POPY PATRICIA
Email : popyptr2002@gmail.com
Abstrak
Dalam khazanah pemikiran ekonomi Islam kontemporer saat ini, banyak tokoh-tokoh bermunculan
memaparkan gagasannya masing-masing dalam rangka menangani kebuntuan sistem ekonomi
konvensional. Muhammad Baqir Al-sadr sebagai salah satu tokoh intelektual muslim kontemporer saat
ini, hadir dengan gagasan original yang mencoba menawarkan gagasan sistem ekonomi Islam yang
digali dari landasan doktrinal Islam yakni al-Qur’an dan al-Hadits. Konsep dasar yang ditawarkan al-
Qur’an dan hadits merupakan wacana global tentang kehidupan ekonomi yang berfungsi sebagai
frame atas kebijakan dan langkah yang ingin direalisasikan. Sebuah konsep yang mengatur gerak
langkah pelaku ekonomi dalam menjalankan kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan produksi
distribusi dan konsumsi.
Abstract
In the treasures of contemporary Islamic economic thought today, many figures have emerged to
present their respective ideas in order to deal with the impasse of the conventional economic system.
Muhammad Baqir Al-Sadr as one of the contemporary Muslim intellectuals today, came up with an
original idea that tried to offer the idea of an Islamic economic system that was extracted from the
Islamic doctrinal foundation, namely the Qur'an and al-Hadith. The basic concept offered by the
Qur'an and hadith is a global discourse on economic life that serves as a frame for policies and steps to
be realized. A concept that regulates the steps of economic actors in carrying out economic activities
which include production, distribution, and consumption activities.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis serta menyusun data yang telah
terkumpul, untuk dapat diambil kesimpulannya serta memberikan suatu kajian mengenai
perbandingan pemungutan pajak penghasilan pada masa Khulafaurrasyidin dan di Indonesia
saat ini.Data yang diperoleh dalam penelitian disusun secara logis dan sistematis, selanjutnya
dianalisis dengan mempergunakan metode analisis kualitatif, dan kemudian disajikan secara
kualitatif
untuk mempermudah pemahaman serta menekan “label doktrin” dari ekonomi Islam,
maka cukuplah bagi kita untuk mengatakan doktrin adalah suatu “sistem” sementara
ilmu adalah suatu “penafsiran (interpretasi)”. Ini sekedar untuk memperjelas bahwa
ekonomi Islam adalah suatu doktrin, bukan ilmu pengetahuan.
Dalam mendefinisikan ekonomi Islam, Baqir al-Sadr memberikan hal-hal sebagai
sebuah reinterpretasi yang dapat digambarkan sebagai yang asli. Definisi dimulai
dari membangun kerangka dasar hingga membuat perbedaan yang signifikan antara
ilmu ekonomi dan ilmu ekonomi. Ekonomi islam merupakan suatu teori yang
mendoktrin seluruh umat muslim untuk bertransaksi, melakukan akad jual – beli dan
sebagainya, yang dimana dalam transaksi tersebut terjadi kesepakatan antara penjual
& pembeli dan pastinya memenuhi persyaratan, di antaranya :
a) Ada Penjual
b) Ada Pembeli
c) Ada Akad antar keduanya
d) Ada Harga atas barangnya
Menurut Baqir al-Sadr, ekonomi Islam adalah jalan atau cara dipilih oleh umat
Islam untuk dijalani, Untuk mencapai dan memecahkan kehidupan ekonomi.
Masalah ekonomi praktis yang sesuai dengan konsepnya Keadilan. Islam tidak peduli
dengan hukum permintaan dan penawaran, maupun hubungan antara keuntungan dan
bunga, fenomena hasil yang semakin berkurang (pengurangan produksi)
diperlakukan dalam ekonomi.
Menurut Baqir Ash-Shadr untuk mewujudkan hal tersebut ada beberapa langkah
yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut:
a. Mengganti istilah ilmu ekonomi dengan istilah iqtishad yang mengandung arti
selaras, setara, dan seimbang (in between).
b. Menyusun dan merekonstruksi ilmu ekonomi tersendiri yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Hadits.
Dalam hal itulah Mazhab Baqir Ash-Shadr mempunyai kontribusi yang cukup
signifikan dalam wacana perkembangan ilmu ekonomi Islam.
Dengan difinisi ekonomi Islam di atas, dalam beberapa pembahasan Sadr juga
merumuskan karakteristik ekonomi Islam yang terdiri atas konsep Kepemilikan
Multi Jenis (Multitype Ownership). Dalam pandangan Baqr AshSadr, ekonomi Islam
memiliki konsep kepemilikan yang dikatakan sebagai beberapa tipe properti. Bentuk
kepemilikan dirumuskan dalam 2 kelompok, yaitu :
a. Kepemilikan pribadi, Hak milik perseorangan (private property) menurut Baqr
AshSadr hanya terbatas pada hak menggunakan dan menggunakan dan hak
mencegah orang lain untuk menggunakan sesuatu yang diberikan kepadanya.
Dalam hal ini, Baqr Ash-Sadr dan semua pemikir ekonomi, baik klasik maupun
modern, sepakat bahwa manusia hanya memiliki harta sementara, sedangkan harta
absolut hanya milik Allah SWT.
b. Kepemilikan bersama, yang terbagi lagi menjadi dua bentuk kepemilikan, yaitu
kepemilikan publik dan kepemilikan negara. Perbedaan antara milik umum dan
milik negara terletak pada pengelolaannya, bagi AsSadr, milik umum harus
digunakan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat. Beberapa sektor milik
umum, misalnya (adanya prasarana rumah sakit, sekolah dan jalan) milik negara
dapat digunakan tidak hanya untuk kepentingan seluruh orang, tetapi juga untuk
kepentingan sebagian masyarakat tertentu. jika badan-badan negara
menghendakinya.
3. Teori Produksi Muhammad Baqir Al-sadr
Terdapat dua aspek dalam kegiatan ekonomi. Yang pertama adalah aspek tujuan,
yang terdiri dari alat yang digunakan, sumber daya yang akan diolah dan pekerjaan
yang terlibat dalam kegiatan produksi. Kedua adalah aspek subyektif, yang terdiri
dari motif psikologis, tujuan yang ingin dicapai oleh kegiatan produksi dan Evaluasi
kegiatan produksi menurut konsep keadilan yang berbeda.
Sisi obyektif kegiatan produksi menjadi sasaran penelitian ekonomi baik dalam
ilmu-ilmu khusus maupun ilmu-ilmu lain yang terkait untuk menemukan hukum-
hukum alat-alat produksi umum dan sumber daya alam sehingga manusia pada
gilirannya dapat menguasai hukum-hukum itu. Dan diguunakan untuk mengatur sisi
tujuan dari operasi produksi yang lebih baik dan lebih berhasil. Misalnya, ekonomi
menemukan hasil yang semakin berkurang dalam aktivitas pertanian (hukum tentang
hasil yang semakin berkurang), hukum ini mengatakan Pertumbuhan tenaga kerja
dan modal sebanding dengan faktor yang terus diproduksi oleh tanah dan
pertumbuhan penegmbakian panen akan terus dan pasti berkurang sampai mencapai
titik di mana dimana pertumbuhan hasil sebanding dengan penambahan hubungan
antara tenaga kerja dan modal. Pada titik ini, petani tidak perlu menambahkan apa
pun bagian tenaga kerja dan modal di awal.
KESIMPULAN
Muhammad Baqir Al-Sadr menyatakan pentingnya perspektif distribusi adalah praktik
sistem zakat. Muhammad Baqir Al-Sadr menyatakan bahwa yang dimaksud relevansi dapat
diperolehnya kombinasi antara modal dan tenaga kerja, seorang pekerja dapat dibayar,
seseorang yang menerima zakat atau mustahiq, yang usaha aslinya diawali dengan menerima
zakat, akhirnya berhasil. dalam menerima pendapatan.
Keutamaan pemikiran Muhammad Baqir Al-Sadr adalah bahwa negara memiliki peran
yang sangat penting, yaitu penciptaan dan pemeliharaan keadilan sosial. Menurut Baqir Al-
Sadr, negara harus menciptakan taraf hidup yang dapat dijadikan acuan untuk menciptakan
keadilan sosial. Menurut Muhammad Baqir Al-Sadr, penyimpangan dari distribusi tersebut
menyebabkan kekacauan di sektor riil dan berujung pada krisis ekonomi.
Muhammad Baqir Al-Sadr berpendapat bahwa pemerintah memiliki peran penting dan
dinamis dalam implementasi melalui kebijakan yang diterapkan untuk menjawab tantangan
era modern ini. Islam menawarkan solusi untuk masalah ini, melalui mana pemerintah dapat
menciptakan sistem jaminan sosial. Muhammad Baqir Al-Sadr juga menyatakan bahwa Islam
menekankan taraf hidup manusia yang lebih tinggi dengan melarang kelebihan atau
pemborosan.
6 | Judul Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
(Moshinsky, 1959)Agustiati, A. (2009). Sistem Ekonomi Kapitalisme. Academica, 1(2).
Aji, C. B., Yafiz, M., & Sukiati, M. A. (2017). Pemikiran Ekonomi Islam Indonesia. Al-
Muamalat Jurnal Hukum Dan Ekonomi Syari.
Cahyani, D. I., & Sumadi, S. (2015). Alternatif Sistem Ekonomi Islam Untuk Indonesia Yang
Lebih Sejahtera. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 1(02).
Damanik, D., Panjaitan, P. D., Pardede, A. F., Muhammadin, A., Weya, I., Basmar, E.,
Arfandi, S. N., Purba, B., & Nasruddin, W. (2021). Sistem Ekonomi Indonesia. Yayasan
Kita Menulis.
Hasan, Z., & Mahyudi, M. (2020). Analisis terhadap Pemikiran Ekonomi Kapitalisme Adam
Smith. Istidlal: Jurnal Ekonomi Dan Hukum Islam, 4(1), 24–34.
Moshinsky, M. (1959). No Titleیلیب. Nucl. Phys., 13(1), 104–116.
Saleh, M. (2023). Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash Shadr. Muhafadzah, 1(1),
68–79. https://doi.org/10.53888/muhafadzah.v1i1.340
(Saleh, 2023)(Aji et al., 2017)(Damanik et al., 2021)(Cahyani & Sumadi, 2015)(Agustiati,
2009)(Hasan & Mahyudi, 2020)