Anda di halaman 1dari 10

POLITIK HUKUM DALAM BIDANG EKONOMI SYARIAH

Istianah 2008202034 dan Chaerul Iman 2008202060

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

Fakutas Syariah

Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon


Emial: istianah0313@gmail.com dan chaeruliman761@gmail.com

ABSTRACT

Islamic economics is able to provide an alternative to the economic crisis which has been
proven to have the effect of social inequality for each individual (understanding of capitalism
and socialism). The Islamic economic system is able to provide values and behavior as well as
morals and human needs as social beings regardless of differences in the classification of
people's lives. The role of Islamic economics in tackling the level of social inequality is that all
humans who live in society are required to work (try to) meet their needs and take advantage of
their potential, then the management of zakat, infaq and alms must be improved so that they
can be distributed fairly, Alleviation of poverty problems can be minimized with government
interference.

Keywords: Role, Islamic Economics, Inequality, Social

ABSTRAK

Ekonomi Islam mampu memberikan alternatif terhadap krisis ekonomi yang telah terbukti
membawa efek kesenjangan sosial bagi setiap individual (Faham kapitalisme dan sosialisme).
Sistem ekonomi Islam mampu memberikan nilai dan perilaku serta moral dan kebutuhan
manusia sebagai makhluk sosial dengan tidak melihat perbedaan dalam klasifikasi kehidupan
masyarakat. Peran ekonomi Islam dalam menanggulagi tingkat kesenjangan sosial yaitu bahwa
semua manusia yang hidup dalam masyarakat dituntut untuk bekerja (berusaha) memenuhi
kebutuhan serta memanfaatkan potensi yang dimiliki, kemudian pengelolan zakat, infaq dan
sedekah harus diperbaiki sehingga bisa tersalurkan secara adil, Pengentasan masalah
kemiskinan dapat diminimalisir dengan campur tangan pemerintah.

1
Kata Kunci: Peran, Ekonomi Islam, Kesenjangan, Sosial

LATAR BELAKANG

Sektor perekonomian merupakan salah satu elemen penting penunjang kehidupan, yang
mana dalam keseharian manusia tidak akan bisa di pisahkan dengan perekonomian. Namun,
sektor perekonomian ini perlu mendapatkan perhatian lebih dari setiap manusia karena sektor ini
terbilang cukup rapuh, seringkali timbul berbagai permasalahan, konflik, dan perpecahan karena
sektor perekonomian. Salah satu contoh permasalahan yang sering kali muncul dan
menimbulkan dampak negative dalam kehidupan bermasyarakat adalah permasalahan
kesenjangan sosial ekonomi. Kesenjangan sosial ekonomi merupakan permasalahan global yang
melanda berbagai negara terutama pada negara yang masih berkembang. Bahkan permasalahan
ini telah menjadi pembahasan utama untuk menetapkan kebijakan perekonomian di berbagai
negara sejak dahulu kala. Hal ini dikarenakan seringkali kebijakan pembangunan yang telah
ditetapkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara, justru memperburuk
kondisi kesenjangan sosial ekonomi pada negara tersebut. Masalah ini merupakan sesuatu yang
tugas besar bagi pemerintahan di kebanyakan negara termasuk Indonesia, yang seharusnya
membutuhkan perhatian lebih.

Salah satu aspek yang seharusnya dapat dipertimbangkan untuk mengatasi kesenjangan
yang ada adalah dengan menerapkan sistem perekonomian syariah. Ekonomi syari’ah merupakan
sistem yang diyakini oleh peneliti dapat menciptakan suatu stabilitas dalam perekonomian dan
dapat menjadi solusi dari permasalahan kesenjangan sosial ekonomi, kerena didalamnya terdapat
banyak sistem dinilai dapat melakukan pendistribusian secara merata.1

METODOLOGI PENULISAN

Metode yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini yaitu metode deskriptif
dengan menerapkan pendekatan kualitatif dimana pemikiran terpenting dalam pembahasannya
ialah memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai evaluasi kualitas
jurnal setelah menentukan topik kajian penelitian dan minat wilayah kajian penelitian.

1
Syamsul Effendi, “Perbandingan Sistem Ekonomi Islam Dengan Sistem Ekonomi Kapitalis Dan Sosialis,” Jurnal
Riset Akuntansi Multiparadigma 6, no. 2 (2019): 147–158.

2
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah library research (penelitian kepustakaan)
dengan meninjau beberapa referensi sebagai data sumbernya yaitu buku, jurnal, dan website.

Selain itu, library research akan digunakan sebagai langkah peneliti dalam menetapkan
topik penelitian, melakukan kajian terhadap teori yang berkaitan dengan topik yang diteliti
dengan cara mengumpulkan bahan yang akan diteliti dan dianalisis lebih lanjut sehingga
diperoleh hasil penelitian.

LITERATUR REVIEW

Penelitian tentang topik dan latar beakang masalah penelitian bukanlah sesuatu yang baru,
sehingga ada beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji tema diatas, yaitu Pertama, Ichwan
Ahnaz Alamudi dan Ahmadi Hasan dalam jurnalnya “politik hukum pembentukan legislasi
bidang ekonomi syariah di indonesia” Penelitian ini menyimpulkan. Dalam konteks legislasi
ekonomi syariah politik hukum nasional memberikan tempat sifatnya tendensi yang kuat pada
proses legislasi hukum Islam, baik pada aspek kelembagaan, maupun substansi pengaturannya.
Hal ini sebagai mempertegas, bahwa keberadaan umat Islam sebagai mayoritas penduduk
Indonesia diberikan perlindungan hukum yang baik oleh negara. pada sisi lain, diskursus perlu
tidaknya Islam diletakkan sebagai dasar negara, sekaligus menjadikan Islam sebagai hukum
Positif, secara substansial bahwasanya hukum Islam dapat dijadikan bagian dari hukum positif
nasional kita.2

Kedua, Mul Irawan dalam jurnalnya “Politik Hukum Ekonomi Syariah dalam Perkembangan
Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia” kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung kegiatan
ekonomi dan pertumbuhan ekonomi syariah baik secara kelembagaan maupun sistemnya agar tetap
terarah. Political will pemerintah tersebut mampu mempercepat terwujudnya tatanan ekonomi syariah
sebagai sistem ekonomi yang berkeadilan dan menerapkan prinsip-prinsip syariah, sehingga
menciptakan atmosfer pertumbuhan yang baik. Indikator tercapainya peran politik hukum ekonomi
syariah tersebut ditunjukkan dengan makin banyaknya berdiri lembaga keuangan syariah di Indonesia. 3

Ketiga, Nevi Hasnita dalam jurnal yang berjudul “politik hukum ekonomi syari’ah di
indonesia” perkembangan dan pertumbuhan praktik ekonomi syariah di Indonesia dapat
dikatakan sangat pesat setelah mendapat dukungan pemerintah dalam bentuk regulasi maupun
2
Ichwan Ahnaz Alamudi and Ahmadi Hasan, “Politik Hukum Pembentukan Legislasi Bidang Ekonomi Syariah Di
Indonesia,” Journal of Islamic and Law Studies 5, no. 1 (2021): 43–61.
3
Mul Irawan, “Politik Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia,”
Jurnal Media Hukum 25, no. 1 (2018): 10–21.

3
penggunaan instrumen syariah dalam pembiayaanpembiayaan negara. dan kebijakan politik
hukum berupa ekonomi yang berprinsipkan pada prinsip-prinsip ekonomi Islam. Perkembangan
pesat tersebut dapat terlihat dalam berbagai bidang ekonomi syariah seperti perbankan syariah,
asuransi syariah, sukuk, pasar modal syariah, keuangan publik, dan lain-lain. Hal ini
menunjukkan bahwa politik hukum pemerintah dalam pelaksanaan ekonomi syariah di Indonesia
sudang sangat positif dan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi syariah di
Indonesia.4
Dari ketiga literature yang sudah dipaparkan diatas, belum bisa memberikan pembahasan
yang komprehersif mengenai Kebijakan ekonomi nasional, Kelemahan Sistem ekonomi Indonesia
Ekonomi Syariah sebagai solusi kesenjangan sosial
KONSEP DASAR
Definisi kebijakan ekonomi nasional
Kebijakan ekonomi adalah tindakan pemerintah suatu negara dalam menetapkan kebijakan atau
keputusan di bidang ekonomi. Secara umum, kebijakan ekonomi di suatu negara dibedakan
menjadi kebijakan fiskal, kebijakan moneter, kebijakan produksi, kebijakan perdagangan
mancanegara dan kebijakan ketenagakerjaan.
Definisi Kelemahan Sistem ekonomi Indonesia
Kelemahan Sistem ekonomi ialah seperangkat mekanisme yang kerbatasan lembaga untuk
membuat dan melaksanakan keputusan mengenai produksi, pendapatan, dan konsumsi di dalam
suatu wilayah tertentu. Dan lebih jauh Ramlan Surbakti mengatakan sistem ekonomi terdiri atas
sejumlah mekanisme, pengaturan organisasi, dan peraturan untuk membuat dan melaksanakan
keputusan tentang alokasi sumber-sumber yang terbatas.5
Definisi ekonomi syariah
Ekonomi syariah, terdapat beberapa pakar ekonomi syariah yang memberikan pendapatnya yaitu
sebagai berikut: Muhammad Abdullah Al-Arabi memberikan definisi ekonomi syariah yaitu
sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari Al-Qur’an dan Al-Sunnah dan
merupakan bangunan perekonomian yang didirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai
dengan tiap lingkungan dan masa. Muhammad Syauqi Al-Fanjari mengartikan ekonomi syariah
adalah ilmu yang mengarahkan kegiatan ekonomi dan mengaturnya sesuai dengan dasar-dasar

4
Nevi Hasnita, “Politik Hukum Ekonomi SyariAh Di Indonesia,” LEGITIMASI: Jurnal Hukum Pidana dan Politik
Hukum 1, no. 2 (2017): 108–124.
5
Nihayatul Masykuroh, Perbandingan Sistem Ekonomi, Media Karya Publishing, 2020.

4
kebijakan (siasat) ekonomi Islam.
M.A. Manan mengartikan ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah mengartikan ekonomi syariah sebagai suatu atau kegiatan yang
dilakukan orang perorang, kelompok orang, badan usaha yang berbadan hukum atau tidak
berbadan hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak
komersial menurut prinsip syariah.6
PEMBAHASAN
A. Kebijakan ekonomi nasional
Secara konseptual,sistem (kebijakan) ekonomi Indonesia berbeda, baik dengan
liberalismemaupunmerkantilisme. Dalamsistem liberalis, hakmilik perseorang{property
right) diakui dan dilindungi. Selanjutnya alokasi sumber dayatidak ditentukan oleh
negara, melainkan diserahkan kepadatangan-tangan gaib{invisible hand),
yaitumekanisme pasar. Negara adalah visible hand yang peranannya bisa mendistorsi
pasar dan karena itu dibatasi seminimal mungkin.' Sebaliknya dalam merkantilis, negara
memegang peranan yang sangat dominan dalam menentukan segala aturan main dalam
pengembangan sumber daya dan distribusinya. Negara berkuasa mutlak dalam
menetapkan segala-galanya baik dalam pemilikan, penguasaan maupun pemanfaatan
faktor-faktor produksi.
Sistem ekonomi Indonesia,yang berlandaskan pada Pancasiladan UUD 1945—
sebagai landasan idiil—berorientasi kepadaKetuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etika
danmoral agama, bukan materialisme); Kemanusiaan Yang AdildanBeradab (tidak
mengenal pada pemerasan dan eksploitasi); Persatuan Indonesia (berlakunya
kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam
ekonomi); Kerakyatan (mengutamakan kehidupan rakyat dan hajat hidup orang banyak);
serta KeadilanSosial (persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama bukan
kemakmuran bagi seorang).
Dari butir-butirdi atas,keadilanmempakan faktorutama dalam sistemekonomi
Indonesia. Keadilan merupakan titik tolak, proses dan sekaligustujuan negara. Dan
sebagai landasan konstitusional guna mewujudkancita-cita tersebut, pasal 33 UUD 1945
6
Muhamad Kholid, “Prinsip-Prinsip Hukum Ekonomi Syariah Dalam Undang-Undang Perbankan Syariah,” Asy-
Syari’ah 20, no. 2 (2018): 145–162.

5
mempakan dasar bagi sistem perekonomian Indonesia yang didukung serta dilengkapi
dengan pasal 18,23,27 (ayat2) dan 34.^" Dalam banyak uraian mengenai misi pasal 33
UUD 1945 selalu ditekankan bahwa pasal ini berisl politik ekonomi untuk mencapai
kemakmuran rakyat. Yang dimaksud dengan kemakmuran ini tidak lain adalah
kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar. Tetapi dalam upaya peningkatan kemakmuran
rakyat sebesar-besamya, sangat ditekankan peningkatan kemakmuran masyarakat
(umum),bukan kemakmuran orang perorang. Perekonomian berdasarkan asasdemokrasi
ekonomi, kemakmuran bagisemua orang.
Pemerintah atau negara bertugas untuk membuat peraturan guna melancarkan
jalannyaperekonomian, mencegah terjadinya praktek monopolistik, kartel dan trust,
menyediakan kebutuhan umum {publicgoods) dan bertindak sebagai wasit yang netral
dan mengoreksi informasi yang bias dan tidak merata atau memperbaiki pasar yang tidak
sempuma (imperfection ofmarket). Peranan negara seperti inilah yang bisa dianggap
menjamin berlangsungnyakehidupan demokrasi.7
B. Kelemahan Sistem ekonomi Indonesia
Setiap negara menganut sistem ekonomi yang berbeda-beda terutama Indonesia
dan Amerika serikat , dua negara ini pun menganut sistem ekonomi yang berbeda.
Awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, yang mana seluruh kegiatan
ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Akan tetapi karena ada pengaruh komunisme
yang disebarkan oleh Partai Komunis Indonesia, maka sistem ekonomi di Indonesia
berubah dari sistem ekonomi liberal menjadi sistem ekonomi sosialis.
Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia diubah kembali
menjadi sistem demokrasi ekonomi. Namun sistem ekonomi ini hanya bertahan hingga
masa Reformasi. Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem ekonomi
yang berlandaskan ekonomi kerakyatan. Sistem inilah yang masih berlaku di Indonesia.
Berikut sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia dari masa Orede Baru hingga
sekarang :
a. Sistem Ekonomi Demokrasi
Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian
nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang
7
Yulia Hafizah, “Kebijakan Ekonomi Indonesia Ditinjau Dari Konsep Dasar Ekonomi Islam,” Millah 4, no. 2
(2005): 31–46.

6
berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah
pimpinan dan pengawasan pemerintah.
Kelemahan sistem ekonomi Demokrasi yaitu:
 Adanya sistem persaingan bebas yang berpotensi saling menghancurkan.
 Berpotensi menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia, sehingga dapat
melemahkan struktur ekonomi nasional.
 Negara dan aparatur ekonomi negara lebih dominan dan mendesak potensi
unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
 Adanya persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu
kelompok yang merugikan masyarakat.
b. Sistem Ekonomi Kerakyatan
Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan
mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan
bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem
ekonomi ini berlaku sejak tahun 1998. Pada sistem ekonomi kerakyatan,
masyarakatlah yang memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah
yang menciptakan iklim yang bagus bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia
usaha.
Adapun beberapa kelemahan dari penerapan sistem ekonomi kerakyatan bagi
suatu negara yaitu kurang diminati oleh para pemilik modal besar karena adanya
ketentuan yang mengharuskan keuntungan mereka dibagi secara lebih proporsional
dengan masyarakat banyak.
c. Sistem ekonomi pancasila
Kekurangan sistem ekonomi pancasil Perekonomian cenderung berjalan kurang
efisien karena menganut asas demokrasi sehingga membutuhkan lebih banyak waktu,
tenaga, dan kemufakatan. Proses pengambilan keputusan akan berjalan lambat karena
harus menunggu kemufakatan bersama-sama terlebih dahulu. Dominasi negara yang
akan meredam kreativitas dan inovasi masyarakat.
C. Ekonomi Syariah sebagai solusi kesenjangan sosial
Islam sudah memaklumatkan perang melawan kemiskinan, memperketak

7
pengepungan dan mengintensifkan pengintaian sebagai antisipasi terhadap bahaya yang
ditimbulkan oleh kemiskinan tersebut. Bahaya akidah, perilaku dan moral dan untuk
melindungi keharmonisan rumah tangga, kehidupan sosial serta sebagai upaya konkrit
melanggengkan kehidupan sosial tersebut dan menciptakan ruh persaudaraan ditengah
masyarakat. Islam mewajibkan kepada setiap individu yang hidup dalam kehidupan
sosial agar senantiasa berusaha merealisasikan kehidupan yang layak paling tidak bisa
memenuhi kebutuhan primer, seperi makan, minum, tempat tinggal, pakaian di musim
dingin dan di musim panas, bukubuku yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki
peralatan kerja atau pernikahan manakala sudah mampu untuk itu.
Potret kemiskinan lekat dengan wajah negeri ini. Belenggu kemiskinan seakan
hadir secara kontinu tanpa pernah terputus sedikitpun dari waktu ke waktu. Berbagai
upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah Impian bangsa Indonesia
untuk mewujudkan negeri yang diliputi keadilan dan kesejahteraan secara merata sebagai
harapan mulia yang tertutupi oleh perjalanan zaman. Permasalahan kemiskinan turun-
temurun yang melanda negeri ini tentu memiliki simpul untuk diuraikan solusinya.
Adapun solusi Islam dalam rangka merealisasikan cita-cita untuk mengentaskan
kemiskinan adalah sebagai berikut:
1. Bekerja (Al-‘Amal)
Manusia dituntut untuk bekerja (berusaha), mengembara di muka bumi dan makan
rezeki Allah, sebagaimana dilukiskan dalam al-Quran QS: al-Mulk/67: 15. Arti
al-‘amal disini adalahusaha serius yang dilakukan oleh manusia baik bersifat individu
atau kolektif untuk menghasilkan barang atau pelayanan. Usaha atau bekerja
merupakan senjata utama dalam memerangi kemiskinan. Ia adalah penyebab pertama
untuk menghasilkan harta benda (kekayaan). Ia adalah unsur pertama dalam rangka
memakmurkan bumi yang telah diwakilkan kepada manusia oleh Allah dan
diperintahkan untuk dimakmurkan, sebagaimana disebutkan dalam Alqur‟an melalui
seruan Nabi Shaleh kepada kaumnya.
2. Zakat
Imam Syafi‟I berpendapat bahwa zakat adalah hak yang berhubungan dengan
substansi harta itu sendiri. Dan fakir miskin adalah mitra yang juga punya hak dalam
hartanya sejumlah kewajiban zakatnya. Masyarakat miskin adalah sarana pertama dari

8
pengeluaran zakat. Dalam hal ini kita juga perlu untuk memberikan batasan, manakah
yang termasuk masyarakat fakir dan miskin yang merupakan kelompok yang pertama
yang harus disantuni dari dana zakat.
3. Jaminan Negara dari Berbagai Sumber yang Diperoleh
Selain dari dana zakat yang telah dikumpulkan dari masyarakat yang telah
dikumpulkan dari masyarakat yang kaya untuk didistribusikan kepada masyarakat
miskin. Adapun dana lain yang dipergunakan oleh Negara kepada masyarakat selain
dari zakat; untuk masyarakat modern sekarang adalah; 1) pajak/jizyah; pada masa
Rasulullah dana itu disebut jizyah, yaitu pajak yang dikenakan pada kalangan non
Muslim sebagai imbalan untuk jaminan yang diberikan oleh suatu Negara Islam pada
mereka guna melindungi kehidupannya, misalnya, harta benda, ibadah keagamaan dan
untuk pembebasan dari dinas militer. Dan orang non Muslim yang seperti ini disebut
kafir dzimmi. 2) Kharaj atau pajak bumi; kharaj adalah sejenis pajak yang dikenakan
pada tanah yang terutama ditaklukkan oleh kekuatan senjata, terlepas apakah
pemiliknya itu orang yang dibawah umur, orang dewasa, orang bebas atau budak,
Muslim ataupun tidak beriman. 3) Barang rampasan perang, pajak atas pertambangan
dan harta karun serta 4) Bea Cukai dan pungutan. 8
KESIMPULAN
Secara konseptual,sistem (kebijakan) ekonomi Indonesia berbeda, baik dengan
liberalismemaupunmerkantilisme. Dalamsistem liberalis, hakmilik perseorang{property right)
diakui dan dilindungi. Selanjutnya alokasi sumber dayatidak ditentukan oleh negara, melainkan
diserahkan kepadatangan-tangan gaib{invisible hand), yaitumekanisme pasar. Negara adalah
visible hand yang peranannya bisa mendistorsi pasar dan karena itu dibatasi seminimal mungkin.'
Sebaliknya dalam merkantilis, negara memegang peranan yang sangat dominan dalam
menentukan segala aturan main dalam pengembangan sumber daya dan distribusinya. Negara
berkuasa mutlak dalam menetapkan segala-galanya baik dalam pemilikan, penguasaan maupun
pemanfaatan faktor-faktor produksi. Islam sudah memaklumatkan perang melawan kemiskinan,
memperketak pengepungan dan mengintensifkan pengintaian sebagai antisipasi terhadap bahaya
yang ditimbulkan oleh kemiskinan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
8
Abdain, “Peran Sistem Ekonomi Islam Dalam Menanggulangi Tingkat Kesenjangan Sosial,” Jurnal Muamalah IV,
no. 2 (2014): 15–26.

9
Abdain. “Peran Sistem Ekonomi Islam Dalam Menanggulangi Tingkat Kesenjangan Sosial.”
Jurnal Muamalah IV, no. 2 (2014): 15–26.
Alamudi, Ichwan Ahnaz, and Ahmadi Hasan. “Politik Hukum Pembentukan Legislasi Bidang
Ekonomi Syariah Di Indonesia.” Journal of Islamic and Law Studies 5, no. 1 (2021): 43–61.
Effendi, Syamsul. “Perbandingan Sistem Ekonomi Islam Dengan Sistem Ekonomi Kapitalis Dan
Sosialis.” Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma 6, no. 2 (2019): 147–158.
Hafizah, Yulia. “Kebijakan Ekonomi Indonesia Ditinjau Dari Konsep Dasar Ekonomi Islam.”
Millah 4, no. 2 (2005): 31–46.
Hasnita, Nevi. “Politik Hukum Ekonomi SyariAh Di Indonesia.” LEGITIMASI: Jurnal Hukum
Pidana dan Politik Hukum 1, no. 2 (2017): 108–124.
Irawan, Mul. “Politik Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perkembangan Lembaga Keuangan
Syariah Di Indonesia.” Jurnal Media Hukum 25, no. 1 (2018): 10–21.
Kholid, Muhamad. “Prinsip-Prinsip Hukum Ekonomi Syariah Dalam Undang-Undang
Perbankan Syariah.” Asy-Syari’ah 20, no. 2 (2018): 145–162.
Masykuroh, Nihayatul. Perbandingan Sistem Ekonomi. Media Karya Publishing, 2020.

10

Anda mungkin juga menyukai