Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FUNGSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodologi Studi Islam

Dosen Pengampuh:
Bapak.Dr. Muhibuddin, S.Ag.,M.Si

Disusun Oleh

Aprilia Salsadila S. Rasjid 224042017

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2023
A. Definisi Islam Jalan Tengah
Islam sebagai jalan tengah adalah konsep yang menekankan pada keseimbangan
dan moderasi dalam kehidupan umat islam. Konsep ini menegaskan bahwa umat islam
harus berada ditengah-tengah, tidak berlebihan kearah ekstrem kanan (moderat) atau
kearah ekstrem kiri (liberal). Konsep ini juga menekankan pada keadilan, keseimbangan,
toleransi, musyawarah, melakukan kerja-kerja kebaikan, menjadi pelopor, dan membela
negeri. Konsep jalan tengah ssuai dengan pancasila dan dapat menjadi resep untuk
mewujudkan kerukunan antar umat beragama diIndonesia. Konsep ini juga menekankan
pentingnya menjaga toleransi dan menerima kemajemukan, namun bukan berarti
meninggalkan prisnip-prinsip keislaman dan keimanan. Konsep islam jalan tengah juga
menekankan pada pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan
akhirat. Konsep ini juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara
pandangan umat islam tentang kehidupan dunia ini, tidak mengingkari, dan menilainya
maya, tetapi tidak juga perpandangan bahwa kehidupannnya adalah segalanya.

B. Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah

Ekonomi islam menurut Manan (1992) adaalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari ulmu ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam. Pengertian islam
yang dikemukakan oleh Halidai,Islam merupakan kumpulan dasar-dasar umum yang
disimpulkan dari al’quran dan sunnah yang ada hubungannya dengan permasalahan
ekonomi.

Beberapa tahun terakhir, tidak hanya diindonesia bahkan dunia dikejutkan dengan
berbagai demostrasi yang marak terjadi dinegara-negara Eropa. Dan yang menjadi
menarik adalah, gejolak demo terseebut terjadi dinegara yang menerapkan sistem
kapitalis, Kaum pekerja mempertanyakan moralitas para kapitalis dalam krisis ekonomi
yang sedang melanda eropa.

Oleh karenanya membangun konsep ekonomi jalan tengah akan menjadi jalan
keluar yang perlu dikonsepkan terlebih dahulu, yaitu melalui konsep saistem ekonomi
islam yang diharapkan dapat mengambil kelebihan dari kedua sistem tersebut,. Seta
meniadakan kelemahan-kelemahan dari keduannya:
1. konomi Jalan Tengah
Sistem ekonomi jalan tengah merupakan gabungan dari dua bentuk sistem
ekonomi sebelumnya, yaitu sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme. Usaha penyatuan
ini dilakukan untuk mengambil sisi yang positif dan dinamis dari keduannya. Sistem ini
hendak dibangun dengan usaha untuk meninggalkan unsur-unsur lemah dari dua bentuk
sistem ekonomi politik tersebut.
Menurut Prakasa (2011), pertentanagan sejarah yang keras dan bahkan tidak
harmonis dari kapitalisme dan sosialisme telah menstimulasi pemikir-pemikir untuk
mencari bangun ekonomi dengan ciri dasar, yang merupakan gabungan unsur-unsur
terbaik dari leduannya. Sebenarnya sistem ekonomi ini dapat saja menghilangkan
konotasi perpaduan antar dua sistem ekonomi diatas karenasistem ekonomi jalan tengah
dpat signifikan dalam khasnya tersendiri.

a. Tantangan Sistem Ekonomi


Sampai saat ini yang seharusnya sistem ekonomi islam lebih identik dengan
pemerataan kesejahteraan dan keadilan, namun kenyataannya justru berkebalikan.
Ekonomi Islam dihadapkan pada dua hal yang menjadi pekerjaan rumahyang sangat
besar yaitu “kemiskinan dan kebodohan”.
Kemiskinan menjadi tantangan yang sangat berat bagi setiap negara dalam
melakukan penyelesaiannya. Karena hampir setiap negara menjadikan program
pengentasan kemiskinan menjadi program utama dalam kegiatan ekonomi. Termasuk
islam sendiri menganjurkan agar menghindarkan diri dari kemiskinan sebagaimana sabda
Rasulullah SAW sebagai berikut : “ Hampir-hampir saja kefakiran akan menjadi
kekufuran dan hampir saja hasat menddahului takdir”.
Kenyataan permasalahan selain kemiskinan adalah kebodohan, adahal masyarakat
akan sejahtera terhindar dari kemiskinan, Logika seharusnya masyarakatnya cerdas.
Dengan kata lain kebodohan sejalan dengan kemiskinan. Sehingga kebodohan ini sebagai
sumber daya yang berupa sumber daya manusia yang harus diatasi terlebih dahulu, agar
nantinya masalah kemiskinan juga dapat terselesaikan.
b. Politik dan Ekonomi
Setiap negara dalam bentuk apapun yang berdaulat dan memiliki pemerintahan
dalam upayanya untuk mensejahterakan rakyat dan masyarakat harus mempunyai suatu
identitas kebangsaan. Dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pemerataan umumnya
dilakukan melalui upaya-upaya atau usaha-usaha peningkatan pertumbuhan ekonomi
sedangkan upaya untuk menjamin dalam terpeliharanya identitas bangsa dan negara
umumnya dilakukan melalui berbagai kegiatan dan tahapan proses pembangunan yang
berkelanjutan.
Dalam permasalahan hubungan ini, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dan
negara merupakan upaya peningkatan kegiatan ekonomi dalam berbagai suatu sistem
ekonomi trtentu, sedangkan pembangunan ekonomi merupakan upaya pengembangan
sistem ekonomi itu tersendiri. Tanpa adanya kesepakatan tentang sistem ekonomi yang
dianut maka dapat lebih terbuka kemungkinan terjadinya perselihan pendapat menegnai
kebijakan ekonomi yang patut ditempuh dalam mengatasi berbagai persoalan-persoalan
ekonomi mendasar yang dihadapi suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu, dalam hal
ini suatu kebijakan politik dan sistem ekonomi merupakan dua bagian yang tidak
mungkin dapat dipisahkan anatar satu sama lain. Karena suatu tindakan maupun suatu
kebujakan politik dalam perkacahan negara dan suatu bangsa sangat menentukan arah
dan tindak lanjut dari sistem perekonomian yang dianut tersenut, sehingga selalu seiring
dan seirama dalam pelaksanaan atau aplikasinya.

C. Islam Jalan Tengah

Era globalisasi dengan sistem pasar bebas menjadikan setiap roda perekonomian
dikelola dengan prinsip ekonomi yang rasional dan tidak manusiawi. Dengan alasan
efektif, efisiensi, dan produktivitas, pasar bebas mengabaikan pernikahan pada pelaku
ekonomi lemah. Prinsip-prinsip tersebut hanya bermuara pada pengabdian kepada
keuntungan belaka. Siapa yang kuat itu yang menang, menjadi slogan dari pasar bebas.
Disaat itulah perdagangan bebas berhadapan-hadapan dengan nilai-nilai kemanusian dan
keberpihakan.
Selama ini seakan tidak ada pilihan lagi bagi perkembangan ekonomi dunia. Saat
ini sistem perekonomian bangsa berkutat pada perdebatan dua model
pendekatan.Pertama, pendekatan kapitalis yang memandang modal financial sebagai
factor utama dalam pertumbuhan ekonomi. Kedua, pendekatan manusia, yang
memandang sumber daya manusia yang menjadi factor utama dalam pembangunan
ekonomi. Kedua pendekatan itu telah dilakukan. Yang perama oleh negara-negara liberal
–kapitalis dieropa, sedangkan pendekatan kedua dilakukan oleh negara-negara sosialis.

Pendekatan-pendekatan tadi memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan


pendekatan prtama yang bertolak dari kepemilikan modal menjadikan perekonomian
suatu negara bisa berkembang cepat dengan pertumbuhan yang tinggi. Sekalipun
demikian, pendekatan kapitalis tersebut menimbulkan dampak negaif antara lain :
Pertama, karena terjadinya eksplotasi marginalisasi tenaga kerja yang menciptakan
pengganguran dan kemiskinan. Kedua, Seringmenimbulkan kelebihan produksi dan
jatuhnya harga barang-barang. Ketiga, Terjadi siklus bisnis yang berulangh-ulang.
Keempat, terjadinya eksploitasi danmonopoli oleh yang kuat kepada yang lemah dan
kerusakan lingkungan hidup serta terancamnya kelestarian sumber daya alam. Sistem
kapitalia-Liberal juga menimbulkan krisis finansial global dan resesi perekonomian
dunia, seperti yang akhir-akhir ini terjadi.

Penerimaan negara kemudian menimbulkan akumulasi kapital sebagai sumber


investasi negara, yang kemudian dipakai untuk membiayai pemerintah sipil maupun
militer. Seakan perkembangan ekonomi telah berhenti pada dua pendekatan ini. Sehingga
Anthony Giddens dalam teori Hagemony menyebutkan perlunya jalan ketiga “th mid
way” sebagai jalan alternatif diluar kebuntuan kedua pendekatan diatas.

Maka dalam wacana ini islam diletakan dalam bingkai jalan tengah dari kedua
pendekatan ini. Gagasan Anthony Gidden tersebut sangat masuk akal mengingat secara
faktual jalan pendekatan diatas yaitu kapitalis dan sosialis. Namun, Gidden tidak merinci
secara tegas jalan ketiga itu sebagai sebuah paradigma yang utuh. Beberapa eksperimen
lokal yang mencoba keluar dari hegemoni dua pendekatan tersebut sudah dapat dikatakan
sebagai model pendekatan ketiga.
Dalam perspektif tersebut islam sebagai sebuah sistem dapat dikategorikan
sebagai kekuatan ketiga yang diharapkan dapat membawa angin segar perubahan. Namun
terdapat kendala dimana saat ini Phobia terhadap islam dikalangan barat nasih menjadi
kendala besar bagi sistem islam untuk tumbuh berkembang secara alami sebagai
paradigma ekonomi jalan ketiga.

Diindonesia sendiri dira penjajahan (tahun 1940-an) phobia terhadap islam


benihnya sudah ditanam oleh Bangsa Belanda. Ide-ide atau gagasan besar yang
membawa sistem islam khususnya dalama bidang ekonomi bagi kaum intelektual saat itu
kurang begitu diminati karena Sterotip-sterotip negatif yang diarahkan secara membabi
buta pada islam. Selanjutnya Antony Giddens dalam teori Hegemoninya menyebutkan
koperasi sebgai “Then Mid Way” atau “ Jalan Tengah” untuk melawan dan menandingi
atau paling tidak sebagai penyeimbang dalam menghadapi hegemoni ekonomi
kapitalistik

Dalam realitanya, perkembangan lahirnya koperasi dilandasi sebagai sebuah


bentuk perlawanan hegemoni kekuatan kapitalistik dan imperialisme penjajahan belanda
kepada bangsa indonesia. Meskipun mayoritas penggangas koperasi adalah kaum
muslimintelektual saat itu namun praktiknya nilai-nilai islam tidak muncul secara
eksplisit dalam pengerakan koperasi tersebut.

D. Islam dan Ekonomi


Ilmu ekonomi islam sebagai sebuah studi ilmu pengetahuan medern baru muncul
pada tahun 1970-an, Namun sesungguhnya awal pemikiran islam telah muncul sejak
islam itu diwahyukan melalui Nabi Muhammad SAW. Dalam catatan sejarah islam, Nabi
Muhammad mengawali praktik pembangunan ekonomi dikota Madinah mulai
meletakkan dasar-dasar ekonomi yang mengacu pada nilai-nilai islam terutama aqidah
dan prinsip Tauhid.
Hal ini dapat dilihat dari saat Rasulullah membangun ekonomi Madinah, beliau
menerapkan prinsip keadilan dan kesejahteraan agar terjadi redistribusi aset ekonomi
diantara warga secara merata proporsional. Seperti diketahui dalam sejarah bahwa setelah
hijrah kaum muhajirin yang merupakan salah satu pilar komunitas pembangun
masyarakat Madinah secara ekonomi sangat marjinal. Hal ini bisa dipahami karena kaum
Muhajirin telah meninggalkan seluruh harta benda dan aset-aset ekonomi lainnya dikota
Mekah. Maka pada saat itu persoalan pertama dalam ekonomi yang dihadapi Rasulullah
adalah ketimpangan ekonomi sosial antara kaum muhajirin (pendatang) dengan penduduk
kota madinah. Maka kalau dirunut dalam proses kesejahteraan konsep ekonomi pertama
yang akan ditegakkan oleh Rasulullah pada saat membangun kota Madinah adalah re-
distribusi kekayaan, sehingga tidak terjadi ketimpangan ekonomi diantara elemen
masyarakat penyangga kota madinah.
Strategi tesebut dilakukan Rasulullah dengan mempersaudarakan antara kaum
muhajirin dengan kaum Anshor. Piagam Madinah sebagai tonggak civil society dalam
sejarah islam sesungguhnya merupakan kebijakan yang dalam perspektif ekonomi agar
redistribusi roda perekonomian dikota Madinah berjalan “ jangan sampai kekayaan hanya
beredar dikalangan orang-orang kaya saja diantara kamu.”(QS.59:7). Seperti diketahui
bahwa selain kaum Muhajirin dan kaum Anshor diMadinah juga bermukim masyarakat
dari suku bangsa lain semisal kaum Yahudi. Rasulullah mendorong agar semua
komponen masyarakat melakukan kerjasama ekonomi sehingga perekonomian terus
berputar.
Konsep perdangan dengan sistem Mudharobah (profit and loss sharing) sudah
diperkenalkan Rasulullah pada masa ini. Kelak kemudian hari para pemikir ekonomi
islam modern melandaskan pemikirannya pada sistem mudharabah sebagai antitesa dari
sistem ekonomi konvesional. Pengaruh pribadi Rasulullah sebagai seorang saudagar
tentunya turut andil dalam mempengaruhi gaya beliau dalam mengkonsep sebuah sistem
ekonomi yang adil dikota madinah. Maka dapat dikatakan bahwa sesungguhnya islam
dan ekonomi sudah merupaka bagian yang tak terpisahkan sejak awal lahirnya islam.

E. Islam Agama Moderat (Jalan Tengah)


Umat islam adalah Ummatan Wasathan, Kata wsth berarti tengah, pertengahan,
moderat, jalan tengah, seimbang antara dua kutub atau dua ekstrim(kana dan kiri).
Ummatan Washatan adalah umat yang bersikap, berpikir, dan berperilaku moderasi, adil
dan proporsional antara kepentingan material dan spiritual, ketuhanan dan kemanusiaan,
masa lalu dan masa depan, akal dan wahyu, individu dan kelompok, realisme dan
idialisme, dan orientasi duniawi dan ukhrawi.
Umat yang mengambil jalan tengah berarti tidak kikir dan tidak boros, tidak
berlebihan sekaligus tidak kekurangan. Semuanya dilakukan secara seimbang,
proporsional, dan adil, tidak berat sebelah, dan tidak zhalim.
Menurut Ibn Taimiyah, Islam itu agama moderat, jalan tengah. Umat islam berada
ditengah-tengah dikalangan para Nabi dan Rasul, serta orang-orang shalih, tidak berlebih-
lebihan. Seperti orang nasrani , “yang mereka jadikan orang-orang alim dan rahib-rahib
mereka sebagai tuhan selain Allah, dan mereka juga mempertuhankan Isa bin Maryam ;
padahal mereka hanya disuruh menyembah tuhan yang maha Esa, tidak ada tuhan selain
dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.” ( QS.At-Taubah/9:31)
Umat islam juga umat pertengahan dari berbagai syari’at yang ada. Islam tidak
mengharamkan yang halal, dan tidak menghalalkan yang haram, sepeti yang sering
dilakukan orang-orang Yahudi. Islam menganjurkan umatnya untuk menikah atau
berkeluarga, sementara bagi para pendeta hal ini justru tidak diperbolehkan. Islam
memerintahkan umatnya untuk sami’na wa atha’na kepada Nabi-Nya, tetapi orang-orang
yahudi justru membantah dan membunuh sebagian nabi mereka.
Ummatan Wasathan merupakan prototipe umat yang memiliki dan memegang
teguh prindis. Pertama, Prinsip tidak melampaui batas (ghuluww), baik dalam bersikap,
bertutur kata, berbuat, termasukberibadah. Dalam hal ini Allah berfirman: “ katakanlah,
hai Ali kitab janganlah kamu belebih-lebihkan (melampaui batas) dengan cara tidak
benar dalam beragama. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang
telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad SAW ) dan mereka telah
menyesatkan kebanykan manusia, dan mreka tersesat dari jalan yang benar.” (QS. Al-
Ma’idah/5:77).
Kedua, prinsip selalu beraa dalam Shirath al-Mustaqim (jalan yang lurus dan
benar). Artinya, ummatan wasathan dituntut untuk selalu berada dalam petunjuk jalan
lurus dan benar (islam) dengan senantiasa menaati syari’atnya, mengikuti Al-Quran dan
as-Sunnah. Selain itu, Mekkah tempat lahirnya islam, terbukti berada ditengah,titik
tengah bumi. Islam itu bukan agama liberal, bukan juga sekuler, dan tidak juga ekstrim.
Islam adalah jalan tengah, umat terbaik, berada diantara Yahudi dan Nasrani
(yang berada disebelah utara Mekkah), tidak juga sekuler liberal (barat), dan tidak seperti
Hindu dan Budha (selatann, India), dan tidak seperti Konghucu dan Shinto (timur). Jadi,
ummatan wasathan adalah khaira ummah, umat terbaik yang selalu menyerukan kebaikan
dan melarang kemunkaran, dan selalu menjadikan hidupnya penuh keseimbangan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat, sekaligus menjadikan Islam sebagai rahmatan lil’alamin
Wallahu a’lam bish-shawab.
F. Prinsip-prinsip dasar Islam Jalan Tengah
Prinsip-prinsip dasar dari islam jalan tengah adalah sebagai beikut :
1. Keseimbangan dan moderasi dalam kehidupanumat islam
2. Tidak berlebihan kearah ekstrem kanan (moderat) atau kearah ekstrem kirir (liberal)
3. Keadilan, Keseimbangan, toleransi, Musyawarah, melakukan kerja-kerja kebaikan,
menjadi pelopor, dan membla negeri.
4. Menjaga toleransi danm meminta kemajemukan, namun bukan berarti meninggalkan
prinsip-prinsip keislaman dan keimanan.
5. Menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat.
6. Menjaga harmonis antara kehidupan dunia dan akhirat, serta menjaga keseimbangan
antara pandanganumat islam tentang kehidupan dunia ini, tidak mengingkari dan
menilainya maya, tetapi tidak juga perpandangan bahwa kehidupannya adalah
segalanya.

G. Jalan Tengah Islam diImplementasikan diIndonesia


Indonesia telah mempromosikan konsep “islam jalan tengah” atau jalan tengah
islam untuk diadopsi oleh negara lain. Negara ini telah memprihatikkan konsep ini dang
menganggapnya sebagai solusi terhadap permasalahan sosial. Penerapan jalan tengah
islam diindonesia sebagian besar tidak lepas dari peran-peran organisasi seperti
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi-organisasi ini telah memainkan
peran penting dalam mempromosikan jalan tengah islam melalui kontribusinya terhadap
perkembangan sejarah dan budaya indonesia. Mereka juga berperan penting dalam
mendorong demokrasi di Indonesia melalui partisipasi mereka dalam proses demokrasi.
Konsep islam jalan tengah menekankan keseimbangan, toleransi, dan kompromi dalam
menyelesaikan masalah.
Hal ini bukan hanya tentang bersikap moderat tetapi juga tentang bersikap adil,
akomodatif, dan mengakui keberagaman. Penerapan islam jalan tengah di Indonesia
berhasil karena konteks budaya dan sejarah negara tersebut yang berbeda dengan Timur
Tengah. Ideologi pancasila dan semboyan nasioanl Bhineka Tunggal Ika dipandang
sebagai manifestasi jalan tengah islam. Secara keseluruhan, penerapan jalan tengah islam
di Indonesia berhasil berkat peran organisasi-organisasi seperti Muhammadiyah dan NU,
yang mempromosikan konsep tersebut melalui kontribusi mereka terhadap perkembangan
sejarah dan budaya negara.

H. Karakteristik Islam Sebagai Jalan Tengah


Islam sering disebutsebagai “jalan tengah” atau “jalan moderat” (tawasut).
Konsep moderasi tertanam kuat dalam ajaran islam, dan Al-Quran menyerukan
pendekatan hidup yang seimbang dan moderat. Hal ini termasuk menghindari
ekstremisme dan fanitisme, dan sebaliknya mengupayakan cara hidup yang adil dan
seimbang. Gagasan “jalan tengah” juga tercemin dalam praktik islam, seperti puasa,
zakat, dan meningkatkan persaudara umat islam.
Di Indonesia, konsep “jalan tengah” telah diusung oleh organisasi seperti
Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU). Kedua organisasi ini memiliki sejarah
panjang dalam mempromosikan pendekatan islam yang seimbang danmoderat, dan
telahmemainkan peran penting dalam membentuk karakter islam di Indonesia.Konsep
“Islam Jalan Tengah” juga dibahas dalam tingkat internasional, dan Indonesia berharap
dapat menjadikannya sebagai model bagi negara lain.
Secara keseluruhan, mekanisme islam sebagai jalan tengah melibatkan
peningkatan moderasi, keseimbangan, dan keadilan dalam semua aspek kehidupan, serta
menghindari eksterisme danfanatisme. Pendekatan ini tercemin dalam ajaran dan praktik
islam, dan telah dipromosikan oleh organisasi seperti Muhamadiyah dan Nahdatul Ulama
(NU).
Islam sebagai Jalan Tengah merupakan sebuah konsep yang mengedepankan
keseimbangan dan moderasi dalam segala aspek kehidupan. Hal ini didasarkan pada
gagasan untuk mengambil jalan tengah, menghindari hal-hal esktrim dan menemukan
pendekatan yang seimbang dalam segala hal. Dalam konteks islam, konsep wasathiyah
berakar pada ayat Alquran yang menggambarkan umat islam sebagai “ummatan
wasathan”, atau komunitas jalan tengah. Artinya, umat islam diharapkan bersikap adil,
seimbang, dan moderat dalam segala aspek kehidupannya, termasuk keyakinan, tindakan,
dan interaksinya dengan orang lain.
Beberapa ciri utamaislam Wasathiyah antara lain :
1. Tawasuth : Mengambil jalan tengah, menghindari hal-hal ekstrem, dan
menemukan pendekatan yang seimbang dalam segala hal.
2. Tawazun : Menjaga keseimbangan dan keseimbangan dalam segala aspek
kehidupan.
3. I’tidal : Bersikap lurus, adil dan seimbang tindakan dan keputusan.
4. Tasammuh : Melatih toleransi dan menghormati orang lain, apapun keyakinan
atau latar belakangnya.
5. Musawwah : Mendorong kesetaraan dan keadilan dalam segala aspek
kehidupan.
6. Syura : Mendorong konsultasidan konsesus dalam pengambilan keputusan.
7. Islah : Mengupayakan reformasi dan perbaikan dalam segala aspek kehidupan.
8. Tatawwur Wa Ibtikar : Bersikap dinamis, inovatif, dan kreatif dalam segala
aspek kehidupan.
9. Tahaddur : Bersikap beradap, berbudaya,dan halus dalam segala interaksi
dengan orang lain.

Secara keseluruhan, konsep islam Wasathiyah menekankan pentingnya


keseimbangan , moderasi, dan keselarasan dalam segala aspek kehidupan. Hal ini
mendorong umat islam untuk menghindari tindakan ekstrem dan mencari jalan tengah
yang mengedepankan keadilan, kesetaraan, dan rasa hormat terhadap orang lain.

I. Jalan Tengah Islam dalam kehidupan sehari-hari


Konsep “islam Jalan Tengah” menekankan pentingnya keseimbangan, moderasi,
dan menghindari ekstremisme dalam segala aspek kehidupan. Berikut beberapa cara
penerapan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari”
1. Morfologi : Konsep ini berkaitan dengan bentuk dan struktur muka bumi, serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti erosi, pengendapan, dan penggunaan
lahan. Misalnya saja, ketebalan tanah dan penggunaan udara dapat mempengaruhi
jenis tanaman yang cocok ditanam di suatu daerah.
2. Pola : Konsep ini berkaitan dengan susunan atau penyebaran fenomena dimuka bumi,
seperti aliran sungai, jenis tanah, curah hujan dan persebaran vegetasi pohon.
Contohnya, pemukiman pendudukan yang berada disekitar aliran sungai akan
mengikuti pola aliran sungai.
3. Lokasi : Konsep ini menekankan pada dearah-daerah yang berada dimuka bumi, yang
memiliki karakteristik dan keunikan sendiri. Contohnya, Penduduk di daerah pantai
cenderung bermatapencarian yang sebagai nelyan karena sesuai dengan kondisi
alamya yang dekat dengan laut.

Anda mungkin juga menyukai