Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM


“Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Rasulullah SAW dan
Kontribusi Pemikir Ekonomi Perempuan Pada Masa Rasulullah SAW”

Dosen Pengampu : Khairiah Elwardah

Di Susun Oleh :
Kelompok 1

1. Aziz Pratama (2223140111)


2. Fahreza Bunga Marcelia (2223140123)
3. Winda Ayu Lestari (2223140113)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) FATMAWATI
SUKARNO BENGKULU
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Pada Masa Rasulullah SAW dan Kontribusi Pemikir Ekonomi Perempuan Pada
Masa Rasulullah SAW ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat
dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kulia Sejarah
Pemikiran Ekonomi Islam. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Pada Masa Rasulullah SAW dan Kontribusi Pemikir Ekonomi Perempuan Pada
Masa Rasulullah SAW. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa
Rasulullah SAW dan Kontribusi Pemikir Ekonomi Perempuan Pada Masa
Rasulullah SAW ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Sejarah
Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Rasulullah SAW dan Kontribusi Pemikir
Ekonomi Perempuan Pada Masa Rasulullah SAW ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Bengkulu, Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................4
A. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir..................................................4
B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan..............................................6
C. Hakikta Beriman Kepada Hari Akhir.................................................7
D. Tanda-Tanda Hari Akhir ...................................................................8
E. Nama-Nama Hari Akhir.....................................................................8
F. Peristiwa Setelah Hari Kiamat...........................................................10
G. Tahapan Periode Hari Akhir...............................................................11
H. Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir.................................................14
I. Perilaku Yang Mencerminkan Iman Kepada Hari Akhir...................15
BAB III PENUTUP........................................................................................18
A. Kesimpulan.........................................................................................18
B. Saran...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Munculnya islam membuka zaman baru dalam sejarah kehidupan

manusia. Kelahiran nabi muhammad adalah suatu peristiwa yang tiada

tandingan nya. Beliau adalah utusan Allah SWT yang terakhir dan sebagai

pembawa kebaikan bagi seluruh ummat manusia. Rasulullah mengubah

sistem ekonomi dan keuangan negara sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an

dan hadis.

Ilmu ekonomi islam sebagai sebuah study ilmu pengetahuan

modern baru muncul pada tahun 1970 an, tetapi pemikiran tentang

ekonomi islam telah muncul sejak islam itu diturunkan melalui nabi

Muhammad SAW. Karena rujukan utama pemikiran ekonomi islami

adalah Al-Qur’an dan hadist maka pemikiran ekonomi ini munculnya juga

bersamaan dengan diturunkannya dengan Al-Qur’an dan masa kehidupan

Rasulullah. Pada abad akhir enam masehi hingga abad awal tujuh masehi.

Setelah masa tersebut banyak sarjana muslim yang memberikan kontribusi

karya pemikiran ekonomi. Karya-karya mereka sangat berbobot yaitu

memiliki dasar argumentasi religius dan sekaligus intelektual yang kuat

serta kebanyakan didukung oleh fakta empiris pada waktu itu. Banyak

diantaranya juga sangat futuristik dimana pemikir-pemikir barat baru

mengkaji nya ratusan abad kemudian.

Pemikiran ekonomi dikalangan pemikir muslim banyak mengisi

hasanah pemikiran ekonomi dunia pada masa dimana barat masih dalam

1
kegelapan. Pada masa itu dunia islam justru mengalami puncak kejayaan

dalam berbagai bidang.

Potret kehidupan manusia di masa lampau biasanya diabadikan

dalam sejarah, ia merupakan laboratorium kehidupan manusia

sesungguhnya. Setiap generasi ada zamannya begitu pula sebaliknya setiap

zaman ada generasinya. Dimensi masa dengan segala persoalannya dari

zaman kapanpun selalu sampai kepada manusia dalam dua bentuk,

kebaikan yang nantinya menjadi teladan maupun sesuatu yang buruk yang

dijadikan ‘ibrah/pelajaran untuk tdk dilakukan lagi.

Dalam konteks ekonomi, pemikiran dan praktek ekonomi Islam

telah dilakukan sejak masa Islam itu sendiri lahir dibawah kepemimpinan

Nabi Muhammad SAW, dan Kota Madinah sebagai negara yang sangat

maju dan menyisakan peradaban yang tinggi di semua segi termasuk

fundamental bidang ekonomi yang kemudian disebut atau dikenal dengan

sebutan ekonomi syari’ah.

Para sahabat dan pemikir ekonomi Islam selanjutnya yaitu pada

masa Umayyah dan Abbasiyyah yang telah menorehkan kejayaan ekonomi

Islam hingga mencapai masa Renaissance pemikiran dan peradaban Islam.

Beberapa sarjana muslim besar yang pemikiran ekonominya sangat

relevan untuk dikembangkan pada saat ini antara lain : Abu Yusuf, Abu

Ubaid, Al-Ghozali, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun Dan Al-Maqrizi yang

telah merumuskan pemikiran ekonominya tentang penawaran dan

permintaan, mekanisme dan regulasi pasar, penetapan harga yang adil,

konsep uang dan pelarangan riba, konsep pertumbuhan negara, konsep

2
inflasi dan pemikiran lainnya di lapangan ekonomi dimana acuan dasarnya

adalah apa yang disebut dengan konsep maslahat yang diturunkan dari

pesan moral yang bersumber dari Al-Qur’an Dan Al-Hadits.

Demikian pula dalam sistim ekonomi konvensional banyak para

pemikirannya di bidang ekonomi antara lain Adam Smith atau dikenal

dengan bapak ekonomi konvensional, David Ricardo, Thomas Robert

Malthus, J.S. Mill dan lainnya, yang masing-masing pemikirannya di

bidang ekonomi tentang tidak adanya campur tangan pemerintah dalam

perdagangan, teori tentang pertumbuhan penduduk cenderung melampaui

pertumbuhan persediaan makanan, teori tentang nilai kerja dan upah, dan

teori tentang kebolehan campur tangan pemerintah dalam ekonomi berupa

peraturan-peraturan atau regulasi dan kebijakankebijakan yang dapat

membawa ke arah peningkjatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih

baik.

Kedua sistem ekonomi, baik sistem ekonomi Islam maupun sistem

ekonomi konvensional tidak mengisyaratkan adanya kontribusi pemikir

ekonom perempuan di bidang ekonomi, padahal kalau melihat dari sejarah

perdaban Islam bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan pedagang yang

unggul, dimana Siti Khadijah merupakan pemasok modal yang besar

kontribusinya terhadap usaha Nabi dalam berdagang. Demikian pula pada

masa khlaifah Umar bin Khattab, beliau pernah mengangkat seorang

wanita sebagai pengawas pasar atau mantri pasar, yang tentunya ada

kontribusi pemikiranpemikirannya dalam bidang pengawasan di pasar.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas di dalam makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian iman kepada hari akhir?
2. Bagaimana hari akhir menurut ilmu pengetahuan?
3. Apa hakikat beriman kepada hari akhir?
4. Apa saja tanda-tanda hari akhir?
5. Apa saja nama-nama hari akhir?
6. Bagaimana peristiwa setelah hari kiamat?
7. Bagaimana tahapan-tahapan periode hari akhir?
8. Apa hikmah beriman kepada hari akhir?
9. Bagaimana perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman Kepada
Hari Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada hari akhir.
2. Untuk mengetahui hari akhir menurut ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui hakikat beriman kepada hari akhir.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda hari akhir.
5. Untuk mengetahui nama-nama hari akhir.
6. Untuk mengetahui peristiwa setelah hari kiamat.
7. Untuk mengetahui tahapan periode hari akhir.
8. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada hari akhir.
9. Untuk mengetahui perilaku yang mencerminkan iman kepada hari
akhir.

4
BAB II
PEMBAHASAN

5
A. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir
Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga
disebut hari pembalasan. Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari
mulai hancurnya alam semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan
semua makhluk Allah SWT. Hari akhir juga disebut hari kiamat, yaitu
hari penegakan hukum Allah SWT. yang seadil-adilnya. Iman kepada hari
akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia
beserta isinya akan berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan
dari kubur menuju akhirat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan
atau tingkah laku. Iman kepada hari akhir merupakan salah satu rukun
iman. Selain itu, iman kepada hari akhir termasuk sendi-sendi keimanan
yang sangat mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang tidak
mempercayai hari akhir tidak termasuk orang yang beriman. Oleh karena
itu, jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada Allah,
malaikat Allah, kitab Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir.
Beberapa waktu yang lalu kita bertemu dan berkumpul dengan teman-
teman sekelas, tetapi suatu saat pasti akan berpisah. Saat ini kita selalu
bersama ibu atau bapak dan suatu saat, cepat atau lambat akan berpisah
dengan mereka. Begitu juga kehidupan di dunia ini, ada awal dan ada
akhir. Kita tidak akan selamanya hidup di dunia. Suatu saat kita akan
meninggalkan dunia dan seluruh isinya. Hidup di dunia hanya sementara
bukan selamanya. Hidup di dunia bagaikan seseorang yang naik
kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir. Agar selamat dalam
perjalanan, kita harus mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an
merupakan pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia.
Rambu-rambu yang ada dalam Al-Qur’an harus ditaati jika seseorang
ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-
banyaknya agar tidak menyesal ketika sampai di tempat tujuan. Banyak

6
orang yang merugi karena mengira dunia adalah tujuan akhir sehingga
mereka mengira kesuksesan di dunia adalah segalanya. Mereka mengejar
kehidupan di dunia dan melupakan bahwa ada kehidupan setelah
kehidupan di dunia. Kesalahan mengira bahwa dunia adalah tujuan akhir
juga dialami oleh umat terdahulu. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam
firman Allah SWT. yang berbunyi seperti berikut.
      
        
  
Artinya: “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih
kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan
lebih kekal. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang
dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’la: 16–
19).
Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa orang-orang kafir
memilih kehidupan dunia yang tidak kekal. Mereka mengabaikan
kehidupan akhirat yang kekal. Suatu tindakan yang tidak patut ditiru oleh
orang-orang beriman. Orang-orang kafir yang memilih kehidupan dunia
akan menyesal di akhirat kelak. Mereka akan mendapat balasan yang
sesuai dengan perbuatannya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui
dengan pasti waktu kedatangan hari akhir. Bahkan, Nabi Muhammad
SAW. juga tidak mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari akhir.
Waktu kedatangan hari akhir merupakan rahasia Allah SWT. Akan tetapi,
hari akhir pasti datang. Hal tersebut dapat diketahui dari ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan tentang hari akhir. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang hari akhir. Selain ayat Al-Qur’an, Anda juga dapat
belajar menemukan penjelasan hari akhir dalam hadis rasul-Nya. Waktu
pasti kedatangan hari akhir yang masih menjadi rahasia Allah SWT.
hendaknya dapat mengantarkan manusia agar senantiasa menjalankan
perintah-Nya. Selain menjalankan perintah Allah Swt., larangan-Nya juga
harus dijauhi.

7
B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan
1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi
Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah
diam gas itu menjadi dingin, maka gas yang berat mengendap ke
bawah, yang ringan berada di atas. Melalui proses evolusi yang lama
sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan
sebagainya, sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas
bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas. Bumi beredar karena
adanya daya tarik matahari terhadap bumi berkurang. Akibatnya bumi
akan bergeser dari matahari sehingga putaran bumi semakin cepat dan
akan mengalami nasib seperti meteor (menyala atau hancur).
2. Hari Akhir Menurut Teori Fisika
Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi, namun
sinar matahari sampai ke bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah
matahari = 1,4 juta km, dan luas permukaannya 616 x 1.010 km =
622.160 km. Menurut ahli fisika energi matahari dipancarkan ke
angkasa dan sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9 kalori/menit dan
mampu menyala 50 milyar tahun dengan panas 15 juta derajat celcius.
Kalau suatu ketika matahari tidak muncul atau cahayanya redup karena
tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada angin dan awan yang berakibat
hujan tidak akan turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus,
ombak bergulung-gulung, air laut naik sehingga hancurlah bumi ini.
3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir
Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah
diperlihatkan peristiwa-peristiwa yang menakjubkan di dunia
sebagaimana berikut ini :
a. Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil,
akan di hidupkan kembali oleh Allah SWT. hanya dengan
perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh orang yang
terbunuh.
b. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya
kemudian diletakkan di tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah

8
SWT. berfirman: “Panggillah! niscaya mereka datang kepadamu
dengan segera.” (Q.S. al-Baqarah: 260).
Kedua informasi di atas memang dijelaskan oleh al-Qur’an,
tetapi bukan merupakan berita langsung bahwa Hari Akhir akan
datang, melainkan informasi historis (sejarah) tentang peristiwa yang
pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat pasti
datang.

C. Hakikat Beriman Kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang
harus diyakini oleh setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan
oleh setiap manusia, baik maupun buruk akan dipertanggungjawabkan di
akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir hendaknya
dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada
ajaran Allah SWT. Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar
meyakini datangnya Hari Akhir, di antaranya adalah firman Allah SWT.:
        
   
Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an)
yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang
telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya
akhirat”. (Q.S. al-Baqarah: 4).
Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril
yang panjang tentang iman, Islam, dan ihsan, beliau bersabda (ketika
ditanya tentang iman): “Beliau menjawab: ‘Kamu beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan
takdir baik dan buruk.” (H.R. Muslim).
Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir
merupakan salah satu ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan
hadis di atas, Rasulullah SAW. menyebut Hari Akhir sebagai salah satu
perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun iman. Iman

9
kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan bahwa
kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.

D. Tanda-Tanda Hari Akhir


Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu
tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar kiamat. Tanda-tanda kecil kiamat
menandakan bahwa kiamat sudah dekat. Tanda-tanda kecil kiamat antara
lain sebagai berikut :
1. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.
2. Tersebarnya perzinaan.
3. Minuman keras merajalela.
4. Fitnah muncul di mana-mana.
5. Hamba sahaya perempuan dikawini tuannya.
Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa kiamat
sudah sangat dekat. Adapun tanda-tanda besar kiamat antara lain sebagai
berikut :
1. Rusaknya Kakbah.
2. Matahari terbit dari barat.
3. Keluarnya Imam Mahdi.
4. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.
5. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.

E. Nama-Nama Hari Akhir


Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29
nama lain hari akhir. Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah
menggambarkan keadaan hari kiamat hingga saat manusia dibangkitkan,
dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt. Nama-nama hari akhir
sebagai berikut :

1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).

2. Yaumur Rajifah (hari lindu besar).

3. Yaumus Sa‘iqah (hari keguncangan).

10
4. Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).

5. Yaumul Haqqah (hari kepastian).

6. Yaumul Qari‘ah (hari keributan).

7. Yaumul Akhir (hari akhir).

8. Yaumut Tammah (hari bencana agung).

9. Yaumul ‘Asir (hari sulit).

10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).

11. Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).

12. Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan).

13. Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).

14. Yaumut Tanad (hari panggilan).

15. Yaumul Mizan (hari pertimbangan).

16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat

seseorang diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun).

17. Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).

18. Yaumul Fasl (hari pemisahan).

19. Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan).


20. Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).

21. Yaumud Din (hari keputusan).

22. Yaumut Talaq (hari pertemuan).

23. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).

24. Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).

25. Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).

26. Yaumul Khulud (hari yang kekal).

27. Yaumul Khizyi (hari kehinaan).

28. Yaumul Wa‘id (hari ancaman).

29. Yaumul Hisab (hari perhitungan).

11
F. Peristiwa Setelah Hari Kiamat
Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan
akhirat. Kehidupan akhirat dimulai setelah terjadinya hari kiamat. Pada
hari kiamat seluruh makhluk ciptaan Allah SWT. mati. Allah SWT., Zat
Yang Maha Kekal tetap abadi selama-lamanya meskipun seluruh makhluk
hancur binasa. Setelah Malaikat Israfil meniup nafiri atas perintah Allah
SWT. dibangkitkannya nyawa seluruh manusia yang telah terkubur
bermiliar tahun yang lalu.
Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara satu
dengan lainnya. Ada yang dibangkitkan dengan wajah berseri-seri dan ada
yang dibangkitkan dengan wajah bermuram durja. Keadaan ini sesuai
dengan amal perbuatannya selama hidup di dunia. Jika amal perbuatan di
dunia adalah amal kebajikan, mereka akan dibangkitkan dengan wajah
berseri. Mereka yang ketika hidup di dunia hanya berbuat maksiat dan
menumpuk dosa, akan dibangkitkan dengan wajah bermuram durja.
Nyawa yang telah dibangkitkan tersebut berbondong-bondong
menuju padang Mahsyar. Di padang Mahsyar inilah manusia menunggu
panggilan Allah SWT. Panggilan untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama hidup di dunia. Seluruh amal yang telah dilakukan di
dunia akan dimintakan pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Pada hari itu
tidak ada manusia yang dapat mengelak dari pertanggung-jawaban. Setiap
manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di
dunia. Tidak ada satu pun manusia yang mempertanggungjawabkan
perbuatan orang lain. Tidak ada seorang pun yang membantu atau
membela kita dalam pertanggungjawaban tersebut. Hal ini karena semua
orang disibukkan oleh urusannya masing-masing sehingga tidak ada lagi
yang sempat memikirkan orang lain.
Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan
diperlihatkan. Catatan yang sangat terperinci dan tidak ada satu pun amal
yang terlewat. Catatan tersebut dibuat oleh Malaikat Rakib dan Malaikat
Atid yang mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu mulut dikunci
dan yang berbicara adalah anggota tubuh. Allah SWT. dan diri sendiri

12
yang menjadi saksi pada hari itu. Pengadilan Allah SWT. merupakan
pengadilan yang sangat adil. Semua manusia akan merasakan keadilannya.
Amal perbuatan manusia ditimbang untuk mengetahui amal yang lebih
berat, amal baik atau amal buruk. Jika amal baik yang lebih berat, surga-
Nya telah menunggu. Sebaliknya, jika amal buruk yang lebih berat, neraka
dan siksa-Nya telah menanti.
Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat
jahiliah. Mereka tidak mempercayai adanya hari pembalasan. Bagi mereka
kehidupan hanya sampai dunia ini dan tidak ada lagi kehidupan setelah
kehidupan di dunia. Masyarakat jahiliah menganggap bahwa manusia
tidak akan dibangkitkan dan diminta pertanggungjawaban atas perbuatan
di dunia. Masyarakat jahiliah menganggap konsep tentang hari
kebangkitan dan pertanggungjawaban amal hanya khayalan yang
bertujuan menakut-nakuti mereka. Al-Qur’an secara jelas mengajarkan
tentang hari pembalasan. Akan tetapi, masyarakat jahiliah
mengabaikannya.

G. Tahapan Periode Hari Akhir


Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua
makhluk Allah berakhir, maka mulailah manusia menjalani tahapan
kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Tahapan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Yaumul Ba’ats
Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk
manusia, terjadilah hari kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses
dibangkitkannya seluruh makhluk dari alam kubur. Firman Allah
SWT. : “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepada mereka apa saja yang mereka telah
kerjakan, dan Allah mengumpulkan semua amal perbuatan mereka
padahal mereka sudah melupakannya dan Allah menyaksikan atas
segala sesuatu.” (Q.S. al-Mujadalah: 6).

13
2. Yaumul Hasyr
Yaumul hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah
dibangkitkan dari kuburnya masing-masing. Kemudian semua manusia
digiring ke tempat yang luas yaitu Padang Mahsyar (tempat
berkumpul). Firman Allah SWT. : “Dan (ingatlah) akan hari (yang
ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat
melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan
tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” (Q.S. al-Kahfi: 47).
3. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan
(kitab perjalanan hidup) yang sudah dicatat Malaikat Rakib dan Atid.
Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan perkataan manusia
sewaktu hidup di dunia. Firman Allah SWT. : “Dan diletakkan kitab,
lalu akan kamu lihat rang-orang bersalah ketakutan terhadap apa
yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata “Wahai celaka kami,
kitab apakah ini yang tidak melupakan yang kecil dan tidak pula yang
besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka memperoleh di
hadapan mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu
tidak akan menganiaya seseorang pun.” (Q.S. al-Kahfi: 49).
4. Yaumul Hisab dan Mizan
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah SWT. memperlihatkan
semua amalan di akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil
dihitung dengan seksama dan teliti. Ketika amalan mereka dihitung,
anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah SWT. : “Pada
hari itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi saksi atas
perbuatan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. an-Nµr: 24). Tahapan
selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan yang adil berisi
kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap
orang ditimbang amalnya dengan seadil-adilnya. Firman Allah
SWT. : “Dan Kami letakkan timbangan yang tepat (adil) pada hari
kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan jika
amalan itu hanya seberat zarah pasti kami berikan (pahalanya). Dan

14
cukuplah kami saja yang memperhitungkannya.” (Q.S. al-Anbiya’:
47).
5. As-Sirat
As-sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka
menuju surga. Mudah atau sulitnya melewati as-sirat itu tergantung
kepada amal setiap manusia. Rasulullah SAW bersabda :
“Terbentanglah jembatan (as-sirat) itu di antara dua tepi Neraka
Jahanam.” (H.R. Muslim).
6. Yaumul Jaza’
Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan
menerima balasan Allah SWT. (Jaza’). Balasan yang diterima
seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup di dunia. Firman
Allah: “Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang telah
diusahakannya. Tidak seorang pun dirugikan pada hari tersebut.
Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S al-
Mukmin: 17).
7. Balasan Perbuatan Baik Dengan Surga
Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan,
mereka diberikan balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya. Pada
saat itu terbagilah manusia menjadi dua golongan. Adapun bagi
mukmin yang bertakwa kepada Allah SWT. pasti akan menerima
balasan yang setara, yaitu berupa surga. Surga disediakan Allah SWT.
sebagai karunia kepada hamba-Nya.

8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka


Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak
mengerjakan perbuatan jahat, maksiat, tercela, dan kafir terhadap
Allah SWT. kufur kepada ajaran dan nikmat Allah SWT., maka akan
menerima balasan yang jahat pula. Sebagian kegetiran dan kerasnya
siksaan neraka, digambarkan melalui firman Allah SWT.: “Memasuki
api yang sangat panas (neraka), diberi minuman dengan air dari
sumber yang sangat panas. Mereka tidak memperoleh makanan selain

15
dari pohon yang berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula
menghilangkan lapar.” (Q.S. al-Gasyiyah: 4-7).

H. Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir


Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan
selama hidup di dunia. Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan
balasan yang sesuai. Amal baik akan mendapat balasan yang baik dan
amal buruk akan mendapat balasan yang buruk. Pada hari kiamat kelak
manusia akan dibangkitkan dari kubur. Tiupan nafiri oleh Malaikat Israfil
atas perintah Allah SWT. menandai kebangkitan manusia dari kubur.
Manusia dibangkitkan dari kubur dan berbondong-bondong menuju
padang Mahsyar. Di padang Mahsyar manusia menunggu panggilan Allah
SWT. Manusia akan dipanggil untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun manusia yang
tidak dimintai pertanggungjawaban. Peristiwa yang akan terjadi ini
hendaknya membuat kita sadar sehingga selalu berhati-hati dalam berbuat.
Berpikir beribu kali ketika akan melakukan perbuatan maksiat. Satu
perbuatan maksiat terlalu banyak untuk dilaksanakan. Satu perbuatan baik
terlalu sedikit untuk dilaksanakan dan dijadikan bekal dalam perjalanan
selanjutnya.

Semua ciptaan Allah SWT. yang lahir di dunia mempunyai hikmah


karena Allah SWT. tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan
dan hikmah di dalamnya. Di bawah ini beberapa hikmah iman kepada hari
akhir :

1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan

moral yang mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.

2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan

segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam

dunia ini.

16
3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt.

dengan mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu.

4. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas.

5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi

melaksanakannya.

6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang ada di

dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.

I. Perilaku Yang Mencerminkan Iman Kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam
keseharian. Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan terlihat dari
perilaku sehari-hari. Di antara perilaku yang mencerminkan iman kepada
hari akhir sebagai berikut.
1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha
menjadi lebih baik dari hari-hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia
melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan berusaha untuk melakukan
dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir
menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus
lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti
seseorang termasuk golongan orang yang merugi.
2. Tidak Silau Pada Gemerlap Dunia
Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat.
Orang-orang yang tidak menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya
dunia, mereka akan terseret dan tenggelam dalam kemegahan sesaat.
Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa
silau dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka yang
miskin dapat melupakan tujuan penciptaannya karena kemiskinannya.
Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini
hanya sementara yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan
merupakan suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan yang datang

17
tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin merupakan cobaan dari
Allah SWT.
3. Tidak Iri Atas Nikmat Orang Lain
Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia.
Ada manusia yang dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang
dikaruniai nikmat berupa keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dan
lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain kita tidak
boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat
nikmat dan ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.
4. Bersikap Rendah Hati
Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki
merupakan perilaku terpuji. Rendah hati berbeda dengan rendah diri.
Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki
hanya titipan Allah SWT. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh
pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah
sombong dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak
patut bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah.
5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang
yang beriman kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara
berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada hari akhir.
Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta pertanggungjawaban di
akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai
harta berlebihan mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia
akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah.

6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada


Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap
optimis dalam menghadapi segala sesuatu. Selain itu, orang yang
beriman kepada hari akhir akan bersikap lapang dada dalam
menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan sering
dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah keadilan di akhirat
kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki oleh

18
orang yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan di
dunia dengan sikap optimis. Ia merasa optimis bahwa segala kebaikan
yang dilakukan akan mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis
bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan yang sesuai.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan
alam semesta. Semua manusia, sejak jaman dari Nabi Adam A.S sampai
terjadinya hari akhir akan dibangkitkan untuk mendapatkan balasan semua
amal perbuatan mereka. Iman kepada Hari Akhir adalah percaya dengan
penuh keyakinan adanya hidup yang kekal abadi di akhir kelak. Setelah
alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah
berakhir, maka mulailah manusia menjalankan tahapan kehidupan baru
dan proses menuju alam baqa’. Iman kepada hari akhir berarti
mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya
akan berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur
menuju akhirat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama
hidup di dunia. Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau
tingkah laku.

Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil


dan tanda-tanda besar. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Yaumul Ba’ats, Yaumul Hasyr, Buku Catatan, Yaumul Hisab, Mizan,
Shirat, Yaumul Jaza’, balasan amal baik surga dan balasan amal buruk
neraka. Beriman kepada hari akhir akan menumbuhkan rasa tanggung
jawab yaitu merasa bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara
saja, cepat atau lambat semua manusia pasti akan kembali kepada Allah
SWT. dan semua perbuatan mereka selama hidup di dunia akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT., sehingga hidup yang
dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku
yang sesuai dengan tuntunan agama. Mengimani hari akhir membuat
manusia sadar bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan Allah
SWT. Kesadaran ini diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur,
sombong, egois, dengki, dan penyakit hati lainnya.

20
B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami materi tentang iman kepada
hari akhir, mari kita biasakan hal-hal berikut dalam kehidupan sehari-hari.
1. Beriman bahwa suatu saat dunia ini akan hancur binasa.
2. Memperbanyak amal saleh dan kebajikan lainnya untuk bekal
kehidupan akhirat.
3. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Menjauhi perbuatan maksiat dan larangan Allah Swt.
5. Bersikap rendah hati dan tidak silau atas gemerlap dunia.

21
DAFTAR PUSTAKA

Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Erlangga.

Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015. Pendidikan


Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve.

Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam
SMA/SMK Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: PT. Kirana Cakra Buana.

22

Anda mungkin juga menyukai