Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 1
KELAS E
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR
ِبْس ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـِم اِهلل الَّر َمْحِن الَّر ِح ْيِم
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
berkah dan karunia-Nya sehingga makalah kami yang berjudul
“PEREKONOMIAN PADA MASA RASULULLAH SAW DAN KHULAFAUR
RASYIDIN” dapat dibuat dan diselesaikan dengan baik dan lancar guna
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam. Semoga kita selalu
senantiasa mendapatkan limpahan rahmat dan ridha-Nya. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga
dan para sahabatnya yang telah membimbing kita untuk meniti jalan lurus menuju
kejayaan dan kemuliaan.
Tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
sudah ikut berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari dengan sepenuh hati bahwa makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan. Untuk ini kami menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Harapan kami semoga hasil dari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membaca pada umumnya dan bagi kami (penulis) pada khususnya.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Untuk mengetahui perekonomian pada masa Utsman bin Affan.
5. Untuk mengetahui perekonomian pada masa Ali bin Abi Thalib.
BAB II
PEMBAHASAN
2
banyak. Madinah merupakan negara yang baru terbentuk dengan kemampuan
daya mobilitas yang rendah dari sisi ekonomi. Karenanya, Rasulullah segera
meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat sebagai strateginya, yaitu:
3
seperti zakat sudah ditentukan mengenai segala ketentuan tentang
besarnya tarif berdasarkan petunjuk dari Rasulullah. Zakat berusaha
mempertemukan pihak surplus ekonomi (aghniya') dengan pihak defisit
(fuqara'). Instrumen ini diproyeksikan pada sasaran pemerataan
pendapatan antara surplus dan defisit atau bahkan menjadikan kelompok
yang defisit/pihak yang berhak menerima zakat (mustahik) menjadi
surplus/pihak yang wajib zakat (muzakki).
4
3. Pendirian Baitul Maal
Menurut Imam al-Mawardi, Baitul Mal memiliki dua sumber yang pasti,
yaitu:
5
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum
menurut syariah.
6) Kharaj, yaitu pajak terhadap tanah. Secara spesifik, besarnya pajak ini
ditentukan tiga hal, yaitu karakteristik atau tingkat kesuburan tanah, jenis
tanaman, dan jenis irigasi.
5. Pengeluaran Negara
Pada masa Rasulullah SAW dana Baitul Mal dialokasikan untuk
penyebaran Islam, pendidikan dan kebudayaan, pembangunan
infrastruktur, pembangunan armada perang dan keamanan, dan
penyediaan layanan kesejahteraan sosial. Pengeluaran negara di bagi
menjadi dua, yaitu pengeluaran primer dan pengeluaran sekunder.
Untuk pengeluaran primer, yaitu
- Pembiayaan pertahanan.
- Pembiayaan gaji untuk wali, qadi, guru, imam, muadzin, dan pejabat
negara lainnya.
- Pembayaran upah kepada para sukarelawan.
- Pembayaran utang negara.
6
- Hiburan untuk para utusan suku dan negara serta biaya perjalanan
mereka.
- Pembayaran utang untuk orang yang meninggal dalam keadaan
miskin.
- Pembayaran tunjangan untuk sanak saudara Rasulullah SAW.
7
baru. Seperti Baitul Mal yang ada di zaman Rasullulah SAW, kemudian
dilanjutkan lebih optimal pada zaman Abu Bakar.
Selain hal di atas ada pula kebijakan yang di lakukan oleh Abu
Bakar yaitu sistem penggajian aparatur negara. Hal tersebut berawal dari
sebelum beliau wafat, beliau membuat kebijakan internal untuk
mengembalikan kekayaan milik negara. Gaji yang dimiliki Abu Bakar
selama kekhalifahannya diberikan kepada negara untuk pendanaan negara.
8
2.2.2 Perekonomian pada Masa Umar bin Khatab
Umar bin Khattab atau Umar bin Khattab bin Nuffail bin Abd Al-
Uzza bin Rabbah bin Adi bin Ka’ab bin Luay bin Al-Adawi Al-Quraisy.
Memiliki nama panggilan Abu Hafsah bergelar Al-Faruq. Dilahirkan di
Mekkah tahun 40 sebelum hijrah. Umar bin Khattab masuk islam pada
umur 27 tahun.
9
kepada mereka yang terlibat dalam peperangan sementara sebagian kaum
Muslimin yang lain menolak pendapat tersebut. Dari berbagai perdebatan
dan musyawarah itu akhirnya Umar memutuskan untuk memperlakukan
tanah-tanah tersebut sebagai fai’, dan prinsip yang sama diadopsi untuk
kasus-kasus yang akan datang.
10
2.2.3 Perekonomian pada Masa Utsman bin Affan
Utsman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani
Umayyah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk
golongan Assabiqunal Awwalun (golongan yang pertama masuk Islam).
Rasulullah Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi
yang paling jujur dan rendah hati diantara kaum muslimin.
Setelah wafatnya Umar bin Khatab, ia dipilih sebagai khalifah ketiga
dalam Khulafaur Rasyidin. Pada enam tahun pertama kepemimpinannya,
banyak negara yang telah dikuasainya, seperti Balkan, Kabul, Grozni,
Kerman dan Sistan.
Setelah negera-negara tersebut ditaklukkan, pemerintahan Khalifah
Utsman menata dan mengembangkan sistem ekonomi yang telah
diberlakukan oleh Khalifah Umar. Aliran air digali, jalan dibangun, pohon-
pohon, buah-buahan ditanam, membuat bangunan khusus untuk
mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid
dan keamanan perdagangan diberikan dengan cara pembentukan
organisasi kepolisian tetap untuk mengamankan jalur perdagangan.
Khalifah Utsman membentuk armada laut kaum Muslimin di bawah
komando Muawiyah, hingga berhasil membangun supremasi kelautannya
di wilayah Mediterania. Utsman bin Affan mengambil suatu langkah
kebijakan tidak mengambil upah dari kantornya. Sebaliknya, ia
meringankan beban pemerintah dalam hal-hal yang serius, bahkan
menyimpan uangnya di bendahara negara.
Kebijakan lain yang dilakukan Utsman terkait perekonomian adalah
tetap mempertahankan sistem pemberian bantuan dan santunan serta
memberikan sejumlah besar uang kepada masyarakat yang berbeda-beda.
Meskipun meyakini prinsip persamaan dalam memenuhi kebutuhan pokok
masyarakat, ia memberikan bantuan yang berbeda pada tingkat yang lebih
tinggi. Dalam hal pengelolaan zakat, Utsman mendelegasikan kewenangan
menaksir harta yang dizakati kepada pemiliknya masing-masing. Hal ini
11
dilakukan untuk mengamankan zakat dari berbagai gangguan dan masalah
dalam pemeriksaan kekayaan yang tidak jelas oleh beberapa oknum zakat.
Di sisi lain, Utsman berpendapat bahwa zakat hanya dikenakan
terhadap harta milik seseorang setelah dipotong seluruh utang-utang yang
bersangkutan. Ia juga mengurangi zakat dari dana pensiun. Ada perbedaan
antara kebijakan fiskal Khalifah Utsman bin Affan dengan sebelumnya.
Utsman tidak memiki kebijakan kontrol harga. Utsman bin Affan berusaha
mendiskusikan tingkat harga yang sedang berlaku di pasaran dengan
seluruh kaum Muslimin di setiap selesai melaksanakan shalat berjamaah.
Lahan luas yang dimiliki keluarga kerajaan persia diambial alih oleh
umar tetapi dia menyimpannya sebagai lahan begara yang tidak di bagi-
bagi. Sementara itu usman menbaginya kepada individu-individu untuk
reklamasi dan untuk kontribusi sebagian yang diprosesnya kepada baitul
maal. Di laporkan bahwa lahan ini pada masa Umar menghasilakan 9 juta
dirham, tetapi pada masa Utsman penerimaan meningkat menjadi 50 juta.
Memasuki paruh kedua kepemimpinannya yaitu enam tahun kedua
masa pemerintahan Utsman bin Affan, tidak terdapat perubahan situasi
ekonomi yang cukup signifikan. Berbagai kebijakan Khalifah Utsman
banyak menguntungkan keluarganya (terkesan nepotisme) telah
menimbulkan benih kekecewaan yang mendalam pada sebagian besar
kaum Muslimin. Akibatnya, pada masa ini, pemerintahannya lebih banyak
diwarnai kekacauan politik yang berakhir dengan terbunuhnya sang
Khalifah. Beliau wafat pada bulan haji tahun 35 H. dalam usia 82 tahun
setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di
kuburan Baqi di Madinah.
12
merupakan masa paling kritis berupa pertentangan antar kelompok.
Muncul pula pada waktu itu tuntutan para sahabat untuk menelisik siapa
sebenarnya orang yang membunuh Utsman bin Affan.
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, prinsip utama dari
pemerataan distribusi uang rakyat telah diperkenalkan yang mana hal ini
berbeda dari kebijakan Umar yaitu yang menyisihkan untuk cadangan.
Sistem distribusi setiap pekan sekali untuk pertama kalinya diadopsi. Hari
Kamis adalah hari pendistribusian atau hari pembayaran. Pada hari itu,
semua penghitungan diselesaikan dan pada hari Sabtu dimulai
penghitungan baru. Peraturan yang telah beliau sumbangkan untuk
pelaksanaan roda kekhalifahan adalah tentang administrasi pemerintahan.
Ali bin Abi Thalib membenahi sistem administrasi Baitul Mal, baik
di tingkat pusat maupun daerah hingga semuanya berjalan dengan baik.
Dalam pendistribusian harta Baitul Mal, khalifah Ali bin Abi thalib
menerapkan sistem pemerataan. Selama masa pemerintahannya, khalifah
Ali ibn Ali Thalib menetapkan pajak terhadap pemilik hutan sebesar 4000
dirham dan mengizinkan Ibnu Abbas, Gubernur Kufah, memungut zakat
terhadap sayuran segar yang akan digunakan sebagai bahan makanan.
Selain itu langkah penting yang dilakukan khalifah Ali ibn Abi Thalib
pada masa pemerintahannya adalah percetakan mata uang koin atas nama
Negara Islam. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa pemerintahan
tersebut, kaum muslimin telah menguasai teknologi peleburan besi dan
percetakan koin. Namun demikian, uang yang dicetak oleh kaum muslimin
itu tidak dapat beredar dengan luas karena pemerintahan Ali ibn Abi
Thalib berjalan sangat singkat seiring dengan terbunuhnya sang Khalifah
pada tahun keenam pemerintahannya di tangan Ibnu Muljam. Khalifah Ali
13
r.a. meninggal dalam usia 63 tahun setelah memerintah selama 5 tahun 3
bulan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan pemikiran ekonomi islam diawali sejak Muhammad
SAW di tunjuk sebagai seorang Rasul. Rasulullah mengeluarkan sejumlah
kebijakan yang menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan masalah
kemasyarakatan. Masalah-masalah ekonomi umat menjadi perhatian
Rasulullah karena masalah ekonomi merupakan pilar penyangga keimanan
seseorang yang harus diperhatikan. Setelah Rasulullah SAW wafat
perekonomian islam dilanjutkan oleh para sahabatnya atau yang biasa kita
kenal sebagai Khulafaurrasyidin (Khalifah-Khalifah yang lurus) yang terdiri
dari Abu Bakar as-Shidiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, dan Ali bin
Abi Thalib dengan kebijakan yang mereka buat memiliki tujuan untuk
kemaslahahan umat muslim.
3.2 Saran
Dengan berbagai tata cara kegiatan perekonomian yang dijalankan pada
masa Rasulullah SAW dan juga Khulafaurrasyidin, diharapkan negara
Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama muslim
sebaiknya menerapkan hal yang positif yang mungkin bisa diambil dan
diterapkan. Bisa dimulai dari lingkup terkecil hingga ruang yang luas dalam
14
negara. Tentunya dengan penerapan yang baik dan benar maka kemungkinan
besar rakyatnya akan adil, makmur, aman dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
NN. (2011). Perencanaan Kebijakan Makro Umar bin Khattab. Diakses dari:
https://ekonomsyariah.wordpress.com/2011/12/14/perencanaan-kebijakan-
ekonomi-makro-khalifah-umar-bin-khattab. Diakses pada 16 Maret 2021 pukul
20:42.
Hakim, Luqman. (2013). Kebijakan Fiskal pada Masa Ali bin Abi Thalib.
http://luqmanhakim0493.blogspot.co.id/2013/06/kebijakan-fiskal-pada-masa-ali-
ibn-abi.html. Diakses pada 17 Maret 2021 pukul 13:24.
15