Anda di halaman 1dari 12

Al-Mada: Jurnal Agama Sosisal dan Budaya

Vol. 6 No 2, 2023. pp. 21-33 ISSN: 2599-473


DOI : https://doi.org/10.31538/almada.v6i2.3184

KONSEP KEADILAN EKONOMI ISLAM

Sriwahyuni, M. Yasir Nasution, Sugianto


Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
rumahyunikreatif@gmail.com - myasirnasution@uinsu.ac.id - sugianto@uinsu.ac.id

Received: 14-01-2023 Revised: 30-02-2023 Accepted: 01-04-2023

Abstrak
Penelitian berusaha untuk menganalisis konsep-konsep keadilanjukum dalam penerapan
ekonomi islam. Penelitian ini menggunakan metode penelusan referensi untuk
menemukan konsep-konsep keadilan ekonomi islam kemudian dianalisis secara tajam.
Penelusuran referensi menggunakan sumber lima tahun terakhir dan beberapa referensi
inti yang masih relevan untuk dibahas. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa Konsep
keadilan memiliki dua subtansi diataranya konteks individual dan juga konteks sosial.
Penerapan konsep keadilan dalam sistem ekonomi Islam adalah tidak diinginkannya
ketimpangan ekonomi atau ketidakmerataan ekonomi antara satu orang dengan orang
lainnya.
Kata Kunci : Ekonomi Islam, Keadilan Hukum, Pemerataan Ekonomi

This research seeks to analyze the concepts of legal justice in the application of Islamic
economics. This study uses the reference tracing method to find the concepts of Islamic
economic justice and then analyzes them sharply. Reference tracing uses sources from
the last five years and some core references that are still relevant for discussion. The
results of this study show that the concept of justice has two substances, namely the
individual context and also the social context. The application of the concept of justice
in the Islamic economic system is not wanting economic inequality or economic
inequality between one person and another.
Keyword: Islam Economics, Legal Justice, Economic Equality

http://e-journal.ikhac.ac.id/index.php/almada/index
Konsep Keadilan Ekonomi Islam

PENDAHULUAN
Ekonomi islam adalah sebuah disiplin ilmu yang hadir bersamaan dengan proses
ilmiah yang berlangsung panjang. Tahap awal, merupakan disiplin ilmu yang memiliki sedikit
pesmimis dengan kondisi masyarakat secara mikro dan kesejahteraan ummat. Hal ini karena
sumbangsih ilmu ekonomi secara umum yang secara jelas memisahkan antara nilai-nilai agama
dengan keilmuan ekonomi itu sendiri. Perkembangan lebih lanjut mengakibatkan persepsi kian
berubah seiring diakui dan eksisnya pemikiran-pemikiran ekonom islam dalam menjawab
tantangan dunia saat ini. Proses justifikasi ekonomi islam menjadi sebuah arah baru dalam
kesejahteraan sejehateraan ummat sudah tidak dapat dibendung. 1 Konsep-konsep barat mulai
terkikis dan semakin tidak relevan untuk menjawab tantangan ummat. Hal ini berbanding
terbalik dengan ekonomi islam dengan platform Ukhuwah menjadi nilai penting dalam
perkembangannya saat ini. Pandangan barat tentang nilai-nilai keadilan dan pemerataan
ekonomi tidak sejalan dan berbanding lurus dengan pandangan dunia islam yang selalu
berlandaskan nilai-nilai spiritual dan ukhuwah yang tercipta antar manusia. Komitmen untuk
menegakkan hal tersebut lebih merupakan produk dari tekanan kepentingan ekonomi semata.
Oleh karena itu, sistem kapitalis khususnya dikecualikan dari pencapaian tujuan keadilan sosial
dan ekonomi berdasarkan nilai-nilai spiritual dan persaudaraan universal. Akibatnya, yang kaya
semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Dan ketidakadilan terus tumbuh.
Secara natural, setiap individu tentu berusaha sekuat mungkin untuk mencapai
kemakmuran terbaik dalam hidupnya. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan tersebut berbagai
cara dilakukan untuk mengatasi atau memecahkan masalah tersebut. Beberapa upaya berhasil
hingga mencapai klimaksnya, yang lain kehilangan arah dan keseimbangan. Roda kehidupan
terus berputar, aktivitas ekonomi manusia menimbulkan ketimpangan. Hak dapat dibatasi,
kepentingan dapat diabaikan, seperti halnya dalam sistem ekonomi kapitalis dan ekonomi
sosialis.2 Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh
hak milik pribadi atas alat-alat produksi dan distribusi serta pemanfaatan untuk mencapai
keuntungan dalam keadaan yang sangat komparatif.3 Sedangkan ekonomi sosialis mengalami
kegagalan dalam penerapannya yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet sebagai negara
yang memakai sistem ekonomi ini.4
Dalam tata ekonomi, Sistem sosial ekonomi menemukan wujud antagonisme terhadap
tata ekonomi kapitalis, yang dituding seperti variabel buyar tercapainya keemasan itu sendiri.
Jika tata kapitalis memasrahkan sepenuhnya kurun niaga menjelang mekanisme pasaran yang
berkembang, dongeng bagian dalam tata ekonomi sosialis kekuasaan tertinggi menyimpan jasa
penting bagian dalam memberesi perekonomian nasional. Mulai berpunca ancangan dan

1 Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Jakarta: Era Adicitra Intermedia, 2011).
2 Wing Redy Prayuda, “Keadilan Ekonomi Dalam Perspektif Hukum Islam,” Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian
Hukum Ekonomi Syariah 2, no. 1 (2017): 42–50, https://doi.org/10.24235/jm.v2i1.1603.
3 S. Effendi, “Perbandingan Sistem Ekonomi Islam Dengan Sistem Ekonomi Kapitalis Dan Sosialis,”

JRAM (Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma) 6, no. 2 (2019): 147–58,


https://doi.org/https://doi.org/10.30743/akutansi.v6i2.2185.
4 Rahma Dewi Anggraeni, Rizqa Rahmaddina, and Rohmadatul Aisyah, “Kegagalan Sistem Ekonomi

Sosialis,” EQUILIBRIUM: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Pembelajarannya 10, no. 2 (2022): 172–78,
https://doi.org/http://doi.org/10.25273/equilibrium.v10i2.11632.

Al-Mada: Vol 6 no 2 2023


22
Sriwahyuni, M. Nasir Nasution, Segianto

penggunaan berasal inspeksi netra sengkang ekonomi sipil ekonomi.5 Oleh karena itu, sistem
ini menyangkut kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, yang kepentingan ekonominya
dikendalikan dan didukung oleh negara. Selanjutnya dalam tata ekonomi, kedua tata ekonomi
ini tentunya mempunyai sempuras dan kekurangan. Hal asas berpangkal kedua tata termasuk
adalah masih tersua pihak tirani. Dalam tata ekonomi kapitalis, kebanyakan kate diperlakukan
seumpama tokoh absolusi oleh karet tuan modal, terutama bagian dalam bagian upah, dsb.
Sedangkan bagian dalam tata ekonomi sosialis, peruntungan-peruntungan yang seharusnya
dimiliki tidak diperbolehkan oleh pemerintah.6
Konsep kapitalis ihwal, pengertian sosial ekonomi dan pemerataan tidak serupa
tambah corat-coret pengertian ekonomi bagian dalam Islam karena tidak didasarkan dekat
bagasi psikologis dan pertemanan (ukhuwah) antar manusia. Komitmen kepada menjalin
pengertian sosial-ekonomi lebih mengadakan bagasi bersumber tonjolan kawan sebaya.
Dengan demikian, pokok kapitalis, khususnya pokok keuangan/perbankan, terasing
bersumber pencapaian sasaran pengertian sosial-ekonomi berlandasan ideal-ideal psikologis
dan pertemanan universal. Maka tidak mengagumkan jika modal sipil yang berdaulat dihisap
oleh bank konvensional (kapitalisme) semata-mata digunakan oleh perusahaan besar
(konglomerat).
Lembaga perbankan tidak digunakan oleh kategori-kategori kebanyakan yang
mengadakan mayoritas warga negara. Fenomena ini semakin cekang kelahirannya di
Indonesia. Akibatnya, yang berharta semakin berharta dan yang melarat semakin melarat. Dan
kebiadaban melantas tumbuh.7 Masyarakat Muslim pun tidak bebas untuk memproduksi,
mendistribusikan atau menggunakan semua sumber daya alam. Itu terikat oleh hukum Syariah.
Misalnya larangan beternak babi, jual beli atau konsumsi miras, larangan jual beli saat sholat
jumat, prostitusi dll. Untuk itu para ahli ekonomi non muslim mengakui keunggulan sistem
ekonomi Islam. Islam telah berhasil memadukan etika dan ekonomi, sementara sistem
kapitalis dan sosialis telah memisahkan keduanya.8
Sejalan dengan hal itu, hasil penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa penerapan
sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, sering terjadi ketidakadilan kepada masyarakat, dimana
yang menjadikannya tidak adil adalah banyaknya ketimpangan sosial antar masyarakat yang
mengakibatkan terjadinya lonjakan kemiskinan atau lonjakan pengangguran di negara
tersebut.9 Kegiatan ekonomi dalam Islam harus berdasarkan prinsip keadilan untuk
mewujudkan kemakmuran maupun kesejahteraan masyarakat.10 Tujuan bernegara Indonesia

5 Itang and Adib Daenuri, “Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, Dan Islam,” Tazkiya 18, no. 1 (2017): 67–

91, https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/1143.
6 Muhammad Tho’in, “Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis-Sosialis),” Jurnal Ilmiah Ekonomi

Islam 1, no. 3 (2015): 118–33, https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v1i03.34.


7 Agustianto, “Economic Justice in Islam, Iqtishad Consulting,”
https://iqtishadconsulting.com/content/read/blog/article/keadilan-ekonomi-dalam-islam, 2015,
https://iqtishadconsulting.com/content/read/blog/article/keadilan-ekonomi-dalam-islam.
8 Yusuf Qardawi, Kaidah Dan Etika Ekonomi Islam , Terj. Zainal Arifin (Jakarta: Gema Insani Press, 1995).
9 I. S. Husni, “Konsep Keadilan Ekonomi Islam Dalam Sistem Ekonomi: Sebuah Kajian Konsepsional,”

Islamic Economics Journal 6, no. 1 (2020): 57–74.


10 Alifta Salfitra, Auliya Izzah Hasanah, and Rachmad Risqy Kurniawan, “Keadilan Dalam Perspektif

Ekonomi Islam,” OSF Preprints, 2021, 9,


https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/72034023/Keadilan_Dalam_Perspektif_Ekonomi_Islam_Alifta_Salfitra_
Auliya_Rachmad-libre.pdf?1633826750=&response-content-

23
Al-Mada: Vol 3 no 2 2020
Konsep Keadilan Ekonomi Islam

adalah terpenuhinya keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.11 Tanpa keadilan, maka akan
terjadi eksploitasi manusia atas manusia. masing-masing berusaha mendapatkan hasil yang
lebih besar daripada usaha yang dikeluarkannya karena kerakusannya.12 Dengan pemerataan
perkembangan ekonomi yang adil akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 13 Tak hanya
itu, keadilan dalam muamalah secara umum harus masuk dalam setiap transaksi baik transaski
pertukaran atau transaksi pengalihan (pemberian).14 Dari beberapa hasil penelitian di atas,
penelitian ini mencoba menganalisis konsep keadilan ekonomi Islam.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penulisan
referensi.15 Metode ini dipilih untuk mendeskripsikan pendapat ilmiah dan kajian yang lebih
akurat tentang konsep keadilan ekonomi Islam. Selain itu, penelitian ini dikatakan juga sebagai
penelitian tinjauan pustaka dimana tinjauan pustaka digunakan untuk mencari sumber
referensi.16 Sumber yang digunakan peneliti adalah sumber tematik yang diambil dari jurnal
nasional dan internasional, buku terbitan lima tahun terakhir17 dan berbagai sumber primer
tentang konsep keadilan yang terbit lebih dari lima tahun yang lalu dan untuk kajian tematik
adalah masih relevan. Setelah mengumpulkan sumber referensi, peneliti melakukan
pengembangan berupa analisis kualitatif terhadap sumber-sumber yang ada dan membuat
analisis.

disposition=inline%3B+filename%3DKeadilan_Dalam_Perspektif_Ekonomi_Islam.pdf&Expires=1673574376
&Signature=KKjsB~PopMDDnqfi3u4xbQfUdOx77fy2lV6oDLExvi9-
C1ETC4ddLicTkNGqhXbFv3eEeyNCxlEGyxi6y5A~ChLaDFFpEe~MXmu5kQMqiezohrM92kC053S0txosB
Gi1b9F9mHPP9bqdxCUp5Vbb2yhETzuqUs3pU~eQN4RX0CgwtKih2F8w~T4eTJPwK~wNxWD1IgQ5Mgel
~9OOHhSt3P~Kqtu7XIMOX4hsAbSO7Hc0fWn7WXTEr2yes2DHf9x6nS602FiFWZ6zkfiJJIsgchIiPITlafh8B
Eo8ZzbmlaoovftYLGscR7ctbE6ZjwdydnwSXt5gK~2xRNTQ8PqX8g__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA.
11 Afifa Rangkuti, “Konsep Keadilan Dalam Perspektif Islam,” TAZKIYA: Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 1

(2017), http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/141.
12 Arie Syantoso, Parman Komarudin, and Iman Setya Budi, “Tafsir Ekonomi Islam Atas Konsep Adil

Dalam Transaksi Bisnis,” Al-Iqtishadiyah: Ekonomi Syariah Dan Hukum Ekonomi Syariah 4, no. 1 (2018): 20–39,
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31602/iqt.v4i1.1595.
13 D Rahmiyanti, “Implementasi Keadilan Dalam Pembangunan Ekonomi Islam,” Al-Buhuts 14, no. 2

(2018): 53–68, https://doi.org/https://doi.org/10.30603/ab.v14i02.892.


14 H Harisah, “Konsep Islam Tentang Keadilan Dalam Muamalah,” Syar’ie : Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam

3, no. 2 (2020): 172–85, https://stai-binamadani.e-journal.id/Syarie/article/view/202.


15 Syaharuddin et al., “Penelusuran Referensi Berbasis Digital Sebagai Peningkatan Sebagai Peningkatan

Soft Skill Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir,” SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan 3, no. 2 (2020): 151–155, https://doi.org/10.31764/jpmb.v3i2.1904.
16 Muhammad Resty Fauzi, Wicaksana Dwi Prasetyo, and Dini Lestari, “Perbankan Syariah Dalam

Implementasi Wakaf Uang,” Jurnal Informasi Keagamaan, Manajemen Dan Strategi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
(IKaMaS) 3, no. 1 (2023), https://ikamas.org/jurnal/index.php/ikamas/article/view/85.
17 Heriyanto, “Memahami Bagaimana Mahasiswa Melakukan Penelusuran Informasi Melalui Academic

Databases,” ANUVA: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan Dan Informasi 2, no. 4 (2018): 369–76,
https://doi.org/10.14710/anuva.2.4.369-376.

Al-Mada: Vol 6 no 2 2023


24
Sriwahyuni, M. Nasir Nasution, Segianto

HASIL DAN PEMBAHASAN


Konsep Keadilan dalam Ekonomi Islam
Sintesa pandangan Quraish Shihab mengurai bahwa terdapat empat makna keadilan.
Makna yang kerap muncul dalam Alqur’an adalah Kata Adl atau adil. Kata ini bermakna
tentang kesetaraan hak. Alqur’an menisbatkan tentang perilaku adil yang harus dimiliki muslim.
Makna kedua adalah keseimbangan, dimana Allah menciptakan manusia dengan bentuk-bentuk
yang sempurna. Dengan kata lain, adil disini adalah keseimbangan yang diibaratkan pada
susunan tubuh yang berjalan secara seimbang. Makna ketika penghormatan pada hak-hak
individu, telah dinyatakan dalam Al-Qur'an Surat Al-An’am ayat 152 mengungkapkan bahwa:
“Dan jika kamu berkata, maka hendaklah kamu beramal dengan benar, sekalipun itu saudara
(kamu)”. Dan keempat, “adil” dalam arti kata yang dikaitkan dengan Tuhan. Keadilan Tuhan
terutama adalah belas kasihan dan kebaikan-Nya. Karunia Tuhan Yang Maha Esa. tanpa
hambatan sejauh makhluk itu pergi. Allah berhak atas segala yang ada, sedangkan segala yang
ada tidak ada hubungannya dengan-Nya. Dalam pengertian ini, isi surat Ali Imran (3:18) adalah
Allah ST sebagai qaiman bil qisthi (yang menuntut keadilan ).18
Keadilan adalah manifestasi dari perintah dan larangan yang dijalan secara seimbang
bagi seluruh umat manusia tanpa ada pengecualian.. Islam memandang keadilan sebagai suatu
keharusan dan kebutuhan mutlak sebagai unsur penting dalam kehidupan sosial dan manusia. 19
Hal menarik terlihat dari pandangan Khalil yang menyatakan bahwa membangun hubungan
sosial yang baik adalah satu bentuk kewajiban dalam agama islam dimana keadilan tidak selalu
tentang pemenuhan hak namun juga kewajiban khususnya dalam entitas ekonomi islam.20
Keadilan adalah pilar primer ekonomi Islam. Allah sudah menurunkan Islam menjadi
panduan hayati bagi semua insan & menekankan pentingnya menegakkan keadilan pada segala
bidang, ekonomi, politik & sosial. Kewajiban Al-Quran buat menegakkan keadilan sangat
kentara. Hal ini ditunjukkan menggunakan keterangan bahwa istilah keadilan ada lebih menurut
seribu kali pada Al-Qur'an. Keadilan ekonomi Islam berdasarkan dalam konsep persaudaraan
universal pada antara umat insan. Al-Qur'an menggunakan kentara menekankan pentingnya
keadilan & persaudaraan. Menurut M.Umer Chapra, rakyat muslim yg ideal wajib mewujudkan
keduanya sekaligus lantaran keduanya adalah 2 sisi yg sama yg nir bisa dipisahkan. Oleh
lantaran itu, ke 2 tujuan tadi sangat terintegrasi pada ajaran Islam, sebagai akibatnya
pemenuhannya sebagai kewajiban spiritual (haji) bagi umat Islam.21
Komitmen Islam yang kuat terhadap persaudaraan yang berkeadilan membutuhkan
sumber daya yang berfungsi untuk melaksanakan maqashid syariah yaitu menyediakan
kebutuhan dasar hidup, terutama kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, pendidikan
dan kesehatan. Persaudaraan dan keadilan juga mensyaratkan agar semua sumber daya
didistribusikan secara merata di antara semua orang melalui administrasi yang adil. Menurut
Anshori, ada 3 prinsip dasar filosofi ekonomi syariah: Pertama, prinsip bahwa global & segala
isinya, termasuk global ini, merupakan milik Tuhan Yang Maha Tinggi. & berjalan berdasarkan

18 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran (Bandung: Mizan, 1996).


19 Muhammad Imara, Islam Dan Jaminan Sosial, Terj. Abdul Hayyie Al-Kattani (Jakarta: Gema Pers Manusia,
1998).
20 Zaki Fuad Chalil, Pembagian Kekayaan Yang Adil Dalam Ekonomi Islam (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009).
21 Agustianto, “Economic Justice in Islam, Iqtishad Consulting.”

25
Al-Mada: Vol 3 no 2 2020
Konsep Keadilan Ekonomi Islam

kehendaknya; kedua, prinsip-prinsip yang ditetapkan sang Allah SWT. Dia merupakan pencipta
seluruh makhluk hayati pada global ini. Hasilnya merupakan seluruh makhluk hayati wajib
tunduk kepada-Nya; & ketiga, prinsip bahwa keyakinan akan Hari Kiamat akan mensugesti cara
berpikir & berperilaku rakyat pada perekonomian.22 Shihab juga mengatakan bahwa Al Quran
menekankan hal itu dalam kegiatan ekonomi. Seperti di akhirat, umat Islam harus berpegang
pada empat prinsip dasar tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, dan akuntabilitas.23
Sistem ekonomi islam pada dasarnya meletakkan tujuan penting yang mengacu pada
implementasi Alqur’an dan sunnah. Pertama, upaya memenuhi kebutuhan dasar sebagai
manusia. Hal ini meliputi penyediaan pangan, sandang dan papan serta kesehatan dan
pendidikan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, pemenuhan kesempatan yang
sama bagi seluruh umat manusia. Ketiga, pencegahan kesenjangan yang terjadi antara si kaya
dan si miskin. Keempat, pemenuhan kebebasan bagi seseorang untuk memiliki nilai-nilai
hidupnyang sesuai dengan ajaran islam dan kelima adalah kepastian terhadap stabilitas
pertumbuhan ekonomi.24
Firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 90

ُ ‫ﺷآ ِء َوٱ ۡل ُمنك َِر َوٱ ۡلبَ ۡﻐ ۚﻲ ِ يَ ِع‬


َ‫ظ ُك ۡم لَعَلﱠ ُك ۡم تَذَ ﱠك ُرون‬ َ ‫ع ِن ٱ ۡلﻔ َۡح‬ َ ٰ ‫۞إِ ﱠن ٱ ﱠ َ يَ ۡأ ُم ُر بِﭑ ۡلعَ ۡد ِل َوٱ ۡ ِﻹ ۡح‬
َ ‫س ِن َوإِيتَآي ذِي ٱ ۡلقُ ۡربَ ٰى َويَ ۡن َه ٰى‬
٩٠
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.”

Al-Qur'an berkomitmen terhadap kemuliaan keadilan, terlihat dalam penyebutan kata


keadilan, yang muncul lebih dari seribu kali, sebuah kata kelas tiga yang sering ditemukan di dua
pertiga keseluruhan buku. ayat-ayat Alquran. Quran Al-Quran menurut kata Allah dan
pengetahuan. Menurut Havis, hak dibagi menjadi lima bagian.25
1. Keadilan Allah SWT bersifat mutlak sebagaimana firman Allah dalm surah Ali Imran
ayat 18
2. Keadilan firmna-Nya atas ayat-ayat-Nya teruang dalam Al-Quran’an surah al-Maa’idah
[5]: 25
3. Keadilan syariat-Nya yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana firman Allah
SWT dalam surah Al-An’aam [6]: 161
4. Keadilan pada alam ciptaan-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surah At-
Tiin [95]: 4
5. Keadilan yang ditetapkan untuk manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Di dalam
Al-Qur’an diserukan agar orang-orang yang beriman dapat menegakkan keadilan

Abdul Ghofur Anshori, Aspek Hukum Reksa Dana Syariah Di Indonesia (Bandung: Refika Aditama, 2008).
22

Shihab, Wawasan Al-Quran.


23
24 M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Islam: Kajian Teoretis Dan Praktis (Bandung: Pustaka Setia, 2012).
25 Havis Aravik, Ekonomi Islam: Konsep, Teori Dan Aplikasi Serta Pandangan Para Pemikir Ekonomi Islam

(Malang: Empat Dua, 2016).

Al-Mada: Vol 6 no 2 2023


26
Sriwahyuni, M. Nasir Nasution, Segianto

semata-mata karena Allah dan tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi, tertuang
dalam Al-Qur’an surah Asy-Syuraa [42] ayat 15

Penerapan Keadilan dalam Ekonomi Islam


Pilar penting menjalankan ekonomi islam adalah penerapan keadilan. Alqur’an
memberikan penekanan untuk memelihara keadilan melalui hikmah-hikmah yang diberikan
para nabi (QS. Al-Hadiid [57]: 25). Penegasan kesetaraan juga mencakup keadilan ekonomi
dan penghapusan ketimpangan pendapatan. Allah menurunkan Islam sebagai pedoman hidup
dalam segala bidang, ekonomi, politik dan sosial. Dari segi ekonomi, keadilan harus
dipertahankan dalam dua bidang sekaligus. Keadilan secara umum (adl'am) berarti
terwujudnya sistem dan struktur politik dan ekonomi yang berkeadilan. Kawasan ini menjadi
tanggung jawab pemerintah dan pemerintah. Secara khusus, keadilan (biasanya adl) mengacu
pada penerapan keadilan dalam kehidupan Muslim antara Muslim dan orang lain.26
Pada dasarnya, Tuhan juga memerintahkan kita untuk bersikap jujur dalam berbisnis.
Tunjukkan tinggi dan berat badan Anda, dan jangan masuk tanpa izin ke properti orang lain
atau milik tersangka pelanggar. Dalam transaksi jual beli yang dikenal dengan istilah tadlis,
terdapat faktor yang tidak diketahui oleh kedua belah pihak. Dalam Islam, dasar dari setiap
transaksi harus berupa gagasan dua orang yang menyetujui sesuatu (keduanya puas) 27. Tadlis
merupakan amalan yang memiliki ciri ketidakjujuran. Misalnya, vendor yang menyembunyikan
kekurangan produk dari pelanggan agar tidak terlihat rusak atau yang menyembunyikan
produknya agar semuanya tampak beres. Setiap muslim tentunya selalu berusaha untuk
menjalankan bisnis secara adil (jujur), karena saat ini banyak orang yang rela menipu
kliennya.28
Allah melarang manusia dari riba. Riba adalah sistem yang digunakan untuk menarik,
atau lebih tepatnya menarik, uang dari orang yang melakukan perdagangan. Banyak orang
tidak memahami bahaya dan efek menyesakkan dari keausan. Dalam sistem kapitalis, pemilik
modal selalu mendapatkan, terus mendapatkan bunga atau keuntungan tanpa melakukan apa-
apa, tanpa mengeluarkan keringat.29 Islam melarang yang kuat merebut kekuasaan dari yang
lemah. Hal ini sangat bertentangan dengan sunnah Tula dan akan merusak hubungan kedua
belah pihak. Iri, dengki, balas dendam, kebencian dan permusuhan akan muncul di
masyarakat. Memang banyak perintah Al-Qur'an yang muncul dalam bentuk yang sangat keras
yang berakar pada kepedulian yang mendalam terhadap keadilan baik bagi pelaku maupun
korbannya (QS. Al-Maa'idah [5]:45, an-Nahl [16 )]]: 126)
Menurut Rosalinda30, penerapan prinsip keadilan dalam semua kegiatan ekonomi dapat
dilihat sebagai berikut:
Pertama, dalam bidang produksi, penerapan keadilan dapat dilihat dalam ajaran Islam
yang melarang pemeluknya untuk merugikan orang lain atau menggunakan kezaliman dalam
mengejar kekayaan, namun Islam mengesahkan proses yang adil dan jujur untuk memperoleh

26 Aravik.
27 M. Nadratuzzaman Husen, Gerakan Ekonomi Islam 3H (Jakarta: PKES, 2007).
28 Aravik, Ekonomi Islam: Konsep, Teori Dan Aplikasi Serta Pandangan Para Pemikir Ekonomi Islam.
29 Abdullah Saeed, Islamic Banking and Riba, A Study of Larangan Riba Dan Interpretasi Kontemporernya (Belanda:

Studi Hukum dan Masyarakat Islam, 1996).


30 Rosalinda, Ekonomi Islam: Teori Dan Aplikasi Pada Kegiatan Ekonomi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014).

27
Al-Mada: Vol 3 no 2 2020
Konsep Keadilan Ekonomi Islam

kekayaan. Kedua, prinsip penggunaan wajar dikaitkan dengan cara penggunaan barang.
Penggunaan kekayaan yang diperbolehkan oleh Islam hanyalah untuk memenuhi kebutuhan
dasar sebagai kebutuhan yang wajar dan sah. Ketiga, prinsip pemerataan pendapatan bertujuan
agar kekayaan tidak menumpuk di sekelompok kecil orang, tetapi selalu beredar di masyarakat,
dan bahwa produk yang berbeda harus didistribusikan secara merata untuk kepentingan
masyarakat. Keempat, dalam bidang perdagangan, Nabi secara tegas menerapkan prinsip
keadilan dalam perdagangan dan jenis transaksi lainnya. Nabi telah melegalkan segala bentuk
perdagangan dengan aspek adil dan setara bagi semua pihak dan melarang segala bentuk
perdagangan yang tidak adil yang menimbulkan perkelahian dan huru-hara

Filosofi Distributif dalam Syariah


Islam mengajarkan sistem nilai tentang alokasi dan distribusi pendapatan. Salah satunya
adalah tentang harta individu yang dapat digunakan secara bebas oleh pemiliknya, namun tidak
menyimpang dari hukum syariah dan memberikan manfaat dalam arti hukum alam, yaitu
saling menguntungkan. Dalam sistem nilai Islam, terdapat hak milik bagi setiap orang bagi
pengemis atau pengemis dan fakir miskin, karena semua hak milik individu pada dasarnya
adalah hak Tuhan. Efisiensi sumber daya dapat mencapai tingkat kepuasan yang maksimal dan
merata tanpa mengganggu orang lain dengan menghormati hak ilahi yang mutlak ini.31
Ekonomi Islam didasarkan pada gagasan keadilan distributif. Sistem ekonomi Islam
mengamanatkan bahwa ia dibangun di atas dua pilar: kebebasan dan keadilan distributif. Di
sini, kebebasan diartikan sebagai kebebasan yang didasarkan atas keseimbangan antara manusia
dan masyarakat serta antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Ia juga diartikan
sebagai kebebasan yang dibingkai dalam nilai-nilai tauhid dan keadilan.
Kebebasan dengan sistem ekonomi syariah, menurut Amalia dalam Abdul Ghafur,
menekankan kesetaraan kesempatan sambil menggabungkan hak-hak kodrati dengan rasa
kewajiban dan dibatasi oleh prinsip-prinsip moral dan hukum. Prinsip ekonomi Islam melarang
akumulasi kekayaan yang berlebihan sementara mayoritas orang berjuang untuk memenuhi
kebutuhan paling dasar mereka dan hidup dalam kemiskinan. Tujuan utama ajaran Islam,
koeksistensi keselarasan dan keseimbangan antara kebutuhan material dan kebutuhan etis dan
moral, tidak dapat diabaikan atas nama kebebasan bersama ini.32 Prinsip keadilan yang dituntut
oleh Islam mewajibkan mereka yang mampu secara ekonomi untuk menjangkau orang miskin
sehingga mereka akhirnya bisa memperoleh kemerdekaan.
Pembagian pemerataan untuk kepentingan rakyat harus diperhatikan. Dengan
demikian, ajaran Islam memandu mekanisme distribusi semua barang berdasarkan nilai-nilai
spiritual dan sistem moral yang memiliki prinsip keadilan sosial dan ekonomi. Ajaran Islam juga
mengajarkan kesetaraan manusia, keadilan, kerjasama, saling mendukung dan keseimbangan
dalam distribusi kekayaan untuk mencapai kebahagiaan manusia secara universal. Hal ini dapat
menghindari konflik antara si kaya dan si miskin, konflik antara kelas atas dan kelas bawah.
Adanya kebijakan distributif dalam sistem ekonomi syariah menjaga nilai keadilan,
dengan pedoman bahwa kekayaan menumpuk dalam satu kelompok, sebagaimana dalam QS
Al-Hasyr [59]:7, yang berbunyi:

31 Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Makro Syariah (Bandung: Pustaka Setia, 2016).
32 Abdul Gofur, Filsafat Ekonomi Syariah (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2020).

Al-Mada: Vol 6 no 2 2023


28
Sriwahyuni, M. Nasir Nasution, Segianto

‫سبِي ِل ك َۡﻲ َﻻ‬ ‫ِين َو ۡٱب ِن ٱل ﱠ‬


ِ ‫سك‬ َ ٰ ‫سو ِل َو ِلذِي ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َو ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ۡٱل َم‬ ‫سو ِل ِهۦ مِ ۡن أَ ۡه ِل ۡٱلقُ َر ٰى َ ِ ﱠ ِ َول ﱠ‬
ُ ‫ِلر‬ ُ ‫علَ ٰى َر‬َ ُ ‫ﱠما ٓ أَفَا ٓ َء ٱ ﱠ‬
‫ب‬ َ َ ‫ع ۡنهُ فَﭑنتَ ُهو ۚاْ َوٱتﱠقُواْ ٱ ﱠ ۖ َ ِإ ﱠن ٱ ﱠ‬
ِ ‫ﺷدِي ُد ۡٱل ِعقَا‬ َ ‫سو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َه ٰى ُك ۡم‬
ُ ‫ٱلر‬‫يَ ُكونَ دُو َل ۢةَ بَ ۡينَ ۡٱﻷ َ ۡغنِيَآ ِء ِمن ُك ۡۚم َو َما ٓ َءات َٰى ُك ُم ﱠ‬
٧
Artinya: “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya

Allah menekankan ekuilibrium saat menyebut Ummatan Muslim Wasatan, yg adalah


umat mempunyai kesatuan, kedinamisan pada gerak, arah & tujuan, dan mempunyai genre
kolektif yg berfungsi menjadi mediator & pembenaran. Oleh lantaran itu, ekuilibrium adalah
prinsip etika dasar yg wajib diterapkan pada usaha & rakyat.33
Aktivitas kehidupan bisa mencapai keberkahan jika seluruh komponen kehidupan yg
terjadi selalu berpasangan, berada pada keadaan seimbang antara lain: materi & spiritual, global
& akhirat, siang & malam, kaya & miskin, kewajiban & hak, dll. Keseimbangan merupakan
didefinisikan menjadi suatu keadaan dimana hubungan antar komponen kehidupan insan bisa
berkembang secara serasi & seimbang dan berdampak akbar bagi kesejahteraan insan.
Kesetimbangan pada arti mikro bisa diilustrasikan menggunakan aktivitas ekonomi, sebagai
akibatnya yg dianggap ekuilibrium merupakan keadaan dimana nir terdapat pelaku ekonomi yg
dirugikan, atau dianggap jua keadaan saling mendamaikan ("antaradhin"). Keadaan ini dianggap
ekuilibrium pasar pada teori ekonomi mikro, yg memilih ekuilibrium harga & ekuilibrium
kuantitas antara konsumen & pembuat pada perekonomian, atau pembeli & penjual, atau
penawaran & permintaan (supply). Tanpa keseimbangan pasar, harga keseimbangan nir bisa
dicapai, begitu juga kuantitas keseimbangan.
Adil, yang diartikan seimbang, tidak memihak dan memberikan hak tanpa mengurangi
sedikitpun yang sah, menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Dan bacalah doa yang benar
tanpa rasa takut kecuali kepada Allah SWT. Maka tentukanlah kebenaran perkara yang akan
diselesaikan menurut hukum agama. Jadi perbuatan yang benar adalah perbuatan yang
berdasarkan kebenaran.34 Dalam Firman Allah, Surat al-Maidah: 8, yang menyuruh kita untuk
menegakkan (kebenaran) dan juga berlaku jujur terhadap orang lain.

Muhammad dan Luqman Fauroni, The Quranic View of Ethics and Business (Jakarta: Salemba Diniya, 2002).
33

Rendra Widyakso, “KONSEP KEADILAN MENURUT AL-QUR’AN,” https://www.pa-


34

pemalang.go.id/index.php/kumpulan-artikel/1180-konsep-keadilan-menurut-al-qur-an-rendra-widyakso-sh-12-7,
2021, https://www.pa-pemalang.go.id/index.php/kumpulan-artikel/1180-konsep-keadilan-menurut-al-qur-an-
rendra-widyakso-sh-12-7.

29
Al-Mada: Vol 3 no 2 2020
Konsep Keadilan Ekonomi Islam

KESIMPULAN
Berdasarkan konsepnya, Alqur’an memiliki dua konteks utama yakni konteks sosial
dan konteks individu. Dalam konteks sosial, Alqur’an mewajibkan bagi setiap muslim untuk
berlaku adil dan tidak merugikan orang lain. Kemudian dalam konteks pribadi, setiap ribadi
harus berusaha sebaik mungkin agar tidak jatuh dalam kerugian dsetiap kegiatan yang
berhubungan dengan ekonomi ini. Kedua konteks ini seolah tarik menarik dan saling
berhubungan dimana titik tengah ketika seseorang berusaha sebaik mungkin untuk beruntung,
namun tidak boleh juga keyuntungan tersebut hingga zolim kepada orang lain. Merujuk pada
sistem ekonomi islam, hal inilah yang disebut dengan keadilan ekonomi yang mengutamakan
kemaslahatan bersama.
Sistem ekonomi Islam tidak menghasilkan ketimpangan ekonomi antara satu individu
dengan individu lainnya ketika konsep pemerataan diterapkan. Islam melarang segala bentuk
kegiatan ekonomi, termasuk perampasan harta benda, yang berpotensi merugikan masyarakat
secara keseluruhan. Hak orang lain tidak bergilir dalam penimbunan (ihtikar), sehingga
menyulitkan seseorang untuk mencari barang yang dibutuhkannya sehari-hari. Semua jenis
ketidakadilan ekonomi, termasuk monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi pada kelompok
tertentu, tidak dilarang atau diizinkan oleh sistem ekonomi Islam. Karena jika hal ini terjadi
maka akan menimbulkan ketimpangan atau ketidakadilan ekonomi yang pada akhirnya akan
merugikan sistem ekonomi yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Agustianto. “Economic Justice in Islam, Iqtishad Consulting.”
https://iqtishadconsulting.com/content/read/blog/article/keadilan-ekonomi-dalam-
islam, 2015. https://iqtishadconsulting.com/content/read/blog/article/keadilan-
ekonomi-dalam-islam.
Al-Arif, M. Nur Rianto. Lembaga Keuangan Islam: Kajian Teoretis Dan Praktis. Bandung: Pustaka
Setia, 2012.
Al-Arif, Nur Rianto. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Jakarta: Era Adicitra Intermedia, 2011.
Anggraeni, Rahma Dewi, Rizqa Rahmaddina, and Rohmadatul Aisyah. “Kegagalan Sistem
Ekonomi Sosialis.” EQUILIBRIUM: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Pembelajarannya 10, no. 2
(2022): 172–78. https://doi.org/http://doi.org/10.25273/equilibrium.v10i2.11632.
Anshori, Abdul Ghofur. Aspek Hukum Reksa Dana Syariah Di Indonesia. Bandung: Refika
Aditama, 2008.
Aravik, Havis. Ekonomi Islam: Konsep, Teori Dan Aplikasi Serta Pandangan Para Pemikir Ekonomi
Islam. Malang: Empat Dua, 2016.
Chalil, Zaki Fuad. Pembagian Kekayaan Yang Adil Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2009.
Effendi, S. “Perbandingan Sistem Ekonomi Islam Dengan Sistem Ekonomi Kapitalis Dan
Sosialis.” JRAM (Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma) 6, no. 2 (2019): 147–58.
https://doi.org/https://doi.org/10.30743/akutansi.v6i2.2185.
Fauroni, Muhammad dan Luqman. The Quranic View of Ethics and Business. Jakarta: Salemba
Diniya, 2002.
Fauzi, Muhammad Resty, Wicaksana Dwi Prasetyo, and Dini Lestari. “Perbankan Syariah
Dalam Implementasi Wakaf Uang.” Jurnal Informasi Keagamaan, Manajemen Dan Strategi:

Al-Mada: Vol 6 no 2 2023


30
Sriwahyuni, M. Nasir Nasution, Segianto

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam (IKaMaS) 3, no. 1 (2023).


https://ikamas.org/jurnal/index.php/ikamas/article/view/85.
Gofur, Abdul. Filsafat Ekonomi Syariah. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2020.
Harisah, H. “Konsep Islam Tentang Keadilan Dalam Muamalah.” Syar’ie : Jurnal Pemikiran
Ekonomi Islam 3, no. 2 (2020): 172–85. https://stai-binamadani.e-
journal.id/Syarie/article/view/202.
Heriyanto. “Memahami Bagaimana Mahasiswa Melakukan Penelusuran Informasi Melalui
Academic Databases.” ANUVA: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan Dan Informasi 2, no. 4
(2018): 369–76. https://doi.org/10.14710/anuva.2.4.369-376.
Husen, M. Nadratuzzaman. Gerakan Ekonomi Islam 3H. Jakarta: PKES, 2007.
Husni, I. S. “Konsep Keadilan Ekonomi Islam Dalam Sistem Ekonomi: Sebuah Kajian
Konsepsional.” Islamic Economics Journal 6, no. 1 (2020): 57–74.
Imara, Muhammad. Islam Dan Jaminan Sosial, Terj. Abdul Hayyie Al-Kattani. Jakarta: Gema Pers
Manusia, 1998.
Itang, and Adib Daenuri. “Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, Dan Islam.” Tazkiya 18, no. 1
(2017): 67–91. https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/1143.
Prayuda, Wing Redy. “Keadilan Ekonomi Dalam Perspektif Hukum Islam.” Al-Mustashfa:
Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah 2, no. 1 (2017): 42–50.
https://doi.org/10.24235/jm.v2i1.1603.
Qardawi, Yusuf. Kaidah Dan Etika Ekonomi Islam , Terj. Zainal Arifin. Jakarta: Gema Insani
Press, 1995.
Rahmiyanti, D. “Implementasi Keadilan Dalam Pembangunan Ekonomi Islam.” Al-Buhuts 14,
no. 2 (2018): 53–68. https://doi.org/https://doi.org/10.30603/ab.v14i02.892.
Rangkuti, Afifa. “Konsep Keadilan Dalam Perspektif Islam.” TAZKIYA: Jurnal Pendidikan
Islam 6, no. 1 (2017).
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/141.
Rosalinda. Ekonomi Islam: Teori Dan Aplikasi Pada Kegiatan Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2014.
Saeed, Abdullah. Islamic Banking and Riba, A Study of Larangan Riba Dan Interpretasi
Kontemporernya. Belanda: Studi Hukum dan Masyarakat Islam, 1996.
Salfitra, Alifta, Auliya Izzah Hasanah, and Rachmad Risqy Kurniawan. “Keadilan Dalam
Perspektif Ekonomi Islam.” OSF Preprints, 2021, 9.
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/72034023/Keadilan_Dalam_Perspektif_Ekono
mi_Islam_Alifta_Salfitra_Auliya_Rachmad-libre.pdf?1633826750=&response-content-
disposition=inline%3B+filename%3DKeadilan_Dalam_Perspektif_Ekonomi_Islam.pdf
&Expires=1673574376&Signature=KKjsB~PopMDDnqfi3u4xbQfUdOx77fy2lV6oDL
Exvi9-
C1ETC4ddLicTkNGqhXbFv3eEeyNCxlEGyxi6y5A~ChLaDFFpEe~MXmu5kQMqiez
ohrM92kC053S0txosBGi1b9F9mHPP9bqdxCUp5Vbb2yhETzuqUs3pU~eQN4RX0Cg
wtKih2F8w~T4eTJPwK~wNxWD1IgQ5Mgel~9OOHhSt3P~Kqtu7XIMOX4hsAbSO
7Hc0fWn7WXTEr2yes2DHf9x6nS602FiFWZ6zkfiJJIsgchIiPITlafh8BEo8Zzbmlaoovft
YLGscR7ctbE6ZjwdydnwSXt5gK~2xRNTQ8PqX8g__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA.
Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Quran. Bandung: Mizan, 1996.
Syaharuddin, Habib Ratu Perwira Negara, Malik Ibrahim, and Farah Heniati Santosa4.
“Penelusuran Referensi Berbasis Digital Sebagai Peningkatan Sebagai Peningkatan Soft
Skill Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir.” SELAPARANG. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Berkemajuan 3, no. 2 (2020): 151–155.
https://doi.org/10.31764/jpmb.v3i2.1904.

31
Al-Mada: Vol 3 no 2 2020
Konsep Keadilan Ekonomi Islam

Syantoso, Arie, Parman Komarudin, and Iman Setya Budi. “Tafsir Ekonomi Islam Atas
Konsep Adil Dalam Transaksi Bisnis.” Al-Iqtishadiyah: Ekonomi Syariah Dan Hukum
Ekonomi Syariah 4, no. 1 (2018): 20–39.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31602/iqt.v4i1.1595.
Tho’in, Muhammad. “Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis-Sosialis).” Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam 1, no. 3 (2015): 118–33.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v1i03.34.
Widyakso, Rendra. “KONSEP KEADILAN MENURUT AL-QUR’AN.” https://www.pa-
pemalang.go.id/index.php/kumpulan-artikel/1180-konsep-keadilan-menurut-al-qur-an-
rendra-widyakso-sh-12-7, 2021. https://www.pa-pemalang.go.id/index.php/kumpulan-
artikel/1180-konsep-keadilan-menurut-al-qur-an-rendra-widyakso-sh-12-7.
Yuniarti, Vinna Sri. Ekonomi Makro Syariah. Bandung: Pustaka Setia, 2016.

Al-Mada: Vol 6 no 2 2023


32

Anda mungkin juga menyukai