Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Judul :
“Ekuitas kapitalis, sosialis dan islami”

Kelompok 4 :

Irwani (210420037)

Yulisa (210420040)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022
DAFTAR ISI
BAB I

1.1 Pendahuluan
1.1.1 Rumusan Masalah

BAB II

2.1 Pembahasan

2.1.1 Endownment dan Efficiency Gap dalam sistem kapita


2.2.2 Ciri-Ciri Sistem ekonomi Kapitalis

2.2.3 Kelebihan dari sistem kapitalis

2.2.4 Kelemahan Dari Sistem kapitalis

2.2. Pengertian Endowment dan Efisiensi Gap dalam sistem sosialis

2.3.1 Kelebihan sistem ekonomi sosialis

2.3.2 Kelemahan sistem ekonomi sosialis

2.3. Pengertian Endownment dan Efficiency Gap dalam sistem islami

2.3.3 Prinsip Ekonomi Islam

2.3.4 Ciri – Ciri Sistem ekonomi Islam

BAB III

3.1 KESIMPULAN

3.2 DAFTAR PUSTAKA


BAB I
1.1 PENDAHULUAN
Pendahuluan Dalam pandangan ekonomi konvensional, ilmu
ekonomi adalah studi tentang pemanfaatan sumber daya yang
langka atau terbatas, untuk memenuhi kebutuhan manusia yang
tidak terbatas. Ekonomi merupakan studi yang membahas
bagaimana menggunakan atau mengalokasikan sumber-sumber
daya ekonomi yang terbatas jumlahnya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas. Disini berarti terjadi
pertentangan antara kebutuhan dan keinginan manusia yang
sifatnya tidak terbatas, dengan kapasitas sumberdaya yang
terbatas. Oleh karenanya yang menjadi masalah pokok dalam
suatu sistem ekonomi menurut teori ekonomi konvensional
adalah kelangkaan dan keinginan manusia yang tidak terbatas.

Sistem ekonomi yang dikenal oleh masyarakat secara global


adalah sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Sistem kapitalis
dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan
semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas. Usaha
kapitalis ini didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk
memenuhi kebutuhan. Kebebasan ini mengakibatkan tingginya
persaingan diantara sesamanya untuk bertahan. Sistem ekonomi
kapitalis memiliki beberapa kecenderungan antara lain:
kebebasan memiliki harta secara perorangan. Kebebasan
ekonomi dan persaingan bebas. Serta ketimpangan ekonomi.
Sedangkan sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan
kemakmuran bersama. Filosofi ekonomi sosialis, adalah
bagaimana bersama-sama mendapatkan kesejahteraan. Ciri-ciri
ekonomi sosalis diantaranya: pemilikan harta oleh negara,
kesamaan ekonomi, dan disiplin politik.
Selain dikenal dua sistem ekonomi tersebut yaitu kapitalis
dan sosialis, masyarakat juga mengenal sistem ekonomi lainnya,
yaitu sistem ekonomi islam, yang sebenarnya telah ada sejak 14
abad yang lalu. Pemikiran ekonomi islam diawali sejak Nabi
Muhammad SAW dipilih sebagai seorang Rasul. Sistem
ekonomi islam, lebih berkaitan dengan bangunan masyarakat
yang perilakunya lebih didasarkan atas sumber islam. Al-Qur’an
dan al-Hadits. Sistem ekonomi islam dapat dipraktekan oleh
masyarakat manapun juga. Prinsip dasar ekonomi islam adalah
kebebasan individu, hak terhadap harta, ketidaksamaan ekonomi
dalam batas yang wajar, jaminan sosial, distribusi kekayaan,
larangan menumpuk kekayaan. Dan kesejahteraan individu dan
masyarakat.
Perbedaan antara Ekonomi Islam dengan Konvensional
bukan hanya pada hal-hal yang aplikatif, namun terdapat
pebedaan yang mendasar secara falsafah yang digunakan pun
telah berbeda. Oleh sebab itu, pemahaman tentang perbedaan
kedua sistem ini sangat diperlukan, untuk mengetahui dan
menentukan sistem ekonomi yang paling baik untuk
diaplikasikan dalam kehidupan kita. Karena kehidupan manusia
selalu berkaitan dengan permasalahan ekonomi, baik untuk
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan, maupun sebagai media
untuk melakukan ibadah.

1.1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, ada
beberapa masalah yang akan diteliti dalam penulisan tesis ini, yaitu:

1. Apa pengertian sistem ekonomi Kapitalis


2. Apa Prinsip Ekonomi Islam
3. Kelebihan dan kelemahan ekonomi sosialis
BAB ll

2.1 Pembahasan

2.1.1 Endownment dan Efficiency Gap dalam sistem kapitalis


Sistem Ekonomi Kapitalis adalah sistem perekonomian yang
memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang,
manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam
sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan
kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan,
tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi. [1]

Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur


nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas
bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua
orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan
bebas dengan berbagai cara.

2.2.2 Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalis:

a. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi

b. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar

e. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang


selalu mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri

d. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman


Yunani Kuno (hedonisme) Dalam sistem perokonomian ini juga
terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan.

2.2.3 Kelebihan dari sistem kapitalisme


1. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan
distribusi barang-barang.

2. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya


kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya.

3. Pengawasan politik dan social sangat minimal, karena tenaga,


waktu, dan biaya yang diperlukan lebih kecil.

2.2.4 kelemahan dari sistem kapitalisme

1. Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak


sempurna dan persaingan monopolistic

2. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara


efisien, karena adanya faktor faktor eksternalitas (tidak
memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).

2.2 Endowment dan Efisiensi Gap dalam sistem sosialis

Sistem Ekonomi Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang


memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.
Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan
perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas, dan
lain sebagainya. 121

Sistem ekonomi sosialis merupakan suatu sistem ekonomi dengan


kebijakan atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih
baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan
produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana yang
diharapkan.

Sistem Ekonomi Sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu


hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai
Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor
produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial.
.Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis:

1.Lebih mengutamakan kebersamaan

a. Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedangkan


individu-individu fiksi belaka.

b. Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem


sosialis.

2.Peran pemerintah sangat kuat

a. Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga


tahap pengawasan.

b. Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh


negara.

3.Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi

a. Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran


kolektivisme (masyarakat sosialis)

b. Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran


individualisme (masyarakat kapitalis)

Kelebihan sistem ekonomi sosialis:

1. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan


masalah ekonomi lainnya

2.Pasar barang dalam negeri berjalan lancar

3. Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga

4.Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan

5. Jarang terjadi krisis ekonomi

Kelemahan sistem ekonomi sosialis:


1. Mematikan inisiatif individu untuk maju
2. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
3. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya

2.3 Endownment dan Efficiency Gap dalam sistem islami

Secara sederhana bisa dikatakan, bahwa sistem ekonomi Islam


adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-
nilai Islam. Sumber dari keseluruhan nilai tersebut sudah tentu Al-
Quran, As-Sunnah, ijma’ dan qiyas. Nilai-nilai sistem ekonomi Islam
ini merupakan bagian integral dari keseluruhan ajaran Islam yang
komperhensif dan telah dinyatakan Allah Swt. Sebagai ajaran yang
sempurna. [3]
Karena didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi
Islam tentu saja akan berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang
didasarkan pada ajaran kapitalisme, dan juga berbeda dengan sistem
ekonomi sosialis yang didasarkan pada ajaran sosialisme. Memang,
dalam beberapa hal, sistem ekonomi Islam merupakan kompromi
antara kedua sistem tersebut, namun dalam banyak hal sistem
ekonomi Islam berbeda sama sekali dengan kedua sistem tersebut.
Sistem ekonomi Islam memiliki sifat-sifat baik dari kapitalisme dan
sosialisme, namun terlepas dari sifat buruknya.

2.3.3 Prinsip Ekonomi Islam

Prinsip-prinsip ekonomi Islam secara garis besar dapat dijabarkan


sebagai berikut:
1) Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah kepada
manusia, sehingga pemanfaatannya haruslah bisa
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Implikasinya adalah
manusia harus menggunakannya dalam kegiatan yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lainlai
2) Kepemilikan pribadi diakui dalam batas-batas tertentu yang
berhubungan dengan kepentingan masyarakat dan tidak
mengakui pendapatan yang diperoleh secara tidak sah.
3) Bekerja adalah kekuatan penggerak utama kegiatan ekonomi
Islam. [4]
Dalam Al-Quran dijelaskan sebagai berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu: Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-
Nisaa”: 29).

Islam mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang untuk mendapatkan


materi/harta dengan berbagai cara, asalkan mengikuti aturan yang telah
ditetapkan. Hal ini dijamin oleh Allah bahwa Allah telah menetapkan rizki setiap
makhluk yang diciptakan-Nya.

4) Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir orang-orang


kaya, dan harus berperan sebagai kapital produktif yang akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

5) Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya dialokasikan


untuk kepentingan orang banyak.

Prinsip ini didasari oleh sunnah Rasulullah yang menyatakan bahwa


masyarakat mempunyai hak yang sama atas air, padang rumput, dan api.

6) Seorang muslim harus tunduk kepada Allah dan hari pertanggungjawaban di


akhirat.

Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 281:

“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu
kamu semua dikembalikan kepada Allah, kemudian masing-masing diri diberi
Balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka
sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”

Kondisi ini akan mendorong seorang muslim menjauhkan diri dari hal-hal
yang berhubungan dengan maisir, gharar, dan berusaha dengan cara yang batil,
melampaui batas, dan sebagainya.

7) Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).

Zakat ini merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya yang
ditujukan untuk orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Menurut pendapat
para ulama, zakat dikenakan 2.5% untuk semua kekayaan yang tidak produktif,
termasuk di dalamnya adalah uang kas, deposito, emas, perak, dan permata, dan
10% dari pendapatan bersih investasi.

8) Islam melarang riba dalam segala bentuknya.

Hal tersebut telah jelas dituliskan dalam Al-Quran bahwa Allah


menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

2.3.4 Ciri-ciri Sistem Ekonomi Islam:

1. Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan


kegiatan ekonomi

2. Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi

3. Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan


ekonomi.

BAB III

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas, baik sistem ekonomi kapitalis, sosialis, dan sistem
ekonomi Islam mengakui kepemilikan pribadi dengan kapasitas dan pemahaman
yang berbeda. Perspektif Islam memandang kepemilikan pribadi/individu bukan
hak yang absolut, hanya merupakan “hak pembelanjaan” dan “pemanfaatan” yang
akan membawa manfaat bukan saja terhadap individu yang bersangkutan tapi juga
untuk kemaslahatan ummat karena dimensi sosialnya yang melekat. Hanya Allah
yang memiliki kedaulatan penuh terhadap semua. Ciptaannya di bumi. Manusia
tidak dipisahkan dengan Penciptanya sehingga apapun yang dimiliki harus
kembali kepada kedudukannya sebagai khafillah Allah Swt. Kebebasan

Kepemilikan Pribadi dari perspektif Kapitalis merupakan pengakuan


terhadap hak-hak pribadi yang berorientasikan kepada penghargaan manusia.
Kepemilikan pribadi adalah perwujudan HAM, sementara HAM di Barat
menempatkan manusia dalam setting yang terpisah dari Tuhan (devided God”).
Sehingga manusia memiliki kekuasaan absolut atas kepemilikan pribadi dan
tujuannya untuk mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri.
Sekarang lalu-lintas ekonomi internasional dikendalikan oleh segelintir elit,
korporasi, dan negara maju yang umumnya dari Barat. Mereka dapat melakukan
apa saja demi kepentingan dan kelestarian sumber sumber ekonomi mereka,
meski membawa kerugian di pihak atau bagian. Dunia lain. Kepemilikan pribadi
dari perspektif sosialis adalah penguasaan atas hasil produksi yang dihasilkan
secara kolektif, pembagiannya diatur oleh Negara secara sama dan adil di antara
anggota komunal. Kepemilikan yang mutlak ada pada penguasa, dan kepemilikan
lebih diutamakan untuk perusahaan perusahaan negara.

3.2 DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman Azwar Karim, 2014, Ekonomi Mikro Islam, Rajawali Pers, Jakarta. 2014.
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Cet. Ke-3. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Afzalurraham, 1995, Economic Doctrines of Islam terj. Soeroyo dan Nastangin.
Doktrin Ekonomi Islam, Darma Bakti Wakaf Yogyakarta. Agustiati, 2014, “Sistem
Ekonomi Kapitalisme”. Jurnal Universitas Tadoluko, http://
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/academica/article/view/2 326/1513, 6
Januari 2017 Ai Siti Farida, 2011. Sistem Ekonomi Indonesia. CV. Pustaka Setia,
Bandung Deliarnov, 2015, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, edisi ke-3.
Rajagrafindo Persada, Jakarta. 90 Vol. 18 No. 1 (Januari-Juni) 2017 M Abdul
Mannan, 1995, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, PT. Dana Bhakti Wakaf.
Yogyakarta. Muh, Idarah Adabiyah, Muhammad Abdul Manan, 1970, Islamic
Economi: Theori and practice (A Comparative Study). Delhi Prathama Rahardja dan
Mandala Manurung, 2018, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi) Ed-3, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta. Rozalinda, 2014. Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas
Ekonomi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai