Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FILSAFAT EKONOMI ISLAM

Tentang : Mazhab Ekonomi Sosialisme

Dosen Pengampu:

Dr.Aidil Novia,MA

Disusun Oleh:

Kelompok 6

1.Aulia Latifah 2116010156

2.Ristu Hidayat 2116010059

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehdiran Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kelompok 6 ini yang berjudul
“Mazhab Ekonomi Sosialisme”. Tujuan dari pembentukan makalah ini ialah untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah “ Filsafat Ekonomi Islam”.

Kami juga menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini baik dari
penulisan maupun dari segi materinya.Maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembuatan makalah yang telah kami buat agar
dapat kami perbaiki menjadi makalah yang lebih baik untuk kedepannya lagi.

Harapan dari kami mengenai makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua yang membacanya.Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Padang,10 April 2023

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
A. Pengertian Sosialisme..........................................................................................5
B. Sejarah Perkembangan Sosialisme Dan Tokoh-Tokohnya...............................6
C. Pokok Pikiran Dari Sosialisme Ekonomi Islam...............................................10
BAB III...........................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................14
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya perdebatan manusia, maka berkembang pula


dengan nilai dalam masyarakat. Nilai yang dimaksud ialah sebuah ideologi
Sosialisme ( ekonomi ). Sosialisme merupakan sebuah ideologi politik dan
ekonomi yang bertLujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, setara,
dan berkeadilan sosial. Ideologi ini memiliki akar sejarah yang panjang dan
bermacam-macam bentuk dan pahamnya.
Salah satu cikal bakal pemikiran sosialisme adalah pemikiran para pemikir
sosial seperti Karl Marx, Friedrich Engels, dan Pierre-Joseph Proudhon. Marx dan
Engels menerbitkan Manifesto Komunis pada tahun 1848, yang menjadi
manifesto utama gerakan sosialisme dan komunis.
Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, gerakan sosialis tumbuh dan
berkembang di seluruh Eropa, dan memperoleh banyak pengikut di kalangan
buruh dan kelas pekerja. Dibanyak negara, partai sosialis dan komunis bahkan
menjadi partai politik yang signifikan. Namun, setelah perang Dunia II, pengaruh
gerakan sosialis dan komunis mulai menurun. Di banyak negara, neoliberalisme
dan globalisasi ekonomi menjadi arus utama yang memepengaruhi kebijakan
pemerintah. Meskipun demikian, beberapa negara seperti China, Kuba, dan Korea
Utara masih mempertahankan ideologi sosialisme dan komunis sebagai sistem
pemerintahan mereka hingga saat ini

B. Rumusan Masalah

a. Apa itu mazhab ekonomi islam sosialisme?


b. Bagaimana sejarah perkembangan sosialisme dan tokoh-tokohnya?
c. Apa saja pokok pikiran dari sosialisme?

4
BAB II

PENDAHULUAN
A. Pengertian Sosialisme

Sosialisme ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan


pada prinsip-prinsip islam dan memiliki tujuan untuk mewujudkan keadilan sosial
dan kesejahteraan umat manusia. Dalam sosialisme ekonomi islam, kepemilikan
dan pengelolaan sumber daya ekonomi dilakukan secara kolektif oleh
masyarakat, dengan tujuan untuk memperkecil kesenjangan sosial dan memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat. Sistem ekonomi sosialis mulai diutarakan oleh Karl
Marx dalam bukunya Das Kapital. Ini merupakan satu kritikan kepada sistem
ekonomi kapitalis yang dikatakan telah gagal mewujudkan sebuah sistem
ekonomi yang stabil.1
Menurut Karl Marx, manusia itu merupakan makhluk sosial maka dari itu
aktivitas ekonomi tidak boleh dikuasi oleh individu tapi harus dikelola bersama-
sama yang diatur oleh negara. Jadi marx ini memperkenalkan sosialisme sebagai
sistem ekonomi terpusat dimana pemerintah memegang peranan paling penting
atau dominan dalam pengaturan kegiatan ekonomi. Sistem ekonomi sosialis
merupakan kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis. Sosialisme merupakan sistem
ekonomi yang dimana segala kagiatan ekonominya diatur oleh pemerintah dan
perencanan terpusat dari pemerintah.
Pengertian sosialisme ini sangat benbanding balik dari kapitalisme,
dimana sistem perekonomiannya memberikan kebebasan secara penuh kepada
setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian. Sebagai contoh tanah,
sumber daya alam, dan perusahaan besar dapat dimiliki oleh negara atau
masyarakat secara bersama-sama, dengan keuntungan yang di hasilkan di
distribusikan secara adil kepada seluruh masyarakat.
Dalam sosialisme ekonomi islam, juga terdapat prinsip-prinsip keuangan
yang diterapkan seperti tidak diperbolehkan mengambil riba atau bunga, serta

1
Boy Syamsul Bakhari, “Sistem Ekonomi Islam dalam Perbandingan,” Agama dan Imu
Pengetahuan 8 (2011): 44.

5
diterapkan sistem zakat yang mendorong pengeluaran sosial. Hal ini bertujuan
untuk memastikan bahwa sistem ekonomi tersebut tidak hanya berfekus pada
pencapaian keuntungan semata, namun juga memperhatikan kesejahteraan sosial
dan keseimbangan dalam masyarakat. Namun perlu diketahui bahwa sesialisme
ekonomi islam bukanlah sistem sesialisme konvensional yang dikembangkan oleh
Karl Marx, karena sosialisme ekonomi islam tidak meniadakan hak- hak individu
dan kebebasan ekonomi. Selain itu, sosialisme ekonomi islam juga tidak melarang
kepemilikan pribadi atau usaha swasta, namun mengatur bahwa usaha-usaha tersebut
harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip islam dan harus memberikan manfaat
sosial yang besar bagi masyarakat.2

B. Sejarah Perkembangan Sosialisme Dan Tokoh-Tokohnya

Sosialisme ekonomi Islam merupakan sebuah ideologi yang


menggabungkan ajaran Islam dengan konsep sosialisme. Konsep ini berasal dari
gerakan sosialisme yang muncul di dunia Barat pada abad ke-19, yang
mengusulkan bahwa kekayaan dan sumber daya alam harus dikelola secara
kolektif oleh masyarakat.
Konsep sosialisme ekonomi Islam mulai muncul pada awal abad ke-20,
ketika para intelektual Muslim memperhatikan kesenjangan ekonomi dan sosial
yang terjadi di dunia Muslim. Salah satu tokoh awal dari gerakan ini adalah Jamal
al-Din al-Afghani, seorang pemikir Muslim dari Iran yang hidup pada abad ke-19.
Al-Afghani memperjuangkan kesetaraan sosial dan ekonomi antara masyarakat
Muslim, serta menyerukan kepada umat Islam untuk mengambil alih kendali atas
sumber daya alam yang ada di wilayah mereka.
Gerakan sosialisme ekonomi Islam semakin berkembang pada awal abad
ke-20, terutama setelah munculnya negara-negara Islam yang merdeka seperti Iran
dan Turki. Pada masa itu, banyak tokoh Muslim yang mencari alternatif untuk
sistem kapitalisme Barat yang dianggap tidak adil dan tidak sesuai dengan nilai-
nilai Islam.

2
Muhammad Tho’in, “Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis-Sosialis),” Ilmiah Ekonomi
Islam 1 (2015): 125.

6
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, sosialisme ekonomi Islam semakin
berkembang di negara-negara Muslim, terutama di Iran, Mesir, dan Pakistan. Di
Iran, gerakan ini diwakili oleh tokoh-tokoh seperti Ali Shariati dan Mehdi
Bazargan, yang menekankan pentingnya redistribusi kekayaan dan pembangunan
ekonomi yang berbasis pada nilai-nilai Islam.
Namun, gerakan sosialisme ekonomi Islam mengalami kemunduran pada
akhir 1970-an dan awal 1980-an, terutama setelah munculnya gerakan Islamisme
yang lebih radikal. Beberapa negara seperti Iran dan Sudan mencoba menerapkan
konsep ini secara praktis, tetapi hasilnya tidak selalu positif dan terkadang
berujung pada kegagalan.Meskipun demikian, konsep sosialisme ekonomi Islam
masih tetap diperdebatkan dan dipelajari oleh para intelektual Muslim.
Beberapa tokoh seperti Ali Shariati dan Muhammad Baqir al-Sadr masih
dianggap sebagai pelopor gerakan ini, dan ide-ide mereka terus dipelajari dan
dikembangkan oleh para pemikir Islam kontemporer. 3 Sosialisme adalah
pandangan hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu yang berhasrat untuk
menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil hasil produksi secara
merata. Sosialisme sebagai ideologi politik adalah dianggap sebagai suatu
keyakinan dan kepercayaan yang benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan
politik yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata
melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer, dan tanpa kekerasan.4
Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang
sosial, ekonomi dan politik akibat revolusi industri. Adanya kemiskinan,
kemelaratan, kebodohan kaum buruh, maka sosialisme berjuang untuk
mewujudkan kesejahteraan secara merata. Dalam perkembangan sosialisme,
terdiri dari berbagai macam bentuk seperti sosialisme utopia, sosialisme ilmiah
yang kemudian akan melahirkan berbagai aliran sesuai dengan nama pendirinya
atau kelompok masyarakat pengikutnya seperti Marxisme-Leninisme, Febianisme
dan Sosial Demokratis.5
3
Muhammad Kambali, “Relevansi Pemikiran Ekonomi Muhammad Baqir Ash-Sadr,” JES (Jurnal
Ekonomi Syariah) 3, no. 1 (2018): 49–58, https://doi.org/10.30736/jesa.v3i1.35.
4
M.Hum. Dr. Mohamad Zaenal Arifin Anis dan M.Hum. Mansyur, S.Pd., “Dinamika Dan
Perkembangan Pemikiran,” 2021, 5.
5
Ibid., 5–6.

7
Sosialisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada masyarakat
bangsa yang memiliki tradisi demokrasi yang kuat. Unsur-unsur pemikiran yang
ada dalam gerakan sosialis sebagimana tergambar di Inggris mencakup :
a. Agama
b. Idealisme Etis dan Estetis
c. Empiris Fabian
d. Liberalisme
Sosialisme yang ada disetiap negara memiliki ciri khas sesuai dengan
kondisi sejarahnya. Sumber sejarah berasal dari jejak atau kesaksian yang
ditinggalkan dalam peristiwa, kemudian ditafsirkan oleh sejarawan sehingga
dapat menceritakan realitas masa lalu. 6Dalam sosialisme tidak ada garis
sentralitas dan tidak bersifat internasonal.
Sosialisme di negara-negara berkembang mengandung banyak arti.
Sosialisme berarti cita-cita keadilan sosial; persaudaraan; kemanusiaan dan
perdamaian dunia yang berlandaskan hukum; dan komitmen pada
perencanaan. Sedangkan, di negara-negara Barat (lebih makmur) sosialisme
diartikan sebagai cara mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih
merata sedangkan di Negara berkembang sosialisme diartikan sebagai cara
mengindustrialisasikan Negara yang belum maju atau membangun suatu
perekonomian industri dengan maksud menaikkan tingkat ekonomi dan
pendidikan masyarakat. Sosialisme sebagai ideologi politik yang merupakan
keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan politik
yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata
melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa
kekerasan.7
Sosialisme ekonomi Islam adalah suatu konsep ekonomi yang
menggabungkan prinsip-prinsip sosialisme dengan nilai-nilai Islam dalam
konteks ekonomi. Beberapa tokoh yang dianggap berperan dalam
pengembangan sosialisme ekonomi Islam antara lain:
6
M. Z. A Anis, Sejarah Bukan Warisan Melainkan Pembelajaran., 2015.
7
Dr. Mohamad Zaenal Arifin Anis dan Mansyur, S.Pd., “Dinamika Dan Perkembangan
Pemikiran.”

8
1. Sayyid Abul Ala Maududi - Seorang pemikir Islam terkemuka yang
menjadi pendiri dan pemimpin gerakan Jamaat-e-Islami di Pakistan.
Maududi mengembangkan teori ekonomi Islam yang dijuluki sebagai
"ekonomi Islam terarah" (mudarabah), yang menggabungkan prinsip-
prinsip ekonomi Islam dengan ideologi sosialisme.
2. Dr. Ali Shariati - Seorang intelektual Iran yang terkenal dengan
pemikiran-pemikirannya tentang sosialisme Islam. Shariati
menggabungkan konsep Islam dengan prinsip-prinsip sosialisme dalam
karyanya, termasuk "Red Shi'ism vs. Black Shi'ism" dan "Hajj".
3. Muhammad Baqir al-Sadr - Seorang ekonom dan pemikir Islam
Syiah dari Irak, yang dianggap sebagai salah satu tokoh kunci dalam
pengembangan sosialisme ekonomi Islam. Ia menggabungkan prinsip-
prinsip ekonomi Islam dengan teori-teori ekonomi sosialis dalam
karyanya yang terkenal, "Iqtisaduna" (Ekonomi Kami).
4. Murtaza Mutahhari - Seorang pemikir Islam Iran yang
mengembangkan konsep "Sosialisme Islam" sebagai suatu sistem
ekonomi yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam dan sosialisme.
Mutahhari mengemukakan pandangannya dalam karyanya yang berjudul
"Manhajuna" (Metode Kami).
5. Sayyid Qutb - Seorang pemikir Islam Mesir yang dianggap sebagai
tokoh terkemuka dalam gerakan Ikhwanul Muslimin. Qutb
mengemukakan konsep "Sosialisme Islam" dalam karyanya yang
terkenal, "Fi Zilal al-Quran" (Dalam Bayangan Al-Quran), yang
menggabungkan prinsip-prinsip Islam dengan ideologi sosialisme.
6. Rached Ghannouchi - Seorang tokoh politik Tunisia yang
merupakan pendiri dan pemimpin partai politik Ennahda. Ghannouchi
mengembangkan konsep "Demokrasi Islam" yang menggabungkan
prinsip-prinsip Islam dengan nilai-nilai demokrasi dan sosialisme,
termasuk dalam bidang ekonomi.
7. Hasan al-Turabi - Seorang politikus Sudan yang merupakan pemikir
Islam terkemuka dan pendiri partai politik Sudan, Partai Kongres

9
Nasional. Al-Turabi menggabungkan prinsip-prinsip ekonomi Islam
dengan ideologi sosialisme dalam pandangannya tentang ekonomi.

C. Pokok Pikiran Dari Sosialisme Ekonomi Islam


Pemikiran awal sosialisme meletakkan unsur kemanusiaan pada posisi
paling tinggi, lebih tinggi dari alat produksi. Bila alat produksi menguasai
manusia, maka manusia akan kehilangan esensi kemanusiaannya. Ia akan
menjadi bagian dari alat produksi tersebut sehingga menjadikan kehidupan
manusia seperti mesin sebagai “kehidupan” alat produksi. Sampai akhirnya alat
produksi tersebut menjauhkan manusia untuk mengenal fungsinya sebagai
manusia. Karenanya, menurut karl marx, tidak ada tempat bagi kapitalisme di
dalam kehidupan. Upaya revolusioner harus dilakukan untuk menghancurkan
kapitalisme.Alat-alat produksi harus dikuasai oleh Negara guna melindungi
rakyat. Kritik mark atas kapitalisme diimplementasikan oleh Lenin dalan bentuk
dominasi peran institusi Negara dalam perekonomian.8
Sosialisme adalah sebuah sistem ekonomi dimana pemerintah atau gilde-
gilde pekerja memiliki serta mengelola semua alat-alat produksi. Dalam sistem
ekonomi sosialis, penggunaan alat-alat produksi secara kolektif biasanya
dilakukan oleh pemerintah9 atau biasanya dikenal dengan sentralisasi produksi,
yang berimbas pada pembatasan usaha individu, bahkan terkadang penghapusan
industri individu.
Carla menguraikan 5 ciri pokok dari sistem ekonomi sosialis:
1. Semua sumber ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh Negara atas nama
pemerintah.
2. Seluruh kegiatan ekonomi dan produksi harus diusahakan bersama.
3. Adanya penentuan jumlah dan jenis barang yang harus diproduksi oleh
Badan Perencana Pusat yang dibentuk oleh pemerintah.
4. Harga dan penyaluran barang ditentukan dan dikendalikan oleh
pemerintah.
8
Adiwarman Karim, Ekonomi Islam; Suatu Kajian Ekonomi Makro (Jakarta: IIIT Indonesia, 2002),
19.
9
Tatty Ariani Ramli, “Kepemilikan Pribadi Dalam Prespektif Islam, Kapitalis, Dan Sosialis dalam
Mimbar jurnal,” vol. XXI (Universitas Islam Bandung, 2005).

10
5. Semua warga negara masyarakat adalah karyawan yang wajib ikut
berproduksi sesuai kemampuan.10
Pemikiran ekonomi Islam sosialisme menggabungkan prinsip-prinsip
ekonomi Islam dengan nilai-nilai sosialisme dalam rangka mencapai tujuan
kesetaraan sosial, keadilan ekonomi, dan kesejahteraan bersama. Beberapa
pokok pemikiran ekonomi Islam sosialisme antara lain:
1. Kepemilikan Publik: Prinsip dasar dalam sosialisme ekonomi Islam adalah
kepemilikan publik atau kepemilikan bersama atas sumber daya alam dan
ekonomi, seperti tanah, air, dan energi, yang dikelola dan dimanfaatkan
untuk kepentingan bersama masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mencegah
monopoli dan konsentrasi kekayaan dalam tangan segelintir individu atau
kelompok, serta memastikan distribusi yang adil dan merata dari sumber
daya tersebut.
2. Keadilan Sosial: Prinsip keadilan sosial menjadi landasan dalam ekonomi
Islam sosialisme. Prinsip ini mengedepankan distribusi yang adil dan
merata dari kekayaan dan sumber daya ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar seluruh anggota masyarakat, termasuk masyarakat yang
lemah dan rentan. Konsep zakat (sumbangan wajib bagi umat Muslim
kepada fakir miskin) dan sadaqah (sumbangan sukarela untuk
kemaslahatan sosial) dalam ekonomi Islam juga dilihat sebagai instrumen
untuk mencapai keadilan sosial.
3. Partisipasi Aktif Masyarakat: Sosialisme ekonomi Islam mengedepankan
partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan ekonomi, baik
dalam perencanaan, pengelolaan, maupun pembagian hasil ekonomi.
Prinsip musyawarah dan syura (konsultasi) dalam ekonomi Islam dianggap
sebagai cara untuk mencapai kesepakatan bersama dalam mengelola
ekonomi, menghindari otoritarianisme ekonomi, dan mengupayakan
partisipasi yang luas dari berbagai lapisan masyarakat.
4. Perlindungan Hak Asasi Manusia: Ekonomi Islam sosialisme mengakui
hak asasi manusia dalam ekonomi, termasuk hak atas pekerjaan yang

10
Ibid., 12.

11
layak, hak atas pangan, pakaian, dan perumahan yang layak, serta akses ke
pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Prinsip ini bertujuan untuk
menjaga kesejahteraan dan martabat manusia dalam ekonomi, serta
melibatkan tindakan afirmatif untuk melindungi masyarakat yang kurang
beruntung.
5. Pembangunan Berkelanjutan: Prinsip pembangunan berkelanjutan menjadi
pertimbangan penting dalam ekonomi Islam sosialisme. Pengelolaan
sumber daya alam dan ekonomi harus dilakukan secara berkelanjutan
untuk memastikan ketersediaan dan keberlanjutan bagi generasi sekarang
dan masa depan. Konsep hifz al-mal (perlindungan harta) dan tazkiyah al-
ardh (pelestarian lingkungan) dalam ekonomi Islam dianggap sebagai
pedoman untuk pembang.
Pada sudut lain, sosialisme memaknai kesejahteraan sebagai suatu keadaan
yang membahagiakan masyarakat secara kolektif sehingga sosialisme
memandang perlunya penghapusan kelas dalam masyarakat melalui
penghapusan hak milik pribadi sehingga setiap individu hanya melakukan
kegiatan ekonomi seperti yang sudah direncanakan oleh kepemimpinan sosial
melalui kekuasan yang diharapkan mewakili kepentingan masyarakat.11
Sebagai sebuah antitesis terhadap sistem ekonomi kapitalis, tentunya teori-
teori dan doktrin-doktrin yang dibangunnya (sosialisme) ditujukan sebagai
counter terhadap konsep perekonomian kapitalis, di mana basis realitasnya
adalah produksi industri dan struktur atasnya adalah sistem kepemilikian pribadi.
Marx justeru mengembangkan ajaran yang sebaliknya, distribusi kekayaan
secara merata dan menghapuskan hak-hak kepemilikan pribadi, dan
menggantinya dengan hak-hak kepemilikan pemerintah, serta pengawasan atas
industri dan kehidupan perekonomian masyarakat secara keseluruhan. Di dalam
sistem perekonomian sosialis berlaku azas “kolektivisme, otoritas bahkan
totaliter”, yaitu pada dasarnya semua kekayaan adalah milik pemerintah, dan
tidak diizinkan munculnya oposisi politik. Dan seluruh dimensi kehidupan
11
Mohammad Ghozali, “Ekonomi Syariah Dalam Hegemoni Faham Kapitalisme Dan Sosialisme;
Sebuah Solusi Pola Hidup Muslim,” Ijtihad : Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam 13, no. 1 (2019):
107, https://doi.org/10.21111/ijtihad.v13i1.3234.

12
masyarakat baik ekonomi, pendidikan, agama dan keluarga berada di bawah
kontrol pemerintah yang berkuasa. Tindakan semacam ini sama dengan
membatasi aktifitas manusia, mengabaikan jerih payahnya, dan menganggap
rendah hasil kerjanya.
Meskipun tujuan dari ajaran pokok yang telah dikembangkan sistem
ekonomi sosialis adalah mendistribusikan kekayaan secara merata dalam rangka
menghapuskan beraneka macam kelas di dalam sosial kemasyarakatan, akan
tetapi di dalam prakteknya mereka justeru terjebak pada pertikaian antar kelas
(kelas buruh dengan kelas borjuis atau kelompok bermodal), karena sosialisme
selalu mengobarkan api kebencian di antara kelas-kelas di dalam masyarakat,
terutama pada kelas buruh dan petani seraya menegaskan bahwa eliminasi kelas
borjuis merupakan keharusan sejarah. Selain itu, di dalam sistem sosialisme ini
setiap posisi di dalam industri tunduk pada percekcokan dan pengaruh
kehidupan politik birokratis, seperti yang disinyalirkan oleh Oskar Lange, bahwa
bahaya sosialisme yang sesungguhnya adalah birokratisasi kehidupan ekonomi.12

12
M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam (Yogyakarta: Dana Bakti Wakat, 1993),
321.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mazhab ekonomi sosialisme merupakan suatu aliran pemikiran yang
mengusung ide-ide sosialisme dalam konteks ekonomi. Mazhab ini
mengedepankan kepemilikan publik atau kepemilikan bersama atas sumber daya
ekonomi, keadilan sosial, partisipasi aktif masyarakat, perlindungan hak asasi
manusia, serta pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks Islam, sosialisme
ekonomi Islam menggabungkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dengan nilai-nilai
sosialisme, seperti distribusi yang adil, partisipasi masyarakat, dan perlindungan
hak-hak sosial.
Dalam sosialisme ekonomi, kepemilikan sumber daya ekonomi
dimaksudkan untuk dimiliki secara bersama oleh masyarakat, bukan oleh
individu atau kelompok tertentu, dengan tujuan untuk menghindari monopoli
dan konsentrasi kekayaan yang tidak sehat. Prinsip keadilan sosial menjadi
landasan dalam ekonomi sosialisme, yang mengutamakan distribusi yang adil
dan merata dari kekayaan dan sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar seluruh anggota masyarakat. Partisipasi aktif masyarakat dalam
pengambilan keputusan ekonomi dianggap penting dalam sosialisme ekonomi,
untuk memastikan keterlibatan yang luas dari berbagai lapisan masyarakat dalam
mengelola ekonomi.
Perlindungan hak asasi manusia juga menjadi prinsip penting dalam
ekonomi sosialisme, yang mengakui hak-hak dasar manusia dalam konteks
ekonomi, seperti hak atas pekerjaan yang layak, akses ke pangan, pakaian,
perumahan, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Selain itu,
pembangunan berkelanjutan menjadi pertimbangan penting dalam sosialisme
ekonomi, dengan memastikan pengelolaan sumber daya ekonomi dan alam yang
berkelanjutan, untuk menjaga keberlanjutan bagi generasi sekarang dan masa
depan.
Dalam konteks Islam, sosialisme ekonomi Islam menggabungkan prinsip-
prinsip ekonomi Islam, seperti kepemilikan publik, distribusi yang adil,

14
partisipasi masyarakat, perlindungan hak-hak sosial, dan pembangunan
berkelanjutan, dengan nilai-nilai sosialisme. Hal ini dianggap sebagai
pendekatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam, yang
mengedepankan nilai-nilai keadilan, kesejahteraan bersama, dan keberlanjutan
dalam rangka mencapai tujuan sosialisme ekonomi.
Namun, perlu diingat bahwa pemahaman dan implementasi sosialisme
ekonomi dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial, politik, dan ekonomi
suatu negara atau masyarakat. Selain itu, juga perlu memperhatikan tantangan
dan kritik yang mungkin muncul terhadap konsep dan implementasi sosialisme
ekonomi, termasuk isu efisiensi ekonomi, keterbatasan sumber daya,
pengambilan keputusan yang kompleks, serta isu.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui
kritikan dan masukan yang bermanfaan dari pembaca sekalian. Semoga makalah
yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua aamiin ya rabbal
alamin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman Karim. Ekonomi Islam; Suatu Kajian Ekonomi Makro. Jakarta: IIIT
Indonesia, 2002.

Anis, M. Z. A. Sejarah Bukan Warisan Melainkan Pembelajaran., 2015.

Boy Syamsul Bakhari. “Sistem Ekonomi Islam dalam Perbandingan.”


Agama dan Imu Pengetahuan 8 (2011).

Dr. Mohamad Zaenal Arifin Anis, M.Hum., dan M.Hum. Mansyur, S.Pd.
“Dinamika Dan Perkembangan Pemikiran,” 2021.

Ghozali, Mohammad. “Ekonomi Syariah Dalam Hegemoni Faham


Kapitalisme Dan Sosialisme; Sebuah Solusi Pola Hidup Muslim.”
Ijtihad : Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam 13, no. 1 (2019): 107.
https://doi.org/10.21111/ijtihad.v13i1.3234.

Kambali, Muhammad. “Relevansi Pemikiran Ekonomi Muhammad Baqir


Ash-Sadr.” JES (Jurnal Ekonomi Syariah) 3, no. 1 (2018): 49–58.
https://doi.org/10.30736/jesa.v3i1.35.

M. Abdul Mannan. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana


Bakti Wakat, 1993.

Muhammad Tho’in. “Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis-


Sosialis).” Ilmiah Ekonomi Islam 1 (2015).

Tatty Ariani Ramli. “Kepemilikan Pribadi Dalam Prespektif Islam, Kapitalis,


Dan Sosialis dalam Mimbar jurnal,” Vol. XXI. Universitas Islam
Bandung, 2005.

16

Anda mungkin juga menyukai