Anda di halaman 1dari 3

REVIEW JURNAL BAHASA INGGRIS

Tugas Mata Kuliah Study Teks Inggris Ekonomi Syariah


Dosen Pengampu: Drs. H. Iskandar Arnel, M.A., Ph.D

Disusun Oleh:
Nama :VYDIKA HARYA ADDINATA
NIM :22290315516

MAGISTER EKONOMI SYARIAH


UNIVERSITAS SULTAN SYARIEF KASIM RIAU
2022
Ekonomi Kelembagaan dan keuangan Islam Dalam Diskusi Methodoligy.
Jurnal 2

Review ini membahas tentang judul ekonomi islam dan ekonomi kelembagaan , dimana
diawal penulis buku ini, menyajikan pada pengantar yaitu latar belakang masalah adanya ekonomi islam
dan ekonomi kelembagaan, diawal penulis menuliskan pengertian ekonomi institusional, dengan
pengertian adalah aliran pemikiran ekonomi yang muncul di bawah kepemimpinan Thorstein Veblen
pada awal abad ke-20, saat Amerika sedang dalam proses industrialisasi yang serba cepat dan masif.
adapun hal ini berbeda dengan ekonomi neoklasik. Adanya tren penerapan metode matematika dalam
ekonomi serta kebangkitan ekonomi Keynesian dan pengaruh ekonom imigran yang menggeser
ekonomi institusional dari posisi dominannya ke pinggiran yang muncul akibat kritik konsepsi
hedonistic dan abstrak teori neoklasik tentang manusia dengan ciri-ciri lembaganya "Kebiasaan berfikir
mapan" yang berkontribusi terhadap ekonomi teori sosial oleh Veblen. Dengan cara itu ilmu ekonomi
bergeser kearah formalism matematika di satu sisi dan disisi lain adalah ortodoksinya sebagai ilmu
sosial teknis. Sintesis neoklasik ini mengacu pada kombinasi ekonomi Keynesian dan neoklasik, yang
akan menjadi inti dari disiplin, namun disiplin ilmu ini merumuskan untuk menghadapi teoritis dalam
asumsi dasar ekonomi ortodoksinya yaitu keseimbangan umum, rasionalitas dan kepentingan pribadi
yang dianggap tidak nyata dan menjadi momok masalahnya. Ekonomi institusional tidak hanya
menghidupkan penekanan pada hak milik, biaya transaksi dan teori organisasi dan kontrak tetapi juga
mempopulerkan konsep institusi di bidang ilmu sosial. Adapun tradisi pemikiran yang dihasilkan
adalah: ekonomi institusional asli dan ekonomi institusional baru, sedangkan institusi dan analisis
institusional menonjol sebagai metodologi ilmiah banyak peneliti. Adanya tanggapan yang dapat
ditempatkan dalam dua kategori: Di dalam dan di luar pemikiran Barat. Adapun studi ekonomi islam
berkembang di konteks perdebatan identitas dan kebutuhan umat Islam setelah Perang dunia yang kedua
dengan menekankan pada sistem ekonomi yang independen dari kapitalisme dan sosialisme dan
kehidupan tanpa bunga. Adapun tujuan ini menjadi gagasan sistem ekonomi islam dalam
pengaplikasian sistem ekonomi independen dan tanpa bunga yang menyebarluas dalam bentuk
kontemporer keuangan islam dan juga perbankan. Dan dibentuk agregasi yang cukup besar setelah
menemukan bidang teori dan praktiknya.
Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan diskusi metodologis antara dua madzhab yang
bertentangan dengan ekonomi neoklasik ortodoks yaitu ekonomi institusional dan ekonomi islam. Yang
berpendapat ekonomi islam harus diperlakukan sebagai proses yang dilembagakan. Dimana bahwa
perbedaan antara institusi dan organisasi dalam ekonomi institusional adalah baru, dan memiliki
orientasi yang sesuai dengan ekonomi islam. Misalnya adalah larangan bunga. Tujuan utama penelitian
ini adalah menguji perbedaan antara ortodoksi dan heterodoksi, dari adanya tujuan peneliti
memfokuskan dalam perluasan analogi keseluruhan dalam perkembangan ekonomi kontemporer dan
kapitalisme. Dari analisis dua madzhab tadi menjadikan pencarian ini, memperlakukan prinsip-prinsip
dasar dan ibadah agama Islam sebagai sebuah institusi sangat kontroversial. Dapat dikatakan bahwa
ekonomi Islam memiliki potensi seperti itu. Namun, potensi tersebut dapat berubah dari sebuah
kekuatan menjadi tindakan dengan pemenuhan perintah dan prinsip Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini tidak mungkin dilakukan dengan memenuhi persyaratan industri akademik. Maka dari itu
penulis membahas dengan adanya ekonomi neoklasik ortodoks, ekonomi kelembagaan heterodox dan
ekonomi islam dalam konteks pemisahan inti periphery. Dilihat dari posisi nya bahwa ekonomi islam
ini ingin menjadikan suasana baru dan solusi baru bagi perekonomian bagi ummat muslim, dengan
mendalami konsep ataupun kategori ekonomi neoklasik ortodoksdan bahkan juga di sebut bahwa
ekonomi islam terdiri dari ekonomi heterodoks. Yang mana secara history dan sosiologi ekonomi islam
menggunakan konsep ertodoks dan heterodoks. Dimana ekonomi islam di perlakukan dalam bentuk
proses institusional seperti pada penjelasan Polanyi, bahwa ada dua pengertian ekonomi yang tidak
dapat didamaikan satu sama lain yaitu, pertama makna formal dan keadaan pilihan hasil dari logika dan
tidakan rasional. Dan yang kedua makna esensialis yang mengacu dari proses yang dilembagakan.
dimaknakan bahwa manusia tidak lepas dari timbal balik, redistribusi, dan pertukaran. Dan itu menjadi
karakter dasar ekonomi manusia. Dalam arti formal, ekonomi Islam telah berkembang di luar
pemikiran Barat dan dalam konteks pertahanan identitas yang menentangnya. Untuk alasan ini,
tidak mungkin untuk mengatakan bahwa klaim dasar dan mode operasi ekonomi Islam terletak
di ekonomi heterodoks, tetapi karakter heterodoks ekonomi Islam itu unik.
Penulis juga meringkaskan bahwa studi-studi ekonomi islam memiliki kesamaan
dengan sekolah-sekolah ekonomi yang condong ke heterodoks dalam pengertian barat. Namun,
perlu dicatat bahwa ekonomi islam menunjukkan karakteristik heterodoksnya sendiri. Fitur
heterodoks yang unik ini baik secara sosiologis maupun metodologis membawanya lebih dekat
ke ekonomi institusional. Penelitian ini menggunakan pembahasan normatif dengan memakai
pendekatan pengertian dari sejarah perkembanganya. Kelebihan dari tulisan ini bisa menjelaskan secara
rinci tentang bagaimana ekonomi kelembagaan memberikan kontribusi yang banyak terhadap ekonomi
islam, dan ini menjadi pemicu keinginan akan pengembangan ekonomi kelembagaan dan keuangan
islam. Adapun kelemahan tulisan ini masih banyak nya tulisan atau pun perbandingan yang sedikit suit
untuk dicerna dengan pemahaman umum. Karna dalam analisis kapitalisme menerangkan bahwa teori
kapitalis lebih memahami kapitalisme melalui analisa sosialnya, dengan cara mengutamakan
institusinya.
Jurnal 3
Perkembangan Keuangan Mikro berbasis Wakaf dan Dampaknya dalam mengentaskan
kemiskinan.
Dalam penelitian ini penulis memaparkan peranan wakaf dalam pengentasan kemiskinan
dengan lembaga keuangan mikro berbasis wakaf. Penulis menjelaskan bahwa praktek dari keuangan
mikro sesuai dengan syariah adalah aspek multidimensi dalam pemberdayaan orang miskin dan
pengentasan kemiskinan, dan juga meningkatkan pembangunan sosial ekonomi dan juga Fallah. Dan
penulis juga menjelaskan bahwa keuangan mikro kontemporer berkembang setelah kebijakan
pembangunan tahun 1950-1960an yang gagal dalam pemberantasan kemiskinan. Terlihat bahwa
masyarakat yang pada umumnya tidak memiliki akses dalam layanan keuangan dalam meningkatkan
taraf hidupnya. Penulis menyebutkan bahwa wakaf yang akan menjadikan era globalisai pada kegiatan
keuangan mikro dimana jasa keuangan syariah telah memiliki perkembangan di berbagai Negara-
negara muslim. Penulis juga memberikan contoh yang kongkrit dengan menyebut penyediaan keuangan
mikro di Indonesia yaitu Baitul Mal Wa tamwil (BMT) telah mempengaruhi perkembangan ekonomi
dalam pengentasan kemiskinan pada masyarakat, akan tetapi hal ini masih belum adanya pemerataan
yang mungkin akan lebih signifikan dengan adanya data pada halaya umum. Dan penulis menerangkan
bahwa wakaf dianggap sebagai sumber langsung pembiayaan untuk mengembangkan dan
melaksanakan keuangan mikro syariah dan pengembangan sumber daya manusia. Dari sini dapat
dengan jelas bahwa mobilisasi dana melaui wakaf, zakat, sadaqah dapat menjadi sumberdana tambahan
dan penting untuk membantu upaya dalam pengentasan kemiskinan. Bahkan bisa kita ambil sejarahnya
bahwa pada zaman khulafaur rasyidin bahwa waqaf, zakat, dan shadaqah adalah hal utama dalam
memeratakan kekayaan. Dan dapat disimpulkan bahwa pemberantasan kemiskinan dapat dilakukakn
dengan memanfaatkan strategi langsung dan tidak langsung. Yaitu dengan ,mengatur kebijakan makro
ekonomi untuk meningkatkan pendapatan perkapita bagi strategi tidak langsung, bagi strategi langsung
yaitu dengan memberikan masyarakat akses pendidikan, kesehatan, dan keuangan. Melalui zakat, wakaf
dan shadaqah. Adapun kekuatan dari tulisan ini, bahwa jurnal ini memberikan dan menunjukan cara
dalam mememcahkan kesulitan ditengah-tengah masyarakat yaitu kemiskinan. Dan juga jurnal ini telah
mengemukakan teori-teori para ahli dengan literature kepustakaan. Adapun kelemahan jurnal ini belum
memberikan dalil-dalil dari ayat Qur'an yang akan memperkuat teori-teori para ahli.

Anda mungkin juga menyukai