatan perdagangan bebas yang di lakukan oleh suatu negara dengan
negara lain membawa manfaat, yaitu dapat menikmati produk tidak hanya dari
hasil produk buatan dalam negeri sendiri saja, tetapi juga dapat mengkonsumsi
produk buatan luar negeri dengan mudah karena dengan adanya perdagangan
bebas barang impor dapat bebas masuk kedalam negeri. Selain itu terjalin suatu
hubungan internasional yang semakin terbuka antar negara. Dalam pandangan
Islam perdagangan bebas adalah bukan perdagangan yang sebebas-bebasnya,
namun perdagangan yang mencoba mengoptimalkan hubungan perdagangan
dengan luar negeri di satu sisi dan melarang perdagangan komoditas tertentu yang
mengganggu kemaslahatan kaum muslimin di sisi lain.Islam sudah memberikan
arahan yang sangat komprehensif dan dijamin akan menyelamatkan umat
manusia. Realitasnya, aktivitas tersebut terjadi antara dua pihak yakni penjual dan
pembeli untuk komoditas tertentu. Dengan demikian pilar perdagangan adalah
pedagang bukan komoditi. Kriteria bebas dalam perdagangan bebas menurut
pandangan Islam adalah, bertanggungjawab, etis, benar, adil dan seimbang. Islam
menetapkan mengenai perdagangan tolak ukurnya adalah kejujuran, kepercayaan
dan ketulusan. Prinsip perdagangn tersebut telah diatur dalam Al Quran dan
Sunnah.Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan yang
digunakan adalah yuridis normatif. Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan
dianalisis secara kualitatif, dengan menggunakan metode induktif untuk ditarik
suatu kesimpulan.
Pengertian perdagangan bebas sebenarnya sederhana saja, yaitu
dikuranginya atau ditiadakannya hambatan perdagangan baik yang bersifat tarif

14
(ekspor dan impor) maupun non tarif. Tarif impor sebagai pajak yang dikenakan
terhadap barang yang diimpor akan menaikan harga di pasar domestik, sehingga
produsen domestik dapat menikmati surplus yang lebih besar sementara
konsumen menghadapi tingginya harga. Keadaan sebaliknya terjadi ketika tarif
diturunkan atau bahkan ditiadakan. Selain itu, liberalisasi perdagangan
memberikan kesempatan bagi negara-negara untuk melakukan pembagian kerja
dan spesialisasi dalam produksi barang dan jasa, dimana mereka dapat
memproduksi barang tersebut relatif murah.
Perdagangan bebas memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positif diantaranya adalah: Dengan adanya perdagangan bebas yang di lakukan
oleh suatu negara, tentunya negara tersebut dapat menikmati produk tidak hanya
dari hasil produk buatan dalam negeri sendiri saja, tetapi juga dapat
mengkonsumsi produk buatan luar negeri dengan mudah karena dengan adanya
perdagangan bebas barang impor dapat bebas masuk kedalam negeri. Selain itu
terjalin suatu hubungan internasional yang semakin terbuka antar negara.
Kemudian produk-produk dalam negeri dapat dengan memudah meraih
popularitas di luar negeri. Dapat pula meningkatkan reputasi negara ketika suatu
negara dapat berprestasi menciptakan produk yang bermanfaat dan diminati oleh
konsumen internasional. Perdagangan bebas tidak sekedar menciptakan
pertumbuhan di negara-negara industri, namun juga di negara berkembang yang
mengadopsi perdagangan bebas dan berintegrasi dengan sistem secara
keseluruhan. Dalam konsep Islam, prinsip perdagangan bebas adalah adanya
unsur kebebasan dalam melakukan transaksi (tijaratan ‘an taradhin) dengan
mengindahkan ke ridhaan dan melarang pemaksaan. Pada zaman Rasulullah,
perdagangan yang dilakukan selalu di dasarkan pada prinsip kebebasan. Artinya
kebebasan tersebut dilakukan oleh pihakpihak yang bersangkutan yaitu antara
penjual dan pembeli.
Dalam hal ini Nabi Muhammad sebagai contoh tauladan dalam
menjalakan bisnis, beliau adalah seorang pedagang profesional dan selalu

15
menjunjung tinggi kejujuran, beliau mendapat julukan al-amin (yang terpercaya).
Setelah menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW. memang tidak menjadi pelaku
bisnis secara aktif karena situasi dan kondisinya yang tidak memungkinkan.
Praktik ekonomi pada masa Rasulullah dan juga Khulafaur rasyidin menunjukkan
adanya peranan pasar yang besar dalam pembentukan masyarakat Islam pada
masa itu. Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh mekanisme
pasar sebagai harga yang adil dan beliau menolak adanya suatu intervensi harga
seandainya perubahan harga terjadi karena mekanisme pasar yang wajar yaitu
hanya karena pergeseran permintaan dan penawaran antara produsen dan
konsumen. Kemunculan budaya Islam memberikan konstribusi yang sangat besar
kepada kemajuan pembangunan ekonomi dan teori ekonomi itu sendiri. Secara
umum dapat disampaikan bahwa kemunculan pesan moral Islam dalam
pencerahan teori pasar, dapat dikaitkan sebagai bagian dari reaksi penolakan
sosialisme dan sekularisme, ataupun secara khusus ideologiideologi yang sudah
banyak di asumsikan orang sebagai sistem yang merusak pasar dan memosisikan
diri sebagai oposisi dari paham pasar bebas dan terbuka di dunia Arab. Ajaran
Islam dengan tegas menolak sejumlah ideologi ekonomi yang terkait dengan
keagungan private property, kepentingan investor, asceticism (menghindari
kehidupan duniawi), economic egalitarianism maupun authoritarianism.
Berdagang adalah aktivitas yang paling umum dilakukan di pasar. Untuk
itu ayat-ayat Al-Qur'an dan juga hadist Nabi Muhammad SAW. Memberikan
stimulasi imperative untuk berdagang atau melakukan transaksi jual-beli
sepertihalnya hadist berikut ini Artinya: Dari Qatadah al-Anshori RA bahwa ia
mendengar Rasul SAW. Bersabda : "Hindari banyak bersumpah dalam berbisnis
(jual beli), karena sesungguhnya yang demikian itu bisa laku terjual kemudian
terhapus (keberkahannya)" (HR. Muslim). Konsep Islam menegaskan bahwa
pasar harus berdiri di atas prinsip persaingan bebas (perfect competition). Namun
demikian bukan berarti kebebasan tersebut berlaku mutlak, akan tetapi kebebasan
yang dibungkus oleh frame aturan syariah

16
Merujuk pada uraian di atas, dinilai penting mengulas tentang
perdagangan bebas dalam pandangan Islam. Jenis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah yuridis normatif. Metode penelitian yang digunakan berupa
library research yaitu penelitian terhadap dokumen tertulis sebagai datanya yang
bersumber dari data skunder mencakup bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder dan bahan hukum tersier. Bahan hukum dimaksud juga akan dijadikan
sebagai literature review yang menarik dan mengevaluasi berbagai jenis sumber
yang berbeda termasuk artikel akademik, dan jurnal profesional, buku, dan
sumber daya berbasis web. Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah dalam bentuk dokumentasi, yaitu: pedoman yang
digunakan berupa catatan atau kutipan, pencarian literatur hukum, buku-buku dan
lain-lain yang terkait untuk identifikasi masalah dalam penelitian ini secara
offline maupun online. Analisis bahan hukum dilakukan dengan menggunakan
metode analisis isi (centent analysis method) yang dilakukan dengan cara
memaparkan materi peristiwa hukum atau produk hukum secara rinci guna
memudahkan penafsiran dalam pembahasan, melalui pendekatan perundang-
undangan (statute aprroach), yaitu merumuskan defenisi hukum berdasarkan asas-
asas hukum dari hasil kajian peraturan perundang-undangan dengan melihat
berbagai pendapat para ahli dan penulis berkaitan dengan masalah yang dibahas.
Dalam Prinsip dasar Islam yang menetapkan mengenai perdagangan tolak
ukurnya adalah kejujuran, kepercayaan dan ketulusan. Prinsip perdagangn
tersebut telah diatur dalam Al Quran dan Sunnah, seperti mengenai melakukan
sumpah palsu. Abu Hurairah berkata, Aku mendengar Rasulullah berkata,”dengan
menggunakan sumpah palsu barang-barang jadi terjual, tapi menghilangkan
berkahnya (yang terkandung di dalamnya)” (Bukhari). Kemudian memberikan
takaran yang tidak bebar, terdapat dalam Q.S. Al Mutaffifin, 83:2-7), yaitu
“kecelakaan besarlah bagi orang yang curang, yaitu orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain, mereka minta di penuhi. Dan apabila mereka menakar
atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang ini

17
menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan di bangkitkan pada suatu hari
yang besar, yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?
Sekali-kali jangan curang karena sesungguhnya kitab orang durhaka tersimpan
dalam Sijjin”. Menciptakan iktikad baik dalam transaksi perdagangan. Iktikad
baik merupakan hakikat dalam berdagang, hal ini terdapat perintah jelas dalam Al
Quran dengan tujuan membina hubungan baik dalam usaha. Semua perjanjian
harus dicatatkan secara tertulis,dengan menguraikan syarat-syaratnya, karena
“yang demikian itu lebih adil di sisi Allah, dan Allah menguatkan persaksian, dan
lebih dapat mencegah timbulnya keragu-raguan” (Q.S.Al Baqarah, 2: 282-283).
Makna bebas dalam perdagangan bebas menurut pandangan islam adalah:
1. Bertanggung jawab; Bebas tanpa pertanggungjawaban adalah sebuah
kesesatan, karena kebebasan yang sebebas-bebasnya bagi manusia memiliki
potensi baik maupun buruk. Berbicara tentang tanggung jawab manusia
menurut al-Qur’an, memperhatikan surat alMukminun ayat 115 ditemukan
bahwa manusia adalah makhluk fungsional dan bertanggungjawab atau
dengan kata lain penciptaan manusia bukanlah sebuah kesia-siaan. Tanggung
jawab manusia tersebut meliputi tanggung jawab terhadap Allah Sang
Pencipta, diri pribadi, keluaga, masyarakat, bangsa dan Negara, serta
tanggung jawab terhadap alam.
2. Etis; Bebas tanpa etika juga akan mendorong penindasan si kuat terhadap si
lemah, sikaya terhadap si miskin, serta negara maju terhadap negara
berkembang. Salah satu keunikan ajaran Islam adalah mengajarkan para
penganutnya untuk melakukan praktik ekonomi berdasarkan norma-norma
dan etika Islam. Bahkan diakui oleh para ekonom muslim maupun non-
muslim, dalam Islam diajarkan nilai-nilai dasar ekonomi yang bersumber
kepada ajaran tauhid. Islam bukan hanya sebuah agama yang dianut oleh
manusia, tetapi Islam juga merupakan pedoman hidup bagi para
penganutnya, di mana setiap aspek dalam kehidupan manusia telah diatur
menurut hukum Islam.

18
a. Membangun kode etik islami yang mengatur, mengembangkan
dan menancapkan metode berbisnis dalam kerangka ajaran
agama. Kode etik ini juga menjadi simbol arahan agar
melindungi pelaku bisnis dari risiko.
b. Kode ini dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan
tanggungjawab para pelaku bisnis, terutama bagi diri mereka
sendiri, antara komunitas bisnis, masyarakat, dan diatas
segalanya adalah tanggungjawab di hadapan Allah SWT.
c. Kode etik ini dipersepsi sebagai dokumen hukum yang dapat
menyelesaikan persoalan yang muncul, daripada harus
diserahkan kepada pihak peradilan.
d. Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian
banyak persoalan yang terjadi antara sesama pelaku bisnis dan
masyarakat tempat mereka bekerja. Sebuah hal yang dapat
membangun persaudaraan (ukhuwah) dan kerja sama antara
mereka semua.
3. Benar; Dalam pandangan manusia dengan berbagai kepentingan, maka nilai benar
menjadi sangat relatif bahkan terkadang terjadi pertentangan antara “kebenaran”
disatu pihak dengan “kebenaran” di pihak lain. Oleh karenanya nilai benar yang
hakiki tentunya hanya nilai benar menurut Yang Maha Benar.
4. Adil; Salah satu sendi utama dalam perdagangan dalam Islam adalah sifatnya
yang pertengahan dan berkeadilan. Hal ini terlihat jelas pada sikap Islam terhadap
individu dan masyarakat. Kedua hak itu diletakkan dalam neraca keseimbangan
yang adil, tentang dunia dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, serta
perumpamaan dan kenyataan. Islam juga bersifat ditengah-tengah antara iman dan
kekuasaan. Dalam menjalankan aktivitas bisnis dilarang melakukan praktek
penganiayaan masyarakat khususnya kaum yang lemah. Islam mengakui hak
individu dan masyarakat juga meminta mereka untuk melaksanakan kewajiban

19
masing-masing. Dengan demikian Islam menjalankan peranannya dengan penuh
keadilan serta kebijaksanaan.
5. Seimbang; Konsep utama ekonomi islam adalah keseimbangan. Segala prinsip
dalam industri keuangan islam memiliki tujuan memberi kesejahteraan kepada
masyarakat. Keseimbangan juga berkaitan dengan konsep keadilan (‘adl). Dalam
konteks bisnis, prinsip keseimbangan ini dapat pula dikaitkan dengan prinsip
seimbang, ketika berbicara tentang timbangan (al-mizan). Islam mengharuskan
penganutnya untuk berlaku adil dalam berbuat kebajikan bahkan berlaku adil
harus didahulukkan dari berbuat kebajikan dalam perniagaan atau perdagangan,
persyaratan adil yang paling mendasar adalah dalam menentukan mutu (kualitas)
dan ukuran (kuantitas) pada setiap takaran maupun timbangan
Etika bisnis Islam adalah merupakan hal yang penting dalam perjalanan
sebuah aktivitas bisnis profesional. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Syahata,
bahwa etika bisnis Islam mempunyai fungsi substansial yang membekali para
pelaku bisnis, beberapa hal sebagai berikut:18 a. Membangun kode etik islami
yang mengatur, mengembangkan dan menancapkan metode berbisnis dalam
kerangka ajaran agama. Kode etik ini juga menjadi simbol arahan agar
melindungi pelaku bisnis dari risiko.
Pandangan Islam terhadap perdagangan bebas adalah bukan perdagangan
yang sebebas-bebasnya, namun perdagangan yang mencoba mengoptimalkan
hubungan perdagangan dengan luar negeri di satu sisi dan melarang perdagangan
komoditas tertentu yang mengganggu kemaslahatan kaum muslimin di sisi lain.
Islam pun berpandangan bahwa asas perdagangan bebas bukan terletak di
komoditi, namun di pelakunya (pedagang) sehingga kalau pedagang tersebut
adalah musuh, maka Islam melarang mengadakan hubungan dagang dengannya.
Bagaimana pandangan Islam terhadap perdagangan bebas, Pandangan Islam
terhadap perdagangan bebas adalah bukan perdagangan yang sebebas-bebasnya,
namun perdagangan yang mencoba mengoptimalkan hubungan perdagangan

20
dengan luar negeri di satu sisi dan melarang perdagangan komoditas tertentu yang
mengganggu kemaslahatan kaum muslimin di sisi lain.
Teori kelas Maxisme bertumpu pada konsep bahwa sejarah dari warga
yang benar mencapai sekarang adalah sejarah perjuangan kelas. Dengan kata lain,
teori kelas berpraanggapan bahwa pelaku utama dalam warga adalah kelas-kelas
sosial.Misalnya saja keterasingan manusia adalah hasil penindasan suatu kelas
oleh kelas lainnya.Teori yang dikemukakan oleh Karl Marx ini bukanlah teori
yang eksplisit, melainkan suatu latar belakang uraian Marx tentang hukum
perkembangan sejarah, kapitalisme dan sosialisme.Dalam teori ini, Marx
membedakan warga sesuai mode produksi (teknologi dan pembagian kerja).Dari
masing-masing mode produksi tersebut lahir sistem kelas yang berbeda dimana
suatu kelas mengontrol sistem produksi (kelas pemilik modal) dan kelas lainnya
merupakan produsen langsung serta penyedia layanan untuk kelas dominan (kelas
buruh).Faktor ekonomi inilah yang hasilnya mengatur hubungan sosial pada
warga kapitalisme.
Kelas sosial Menurut Lenin, kelas sosial dianggap sebagai golongan sosial
dalam suatu tatanan warga yang ditentukan oleh letak tertentu dalam ronde
produksi. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Marx bahwa kelas berakar
dalam hubungan sosial produksi, bukan hubungan dalam distribusi dan konsumsi.
Menurut Marx, pelaku utama dalam perubahan sosial bukanlah individu, tetapi
kelas-kelas sosial. Dalam setiap warga terdapat kelas yang menguasai dan kelas
yang diduduki atau dengan kata lain terdapat kelas atas dan kelas bawah.Marx
membagi kelas sosial ke dalam tiga kelas, yakni kaum buruh, kaum pemilik
modal dan tuan tanah. Namun, dalam warga kapitalis, tuan tanah diisikan ke
dalam kaum pemilik modal.
Pemilik modal (borjuis) Kaum pemilik modal merupakan pemilik alat-alat
produksi, membeli dan mengeksploitasi tenaga kerja serta menggunakan nilai
surplus (nilai lebih) dari pekerja untuk mengakumulasi atau memperluas modal
mereka.

21
Buruh (proletariat) Kaum buruh merupakan tenaga kerja yang hanya
memiliki kemampuan untuk bekerja dengan tangan dan tipu daya mereka.Para
pekerja ini harus mencari penghasilan kepada para pemilik modal.
Dalam sistem kapitalis, kaum buruh dan pemilik modal memang saling
membutuhkan.Buruh hanya dapat bekerja jika pemilik modal membuka tempat
kerja. Pemilik modal membutuhkan buruh untuk mengerjakan aktivitas yang
dipekerjakan usahanya.Akan tetapi, ketergantungan ini tidak seimbang.Buruh
tidak dapat bekerja jika pemilik modal tidak memberikan lapangan pekerjaan,
tetapi pemilik modal masih bisa hidup tanpa buruh sebab ia bisa menjual
pabriknya kepada orang lain.Dapat diistilahkan bahwa kaum buruh adalah kelas
yang lemah, sedangkan kaum pemilik modal adalah kelas yang kuat.Pembagian
warga dalam kelas atas dan kelas bawah merupakan ciri khas warga
kapitalis.Hubungan antarkelas tersebut pada hakikatnya merupakan hubungan
eksploitasi.
Individu, keperluan kelas dan revolusi Pertentangan selang buruh dan
pemilik modal bukan dikarenakan para buruh iri atau para majikan egois,
melainkan sebab keperluan dua kelas itu secara objektif berlawanan satu sama
lain. Terdapat tiga unsur dalam teori kelas yang dikemukakan Karl Marx.
Pertama, akbarnya peran sisi struktural dibandingkan sisi kesadaran dan
moralitas.Pertentangan selang buruh dan pemilik modal bersifat objektif sebab
keperluan mereka ditentukan oleh letak masing-masing dalam ronde produksi.
Oleh sebab itu, seruan supaya masing-masing pihak bisa menyelesaikan konflik
secara musyawarah tidak bisa dimainkan.Kedua, keperluan kelas pemilik modal
dan buruh secara objektif sudah bertentangan.Hal ini menyebabkan masing-
masing pihak mengambil sikap yang berbeda terhadap perubahan sosial.Kaum
pemilik modal bersikap konservatif, sedangkan kaum buruh bersikap
revolusioner. Pemilik modal sebisa mungkin mempertahankan status quo,
sedangkan buruh mempunyai kepentingan untuk melakukan perubahan.Ketiga,
kemajuan dalam yang dibangun warga hanya bisa dicapai melalui revolusi.Kelas

22
bawah mempunyai kepentingan untuk melawan dan menggulingkan kelas
atas.Sebaliknya, kelas atas berusaha mempertahankan kekuasaanya.Oleh sebab
itu, perubahan sistem sosial hanya bisa dimainkan dengan perlintasan kekerasan,
melalui revolusi.
Negara kelas Menurut Marx, negara secara hakiki merupakan negara kelas
yang berarti negara secara langsung ataupun tidak langsung diduduki oleh kelas
yang menguasai segi ekonomi. Oleh sebab itu, negara bukanlah lembaga yang
mengatur warga tanpa pamrih, tetapi merupakan peralatan untuk kelas atas untuk
mengamankan kekuasaan mereka. Letak negara tidak netral, melainkan berpihak
pada kelas tertentu.Negara hanya berpura-pura bertindak atas nama kesejahteraan
rakyat, tetapi sebenarnya hanya siasat untuk mengelabui kelas pekerja.
Ideologi Ideologi adalah nasihat yang menjelaskan suatu keadaan,
terutama yang dibangun kekuasaan sehingga orang menganggapnya sah padahal
tidak sah.Pendekatan ideologis ini misalnya klaim negara bahwa ia mewujudkan
keperluan umum padahal ia meladeni keperluan kelas atas. Ideologi dalam faedah
yang sebenarnya bukan sarana yang digunakan kelas atas untuk menipu. Ideologi
benar-benar dipercayai seluruh warga dengan polos. Akan tetapi, agama,
moralitas dan berbagai nilai cara melakukan sesuatu budi dengan sendirinya
menguntungkan kelas atas.Hal ini dikarenakan sebab kelas atas yang menguasai
sarana produksi materil dan spiritual yang berarti hanya kelas atas yang dapat
meresmikan dan menyebarkan pikiran-pikiran mereka.

 Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu susunan dari unsur-unsur ekonomi yang
saling berhubungan dan bekerja sama sebagai satu kesatuan untuk
mencapai tujuan bersama, yaitu terpenuhinya kebutuhan yang bersifat
materi. Sistem ekonomi adalah untuk manusia. Isu pasar untuk komando,
sentralisasi dan desentralisasi, perencanaan atau tidak ada perencanaan

23
dan jenis perencanaan yang bagaimana, pengawasan dan jenis
pengawasan yang bagaimana, semua isu ini langsung ataupun tidak
langsung berisi pertanyaan dasar mengenai hubungan perorangan atau
kelompok pada satu pihak dengan kelompok yang lebih besar,
masyarakat dan negara dalam hal ini mereka merupakan sebagiannya,
pada pihak lain. Ada macam-macam tafsiran tentang sistem ekonomi atau
istilah ekuivalennya orde ekonomi. Definisi berikut sangat singkat sekali:
“Orde ekonomi merupakan organisasi kehidupan ekonomi seperti yang
berkembang dalam kerangka data yang ada”, definisi tersebut ditekankan
sistem atau orde ekonomi sebagai sebuah organisasi. Apabila kita
memandangnya sebagai sebuah entitas organisasi, terbukalah
kemungkinan-kemungkinan luas untuk meninjau sistem atau orde
ekonomi tersebut dari pelbagai sudut organisatorik. Organisasi-organisasi
dibentuk oleh manusia oleh karena mereka mengharapkan sejumlah
faedah/guna (utilities) daripadanya. Dari organisasi-organisasi, manusia
dapat mengharapkan guna atau faedah politik, sosial, religius, estetik,
ekonomik, dan sebagainya. Apabila kita memperhatikan definisi-definisi
tentang sistem ekonomi maka di antaranya dapat dikemukakan definisi
berikut dari: JOHN F. DUE : “... Economic sistem ... is the group of
economic institutions or regarded as a unit, the economic sistem the
organization through the operation of which the various resources, scarce,
relative to the need for them are utilized to satisfy the wants of man".
Definisi Theodore Morgan tentang sistem ekonomi jauh lebih lengkap.
Katanya: “... every economic sistem is part of a constellation of
economic, sosialand political institutions and ideas and can be understood
only as part of this whole". Dengan berpegang pada definisi Theodore
Morgan dapat kita mengisi skema berikut. Sistem ekonomi yang dikenal
di dunia adalah sistem ekonomi kapitalis/liberal, dan sosialis. Untuk
Indonesia sendiri dikenal juga adanya sistem ekonomi Pancasila, yang

24
dijalankan pada masa orde reformasi, namun demikian sistem ekonomi
Pancasila tersebut lebih condong ke arah kapitalistik dengan ideologi
liberal. Dewasa ini berkembang kembali yang dinamakan dengan sistem
ekonomi Islam, yang ditandai dengan menjamurnya usaha-usaha syariah.

Tujuan dari sistem ekonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan


masyarakat suatu negara. Adapun tugasnya adalah menjawab tiga
pertanyaan pokok dalam perekonomian, yaitu
a. What? Barang apa yang harus diproduksi?
b. How? Bagaimana cara memproduksinya?
c. For whom? Untuk siapa barang tersebut?
Sistem ekonomi negara-negara di dunia tidaklah sama. mereka
menerapkan sistem yang sesuai dengan situasi dan kondisi negaranya
masing-masing. Sistem ekonomi Indonesia pada masa Orde Lama, Orde
Baru, dan Orde Reformasi beserta permasalahannya.
Sistem ekonomi apa yang diterapkan di Indonesia, kapitalisme,
sosialis, atau gabungan dari kedua sistem tersebut. Dalam menjawab
pertanyaan ini, Dumairy (1996) menegaskan sebagai berikut: “Ditinjau
berdasarkan sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor
produksi, tak terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sistem ekonomi
kita adalah kapitalis. Sama halnya, tak pula cukup argumentasi untuk
mengatakan bahwa kita menganut sistem ekonomi sosialis. Indonesia
mengakui pemilikan individual atas faktor-faktor produksi, kecuali untuk
sumber daya-sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak,
dikuasai oleh negara. Hal ini diatur dengan tegas oleh Pasal 33 UUD
1945. Jadi, secara konstitusional, sistem ekonomi Indonesia bukan
kapitalisme dan bukan pula sosialis.
Berdasarkan penjelasan di atas maka jelas bahwa untuk memahami
sistem ekonomi apa yang diterapkan di Indonesia, paling tidak secara

25
konstitusional (mungkin dalam praktik sehari-harinya sangat berbeda),
perlu dipahami terlebih dahulu ideologi apa yang dianut oleh Indonesia.
Dalam kata lain, kehidupan perekonomian atau sistem ekonomi di
Indonesia tidak terlepas dari prinsip-prinsip dasar dari pembentukan
Republik Indonesia yang tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945.
Seperti yang dijelaskan oleh Sanusi (2000) berikut ini. “Sistem ekonomi
Indonesia yang termasuk sistem ekonomi campuran disesuaikan terutama
dengan UUD 1945 sebelum diamandemen tahun 2000, yakni sistem
ekonomi Pancasila ... dan ekonomi dengan menitikberatkan pada koperasi
terutama pada masa Orde Lama sebelum tahun 1996 dan hingga kini
masih berkembang .... Dan masa pemerintahan Indonesia Baru (1999)
setelah berjalannya masa reformasi muncul pula istilah ekonomi
kerakyatan. Tetapi ini pun belum banyak dikenal ..., karena hingga kini
yang masih banyak dikenal masyarakat adalah sistem ekonomi
campuran ... yakni sistem ekonomi Pancasila, di samping ekonomi yang
menitikberatkan kepada peran koperasi dalam perekonomian Indonesia”.

Hal tersebut diperjelas lagi dengan adanya bunyi dalam pertimbangan


Presiden Republik Indonesia dalam Undang-undang Penanaman modal
asing, yakni “bahwa Pancasila adalah landasan idiil dalam membina:
sistem ekonomi Indonesia dan yang senantiasa harus tercermin dalam
setiap kebijaksanaan ekonomi. Dari semua penjelasan tersebut maka
sudah jelas terjawab bahwa sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia
adalah sistem ekonomi Pancasila (kerakyatan). Namun demikian, pada
faktanya setelah penulis melihat beberapa literatur dan artikel bahwa
Indonesia selama ini menganut sistem-sistem ekonomi yang berbeda
dalam setiap orde pemerintahan. Hal tersebut dapat dilihat dalam Tabel
berikut.

26
BAB II
PENDAPAT MENGENAI ISI PEMBAHASAN
2.1 Pendapat Mengenai Pasar Bebas HAM
Mengenai pasar bebas seperti yang sudah dijelaskan bahwa Pasar bebas yaitu
sistem pertukaran ekonomi yang pajak, kendali mutu, kuota, tarif, serta bentuk
lain intervensi ekonomi terpusat oleh pemerintah bersifat minimal bahkan tidak
ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar bebas merupakan perdagangan
yang tidak diatur oleh otoritas yang memaksa seperti pemerintah. Pakar ekonomi
politik, Herry priyono mengatakan perdagangan bebas merupakan bentuk dari
fundalisme pasar yang mungkin bisa menghancurkan pelaksanaan hak asasi
manusia (HAM) pasar bebas mempunyai hubungan yang sangat kritis dengan
HAM, tetapi antara pasar bebas dengan HAM tidak terlalu memiliki kontradiksi.
fundamentalisme pasar adalah proyek atau agenda mengatur seluruh tata
kehidupan berdasarkan mekanisme pasar. Kebebsan dalam fundamentalisme
bukan lagi mnjadi hak asasi,tetapi menjadi persoalan, yang memiliki kebebasann
adalah yang mampu membeli. Pasar bebas jika dianggap sebgai instrument tidak
akan mengancam HAM, tetapi kalau dianggap sebagai kondisi permanen akan
mengancam HAM.
Jadi daei penjelasan diatas bisa kita berpendapat bahwa pasar bebas ialah
suatu frameworks atau konsep dalam ekonomi yang dimana prekonomiannya
diatur oleh piblik itu sendiri dan publik inilah disebut dengan pasar sehingga
lawan dari pasar bebas situ sendiri ialah kebijakan dalam prekonomin sebuah
pasar itu sendiri di tangani oleh pihak pemerintah. Prekonomian disini
maksudnnya ialah pertukaran sumber daya atau yang lebih dikenal dengan jual
beli yang dimana publik bebas dalam hal tersebut publik bebas baik menjual
ataupun membeli apa yang menjadi kebituhan dan keinginannya tanpa ada
batasan dari pihak pemerintah itu sendiri.
Dalam pasar bebas HAM harus adnya hubungan baik antara pemilik modal
(kaum tanah)

27
Dan buruh. Karna para pemilik modal membeli alat alat produksi dan
mengekploitasi tenaga kerja sedangkan para buruh merupakan tenaga kerja yang
hanya memiliki kemampuan bekerja dengan kemampan dan pemikiran yang
mereka punya maka dar hubungan diatas para buruh dan pemilik modal
harussaling menjaga Hak hak sesama manusia karna bagaimanapun kedua belah
pihak memang saling membutuhkan demi kelancaran suatu interaksi perniagaan
dalam pasar bebas HAM.

2.2 Pendapat Mengenai Utilitas Pasar Bebas


Diatas sudah dijelaskan mengenai definisi Utilitas adalah istilah ekonomi
yang berarti total kepuasan yang didapat dari kegiatan konsumsi atau pegguna
barang maupun jasa. Utilitas berasal dari bahasa inggris “ utility” yang berarti
manfaat . KBBI juga mendefinisikan utilitas sebagai kata benda yang berarti
berfaedah,berguna atau bermanfaat.
Menurut adam smith , pasar bebas sebagai suatu wadah untuk menampung
yang dihasilkan oleh setiap individu yang berpangkal pada paham kebebasan
yang dibserikan kepada pelaku-pelaku ekonomi untuk menjalankann kegiatan
ekonomi sesuai dengan keinginan mereka tanpa ada campur tangan pemerintah.
Jadi dapat diartikan bahwa utilitas pasar bebas ini ialah mengenai faedah atau
manfaat suatau Prekonomian dan yang lebih spesifiknya dalam pembahasan ini
ialah manfaat prekonomian mengenai pasar bebas dimana banyak sekali manfaat
yang dapat kita lihat dalam utilitas pasar bebas sesuai dengan yang sudah
dijelaskan diatas, Yakni salah satu contohnnya ialah perkembangan teknologi.
Selain manfaat ada juga kelemahan dari pasar bebas itu sendiri.
Maka dengan itu dengan adanya utilitas ini kita harusnya bisa memanfaatkan
pasar bebas itu dengan pandai pandai dalam mengelola perekonomian yg akan
kita ambil manfaat atau faedahnya. Kita terkadang banyak melewatkan peluang
peluang yang kita temui d isekitar karna ketidak tahuan tentang pentingnya
utilitas.

28
2.3 Pendapat Mengenai Teori Kelas dan Sistem Ekonomi
Menurut lenin kelas sosial di angap sebagai gologan sosial dalam suau
tatanan warga yang di tentukan oleh letak tertentu dalam ronde produksi. Hal
yang serupa juga juga di kemukakan oleh marx bahawa kelas berakar dalam
hubungan sosial produksi bukan hubungan dlam ditribusi dan konsumsi. Menurut
marx pelaku utama dalam perubahan sosial bukanlah individu tetapi keals kelas
sosial dlam setiap warga terdapat kelas yang menguasai dan kelas yang diduduki
atau denga kata lain ada kelas atas dan kelas bawah. Marx membagi kelas sosial
kedalam tiga kelas, yakni kaum buruh, kaum pemilik modal dan tuan rumah.
Dalam sistem kapialis, kaum buruh dan memang saling membutuhkan. Buruh
juga hanya dpat bekerja jika pemilik modal membuka tempat kerja
Pemilik modal membutuhkan buruh untuk mengerjakan aktivitas yang
dikerjakan usahanya. Akan tetapi, ketergantungan ini tidak seimbang, buruh tidak
dapat bekerja jika pemlik modal tidak membuka lapanga pekerjaan, tapi pemilik
modal masih bisa hidup tanpa buruh sebabia bisa menjual pabriknya kepada orang
lain. Dapat di istilahkan bahwa kaum buruh adalah kelas yang lemah dan pemilik
modal adalah kelas yang kuat. Pembagian warga dalam kelas atas dan kelas
bawah merupakan cirri khas warga kapitalis. Hubungan antarkelas tersebut pada
hakikatnya hubungan eksploitasi.
Pertentangan selang buruh dan pemilik modal bukan dkarenakan para buruh
iri atau para majikan egois melainkan sebab keperluan dua kelas itu secara
objektif berlawanan satu sama lain. Terdapat tiga unsur dalam teori kelas yang di
kemukakan marx. Pertama, akbarnya peran sisi structural dibandingkan sisi
kesadaran dan moralitas. Pertentangan selang buruh dan pemilik modal bersifat
objektif sebab keperluan mereka di tentukan oleh letak masing masing dalam
ronde produksi. Oleh sebab itu, seruan supaya masing masing pihak bisa
menyelesaikan konflik secara musyawarah tidak bisa di mainkan. Kedua,
keperluan kelas pemilik modal bersikap konservatif sedangkan kaum buruh

29
bersikap revolusioner. Pemilik modal sebisa mungkin mempertahankan status quo
sedangkan buruh mempunyai kepentingan untuk melakukan perubahan. Ketiga,
kemajuan dalam ruang yang dibangun warga hanya bisa di capai melalui revolusi.
Kelas bawah mempunyai kepentingan untuk melawan untuk melawan dan
menggulingkan kelas atas, sebaliknya kelas atas bisa mempertahankan
kekuasaanya. Oleh sebab itu perubahan sosial hanya bisa di mainkan dengan
perlintasan kekerasan, melalui revolusi.

30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasar bebas merupakan perdagangan yang tidak diatur oleh otoritas yang
memaksa seperti pemerintah. Kebebsan dalam fundamentalisme bukan lagi
mnjadi hak asasi,tetapi menjadi persoalan, yang memiliki kebebasann adalah yang
mampu membeli.
Utilitas adalah istilah ekonomi yang berarti total kepuasan yang didapat dari
kegiatan konsumsi atau pegguna barang maupun jasa. Adam Smith, menurut
beliau, apabila setiap individu diberikan kebebasan untuk betindak dipasar bebas,
maka tanpa disadari mereka juga akan menyumbangkan dan diarahkan kepada
kesejaheraan social oleh invisible hand. Adapun maksdunya, dalah kompetisi
pasar.
Menurut lenin kelas sosial di angap sebagai gologan sosial dalam suau tatanan
warga yang di tentukan oleh letak tertentu dalam ronde produksi. Hal yang serupa
juga juga di kemukakan oleh marx bahawa kelas berakar dalam hubungan sosial
produksi bukan hubungan dlam ditribusi dan konsumsi..

3.2 Saran
Kelas pekerja Negara Negara kapitalis maju yang menurut marx akan
menjadi revolusi proletariat justru sukses memerbaiki keadaan mereka dan
menjadi pendukung sistem ekonomi kapitalis. selain itu pandangan bahwa Negara
secara hakiki adalah Negara kelas namun belum tentu berlaku di Negara dengan
sistem demokrasi, Negara bukanlah Negara kelas.

31
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, A. Sonny. (1996).Pasar Bebas Dan Peran Keadilan Pemerintah.

Yogyakarta: kanisius

http://p2k.unkris.ac.id/id1/3065-2962/Teori-Kelas-Marxisme_128047_p2k-
unkris.html

Grossman, Gregory. (2004). Sistem Sistem Ekonomi.Kota Mataram: Bumi Aksara

https://books.google.com.my/books?
hl=id&lr=&id=NUgtEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=sistem+kelas+dan+sistem
+ekonomi&ots=fAUyg5uJQC&sig=DBwx20pxZPlCgDZm7JDuKQ3jC0o#v=onepag
e&q=sistem%20kelas%20dan%20sistem%20ekonomi&f=false

32

Anda mungkin juga menyukai