Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
NIM. : ( 190501084 )
Semester / Kelas : VI / B
EKONOMI SYARIAH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas
rahmat, karunia serta kasih sayang Nya makalah mengenai “Sistem Ekonomi
Sosialis dan Perkembangannya” ini dapat terselesaikan dengan sebaik mungkin.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda besar kita, yakni
Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Abdul Hadi Sukmana, ME. selaku dosen pengampu
mata kuliah Perbandingan Sistem Ekonomi.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................4
A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran dan Kritik.......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem ekonomi sosalisme merupakan sistem ekonomi yang diatur
sepenuhnya oleh negara. Sistem ekonomi sosialis biasa disebut juga
dengan sistem ekonomi yang terpusat, karena segala sesuatunya harus
diatur oleh negara dan juga dikomandokan dari pusat. Sistem
perekonomian sosialis merupakan sistem perekonomian yang
menginginkan kemakmuran dari masyarakatnya dan terlaksana merata
sehingga tidak ada lagi penindasan ekonomi yang terjadi. Sistem ekonomi
sosialis bukan berarti tidak memberikan kebebasan individu dalam
kegiatan ekonomi, individu tetap diberikan kebebasan dalam melakukan
aktivitas ekonomi tetapi sangat terbatas, serta dengan adanya campur
tangan pemerintah yang sangat besar. Sosialisme sebagai sistem ekonomi
dalam satu komando, menempatkan posisi negara sebagai sentral kegiatan
ekonomi. Negara sangat berkuasa dalam kepemilikan bersama terhadap
semua faktor produksi, produksi dilakukan sesuai dengan kebutuhan, serta
perencanaan ekonomi yang ketat untuk memproduksi dan mendistrbusikan
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sistem ekonomi
sosialis yang dikembangkan oleh Karl Max menghendaki maksimalisasi
peran negara. Negara harus menguasai segala sektor ekonomi untuk
memastikan keadilan kepada rakyat mulai dari produksi, konsumsi sampai
mendistribusikannya kembali kepada buruh, sehingga mereka juga
menikmati hasil usaha. Pasar dalam paradigma sosialis, harus dijaga agar
tidak jatuh ke tangan pemilik modal yang serakah sehingga monopoli dan
melakukan ekspolitasi tenaga buruh lalu memanfaatkannya untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pada negara sosialis,
yang umumnya pemerintahannya bersifat otoriter, masyarakat miskin tidak
1
dapat bertindak sebagai subjek yang menentukan, melainkan sekedar objek
bagi pelaksanaan kegiatan ekonomi saja. Dalam kapitalisme individu
berada di atas masyarakat, sedangkan dalam pandangan sosialisme justru
meniadakan hak kepemilikan individu. Dalam sosialisme sumber daya
ekonomi adalah kepemilikan kolektif masyarakat atau negara, sehingga
individu‐individu tidak berhak untuk memilikinya. Sistem ekonomi
sosialis yang dibangun oleh komunis sosialis Marxian mencapai
puncaknya ketika prinsip dasar dan sistem hak‐hak kepemilikan menjadi
hak bagi negara dan masyarakat. Secara keseluruhan sistem ekonomi
sosialis ini ingin mencoba untuk mengubah ketidaksamaan kekayaan
dengan menghapuskan hak‐ hak kebebasan individu dan hak terhadap
pemusatan kepemilikan yang mengakibatkan hilangnya hak dan semangat
untuk bekerja lebih giat dan berkurangnya efesiensi kerja buruh.1
1
Pangiuk, Ambok. (2019). Kepemilikan Ekonomi Kapitalis dan Sosialis (Konsep Tauhid dalam
Sistem Islam). “Jurnal Kajian Ekonomi Islam dan Kemasyarakatan”. 4(2), h. 1–19.
2
pemerintah. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk
menjamin kesejahteraan masyarakat.2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar dari Sistem Ekonomi Sosialis?
2. Bagaimana proses Pertumbuhan dan Perkembangan dalam
Ekonomi Sosialis?
3. Apa yang menyebabkan lahirnya Sistem Ekonomi Sosialis?
4. Apa saja Prinsip Dasar dari Sistem Ekonomi Sosialis?
5. Bagaimana penerapan Asas-asas yang terkandung dalam
Sistem Ekonomi Sosialis?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan dalam
mengetahui, memahami, dan menambah keilmuaan tentang konsep dasar
dari sistem ekonomi sosialis, proses pertumbuhan dan perkembangannya,
latar belakang lahirnya sistem ekonomi sosialis, prinsip dasar terkait
sistem ekonomi sosialis dan apa saja asas-asas yang terkandung dalam
sistem ekonomi sosialis.
2
Amiral, Perbandingan Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Islam. “Jurnal Penelitian Dan
Pengabdian”. Volume 5, No. 2, Juli-Desember 2017, h. 153.
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tho’in, Muhammad. (2015). Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (KapitalisSosialis). “Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam”, 1(03), h. 118–133.
4
Mujiatun, Siti. (2014). “Peran Pemerintah Tentang Pengembangan Perekonomian dalam
Perspektif Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis dan Islam”. Analytica Islamica. 3(1), h. 90-107.
4
yang stabil. Diantara tokoh yang seangkatan dengan Karl Marx adalah
Friderich Engels. Ide asal Sistem Sosialis ini ialah berupa intervensi pusat
dimana harta dianggap sebagai milik bersama dan didistribusikan oleh
pusat (centralized management). Menjelang tahun 1930-an perjalanan
Sistem Sosialis menuju ke-arah Sosialis Pasar yang dimana peranan
individu dan pasar mulai dipertimbangkan. Intervensi pusat mulai
berkurang (decentralized mana-gement). Oleh karena itu, ide sosialis
selalu merasakan bahwa penyertaan pasar dianggap sebagai Sosialis
Terencana. Dalam hal ini, perancang menjadi unsur terpenting dalam
proses pen-distribusian pendapatan. Sistem Ekonomi Sosialis berpan-
dangan bahwa masalah-masalah tersebut akan dapat diselesaikan hanya
melalui perancangan pusat yaitu pemerintah yang menentukan semuanya.5
Inti dari sistem ekonomi sosialis adalah koreksi terhadap sisi
buruk dari sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi sosialis (Marxis)
dikenal sebagai sistem ekonomi komando (terpusat). Yang dimana seluruh
unit-unit ekonomi tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan secara
sendiri-sendiri yang menyimpang dari komando otoritas tertinggi (partai).
Otoritas tertinggi menentukan secara rinci terkait arah serta sasaran yang
harus dicapai dan harus dilaksanakan oleh setiap unit ekonomi, baik dalam
hal pengadaan barang-barang untuk pribadi, baik sebagai produsen
maupun konsumen. Dengan kata lain, bahwa ruang gerak bagi para
produsen dan unit-unit ekonomi lainnya dalam mengambil inisiatif sendiri,
sangatlah terbatas bahkan hampir tidak ada sama sekali.6
Pada sistem ekonommi sosialis, baik fungsi pasar maupun tingkat
harga sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan para pelaku
ekonomi tidak berfungsi. Jadi, media yang berfungsi satu-satunya adalah
melalui suatu lembaga yang disebut dengan “CentralPlanning Board”.
Karena itu sistem ekonomi sosialis membutuhkan perangkat organisasi
5
Boy Syamsul Bakhri, (2011). Sistem Ekonomi Islam Dalam Perbandingan. “Jurnal Al-hikmah”
Vol. 8, No. 1, April 2011 ISSN 1412-5382, h. 44-46
6
Dr. M. Natsir, SE. MS. Perbandingan Sistem Ekonomi, (Tunggal Mandiri Publishing, Anggota
IKAPI JTI No.120, 2008), cet. 1, h. 31.
5
dan birokrasi yang sangat besar. Hal ini menyebabkan arus informasi
dalam proses kegiatan ekonomi senantiasa akan mengalami keterlambatan
dan distorsi ekonomi (ketidaksempurnaan pasar). Selanjutnya, dengan
sistem perencanan terpusat dan terjadinya distorsi serta pemaksaan
preferensi otoritas, maka akan menimbulkan pemborosan dan terjadi
alokasi sumber daya secara tidak efisien dan tidak tepat sasaran sesuai
harapan masyarakat.7
7
Dr. M. Natsir, SE. MS. Ibid, h. 32
6
Meskipun kondisi perekonomian negara-negara penganut sistem
sosialis tidak sebaik dengan Negara penganut sistem kapitalis,tetapi sistem
pendidikannya justru lebih baik. Karena dalam sistem sosialis, pendidikan
merupakan kebutuhan yang universal bagi masyarakat, dan masyarakat
meyakini bahwa pendidikan merupakan sumber kekuatan bagi bangsa,
sehingga kebanyakan negara-negara eks-komunis begitu kuat dikarenakan
memiliki kekuatan di bidang ilmu pengetahuan, seperti Uni Sovyet,
Hunggaria, China, dan bebrapa negara bagian Eropa Timur lainnya.8
8
Dr. M. Natsir, SE. MS. Ibid, h. 32-33
7
Fourier, dan Robert Owen. Mereka lebih moderat dalam artian tidak
terlalu mengedepan pertentangan kelas dan perjuangan kekerasan tetapi
mengedepankan kerjasama daripada kompetisi. Saint-Simon berpendapat
bahwa negaralah yang harus mengatur produksi dan distribusi, sedangkan
Fourier dan Owen lebih mempercayai bahwa yang harus berperan besar
adalah komunitas kolektif kecil. Karena itu, kemudian muncul
perkampungan komunitas (communistic settlements) yang didirikan
berdasarkan konsep yang terakhir ini di beberapa tempat di Eropa dan
Amerika Serikat, seperti New Harmony (Indiana) dan Brook Farm
(Massachussets). Setelah kaum utopian ini, kemudian muncul para
pemikir yang ide-idenya lebih ke arah politik, misalnya Louis Blanc.
Blanc sendiri kemudian menjadi anggota pemerintahan provisional Prancis
di tahun 1848. Sebaliknya juga muncul para anarkis seperti Pierre Joseph
Proudhon dan radikalis (insurrectionist) Auhuste Blanqui yang juga sangat
berpengaruh di antara kaum sosialis di awal dan pertengahan abad ke-19.
Pada tahun 1840-an, istilah komunisme mulai muncul untuk
menyebut sayap kiri yang militant (membina suatu organisasi) dari Paham
sosialisme. Istilah ini biasanya dirujukkan kepada tulisan Etiene Cabet
dengan teori-teorinya tentang kepemilikan umum. Istilah ini kemudian
digunakan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels untuk menggambarkan
pergerakan yang membela perjuangan kelas dan mengharuskan revolusi
untuk menciptakan sebuah masyarakat kerjasama (society of cooperation).
Penggunaan kata sosialisme ini sering digunakan dalam berbagai konteks
yang berbeda oleh berbagai kelompok, namun hampir semua sepakat
bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh
tani pada abad ke-19 dan ke-20, yang berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat egalitarian, yang dengan diterapkannya
sistem ekonomi, menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak,
ketimbang hanya melayani segelintir kaum elite. Sosialisme merupakan
8
sebuah ideologi, dikarenakan memiliki ide dasar sekaligus metode
pemecahan terhadap berbagai masalah kehidupan. kelas.9
9
Heru Meruta, Sejarah Sistem Ekonomi, (IQTISHADUNA : “Jurrnal Ilmiah Ekonomi”, 2014),
Vol. 3, No. 1, h. 650-651.
10
Dr. Nihayatul Masykuroh, M.Si, Perbandingan Sistem Ekonomi, (Indonesia : Media Karya
Publishing, Banten 2020), cet. 2, h. 69-70.
9
Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya yang lebih
ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan system
sosialis ini tidak akan berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan
oleh Marx, Lenin dan Stalin.
11
Dr. Nihayatul Masykuroh, M.Si, Ibid, h. 72-73.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem
ekonomi sosialisme adalah sistem ekonomi yang diatur sepenuhnya oleh
negara. Sistem ekonomi sosialis biasa disebut juga dengan sistem ekonomi
terpusat, karena segala sesuatu itu harus diatur oleh negara dan juga
dikomandokan dari pusat.
“Inti dari sistem ekonomi sosialis adalah koreksi terhadap sisi
buruk dari sistem ekonomi kapitalis”.
Dalam sejarahhnya, kata sosialisme dipopulerkan sebagai
antithesis (kelompok yang bertentangan) dari individualisme. Meskipun
demikian, pelopor atau perintis sosialisme bisa ditemukan diantara penulis
abad pertengahan atau bahkan lebih jauh lagi pada zaman Plato.
Sosialisme muncul di akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19
sebagai reaksi dari perubahan ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh
revolusi industri. Revolusi industri ini memang memberikan keberkahan
buat para pemilik pabrik pada saat itu, tetapi di lain pihak para pekerja
justru malah semakin miskin. Semakin menyebar ide sistem industri
kapitalis ini, maka reaksi dalam bentuk pemikiran-pemikiran sosialis-pun
semakin meningkat.
Adapun dalam prinsip dasar sistem ekonomi sosialis, yaitu :
1. Pemilikan harta oleh Negara, bukan individu
2. Adanya kesamaan ekonomi
3. Disiplin politik
11
B. Saran / Kritik
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai pembahasan materi
terkait “Sistem Ekonomi Sosialis dan Perkembangannya” yang menjadi
pokok pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
yang terdapat didalamnya, karena keterbatasan pengetahuan dan tetunya
kurangnya rujukan atau referensi yang saya dapatkan dan ada
hubungannya dengan tema makalah ini. Semoga makalah ini bisa
menambah wawasan bagi para pembacanya dan dapat menambah ilmu
pengetahuan dengan dibuatkannya makalah ini.
“Semoga Indonesia nantinya bisa menerapkan sistem ekonomi
yang mampu memberikan dampak positif bagi setiap masyarakat
Indonesia”. Karena dengan adanya sistem ekonomi, dapat menjaga
kestabilan ekonomi yang terdapat diindonesia tentunya dilandaskan
dengan sistem ekonomi islam agar sistem perekonomian di Indonesia tetap
seimbang.
12
DAFTAR PUSTAKA
Pangiuk, Ambok. (2019). Kepemilikan Ekonomi Kapitalis dan Sosialis (Konsep Tauhid
dalam Sistem Islam). “Jurnal Kajian Ekonomi Islam dan Kemasyarakatan”.
Boy Syamsul Bakhri, (2011). Sistem Ekonomi Islam Dalam Perbandingan. “Jurnal Al-
hikmah” Vol. 8, No. 1, April 2011 ISSN 1412-5382.
Dr. M. Natsir, SE. MS. Perbandingan Sistem Ekonomi, (Tunggal Mandiri Publishing, A
Heru Meruta, Sejarah Sistem Ekonomi, (IQTISHADUNA : “Jurrnal Ilmiah Ekonomi”,
2014), Vol. 3, No. 1, nggota IKAPI JTI No.120, 2008).