DISUSUN OLEH :
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pemberi kesempatan untuk kami
menyelesaikan tugas mata kuliah Lembaga keuangan islam,yakni pembuatan
makalah yang bertujuan dalam rangka pemenuhan nilai mata kuliah.
Tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju
jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna Addinul Islam.
Makalah paper yang kami susun ini telah mencoba menguraikan tentang
Konsep Dasar Ekonomi Islam. Makalah yang berjudul “Konsep Dasar Ekonomi
Islam”ini juga bertujuan agar kita mengetahui definisi ekonomi islam itu sendiri
lalu meteologinya serta sumber hukum apa sebagai sumber landasannya.
Terlepas dari keyakinan penulis atas kesempurnaan makalah paper yang
penulis susun ini, sebagai makhluk yang sebenarnya jauh dari sempurna, penulis
tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2
BAB I ; PENDAHULUAN................................................................................3
BAB II ; ISI........................................................................................................5
A. KAJIAN PUSTAKA.......................................................................5
B. METODE PENULISAN................................................................7
C. PEMBAHASAN..............................................................................8
BAB III ; PENUTUPAN...................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
A. KAJIAN PUSTAKA
Seperti yang dijelaskan di bab sebelumnya bahwa manusia menjalani
kehidupannya ini pastilah mempunyai tujuan. Dalam hal perekonomian, tujuan
hidup manusia adalah mendapatkan kebahagiaan atau kesejahteraan.Tetapi
pengertian kesejahteraan yang berbeda antara ekonomi islam dan ekonomi
konvensional akan membuat masalah dan tidak adanya kesejahteraan bagi orang
lain.
Perbedaan ini juga di sampaikan oleh seorang pengamat ekonomi islam di Timur
Tengah, DR. Said Sa’ad Marthon di dalam bukunya yang sudah diterjemahkan
oleh Ahmad Ikhrom dan Dimyauddin (Marthon, 2007, hal. xi), ekonomi islam
mempunyai 4 karakteristik dasar yang membedakan dengan sistem ekonomi
kontemporer, yaitu :
2. Kebebasan ekonomi.
Sistem ekonomi islam tetap membenarkan kepemilikan individu dan kebebasan
dalam bertransaksi sepanjang dalam koridor syariah.
3. Dualisme kepemilikan.
Hakikatnya, pemilik alam semesta ialah Allah SWT. Manusia hanya sebagai wakil
Allah dalam memakmurkan dan menyejahterakan bumi. Untuk itu, setiap langkah
dan kebijakan ekonomi yang diambil oleh manusia demi kemakmuran alam
semesta tidak boleh bertentangan dengan keinginan dan kehendak Allah.
Kepemilikan alam semesta merupakan kepemilikan yang hakiki bagi Allah,
sedangkan harta yang dimiliki manusia merupakan titipan yang suatu saat akan
dikembalikan pada-Nya.
Dari 4 karakteristik diatas dapat dilihat beberapa hal yang berbeda antara ekonomi
islam dengan ekonomi kontemporer (konvensional). diantaranya adalah nilai-nilai
yang terjadi apabila manusia melakukan kegiatan ekonomi dengan penggunakan
perngertian kesejahteraan menurut ekonomi konvensional, maka manusia akan
lebih egoisme, materialisme, dan individualisme sedangkan dalam ekonomi islam
manusia akan lebih spiritulisme atau mengingat Allah.
Kesejahteraan yang dimaksud oleh ekonomi konvensional menurut (P3EI, 2013,
hal. 12) ialah suatu keadaan dimana manusia memiliki keberlimpahan kekayaan
atau sekedar kecukupan. Dengan pengertian ini manusia akan melakukan segala
cara untuk mencapai kesejahteraan tersebut melalu berbagai cara sampai rela
mengeluarkan harta yang berlebihan atau pemborosan dan membuat manusia
menjadi materialisme. Menurut buku (P3EI, 2013, hal. 2), ekonomi islam
berpendapat bahwa tujuan hidup manusia yaitu falah atau kesuksesan. Dalam
pengertian literal, falah adalah kemuliaan dan kemenangan dalam hidup. Untuk
kehidupan dunia, falah mencakup tiga pengertian yaitu kelangsungan hidup,
kebebasan berkeinginan serta kekuatan dan kehormatan. Sedangkan untuk akhirat,
falah mencakup pengertian kelangsungan hidup yang abadi, kesejahteraan dan
kemuliaan abadi dan pengetahuan abadi pengetahuan abadi (bebas dari segala
kebodohan).
Untuk mencapai falah ini manusia tidak perlu memakai berbagai cara baik cara
yang halal maupun yang haram sekalipun sampai melakukan pemborosan, tetapi
hanya perlu memenuhi lima hal dalam Maqashid Syari’ah yang menurut pakar ahli
ekonomi islam, Al-Ghazali terdiri dari agama (al-dien), jiwa (nafs), keturunan
(nasl), harta (maal) dan intelek atau akal (aql).
B. METODE PENULISAN
Karya tulis ini menggunakan metode kualitatif sebagai metode penulisannya.
Metode kualitatif adalah metode penelitian suatu karya tulis yang menggunakan
perkataan atau pernyataan dari sumber-sumber terpercaya. Karya tulis ini mengutip
beberapa teori yang diambil dari beberapa buku ekonomi islam. Beberapa pendapat
pakar ekonomi islam yaitu Al-Ghazali tentang urutan lima hal dalam Maqashid
Syari’ah dan 4 karakteristik perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi
kontemporer menurut DR. Said Sa’ad Marthon. Data untuk penelitan karya tulis ini
merupakan data sekunder yang didapatkan dari library searchy yaitu studi
kepustakaan yang berasal dari berbagai sumber baik cetak atau elektronik. Untuk
karya tulis ini bersumber dari media cetak yaitu dari buku-buku ekonomi islam
karangan para pakar ahli ekonomi (Adiwarman Karim, Sadono Sukirno dsb) dan
beberapa referensi elektronik (ebook).
C. PEMBAHASAN
Dasar Hukum
Setiap ilmu pengetahuan pasti ada dasar yang dijadikan acuan agar tetap berada
dalam ajalan yang benar dan bisa memberikan dampak baik bagi semua yang
mempelajarinya. Demikian pula dengan ekonomi syariah yang memiliki beberapa
dasar atau landasan hukum, antara lain :
Al-Qur’an
Tidak perlu diragukan lagi sumber hukum islam yang tertinggi adalah Al-Quran,
segala hal yang bernafaskan islam pasti landasan hukumnya nomer satu adalah Al-
Qur’an. Begitu juga dengan ekonomi syariah yang menjadikan Al- Qur’an sebagai
sumber hukum utama. Al-Quran pada dasrnya merupakan wahyu dari Allah yang
diberikan pada Nabi Muhammad untuk membimbing umat manusia karena dalam
Al-Qur’an semua jawaban atas permasalahan yang ada pasti ada, mulai dari
kehidupan sehari-hari sampai ekonomipun ada.
Hadits
Pada dasrnya hadis merupakan suatu hal yang berasal dari Nabi Muhammad, baik
dari perkataan, perilaku dan tindakannya. Kita pasti sering tahu bahwa hadis
dijadikan sebagai pendamping dari AL-Qur’an, memang benar bahwa sumber
pokok hukum islam adalah Al-Qur’an dan hadis. Ekonimi syariah mengguankan
hadis sebagai landasan hukum setelah Al-Quran, hadis digunakan untuk
menyempurnakan penjelasan dari AL-Qur’an, sehingga kita tetap bisa mengikuti
perkembangan zaman dengan baik tanpa keluar dari hukum islam sendiri.
Ijma’
Tidak hanya Al-Qur’an dan hadis saja yang dijadikan landasan hukum ekonomi
syariah, yaitu ijma’. Ijma’ adalah pendapat atau fatwa-fatwa dari para ulama yang
telah disepakati bersama dan tentunya tetap berlandaskan pada AL-Qur’an.
Sumber hukum atau landasan hukum yang digunakan oleh ekonomi syariah
sangatlah lengkap dan tidak perlu diragukan lagi keabsahannya. Inilah yang
membuat ekonomi syariah memiliki kekuatan dan performa yang benar-benar baik
untuk mengatur perekonomian suatu negara.
BAB III
PENUTUPAN
Bila kita bandingkan kedua konsep ekonomi konvensional dan islam, dapat
dilihat banyak perbedaan dimana tujuan hidup menurut ekonomi konvensional
adalah kesejahteraan duniawi yang menyebabkan berlebih-lebihan atau
pemborosan. Ekonomi konvensional juga tidak memiliki suatu alat ukur untuk
mengukur seberapa sejahteranya seseorang karena menurut pengertian sejahtera
secara konvensional, seseorang sejahtera bila sudah memiliki kekayaan yang
berlimpah dan mengakibatkan manusia terus-menerus memperbanyak hartanya.
Sedangkan tujuan hidup menurut ekonomi islam adalah falah atau
kesejahteraan yang abadi, baik di dunia maupun di akhirat. Untuk mencapai
kesejahteraan tersebut, manusia bisa mengukur diri sendiri apakah ia sudah
sejahtera atau belum dengan sudah atau belumnya terpenuhi lima hal dalam
maqashid syari’ah. Pada akhirnya apabila mashlahah atau lima hal dalam
maqashid syari’ah sudah dapat tercapai, maka kehidupan manusia yang bahagia
dan sejahtera di dunia maupun di akhirat atau falah sudah tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
http://mizaninstitute.com/maqasid-al-syariah-sebuah-tujuan-hukum-islam/
http://umkeprints.umk.edu.my/504/1/Paper%202.pdf
http://www.slideshare.net/hamzahrabbani/2-konsep-dasar-ekonomi-islam#
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/1610435911453_15.%20Buku%20ajar
%202008%20Cek%20T%2019%25p.pdf
Karim, Adiwarman A. (2012). Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Rajawali
Pers.
Marthon, Said Sa’ad, Dr. (2007). Ekonomi Islam : Di Tengah Krisis
Ekonomi Global. Jakarta: Zikrul Hakim.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam. (2013). Ekonomi
Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukirno, Sadono. (2008). Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo.