Dosen Pengampu :
Disusun Oleh
A’wan Amin
Jalan KH. Sufyan Tsauri Telp. (0280) 6263652 Majenang Kab. Cilacap
Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengantar Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam”. Sholawat serta
salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan, Rasullullah Muhammad SAW yang
syafaatnya senantiasa kita harapkan di akhirat kelak.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pengantar ekonomi islam. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga
tulisan ini bermanfaat, Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meskipun ilmu ekonomi belum berusia lebih dari dua abad, pembahasan dan analisis
tentang masalah ekonomi telah berlangsung lama. Ekonomi, sebagaimana dikenal saat ini, mulai
terbentuk di Eropa selama abad kedelapan belas. Namun, analisis ekonomi memiliki garis keturunan
yang lebih panjang. Analisis ini dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan para filsuf Yunani kuno,
cendekiawan Islam, aliran abad pertengahan, dan Merkantilis abad keenam belas dan ketujuh belas.
Analisis ekonomi juga berkembang pada peradaban Tiongkok dan India kuno. Schumpeter (1954)
dalam bukunya ‘History of Economic Analysis’ membedakan antara analisis ekonomi dan pemikiran
ekonomi. Menurutnya, pemikiran ekonomi merupakan akumulasi dari semua pendapat dan opini
tentang subjek ekonomi, terutama tentang kebijakan publik yang berkaitan dengan ekonomi yang
pada waktu dan tempat tertentu, terpikirkan di benak masyarakat. Dengan demikian, pemikiran
ekonomi adalah pendapat tentang masalah ekonomi yang berlaku pada waktu tertentu dalam
masyarakat tertentu. Sementara itu, yang dimaksud dengan sejarah analisis ekonomi adalah adalah
sejarah tentang upaya intelektual yang dilakukan manusia untuk memahami fenomena ekonomi
atau sejarah aspek ilmiah dari pemikiran ekonomi.
Untuk memahami dengan tepat tentang pemikiran ekonomi suatu bangsa, studi tentang
kondisi sosial-politik, lingkungan intelektual dan sejarah ekonomi akan sangat membantu. Khususnya
mengingat bahwa sejarah ekonomi dan pemikiran ekonomi saling terkait erat. Kegiatan ekonomi
selalu berpedoman pada pemikiran ekonomi, dan pemikiran ekonomi merupakan cerminan dari
kondisi ekonomi.
Sebelum datangnya Islam, bangsa Arab sudah mengenal apa itu sistem perekonomian yang
ada dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, dengan keterbatasan sumber daya manusia maupun
alamnya menyebabkan sistem perekonomiannya jalan ditempat dan tidak ada perkembangan yang
memadai dilingkungan sekitarnya
Salah satu aspek penting perekonomian Arab pra-Islam adalah pertanian. Dua ratus tahun
sebelum kenabian Muhammad (610 M), masyarakat Arab sudah mengenal peralatan pertanian
semi-modern seperti alat bajak, cangkul, garu, dan tongkat kayu untuk menanam. Penggunaan
hewan ternak seperti unta, keledai, dan sapi jantan sebagai penarik bajak dan garu serta pembawa
tempat air juga sudah dikenal. Mereka telah mampu membuat bendungan raksasa yang dinamakan
al-Ma'arib. Namun setelah bendungan tersebut rusak dan tidak berfungsi era kesejahteraan mereka
juga hancur.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana urgensi sejarah pemikiran islam?
2. Bagaimana sistem perekonomian Arab pra islam?
3. Bagaimana pengaruh sejarah islam terhadap pembentukan sistem ekonomi
islam
BAB II
PEMBAHASAN
Jika kita kaitkan fakta sejarah bangsa Arab seperti di atas dengan
pendapat yang mengatakan sistem perekonomian yang dianut oleh sesuatu
bangsa (negara ataupun kelompok masyarakat) dipengaruhi oleh sekumpulan
nilai yang dianut oleh bangsa ataupun oleh masyarakat itu – seperti adat resam,
kebiasaan, norma-norma, kepercayaan, ideologi dan falsafah – maka bolehlah
kita simpulkan yang sistem ekonomi yang terbentuk pada masa zaman
Rasulullah SAW, khalifah rasyidin dan kemudiannya diwariskan kepada
Daulah Umayyah dan seterusnya hingga sekarang adalah :
“Pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu. Jadi jangalah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku,
pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agama kamu, dan telah Aku
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku redai Islam itu sebagai agama
bagi kamu” (Surah Al-Maidah [5] : 3).
Di antara misi yang ingin dicapai dalam sistem ekonomi Islamik ialah supaya
terwujudnya persamaan martabat di antara manusia, di mana kita perlu
menegakkan keadilan terutamanya dalam pengagihan pendapatan. Secara
makro, misi ini bertujuan untuk mewujudkan negara yang baik (yang mampu
mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur) serta diredai
Allah SWT (baldatun toyyibatun wa rabbun ghafuur).
“Dan di antara mereka, ada yang berdoa, Ya Tuhan Kami, berilah Kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari seksa
neraka.”
Dua dimensi kebaikan ataupun kesejahteraan yang ingin diraih, sama
ada di dunia mahupun di akhirat, adalah unik kerana perkara seperti ini tidak
pernah disentuh dalam mana-mana sistem ekonomi pun.
Di antara misi yang ingin dicapai dalam sistem ekonomi Islam ialah
wujudnya persamaan martabat di antara umat manusia, di mana kita perlu
menegakkan keadilan terutamanya dalam mata pencarian dan
pendapatan. Secara makro, misi ini bertujuan untuk mewujudkan negara yang
baik (yang mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur)
serta diredai Allah SWT (baldatun toyyibatun wa rabbun ghafuur).
Dengan wawasan dan misi ini, kita perlu mekanisme pengaturan yang
menjamin persamaan martabat manusia melalui pengagihan pendapatan yang
adil, seperti larangan memakan dan mengusahakan barang riba, larangan
menyembunyikan atau melebihkan barangan dan manipulasi harga, larangan
mengurangkan gaji dan mengabaikan kebajikan pekerja. Modal juga tidak
boleh terlepas dari acuan moral yang luhur supaya ia mampu memperbaiki
taraf hidup manusia secara keseluruhannya.
Ibrahim, Hasan, Islamic History and Culture (penter eniah; Djandan Human),
cet. I (Yogyakarta: Kota Kembang, 1968)
Ismail, Faisal, Sejarah dan Kebudayaan Islam dari Zaman Permulaan Hingga
Zaman Khulafaurrasyidin, cet. I (Yogyakarta: CV. Bina Usaha, 1984)
An-Nadwi, Abul Hasan 'Ali al-Hasan, Sejarah Lengkap Nabi Muhammad Saw
(penter emah; Muhammad Halabi Hamdi dkk.), cet. I (Yogyakarta:
Mardhiyah Press, 2005)