Anda di halaman 1dari 15

MAZHAB-MAZHAB EKONOMI ISLAM

Disajikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Ganjil Tahun Akademik 2022/2023
Mata Kuliah

Dasar-Dasar Ekonomi Syariah


Minggu, 04 Desember 2022

Disusun Oleh Kelompok 12


Noval Aditya Pratama (2022310027)
Yuni Rahayu (2022310047)

Dosen Pengampu
Ahmad Syaifulloh, SE.I.ME

Program Studi Ekonomi Syariah


Sekolah Tinggi Agama Islam Ash-Siddiqiyah
Lempuing Jaya Oki
2022
Kata Pengantar

Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Allah Swt Atas Rahmat Dan Karunia-

Nya, Sehingga Kami Bisa Menyelesaikan makalah yang Berjudul “Mazhab-

Mazhab Ekonomi Islam”

Makalah Ini Disusun Agar Pembaca Dapat Memperluas Ilmu Pengetahuan

Tentang Mengembangkan Paragraf Yang Kami Sajikan Ini Berdasarkan Dari

Berbagai Sumber Dan Referensi.

Dalam Penyusunan Makalah Ini Kami Telah Berusaha Dengan Semaksimal

Mungkin Dengan Kemampuan Kami. Namun Sebagai Manusia Biasa Kami Tidak

Luput Dari Kesalahan Dan Kehilafan Baik Dari Segi Penulisan Maupun Tata

Bahasa. Tetapi Walaupun Demikian,Kami Telah Berusaha Semaksimal Mungkin

Dan Sebisa Mungkin Untuk Menyelesaikan Makalah Ini Meskipun Terlihat

Sangat Sederhana.

Demikian Semoga Makalah Ini Dapat Bermanfaat Bagi Para Pembaca Pada

Umumnya. Kami Mengharapkan Kritik Serta Saran Dari Berbagai Pihak Yang

Bersifat Membangun.

DAFTAR ISI

2
Cover..................................................................................................
Kata Penganta.....................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................1
C. Tujuan masalah....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................2
A. Pengertian Mazhab-Mazhab Ekonomi Islam.......................2
B. Macam-Macam Mazhab......................................................3
a. mazhab iqtishaduna.......................................................3
b. mazhab mainstream IDB...............................................5
c. mazhab alternatif kritis.................................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................11
Daftar Pustaka..................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan Ekonomi Islam saat ini tidak bisa dipisahkan dari

sejarah pemikiran muslim tentang ekonomi dimasa lalu. Keterlibatan pemikir

muslim dalam kehidupan masyarakat yang komplek dan belum adanya

pemisahan disiplin keilmuwan menjadikan pemikir muslim melihat masalah

masyarakat dalam konteks yang lebih sosial

Hal ini semua disebabkan karena keilmuwan yang dimiliki

membentuk cara berpikir mereka untuk menyelesaikan masalah, namun lebih

penting dari itu masalah masyarakat yang menjadi dasar bagi mereka yang

membangun cara berpikir dalam membentuk berbagai model penyelesaian di

bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, kedokteran dan lain-lain.1

B. Rumusan Masalah

a. Apa Itu Mazhab Iqtishaduna

b. Apa Itu Mazhab Mainstream IDB

c. Apa Itu Mazhab Alternatif Kritis

C. Tujuan Masalah

a. Untuk Mengetahui Mazhab Iqtishaduna

b. Untuk Mengetahui Mazhab Mainstream IDB

c. Untuk Mengetahui Mazhab Alternatif Kritis

1
Sadeq, Abdul Hasan. Dan Ghazali, Aidit. (1992). Readings in Islamic Economic Thought.
Malaysia : Longman.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mazhab-Mazhab Ekonomi Islam

Lahirnya ekonomi Islam di era kontemporer di latar belakangi karena teori

ekonomi klasik yang dikembangkan oleh ilmuwan barat dianggap gagal

untuk mensejahterakan masyarakat, maka dari muncullah pemikir ekonom

Islam kontemporer yang pertama.

Mazhab Iqtishaduna yang dikembangkan oleh Imam Baqir as-Sadr

yang mengatakan bahwa bahwa kapitalisme dan sosialisme gagal mengatasi

permasalahan seputar ekonomi, yang misalkan kapitalisme permasalahan

dari sistem ini adalah kurangnya sumber daya alam untuk memenuhi tuntutan

tujuan hidupnya dan sosialisme karena menggunakan ekonomi terpusat.

Yang dimana muncul kontradiksi antara pemerintah dan rakyat karena

pemerintah cenderung menekan rakyat untuk melakukan dan cenderung tidak

bebas yang sehingga kedua sistem ekonomi ini gagal dan tidak terwujud sebuah

keadilan yang dicita-citakan karena distribusi yang tidak merata (Mulyana,

2018).2

B. Macam-Macam Mazhab

2
Hafidhuddin, Didin. (2007). Peran Pembiayaan Syariah dalam Pembangunan Pertanian di
Indonesia. Bogor : IPB Press.

2
a. mazhab iqtishaduna

Mazhab ini di pelopori oleh Baqir ash-sadr dengan bukunya

yaitu Iqtishaduna. Mazhab ini berpendapat bahwa ilmu

ekonomi(economic) tidak pernah bisa sejalan dengan islam. Ilmu

Ekonomi tetaplah ekonomi dan islam tetap islam. kedua hal ini tidak

akan bisa disatukan karena berasal dari filosofi yang berbeda. Yang satu

anti islam (anti-Tuhan) dan yang satu lagi islam (Tuhan).

Perbedaan pengertian dan filosofi ini berdampak pada perbedaan

cara pandang yang digunakan dalam melihat suatu masalah ekonomi,

termasuk pula dalam alat analisis yang di pergunakan. Menurut ilmu

ekonomi, masalah ekonomi muncul karena adanya keinginan manusia

yang tidak terbatas, sementara sumber daya yang tersedia terbatas.

Mazhab ini menolak pernyataan tersebut, karena menurut

mereka Islam tidak mengenal sumber daya yang terbatas. Baqir ash-sadr

berpendapat bahwa permasalahan ekonomi muncul di karenakan oleh

dua factor. 

Pertama karena perilaku manusia yang melakukan kezaliman

dan kedua karena mengingkari nikmat Allah SWT. Yang di maksud

zaalim di sini adalah proses kecurangan seperti penimbunan atau ikhtiar.

Sedangkan yang dimaksud ingkar adalah manusia cenderung menafikan

nikmat Allah dengan melakukan eksplotasi sumber daya alam.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa permasalahan ekonomi

bukan akibat dari keterbatasan alam dalam merespon setiap dinamika

3
kebutuhan manusia. Dalil yang mereka gunakan untuk memperkuat

argumentasi mereka adalah Al-Qur'an surat Al-Qamar ayat 49." Sungguh

kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran " (Q.S. Al-Qamar

(54):49).  

Dengan demikian segala sesuatu telah terukur dengan sempurna

karena Allah telah memberikan sumber daya yang cukup bagi seluruh

manusia. Kemudian, mereka mengajukan sanggahan atas keinginan

manusia yang tidak terbatas. Sebagai contoh, manusia akan berhenti

makan apabila sudah kenyang. Dengan demikian, dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa keinginan manusia yang tidak terbatas merupakan hal

yang salah sebab kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa keinginan

manusia terbatas.

Mazhab ini berpendapat bahwa permasalahan ekonomi muncul

karena adanya distribusi yang tidak merata dan tidak adil sebagai akibat

sistem ekonomi yang membenarkan terjadinya eksploitasi atas

sekelompok pihak yang lemah oleh sekelompok pihak yang lebih kuat,

yaitu pihak yang kuat akan menguasai sumber daya yang ada, sementara

dari pihak lain, pihak yang lemah sama sekali tidak mempunyai akses

terhadap sumber daya tersebut.

Dengan demikian, masalah ekonomi muncul bukan karena

sumber daya  yang terbatas, melainkan karena keserakahan manusia yang

tidak terbatas. Oleh karena itu, istilah ekonomi islam tidak tepat dan

menyesatkan sehingga harus dihentikan. Sebagai gantinya, mereka

4
menawarkan istilah baru yang berasal dari filosofi islam yaitu Iqtishad.

Iqtishad menurut mereka bukan sekedar terjemahan dari ekonomi.

Iqtishad berasal dari bahasa Arab “qasd” yang secara harfiah berarti

ekulibrium atau keadaan sama, seimbang atau pertengahan.

Oleh karena itu, semua teori ekonomi konvensional ditolak dan

dibuang dan diganti oleh teori-teori baru yang disusun berdasarkan nash-

nash Al-Qur'an dan As-Sunah.3

b. mazhab mainstream IDB

Mazhab mainstrem memiliki anggapan bahwa perbedaan utama

antara ilmu ekonomi konvensional dengan ekonomi islam adalah dalam

hal mencapai tujuan. Mereka menyetujui pandangan konvensional, bahwa

masalah ekonomi muncul karena adanya keterbatasan sumber daya

ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

(Chamid, 2010 : 408)

Mazhab mainstream berbeda pendapat dengan mazhab Baqir

shadr, karena mazhab kedua ini setuju bahwa masalah ekonomi muncul

karena sumber daya yang terbatas , yang dihadapkan dengan keinginan

manusia yang tak terbatas. Namun jika kita berbicara pada tempat dan

waktu tertentu, maka sangat mungkin terjadi kelangkaan sumber daya.

Bahkan ini sering kali terjadi. Suplai beras di Ethiopia dan

Bangladesh misalnya lebih langka dibandingkan dengan di Thailand. Jadi,


3
Arif, M. Nur Rinto Al dan Amalia, Euis. 2010. Teori Mikro ekonomi : Suatu Perbandingan
Ekonomi Isam dan Ekonomi Konvensional. Jakarta: Kencana.

5
keterbatasan sumber daya memang ada bahkan diakui pula oleh islam, ayat

dan dalil dalil tentang ini pun banyak terdapat di al-qur'an.

Sesuai dengan namanya, maka mazhab pemikiran ekonomi

islam ini mendominasi khasanah pemikiran ekonomi islam diseluruh

dunia. Meluasnya mazhab ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu. Secara

umum pemikiran relativ lebih moderat jika dibandingkan dengan mazhab

lainnya sehingga lebih mudah diterima masyarakat.Ide ide mereka banyak

ditampilakan dengan cara cara ekonomi konvensional. Misalnya

menggunakan economic modeling dan quantitative method sehingga

mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Hal ini tidak mengherankan ,karena para pendukung mazhab ini

kebanyakan memiliki latar belakang pendidikan ekonomi

konvensional,disamping penguasaan ilmu keislaman yang memadai .

banyak diantara mereka yang menempuh pendidikan dengan jenjang tinggi

dan tetap beraktivitas ilmiah di negara negara barat.

Misal seperti Umar Chapra, Muhammad Nejatullah siddiqi, dan

Muhammad Abdul Mannan Kebanyakan tokoh merupakan staf, peneliti

penasehat atau setidaknya memiliki jaringan erat dengan lembaga lembaga

regional atau internasional yang mapan seperti Islamic Development Bank

(IDB), Internasional institut of islamic thought (HLT), islamic research

and training institute (IRTI), dan Islamic faundation pada beberapa

universitas maju.

6
Lembaga-lembaga ini memiliki jaringan kerja yang luas

didukung dengan pendanaan yang memadai, sehingga dapat

mensosialisasikan gagasan ekonomi islam dengan lebih baik. Bahkan,

gagasan ekonomi islam dapat segera diimplementasikan dalam kebijakan

ekonomi yang nyata , sehingga bagaimana yang dilakukan oleh IDB dalam

membantu pembangunan di negara negara muslim.(Kadir, 2014 : 37)

Menurut aliran dari mazhab mainstream ini permasalahan

ekonomi sama dengan konvensional yang berbeda adalah bagaimana

menyelesaikan masalah ekonomi tersebut. Manusia melakukan pilihan atas

keinginan yang dimilikinya sehingga ada yang namanya skala prioritas.

Konvensional memprioritaskan pribadi masing masing sehingga ia boleh

mangabaikan petunjuk agama dan boleh juga mengikutinya.  

Sehingga diistilahkan dengan menuhankan hawa nafsunya.

Berbeda dengan islam, keputusan tidak boleh dilakukan semuanya tetapi

dibatasi dengan aturan yang jelas dalam islam. Dengan demikian,

pandangan mazhab ini tentang masalah ekonomi hampir tidak berbeda

dengan pandangan ekonomi konvensional. kelangkaan sumber dayalah

yang menjadi penyebab munculnya masalah ekonomi.4

c. mazhab alternatif kritis

4
Imtinan, Qori. "Pemikiran Ekonomi Islam Oleh Muhammad Abdul Mannan: Teori Produksi
(Mazhab Mainstream)." Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 7.3 (2021): 1644-1652.

7
Madzhab alternatif adalah sebuah madzhab yang kritis.

Madzhab ini berpendapat bahwa dalam bersikap kritis tidak hanya

terhadap kapitalisme dan sosialisme, tapi juga ekonomi islam itu sendiri.

Mereka meyakini bahwa islam pati benar, tapi  ekonomi islam belum tentu

benar karena ekonomi islam menafsirkan dari Al-Qur'an dan sunah

sehingga nilai kebenarannya tidak mutlak.

Dalam ekonomi islam juga dibutuhkan pengujian kebenaran

yang juga dilakukan oleh ekonomi konvensional. Pemikiran madzhab ini

dipelopori oleh Timur Kuran (Unifersity of Shoutherm California), Jomo

(Hardvard Unifersity).

Madzhab ini juga mengkritik dua madzhab sebelumnya, yaitu

yang pertama Madzhab Baqir dikritik karena madzhab tersebut berusaha

menemukan sesuatau yang baru yang sebenarnya sudah sering ditemukan

orang lain, menghancurkan teori lama dan membangun teori yang baru.

Yang kedua yaitu mengkritik Madzhab Maenstream, karena

menurutnya madzhab ini sebagai jiplakan dari ekonomi neoklasik dengan

menghilangkan Riba dan memasukan Zakat serta niat. Pemikiran ekonomi

islam ini sudah berkembang pesat dengan berjalannya implementasinya.

Zarqa (1992) telah mengklarifikasikan kontribusi pemikiran ekonomi

islam yang berkembang saat ini kedalam 4 kategori, yaitu:

Banyak menyumbang pemikiran dalam aspek normative sistem

ekonomi islam. Menemukan prinsip yang baru tentang ekonomi islam dan

8
menjawab pertanyaan modern tentang sisitem tersebut. Termasuk dalam

kategori ahli syari'ah. (Fuqaha/juruts).

Asumsi dan pernyataan positif dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah

yang relevan bagi ilmu ekonomi. Contoh kategori ini yaitu konsepsi

ekonomi islam mengenai pasar (yang diderivasi dari konsep syariah),

mengajukan asumsi adanya ketimpangan informasi antara pembeli dan

penjual.

Konsep ini berbeda dengan pasara persaingan sempurna dan

pasar konvensional (klasik) yang secara eksplisit mengasumsikan semua

pasar mempunyai informasi yang sempurna, benar dan lengkap, dan

tersedia secara bebas. Karya Munawar Iqbal (1992), mengenai organisasi

produksi dan teori perilaku perusahaan dalam perspektif islam.

Adanya pernyataan ekonomi positif yang dibuat oleh para

pemikir ekonomi islam, seperti dalam karyanya Ibnu Khaldun. Ibnu

Khaldun  menganalisa tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi jangka panjang dan menurunnya masyarakat dalam bukunya

muqadimah. Contoh lainnya dalah karya al-Maqrizi mengenai penyebab

dan dampak inflasi terhadap perekonomian.

Analisis ekonomi dalam bagian ekonomi islam dan konsekuensi

pernyataan positif ekonomi islam mengenai kehidupan ekonomi.

Kontributor kategori ini dimana para ahli ekonomi konvensional sekaligus

menguasai ekonomi syariah, dan mereka menggunakan alat analisis seperti

9
ekonomi konvensional. Bahkan banyak juga para ahli ekonomi non

muslim yang mengkaji ekonomi islam.

Sementara itu mazhab alternatif yang dimotori oleh Prof. Timur

Kuran (Ketua Jurusan Ekonomi di University of Southern California),

Prof. Jomo dan Muhammad Arif, memandang pemikiran mazhab Baqir

Sadr berusaha menggali dan menemukan paradigma ekonomi Islam yang

baru dengan meninggalkan paradigma ekonomi konvensional, tapi banyak

kelemahannya, sedangkan mazhab mainstreammerupakan wajah baru dari

pandangan.

Neo-Klasikdengan menghilangkan unsur bunga dan

menambahkan zakat. Selanjutnya mazhab ini menawarkan suatu kontribusi

dengan memberikan analisis kritis tentang ilmu ekonomi bukan hanya

pada pandangan kapitalismedan sosialisme(yang merupakan

representasiwajah ekonomi konvensional), melainkan juga melakukan

kritik terhadap perkembangan wacana ekonomi Islam.5

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

5
Ghulam, Zainil. "Membincang Ekonomi Islam dan Kapitalisme." IQTISHODUNA: Jurnal
Ekonomi Islam 4.2 (2015): 1-12.

10
• mazhab iqtishaduna adalah mazhab yang berpendapat bahwa ilmu
ekonomi (economic) tidak pernah bisa sejalan dengan islam.
• mazhab mainstream IDB adalah mazhab yang memiliki anggapan

bahwa perbedaan utama antara ilmu ekonomi konvensional dengan

ekonomi islam adalah dalam hal mencapai tujuan.

• mazhab alternatif kritis adalah adalah sebuah madzhab yang kritis.

Madzhab ini berpendapat bahwa dalam bersikap kritis tidak hanya

terhadap kapitalisme dan sosialisme, tapi juga ekonomi islam itu sendiri.

Daftar Pustaka

11
Arif, M. Nur Rinto Al dan Amalia, Euis. 2010. Teori Mikro ekonomi : Suatu
Perbandingan Ekonomi Isam dan Ekonomi Konvensional.
Jakarta: Kencana.
Ghulam, Zainil. "Membincang Ekonomi Islam dan
Kapitalisme." IQTISHODUNA: Jurnal Ekonomi Islam 4.2 (2015): 1-12.
Hafidhuddin, Didin. (2007). Peran Pembiayaan Syariah dalam Pembangunan
Pertanian di Indonesia. Bogor : IPB Press.

Imtinan, Qori. "Pemikiran Ekonomi Islam Oleh Muhammad Abdul Mannan:


Teori Produksi (Mazhab Mainstream)." Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam 7.3 (2021): 1644-1652.
Sadeq, Abdul Hasan. Dan Ghazali, Aidit. (1992). Readings in Islamic Economic
Thought. Malaysia : Longman

12

Anda mungkin juga menyukai