Abstrak
Penelitian berusaha untuk menganalisis konsep-konsep keadilanjukum dalam penerapan
ekonomi islam. Penelitian ini menggunakan metode penelusan referensi untuk
menemukan konsep-konsep keadilan ekonomi islam kemudian dianalisis secara tajam.
Penelusuran referensi menggunakan sumber lima tahun terakhir dan beberapa referensi
inti yang masih relevan untuk dibahas. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa Konsep
keadilan memiliki dua subtansi diataranya konteks individual dan juga konteks sosial.
Penerapan konsep keadilan dalam sistem ekonomi Islam adalah tidak diinginkannya
ketimpangan ekonomi atau ketidakmerataan ekonomi antara satu orang dengan orang
lainnya.
Kata Kunci : Ekonomi Islam, Keadilan Hukum, Pemerataan Ekonomi
This research seeks to analyze the concepts of legal justice in the application of Islamic
economics. This study uses the reference tracing method to find the concepts of Islamic
economic justice and then analyzes them sharply. Reference tracing uses sources from
the last five years and some core references that are still relevant for discussion. The
results of this study show that the concept of justice has two substances, namely the
individual context and also the social context. The application of the concept of justice
in the Islamic economic system is not wanting economic inequality or economic
inequality between one person and another.
Keyword: Islam Economics, Legal Justice, Economic Equality
http://e-journal.ikhac.ac.id/index.php/almada/index
Konsep Keadilan Ekonomi Islam
PENDAHULUAN
Ekonomi islam adalah sebuah disiplin ilmu yang hadir bersamaan dengan proses
ilmiah yang berlangsung panjang. Tahap awal, merupakan disiplin ilmu yang memiliki sedikit
pesmimis dengan kondisi masyarakat secara mikro dan kesejahteraan ummat. Hal ini karena
sumbangsih ilmu ekonomi secara umum yang secara jelas memisahkan antara nilai-nilai agama
dengan keilmuan ekonomi itu sendiri. Perkembangan lebih lanjut mengakibatkan persepsi kian
berubah seiring diakui dan eksisnya pemikiran-pemikiran ekonom islam dalam menjawab
tantangan dunia saat ini. Proses justifikasi ekonomi islam menjadi sebuah arah baru dalam
kesejahteraan sejehateraan ummat sudah tidak dapat dibendung. 1 Konsep-konsep barat mulai
terkikis dan semakin tidak relevan untuk menjawab tantangan ummat. Hal ini berbanding
terbalik dengan ekonomi islam dengan platform Ukhuwah menjadi nilai penting dalam
perkembangannya saat ini. Pandangan barat tentang nilai-nilai keadilan dan pemerataan
ekonomi tidak sejalan dan berbanding lurus dengan pandangan dunia islam yang selalu
berlandaskan nilai-nilai spiritual dan ukhuwah yang tercipta antar manusia. Komitmen untuk
menegakkan hal tersebut lebih merupakan produk dari tekanan kepentingan ekonomi semata.
Oleh karena itu, sistem kapitalis khususnya dikecualikan dari pencapaian tujuan keadilan sosial
dan ekonomi berdasarkan nilai-nilai spiritual dan persaudaraan universal. Akibatnya, yang kaya
semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Dan ketidakadilan terus tumbuh.
Secara natural, setiap individu tentu berusaha sekuat mungkin untuk mencapai
kemakmuran terbaik dalam hidupnya. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan tersebut berbagai
cara dilakukan untuk mengatasi atau memecahkan masalah tersebut. Beberapa upaya berhasil
hingga mencapai klimaksnya, yang lain kehilangan arah dan keseimbangan. Roda kehidupan
terus berputar, aktivitas ekonomi manusia menimbulkan ketimpangan. Hak dapat dibatasi,
kepentingan dapat diabaikan, seperti halnya dalam sistem ekonomi kapitalis dan ekonomi
sosialis.2 Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh
hak milik pribadi atas alat-alat produksi dan distribusi serta pemanfaatan untuk mencapai
keuntungan dalam keadaan yang sangat komparatif.3 Sedangkan ekonomi sosialis mengalami
kegagalan dalam penerapannya yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet sebagai negara
yang memakai sistem ekonomi ini.4
Dalam tata ekonomi, Sistem sosial ekonomi menemukan wujud antagonisme terhadap
tata ekonomi kapitalis, yang dituding seperti variabel buyar tercapainya keemasan itu sendiri.
Jika tata kapitalis memasrahkan sepenuhnya kurun niaga menjelang mekanisme pasaran yang
berkembang, dongeng bagian dalam tata ekonomi sosialis kekuasaan tertinggi menyimpan jasa
penting bagian dalam memberesi perekonomian nasional. Mulai berpunca ancangan dan
1 Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Jakarta: Era Adicitra Intermedia, 2011).
2 Wing Redy Prayuda, “Keadilan Ekonomi Dalam Perspektif Hukum Islam,” Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian
Hukum Ekonomi Syariah 2, no. 1 (2017): 42–50, https://doi.org/10.24235/jm.v2i1.1603.
3 S. Effendi, “Perbandingan Sistem Ekonomi Islam Dengan Sistem Ekonomi Kapitalis Dan Sosialis,”
Sosialis,” EQUILIBRIUM: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Pembelajarannya 10, no. 2 (2022): 172–78,
https://doi.org/http://doi.org/10.25273/equilibrium.v10i2.11632.
penggunaan berasal inspeksi netra sengkang ekonomi sipil ekonomi.5 Oleh karena itu, sistem
ini menyangkut kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, yang kepentingan ekonominya
dikendalikan dan didukung oleh negara. Selanjutnya dalam tata ekonomi, kedua tata ekonomi
ini tentunya mempunyai sempuras dan kekurangan. Hal asas berpangkal kedua tata termasuk
adalah masih tersua pihak tirani. Dalam tata ekonomi kapitalis, kebanyakan kate diperlakukan
seumpama tokoh absolusi oleh karet tuan modal, terutama bagian dalam bagian upah, dsb.
Sedangkan bagian dalam tata ekonomi sosialis, peruntungan-peruntungan yang seharusnya
dimiliki tidak diperbolehkan oleh pemerintah.6
Konsep kapitalis ihwal, pengertian sosial ekonomi dan pemerataan tidak serupa
tambah corat-coret pengertian ekonomi bagian dalam Islam karena tidak didasarkan dekat
bagasi psikologis dan pertemanan (ukhuwah) antar manusia. Komitmen kepada menjalin
pengertian sosial-ekonomi lebih mengadakan bagasi bersumber tonjolan kawan sebaya.
Dengan demikian, pokok kapitalis, khususnya pokok keuangan/perbankan, terasing
bersumber pencapaian sasaran pengertian sosial-ekonomi berlandasan ideal-ideal psikologis
dan pertemanan universal. Maka tidak mengagumkan jika modal sipil yang berdaulat dihisap
oleh bank konvensional (kapitalisme) semata-mata digunakan oleh perusahaan besar
(konglomerat).
Lembaga perbankan tidak digunakan oleh kategori-kategori kebanyakan yang
mengadakan mayoritas warga negara. Fenomena ini semakin cekang kelahirannya di
Indonesia. Akibatnya, yang berharta semakin berharta dan yang melarat semakin melarat. Dan
kebiadaban melantas tumbuh.7 Masyarakat Muslim pun tidak bebas untuk memproduksi,
mendistribusikan atau menggunakan semua sumber daya alam. Itu terikat oleh hukum Syariah.
Misalnya larangan beternak babi, jual beli atau konsumsi miras, larangan jual beli saat sholat
jumat, prostitusi dll. Untuk itu para ahli ekonomi non muslim mengakui keunggulan sistem
ekonomi Islam. Islam telah berhasil memadukan etika dan ekonomi, sementara sistem
kapitalis dan sosialis telah memisahkan keduanya.8
Sejalan dengan hal itu, hasil penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa penerapan
sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, sering terjadi ketidakadilan kepada masyarakat, dimana
yang menjadikannya tidak adil adalah banyaknya ketimpangan sosial antar masyarakat yang
mengakibatkan terjadinya lonjakan kemiskinan atau lonjakan pengangguran di negara
tersebut.9 Kegiatan ekonomi dalam Islam harus berdasarkan prinsip keadilan untuk
mewujudkan kemakmuran maupun kesejahteraan masyarakat.10 Tujuan bernegara Indonesia
5 Itang and Adib Daenuri, “Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, Dan Islam,” Tazkiya 18, no. 1 (2017): 67–
91, https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/1143.
6 Muhammad Tho’in, “Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis-Sosialis),” Jurnal Ilmiah Ekonomi
23
Al-Mada: Vol 3 no 2 2020
Konsep Keadilan Ekonomi Islam
adalah terpenuhinya keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.11 Tanpa keadilan, maka akan
terjadi eksploitasi manusia atas manusia. masing-masing berusaha mendapatkan hasil yang
lebih besar daripada usaha yang dikeluarkannya karena kerakusannya.12 Dengan pemerataan
perkembangan ekonomi yang adil akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 13 Tak hanya
itu, keadilan dalam muamalah secara umum harus masuk dalam setiap transaksi baik transaski
pertukaran atau transaksi pengalihan (pemberian).14 Dari beberapa hasil penelitian di atas,
penelitian ini mencoba menganalisis konsep keadilan ekonomi Islam.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penulisan
referensi.15 Metode ini dipilih untuk mendeskripsikan pendapat ilmiah dan kajian yang lebih
akurat tentang konsep keadilan ekonomi Islam. Selain itu, penelitian ini dikatakan juga sebagai
penelitian tinjauan pustaka dimana tinjauan pustaka digunakan untuk mencari sumber
referensi.16 Sumber yang digunakan peneliti adalah sumber tematik yang diambil dari jurnal
nasional dan internasional, buku terbitan lima tahun terakhir17 dan berbagai sumber primer
tentang konsep keadilan yang terbit lebih dari lima tahun yang lalu dan untuk kajian tematik
adalah masih relevan. Setelah mengumpulkan sumber referensi, peneliti melakukan
pengembangan berupa analisis kualitatif terhadap sumber-sumber yang ada dan membuat
analisis.
disposition=inline%3B+filename%3DKeadilan_Dalam_Perspektif_Ekonomi_Islam.pdf&Expires=1673574376
&Signature=KKjsB~PopMDDnqfi3u4xbQfUdOx77fy2lV6oDLExvi9-
C1ETC4ddLicTkNGqhXbFv3eEeyNCxlEGyxi6y5A~ChLaDFFpEe~MXmu5kQMqiezohrM92kC053S0txosB
Gi1b9F9mHPP9bqdxCUp5Vbb2yhETzuqUs3pU~eQN4RX0CgwtKih2F8w~T4eTJPwK~wNxWD1IgQ5Mgel
~9OOHhSt3P~Kqtu7XIMOX4hsAbSO7Hc0fWn7WXTEr2yes2DHf9x6nS602FiFWZ6zkfiJJIsgchIiPITlafh8B
Eo8ZzbmlaoovftYLGscR7ctbE6ZjwdydnwSXt5gK~2xRNTQ8PqX8g__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA.
11 Afifa Rangkuti, “Konsep Keadilan Dalam Perspektif Islam,” TAZKIYA: Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 1
(2017), http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/141.
12 Arie Syantoso, Parman Komarudin, and Iman Setya Budi, “Tafsir Ekonomi Islam Atas Konsep Adil
Dalam Transaksi Bisnis,” Al-Iqtishadiyah: Ekonomi Syariah Dan Hukum Ekonomi Syariah 4, no. 1 (2018): 20–39,
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31602/iqt.v4i1.1595.
13 D Rahmiyanti, “Implementasi Keadilan Dalam Pembangunan Ekonomi Islam,” Al-Buhuts 14, no. 2
Soft Skill Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir,” SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan 3, no. 2 (2020): 151–155, https://doi.org/10.31764/jpmb.v3i2.1904.
16 Muhammad Resty Fauzi, Wicaksana Dwi Prasetyo, and Dini Lestari, “Perbankan Syariah Dalam
Implementasi Wakaf Uang,” Jurnal Informasi Keagamaan, Manajemen Dan Strategi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
(IKaMaS) 3, no. 1 (2023), https://ikamas.org/jurnal/index.php/ikamas/article/view/85.
17 Heriyanto, “Memahami Bagaimana Mahasiswa Melakukan Penelusuran Informasi Melalui Academic
Databases,” ANUVA: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan Dan Informasi 2, no. 4 (2018): 369–76,
https://doi.org/10.14710/anuva.2.4.369-376.
25
Al-Mada: Vol 3 no 2 2020
Konsep Keadilan Ekonomi Islam
kehendaknya; kedua, prinsip-prinsip yang ditetapkan sang Allah SWT. Dia merupakan pencipta
seluruh makhluk hayati pada global ini. Hasilnya merupakan seluruh makhluk hayati wajib
tunduk kepada-Nya; & ketiga, prinsip bahwa keyakinan akan Hari Kiamat akan mensugesti cara
berpikir & berperilaku rakyat pada perekonomian.22 Shihab juga mengatakan bahwa Al Quran
menekankan hal itu dalam kegiatan ekonomi. Seperti di akhirat, umat Islam harus berpegang
pada empat prinsip dasar tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, dan akuntabilitas.23
Sistem ekonomi islam pada dasarnya meletakkan tujuan penting yang mengacu pada
implementasi Alqur’an dan sunnah. Pertama, upaya memenuhi kebutuhan dasar sebagai
manusia. Hal ini meliputi penyediaan pangan, sandang dan papan serta kesehatan dan
pendidikan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, pemenuhan kesempatan yang
sama bagi seluruh umat manusia. Ketiga, pencegahan kesenjangan yang terjadi antara si kaya
dan si miskin. Keempat, pemenuhan kebebasan bagi seseorang untuk memiliki nilai-nilai
hidupnyang sesuai dengan ajaran islam dan kelima adalah kepastian terhadap stabilitas
pertumbuhan ekonomi.24
Firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 90
Abdul Ghofur Anshori, Aspek Hukum Reksa Dana Syariah Di Indonesia (Bandung: Refika Aditama, 2008).
22
semata-mata karena Allah dan tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi, tertuang
dalam Al-Qur’an surah Asy-Syuraa [42] ayat 15
26 Aravik.
27 M. Nadratuzzaman Husen, Gerakan Ekonomi Islam 3H (Jakarta: PKES, 2007).
28 Aravik, Ekonomi Islam: Konsep, Teori Dan Aplikasi Serta Pandangan Para Pemikir Ekonomi Islam.
29 Abdullah Saeed, Islamic Banking and Riba, A Study of Larangan Riba Dan Interpretasi Kontemporernya (Belanda:
27
Al-Mada: Vol 3 no 2 2020
Konsep Keadilan Ekonomi Islam
kekayaan. Kedua, prinsip penggunaan wajar dikaitkan dengan cara penggunaan barang.
Penggunaan kekayaan yang diperbolehkan oleh Islam hanyalah untuk memenuhi kebutuhan
dasar sebagai kebutuhan yang wajar dan sah. Ketiga, prinsip pemerataan pendapatan bertujuan
agar kekayaan tidak menumpuk di sekelompok kecil orang, tetapi selalu beredar di masyarakat,
dan bahwa produk yang berbeda harus didistribusikan secara merata untuk kepentingan
masyarakat. Keempat, dalam bidang perdagangan, Nabi secara tegas menerapkan prinsip
keadilan dalam perdagangan dan jenis transaksi lainnya. Nabi telah melegalkan segala bentuk
perdagangan dengan aspek adil dan setara bagi semua pihak dan melarang segala bentuk
perdagangan yang tidak adil yang menimbulkan perkelahian dan huru-hara
31 Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Makro Syariah (Bandung: Pustaka Setia, 2016).
32 Abdul Gofur, Filsafat Ekonomi Syariah (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2020).
Muhammad dan Luqman Fauroni, The Quranic View of Ethics and Business (Jakarta: Salemba Diniya, 2002).
33
pemalang.go.id/index.php/kumpulan-artikel/1180-konsep-keadilan-menurut-al-qur-an-rendra-widyakso-sh-12-7,
2021, https://www.pa-pemalang.go.id/index.php/kumpulan-artikel/1180-konsep-keadilan-menurut-al-qur-an-
rendra-widyakso-sh-12-7.
29
Al-Mada: Vol 3 no 2 2020
Konsep Keadilan Ekonomi Islam
KESIMPULAN
Berdasarkan konsepnya, Alqur’an memiliki dua konteks utama yakni konteks sosial
dan konteks individu. Dalam konteks sosial, Alqur’an mewajibkan bagi setiap muslim untuk
berlaku adil dan tidak merugikan orang lain. Kemudian dalam konteks pribadi, setiap ribadi
harus berusaha sebaik mungkin agar tidak jatuh dalam kerugian dsetiap kegiatan yang
berhubungan dengan ekonomi ini. Kedua konteks ini seolah tarik menarik dan saling
berhubungan dimana titik tengah ketika seseorang berusaha sebaik mungkin untuk beruntung,
namun tidak boleh juga keyuntungan tersebut hingga zolim kepada orang lain. Merujuk pada
sistem ekonomi islam, hal inilah yang disebut dengan keadilan ekonomi yang mengutamakan
kemaslahatan bersama.
Sistem ekonomi Islam tidak menghasilkan ketimpangan ekonomi antara satu individu
dengan individu lainnya ketika konsep pemerataan diterapkan. Islam melarang segala bentuk
kegiatan ekonomi, termasuk perampasan harta benda, yang berpotensi merugikan masyarakat
secara keseluruhan. Hak orang lain tidak bergilir dalam penimbunan (ihtikar), sehingga
menyulitkan seseorang untuk mencari barang yang dibutuhkannya sehari-hari. Semua jenis
ketidakadilan ekonomi, termasuk monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi pada kelompok
tertentu, tidak dilarang atau diizinkan oleh sistem ekonomi Islam. Karena jika hal ini terjadi
maka akan menimbulkan ketimpangan atau ketidakadilan ekonomi yang pada akhirnya akan
merugikan sistem ekonomi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Agustianto. “Economic Justice in Islam, Iqtishad Consulting.”
https://iqtishadconsulting.com/content/read/blog/article/keadilan-ekonomi-dalam-
islam, 2015. https://iqtishadconsulting.com/content/read/blog/article/keadilan-
ekonomi-dalam-islam.
Al-Arif, M. Nur Rianto. Lembaga Keuangan Islam: Kajian Teoretis Dan Praktis. Bandung: Pustaka
Setia, 2012.
Al-Arif, Nur Rianto. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Jakarta: Era Adicitra Intermedia, 2011.
Anggraeni, Rahma Dewi, Rizqa Rahmaddina, and Rohmadatul Aisyah. “Kegagalan Sistem
Ekonomi Sosialis.” EQUILIBRIUM: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Pembelajarannya 10, no. 2
(2022): 172–78. https://doi.org/http://doi.org/10.25273/equilibrium.v10i2.11632.
Anshori, Abdul Ghofur. Aspek Hukum Reksa Dana Syariah Di Indonesia. Bandung: Refika
Aditama, 2008.
Aravik, Havis. Ekonomi Islam: Konsep, Teori Dan Aplikasi Serta Pandangan Para Pemikir Ekonomi
Islam. Malang: Empat Dua, 2016.
Chalil, Zaki Fuad. Pembagian Kekayaan Yang Adil Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2009.
Effendi, S. “Perbandingan Sistem Ekonomi Islam Dengan Sistem Ekonomi Kapitalis Dan
Sosialis.” JRAM (Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma) 6, no. 2 (2019): 147–58.
https://doi.org/https://doi.org/10.30743/akutansi.v6i2.2185.
Fauroni, Muhammad dan Luqman. The Quranic View of Ethics and Business. Jakarta: Salemba
Diniya, 2002.
Fauzi, Muhammad Resty, Wicaksana Dwi Prasetyo, and Dini Lestari. “Perbankan Syariah
Dalam Implementasi Wakaf Uang.” Jurnal Informasi Keagamaan, Manajemen Dan Strategi:
31
Al-Mada: Vol 3 no 2 2020
Konsep Keadilan Ekonomi Islam
Syantoso, Arie, Parman Komarudin, and Iman Setya Budi. “Tafsir Ekonomi Islam Atas
Konsep Adil Dalam Transaksi Bisnis.” Al-Iqtishadiyah: Ekonomi Syariah Dan Hukum
Ekonomi Syariah 4, no. 1 (2018): 20–39.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31602/iqt.v4i1.1595.
Tho’in, Muhammad. “Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis-Sosialis).” Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam 1, no. 3 (2015): 118–33.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v1i03.34.
Widyakso, Rendra. “KONSEP KEADILAN MENURUT AL-QUR’AN.” https://www.pa-
pemalang.go.id/index.php/kumpulan-artikel/1180-konsep-keadilan-menurut-al-qur-an-
rendra-widyakso-sh-12-7, 2021. https://www.pa-pemalang.go.id/index.php/kumpulan-
artikel/1180-konsep-keadilan-menurut-al-qur-an-rendra-widyakso-sh-12-7.
Yuniarti, Vinna Sri. Ekonomi Makro Syariah. Bandung: Pustaka Setia, 2016.