Anda di halaman 1dari 10

SISTEM EKONOMI SOSIALISME DAN PANDANGAN

ISLAM TERHADAP SISTEM EKONOMI SOSIALISME

Disusun oleh:
1. Nailah Meliyana Dara (2010116051)
2. Ihsan Rizky Mansis (2010116056)
3. Lusi Nurul Aulia (2010116059)
4. Muhammad Faiz Alwan (2010116062)
5. Najuwa Aurel Annisa (2010116064)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
JAKARTA
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas artikel yang berjudul “Sistem Ekonomi Sosialisme
dan Pandangan Islam terhadap Sistem Ekonomi Sosialisme” ini tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam. Selain itu, artikel ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam bagi para pembaca
dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prima Dwi Priyatno, selaku dosen


mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
sadar bahwa artikel yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan artikel ini.

Jakarta, 08 November 2020

Penyusun
A. Pilar Sistem Ekonomi Sosialisme

Sistem ekonomi dapat diartikan sebagai seperangkat mekanisme untuk menjawab


pertanyaan-pertanyaan seperti apa bagaimana dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi
atau what,how, and who. Sistem ekonomi juga dapat diartikan sebagai strategi suatu negara
untuk memakmurkan negaranya. Sistem ekonomi sosialis menginginkan kesetaraan di dalam
kegiatan ekonomi masyarakat, untuk itu dalam penerapannya di tuntut sikap adil terhadap
satu sama lain. Untuk mewujudkannya pemerintah harus ikut terlibat dalam perkonomian.
Tetapi dengan adanya campur tangan pemerintah justru bisa mengakibatkan potensi dan
kemampuan kreasi masyarakat akan mati dan tidak adanya kebebasan individu dalam
melakukan kegiatan ekonomi. Sistem ekonomi tersebut dipelopori oleh Karl Marx. Karl
Marx adalah seorang filsuf dan ekonom yang berasal dari jerman.

Karl Marx menciptakan teori-teori pemikiran yang sampai saat ini dikenal dengan
sebutan marxisme. Karl Marx mencetus teori ini karena ia bertentangan dengan cara sistem
liberal yang dipelopori oleh adam Smith. Adam Smith berpendapat selama pemilik modal
diberikan kekuasaan dalam pengelolaan ekonomi, maka kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat tidak akan pernah tercapai, justru akan terjadi perbudakan dan memunculkan kelas-
kelas di dalam masyarakat. Oleh sebab itu Karl Marx merancang sistem ekonomi sosialisme
untuk mematahkan sistem ekonomi liberal.

Ekonomi sosialisme melihat bahwa semua bentuk sumber kekayaan dan alat-alat
produksi adalah milik bersama. Masyarakat individu tidak mempunyai hak kecuali pada
retribusi yang mereka peroleh sebagai bentuk layanan publik. Oleh karena itu sebagai
pengganti masyarakat, negara hadir dengan dominasi sebagai kekuatan pengontrol tunggal.
Adapun faktor munculnya sistem ekonomi sosialisme, yaitu:

1) Di lihat dari sudut kemasyarakatan. Pada sistem ekonomi kapitalis tercipta dua kelompok
masyarakat yaitu kelas pemilik modal dan kelas buruh di mana setiap kelompok berusaha
saling menjatuhkan kepentingan lawannya.
2) Di lihat dari sudut ekonomi. Sistem ekonomi kapitalis berangan bahwa mereka dapat
menambah kekayaan mereka lebih dari yang sudah pernah di dapat.
3) Kenyataannya praktik sistem ekonomi ini menyebabkan terjadinya krisis produksi yang
mengakibatkan pasar menjadi statis dan tidak aktif, harga komoditas menurun drastis
yang berujung hancur.
Sistem ekonomi sosialismes dalam pelaksanaannya masih mempunyai kelemahan seperti:
1) Adanya pertentangan antara kecenderungan yang ditetapkan sistem sosialisme dengan
fitrah yang telah digariskan oleh Allah Swt, yaitu naluri untuk memiliki.
2) Perbedaan kedudukan masyarakat individu pada derajat budak/buruh dalam waktu yang
penuh dengan ketidakadilan dalam masyarakat. Hal tersebut menjadikan semangat dalam
berproduksi menjadi lemah dan lebih condong ke penyesuaian keinginan kelompok yang
menguasai pemerintahan.
3) Semakin menyempitnya sumber pendapatan negara. Hal tersebut menyebabkan
banyaknya rakyat yang hidup sengsara atau berada di bawah garis kemiskinan dan serba
kekurangan dikarenakan produksi-produksi negara yang digali dari tenaga kerja tidak
memberi kesempatan investasi dari beberapa golongan masyarakat. Kendali pengelolaan
kekayaan hanya tersentral pada sekelompok kecil penguasa.

Sistem ekonomi sosialisme memiliki 3 prinsip,yaitu:

1) Taat politik, yang mana disini dimaksudkan untuk parlemen sebagai Lembaga yang
berwenang membuat peraturan tentang konstitusi dan regulasi yang dikuasi oleh kaum
buruh atau proletar. Partai -partai membuat regulasi yang memihak kaum buruh agar
citra sistem ekonomi sosial tergambarkan.
2) Regulasi yang berkaitan dengan perekonomian atau harta masyarakat diatur oleh
pemerintah.
3) Kesetaraan ekonomi yang mana masyarakat bekerja dibawah naungan pemerintah
(pegawai) dan mendapatkan gaji bukan dari hasil keringat sendiri.
4) Jaminan social

Ciri-ciri ekonomi sosialisme yaitu:


1) Produksi dibuat hanya untuk kebutuhan masyarakat.
2) Kebijakan perekonomian yang ada di buat oleh pemerintah.
3) Hak perseorangan tidak diakui pemerintah.
4) Pemerintah sebagai dalang perekonomian.
5) Seluruh sumber daya di kuasai pemerintah.
Seperti sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi sosialis pun memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan sistem ekonomi sosialis:
a) Semua kegiatan ekonomi berada di bawah pengawasan pemerintah.
b) Tidak adanya kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin karena pemerintah
membaginya secara merata.
c) Pemerintah melakukan pengawasan terhadap barang dan jasa yang beredar atau yang
di produksi di masyarakat agar jumlahnya sesuai kebutuhan yang diperlukan.
d) Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam penentuan harga.

Kelemahan sistem ekonomi sosialis:

a) Sisi kepemilikan. Dalam sistem ekonomi sosialisme ini semua kepemilikan berada di
tangan negara baik itu kekayaan maupun alat produksi. Selain itu, pengembangan diri
setiap individu menjadi sulit karena semua terkontrol oleh negara. Individu kesulitan
dalam tawar-menawar yang akhirnya mengorbankan kebebasan pribadi. Di sisi lain,
kreativitas individu dapat menimbulkan sikap apatisme dan menghilangkan semangat
hidup karena tidak adanya penghargaan dari negara.
b) Sisi materialisme. Karena sosialisme ini tidak percaya kepada agama, maka tahap
kemajuan manusia selalu ditentukan oleh setiap kekuatan ekonomi yang bertentangan,
sehingga peran Tuhan dalam sistem ekonomi ini tidak ada sama sekali.
c) Sisi kesamaan ekonomi. Dalam teorinya, sosialisme menyatakan bahwa sistem
ekonomi ini bertujuan agar setiap masyarakat memiliki kesamaan ekonomi, walaupun
pada akhirnya tidak pernah teralisaiskan.
d) Sistem ekonomi sosialis berdampak pada matinya kreativitas dan inovasi masyarakat
dalam memunculkan ide-ide perdagangan.
e) Masyarakat tidak bebas untuk memiliki sumber daya yang ada.
f) Kurangnya variasi dalam produksi barang karena pemerintah membatasi
peredarannya.
g) Sulitnya melakukan transaksi
h) Mengabaikan Pendidikan moral
Pada akhirnya negara negara yang menganut sistem ekonomi sosialis mengalami
kegagalan secara ekonomi,moral,bahkan sosial dan politik. Kegagalan ini disebabkan oleh
ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul di
pemerintahan pusat maupun daerah. Fakta juga membuktikan bahwa dalam pelaksanaannya
banyak penyelewengan yang terjadi dilakukan oleh pemerintah.

Sistem ekonomi sosialisme ini memiliki dampak baik dari sisi positif maupun sisi negatif.
Karena pemerintah disini yang mempunyai peran penting dan masyarakat tidak sepenuhnya
berkuasa. Oleh karena itu, dampak positifnya yaitu dengan adanya campur tangan pemerintah
dalam mekanisme pasar maka pemerataan kesejahteraan akan mudah tercapai, menjadikan
tidak adanya warga negara yang sangat miskin dan yang sangat kaya, ekonomi lebih stabil,
lebih tenang dan terkendali karena pemerintah yang melakukan pemertaan dalam
perekonomian. Sedangkan dari sisi negatif yaitu pertumbuhan ekonomi menjadi rendah.

Ekonomi sosialis adalah sistem ekonomi di mana dalam memproduksi barang dan jasa
bertujuan untuk digunakan secara langsung. Berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis,
produksi barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan laba. Oleh karena itu, produksi dalam
ekonomi sosialis sudah terkoordisasi secara langsung dan direncanakan, serta tidak terikat
dengan siklus bisnis yang melekat pada kapitalisme. Dalam kebanyakan teori sosialis,
perencanaan ekonomi hanya berlaku untuk faktor-faktor produksi dan bukan pada alokasi
barang dan jasa yang dihasilkan untuk konsumsi dan didistribusikan melalui pasar.
B. Kritik Sosialisme terhadap Kapitalisme

Kritik kapitalisme menyatakan bahwa sistem kapitalisme ini menimbulkan


ketimpangan sosial dan distribusi kekayaan yang tidak merata dan tidal adil. Sistem ekonomi
kapitalisme mempunyai banyak cara untuk mendapatkan kekuasaan seperti tren monopoli
pasar, melakukan imperialisme, perang kontra-revolusioner dan masih banyak bentuk
eksploitasi terhadap ekonomi yang menyebabkan ketimpangan yang ada dalam masyarakat.
Ketimpanagn ini akhirnya menyebabkan ketidakstabilan ekonomi karena banyaknya
pengangguran dan represi pekerja dalam sistem ekonomi tersebut.

Kritik terkenal dari kapitalisme telah mengimbuhkan sosialis, anarkis, komunis, dan
beberapa jenis nasionalis lainnya. Marxis telah memberikan rekomendasi kudeta dari
kapitalisme revolusioner yang akan merujuk ke sosialisme, menjadi komunisme sebelum
walhasil berubah. Banyak sosialis menganggap kapitalisme menjadi tidak membumi,
menciptakan banyak inkonsistensi dan internal paradoks, dalam produksi dan arah ekonomi
tidak direncanakan. Immanuel Wallerstein berpendapat bahwa tidak bebas tenaga kerja,
Sejarawan tenaga kerja dan cendekiawan.

Oleh para budak, tahanan, dan orang-orang lainnya dipaksa sehaluan dengan
hubungan kapitalis, pembantu dengan perjanjian. Ekonomi Marxis yang bernama Richard D.
Wolff menyatakan bahwa sistem ekonomi kapitalisme mementingkan keuntungan pribadi
daripada kebutuhan sosial masyarakat, dan perusahaan dalam ekonomi kapitalisme ini jarang
melibatkan para pekerja dalam memutuskan persoalan dasar dalam perusahaan.

Banyak aspek kapitalisme telah datang di bawah agresi dari gerakan anti-globalisasi,
yang terutama menentang kapitalisme korporasi. Kapitalisme ini mendapatkan kritik dari
para tokoh lingkungan bahwa sistem ekonomi kapitalisme ini kedepannya akan menguras
sumber daya alam di bumi secara besar-besaran karena sistem ini membangkitkan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tiada habisnya. Kapitalisme bermaksud untuk
menaikkan perdagangan global, namun yang terjadi justru kemiskinan global. Para tokoh
lingkungan menyebut kerusakan alam secara besar terjadi pada awal tahun 1970-an

Bangunan intelektual seluruhnya runtuh. Aku membuat kesalahan dalam memandang


bahwa kepentingan-diri dari organisasi, khusnya bank dan lain-lain, adalah seperti bahwa
mereka yang terbaik yang mampu memproteksi pemilik saham mereka sendiri. Setelah terjadi
krisis perbankan pada tahun 2007, Alan Greenspan mengatakan kepada Kongres Amerika
Serikat pada tanggal 23 Oktober 2008, bahwa beberapa agama dan budaya bertentangan
dengan prinsip-prinsip dalam sistem ekonomi kapitalisme. Beberapa agama tersebut
melarang dan mengharamkan uang dengan bunga, meskipun cara alternatif perbankan telah
dikembangkan. Beberapa kaum Nasrani telah menentang kapitalisme untuk prinsip yang
materialis dan ketidakmampuannya untuk menyejahterakan semua orang. Tuhan Nasrani
berurusan dengan masalah ekonomi, pertanian, penggembalaan, berada di utang, melakukan
kerja paksa, dikucilkan dari perjamuan dan rumah-rumah orang kaya, dan memiliki koneksi
untuk kekayaan dan pembagian kekuasaan

Dalam halaman 84 peringatan apostolik Evangelii Gaudium, Paus Francis


menafsirkan terkekang kapitalisme sebagai "tirani baru" dan menyuarakan kepada para
pemimpin dunia untuk mengatasi tingginya kemiskinan dan ketidaksetaraan. Di dalamnya ia
mengatakan bahwa beberapa orang terus membela teori trucle-down yang menganggap
bahwa pertumbuhan ekonomi, didorong oleh pasar bebas, pasti akan berhasil dalam
mewujudkan keadilan yang lebih besar dan produktivitas di dunia. Teori ini belum dapat
dibuktikan secara fakta, mengungkapkan kepercayan mentah dan naif dalam kebaikan
memegang kekuatan ekonomi dan sakralisasi kerja dari sistem ekonomi yang berlaku.
Sementara itu, yang dikecualikan masih menunggu.

Dalam ekonomi kapitalisme ini memiliki prinsip Kebebasan memiliki harta secara
perseorangan lalu di kritik oleh sosialisme dan berubah menjadi pemilikan harta oleh negara
yang diterapkan pada sistem ekonomi sosialis ini. Lalu prinsip selanjutnya yang di kritik oleh
ekonomi sosialisme ini yaitu ketimpangan sosial yang dimana dalam ekonomi sosialisme
menjadi kesetaraan sosial. Kritik terhadap kapitalisme bersinggungan pada pemaparan
ketidaksepakatan dengan prinsip kapitalisme secara koherensi, sampai dengan pemaparan
ketidaksepakatan dengan hasil tertentu dari kapitalisme.
Menurut dari beberapa pandangan orang yang berlatarbelakang berbeda menganggap
bahwa sistem ekonomi kapitalisme dapat runtuh jika adanya dan mereka juga menganggap
bahwa perubahan structural dapat terjadi jika melalui reformasi politik. Sebagai kritik, kukuh
bahwa ada manfaat dalam kapitalisme, dan berhasrat untuk menyetarafkan dengan suatu
kontrol sosial, yang secara awam lewat regulasi pemerintah (misalnya kegiatan pasar sosial).
C. Pandangan Islam terhadap Ekonomi Sosialisme

Menyangkut pandangan islam terhadap ekonomi sosialis, islam mempunyai prinsip


dan ciri tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem ekonomi tersebut. Ekonomi islam
berperan sebagai solusi dari sistem ekonomi sosialis ini. Ekonomi sosialis mempunyai prinsip
dasar kesamaan ekonomi dengan maksud menyetarakan tingkat ekonomi seluruh elemen
masyarakat dengan menghapuskan hak-hak pribadi menjadi milik Negara atau milik
masyarakat secara keseluruhan. Tujuannya hanyalah untuk menyetarakan tingkat ekonomi
masyarakat, namun pada akhirnya justru menimbulkan kesenjangan di dalam masyarakat
ketika hak pribadi dihapuskan.

Penghapusan hak individu juga termasuk dalam kegiatan ekonomi contohnya alat-alat
produksi dan juga sumber produksi yang hanya diizinkan milik bersama atau milik Negara.
Islam memandang hal ini sebagai perilaku yang merusak fitrah manusia yang sesungguhnya
karena manusia pada dasarnya mempunyai hak memliki secara pribadi, tidak semuanya
dianggap menjadi hak bersama. Berbeda dengan sistem ekonomi islam yang memberikan
kebebasan terhadap setiap individu dalam melakukan segala kegiatan ekonomi. Walaupun
islam memberikan kebebasan terhadap setiap individu, islam juga melarang adanya
penimbunan harta agar tidak terjadi kesenjangan diantara masyarakat. Dalam ekonomi islam,
batasan-batasan dalam prinsip kebebasan telah diatur dalam dasar hukum islam.

Kemudian tokoh yang memperkenalkan sistem ekonomi sosialis merupakan orang-


orang yang kufur atau tidak percaya adanya kehadiran Allah SWT. Sistem ekonomi ini tidak
menggunakan landasan agama didalamnya. Bahkan, Karl Marx sendiri mengatakan bahwa
agama itu adalah candu yang dapat merusak manusia. Sehingga para tokoh yang mendirikan
sistem ekonomi sosialis ini menganggap bahwa agama dan budaya merupakan sebuah
ancaman bagi semangat sosialisme. Hal ini membuktikan bahwa agama islam tidak
menyarankan adanya sistem ekonomi sosialis.

Melalui Al-Qur’an, Allah memberitahukan bahwa Dia tidaklah menyerahkan urusan


penghidupan dan bagian-bagian hidup mereka di dunia ini kepada manusia. Hanya Allah
SWT. lah yang yang mengatur pembagian penghidupan makhluknya. Allâh SWT berfirman
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami-lah yang menentukan
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka
atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian
yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” [Az –
Zukhruf/43:32].

Dalam surah Az-Zukhruf ayat 32 menunjukkan penolakan terhadap keinginan orang-


orang musyrik yang tak mau menerima pengangkatan Muhammad saw sebagai rasul; seakan-
akan merekalah yang paling berhak dan berwenang membagi-bagi dan menentukan siapa
yang pantas menerima rahmat Tuhan.

Pada sistem ekonomi sosialis ini dapat dikatakan adanya sekelompok orang yang
merampas harta-harta milik masyarakat karena hawa nafsu, Allah telah melarang kita untuk
mengikuti hawa nafs. Karena itu pada kenyataannya yang dilakukan orang-orang sosialis ini
mengingkari perintah Allah dan rasul dengan mengambil alih sumber kekayaan masyarakat
dan merampas hak milik pribadi dengan tujuan untuk meratakan masyarakat dalam
penghidupan sosial merupakan perbuatan yang batil, karena dengan bagaimanapun tidak
mungkin dapat terealisasikan.

Para penguasa dan orang-orang yang berada dalam lingkaran pemegang kekukasaan,
itulah orang-orang yang menikmati hidup dengan penuh kemakmuran, kesejahteraan.
Sementara masyarakat lapisan bawah tidak dapat merasakan hidup dengan kesejateraan,
merasa terzhalimi dan segala hal, bahkan apa yang mereka usahakan merupakan hasil dari
usaha tangan-tanganya masyarakat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai