Anda di halaman 1dari 6

Ecopreneur : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam

Email Journal : ecopreneur.bbc@gmail.com


Web Journal : http://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/ecopreneur

Pemikiran Ekonomi Muhammad Baqir Al-sadr

POPY PATRICIA

(Program Studi Ekonomi syariah, universitas Bunga Bangsa Cirebon)

Email : popyptr2002@gmail.com

Abstrak

Dalam khazanah pemikiran ekonomi Islam kontemporer saat ini, banyak tokoh-tokoh bermunculan
memaparkan gagasannya masing-masing dalam rangka menangani kebuntuan sistem ekonomi
konvensional. Muhammad Baqir Al-sadr sebagai salah satu tokoh intelektual muslim kontemporer saat
ini, hadir dengan gagasan original yang mencoba menawarkan gagasan sistem ekonomi Islam yang
digali dari landasan doktrinal Islam yakni al-Qur’an dan al-Hadits. Konsep dasar yang ditawarkan al-
Qur’an dan hadits merupakan wacana global tentang kehidupan ekonomi yang berfungsi sebagai
frame atas kebijakan dan langkah yang ingin direalisasikan. Sebuah konsep yang mengatur gerak
langkah pelaku ekonomi dalam menjalankan kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan produksi
distribusi dan konsumsi.

Kata Kunci: Pemikiran Ekonomi, Muhammad Baqir Al-sadr

Abstract
In the treasures of contemporary Islamic economic thought today, many figures have emerged to
present their respective ideas in order to deal with the impasse of the conventional economic system.
Muhammad Baqir Al-Sadr as one of the contemporary Muslim intellectuals today, came up with an
original idea that tried to offer the idea of an Islamic economic system that was extracted from the
Islamic doctrinal foundation, namely the Qur'an and al-Hadith. The basic concept offered by the
Qur'an and hadith is a global discourse on economic life that serves as a frame for policies and steps to
be realized. A concept that regulates the steps of economic actors in carrying out economic activities
which include production, distribution, and consumption activities.

Keywords: Economic Thought, Muhammad Baqir Al-sadr


A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam menggunakan
sumber daya yang terbatas (scarcity) untuk menghasilkan berbagai barang, yang
kemudian mendistribusikan (mendistribusikan) barang-barang tersebut ke berbagai
individu atau Kelompok masyarakat 1 Di Indonesia, terdapat umat Islam terutama
dalam krisis ekonomi. Hal ini memaksa Kesadaran Transendental untuk membawa
masalah kembali ke ajaran Islam. Ajaran Islam dianggap sebagai alternatif.
Ajaran Islam harus meyakinkan dan menjadi satu-satunya pilihan atau keniscayaan.
Bersama-sama, ia berpendapat bahwa baik sistem kapitalis yang dibangun di Blok Barat
maupun sistem komunis yang dibangun di Blok Timur tidak dapat bereaksi terhadap
berbagai masalah ekonomi.
Menurut Umer Chaptra berpendapat bahwa kegagalan ini menyebabkan upaya untuk
mencari alternatif. Dalam ekonomi Islam, solusi dipertimbangkan untuk mewujudkan
keadilan dan kesejahteraan umum. Kapitalis berpendapat bahwa masalah kelangkaan
disebabkan oleh kesenjangan antara kebutuhan yang tidak terbatas dan sumber daya
yang terbatas. Sistem kapitalisme memberikan jawaban atas masalah ini dengan
mendorong kegiatan produktif untuk menyeimbangkan keinginan atau kebutuhan
masyarakat yang tidak terbatas. Namun, sistem ekonomi kapitalis belum mampu
menyelesaikan masalah kebutuhan manusia ini. Masalahnya adalah ketidakmampuan
pengetahuan ini untuk memecahkan masalah kebutuhan manusia. Padahal, teori-teori
yang ada terbukti tidak mampu menerapkan ekonomi global secara adil.
Muhammad Baqir Al-Sadr mengklaim bahwa ekonomi tidak akan pernah harus
sesuai dengan Islam. Hal ini karena keduanya berasal dari filosofi yang berbeda yaitu
yang satu Islam dan yang lainnya Islam. Perbedaan sudut pandang mempengaruhi
perbedaan antara kedua perspektif dalam memandang masalah ekonomi. Muhammad
Baqir Al-Sadr mengatakan bahwa semuanya diukur dengan sempurna Allah SWT telah
menyediakan sumber daya yang cukup untuk semua orang di dunia. Sudut pandang ini
dapat ditemukan dalam bukunya yang fenomenal, yaitu Iqtishadunâ (Ekonomi Kita).
Muhammad Baqir Al-Sadr menolak klaim Ini karena Islam tidak mengenal adanya
sumber daya yang terbatas. Pandangan sistem ekonomi di atas bertentangan dengan
ekonomi Islam yang diungkapkan oleh Muhammad Baqir Al-Sadr.
Kesan apologi yang selama ini melekat dengan para pemikir muslim dengan
kejernihan dan kecerdasan pemikirannya. Dia fasih dalam karya-karya pemikir Islam
klasik dan kontemporer, tetapi juga memahami pemikiran Barat yang berkembang.
Dalam karya karyanya yang terkenal, yaitu Falsatuna dan Iqtishaduna, ia dengan fasih
mengungkapkan kritiknya terhadap pemikiran Barat seperti Karl Marx, Descartes, John
Locke dan lain-lain.
Falsafatuna dan Iqtishaduna mengangkat Baqir Al-Sadr menjadi ahli teori
terkemuka kebangkitan Islam. Filosofi alternatif dan sistem ekonomi ini disempurnakan
oleh masyarakat dan institusi. Dalam Falsafatuna dan Iqtishaduna, Baqir Al-sadr ingin
menghadirkan kritik serius terhadap Marxisme dan kapitalisme. Buku ini baik secara
struktural maupun metodologis, dan tidak diragukan lagi merupakan kontribusi paling
serius dan dihormati di bidang ini. Tujuan penulis adalah menjadikan artikel ini sebagai
upaya untuk menjelaskan gagasan ekonomi Baqir Al-Sadr.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis "penelitian hukum normatif" dengan pendekatan
sejarah (historical approach) dan pendekatan perbandingan (comparative approach),
Spesifikasi penelitian ini menggunakan deskriptif analitis, yaitu "suatu penelitian yang
menggambarkan secara menyeluruh dan sistematis obyek dari pokok permasalahan”.

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis serta menyusun data yang telah
terkumpul, untuk dapat diambil kesimpulannya serta memberikan suatu kajian mengenai
perbandingan pemungutan pajak penghasilan pada masa Khulafaurrasyidin dan di Indonesia
saat ini.Data yang diperoleh dalam penelitian disusun secara logis dan sistematis, selanjutnya
dianalisis dengan mempergunakan metode analisis kualitatif, dan kemudian disajikan secara
kualitatif

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Definisi Ekonomi Islam (Usaha penemuan doktrin ekonomi islam)

Dalam mendifinisikan ekonomi Islam, Baqir Ash Shadr mencoba memberikan


sebuah intepretasi baru yang bisa dikatakan original. Pendifinisian tersebut di mulai
dari membangun kerangka dasar dengan membuat perbedaan yang signifikan antara
ilmu ekonomi dan doktrin ekonomi. Menurut Baqir Ash Shadr, ilmu ekonomi
merupakan ilmu yang berhubungan dengan penjelasan terperinci perihal kehidupan
ekonomi peristiwa-peristiwanya, gejala-gejala (fenomena-fenomena) lahiriahnya,
serta hubungan antara peristiwa-peristiwa dan fenomena-fenomena tersebut dengan
sebab-sebab dan faktor-faktor umum yang mempengaruhinya.
Definisi di atas jika dirujuk ke paradigma konvensional dapat ditemukan serupa
dalam pemikiran Samuelson yang menyatakan bahwa: “Ilmu ekonomi merupakan
ilmu mengenai cara-cara manusia dan masyarakat dalam menentukan atau
menjatuhkan pilihan dengan atau tanpa uang untuk menggunakan sumber-sumber
produktif yang langka yang dapat mempunyai penggunaan-penggunaan alternatif
untuk memproduksi berbagai barang serta membaginya untuk dikonsumsi baik untuk
waktu sekarang maupun yang akan datang kepada berbagai golongan dan kelompok
di dalam masyarakat”.
Sedangkan doktrin ekonomi adalah cara atau metode yang dipilih dan diakui oleh
suatu masyarakat dalam memecahkan setiap problem praktis ekonomi yang
dihadapinya. Dari hal ini, Baqir Ash Shadr selanjutnya menyatakan bahwa perbedaan
yang signifikan dari kedua terminologi di atas adalah bahwa doktrin ekonomi
berisikan setiap aturan dasar dalam kehidupan ekonomi yang berhubungan dengan
ideologi seperti nilai-nilai keadilan. Sementara ilmu ekonomi berisikan setiap teori
yang menjelaskan realitas kehidupan ekonomi yang terpisah dari kerangka ideologi.
Untuk membedakan doktrin ekonomi dan ilmu ekonomi ini, walaupun
mempunyai indikasi sebuah perbedaan yang esensial di antara keduanya, masih
belum cukup ketika kita mencoba untuk mengungkap doktrin itu sendiri secara pasti
atau untuk membentuk suatu gagasan yang pasti mengenainya. Akan tetapi, meski
begitu, kita menggunakan perbedaan yang telah diuraikan di atas sebagai landasan
untuk mempermudah dalam memahami hakekat ekonomi Islam.
Dapat ditarik kesimpulan: “ekonomi Islam adalah sebuah doktrin dan bukan
merupakan suatu ilmu pengetahuan, karena ekonomi Islam adalah cara yang
direkomendasikan Islam dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, bukan suatu
penafsiran yang dengannya Islam menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan ekonomi dan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya. Adapun
4 | Judul Penelitian

untuk mempermudah pemahaman serta menekan “label doktrin” dari ekonomi Islam,
maka cukuplah bagi kita untuk mengatakan doktrin adalah suatu “sistem” sementara
ilmu adalah suatu “penafsiran (interpretasi)”. Ini sekedar untuk memperjelas bahwa
ekonomi Islam adalah suatu doktrin, bukan ilmu pengetahuan.
Dalam mendefinisikan ekonomi Islam, Baqir al-Sadr memberikan hal-hal sebagai
sebuah reinterpretasi yang dapat digambarkan sebagai yang asli. Definisi dimulai
dari membangun kerangka dasar hingga membuat perbedaan yang signifikan antara
ilmu ekonomi dan ilmu ekonomi. Ekonomi islam merupakan suatu teori yang
mendoktrin seluruh umat muslim untuk bertransaksi, melakukan akad jual – beli dan
sebagainya, yang dimana dalam transaksi tersebut terjadi kesepakatan antara penjual
& pembeli dan pastinya memenuhi persyaratan, di antaranya :
a) Ada Penjual
b) Ada Pembeli
c) Ada Akad antar keduanya
d) Ada Harga atas barangnya
Menurut Baqir al-Sadr, ekonomi Islam adalah jalan atau cara dipilih oleh umat
Islam untuk dijalani, Untuk mencapai dan memecahkan kehidupan ekonomi.
Masalah ekonomi praktis yang sesuai dengan konsepnya Keadilan. Islam tidak peduli
dengan hukum permintaan dan penawaran, maupun hubungan antara keuntungan dan
bunga, fenomena hasil yang semakin berkurang (pengurangan produksi)
diperlakukan dalam ekonomi.

Menurut Baqir Ash-Shadr untuk mewujudkan hal tersebut ada beberapa langkah
yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut:
a. Mengganti istilah ilmu ekonomi dengan istilah iqtishad yang mengandung arti
selaras, setara, dan seimbang (in between).
b. Menyusun dan merekonstruksi ilmu ekonomi tersendiri yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Hadits.
Dalam hal itulah Mazhab Baqir Ash-Shadr mempunyai kontribusi yang cukup
signifikan dalam wacana perkembangan ilmu ekonomi Islam.

2. Karakteristik Ekonomi Islam

Dengan difinisi ekonomi Islam di atas, dalam beberapa pembahasan Sadr juga
merumuskan karakteristik ekonomi Islam yang terdiri atas konsep Kepemilikan
Multi Jenis (Multitype Ownership). Dalam pandangan Baqr AshSadr, ekonomi Islam
memiliki konsep kepemilikan yang dikatakan sebagai beberapa tipe properti. Bentuk
kepemilikan dirumuskan dalam 2 kelompok, yaitu :
a. Kepemilikan pribadi, Hak milik perseorangan (private property) menurut Baqr
AshSadr hanya terbatas pada hak menggunakan dan menggunakan dan hak
mencegah orang lain untuk menggunakan sesuatu yang diberikan kepadanya.
Dalam hal ini, Baqr Ash-Sadr dan semua pemikir ekonomi, baik klasik maupun
modern, sepakat bahwa manusia hanya memiliki harta sementara, sedangkan harta
absolut hanya milik Allah SWT.
b. Kepemilikan bersama, yang terbagi lagi menjadi dua bentuk kepemilikan, yaitu
kepemilikan publik dan kepemilikan negara. Perbedaan antara milik umum dan
milik negara terletak pada pengelolaannya, bagi AsSadr, milik umum harus
digunakan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat. Beberapa sektor milik
umum, misalnya (adanya prasarana rumah sakit, sekolah dan jalan) milik negara
dapat digunakan tidak hanya untuk kepentingan seluruh orang, tetapi juga untuk
kepentingan sebagian masyarakat tertentu. jika badan-badan negara
menghendakinya.
3. Teori Produksi Muhammad Baqir Al-sadr

Terdapat dua aspek dalam kegiatan ekonomi. Yang pertama adalah aspek tujuan,
yang terdiri dari alat yang digunakan, sumber daya yang akan diolah dan pekerjaan
yang terlibat dalam kegiatan produksi. Kedua adalah aspek subyektif, yang terdiri
dari motif psikologis, tujuan yang ingin dicapai oleh kegiatan produksi dan Evaluasi
kegiatan produksi menurut konsep keadilan yang berbeda.
Sisi obyektif kegiatan produksi menjadi sasaran penelitian ekonomi baik dalam
ilmu-ilmu khusus maupun ilmu-ilmu lain yang terkait untuk menemukan hukum-
hukum alat-alat produksi umum dan sumber daya alam sehingga manusia pada
gilirannya dapat menguasai hukum-hukum itu. Dan diguunakan untuk mengatur sisi
tujuan dari operasi produksi yang lebih baik dan lebih berhasil. Misalnya, ekonomi
menemukan hasil yang semakin berkurang dalam aktivitas pertanian (hukum tentang
hasil yang semakin berkurang), hukum ini mengatakan Pertumbuhan tenaga kerja
dan modal sebanding dengan faktor yang terus diproduksi oleh tanah dan
pertumbuhan penegmbakian panen akan terus dan pasti berkurang sampai mencapai
titik di mana dimana pertumbuhan hasil sebanding dengan penambahan hubungan
antara tenaga kerja dan modal. Pada titik ini, petani tidak perlu menambahkan apa
pun bagian tenaga kerja dan modal di awal.

KESIMPULAN
Muhammad Baqir Al-Sadr menyatakan pentingnya perspektif distribusi adalah praktik
sistem zakat. Muhammad Baqir Al-Sadr menyatakan bahwa yang dimaksud relevansi dapat
diperolehnya kombinasi antara modal dan tenaga kerja, seorang pekerja dapat dibayar,
seseorang yang menerima zakat atau mustahiq, yang usaha aslinya diawali dengan menerima
zakat, akhirnya berhasil. dalam menerima pendapatan.
Keutamaan pemikiran Muhammad Baqir Al-Sadr adalah bahwa negara memiliki peran
yang sangat penting, yaitu penciptaan dan pemeliharaan keadilan sosial. Menurut Baqir Al-
Sadr, negara harus menciptakan taraf hidup yang dapat dijadikan acuan untuk menciptakan
keadilan sosial. Menurut Muhammad Baqir Al-Sadr, penyimpangan dari distribusi tersebut
menyebabkan kekacauan di sektor riil dan berujung pada krisis ekonomi.
Muhammad Baqir Al-Sadr berpendapat bahwa pemerintah memiliki peran penting dan
dinamis dalam implementasi melalui kebijakan yang diterapkan untuk menjawab tantangan
era modern ini. Islam menawarkan solusi untuk masalah ini, melalui mana pemerintah dapat
menciptakan sistem jaminan sosial. Muhammad Baqir Al-Sadr juga menyatakan bahwa Islam
menekankan taraf hidup manusia yang lebih tinggi dengan melarang kelebihan atau
pemborosan.
6 | Judul Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
(Moshinsky, 1959)Agustiati, A. (2009). Sistem Ekonomi Kapitalisme. Academica, 1(2).
Aji, C. B., Yafiz, M., & Sukiati, M. A. (2017). Pemikiran Ekonomi Islam Indonesia. Al-
Muamalat Jurnal Hukum Dan Ekonomi Syari.
Cahyani, D. I., & Sumadi, S. (2015). Alternatif Sistem Ekonomi Islam Untuk Indonesia Yang
Lebih Sejahtera. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 1(02).
Damanik, D., Panjaitan, P. D., Pardede, A. F., Muhammadin, A., Weya, I., Basmar, E.,
Arfandi, S. N., Purba, B., & Nasruddin, W. (2021). Sistem Ekonomi Indonesia. Yayasan
Kita Menulis.
Hasan, Z., & Mahyudi, M. (2020). Analisis terhadap Pemikiran Ekonomi Kapitalisme Adam
Smith. Istidlal: Jurnal Ekonomi Dan Hukum Islam, 4(1), 24–34.
Moshinsky, M. (1959). No Title‫یلیب‬. Nucl. Phys., 13(1), 104–116.
Saleh, M. (2023). Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash Shadr. Muhafadzah, 1(1),
68–79. https://doi.org/10.53888/muhafadzah.v1i1.340
(Saleh, 2023)(Aji et al., 2017)(Damanik et al., 2021)(Cahyani & Sumadi, 2015)(Agustiati,
2009)(Hasan & Mahyudi, 2020)

Anda mungkin juga menyukai