Anda di halaman 1dari 14

EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam

Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG


Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

ANALISIS PERBEDAAN TUJUAN EKONOMI KONVENSIONAL


DENGAN TUJUAN EKONOMI ISLAM

Dewi Retna Wulan

E-mail : wienoy8115@gmail.com

Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam (STEBIS) Muhammadiyah Sumedang

ABSTRAK

Ekonomi Islam adalah suatu ekonomi berdasar pada ketuhanan. Ada suatu perbedaan pokok antara
Ekonomi Islam dan ekonomi konvensional. Ekonomi yang konvensional memandang suatu ilmu
pengetahuan sebagai sesuatu yang sekular bahwa kebebasan ekonomi Islam dibangun didasarkan
pada prinsip religius. Sistem Ekonomi Islam membedakan antara diskusi ekonomi dari sudut pandang
produksi barang-barang dan jasa tercakup di diskusi ekonomi" dan diskusi ekonomi dari sudut pandang
cara untuk mendapatkan, untuk menggunakan, dan untuk mendistribusikan barang-barang dan jasa
tercakup di diskusi sistem ekonomi". Sistem ekonomi yang konvensional membuat diskusi ekonomi"
dan " sistem ekonomi" sebagai suatu unit tidak dapat dipisahkan. Artikel dengan judul “Analisis
Perbedaan Tujuan Ekonomi Konvensional dengan Tujuan Ekonomi Islam” bertujuan untuk memberikan
gambaran untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu waktu tertentu,
dipaparkan sebagaimana adanya, untuk menemukan jalan pikirannya secara menyeluruh mengenai
perbedaan antara ekonomi konvensional dengan ekonomi islam, ciri-ciri antara keduanya, kelebihan
dan kekurangan antara keduanya dan perbedaan tujuan antara keduanya. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif. Terdapat perbedaan yang mendasar antara tujuan ekonomi
konvensional dengan ekonomi islam yaitu ekonomi konvensional bertujuan untuk mementingkan dan
meraup keuntungan sebesar-besarnya yang sifatnya keduniawian. Tujuan lainnya adalah mencapai
kesejahteraan individu itu sendiri. Sedangkan tujuan ekonomi islam adalah penyucian jiwa agar setiap
muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya, tegaknya keadilan dalam
masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah dan
tercapainya kemaslahatan, keselamatan, keyakinan agama, keselamatan jiwa, keselamatan akal,
keselamatan keturunan dan keluarga serta keselamatan harta benda. Jadi sistem ekonomi
konvensional lebih berfokus pada keuntungan duniawi saja sedangkan ekonomi islam bertujuan

12
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

memperoleh kemashlahatan baik di dunia maupun di akhirat dengan berdasarkan pada Al Qurán dan
Hadist.
Kata Kunci : Ekonomi Konvensional, Ekonomi Islam, Tujuan.

PENDAHULUAN

Kata ekonomi dalam buku Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan dengan “pengetahuan
dan penyelidikan mengenai asas-asas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi) dan pemakaian
barang-barang serta kekayaan (konsumsi)”. Sedangkan An Nabhani mendefinisikan kata ekonomi
berasal dari bahasa Yunani Kuno (Greek) yang bermakna “mengatur urusan rumah tangga”, di mana
anggota keluarga yang mampu ikut terlibat dalam menghasilkan barang-barang berharga dan
membantu memberikan jasa, lalu seluruh anggota keluarga yang ada ikut memikirkan apa yang
mereka peroleh, populasinya kemudian semakin banyak, mulai dari rumah ke rumah menjadi
kelompok (community) yang diperintah oleh negara.
Adapun yang dimaksud dengan sistem ekonomi adalah terdiri dari dua kata, yaitu sistem dan
ekonomi. Sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk
suatu totalitas. Sistem ekonomi sangat berbeda dengan ilmu ekonomi. Sistem ekonomi dibahas
sebagai sebuah pemikiran yang mempengaruhi dan terpengaruh oleh pandangan hidup (way of life)
tertentu, sedangkan membahas ilmu ekonomi sebagai sebuah sains murni yang tidak ada
hubungannya dengan pandangan hidup (way of life) tersebut.
Ekonomi diartikan sebagai alokasi sumber daya material, maka sistem ekonomi dapat
didefnisikan sebagai sebuah perangkat nilai-nilai yang dapat membangun organisasi kegiatan sumber
daya material menurut kerangka referensi tertentu. Kalau kerangka referensinya Islam maka disebut
sistem ekonomi Islam, demikian pula sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis (ekonomi
konvensional). Dalam sejarah peradaban manusia, ada beberapa bentuk sistem ekonomi yang pernah
ditemukan. Bentuk paling primitif adalah depotisme, di mana ekonomi diatur oleh sebuah otoritas
tunggal, baik itu seorang atau sekelompok orang yang menjadi pemimpin.
Selama beratus-ratus tahun sebagian penduduk dunia baik muslim maupun non muslim
mengkiblatkan ekonomi konvensional sebagai panutan kegiatan perekonomian merka. Terlebih umat

13
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

muslim tidak menggunakan dan mengaplikasikan ekonomi Islam sebagai kiblat kegiatan perekonomian
mereka, bahkan tidak mempunyai pengetahuan tentang ekonomi islam tersebut. Ekonomi
konvensional memiliki banyak kelemahan yang merugikan rakyatnya. Dan tujuannya pun sudah
merugikan rakyatnya, jauh dari mensejahterakan. Bukannya membuat sejahtera para rakyatnya, malah
membuat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
Ekonomi Islam/syariáh yang kini terasa baru hadir seperti memberi angin segar bagi
masyarakat yang merindukan kesejahteraan. Padahal ekonomi Islam telah hadir lebih dulu, lebih lama
dibandingkan dengan ekonomi konvensional. Hal itu dikarenakan umat muslim yang tidak menyadari
asset yang sangat berharga tersebut.

METODE

Tulisan ini dikaji menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Mukhtar (2013:10)
metode penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah metode yang digunakan peneliti untuk
menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu waktu tertentu. Artikel ini
dipaparkan sebagaimana adanya, untuk menemukan jalan pikirannya secara menyeluruh. Metode ini
diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang perbedaan tujuan sistem ekonomi
konvensional dengan tujuan sistem ekonomi Islam.

HASIL DAN PEMBAHASAN


➢ Ekonomi Konvensional
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara manusia menggunakan
sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Ekonomi
Konvensional adalah teori ekonomi kaitannya dengan “kebebasan” bergerak ke arah menuju pasar
bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan
menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme.
Sistem ekonomi konvensional merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan
secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian. Sistem ekonomi
konvensional menyatakan bahwa pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran
dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut

14
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

campur dalam ekonomi. Dalam ekonomi konvensional, setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri
sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba
sebesar-besarnya, serta melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan
berbagai cara. Hal ini menyebabkan terbentuknya sekelompok orang yang kaya dan sekelompok orang
yang miskin dimana orang kaya akan semakin kaya dan orang yang miskin semakin miskin.
➢ Ciri-ciri Ekonomi Konvensional
Ciri-ciri ekonomi konvensional antara lain :
1. Dasar hukum ekonomi konvensional berasal dari hukum positif.
Setiap dalam sistem ekonomi yang ada tentu memiliki sebuah dasar hukum sebagai pedoman untuk
pelaksanaannya. Dalam sistem ekonomi konvensional dasar hukum yang digunakan adalah hukum
positif. Ini berarti bahwa selama kegiatan yang dilakukan dalam sistem ini bersifat positif maka hal itu
diperbolehkan. Payung hukum yang digunakan dalam sistem ini lebih mengacu berdasarkan UU
Perbankan. Pembiayaan akan diberikan pada setiap pengajuan usaha selama usaha yang bergerak
tersebut memiliki nilai positif dalam perekonomian negara.

2. Masyarakat memiliki hak untuk melakukan hak ekonominya.


Dalam sistem ekonomi konvensional jaminan sepenuhnya diberikan kepada setiap individu untuk
dapat melakukan kegiatan ekonomi sebebas-bebasnya . Diharapkan dengan hal ini maka setiap
individu atau unit kelompok dapat mengembangkan usaha legalnya dan memperoleh perizinan yang
legal atas usaha yang dikelola. Selain ini, pemberian kebebasan ini diharapkan dapat merangsang pola
pikir untuk lebih kreatif dan inovatif dalam berusaha.
3. Pemerintah tidak dapat campur tangan langsung terhadap kegiatan ekonomi.
Di sistem ini, kewenangan pemerintah sangat dibatasi. Peran pemerintah hanyalah sebagai pengamat
dan pengawas kebijakam ekonomi. Artinya bahwa pemerintah dilarang untuk ikut campur di dalam
kegiatan ekonomi kemasyarakatan. Dalam kondisi seperti ini, tentu konflik akan mudah terpicu.
Penyebabnya tidak lain adalah karena kaum bawah akan merasa tertindas oleh kelompok yang lebih
berkuasa. Selain itu, penyelesaian dari konflik yang ditimbulkan akan berlangsung relatif lama. Hal ini
karena tidak ada pihak netral yang bisa menjadi mediator seperti pemerintah ataupun pihak berwajib
lainnya.

15
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

4. Alat produksi berada di tangan perorangan.


Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa ekonomi berada di tangan masyarakat. Sehingga segala alat
produksi juga berada di tangan perorangan. Artinya bahwa sebagai pelaku usaha setiap perorangan
harus menyediakan sendiri alat untuk mendukung usaha yang mereka kelola. Dengan demikian maka
semua peralatan yang ada dalam rangka mendukung usaha menjadi kekuasaan dari perorangan itu
sendiri bukan kelompok.
5. Kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi didasarkan atas motif mencari keuntungan.
Dalam sistem ekonomi konvensional tujuan utama dari setiap kegiatam baik produksi, konsumsi dan
distribusi ialah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Laba merupakan hal yang menjadi motif
utama dari setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan. Poin penting dalam setiap kegiatan ini difokuskan
untuk mendapatkan laba yang sangat optimal. Sehingga bisa dibilang bahwa kegiatan yang ada lebih
berfokus pada hasil dibandingkan dengam proses.
6. Adanya persaingan bebas dalam pasar.
Dalam sistem ini, bisa menyebabkan adanya persaingan bebas pada setiap elemen dan para pelaku
ekonomi. Persaingan bebas lebih kepada persaingan antara para penjual untuk menjual barang yang
serupa, antara pembeli untuk mendapatkan barang yang diinginkan, antara pencari kerja untuk
mendapatkan pekerjaan, antara pemberi kerja untuk mendapatkan pekerja yang berkompeten. Pada
dasarnya adanya persaingan bebas ini memiliki dampak positif, yaitu setiap individu akan berusaha
lebih keras untuk bisa mendapatkan capaian modal yang maksimal.

7. Ketersediaan modal menjadi hal penting dalam bidang ekonomi.


Di dalam hal ini, tentu saja modal menjadi penggerak utama dalam sebuah usaha yang dikelola. Dalam
ekonomi konvensional masyarakat dituntut untuk memiliki kecenderungan motivasi untuk melakukan
pengorbanan yang sekecil kecilnya untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya. Oleh karenanya dalam
kegiatan ekonomi diharapkan masyarakat akan bisa menyeimbangkan antara modal yang di
investasikan dengan keuntungan yang diperoleh agar tidak adanya resiko kebangkrutan . Yang lebih
baik lagi adalah ketika modal yang dikeluarkan kecil namun keuntungan yang diperoleh besar,
tentunya akan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.
8. Harga-harga dibentuk di pasar bebas.

16
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

Dalam sistem ekonomi konvensional harga yang ditentukan di pasar bebas di pengaruhi oleh 3 jenis
harga yaitu sebagai berikut :
• Harga Produksi
Struktur harga produksi ini dibentuk oleh kemampuan produsen dalam menanggung biaya yang harus
dikeluarkan dalam kegiatan produksi. Laju produksi menyangkut tiga hal yaitu, jenis barang apa yang
akan diproduksi, berapa jumlah yang akan di produksi dan untuk siapa barang tersebut di produksi.
Tentu saja ketiga faktor tersebutlah yang pada akhirnya berpengaruh kepada harga di pasar bebas.
• Harga Distribusi
Distribusi merupakan proses yang menghubungkan antara kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi.
Proses ini bisa dibilang cukup krusial karena proses ini berpengaruh pada terjual atau tidaknya barang.
Jika terjual tentu akan memberikan keuntungan, dan sebaliknya jika barang tidak laku tentu akan
berdampak pada kerugian biaya.
• Harga Konsumsi
Harga konsumsi terbentuk ketika ada kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu pihak konsumen
dan produsen. Konsumen memiliki hak untuk melakukan tawar menawar terhadap barang yang akan
di belinya. Dari proses tawar menawar inilah akan diperoleh hasil akhir berupa harga konsumsi dari
sebuah barang.
9. Terdapat pasar bebas.
Ciri sistem ekonomi konvensional berikutnya adalah adanya pasar bebas. Pasar bebas disini adalah
dimana penjual dapat menjual barang dalam jumlah yang banyak tanpa mempengaruhi harga.
kemudian, dalam pasar bebas antara penjual dan pembeli bebas melakukan tramsaksi tanpa adanya
pangaruh dari pemerintah.
10. Adanya kemudahan dalam memperoleh pinjaman.
Sistem ekonomi konvensional juga memberikan kemudaham kepada para pelaku usaha. Kemudahan
yang diberikan adalah berupa kemudahan dalam memperoleh pinjaman berupa modal dana. Seperti
yang kita ketahui bahwasanya di Indonesia sendiri penyedia perbankan dan lembaga pinjaman dana
konvensional sangatlah banyak. Sehingga tidak perlu khawatir bagaimana cara mendapatkan modal.
➢ Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Konvensional
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi konvensional yaitu :
• Kelebihan :

17
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

1. Menjunjung kebebasan individu;


2. Mengakui hak individu terhadap harta;
3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas wajar.
• Kekurangan :
1. Lambatnya perkembangan literatur ekonomi Islam;
2. Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal;
3. Pengetahuan sejarah ekonomi Islam berkurang.
Ekonomi konvensional hanya mengacu pada urusan duniawi tanpa melibatkan unsur ketuhanan di
dalamnya. Dalam sistem ekonomi konvensional, keputusan hanya berdasarkan ilmu teori. Sistem
ekonomi konvensional juga mengedepankan logika yang dikombinasikan dengan teori. Penggunaan
ekonomi konvensional hanya berfokus pada permasalahan yang dihadapi serta solusinya. Ekonomi
konvensional hingga saat ini tidak berjalan dengan sempurna. Ekonomi konvensional hanya digunakan
oleh negara-negara yang maju. Di instansi juga biasa menggunakan ekonomi konvensional. Sistem
bunga bank, pembelian kredit dan sistem monopoli merupakan contoh ekonomi konvensional.
➢ Tujuan Ekonomi Konvensional

Berikut di bawah ini beberapa tujuan ekonomi konvensional :


1. Manusia dimotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri, yang diekspresikan terutama melalui
pencarian untuk mendapatkan keuntungan finansial.
2. Tindakan yang menghasilkan pengembalian finansial terbesar kepada individu atau perusahaan
adalah yang paling bermanfaat juga bagi masyarakat.
3. Perilaku kompetitif lebih rasional bagi individu dan perusahaan daripada perilaku kooperatif,
akibatnya, masyarakat harus dibangun skapnya di sekitar motif kompetitif.
4. Kemajuan manusia paling baik diukur dengan peningkatan nilai dari apa yang dikonsumsi oleh
anggota masyarakat, dan semakin tingginya tingkat belanja konsumen memajukan kesejahteraan
masyarakat dengan merangsang output ekonomi yang lebih besar lagi pastinya.
Ekonomi konvensional bertujuan untuk mementingkan dan meraup keuntungan sebesar-besarnya
yang sifatnya keduniawian. Tujuan lainnya adalah mencapai kesejahteraan individu itu sendiri.

➢ Ekonomi Islam

18
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

Secara epistemologi, ekonomi Islam dibagi menjadi dua disiplin ilmu, yang pertama yaitu
ekonomi Islam normatif, yaitu studi tentang hukum-hukum syariah Islam yang berkaitan dengan
urusan harta benda. Cakupannya adalah kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan distribusi
kekayaan kepada masyarakat. Bagian ini merupakan pemikiran yang terkait nilai, karena diperoleh
dari sumber nilai Islam yaitu Al Qurán dan As Sunnah melalui metode istinbat hukum. Kedua,
ekonomi Islam positif, yaitu studi tentang konsep-konsep Islam yang berkaitan dengan urusan-
urusan harta benda, khususnya yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa.
Cakupannya adalah segala macam cara dan sarana yang digunakan dalam proses produksi
barang dan jasa. Bagian ini tidak harus mempunyai dasar konsep dari Al Qurán dan As Sunnah, tapi
cukup disyaratkan tidak boleh bertentangan dengan Al Qurán dan As Sunnah. Segala aturan yang
diturunkan oleh Allah SWT dalam sistem Islam mengarah pada tercapainya kebaikan,
kesejahteraan, keutamaan serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan dan kerugian pada
seluruh ciptaan-Nya. Demikian halnya dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia
mencapai kemenangan di dunia dan akhirat.
Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai sebuah studi tentang pengelolaan harta benda
menurut perspektif Islam. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi
manusia yang perilakunya diatur berdasarkan peraturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun Islam dan rukun iman. Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-
nilai Islam.
Nasution (2007:11) mengemukakan sitem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang
didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai islam yang bersumber dari Al- Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
atau sumber lainnya. Nilai-nilai sistem ekonomi Islam ini merupakan bagian integral dari
keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif. Secara umum, lahirnya ide tentang sistem ekonomi
Islam didasarkan pada pemikiran bahwa sebagai agama yang lengkap dan sempurna, Islam
tentulah tidak hanya memberikan penganutnya aturanaturan soal ketentuan dan iman, melainkan
juga jawaban atas berbagai masalah yang dihadapai oleh manusia, termasuk ekonomi.
➢ Kelebihan dan Kekurangan Ekonomi Islam :
Kelebihan Ekonomi Islam :

19
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

1. Individu mempunyai kebebasan untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan


pemunuhan kebutuhan hidupnya. Kebebasan individu dalam Islam didasarkan atas nilai-nilai
tauhid yang membebaskan dari segala sesuatu kecuali Allah SWT. Nilai tauhid inilah yang akan
menjadikan individu breani dan percaya diri.
2. Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta.
Hak pemilikan harta hanya diperoleh dengan cara-cara yang sesuai dengan ketentuan Islam. Islam
mengatur kepemilikan harta didasarkan atas kemaslahatan sehingga keberadaan harta akan
menimbulkan sikap saling menghargai dan menghormati. Hal ini terjadi karena bagi seorang
muslim harta sekedar titipan Allah SWT.
3. Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi antar orang perorangan.
Salah satu penghalang yang menjadikan banyaknya ketidakadilan bukan disebabkan karena Allah,
tetapi ketidakadilan yang terjadi dikarenakan sistem yang dibuat manusia sendiri.
4. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara dan setiap warga negara dijamin
untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing. Dalam sistem ekonomi Islam negara
mempunyai tanggung jawab untuk mengalokasikan sumberdaya alam guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat secara umum.
5. Islam mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan
distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. Sumber daya alam adalah hak manusia
untuk dipergunakan manusia untuk kemaslahatannya, upaya ini tidak menjadi masalah bila tidak
ada usaha untuk mengoptimalkan melalui ketentuan-ketentuan syariah.
6. Sistem ekonomi Islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan.
Seorang muslim dilarang beranggapan terlalu berlebihan terhadap harta sehingga menyebabkan
ia mengunakan cara-cara yang tidak benar untuk mendapatkannya.
7. Islam mengakui kehidupan individu dan masyarakat saling berkaitan antara satu dengan yang lain.
Masyarakat akan menjadi aktor yang dominan dalam membentuk sikap individu sehingga karakter
individu banyak dipengaruhi oleh karakter masyarakat.
Kelemahan Ekonomi Islam :
1. Literatur ekonomi Islam yang sebagian besar berasal dari teks-teks arab mau tidak mau diakuinya

mengalami perkembangan yang kurang signifikan. Sehingga menyebabkan munculnya dominasi


literatur ekonomi konvensional yang saat ini mempengaruhi masyarakat bahwa tidak ada ilmu

20
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

ekonomi yang mampu menjawab masalah-masalah aktual kecuali ekonomi konvensional. Hal ini
menjadikan justifikasi bagi masyarakat untuk mengesampingkan ide dari pengetahuan lain, seperti
ekonomi Islam. Hal ini diakibatkan adanya hegemoni literatur ekonomi konvensional terhadap
ekonomi Islam, sehingga setiap prilaku kita tidak lepas dari pengaruh ekonomi konvensional.
2. Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal oleh masyarakat. Masyarakat bersentuhan

langsung dengan konsep ekonomi konvensional, di berbagai bidang konsumsi, produksi, distribusi
dan lainya. Sehingga pemahaman baru sulit dipaksakan dan diterima oleh masyarakat yang lebih
dahulu beresntuhan dengan konsep ekonomi konvensional.
3. Beberapa negara yang menggunakan Islam sebagai pedoman dasar kenegaraanya ternyata belum

mampu sepenuhnya mengelola sistem perekonomiannya secara profesional. Banyak negara-


negara Islam di Timur Tengah yang tingkat kesejahteraanya kurang maju jika dibandingkan dengan
negara Eropa dan Amerika.
4. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan pengetahuan Eropa tidak lepas dari peranan pengetahuan

Islam. Hal ini yang menyebabkan timbulnya pemahaman bahwa pengetahuan lahir di daratan
Eropa, apalagi berbagai informasi lebih mengarahkan pada pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh
Eropa.
5. Pengangguran di masyarakat bukan murni cerminan perilaku malas. Tetapi, di sini lebih banyak

disebabkan oleh dampak pemahaman masyarakat mengenai makna tentang jenis dan
pendapatan/penghasilan usaha yang belum tepat. Ekonomi Islam masih belum berperan secara
maksimal dalam membantu mengangkat ekonomi kerakyatan. Sebagai contoh pedagang lebih
menyukai meminjam pada rentenir dibanding pada BMT yang ada. Karena rentenir tidak
memerlukan persyaratan yang ‘ribet’, sementara BMT atau BPRS memerlukan segudang jaminan
sebagai syarat peminjaman.

➢ Ciri-ciri Ekonomi Islam


Ciri-ciri sistem ekonomi Islam adalah sebagai berikut :
1. Adanya pengakuan terhadap hak individu, namun dibatasi agar tidak terjadi monopoli yang

merugikan masyarakat umum.


2. Adanya pengakuan akan hak umat atau umum dimana hak umat lebih diutamakan dibanding hak

lainnya.

21
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

3. Adanya keyakinan bahwa manusia hanya memegang amanah dari yang Maha Kuasa. Segala

kelimpahan harta yang dimiliki manusia adalah berasal dari Allah sang maha segalanya.
4. Adanya konsep halal dan haram dimana semua produk (barang dan jasa) harus bebas dari unsur

haram yang dilarang dalam Islam.


5. Adanya sistem sedekah, yaitu distribusi kekayaan secara merata dari yang kaya kepada yang kurang

mampu.
6. Tidak memperbolehkan adanya bunga atau tambahan dari suatu pinjaman sehingga hutang-

piutang hanya memperbolehkan konsep bagi hasil.


7. Adanya larangan menimbun harta kepada umat Islam. Hal ini dianggap menghambat aliran harta

dari yang kaya kepada yang miskin dan dianggap sebagai kejahatan besar.

➢ Tujuan Ekonomi Islam


Adapun tujuan ekonomi Islam antara lain :
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di
bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya kemaslahatan, keselamatan, keyakinan agama, keselamatan jiwa, keselamatan akal,
keselamatan keturunan dan keluarga serta keselamatan harta benda.
➢ Contoh Ekonomi Islam/Syariah :
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia telah menanjak dengan pesat. Saat ini, sudah banyak
produk keuangan yang menganut sistem berikut karena tujuan mulianya. Bahkan, sejumlah besar
masyarakat juga sudah menerapkan bisnis syariah. Dengan demikian, contoh ekonomi syariah adalah
sebagai berikut :
1. Asuransi Syariah.
Pada dasarnya, contoh ekonomi syariah ini hampir sama dengan jenis asuransi lainnya. Hanya saja,
pertanggungannya berbentuk kerja sama antara para anggota lain dan hanya berlaku pada produk
syariah.

22
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

2. Pegadaian Syariah.
Melalui pegadaian syariah, ditawarkan jual-beli sesuai norma Islam dimana keuntungannya
memudahkan nasabah mendaftar haji atau membayar tagihan bulanan.
3. Perbankan Syariah.
Pada umumnya, bank selalu memberikan bunga pada produknya. Dalam hal ini, pinjaman
syariah hanya memberikan layanan bagi hasil atau nisbah. Hal ini disebabkan dalam ajaran Islam,
riba adalah kegiatan yang menguntungkan satu pihak saja.

KESIMPULAN

Sistem ekonomi konvensional merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan


secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian. Dalam ekonomi
konvensional, setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Dilihat
dari segi tujuannya, ekonomi konvensional bertujuan untuk mementingkan dan meraup keuntungan
sebesar-besarnyang yang sifatnya keduniawian. Tujuan lainnya adalah mencapai kesejahteraan
individu itu sendiri. Ekonomi konvensional berprinsip pada konsep scarcity sedangkan ekonomi Islam
berprinsip pada goal oriented dicipline. Konsep scarcity adalah konsep yang menekankan pada
mempelajari perilaku manusia dalam menyikapi kelangkaan. Dengan kata lain, konsep ini
membebaskan seseorang untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara maksimal untuk
mencapai tujuan mereka, sedangkan goal oriented dicipline lebih luas lagi, tidak hanya mempelajari
cara mengalokasikan sumber daya secara maksimal, tetapi juga mempelajari tujuan yaitu tujuan di
dunia dan di akhirat.
Sumber perekonomian Islam mengacu pada Al-Qur’an dan Hadist. Di mana ada aturan dalam
menjalankan roda perekonomian. Tujuan lain dari ekonomi Islam adalah tidak berorientasi pada diri
sendiri, melainkan untuk mencapai kepentingan orang lain juga. Sehingga mampu mencapai
kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat secara umum. Perbedaan utama antara ekonomi konvensional
dan ekonomi Syariah adalah pada sumber dasar yang menjadi landasan dari kedua sistem
tersebut. Ekonomi konvensional berlandaskan pada prinsip-prinsip ekonomi pasar, sedangkan
ekonomi Syariah berlandaskan pada prinsip-prinsip dasar agama Islam dan hukum Syariah. Tujuan

23
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

ekonomi konvensioanl adalah untuk memperoleh keuntungan di dunia sedangkan ekonomi Islam
untuk mencapai mashlahah/kebermanfaatan baik di dunia maupun di akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman, Karim. (2007). Ekonomi Mikro Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Amiral. “Perbandingan Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam.” Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol.
5, No. 2, Juli-Desember 2017.

24
EBISA : Jurnal Ekonomi Bisnis Islam
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Islam Muhammadiyah (STEBISMu) SUMEDANG
Volume 2 Number 1 2023 E-ISSN : 2964-8335 (Online)

https://jurnal.stebismu-sumedang.ac.id/index.php/EBISA

Arkhan: “Ilmu Ekonomi Islam bertujuan melakukan kegiatan tentang kebahagiaan hidup manusia
(hukman falah) yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya di bumi atas dasar
gotong royong dan partisipasi.

Efendi, Rustam. (2003). Produksi Dalam Islam. Yogyakarta : Megistra Insania Press.

Kholis, Nur. Perbedaan Mendasar Ekonomi Islam dan ekonomi Konvensional.


http://nurkholis77staff.uii.ac.id/perbedaan-mendasar-ekonomi-islam-dan-ekonomi
konvensional/

Mustafa Edwin. dkk. (2006). Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.

Nasution, Mustafa E. (2007). Beberapa Pemikiran tentang Keuangan Publik Islam. Jurnal Mini
Economica: Edisi 34.

Nasution, Mustafa Edwin. dkk. (2006). Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.
Nasution.

Qardhawi, Yusuf. (2004). Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. Jakarta : Robbani Press.

Rahman, Afzalur. (1995). Doktrin Ekonomi Islam. terjemahan. Soerojo dan Nastangin. Yogyakarta: Dana
Bhakti Wakaf.

Shaikh Mahmud Ahmad, Economic of Islam, Comparative Study, Edisi 1, Lahore, Pakistan: Ashraf Press,
1947. h. 1.

Tadjoedin, Achmad Ramzy. dkk. (1992). Berbagai Aspek Ekonomi Islam. Yogyakarta: Tiara Waca.

Taqiyuddin An Nabhani, Membangun Ekonomi Alternatif Perspekiif Islam, al Maghfur Wachid,


Surabaya: Risalah Gusti, 1996, h. 47.

Sudarsono, Heri. (2002). Konsep Ekonomi Islam. Yogyakarta : Ekonesia.

Suherman, Rosyidi. (1998). Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Taqiyuddin AN Nabhani, Op-cit, h. 48

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Babosa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1997, edisi 2, cet. IX, h. 950.

WJ.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982, h. 267.

http://akuntansi.uma.ac.id/2022/12/23/perbedaan-ekonomi-konvensional-dan-ekonomi-syariah/

https://deepublishstore.com/blog/perbedaan-ekonomi-islam-dan-konvensional/

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/sistem-ekonomi-islam.html/

25

Anda mungkin juga menyukai