Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampuh:
Bapak.Dr. Muhibuddin, S.Ag.,M.Si
Disusun Oleh
Ekonomi islam menurut Manan (1992) adaalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari ulmu ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam. Pengertian islam
yang dikemukakan oleh Halidai,Islam merupakan kumpulan dasar-dasar umum yang
disimpulkan dari al’quran dan sunnah yang ada hubungannya dengan permasalahan
ekonomi.
Beberapa tahun terakhir, tidak hanya diindonesia bahkan dunia dikejutkan dengan
berbagai demostrasi yang marak terjadi dinegara-negara Eropa. Dan yang menjadi
menarik adalah, gejolak demo terseebut terjadi dinegara yang menerapkan sistem
kapitalis, Kaum pekerja mempertanyakan moralitas para kapitalis dalam krisis ekonomi
yang sedang melanda eropa.
Oleh karenanya membangun konsep ekonomi jalan tengah akan menjadi jalan
keluar yang perlu dikonsepkan terlebih dahulu, yaitu melalui konsep saistem ekonomi
islam yang diharapkan dapat mengambil kelebihan dari kedua sistem tersebut,. Seta
meniadakan kelemahan-kelemahan dari keduannya:
1. konomi Jalan Tengah
Sistem ekonomi jalan tengah merupakan gabungan dari dua bentuk sistem
ekonomi sebelumnya, yaitu sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme. Usaha penyatuan
ini dilakukan untuk mengambil sisi yang positif dan dinamis dari keduannya. Sistem ini
hendak dibangun dengan usaha untuk meninggalkan unsur-unsur lemah dari dua bentuk
sistem ekonomi politik tersebut.
Menurut Prakasa (2011), pertentanagan sejarah yang keras dan bahkan tidak
harmonis dari kapitalisme dan sosialisme telah menstimulasi pemikir-pemikir untuk
mencari bangun ekonomi dengan ciri dasar, yang merupakan gabungan unsur-unsur
terbaik dari leduannya. Sebenarnya sistem ekonomi ini dapat saja menghilangkan
konotasi perpaduan antar dua sistem ekonomi diatas karenasistem ekonomi jalan tengah
dpat signifikan dalam khasnya tersendiri.
Era globalisasi dengan sistem pasar bebas menjadikan setiap roda perekonomian
dikelola dengan prinsip ekonomi yang rasional dan tidak manusiawi. Dengan alasan
efektif, efisiensi, dan produktivitas, pasar bebas mengabaikan pernikahan pada pelaku
ekonomi lemah. Prinsip-prinsip tersebut hanya bermuara pada pengabdian kepada
keuntungan belaka. Siapa yang kuat itu yang menang, menjadi slogan dari pasar bebas.
Disaat itulah perdagangan bebas berhadapan-hadapan dengan nilai-nilai kemanusian dan
keberpihakan.
Selama ini seakan tidak ada pilihan lagi bagi perkembangan ekonomi dunia. Saat
ini sistem perekonomian bangsa berkutat pada perdebatan dua model
pendekatan.Pertama, pendekatan kapitalis yang memandang modal financial sebagai
factor utama dalam pertumbuhan ekonomi. Kedua, pendekatan manusia, yang
memandang sumber daya manusia yang menjadi factor utama dalam pembangunan
ekonomi. Kedua pendekatan itu telah dilakukan. Yang perama oleh negara-negara liberal
–kapitalis dieropa, sedangkan pendekatan kedua dilakukan oleh negara-negara sosialis.
Maka dalam wacana ini islam diletakan dalam bingkai jalan tengah dari kedua
pendekatan ini. Gagasan Anthony Gidden tersebut sangat masuk akal mengingat secara
faktual jalan pendekatan diatas yaitu kapitalis dan sosialis. Namun, Gidden tidak merinci
secara tegas jalan ketiga itu sebagai sebuah paradigma yang utuh. Beberapa eksperimen
lokal yang mencoba keluar dari hegemoni dua pendekatan tersebut sudah dapat dikatakan
sebagai model pendekatan ketiga.
Dalam perspektif tersebut islam sebagai sebuah sistem dapat dikategorikan
sebagai kekuatan ketiga yang diharapkan dapat membawa angin segar perubahan. Namun
terdapat kendala dimana saat ini Phobia terhadap islam dikalangan barat nasih menjadi
kendala besar bagi sistem islam untuk tumbuh berkembang secara alami sebagai
paradigma ekonomi jalan ketiga.