Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

SISTEM EKONOMI
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi
Dosen pengampu : Wardani, M.Pd

Disusun oleh:

KELOMPOK 1

1. Auliya Ahsanil Kholqy (2301072002)

2. Nabita Deassy Sabilla (2301070020)

3. Rahmania Chintya Maharani (2301070026)

4. Sumita Novera Hairisah (2301070030)

PRODI TADRIS ILMU PENDIDIKAN SOSIAL (IPS)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGUGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan keberkahannya sehingga kami dapat menyelesaikan karya akademik
tentang “SISTEM EKONOMI”. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah andil dalam pengerjaan makalah ini. Tentunya tidak akan maksimal
jika tidak didukung oleh berbagai pihak.
Sebagai pengatur, kami memahami bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan, baik dalam penataan maupun dalam ilmu bahasa. Oleh karena itu,
dengan rendah hati kami mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk
penyempurnaan karya ilmiah ini. Semoga makalah yang telah kami susun
ini bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi para pembaca.

Metro, 22 Februari 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................................1

B. Rumuasan Masalah.....................................................................................................................2

C. Tujuan Rumusan Masalah...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, Campuran, dan Tradisional............................3

B. Kelebihan dan Kekurangan dari Masing-masing Sistem Ekonomi tersebut..............................8

C. Sistem Ekonomi yang Diterapkan Dalam Suatu Negara atau Masyarakat...............................21

BAB III PENUTUP..............................................................................................................................27

A. Kesimpulan...............................................................................................................................27

B. Saran.........................................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................29

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem ekonomi merujuk pada cara negara atau masyarakat mengelola
sumber daya ekonomi mereka, termasuk faktor produksi seperti tenaga kerja, modal,
dan sumber daya alam. Ada empat jenis sistem ekonomi utama: kapitalis, sosialis,
campuran, dan tradisional.
Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem di mana produksi dan distribusi
barang dan jasa ditentukan oleh mekanisme pasar, dengan sedikit campur tangan
pemerintah. Dalam sistem ini, individu dan perusahaan bertindak atas kepentingan
pribadi mereka, dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan. Kelebihan dari
sistem ini adalah mendorong inovasi dan efisiensi ekonomi, namun kelemahannya
adalah dapat meningkatkan kesenjangan sosial dan ketidaksetaraan.
Sistem ekonomi sosialis, di sisi lain, menempatkan kepemilikan dan kontrol
atas produksi di tangan negara atau masyarakat sebagai keseluruhan. Tujuan
utamanya adalah memastikan kesetaraan sosial dan distribusi yang adil.
Kelebihannya adalah mengurangi kesenjangan sosial dan memberikan perlindungan
sosial, tetapi kekurangannya adalah dapat menghambat inovasi dan motivasi individu
untuk bekerja keras.
Sistem ekonomi campuran adalah kombinasi dari elemen-elemen kapitalis
dan sosialis, di mana pemerintah dan pasar sama-sama berperan dalam mengatur
ekonomi. Negara biasanya campur tangan dalam bidang-bidang seperti pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur, sementara sektor swasta beroperasi dalam kegiatan
ekonomi lainnya. Kelebihannya adalah menggabungkan keunggulan kedua sistem
sebelumnya, namun kelemahannya adalah kompleksitas dalam pengaturan dan risiko
terjadinya intervensi yang tidak efektif.
Sistem ekonomi tradisional, seperti yang ditemukan dalam masyarakat adat
atau pedesaan, didasarkan pada kebiasaan, tradisi, dan nilai-nilai yang turun temurun.
Produksi dilakukan sesuai dengan cara yang telah ada selama bertahun-tahun, dan
keputusan ekonomi didasarkan pada kebutuhan dan norma-norma sosial.

4
Kelebihannya adalah mempertahankan kestabilan sosial dan keberlanjutan
lingkungan, tetapi kekurangannya adalah dapat membatasi inovasi dan pertumbuhan
ekonomi.
Setiap negara atau masyarakat biasanya menerapkan salah satu dari sistem
ekonomi tersebut, atau memiliki campuran dari beberapa sistem, tergantung pada
nilai, kebijakan, dan tujuan ekonomi yang ingin dicapai. Misalnya, Amerika Serikat
dikenal dengan sistem ekonomi kapitalisnya yang viberli, sementara Swedia dikenal
dengan sistem ekonomi sosialisnya yang menganut prinsip kesejahteraan sosial yang
kuat. Beberapa negara, seperti Indonesia, menerapkan sistem ekonomi campuran
dengan campuran antara pasar bebas dan campur tangan pemerintah dalam sektor-
sektor strategis.

B. Rumuasan Masalah
Dalam konteks ini, rumusan masalah yang dapat diajukan adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian sistem ekonomi kapitalis, sosialis, campuran, dan tradisional?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem ekonomi tersebut?
3. Apa saja sistem ekonomi yang diterapkan dalam suatu negara atau
masyarakat?

C. Tujuan Rumusan Masalah


Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah untuk memahami antara sistem
ekonomi kapitalis, sosialis, campuran, dan tradisional, serta mengetahui kelebihan
dan kekurangan dari masing-masing sistem ekonomi tersebut. Dengan memahami hal
tersebut, diharapkan dapat membantu dalam memilih sistem ekonomi yang tepat
untuk diterapkan dalam suatu negara atau masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, Campuran, dan Tradisional


1. Kapitalis
Sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh kekuatan pasar
(permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi kapitalis memberikan
kebebasan seutuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada setiap orang
untuk memperoleh keuntungan yang seperti dia inginkan. Ciri-ciri sistem
ekonomi kapitalis antara lain menerapkan sistem persaingan bebas,
kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi, peranan pemerintah
dibatasi, dan peranan modal sangat penting.
Sistem ekonomi kapitalis didasarkan pada prinsip swasta memiliki
dan mengendalikan alat produksi. Produksi, distribusi, dan pertukaran barang
dilakukan oleh pesaing swasta yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan
dan mengoptimalkan laba. Pemerintah berperan minimal, yaitu menjaga
ketertiban dan peraturan dasar mengenai hak milik pribadi, kontrak, dan mata
uang yang stabil. Pasar bebas menjadi mekanisme pengalokasian sumber
daya di bawah sistem ini. Konsumen berperan penting karena selera dan
keinginan konsumen menentukan arah produksi barang dan jasa. Inovasi dan
kreativitas diyakini akan berkembang di bawah sistem ekonomi ini karena
adanya insentif untuk mencapai laba yang maksimal.
Para ilmuwan sepakat bahwa kapitalisme merupakan revolusi
fundamental dalam pembentukan masyarakat modern. Kapitalisme tidak
hanya dianggap sebagai proses ekonomi, tetapi juga sebagai suatu peradaban
yang berakar pada sebuah ideologi dan kemudian mencerminkan suatu gaya
hidup. Kapitalisme adalah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak
milik privat atas alat-alat produksi dan distribusi, yang dimanfaatkan untuk
mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif. Sistem ekonomi
kapitalis memberikan kebebasan yang cukup besar bagi pelaku ekonomi
untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atas

6
sumberdaya ekonomi atau faktor-faktor produksi. Dalam sistem ekonomi ini,
terdapat keleluasaan bagi perorangan untuk memiliki sumberdaya, seperti
kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, serta persaingan
antar badan usaha di mana setiap orang menerima imbalan berdasarkan
prestasi kerjanya.
Adam Smith, melalui bukunya yang terbit pada tahun 1776 dengan
judul "An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,"
menghendaki setiap orang diberi kebebasan untuk bekerja dan berusaha
dalam persaingan sempurna dengan meniadakan sama sekali intervensi
pemerintah. Smith berpendapat bahwa dalam kondisi persaingan bebas,
kepentingan individual yang dipandu oleh "tangan tak terlihat" pasar akan
secara otomatis mengarah pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Pandangan ini menjadi dasar pemikiran ekonomi liberal yang menekankan
pentingnya pasar bebas dan keterbatasan campur tangan pemerintah dalam
aktivitas ekonomi.1

2. Sosialis
Sistem ekonomi sosialis dapat dilihat sebagai respons terhadap
kekurangan sistem ekonomi kapitalis, yang dianggap sebagai penyebab
ketidakmerataan kesejahteraan. Di dalam sistem ekonomi kapitalis, keputusan
ekonomi sepenuhnya bergantung pada mekanisme pasar yang beroperasi.
Sebaliknya, dalam sistem ekonomi sosialis, pemerintah memiliki peran besar
dalam mengatur ekonomi negara, mulai dari perencanaan hingga pengawasan
perekonomian.
Penggunaan istilah "sosialisme" dalam kehidupan sehari-hari bisa
merujuk pada berbagai hal, tidak hanya sebagai sistem ekonomi. Istilah ini
juga dapat mencakup falsafah, ideologi, cita-cita, ajaran, atau gerakan
tertentu. Beberapa orang mengartikan sosialisme sebagai sistem ekonomi di
mana pemerintah memiliki sedikit intervensi, tidak nasionalisasi industri-

1
Agustiati Agustiati, “SISTEM EKONOMI KAPITALISME,” Academica 1, no. 2 (8 April
2014), http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/academica/article/view/2326.

7
industri besar seperti pertambangan, jalan, jembatan, kereta api, dan
sebagainya, tetapi hanya bertindak sebagai pengawas.
Namun, dalam bentuk paling lengkapnya, sosialisme melibatkan
kepemilikan kolektif atas semua alat produksi, termasuk tanah pertanian, oleh
negara, dengan menghilangkan kepemilikan swasta. Pada tingkat ekstrim,
sosialisme dapat berkembang menjadi komunisme, di mana semua keputusan
ekonomi direncanakan dan dikontrol oleh kekuasaan pusat. Komunisme
sering kali dianggap sebagai bentuk paling ekstrim dalam spektrum sosialis,
karena mencapainya seringkali melalui revolusi.
Dalam masyarakat sosialis, nilai kolektivisme atau kebersamaan
menjadi penting. Salah satu bentuk ekstrimnya adalah komunisme, di mana
semua keputusan ekonomi dikendalikan oleh pemerintah atau kekuasaan
pusat. Istilah lain yang sering dikaitkan dengan sistem sosialis ini adalah
"perekonomian komando" atau "sistem ekonomi totaliter". Selain itu, istilah
"anarkisme" juga digunakan untuk merujuk pada kondisi sosial di mana
pemerintahan tidak melakukan paksaan terhadap individu, tetapi
kebijaksanaannya dipercayakan kepada asosiasi individu secara bebas dalam
sistem kemasyarakatan yang ada.
Sistem ekonomi sosialis menganut prinsip bahwa faktor-faktor
produksi seperti tanah, modal, dan sumber daya alam dimiliki dan dikelola
secara kolektif oleh negara atau koperasi. Pemerintah berperan besar dalam
merencanakan dan mengontrol aktivitas ekonomi. Tujuan utamanya adalah
kesejahteraan sosial dan pemerataan pendapatan. Produksi dan distribusi
barang diarahkan berdasarkan rencana pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan dasar seluruh penduduk. Motif untuk mencapai keuntungan
pribadi tidak mendorong sistem ini.2
Sistem ekonomi sosialis memiliki beberapa prinsip dasar yang
membedakannya dari sistem ekonomi lainnya, seperti kapitalis atau
campuran. Prinsip utama dari sistem ini adalah kepemilikan kolektif atau
publik atas sumber daya ekonomi, termasuk tanah, alat produksi, dan sumber
2
Adib Daenuri, “SISTEM EKONOMI KAPITALIS, SOSIALIS DAN ISLAM” 18, no. 1
(2017): 77.

8
daya alam. Kepemilikan ini sering kali diwakili oleh negara atau masyarakat
secara keseluruhan, bukan oleh individu atau perusahaan swasta.
Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis mencakup perencanaan ekonomi
yang terpusat, di mana keputusan ekonomi utama seperti alokasi sumber
daya, produksi barang dan jasa, serta distribusi kekayaan dilakukan oleh
pemerintah atau lembaga perencanaan ekonomi yang ditunjuk. Hal ini
bertujuan untuk mencapai kesetaraan sosial dan mengatasi masalah
ketidakadilan dalam distribusi kekayaan.
Selain itu, dalam sistem ekonomi sosialis, ada penekanan pada
kepentingan kolektif daripada kepentingan individual. Prinsip solidaritas
sosial sangat ditekankan, dengan tujuan memastikan bahwa semua anggota
masyarakat memiliki akses yang sama terhadap kebutuhan dasar seperti
pendidikan, perumahan, kesehatan, dan pekerjaan.
Sistem ekonomi sosialis juga seringkali melibatkan adanya
perlindungan sosial yang kuat bagi warganya, seperti sistem jaminan sosial,
tunjangan pengangguran, dan akses universal ke layanan kesehatan. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan sosial secara umum. Meskipun memiliki tujuan yang mulia,
sistem ekonomi sosialis juga memiliki kelemahan, seperti kurangnya insentif
bagi inovasi dan produktivitas, serta potensi untuk penyalahgunaan kekuasaan
oleh pemerintah yang mengendalikan ekonomi secara penuh.3

3. Campuran
Suatu sistem yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada
setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur
tangan pemerintah. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk
menjamin kesejahteraan masyarakat.
Sistem ekonomi campuran adalah campuran antara sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis. Sebagian faktor produksi dimiliki secara pribadi,
sebagian lagi dimiliki secara kolektif oleh negara.
3
Ali syariati, Sosialisme Islam Ali Syariati: Ali Syariati (Yogyakarta: Abbaz Production,
2013), 54.

9
Pemerintah ikut campur tangan dalam mengatur pasar dan ekonomi,
tetapi masih memungkinkan adanya usaha swasta dan kepemilikan pribadi.
Pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan barang dan layanan
publik seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Pasar beroperasi
berdasarkan mekanisme pasokan dan permintaan, namun pemerintah dapat
melakukan intervensi untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi dan sosial
seperti kelangsungan usaha, pengangguran, dan inflasi.
Sistem ekonomi campuran merupakan dari sistem ekonomi pasar dan
terpusat, dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam
memecahkan masalah ekonomi. Atau Sistem ekonomi campuran merupakan
perpaduan antara sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis.

4. Tradisional
Sistem ekonomi tradisional adalah sistem di mana kegiatan ekonomi
didasarkan pada kebiasaan, tradisi, dan nilai-nilai yang telah ada dalam
masyarakat selama bertahun-tahun. Dalam sistem ini, produksi barang dan
jasa dilakukan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan secara turun-
temurun, tanpa adanya perubahan yang signifikan dari generasi ke generasi.
Sistem ekonomi tradisional sering ditemui di masyarakat agraris yang masih
mempertahankan pola hidup dan cara berproduksi yang sama seperti leluhur
mereka.
Sistem ekonomi tradisional berkembang di masyarakat agraris yang
sederhana. Ekonomi berbasis pada produktivitas keluarga kecil dan
pertukaran barter.
Teknologi produksi sangat sederhana seperti alat-alat tangan.
Aktivitas ekonomi didasarkan pada siklus musiman untuk bertani dan
berburu. Masyarakat bergantung pada sumber daya alam setempat dan
memiliki ketergantungan yang kuat terhadap lingkungan alam. Tujuan
ekonomi lebih ke arah kebutuhan keluarga daripada pertumbuhan ekonomi
dan laba.

10
Pengambilan keputusan dalam sistem ekonomi tradisional didasarkan
pada kebiasaan dan aturan yang telah ada dalam masyarakat. Misalnya,
pemilihan jenis tanaman yang akan ditanam atau jenis barang yang akan
diproduksi dilakukan berdasarkan pada apa yang telah dilakukan oleh
generasi sebelumnya, tanpa adanya analisis pasar atau pertimbangan ekonomi
lainnya. Sistem ini juga seringkali menetapkan peran sosial dan ekonomi
yang jelas bagi setiap anggota masyarakat berdasarkan pada faktor-faktor
seperti jenis kelamin, usia, atau keturunan.
Salah satu ciri utama dari sistem ekonomi tradisional adalah adanya
saling ketergantungan antaranggota masyarakat. Kegiatan ekonomi dilakukan
secara bersama-sama, dan hasil produksi sering dibagi secara merata di antara
anggota masyarakat. Sistem ini juga cenderung mempertahankan stabilitas
sosial dan ekonomi dalam masyarakat, karena perubahan yang terjadi relatif
lambat dan terkendali.
Meskipun sistem ekonomi tradisional masih ada di beberapa
masyarakat, banyak yang telah beralih ke sistem ekonomi yang lebih modern
seperti kapitalisme atau sosialisme. Hal ini disebabkan oleh adanya tekanan
dari faktor-faktor seperti globalisasi, teknologi, dan perubahan sosial yang
membuat model tradisional menjadi kurang relevan atau efisien dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat modern.4

B. Kelebihan dan Kekurangan dari Masing-masing Sistem Ekonomi tersebut


1. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Kapitalis
a. Kelebihan
Sistem ekonomi kapitalis memiliki beberapa kelebihan yang
membuatnya menarik bagi banyak negara. Salah satu kelebihannya adalah
mendorong inovasi dan efisiensi ekonomi. Karena sistem ini didasarkan
pada prinsip persaingan pasar dan keuntungan pribadi, perusahaan
cenderung mencari cara untuk meningkatkan efisiensi mereka dan

4
Indah M, Ekonomi SMA/MA Kls X (Diknas) (Grasindo, t.t.), 20.

11
mengembangkan produk dan layanan baru, yang pada akhirnya dapat
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.

Selain itu, sistem ekonomi kapitalis juga dapat menciptakan


lapangan kerja yang lebih banyak. Karena perusahaan berusaha untuk
menghasilkan keuntungan, mereka cenderung mempekerjakan lebih
banyak orang untuk meningkatkan produksi mereka, yang pada gilirannya
dapat mengurangi tingkat pengangguran.
Sistem ekonomi kapitalis juga dapat memberikan kebebasan
ekonomi yang lebih besar bagi individu. Dengan adanya kepemilikan
pribadi atas sumber daya ekonomi, individu memiliki kebebasan untuk
memilih pekerjaan, berinvestasi, dan mengelola kekayaan mereka sesuai
dengan keinginan mereka sendiri.
Dengan demikian, kelebihan sistem ekonomi kapitalis, seperti
mendorong inovasi dan efisiensi ekonomi, menciptakan lapangan kerja
yang lebih banyak, dan memberikan kebebasan ekonomi bagi individu,
membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi banyak negara yang
mencari pertumbuhan ekonomi yang cepat dan berkelanjutan.
 Inovasi dan Efisiensi: Sistem ekonomi kapitalis mendorong
inovasi dan efisiensi karena persaingan antarprodusen untuk
mendapatkan keuntungan. Hal ini mendorong pengembangan
teknologi baru dan peningkatan efisiensi produksi.
 Kebebasan Individu: Sistem ini memberikan kebebasan kepada
individu untuk memiliki, mengatur, dan menggunakan sumber
daya sesuai dengan keinginan mereka. Hal ini memungkinkan
terciptanya berbagai macam produk dan layanan yang memenuhi
kebutuhan pasar.
 Distribusi Barang dan Jasa: Sistem ini cenderung efisien dalam
mendistribusikan barang dan jasa kepada konsumen karena diatur
oleh mekanisme pasar yang responsif terhadap permintaan dan
penawaran.

12
 Pertumbuhan Ekonomi: Sistem ekonomi kapitalis sering kali
dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat karena
mendorong investasi, produksi, dan konsumsi yang lebih besar.
 Mendorong Kreativitas dan Inovasi: Persaingan dalam sistem ini
mendorong kreativitas dan inovasi dalam menciptakan produk dan
layanan baru yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan
efisiensi ekonomi.
 Pilihan Konsumen: Sistem ini memberikan banyak pilihan kepada
konsumen karena berbagai produsen bersaing untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen dengan berbagai produk dan
layanan.5
b. Kekurangan
Sistem ekonomi kapitalis memiliki beberapa kekurangan yang
perlu dipertimbangkan. Salah satu kekurangannya adalah potensi untuk
meningkatnya kesenjangan ekonomi. Karena sistem ini didasarkan pada
kepemilikan pribadi atas sumber daya ekonomi dan penentuan harga oleh
pasar, terdapat kemungkinan bahwa orang-orang yang memiliki lebih
banyak modal akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar, sementara
orang-orang yang kurang mampu dapat tertinggal.
Selain itu, sistem ekonomi kapitalis juga rentan terhadap krisis
ekonomi. Karena sifatnya yang berbasis pasar dan kompetitif, sistem ini
dapat mengalami gejolak ekonomi yang signifikan, seperti resesi atau
depresi, yang dapat berdampak negatif pada kehidupan masyarakat secara
keseluruhan. Kekurangan lain dari sistem ekonomi kapitalis adalah
kurangnya perhatian terhadap kebutuhan sosial dan lingkungan. Karena
fokusnya pada profitabilitas dan pertumbuhan ekonomi, sistem ini dapat
mengabaikan aspek-aspek sosial dan lingkungan yang penting, seperti
kesejahteraan sosial, perlindungan lingkungan, dan keadilan sosial.

5
Itang Itang dan Adib Daenuri, “SISTEM EKONOMI KAPITALIS, SOSIALIS, DAN
ISLAM” 18, no. 1 (2017).

13
Dengan demikian, meskipun sistem ekonomi kapitalis memiliki
kelebihan, seperti mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi, penting
untuk mempertimbangkan dan mengatasi kekurangannya agar sistem ini
dapat berfungsi secara optimal untuk kepentingan masyarakat secara
keseluruhan.
 Ketidaksetaraan Pendapatan: Sistem ini cenderung menyebabkan
ketidaksetaraan pendapatan karena kekayaan dan kesempatan
tidak terdistribusi secara merata di masyarakat.
 Krisis Ekonomi: Sistem ini rentan terhadap krisis ekonomi seperti
resesi karena fluktuasi pasar yang tidak terkendali dan
kecenderungan pasar untuk bergerak dalam siklus.
 Eksploitasi Sumber Daya Alam: Kritik terhadap sistem ini adalah
bahwa ia cenderung mendorong eksploitasi sumber daya alam
tanpa memperhitungkan konsekuensi jangka panjang terhadap
lingkungan.
 Ketidakpastian Ketenagakerjaan: Ketenagakerjaan dalam sistem
ini seringkali tidak stabil karena keputusan pengusaha untuk
mempekerjakan atau memecat karyawan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor ekonomi yang tidak terduga.
 Ketergantungan pada Perusahaan Besar: Sistem ini cenderung
menciptakan ketergantungan pada perusahaan besar yang dapat
mengendalikan pasar dan mengurangi persaingan yang sehat.
 Krisis Kesejahteraan: Beberapa kritikus mengatakan bahwa sistem
ini dapat menyebabkan krisis kesejahteraan karena fokus pada
keuntungan dapat mengabaikan kebutuhan sosial dan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.6

2. Kelebihan dan Kekurangan Sosialis


a. Kelebihan

6
Syamsul Effendi, “PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI ISLAM DENGAN SISTEM
EKONOMI KAPITALIS DAN SOSIALIS” 6, no. 2 (2019).

14
Sistem ekonomi sosialis memiliki beberapa kelebihan yang
menjadi alasan mengapa beberapa negara memilih untuk menerapkannya.
Sistem ini dapat mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi karena
pendapatan dan kekayaan didistribusikan secara lebih merata. Hal ini
dapat mengurangi kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan
sosial secara keseluruhan. Sistem ekonomi sosialis cenderung
memberikan perlindungan sosial yang lebih baik bagi warganya. Dengan
adanya jaminan sosial, tunjangan pengangguran, dan akses universal ke
layanan kesehatan, sistem ini dapat membantu mengurangi ketidakpastian
ekonomi yang dihadapi oleh individu dan keluarga. Sistem ekonomi
sosialis dapat mempromosikan solidaritas sosial dan rasa kebersamaan di
antara anggota masyarakat. Dengan menempatkan kepentingan kolektif di
atas kepentingan individual, sistem ini dapat menciptakan lingkungan di
mana warga saling peduli dan mendukung satu sama lain.
Sistem ekonomi sosialis dapat memungkinkan pemerintah untuk
memainkan peran yang lebih aktif dalam mengaturekonomi untuk
kepentingan publik. Dengan mengendalikan sebagian besar sumber daya
ekonomi, pemerintah dapat mengarahkan investasi ke sektor-sektor yang
dianggap penting bagi pembangunan nasional. Sistem ini juga dapat
meminimalkan dampak negatif yang seringkali terjadi dalam sistem
ekonomi kapitalis, seperti spekulasi pasar, fluktuasi harga yang tidak
stabil, dan ketidakpastian ekonomi yang berlebihan. Hal ini dapat
menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih stabil dan terkendali.
Sistem ekonomi sosialis seringkali memberikan akses yang lebih
besar kepada masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, dan perumahan
yang layak. Dengan mengutamakan kepentingan publik, pemerintah
cenderung memberikan prioritas pada pembangunan infrastruktur sosial
yang penting bagi kesejahteraan masyarakat.

Sistem ekonomi sosialis juga dapat meminimalkan risiko


eksploitasi oleh perusahaan swasta terhadap tenaga kerja. Dengan adanya

15
regulasi yang ketat dan kontrol pemerintah yang kuat, sistem ini dapat
membantu melindungi hak-hak pekerja dan mencegah penyalahgunaan
kekuasaan oleh pengusaha. Sistem ekonomi sosialis dapat
mempromosikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan karena
mengutamakan keberlanjutan lingkungan dan pemeliharaan sumber daya
alam. Dengan membatasi eksploitasi sumber daya alam demi keuntungan
pribadi, sistem ini dapat membantu menjaga keseimbangan ekologi.
Sistem ekonomi sosialis dapat meningkatkan stabilitas politik dalam
masyarakat. Dengan mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi, sistem
ini dapat mengurangi ketegangan sosial dan konflik yang seringkali
muncul dalam masyarakat yang tidak setara..7

b. Kekurangan
Sistem ekonomi sosialis cenderung mengurangi insentif individu
untuk bekerja keras atau berinovasi karena imbalan finansial yang didapat
tidak sebesar dalam sistem ekonomi kapitalis. Kurangnya motivasi ini
dapat menyebabkan produktivitas yang rendah dan kurangnya inovasi
dalam jangka panjang. Dalam sistem ekonomi sosialis, pemerintah atau
otoritas pusat memiliki kendali atas allokasi sumber daya. Hal ini dapat
mengakibatkan ketidakmampuan dalam mengalokasikan sumber daya
secara efisien, karena keputusan yang dibuat mungkin tidak berdasarkan
permintaan pasar yang sebenarnya.
Ketidakmampuan merespons perubahan pasar, Karena aliran
informasi pasar yang terbatas dan kurangnya mekanisme pasar yang
efisien, sistem ekonomi sosialis seringkali kesulitan dalam merespons
perubahan pasar dengan cepat dan tepat. Hal ini dapat mengakibatkan
surplus atau kekurangan barang dan jasa. Meskipun tujuan utama sistem
ekonomi sosialis adalah untuk mencapai kesetaraan dalam distribusi
kekayaan, namun dalam praktiknya, distribusi seringkali tidak merata dan
terkadang hanya menguntungkan kelompok elit atau pemerintah. Hal ini

7
Moh Nasuka, Pengantar Ekonomi Islam (UNISNU PRESS, 2023), 6.

16
dapat menyebabkan ketidakpuasan dan ketegangan sosial dalam
masyarakat.8

3. Kelebihan dan Kekurangan Campuran


a. Kelebihan
Sistem ekonomi campuran memiliki beberapa kelebihan yang
membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi banyak negara. Salah
satu kelebihannya adalah fleksibilitas. Dengan mencampurkan elemen-
elemen dari sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, sistem ini dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ekonomi yang berbeda-beda.
Hal ini memungkinkan adanya ruang untuk inovasi dan adaptasi terhadap
perubahan lingkungan ekonomi.
Selain itu, sistem ekonomi campuran dapat membantu
menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat secara keseluruhan. Dengan adanya campur tangan
pemerintah dalam sektor-sektor strategis, seperti pendidikan, kesehatan,
dan infrastruktur, sistem ini dapat memastikan bahwa kebutuhan dasar
masyarakat terpenuhi, sementara sektor swasta masih memiliki ruang
untuk berkembang dan menghasilkan keuntungan. Sistem ekonomi
campuran juga dapat membantu mengatasi ketimpangan ekonomi.
Dengan adanya regulasi yang tepat, sistem ini dapat memastikan bahwa
distribusi kekayaan dan kesempatan ekonomi lebih merata, sehingga
mengurangi kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin.
Dengan demikian, kelebihan sistem ekonomi campuran, seperti
fleksibilitas, keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat,
serta kemampuannya untuk mengurangi ketimpangan ekonomi,
membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi banyak negara yang
mencari solusi ekonomi yang seimbang dan inklusif.

8
Husna Ni’matul Ulya, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teori Makro Ekonomi
Konvensional dan Islam (Jawa Tengah: Penerbit NEM, 2021), 16.

17
 Keseimbangan Antara Efisiensi dan Keadilan: Sistem ekonomi
campuran mencoba untuk mencapai keseimbangan antara efisiensi
ekonomi yang diberikan oleh pasar bebas dan keadilan sosial yang
diperlukan untuk memastikan distribusi yang adil dari kekayaan dan
keuntungan ekonomi.
 Perlindungan terhadap Kesenjangan Sosial: Dengan adanya intervensi
pemerintah dalam bentuk kebijakan redistribusi, sistem ini dapat
membantu melindungi kelompok yang rentan atau kurang mampu,
sehingga mengurangi kesenjangan sosial.
 Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Sistem ekonomi campuran lebih
fleksibel dalam menghadapi perubahan lingkungan ekonomi dan
sosial. Pemerintah dapat mengintervensi ketika diperlukan untuk
mengatasi ketidakadilan atau ketidakseimbangan pasar.
 Pengaturan Monopoli dan Oligopoli: Sistem ini dapat membantu
mengatur dan mengendalikan kekuatan pasar yang berlebihan, seperti
monopoli atau oligopoli, yang dapat merugikan konsumen dan
menghambat persaingan yang sehat.
 Perlindungan Lingkungan: Dengan adanya intervensi pemerintah,
sistem ini dapat membantu melindungi lingkungan dengan
menerapkan regulasi yang ketat terhadap kegiatan ekonomi yang
merusak lingkungan.
 Diversifikasi Ekonomi: Sistem ekonomi campuran cenderung
mendorong diversifikasi ekonomi dengan mendukung sektor-sektor
yang mungkin tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari pasar
bebas, seperti sektor pertanian atau industri kecil dan menengah.
 Peningkatan Kesejahteraan Sosial: Melalui kebijakan redistribusi
pendapatan dan pemberian akses universal ke layanan dasar seperti
pendidikan dan kesehatan, sistem ini dapat meningkatkan
kesejahteraan sosial secara keseluruhan.9
b. Kekurangan
9
Fdansisca Josef Papilaya, DASAR DASAR ILMU EKONOMI (Cv. Azka Pustaka, 2022), 34.

18
Sistem ekonomi campuran, meskipun memiliki banyak kelebihan,
juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Salah
satu kekurangannya adalah kompleksitasnya. Karena campuran antara
pasar dan intervensi pemerintah, sistem ini dapat menjadi sulit untuk
dikelola dan memerlukan regulasi yang cermat untuk memastikan
keseimbangan yang tepat antara kedua elemen tersebut. Selain itu, dalam
praktiknya, pemerintah sering kali dapat terlalu intervensif atau terlalu
kurang intervensif, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam
ekonomi. Misalnya, jika pemerintah terlalu banyak campur tangan dalam
pasar, hal ini dapat menghambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Di
sisi lain, jika pemerintah terlalu sedikit campur tangan, hal ini dapat
menyebabkan ketidakadilan sosial dan ketimpangan ekonomi.
Kekurangan lain dari sistem ekonomi campuran adalah risiko
korupsi dan nepotisme. Karena adanya intervensi pemerintah dalam
sektor ekonomi, terdapat potensi untuk penyalahgunaan kekuasaan dan
penyalahgunaan sumber daya oleh pihak-pihak yang berwenang. Dengan
demikian, meskipun sistem ekonomi campuran dapat memberikan
kesempatan bagi pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan inklusif,
penting untuk memperhatikan dan mengatasi kekurangannya agar sistem
ini dapat berfungsi secara optimal untuk kepentingan masyarakat secara
keseluruhan.
 Ketidakpastian dan Inefisiensi: Kritik terhadap sistem ini adalah
bahwa intervensi pemerintah dapat menyebabkan ketidakpastian bagi
pasar dan mengakibatkan inefisiensi ekonomi karena campur tangan
yang berlebihan.
 Penyalahgunaan Kekuasaan Pemerintah: Ada risiko bahwa
pemerintah dapat menyalahgunakan kekuasaannya dalam sistem ini,
misalnya dengan memberikan preferensi kepada kelompok tertentu
atau menggunakan kebijakan ekonomi untuk kepentingan politik.
 Ketergantungan pada Keputusan Pemerintah: Ketergantungan pada
keputusan pemerintah dalam mengatur ekonomi dapat mengurangi

19
inisiatif dan kemandirian individu atau perusahaan dalam mengambil
keputusan ekonomi.
 Kesulitan dalam Menemukan Keseimbangan yang Sesuai:
Menemukan keseimbangan yang tepat antara pasar bebas dan
intervensi pemerintah dapat menjadi tantangan, karena kebutuhan dan
kondisi ekonomi dapat bervariasi dari satu negara atau periode waktu
ke periode waktu yang lain.10

4. Kelebihan dan Kekurangan Tradisional


a. Kelebihan
Sistem ekonomi tradisional memiliki sistem produksi yang relatif
sederhana. Sistem produksi didasarkan pada teknologi yang sederhana
seperti alat-alat pertanian manual, tidak menggunakan mesin. Sistem
produksi yang sederhana ini membuat masyarakat dapat dengan mudah
mempelajari dan menguasai proses produksinya. Masyarakat dapat
bekerja sama dan saling membantu dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Misalnya dalam kegiatan bercocok tanam, masyarakat akan saling
membantu mulai dari persiapan lahan hingga panen hasil. Sistem
kerjasama ini dapat memperkuat kerukunan dan solidaritas antar anggota
masyarakat.
Sistem ekonomi tradisional lebih mementingkan keseimbangan
alam. Proses produksi yang sederhana dan skala kecil membuat tidak
terjadi pengerusakan lingkungan secara besar-besaran. Masyarakat pun
belum banyak menggunakan bahan kimia dan pestisida sehingga tetap
menjaga kelestarian lingkungan. Hasil produksi utamanya berupa bahan
pangan yang dikonsumsi sendiri, sedikit yang ditujukan untuk
diperdagangkan. Hal ini menjadikan masyarakat lebih aman dari segi
ketersediaan pangan. Sistem ekonomi mandiri dan swasembada pangan
membuat masyarakat tidak tergantung pada pasokan luar. Terdapat nilai-
nilai gotong royong dan kekeluargaan yang kuat. Masyarakat saling

10
Nahu Daud, Pemikiran dan Perbandingan Sistem Ekonomi (Zifatama Jawara, t.t.), 108.

20
membantu dan tolong menolong dalam menghadapi berbagai persoalan
ekonomi seperti kekurangan hasil panen. Nilai-nilai sosial ini turut
memperkuat ikatan dan kerukunan antar anggota masyarakat.
Sistem ekonomi tradisional memiliki kelebihan dan kekurangan
yang perlu dipertimbangkan dalam konteks keberlanjutan dan efisiensi
ekonomi. Beberapa kelebihan sistem ini termasuk:

 Stabilitas Sosial: Sistem ekonomi tradisional cenderung


menciptakan stabilitas sosial dalam masyarakat karena nilai-nilai
dan aturan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini
dapat mengurangi ketegangan sosial yang mungkin timbul akibat
perubahan yang terlalu cepat.
 Pemanfaatan Sumber Daya Lokal: Karena didasarkan pada
kebiasaan dan tradisi lokal, sistem ini mendorong pemanfaatan
sumber daya lokal secara efisien sesuai dengan kondisi geografis
dan lingkungan tempat tinggal masyarakat.
 Pembagian Kerja yang Jelas: Sistem ini sering kali menetapkan
peran sosial dan ekonomi yang jelas bagi setiap anggota
masyarakat, yang dapat mengurangi konflik atau ketidakjelasan
dalam pembagian kerja.
 Pelestarian Budaya dan Tradisi: Sistem ekonomi tradisional
membantu dalam mempertahankan budaya dan tradisi lokal,
karena produksi dan konsumsi dilakukan sesuai dengan nilai-nilai
yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.11
b. Kekurangan
Sistem ekonomi tradisional memiliki sistem produksi yang relatif
sederhana. Sistem produksi didasarkan pada teknologi yang sederhana
seperti alat-alat pertanian manual, tidak menggunakan mesin. Sistem
produksi yang sederhana ini membuat masyarakat dapat dengan mudah

11
Valentine Siagian dkk., Ekonomi Dan Bisnis Indonesia (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2020), https://repository.unai.edu/id/eprint/652/.

21
mempelajari dan menguasai proses produksinya. Masyarakat dapat
bekerja sama dan saling membantu dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Misalnya dalam kegiatan bercocok tanam, masyarakat akan saling
membantu mulai dari persiapan lahan hingga panen hasil. Sistem
kerjasama ini dapat memperkuat kerukunan dan solidaritas antar anggota
masyarakat.
Sistem ekonomi tradisional lebih mementingkan keseimbangan
alam. Proses produksi yang sederhana dan skala kecil membuat tidak
terjadi pengerusakan lingkungan secara besar-besaran. Masyarakat pun
belum banyak menggunakan bahan kimia dan pestisida sehingga tetap
menjaga kelestarian lingkungan. Hasil produksi utamanya berupa bahan
pangan yang dikonsumsi sendiri, sedikit yang ditujukan untuk
diperdagangkan. Hal ini menjadikan masyarakat lebih aman dari segi
ketersediaan pangan. Sistem ekonomi mandiri dan swasembada pangan
membuat masyarakat tidak tergantung pada pasokan luar. Terdapat nilai-
nilai gotong royong dan kekeluargaan yang kuat. Masyarakat saling
membantu dan tolong menolong dalam menghadapi berbagai persoalan
ekonomi seperti kekurangan hasil panen. Nilai-nilai sosial ini turut
memperkuat ikatan dan kerukunan antar anggota masyarakat.
Sistem ekonomi tradisional memiliki beberapa kekurangan yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk berkembang dan bersaing
dalam lingkungan ekonomi yang modern. Beberapa kekurangan tersebut
meliputi:
 Keterbatasan Pertumbuhan Ekonomi: Sistem ekonomi tradisional
cenderung membatasi pertumbuhan ekonomi karena kurangnya
inovasi dan adaptasi terhadap perubahan ekonomi global.
Keterikatan pada cara-cara tradisional dapat menghambat
kemampuan untuk memanfaatkan peluang ekonomi baru.
 Ketidakpastian Pendapatan: Karena sistem ini sangat tergantung
pada faktor-faktor alam seperti cuaca dan musim, pendapatan dari
kegiatan ekonomi tradisional dapat sangat tidak stabil. Hal ini

22
dapat menyulitkan perencanaan dan pengelolaan keuangan bagi
masyarakat yang mengandalkan sistem ini.
 Ketidakadilan Gender: Sistem ekonomi tradisional sering kali
menetapkan peran yang berbeda untuk pria dan wanita, yang dapat
menyebabkan ketimpangan gender dalam akses terhadap sumber
daya ekonomi dan kesempatan kerja.
 Ketergantungan pada Sumber Daya Alam Terbatas: Sistem ini
sering kali tergantung pada sumber daya alam yang terbatas,
seperti tanah pertanian atau hasil hutan. Keterbatasan sumber daya
ini dapat menyebabkan masalah ekonomi jika tidak dikelola
dengan baik.
 Kurangnya Diversifikasi Ekonomi: Sistem ekonomi tradisional
cenderung fokus pada satu atau dua jenis kegiatan ekonomi utama,
seperti pertanian atau kerajinan tangan. Kurangnya diversifikasi
ekonomi dapat membuat masyarakat lebih rentan terhadap
fluktuasi pasar atau perubahan kondisi ekonomi.
 Kurangnya Akses terhadap Teknologi dan Infrastruktur: Karena
biasanya beroperasi di daerah pedesaan atau terpencil, masyarakat
yang mengandalkan sistem ekonomi tradisional seringkali
memiliki akses terbatas terhadap teknologi dan infrastruktur
modern. Hal ini dapat membatasi kemampuan mereka untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas ekonomi.12

C. Sistem Ekonomi yang Diterapkan Dalam Suatu Negara atau Masyarakat


Sesuai dengan namanya, pelaku utama kapitalisme negara adalah pemerintah,
bukan investor. Pemerintah memutuskan industri-industri apa, dan bahkan
perusahaanperusahaan apa, yang perlu dikembangkan. Kebijakan ekonomi
pemerintah mengarah untuk melaksanakan keputusan yang mendukung penggunaan-
penggunaan berbagai alat kebijakan untuk mendukung industri-industri atau
perusahaan-perusahaan “pemenang” yang telah dipilih. Sistem ekonomi ini tetap
12
Finny Redjeki S.E.,M.M, Konsep Dasar Eekonomi (Cipta Media Nusantara, t.t.), 123.

23
menganut mahzab kapitalisme karena pemerintah tetap mengakui dan menegakkan
hak-hak kepemilikan atas properti dan kontrak, pasar mengarahkan harga barang dan
jasa yang diproduksi, dan upah tenaga kerja yang dipekerjakan, dan beberapa
kegiatan usaha berskala kecil tetap berada di tangan sektor swasta. Berdasarkan
penelusuran pustaka setidaknya ada tiga cara terkait penggunaan istilah kapitalisme
negara. Pertama, kapitalisme negara berguna untuk menerangkan sistem saat
pemerintah mengizinkan perusahaan-perusahaan milik swasta memonopoli sebuah
sektor industri secara keseluruhan. Kedua, kapitalisme negara dapat menerangkan
cara-cara ketika pemerintah secara resmi mengambil alih kendali atas perekonomian
pasar selama masa perang. Banyak perusahaan terkemuka Jerman, Prancis, dan
Inggris tetap di tangan swasta saat Perang Dunia II meletus. Akan tetapi, begitu
konflik terjadi, pemerintah memaksakan masuk mengambil kebijakan perencanaan
ekonomi terpusat secara menyeluruh. Ketiga, kapitalisme negara menerangkan
kebijakan yang dilakukan oleh para pejabat publik pada saat terjadi sistem politik
demokrasi pasar bebas supaya industri-industri tertentu tetap berada di tangan public.
Contoh paling popular adalah kebijakan privatisasi di Inggris yang secara serentak
menswastanisasi banyak perusahaan negara, seperti British Airways, British Gas,
British Steel, British Telecom, dan British Petroleum. Namun, kebijakan privatisasi
itu sama sekali tidak menyentuh National Health Service Inggris yang tetap menjadi
perusahaan terbesar di Eropa dengan lebih dari 15 juta nama dalam daftar gajinya. 13
Sistem ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis merupakan dua sistem yang
saling bertentangan. Kedua sistem tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan.
Sistem ekonomi kapitalis yang mendorong setiap individu berusaha dengan giat,
dapat menyebabkan kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin semakin melebar.
Sebaliknya, sistem ekonomi sosialis yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat,
dapat menyebabkan individu tidak produktif karena bekerja keras atau tidak akan
tetap memperoleh hasil yang sama.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, beberapa negara tidak memilih sistem
ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis secara mutlak, melainkan mengom-
13
Itok Dwi Kurniawan dan Sri Lahir, “SISTEM KAPITALISME NEGARA SEBAGAI
ALTERNATIF SISTEM EKONOMI KERAKYATAN BERDASARKAN PANCASILA,” JURNAL
ILMIAH EDUNOMIKA 1, no. 02 (19 Agustus 2017): 87, https://doi.org/10.29040/jie.v1i02.153.

24
binasikan kelebihan setiap sistern sambil mengurangi kelemahan sistem yang lain.
Sistem ekonomi ini dikenal dengan istilah sistem ekonomi campuran (mixed
economy). Indonesia ialah salah satu contoh negara yang menganut sistem ekonomi
campuran. Negara kita menggunakan perencanaan yang terpusat seperti halnya
sistem ekonomi komando, namun pengalokasian sumber daya tetap diserahkan
kepada kekuatan pasar. Penguasaan aset juga dibedakan berdasarkan
kepentingannya. Untuk faktor produksi yang berkaitan dengan kepentingan rakyat
banyak dikuasai oleh negara, sedangkan untuk faktor produksi yang tidak terlalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat banyak boleh dimiliki oleh swasta
(perorangan).
Dari beberapa sistem ekonomi seperti pembahasan kita sebelumnya, setiap
negara berusaha mencari sistem apa yang cocok dari dapat diterapkan sesuai dengan
kondisi masyarakat. Indonesia memilih sistem ekonomi campuran yang dikenal
dengan Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) atau Demokrasi Ekonomi Sesuai dengan
ciri sistem ekonomi campuran, Sistem Ekonomi Pancasila mengambil beberapa
kelebihan serta berusaha mengurangi kelemahan dari sistem ekonomi kapitalis dan
ekonomi sosialis. Negara menguasai dan meng atur aset atau faktor produksi yang
berkaitan dengan kepentingan masyarakat (contohnya pelabuhan, air minum, listrik,
kereta api), namun sektor swasta juga diberi kesempatan berusaha di bidang lain
yang tidak dikuasai pemerintah.

a. Dasar dari Sistem Ekonomi Pancasila adalah UUD 1945 Pasal 33 yang
memuat ayat-ayat sebagai berikut. Ayat (1) Perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
b. Ayat (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
c. Ayat (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
d. Ayat (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,

25
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Berdasarkan UUD 1945, bentuk usaha yang memilih ikatan kekeluargaan dan
paling sesuai dengan masyarakat Indonesia ialah koperasi. Namun, tidak berarti
bahwa semua usaha di Indonesia harus dijalankan dalam bentuk koperasi. Begitu
juga dengan bidang yang penting bagi negara serta menguasai hajat hidup orang
banyak, tidak harus selalu dikuasai oleh negara. Dalam perkembangannya, ada
beberapa bidang yang semula dikuasai oleh negara, sekarang sudah mulai dikelola
sebagian oleh swasta. Contohnya di bidang stasiun televisi. Dahulu, kita hanya
mempunyai satu stasiun televisi milik pemerintah. Akan tetapi, sejak dihapuskannya
monopoli TVRI, berkembang stasiun-stasiun televisi milik swasta. Dengan adanya
perubahan kebijakan ini, kita memperoleh sumber informasi yang semakin luas.14
Istilah "Ekonomi Pancasila baru muncul pada tahun 1967 dalam suatu artikel
Dr. Emil Salim. Ketika itu belum begitu jelas apa yang dimaksud dengan istilah itu.
Istilah itu menjadi lebih jelas ketika pada tahun 1979. Emil Salim membahas kembali
yang dimaksud dengan "Ekonomi Pancasila. Pada pokoknya "Ekonomi Pancasila
adalah suatu konsep kebijaksanaan ekonomi, setelah mengalami pergerakan seperti
bandul jam dari kiri ke kanan, hingga mencapai titik keseimbangan. Kekanan artinya
bebas mengikuti aturan pasar, sedangkan ke kiri artinya mengalami intervensi negara
dalam bentuk perencanaan memusat. Secara sederhana Ekonomi Pancasila dapat
disebut sebagai sebuah sistem ekonomi pasar dengan pengendalian pemerintah atau
"ekonomi pasar terkendali Mungkin ada istilah- istilah lain yang mendekati
pengertian "Ekonomi Pancasila, yaitu "sistem ekonomi campuran", maksudnya
campuran antara sistem kapitalisme dan sosialisme" atau "sistem ekonomi jalan
ketiga Tetapi kedua istilah itu banyak variasinya di dunia. Sistem ekonomi yang
berlaku di Amerika Utara dan Eropa Barat umpamanya, dapat disebut sebagai sistem
ekonomi campuran, karena sudah tidak asli kapitalis, tetapi bukan pula sosialis Tapi
persepsi umum menilai bahwa sistem ekonomi AS adalah sebuah model ekonomi
kapitalis yang paling representatif, sedangkan sistem ekonomi di Uni Soviet (dulu
14
Mohammad Yasin dan Sri Echawati, Ekonomi (IPS Terpadu) SMP kls 8 (Jakarta: Ganeca
Exact, 2007), 51.

26
sampai 1991) atau RRC adalah model ekonomi sosialis yang paling baku. Barangkali
yang lebih mendekati model ekonomi campuran adalah sistem ekonomi Inggris atau
negara-negara Eropa Barat yang lazim disebut juga sebagai negara kesejahteraan
(welfare state).
Dalam sebuah bukunya "Peace by Peaceful Means Peace and Conflict,
Development and Civilization, Oslo, 1996 (diterjemahkan sebagai Studi Perdamaian
Perdamaian dan Konflik, Pembangunandan Peradaban, Jakarta, 2003), pemikir
radikal terkemuka, Johan Galtung. menyebut adanya 6 aliran pemikiran ekonomi
yang disimbolkannya dengan warna-warna. Yang paling dasar adalah aliran tiga
warna merah, biru dan hijau. Biru adalah lambang ekonomi kapitalis yang berintikan
pasar dan modal. Warna Merah mewakili ekonomi sosialis yang bertumpu pada
negara dan kekuasaan. Sedangkan warna Hijau mewakili ekonomi Dunia Ketika
yang sedang berkembang. yang bersendikan masyarakat sipil (civil society) dan
dialog. Ketiga aliran yang lain merupakan ekonomi campuran. Tapi pengertian
"campuran" menurut Galtung berbeda dengan persepsi umum yang bersumber dari
pandangan Samuelson dalam buku teksnya. Pertama adalah campuran antara biru,
merah dan hijau, yang menjadi warna Merah Muda atau Merah Jambu (pink). Tapi
representasi aliran Merah Muda ini adalah negara-negara Eropa Barat minus Inggris,
terutama negara-negara Nordic, yaitu negara-negara yang mengikuti konsep negara
kesejahteraan. Sedangkan campuran antara warna Biru dan Merah menghasilkan
warna Kuning yang diwakili oleh negara-negara Timur Jauh, khususnya Jepang,
Korea Selatan, Taiwan, Hongkong dan Singapore, yang menggabungkan secara tegas
unsur-unsur pasar dan negara, modal dan kekuasaan Aliran pemikiran lain yang
disebutnya adalah campuran antara Hijau, Merah Muda dan Kuning yang dinilai
sebagai kombinasi yang ideal, karena tidak langsung mencampur warna Biru dan
Merah yang paling banyak dikritik atau dalam bahasa studi perdamaian, paling
berpotensi menimbulkan konflik dan kekerasan. Aliran ini masih merupakan "angan-
angan", belum ada representasinya. Mengacu pada teori Galtung itu, gagasan
Ekonomi Pancasila adalah sah, logis, dan tidak aneh seperti tercermin dalam istilah
ejekan sistem ekonomi bukan-bukan Pancasila sering juga disebut sebagai kombinasi
antara Declaration of Independence (aliran biru) dan Manifesto Komunis (aliran

27
merall) Tetapi yang lebih tepat. Pancasila intinya adalah kombinasi tiga Ideologi,
yaitu Nasionalisme, Sosialisme dan Demokrasi, tetapi kesemuanya didasarkan pada
Humanisme dan kepercayaan Monoteisme, Bung Karno sendiri dalam salah satu
artikelnya menyebut tiga sumber ideologi, yaitu Nasionalisme, Islamisme dan
Komunisme. Sedangkan Bung Hatta menyebut tiga sumber lain, yaitu Islam,
Sosialisme dan budaya Indonesia. Jika Ekonomi Pancasila dapat dirumuskan sebagai
"ekonomi yang mendasarkan diri pada nilai-nilai Pancasila, maka Ekonomi Pancasila
sebenarnya adalah sebuah sistem Ekonomi Campuran.
Ekonomi Pancasila disebut juga sebagai ekonomi yang berasaskan
kekekeluargaan, kegotong-royongan dan kerjasama. Ini adalah nilai-nilai tradisional
yang bersumber pada budaya Indonesia. Tapi asas kekeluargaan ini, yang
berdasarkan kepada solidaritas mekanis, telah ditransformasikan menjadi solidaritas
fungsional, dengan nilai-nilai individualita dalam lembaga koperasi. Jika itu ciri
Ekonomi Pancasila maka ini tergolong dalam aliran Merah Muda atau Nordic. Lagi
pula, sistem koperasi yang dibawa oleh Hatta, dipelajarinya ketika ia berkunjung ke
negara-negara Skandinavia pada tahun 1926 bersama-sama dengan Dr. Samsi. Selain
itu, pasal 33 UUD 1945, menyebutkan bahwa cabang-cabang penting kebutuhan
rakyat dikuasai oleh negara, sehingga melahirkan BUMN. Jika ini juga ciri Ekonomi
Pancasila, maka Ekonomi Pancasila mengikuti model negara kesejahteraan Eropa
Barat. Hal ini lebih menegaskan, bahkan Ekonomi Pancasila tergolong ke dalam
aliran Merah Muda Peranan negara dalam wujud perencanaan pusat (central planning
agency) yang dilembagakan dalam Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) yang masih terus bekerja hingga sekarang, menunjukkan pula bahwa
Ekonomi Indonesia mengambil unsur Merah. Namun, Indonesia juga mengakui
peranan sektor swasta termasuk asing Pada masa Ekonomi Terpimpin (1960-1965)
mulai berkembang perusahaan perusahaan swasta besar. Pada masa Orde Baru
(1966-1998), sangat menonjol peranan konglomerasi dan perusahaan-perusahaan
multinasional hingga sekarang. Indonesia juga menganut rezim devisa bebas dan
perdagangan bebas dengan luar negeri. Ini merupakan ciri aliran Biru. Tidak terlalu
salah jika Ekonomi Indonesia (yang sebagian menyimpang dari Pancasila) sebagai
realitas ekonomi, merupakan kombinasi dari aliran Merah dan Biru dan Hijau

28
sehingga menjadi aliran Merah Muda. Cuma dalam aliran Merah Muda Galtung,
warna-warna itu adalah warna- warna yang lemah atau kombinasi yang lemah dari
tiga warna itu. Di sini kita melihat adanya kontradiksi antara Ekonomi Pancasila dan
realitas Ekonomi Indonesia Itulah maka, Mubyarto, Sri-Edi Swasono dan Sritua
Arief, melakukan kritik yang tajam terhadap realitas Ekonomi Indonesia yang
bercorak kapitalis.15

15
Dr Jiuhardi M.M S. E., EKONOMI PANCASILA DALAM MENGHADAPI ERA
INDUSTRIALISASI (Surabaya: Cipta Media Nusantara, t.t.), 25.

29
BAB
III PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem ekonomi kapitalis, sosialis, campuran, dan tradisional adalah empat
model utama yang menggambarkan cara pemerintah, pasar, dan individu berinteraksi
dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi. Sistem ekonomi kapitalis, yang dianut
oleh banyak negara Barat, didasarkan pada kepemilikan pribadi atas sumber daya
ekonomi dan penentuan harga oleh mekanisme pasar. Sistem ini mendorong
persaingan yang sehat dan inovasi, tetapi juga dapat menyebabkan ketidaksetaraan
ekonomi yang signifikan. Di sisi lain, sistem ekonomi sosialis menempatkan
pemerintah sebagai pemilik dan pengelola utama sumber daya ekonomi. Tujuan
utamanya adalah menciptakan kesetaraan sosial dan menghilangkan ketimpangan
ekonomi. Namun, sistem ini sering dikritik karena kurangnya insentif untuk inovasi
dan efisiensi ekonomi. Sistem ekonomi campuran menggabungkan elemen-elemen
dari kedua sistem sebelumnya. Di dalamnya, pemerintah memiliki kontrol atas
beberapa sektor strategis sementara sektor swasta beroperasi di sektor lainnya. Hal
ini memungkinkan adanya kesempatan bagi inovasi dan pertumbuhan ekonomi,
sambil menjaga keadilan sosial. Sistem ekonomi tradisional, yang biasanya
ditemukan di masyarakat tradisional atau agraris, didasarkan pada kebiasaan, adat,
dan nilai-nilai yang diteruskan dari generasi ke generasi. Sistem ini sering kali tidak
efisien secara ekonomi, tetapi memiliki nilai-nilai sosial dan budaya yang kuat.
Kesimpulannya, setiap sistem ekonomi memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Tidak ada sistem yang sempurna, dan pilihan sistem ekonomi yang
tepat tergantung pada nilai-nilai, tujuan, dan kondisi masyarakat tertentu. Oleh
karena itu, penting untuk terus mempertimbangkan dan mengevaluasi sistem
ekonomi agar dapat menghasilkan hasil yang optimal untuk masyarakat.

B. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini.
Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang

30
adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits "al insanu minal khotto' wannisa', dan
kami juga butuh saran kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang
lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas
memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan
bangsa.

31
DAFTAR PUSTAKA

Agustiati, Agustiati. “SISTEM EKONOMI KAPITALISME.” Academica 1, no. 2 (8


April 2014).
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/academica/article/view/2326.
Daenuri, Adib. “SISTEM EKONOMI KAPITALIS, SOSIALIS DAN ISLAM” 18,
no. 1 (2017).
Daud, Nahu. Pemikiran dan Perbandingan Sistem Ekonomi. Zifatama Jawara, t.t.
Indah M. Ekonomi SMA/MA Kls X (Diknas). Grasindo, t.t.
Itang Itang dan Adib Daenuri. “SISTEM EKONOMI KAPITALIS, SOSIALIS, DAN
ISLAM” 18, no. 1 (2017).
Josef Papilaya, Fdansisca. DASAR DASAR ILMU EKONOMI. Cv. Azka Pustaka,
2022.
Kurniawan, Itok Dwi, dan Sri Lahir. “SISTEM KAPITALISME NEGARA
SEBAGAI ALTERNATIF SISTEM EKONOMI KERAKYATAN
BERDASARKAN PANCASILA.” JURNAL ILMIAH EDUNOMIKA 1, no.
02 (19 Agustus 2017). https://doi.org/10.29040/jie.v1i02.153.
M.M, Dr Jiuhardi, S. E. EKONOMI PANCASILA DALAM MENGHADAPI ERA
INDUSTRIALISASI. Surabaya: Cipta Media Nusantara, t.t.
Mohammad Yasin dan Sri Echawati. Ekonomi (IPS Terpadu) SMP kls 8. Jakarta:
Ganeca Exact, 2007.
M.Pd, Dr Moh Nasuka, SE. Pengantar Ekonomi Islam. UNISNU PRESS, 2023.
S.E.,M.M, Dr Finny Redjeki. Konsep Dasar Eekonomi. Cipta Media Nusantara, t.t.
Siagian, Valentine, Muhammad Fitri Rahmadana, Edwin Basmar, Pratiwi Bernadetta
Purba, Lora Ekana Nainggolan, Nur Arif Nugraha, Robert Tua Siregar, dkk.
Ekonomi Dan Bisnis Indonesia. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020.
https://repository.unai.edu/id/eprint/652/.
Syamsul Effendi. “PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI ISLAM DENGAN
SISTEM EKONOMI KAPITALIS DAN SOSIALIS” 6, no. 2 (2019).

32
syariati, Ali. Sosialisme Islam Ali Syariati: Ali Syariati. Yogyakarta: Abbaz
Production, 2013.
Ulya, Husna Ni’matul. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teori Makro Ekonomi
Konvensional dan Islam. Jawa Tengah: Penerbit NEM, 2021.

33

Anda mungkin juga menyukai