https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
E-mail : wienoy8115@gmail.com
ABSTRAK
Ekonomi Islam adalah suatu ekonomi berdasar pada ketuhanan. Ada suatu perbedaan pokok antara
Ekonomi Islam dan ekonomi konvensional. Ekonomi yang konvensional memandang suatu ilmu
pengetahuan sebagai sesuatu yang sekular bahwa kebebasan ekonomi Islam dibangun didasarkan
pada prinsip religius. Sistem Ekonomi Islam membedakan antara diskusi ekonomi dari sudut pandang
produksi barang-barang dan jasa tercakup di diskusi ekonomi" dan diskusi ekonomi dari sudut pandang
cara untuk mendapatkan, untuk menggunakan, dan untuk mendistribusikan barang-barang dan jasa
tercakup di diskusi sistem ekonomi". Sistem ekonomi yang konvensional membuat diskusi ekonomi"
dan " sistem ekonomi" sebagai suatu unit tidak dapat dipisahkan. Artikel dengan judul “Analisis
Perbedaan Tujuan Ekonomi Konvensional dengan Tujuan Ekonomi Islam” bertujuan untuk memberikan
gambaran untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu waktu tertentu,
dipaparkan sebagaimana adanya, untuk menemukan jalan pikirannya secara menyeluruh mengenai
perbedaan antara ekonomi konvensional dengan ekonomi islam, ciri-ciri antara keduanya, kelebihan
dan kekurangan antara keduanya dan perbedaan tujuan antara keduanya. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif. Terdapat perbedaan yang mendasar antara tujuan ekonomi
konvensional dengan ekonomi islam yaitu ekonomi konvensional bertujuan untuk mementingkan dan
meraup keuntungan sebesar-besarnya yang sifatnya keduniawian. Tujuan lainnya adalah mencapai
kesejahteraan individu itu sendiri. Sedangkan tujuan ekonomi islam adalah penyucian jiwa agar setiap
muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya, tegaknya keadilan dalam
masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah dan
tercapainya kemaslahatan, keselamatan, keyakinan agama, keselamatan jiwa, keselamatan akal,
keselamatan keturunan dan keluarga serta keselamatan harta benda. Jadi sistem ekonomi
konvensional lebih berfokus pada keuntungan duniawi saja sedangkan ekonomi islam bertujuan
12
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
memperoleh kemashlahatan baik di dunia maupun di akhirat dengan berdasarkan pada Al Qurán dan
Hadist.
Kata Kunci : Ekonomi Konvensional, Ekonomi Islam, Tujuan.
PENDAHULUAN
Kata ekonomi dalam buku Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan dengan “pengetahuan
dan penyelidikan mengenai asas-asas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi) dan pemakaian
barang-barang serta kekayaan (konsumsi)”. Sedangkan An Nabhani mendefinisikan kata ekonomi
berasal dari bahasa Yunani Kuno (Greek) yang bermakna “mengatur urusan rumah tangga”, di mana
anggota keluarga yang mampu ikut terlibat dalam menghasilkan barang-barang berharga dan
membantu memberikan jasa, lalu seluruh anggota keluarga yang ada ikut memikirkan apa yang
mereka peroleh, populasinya kemudian semakin banyak, mulai dari rumah ke rumah menjadi
kelompok (community) yang diperintah oleh negara.
Adapun yang dimaksud dengan sistem ekonomi adalah terdiri dari dua kata, yaitu sistem dan
ekonomi. Sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk
suatu totalitas. Sistem ekonomi sangat berbeda dengan ilmu ekonomi. Sistem ekonomi dibahas
sebagai sebuah pemikiran yang mempengaruhi dan terpengaruh oleh pandangan hidup (way of life)
tertentu, sedangkan membahas ilmu ekonomi sebagai sebuah sains murni yang tidak ada
hubungannya dengan pandangan hidup (way of life) tersebut.
Ekonomi diartikan sebagai alokasi sumber daya material, maka sistem ekonomi dapat
didefnisikan sebagai sebuah perangkat nilai-nilai yang dapat membangun organisasi kegiatan sumber
daya material menurut kerangka referensi tertentu. Kalau kerangka referensinya Islam maka disebut
sistem ekonomi Islam, demikian pula sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis (ekonomi
konvensional). Dalam sejarah peradaban manusia, ada beberapa bentuk sistem ekonomi yang pernah
ditemukan. Bentuk paling primitif adalah depotisme, di mana ekonomi diatur oleh sebuah otoritas
tunggal, baik itu seorang atau sekelompok orang yang menjadi pemimpin.
Selama beratus-ratus tahun sebagian penduduk dunia baik muslim maupun non muslim
mengkiblatkan ekonomi konvensional sebagai panutan kegiatan perekonomian merka. Terlebih umat
13
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
muslim tidak menggunakan dan mengaplikasikan ekonomi Islam sebagai kiblat kegiatan perekonomian
mereka, bahkan tidak mempunyai pengetahuan tentang ekonomi islam tersebut. Ekonomi
konvensional memiliki banyak kelemahan yang merugikan rakyatnya. Dan tujuannya pun sudah
merugikan rakyatnya, jauh dari mensejahterakan. Bukannya membuat sejahtera para rakyatnya, malah
membuat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
Ekonomi Islam/syariáh yang kini terasa baru hadir seperti memberi angin segar bagi
masyarakat yang merindukan kesejahteraan. Padahal ekonomi Islam telah hadir lebih dulu, lebih lama
dibandingkan dengan ekonomi konvensional. Hal itu dikarenakan umat muslim yang tidak menyadari
asset yang sangat berharga tersebut.
METODE
Tulisan ini dikaji menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Mukhtar (2013:10)
metode penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah metode yang digunakan peneliti untuk
menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu waktu tertentu. Artikel ini
dipaparkan sebagaimana adanya, untuk menemukan jalan pikirannya secara menyeluruh. Metode ini
diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang perbedaan tujuan sistem ekonomi
konvensional dengan tujuan sistem ekonomi Islam.
14
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
campur dalam ekonomi. Dalam ekonomi konvensional, setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri
sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba
sebesar-besarnya, serta melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan
berbagai cara. Hal ini menyebabkan terbentuknya sekelompok orang yang kaya dan sekelompok orang
yang miskin dimana orang kaya akan semakin kaya dan orang yang miskin semakin miskin.
➢ Ciri-ciri Ekonomi Konvensional
Ciri-ciri ekonomi konvensional antara lain :
1. Dasar hukum ekonomi konvensional berasal dari hukum positif.
Setiap dalam sistem ekonomi yang ada tentu memiliki sebuah dasar hukum sebagai pedoman untuk
pelaksanaannya. Dalam sistem ekonomi konvensional dasar hukum yang digunakan adalah hukum
positif. Ini berarti bahwa selama kegiatan yang dilakukan dalam sistem ini bersifat positif maka hal itu
diperbolehkan. Payung hukum yang digunakan dalam sistem ini lebih mengacu berdasarkan UU
Perbankan. Pembiayaan akan diberikan pada setiap pengajuan usaha selama usaha yang bergerak
tersebut memiliki nilai positif dalam perekonomian negara.
15
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
16
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
Dalam sistem ekonomi konvensional harga yang ditentukan di pasar bebas di pengaruhi oleh 3 jenis
harga yaitu sebagai berikut :
• Harga Produksi
Struktur harga produksi ini dibentuk oleh kemampuan produsen dalam menanggung biaya yang harus
dikeluarkan dalam kegiatan produksi. Laju produksi menyangkut tiga hal yaitu, jenis barang apa yang
akan diproduksi, berapa jumlah yang akan di produksi dan untuk siapa barang tersebut di produksi.
Tentu saja ketiga faktor tersebutlah yang pada akhirnya berpengaruh kepada harga di pasar bebas.
• Harga Distribusi
Distribusi merupakan proses yang menghubungkan antara kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi.
Proses ini bisa dibilang cukup krusial karena proses ini berpengaruh pada terjual atau tidaknya barang.
Jika terjual tentu akan memberikan keuntungan, dan sebaliknya jika barang tidak laku tentu akan
berdampak pada kerugian biaya.
• Harga Konsumsi
Harga konsumsi terbentuk ketika ada kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu pihak konsumen
dan produsen. Konsumen memiliki hak untuk melakukan tawar menawar terhadap barang yang akan
di belinya. Dari proses tawar menawar inilah akan diperoleh hasil akhir berupa harga konsumsi dari
sebuah barang.
9. Terdapat pasar bebas.
Ciri sistem ekonomi konvensional berikutnya adalah adanya pasar bebas. Pasar bebas disini adalah
dimana penjual dapat menjual barang dalam jumlah yang banyak tanpa mempengaruhi harga.
kemudian, dalam pasar bebas antara penjual dan pembeli bebas melakukan tramsaksi tanpa adanya
pangaruh dari pemerintah.
10. Adanya kemudahan dalam memperoleh pinjaman.
Sistem ekonomi konvensional juga memberikan kemudaham kepada para pelaku usaha. Kemudahan
yang diberikan adalah berupa kemudahan dalam memperoleh pinjaman berupa modal dana. Seperti
yang kita ketahui bahwasanya di Indonesia sendiri penyedia perbankan dan lembaga pinjaman dana
konvensional sangatlah banyak. Sehingga tidak perlu khawatir bagaimana cara mendapatkan modal.
➢ Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Konvensional
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi konvensional yaitu :
• Kelebihan :
17
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
➢ Ekonomi Islam
18
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
Secara epistemologi, ekonomi Islam dibagi menjadi dua disiplin ilmu, yang pertama yaitu
ekonomi Islam normatif, yaitu studi tentang hukum-hukum syariah Islam yang berkaitan dengan
urusan harta benda. Cakupannya adalah kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan distribusi
kekayaan kepada masyarakat. Bagian ini merupakan pemikiran yang terkait nilai, karena diperoleh
dari sumber nilai Islam yaitu Al Qurán dan As Sunnah melalui metode istinbat hukum. Kedua,
ekonomi Islam positif, yaitu studi tentang konsep-konsep Islam yang berkaitan dengan urusan-
urusan harta benda, khususnya yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa.
Cakupannya adalah segala macam cara dan sarana yang digunakan dalam proses produksi
barang dan jasa. Bagian ini tidak harus mempunyai dasar konsep dari Al Qurán dan As Sunnah, tapi
cukup disyaratkan tidak boleh bertentangan dengan Al Qurán dan As Sunnah. Segala aturan yang
diturunkan oleh Allah SWT dalam sistem Islam mengarah pada tercapainya kebaikan,
kesejahteraan, keutamaan serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan dan kerugian pada
seluruh ciptaan-Nya. Demikian halnya dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia
mencapai kemenangan di dunia dan akhirat.
Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai sebuah studi tentang pengelolaan harta benda
menurut perspektif Islam. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi
manusia yang perilakunya diatur berdasarkan peraturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun Islam dan rukun iman. Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-
nilai Islam.
Nasution (2007:11) mengemukakan sitem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang
didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai islam yang bersumber dari Al- Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
atau sumber lainnya. Nilai-nilai sistem ekonomi Islam ini merupakan bagian integral dari
keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif. Secara umum, lahirnya ide tentang sistem ekonomi
Islam didasarkan pada pemikiran bahwa sebagai agama yang lengkap dan sempurna, Islam
tentulah tidak hanya memberikan penganutnya aturanaturan soal ketentuan dan iman, melainkan
juga jawaban atas berbagai masalah yang dihadapai oleh manusia, termasuk ekonomi.
➢ Kelebihan dan Kekurangan Ekonomi Islam :
Kelebihan Ekonomi Islam :
19
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
20
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
ekonomi yang mampu menjawab masalah-masalah aktual kecuali ekonomi konvensional. Hal ini
menjadikan justifikasi bagi masyarakat untuk mengesampingkan ide dari pengetahuan lain, seperti
ekonomi Islam. Hal ini diakibatkan adanya hegemoni literatur ekonomi konvensional terhadap
ekonomi Islam, sehingga setiap prilaku kita tidak lepas dari pengaruh ekonomi konvensional.
2. Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal oleh masyarakat. Masyarakat bersentuhan
langsung dengan konsep ekonomi konvensional, di berbagai bidang konsumsi, produksi, distribusi
dan lainya. Sehingga pemahaman baru sulit dipaksakan dan diterima oleh masyarakat yang lebih
dahulu beresntuhan dengan konsep ekonomi konvensional.
3. Beberapa negara yang menggunakan Islam sebagai pedoman dasar kenegaraanya ternyata belum
Islam. Hal ini yang menyebabkan timbulnya pemahaman bahwa pengetahuan lahir di daratan
Eropa, apalagi berbagai informasi lebih mengarahkan pada pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh
Eropa.
5. Pengangguran di masyarakat bukan murni cerminan perilaku malas. Tetapi, di sini lebih banyak
disebabkan oleh dampak pemahaman masyarakat mengenai makna tentang jenis dan
pendapatan/penghasilan usaha yang belum tepat. Ekonomi Islam masih belum berperan secara
maksimal dalam membantu mengangkat ekonomi kerakyatan. Sebagai contoh pedagang lebih
menyukai meminjam pada rentenir dibanding pada BMT yang ada. Karena rentenir tidak
memerlukan persyaratan yang ‘ribet’, sementara BMT atau BPRS memerlukan segudang jaminan
sebagai syarat peminjaman.
lainnya.
21
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
3. Adanya keyakinan bahwa manusia hanya memegang amanah dari yang Maha Kuasa. Segala
kelimpahan harta yang dimiliki manusia adalah berasal dari Allah sang maha segalanya.
4. Adanya konsep halal dan haram dimana semua produk (barang dan jasa) harus bebas dari unsur
mampu.
6. Tidak memperbolehkan adanya bunga atau tambahan dari suatu pinjaman sehingga hutang-
dari yang kaya kepada yang miskin dan dianggap sebagai kejahatan besar.
22
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
2. Pegadaian Syariah.
Melalui pegadaian syariah, ditawarkan jual-beli sesuai norma Islam dimana keuntungannya
memudahkan nasabah mendaftar haji atau membayar tagihan bulanan.
3. Perbankan Syariah.
Pada umumnya, bank selalu memberikan bunga pada produknya. Dalam hal ini, pinjaman
syariah hanya memberikan layanan bagi hasil atau nisbah. Hal ini disebabkan dalam ajaran Islam,
riba adalah kegiatan yang menguntungkan satu pihak saja.
KESIMPULAN
23
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
ekonomi konvensioanl adalah untuk memperoleh keuntungan di dunia sedangkan ekonomi Islam
untuk mencapai mashlahah/kebermanfaatan baik di dunia maupun di akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman, Karim. (2007). Ekonomi Mikro Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Amiral. “Perbandingan Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam.” Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol.
5, No. 2, Juli-Desember 2017.
24
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)
https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA
Arkhan: “Ilmu Ekonomi Islam bertujuan melakukan kegiatan tentang kebahagiaan hidup manusia
(hukman falah) yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya di bumi atas dasar
gotong royong dan partisipasi.
Efendi, Rustam. (2003). Produksi Dalam Islam. Yogyakarta : Megistra Insania Press.
Mustafa Edwin. dkk. (2006). Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.
Nasution, Mustafa E. (2007). Beberapa Pemikiran tentang Keuangan Publik Islam. Jurnal Mini
Economica: Edisi 34.
Nasution, Mustafa Edwin. dkk. (2006). Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.
Nasution.
Qardhawi, Yusuf. (2004). Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. Jakarta : Robbani Press.
Rahman, Afzalur. (1995). Doktrin Ekonomi Islam. terjemahan. Soerojo dan Nastangin. Yogyakarta: Dana
Bhakti Wakaf.
Shaikh Mahmud Ahmad, Economic of Islam, Comparative Study, Edisi 1, Lahore, Pakistan: Ashraf Press,
1947. h. 1.
Tadjoedin, Achmad Ramzy. dkk. (1992). Berbagai Aspek Ekonomi Islam. Yogyakarta: Tiara Waca.
Suherman, Rosyidi. (1998). Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Babosa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1997, edisi 2, cet. IX, h. 950.
WJ.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982, h. 267.
http://akuntansi.uma.ac.id/2022/12/23/perbedaan-ekonomi-konvensional-dan-ekonomi-syariah/
https://deepublishstore.com/blog/perbedaan-ekonomi-islam-dan-konvensional/
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/sistem-ekonomi-islam.html/
25