Disusun Oleh
MARDIANTO (2131118)
Khoirun Nisa (2131117)
BANGKA BELITUNG
2022
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, dan tak lupa shalawat dan salam senantiasa kita panjatkan kepada
panutan alam, Nabi Muhammad SAW, kami merasa bahagia dapat meyelesaikan makalah
“PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM FASE PERTAMA”. Makalah ini di buat untuk
melengkapi Tugas dari Dosen Pengampu Mata Kuliah Sejarah Pemikiran, Perkembangan
Keuangan dan Perbankan Syariah Dosen Pengampu Susmita, M.E
Penulis menyadari bahwa kami tidak mampu menyelesikan makalah ini tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini izinkan kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang secara materiil maupun moril memberikan bantuan demi
terselesaikannya ma Mata Kuliah Sejarah Pemikiran, Perkembangan Keuangan dan
Perbankan Syariah kalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Susmita, M.E
Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semoga bisa dipergunakan dengan baik. Kami mengharap kritik dan saran yang membangun
dari pembaca.
Kelompok 4
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................4
C. TUJUAN.........................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
A. PEMIKIRAN EKONOMI FASE PERTAMA...............................................6
B. PEMIKIRAN EKONOMI ZAID BIN ALI (80-120 H/699-738M)................7
C. PEMIKIRAN EKONOMI ABU HANAFIAH (80-150 H/699-767)..............8
D. PEMIKIRAN EKONOMI ABU YUSUF (113-182 H/731-798 M)................9
E. PEMIKIRAN EKONOMI MUHAMMAD BIN AL HASAN SYAIBANI...10
F. PEMIKIRAN EKONOMI IBNU MISKAWAI (421-H/1030M)....................10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP.........................................................................................................................5
A.KESIMPULAN...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................12
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Allah menurunkan Islam dan menjadikan kitab suci Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
seluruh makhluk di dunia. Al-Qur’an diturunkan melalui seorang perantara yang mulia,
yakni Nabi Muhammad SAW yang memiliki misi yang mulia yaitu membangun manusia
yang beradab dan menyebarkan keadilan dimuka bumi. Al-Qur’an dan Al-Hadist
sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, hendaknya dijadikan pedoman hidup
agar manusia saling menyayangi dan menghormati dalam hidup bermasyarakat. Beliau
mengajarkan agar manusia mempergunakan kemampuan dan potensi dirinya sebagai pribadi
yang bebas. Kebebasan merupakan unsur kehidupan yang paling mendasar yang digunakan
sebagai syarat untuk mencapai keseimbangan hidup.
Setelah Rasulullah SAW wafat, pemerintahan dipegang oleh Khulafaurrasyidin.
Dimana, perkembangan-perkembangan baru muncul dimasa itu, terutama tercermin dari
kebijakannya yang berbeda antara satu khalifah dengan khalifah yang lain. Seiring dengan
semakin luasnya wilayah kekuasaan Islam, perkembangan pemikiran-pemikiran ilmu
pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat pesat dimana banyak pemikir-pemikir
muslim yang mulai menggali isi dari Al-Qur’an yang menjadi sumber kebenaran dan
pengetahuan, sehingga kota-kota besar Islam saat itu menjadi pusat kebudayaan dan
pengetahuan dunia. Tak heran jika kemudian banyak ahli-ahli Barat yang datang dan belajar
di kota-kota tersebut.
Perkembangan Ekonomi Islam menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan sejarah Islam. Mengapa saat ini perkembangan pemikiran Ekonomi Islam,
yang mana 6 abad yang lalu pernah menjadi kiblat pengetahuan dunia, kurang dikenal dan
berpengaruh dalam kehidupan masyarakat? Hal ini dikarenakan kajian-kajian pemikiran
Ekonomi Islam kurang tereksplorasi di tengah maraknya dominasi ilmu pengetahuan
konvensional (Barat) sejak runtuhnya kekhalifahan Islam di Turki lebih dari 8 dasawarsa
yang lalu. Akibatnya, perkembangan Ekonomi Islam yang telah ada sejak tahun 600M
kurang begitu dikenal masyarakat. Ekonomi Islam kurang mendapat perhatian yang baik,
sebab masyarakat tidak mendapatkan informasi yang memadai.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana Pemikiran Ekonomi Fase Pertama
B. Bagaimana Pemikiran Ekonomi Zaid Bin Ali
C. Bagaimana Pemikiran Ekonomi Abu Hanafiah
D. Bagaimana Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf
E. Bagaimana Pemikiran Ekonomi Muhammad Bin Al-Hasan Al-Syaibani
F. Bagaimana Pemikiran Ekonomi Ibnu Maskawai
5
C. TUJUAN MAKALAH
A. Untuk Mengetahui Pemikiran Ekonomi Fase Pertama
B. Untuk Mengetahui Pemikiran Ekonomi Zaid Bin Ali
C. Untuk Mengetahui Pemikiran Ekonomi Abu Hanafiah
D. Untuk Mengetahui Ekonomi Abu Yusuf
E. Untuk Mengetahui Ekonomi Muhammad Bin Al-Hasan Al-Syaibani
F. Untuk Mengetahui Ekonomi Ibnu Maskawai
6
BAB II
PEMBAHASAN
H/804 M), Abu Ubaid bin Sallam (w.224 H/838 M), Harits bin Asad alMuhasibi
(w.243H/858 M), Junaed al Baghdadi (297 H/910 M), Ibnu Maskawai (w.421H/1030 M), Al-
Mawardi (450H/1058M).
Cucu imam Husain ini merupakan salah seorang fuqaha yang paling terkenal di
Madina dan guru seorang ulama terkemuka, Abu Hanafiah. Zaid bin Ali berpandangan bahwa
penjualan secara kredit dengan harga yang lebih tinggi dariapada harga tunai merupakan
salah bentuk transaksi yang syah dan dapat dibenarkan selama transaksi itu dilandasi oleh
prinsip saling ridha antar kedua bela pihak.
Pada dasarnya, keuntungan yang diperoleh para pedagang penjualan yang dilakukan
secara kredit merupakan murni merupakan murni bagian dari sebuah perniagaan dan tidak
termasuk riba. Penjualan yang dilakukan secara kredit merupaklan salah satu bentuk promosi
sekaligus respon terhadap permintaan pasar. Dengan demikian, bentuk penjualan seperti
bukan suatu tindakan doluar tindakan, keuntubgan yang diperoleh oleh pedagang yang
menjual secara kredit merupakan suatu bentuk konvensasi atau kemudahan yang diperoleh
seseorang dalam mebeli suatu barang tanpa membayar secara tunai. Hal tersebut tentu
berbeda dengan pengambilan keuntungan dari suatu penangguhan pembayaran pinjaman.
Dalam hal ini, peminjaman memperoleh suatu asset, yakni uang, yang harganya tidak
mengalami perubahan dari waktu ke waktu, karena uang sendiri adalah sebagai standar harga.
Dengan kata lain, uang tidak dengan sendirinya menghasilkan sessuatu. Ia baru menghasil
sesuatu melalui perniagaan dan pertukaran dengan barang-barang yang harga sering
berfeluktuatif. Namun demikian, keuntungan yang diperoleh secara kredit tidak serta
mengindikasikan bahwa harga yang lebih tinggi selalu berkaitan dengan waktu. Seseorang
yang menjual secara kredit dapat pula menetaspkan harga yang lebih rendah dari pada harga
pembeliannya dengan maksud untuk menghabiskan stok dan memperoleh uang tunai karena
khawatir harga pasar akan jatuh dimasa dating. Dengan maksud yang sama, seseorang dapat
juga menjual barangnya, baik secara tunai ataupun kredit, dengan harga yang lebih rendah
dari pada harga poembeliannya.
Hal yang tepenting dari permasalahan ini adalah bahwa dalam syari’ah, setiap baik-
buruknya SUAtu akad ditentukaqn oleh akad itu sendiri, tidak dihububnfganb dengan akat
yang lain. Akad jual beli yang pembayarannya ditangguhkan adalah suatu akat tersendiri dan
memiliki hak sendiri untuk diperiksa apakah adil atau tidak, tanpa dihubungkannya dengan
8
akat lain. Akat jual beli yang pembayaran yang ditangguhkan adalah suatu akat tersendiri dan
memiliki hak sendiri untuk diperiksa apakah adil atau tidak, tanpa dihubungkan dengan akat
yang lain. Dengan akata lain, jika diketemukan fakta bahwa dalam suatui kontrak yang
terpisah, hjarga yang dibayar tunai lebih rendah, hal itu tidak mempengaruhi keabsasahan
akat jual-beli kredit dengan pembayaran yang lebih tinggi, karena kedua akat tersebut
independent dan berbeda satu sama lain.
untuk pembangunan jangka panjang, seperti membangun jembatan dan bendungan serta
menggali saluran besar danb kecil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nabi Muhammad saw adalah pemikir dan aktivis pertama ekonomi syariah, bahkan
sebelum ia diangkat sebagai Nabi dan Rasul. Pada zamannya telah dikenal pula transaksi jual
beli serta perikatan atau kontrak (al-buyu’ wa al-‘uqu`d). Di samping, sampai bats-batas
tertentu, telah dikenal pula bagaimana mengelola harta kekayaan negara dan hak rakyat di
dalamnya. Berbagai bentuk jual beli dan kontrak termaksud telah diatur sedemikian rupa
dengan cara menyerap tradisi dagang dan perikatan serta berbagai bentuk kontrak yang telah
ada sebelumnya yang mendapat penyesuaian dengan wahyu, baik Al-Quran maupun Sunnah.
Selanjutnya kebijakan-kebijakan Rasulullah saw menjadi pedoman oleh para
penggantinya para khulafaurrasyidin dan para tokoh pasca khulafaurrasyidin dalam
memutuskan masalah-masalah ekonomi. diantaranya yaitu:Zaid bin Ali (w.80-H/738 M),
Abu Hanafiah (w. 150. H/767 M), Abu Yusuf (w.182 H/798 M), Al- Syaibani (w.189
H/804 M), Abu Ubaid bin Sallam (w.224 H/838 M), Harits bin Asad alMuhasibi
(w.243H/858 M), Junaed al Baghdadi (297 H/910 M), Ibnu Maskawai (w.421H/1030 M), Al-
Mawardi (450H/1058M).
12
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman A. Karim. (2001). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, The International Institute
of Islamic (IIT). Jakarta.